Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MICRO TEACHING
”KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU”

DOSEN PENGAMPUH :
Hermanzomi, M.Pd

Disusun Oleh :
Ilham Saputra 19087086
Wenda Amdiyul P 19087151
M Arbi H P 19087098
Indah Tri Witanti 19087089
Dara Kurnia P 19087070
Muhammad Royhid 19087110

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KE OLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Kompetensi Pedagogik Guru”
Selain itu kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan banyak
terimakasih kepada dosen pembimbing . serta rekan rekan yang turut bekerja sama
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, bak pepatah tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar tugas
ini menjadi lebih sempurna. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Padang, Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………….......................................... i


DAFTAR ISI ......…………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ……….………………............................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................……………............ 3
2.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik.................................................. 3
2.2 Pentingnya Kompetensi Pedagogik................................................. 4
2.3 Aspek Kompetensi Pedagogik......................................................... 6
2.4 Implementasi Penguasaan Kompetensi Pedagogik Oleh Guru........ 11
BAB IV PENUTUP ..............…………………...................................
4.1 Kesimpulan ........…………….…………........................….............
4.2 Saran ............................…………....................….......………….…
DAFTAR RUJUKAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 69,
pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan
profesi dan karier yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Menurut Permendikas No 16
Tahun 2007, standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari
empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja
guru.
Dalam konteks itu, kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk
perangkat tindakan cerdasdan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. (Zuldafrial dan Lahir,
2014:45)
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap
siswa, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Zuldafrial dan
Lahir, 2014:46)
Kompetensi pedagogik ini hanya ada pada profesi mengajar. Dengan
adanya kompetensi pedagogik, guru memiliki kesiapan yang ditunjukkan
dengan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan mengajar sehingga
pembelajaran dapat berjalan secara maksimal untuk mencapai tujuannya.

1
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa pengertian kompetensi pedagogik?
2. Apa saja pentingnya kompetensi pedagogik?
3. Apa saja aspek kompetensi pedagogik?
4. Bagaimana implementasi penguasaan kompetensi pedagogik oleh guru?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa mengetahui pengertian kompetensi pedagogik.
2. Mahasiswa mengetahui pentingnya kompetensi pedagogik.
3. Mahasiswa mengetahui aspek kompetensi pedagogik.
4. Mahasiswa mengetahui implementasi penguasaan kompetensi pedagogik
oleh guru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik


Kata kompetensi secara harfiah dapat diartikan sebagai kecakapan
atau kemampuan. Dalam bahasa arab kompetensi disebut dengan kafaah,
dan juga al ahliya, yang berarti memiliki kemampuan dan keterampilan
dalam bidangnya sehingga ia mempunyai kewenangan atau otoritas untuk
melakukan sesuatu dalam ilmunya tersebut.
Kompetensi diartikan dengan berbagai cara, tetapi pada dasarnya
kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan
skiap yang ditampilkan melalui unjuk kerja yang diharapkan bisa dicapai
seseorang setelah menyelesaikan suatu program pendidikan. Kompetensi
merupakan kombinasi yang kompleks antara pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan nilai-nilai yang ditunjukkan dalam konteks pelaksanaan
tugas. (Zuldafrial dan Lahir, 2014:44)
Menurut Finch & Crunkilton dalam Zuldafrial dan Lahir (2014:44),
kompetensi adalah sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan,
sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu hal. (Rokayah,2014:31)
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap
siswa, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Zuldafrial dan Lahir,
2014:46)
Majmudin dalam (2008) mengutarakan pengertian dari kompetensi
pedagogik guru ialah “Kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara
mendalam dan penyelengaraan pembelajaran yang mendidik”. Hal ini berarti
bahwa kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan seorang guru dalam

3
memahami peserta didik secara mendalam dan kemampuan dalam
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir A dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Rokayah,2014:31)
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetesi pedagogik
adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik
dan kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

2.2 Pentingnya Kompetensi Pedagogik


Menurut Hari Santosa dalam Sri Muniarti (2014), ada beberapa manfaat
yang diperoleh baik guru maupun siswa dengan adanya kompetensi
pedagogik.
1. Bagi Guru
a. Guru dapat mengembangkan kemampuannya anak didiknya dengan
maksimal karena guru yang menguasai beberapa teori tentang pendidikan
dengan mengerti bermacam-macam teori pendidikan dapat memilih mana
yang paling baik untuk membantu perkembangan anak didik.
b. Guru juga diharapkan memahami bermacam-macam model pembelajaran.
Dengan semakin mengerti banyak model pembelajaran, maka dia akan
lebih mudah mengajar pada anak sesuai dengan situasi anak didiknya.
Pada dasarnya peningkatan kompetensi pedagogik guru akan
menghindarkan kegiatan pembelajaran bersifat monoton ,tidak disukai
siswa dan membuat siswa kehilangan minat serta daya serap dan
konsentrasi belajarnya.
c. Guru mampu menyusun rancangan dan melaksanakan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi, karakteristik dan kebutuhan
siswa dalam belajarnya

4
2. Bagi Siswa
a. Siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahunya.
Guru harus dapat membangkitkan dan mengelola rasa ingin tahu anak
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru tidak hanya bercerita atau
menerangkan mata pelajaran tapi juga merangsang daya berpikir kritis
siswa memlaui ketrampilan bertanya dan uji coba.
b. Siswa memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan menyelesaikan
masalah.
Guru harus mampu mendesaian metode pengajarannya yang membuat
siswa aktif berpendapat atau menjawab ragam soal/permasalahan
pengetahuan lengkap dengan alasannya. Sehingga siswa berani
berpendapat dari berbagai macam sudut pandang ,mampu menyatakan
pendapat tanpa rasa takut salah ,cemas atau ditertawakan guru dan
temannya.Sekaligus siswa dapat dihargai pendapat orisinalitasnya dalam
mengajukan pemikiran dan pemecahan masalah yang berbeda dari teman
temannya.
c. Siswa dapat lebih nyaman dalam kegiatan belajarnya.
Guru harus menghargai imajinasi siswa ,rasa humor serta keberbakatan
yang dimiliki siswa ,walaupun siswa memiliki kelemahan pada satu atau
berbagai mata pelajaran.Sehingga siswa memiliki rasa percaya diri dan
perasaan berharga dari bakat atau kemampuan yang menonjol pada satu
atau beberapa bidang studi akademik maupun non akademik yang
dikuasainya.
d. Siswa memiliki kepribadian mantap dan memiliki rasa percaya diri.
Seorang guru harus dapat mengakui dan menerima setiap keunikan dan
perbedaan setiap siswanya tanpa dibeda bedakan baik lantaran prestasi
atau latar belakang lainnya.Selanjutnya diarahkan menuju etika universal
yang disepakati bersama , sehingga siswa merasa diperlakukan secara adil
dan bijak sana.
e. Siswa memiliki sopan santun dan taat pada peraturan.

5
Guru harus dapat menjadai teladan dalam berperilaku baik dalam ucapan
dan tindakan.Kemampuan guru untuk menciptkan iklim “fair” dan disiplin
dalam kegiatan belajarnya akan menciptakan rasa hormat siswa.
f. Siswa tumbuh jiwa kepemimpinannya dan mudah beradaptasi.
Guru dituntut dapat menciptakan suasana kondusif dalam kegiatan
pembelajaran guