ILMU PENDIDIKAN
Nim: 1192171002
PENDIDIKAN MASYARAKAT
T.A 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadiran ALLAH SWT atas rahnat dan karunianya saya
dapat menyelesaikan tugas crritical book dengan judul “Dasar-Dasar Pendidikan”dengan
tepat waktu. Critical book ini saya buat guna melengkapt tugas mata kuliah “Ilmu
Pendidikan”. Semoga memberikan manfaat bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa critical book ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya membutuhkan kritik dan saran yang guna untuk
memperbaiki dan penyempurnaan kedepannya.
Medan,Oktober 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
IDENTITAS BUKU.................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................2
A. Kelebihan ......................................................................................................23
B. Kelemahan .....................................................................................................23
BAB IV PENUTUP..................................................................................................24
A. Kesimpulan ...................................................................................................24
B. Saran...............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................25
ii
IDENTITAS BUKU
Buku Utama
Buku Pembanding
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui bimbingan
secara optimal yang bertujuan kearah pendewasaan. Pendidikan dilaksanakan dengan rencana
yang matang, mantap, sistematik, dan menyeluruh. Pendidikan tidak akan bermakna atau
berhasil dengan baik jikalau dilaksanakan dengan main-main tanpa keseriusan atau kesadaran
dalam penyelenggaraannya. Tujuan pendidikan kearah pendewasan maksudnya adalah kearah
pembentukan kepribadian manusia, yaitu pegembangan manusia sebagai makhluk individu,
makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk religius.
B. Tujuan
Tujuanny adalah untuk menegetahui informasi yang ada didalam buku, membandingkan isi
buku pertama dan isi buku kedua.
C. Manfaat
Manfaatnya adalah untuk menambah wawasan, memudahkan pembaca dan memahami isi
buku.
2
BAB II
ISI BUKU
A. Penciptaan Manusia
Teori evolusi mengatakan bahwa alam ini, termasuk manusia yang berada didalamnya
berkembang secara evolusionis (berubah atau berkembang secara perlahan) dari makhluk
yang sangat sederhana yang berkembang sedemikian rupa menjadi makhluk yang lebih
kompleks. Seperti pandangan agama, mengatakan bahwa manusia tidak diciptakan ditempat
ini (bumi), dan bahkan bukan merupakan bagian panjang yang dari sejarah alam seperti
diperkirakan dalam pandanga evolusionismentadi. Manusia pertama yang kemudian disebut
dengan Adam diciptakan didalam surga (suatu tempat yang jadi idaman para penganut agama
dan keberadaannya diluar alam ini, serta berbeda dengan alam ini karena bersifat immateri).
3
BAB II Kebutuhan Dan Pengembangan Dimensi Kepribadian Manusia
A. Kebutuhan Manusia
Kebutuhan Hidup Yang Bersifat Fisik, Macam ragam kebutuhan untuk hidup.
Untuk mempertahankan kehidupan diperlukan kebutuhan primer. Kebutuhn primer
adalah kebutuhan hidup yang tidak oleh tidak, harus ada dan tersedia.
Kebutuhan Hidup Yang Bersifat Praktis, Secara psikis seseorang memenuhi
pembinaan guna pengembangan aspek psikisnya. Seperti pengembangan berpikir,
mengingat, berfantasi, menanggap, mengamati, memerhatikan, dan lain sebagainya.
Kebutuhan itu harus dipenuhi sedemikian rupa agar ia dapat menikmati hidup dan
dalam rangka menciptakan manusia yang sehat jasmani dan rohani. Kebutuhan psikis
dapat disebutkan sebagai berikut. Rasa aman. Penghargaan, Aktualisasi Diri,
Kebutuhan Terhadap Agama.
B. Pengembangan Kepribadian Manusia
Pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yang mengandung makna seorang anak yang pergi
dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Dalam nahasa inggris pendidikan
diitilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual
(Muhajir,2000:20).
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
4
Pengertian Ilmu Pendidikan
Carter (1985:36) berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan
sistematis yang mencakup aspek-aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar dan juga
mengajukan instrumen secara seksam adalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan
untuk diuji berdasarkan pengalaman yang sering kali dalam bentuk eksperimen.
A. Komponen Pendidikan
Kegiatan pendidikan adalah sebuah sistem. Sebagai sebuah sistem pendidikan memuat
beberapa komponen-komponen tertentu yang saling memngaruhi dan menentukan. Berikut
ini adalah beberapa komponen pendidikan, tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, alat
pendidikan, lingkungan.
Tujuan Pendidikan
Tujuan umum, tujuan yang akan dicapai diahkir proses pendidikan, yaitu tercapainya
kedewasan jasmani dan rohani peserta didik
Tujuan khusus, tujuan tertentu yang hendak dicapai berdasar usia, jenis kelamin,
sifat, bakat, intelegensi, lingkungan sosial budaya, tahap-tahap perkembangan, dll.
Tujuan Tidak Lengkap, tujuan yang menyangkut sebagian aspek-aspek manusia,
misalnya tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja,tanpa memerhatikan yang
lainnya.
Tujuan Sementara, proses untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara
sekaligus, karenanya perlu ditempuh setingkat demi setingkat.
5
Tujuan Intermedier, tujuan peranta bagi tujuan lainnya yang pokok. Misalnya, anka
dibiasakan untuk menyapu halaman.
Tujuan Insidental, tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu yang sifatnya seketika
dan spontan. Misalnya, orang tua menegur anaknya agar berbicara sopan.
A. Landasan agama
B. Landasan Filosofis
Filsafat telah ada sejak manusia itu ada (Pidarta,2001). Manusia sebagai mkahluk sosial
dalam kehidupan bermasyarakat sudah memiliki gambaran dan cita-cita yangmereka kejar
dalam hidupnya. Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam
sampai akar-akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001).
Landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak. Landasan hukum
seorang guru boleh mengajar misalnya adanya surat keputusan tentang pengangngkatannya
sebagai guru.
D. Landasan Psikologis
Psikologis merupakan ilmu jiwa, yakni ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia, jiwa
atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang selalu berada dan
melekat pada manusia itu sendiri.
E. Landasan Sejarah
Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang
dapat didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuuh dengan informasi-informasi yang
mengandung kejadian-kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan
sebagainya.
6
Merupakan bagian dari hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Aspek budaya ini pun sangat berperan dalam proses pendidikan. Dapat dikatakan tidak ada
pendidikan yang tidak dimasuki unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak oleh budaya,
cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka juga budaya.
G. Landasan Sosiologi
Pidarta (2001) menyatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi sosiologi itu mempelajari bagaimana
manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan
unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan lainnya.
Sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, empiris, teoritis, komulatif, non-etis.
H. Landasan Ekonomi
Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula dalam bidang pendidikan. Karena masalah
pendidikan akan mendukung terhadap kelanjutan pendidikan, misalnya pemberian bantuan
pendidikan.
Tirtahardja (2005) pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki kaitan yang
sangat erat. IPTEK menjadi bagian utama dalam inti pembelajaran. Iptek merupakan salah
satu dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Asas tut wuri handayani merupakan konseptualisasi konsep tujuh asas pergurua Nasional
Taman Siswa yang lahir pada tanggal 3 juli 1992 yang merupakan asas perjuangan untuk
menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Ketujuh asas tersebut secara singkat disebut Asas
1992 yang diantaranya, bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri
dengan mengingat persatuan dalam prikehidupan umum.
7
UNESCO menetapkan defenisi kerja pendidikan seumur hidup sebagai konsep bahwa
pendidikan harus menetapkan beberapa hal sebagai berikut/
Dalam asas pendidikan seumur hidup, proses belajar mengajar disekolah mengemban dua
misi yakni, memnerikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efisien dan efektif dan
meningkatakan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dari belajar sepanjang hayat.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru, dalam peran utama
sebagai fasilitator dan motivator disamping peran-peran lain seperti informator,organisator,
dan sebagainya. Sebagai fasilitator, guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai
sumber belajar, sehingga memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan sumber-
sumber tersebut. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa
peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar.
A. Aliran Emperisme
B. Aliran Nativisme
Tokoh aliran nativisme adalah Schopenhaur. Seorang filsuf jerman yang hidup pada tahun
1788-1880. Nativisme berpendapat jika anak memiliki bakat jahat dari lahir ia akan menjadi
jahat, sebaliknya jika anak memiliki bakat baik ia akan menjadi baik. Faktor lingkungan
kurang berpengaruh terhadap lingkungan dan perkembangan anak.
C. Aliran Naturalisme
8
Naturalisme meempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir didunia mempunyai
pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi ruak karena pengaruh
lingkungan, sehingga naturalisme disebut negativisme.
D. Aliran Konvergensi
Aliran ini merupakan kombinasi anatara aliran nativisme dengan empirisme. Aliran ini
berpendapat bahwa anak lahir didunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan
perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan
dan lingkungan sama-sama berperan penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk
perkembangan.
E. Aliran Progresivisme
Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan yang wajar dan dapat
menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang
bersofat mengancam dirinya. Aliran ini memandanf bahwa peserta didik mempunyai akal dan
kecerdasan. Hak itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika
dibanding makhluk lain.
F. Aliran Kontruktivisme
Aliran ini berpendapat bahwa tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan
dari ciptaan (Paul suparno, 1997:24). Aliran ini mengaskan bahwa pengetahuan mutlak
diperoleh dari hasilkonstrukski kognitif dalam diri seorang melalui pengalaman yang diterima
lewat pancaindra, yaitu peglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan perasa.
A. Teori Pendidikan
9
Teori ini berlandaskan pada filsafat klasik, seperti perenialisme, essensialisme, dan
eksistensialisme, yang emandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara,
mengawetjan dan meneruskan warisan budaya. Teori pendidikan lebih menekankan peranan
isi pendidikan dari proses. Dalam prakteknya pendidikan mempunyai peranan besar dan lebih
dominan, sedangkan peserta didik memiliki peranan yang pasif sebagai penerima oinformasi
dan tugas-tugas dari pendidik.
Teori pendidikan ini bertolak belakang dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah
memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Peserta
didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik, pendorong, fasilitator dan
pelayan peserta didik.
Teknologi Pendidikan
Dalam teknologi pendidikan, yang telah diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan
kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan
budaya lama. Dalam konsep pendidikan teknologi, isis pendidikan dipilih oleh tim ahli
bidang-bidang khusus.
Suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial
yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Pendidikan
interaksional menekankan interaksi guru dengan peserta didik dan sebaliknya.
B. Pilar-Pilar Pendidikan
Ada lima pilar pendidikan yang direkomendasikan UNESCO yang dapat digunakan sebagai
konsep pembelajaran.
10
memperbaiki dan menumbuhkembangkan keterampilan dan juga bagaimana
mengembangkan teori atau konsep intelektualitasnya.
Learning to be, Hasil interaksi pembelajar dengan lingkungannt dapat membangun
pengetahuan dan kepercayaan diri dan sekaligus membangun jati diri.
Learning to live together, kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau
kelompok individu yang bervariasi akan membentuk kepribadian peserta didik untuk
memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap
keanekaragaman dan perbedaan hidup.
Learning how to learn, Learning how to learn akan membawa peserta didik pada
kemampuan untuk dapat mengembangkan strategi dan kiat belajar yang lebih
independen, kreatif, inovatif, efektif, dan efisien, dan penuh percaya diri.
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia, baik berupa benda
mati, mahkluk hidup, ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat
terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu.
Fungsi pertama lingkungn pendidikan adalah memebantu peserta didik dalam berinteraksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik, sosial, dan budaya, terutama
berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat mencapai tujuan pendidikan
secara optimal. Fungsi kedua lingkungan pendidikan adalah mengajarakan tingkah laku
umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peraan tertentu dalam
masyarakat.
11
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memeperoleh pendidikan secara langsung
atau tidak langsung.
Keluarga
kelompok primer yang terdiri dari sejumlah keluarga kecil karena hubungan sedarah, bisa
berbentuk keluarga inti (nucleus family;ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas
(disamping inti, ada orang lain seperti kakek, nenek, ipar, dan lain sebagainya. Tujuan
pendidikan dalam keluarga antara lain adalah; memelihara dan memebesarkan anak,
melindungi dan menjamin keseimbangan, baik jasmani maupun rohani, membei pengajaran
dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang utunk memiliki pengetahuan dan
kecakapan.
Lingkungan Sekolah
sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada
jiwa anak. Karena itu disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekola pun mempunyai
fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak. Pendidikan di
sekolah, biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang
mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis dan
distandarisasikan (Azra,1998).
Lingkungan Masyarakat
Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana masyarakat
dapar diartikan sebagai kumpulam individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara,
budaya, dan agama. Pendidikan masyarakat merupakan pendidikan yang menunjang
pendidikan keluarga dan sekolah, masyarajat besar pengaruhnya dalam memberi arah
terhadap pendidikan anak, terutama pada pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada
didalamnya (Dradjat,1992).
Hubungan antar keluarga dan sekolah terjadi pada kerja sama orangtua dengan pihak guru.
Kerjasama tersebut dibutuhkan untuk memantau kemajuan anak dalam proses pendidikan,
baik kemajuan dalam ranah intelektual maupun psikologis. Pada dasarnya banyak cara yang
12
dapat ditempuh untuk menjalin kerja sama natara keliarga dengan dekolah diantaranya
sebagai berikut;
Hubungan antara kelurga dan masyaraat dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, keluarga adalah
peletak dasar-dasar pendidikan sosial bagi anak yang di dalamnya terdapat pendidikan akan
pandangan hidup dan norma sosial. Kedua, masyarakat adalah wadah pengembangan
kemampuan sosial anak yang didalamnya terdapat kebudayaan, mobilitas sosial, dan peran-
peran sosial yang bisa dipelajari dan diambil oleh anak.
Sistem berasal dari Yunani yang berarti hubungan fungsional yang teratur antara unit-unit
atau komponen (Musnamar, 1985:38).
13
Pengertian Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional sebagaimana tercantum pada undang-undang No. 2 tahun 1989 pasal 1
ayat 2 adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang
berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah yang berdasarkan
kepada Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tntutan perubahan jaman. Pendidikan Nasional juga harus
tanggap terhadap dinamika perkembangan jaman, agar dunia pendidikan nasional tetap bisa
eksis dan lebih jauh survive mebghadapi tantangan dunia yang semakin global da koperatif.
Penyebaba utama kegagalan pendidikan sebuah negara, salah satunya adalah disebabkan oleh
soostem pendidikan yang digunakan, disamping faktor-faktor lain yang sifatya lebih kepada
masalah-masalah praktis pendidikan, seperti biaya pendidikan, pemerataaan pendidikan, serta
kualitas pengajar dan pengelolaan pendidikan. Sisidiknas yang dipergunakan di Indonesia
tampaknya memang tidak bisa dilepaskan dari konteks sejarah perjalanan bangsa Indonesia
itu sendiri. Paling tidak ada dua permasalahan yang menyangkut sisdiknas, yaitu konteks
historis dan aplikasi praksis.
14
Pendidikan Luar Biasa, pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk peserta didik
yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental. Bentuk pendidikannya berupa
Sekolah Dasar Luar Biasa.
Pendidikan Kedinasan, pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai
suatu departemen pemerintahan atau nondepartemen, bentuknya meliputi,
SPK,APDN.
Pendidikan Keagamaan, pendidikan khusus yang memepersiapkan peserta didik siap
melaksanakan tugas keagamaan,. Bentuknya meliputi, pendidikan dasar, misalnya MI,
MTS, MA, dan sebagainya.
Pemerataan pendidikan adalah persoalan yang terkait dengan bagaimana sistem pendidikan
yang dapat menyediakan kesempatanyang seluas-luasnya kepada warga negara utuk
15
memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber
daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah mutu pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar dalam sebuah
negara. Karena keberhasilan pembngunan suatu bangsa ditentukan oleh keberadaa sumber
daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan antara lain lewat pendidikan yang
berkualitas.
Efisiemsi pendidikan adalah apabila hasil yang dicapai maksimal, dengan biaya yang wajar,
karena baiaya merupakan ukuran efisien dalam proses pendidikan terutama apabila dalam
proses pendidikan dapat menghasilkan output pendidikan dengan biaya yang efisien.
Relevansi adalah kesesuaian program pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna atau stakeholders pendidikan, artinya apa
yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dapat dinikmati hasilnya oleh masyarakat atau tepat
guna.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masalah Pendidikan, ada dua faktor utama, yaitu
A. Pendidikan
Untuk memahami pendidikan ada dua istilah yaitu, paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie
bermakna pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan (Purwanto,1995:3).
B. Mendidik
Kata mendidik adalah kata kunci dari pendidikan. Untuk memahami makna mendidik dapat
dibandingkan langsung dengan makna mengajar. Mendidik memerlukan tanggung jawab
lebih besar daripada mengajar. Mendidik ialah membimbing pertumbuhan anak, jasmani
maupun rohani dengan sengaja, bukan saja untuk kepentingan pengajaran sekarang
melainkan utamanya untuk kehidupan seterusnya dimasa depan (Rasyidin, 2007:34).
Filsafat pendidikan yang bersifat perenialisme yang berpusat pada pelestarian dan
pengembangan budaya dan sifat pendidikan yang progresif yang berpusat pada
pengembangan subjek didik perlu disempurnakan. Filsafat pendidikan yang bersifat
perenialisme dan progresif yang melihat subjek didik sebagai bagian dari warga dunia, dan
mengingatkan dengan sungguh-sungguh agar warga negara tidak didikte oleh perubahan
tetapi mampu bertindak sebaga bangsa yang memberi alternatif. Dengan dasar itu, maka misi
pendidikan nasional dalam hal ini diterjemahkan sebagai rekonstruksi sosial.
D. Tujuan Pendidikan
17
Plato mengatakan bahwa tujuan pendidikan sesungguhnya adalah penyadaran terhadap self
knowing dan self realization kemudian inquiry dan reasoning and logic. Jadi, disisni jelas
bahwa tujuan pendidikan memberikan penyadaran terhadap apa yang diketahuinya, kemudian
pengetahuan tersebut harus direalisasikan sendiri dan selanjutnya mengadakan penelitian
serta mengetahui hubungan kausal, yaitu alasan dan alur pikirnya.
Tujuan nasional kita yang berasal dari berbagai akar budaya bangsa indonesia terdapat dalam
UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu UU No. 20 tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20
tahun 2003 tersebut, dikatakan “pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatf, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis, serta bertanggng jawab.
A. Empirisme
B. Nativisme
Aliran ini berkeyakinan bahwa manusia yang jahat akan menjadi jahat dan sebaliknya, yan
baik akan menjadi baik. Pendidikan yang tidak sesuai bakat dan pembawaan anak didik tidak
akan berguna untuk perkembangan anak itu sendiri. Singkatnya, aliran nativisme
menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor
pendidikan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak.
C. Naturalisme
Paham naturalisme dipelopori olh seorang filsuf Prancis J.J Rousseaue yang muncul pada
abad ke 18. Nature dalam bahasa latin memiliki makna alam. Menurut Rousseaue agar
seotrang anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, anak tersebut harus
18
diserahkan kepada alam. Kekuatan alam yang akan mengajakan kebikan-kebaikan yang
terklahir secara alamiah sejak kelahiran anak tersebut.
D. Konvergensi
Konvergensi artnya titik pertemuan. Pelopor aliran ini adalah Wiliam Sern (1871-1939),
seorang ahli ilmu jiwa yang berkebangsaan jerman. Ia mengatakan bahwa seseorang terlahir
dengan pembawaan baik dan juga dengan pembawaan buruk. Aliran ini menyampaikan
bahwa yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
leingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat itu.
A. Behaviorisme
Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh krena
itu, aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimana lingkungan
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran behavior, faktor lain yang
penting adalah rainforcement (penguatan), yaitu penguatan yang dapat memperkuat respon.
Tokoh aliran behaviorisme antara lain Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, Thorndike.
B. Kognitivisme
C. Kontruktivisme
Menurut teori kontruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan
adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Teori ini adalah merupakan pemingkatan dari teori
yang dikemukakan ole Piaget, Vigotsky, dan Bruner. Konsep pembelajaran menurut teori ini
adalah suau proses pembelajaran yang mengondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkam data.
19
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika pembelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun dirinya mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudu pandan pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Okoh teori ini adalah, Arthur W. Combs, Abraham Maslow, Carl Rogers,
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan pancasila dan UUD Dasar Negara RI 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia, dn tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.. pendidikan
nasional sebagaimana diatas, diharapkan berfungsi menegmbagkan kemampuan dan
memebentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik gar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negar aang demokratis.
B. Pemahaman Multikultural
Multikultural berarti beraneka ragam kebudayaan. Menurut Parsudi Suparlan (2002), akar
kata dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang dilihat dari fungsinya
sebagai pedoman bagi kehidupan manusia.
C. Multikulturalisme
Dari studi kejadian terkait konflik SARA, didapati salah satu penyebab utamanya adalah
akibat lemahnya pemahaman dan pemaknaan tentang konsep kearifan budaya. Dengan
demikian, konsep kearifan budaya dianggao perlu untuk dikenalkan kepada segenap
masyarakat terutama para siswa. Pemahaman tentang keragaman budaya merupakan sebuah
kekayaan bangsa Indonesia patut disyukuri, dihormati, dan dibanggakan.
Secara psikoogis, pendidikan toleransi dan empati mampu memperluas sensibilitas manusia,
membuatnya menyadari eksistensi dirinya sebagai bagia kecil dari sistem sosial dan kosmos
yang lebih besar. Dengan demikian, melalui toleransi dan empati, manusia meyerap perasaan
20
dan pengalaman kehidupan orang lain yang berasal dari ranah geopolitik, geokultural, dan
geoetnis berbeda.
Komarudin Hidayat (2004) mengajukan prinsio yang harus dipahami guru untuk
mengarahkan sekolah dengan kultur yang berorientasi multikultural, sebgai berikut.
Pendidikan yang hanya mementingkan kecerdasan otak dibading kecerdasan emosi dan
spiritual telah menimbulkan masalah dimasyarakat. Pendidikan dasar dan menegah yang
seharusnya menjadi dasar penyamaian dan penyuburan nilai-nilai luhur dalam dimensi sosial,
budaya, dan kemanusiaan kepada anak didik, menjadi tidak berdaya akibat tidak relevannya
antara tuntutan kurikulum dan perkembangan kondisi sosial budaya baik lokal, nasinal,
maupun global. Pendidikan yang bermutu pada dasarnya menghasilkan sumber daya manusia
yang bermutu pula. Sumber day amanusia yang bermutu itu dipupuk sesuai dengan
perkembangan potensi peserta didik semenjak penidikan dasar, menengah, maupun tinggi.
Akreditasi
Sertifikasi
Penjaminan mutu pendidikan
21
BAB VI Sejarah Penididikan Di Indonesia
Lahir 25 februari 1889 adalah selah seorang putra terbaik indonesia yang memiliki pemikiran
yang sangat maju pada zamannya dalam memeperjuangkan pendidikan. Ki Hajar Dewantara
Mendirikan pendidikan kebangsaan yang terkenal dengan Taman Siswa (3-7-1922). Sifat,
sistem dan metode pendidikan taman siswa diringkas kedalam empat kemasan yaitu asas
taman siswa, panca dharma, adat istiadat, dan semboyan atau perlambang.
2. Mohammad Syafei
Seorang berdarah minang yang dilahirkan di Kalimantan Barat. Syafei menerapkan ilmunya
dengan mengelola sebuah sekolah yang kemudi dikenal Sekolah INS Kayutanam. Tujuan
utama mendirikan sekolah tersebut adalah untuk mendidik anak-anak agar dapat berdiri
sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Dengan berdirinya sekolah ini, berarti
ia menentang sekolah-sekolah Hindia-Belanda yanghanya menyiapkan anak-anak untuk
menjadi pegawai-pegawai mereka saja.
Lahir dikampung Kauman, Yogyakarta pada tahun 1868 dengan nama Muhammad Darwis.
Secara personal, Ahmad Dahlan mengenal organisasi Budi Utomo melalui pembicaraan atau
diskusi dengan Joyosumarto, seorang anggota Budi Utomo di Yogyakarta yang mempunyai
hubungan dekat dengan dr. Wahidin Sudirohusodo, salah seorang pemimpin Budi Utomo
yang tinggal di Ketandan Yogyakarta. Ahmad Dahlan tidak hanya menjadi anggota biasa,
melainkan ia menjadi pengurus Kauman salah satu seorang komisaris dalam kepengurusan
Budi Utomo canag Yogyakarta.
Portugis datang dengan fungsi ganda, berdagang dan penyebaran agama. Kedudukan portugis
melemah akibat peperangan dengan raja-raja di Indonesia. Kesempatan kondisi Portugis yang
melemah diergunakan oleh Belanda untuk menggantikan posisi Portugis pada tahun 1605.
22
2. Periode Verenigde Oost Indische Compaigne (VOC)
Kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh VOC teutama dipusatkan dibagian timur Indonesia
dimana agama Katholik telah berakar dan di Batavia sebagai pusat administasi kolonial.
Setelah ambruknya VOC tahun 1816 pemerintah Belanda menggantikan keduudkan VOC
hindia belanda tahun 1801 dengan terang-terangan menyatakan bahwa tanah jajahan harus
memeberikan kentungan yang sebesar-besarnya kapada perdagangan dan kepada kekayaan
negeri Belanda.
23
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan
Kelebihan pada buku utama adalah materinya mencakup semua yang berkenaan kepada
dasar-dasar pendidikan. Langsung megarah kepada pembahasan yang dibahas. Setiap bab
terdapat rangkuman dan daftar pustaka yang berfungsi untuk mempermudah pembaca
memahami materi tersebut. Didalam buku tersebut juga terdapat pertanyaan-pertanyaan yang
bisa dijawab pembaca agar mengasah kemampuannya.
Kelebihan pada buku pembanding adalah materi yang ada dalam buku tersebut hampir sama
dengan buku utama, tetapi dibuku kedua terdapat sejarah pendidikan di Indonesia dan para
tokoh-tokoh pelopor pendidikan di Indonesia. Didalam buku ini menjelaskan konsep dan
aplikasi pendidikan.
B. Kelemahan
Kelemahan buku pembanding adalah pembahasannya tidak langsung tertuju kepada pokok
materi/ permasalahan materi.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu pendidikan sangat penting karena kana menjadi dasar pendidikan. Tujuan dari ilmu
pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia, menjadikan seseorang dewasa demi
kabahagiaan dalam menjalani kehidupan. Manfaat dari ilmu pendidikan adalah guru dapat
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip perkembangan kepribadian oara
siswa dan mengapliaksikannya ke proses pembelajaran.
B. Saran
Sebagai seorang pendidik hendaknya membeikan pemahaman kepada peserta didik atau
ditntut untuk memahami ilmu pendidikan. Agar ketika mendidik orang lain mereka dapat
memeberikan pemahaman atas apa yang diajarkan pendidik kepada peserta didik dengan
tidak terlalu sulit.
25
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo, M, Dkk. 2009. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali
Pers.
26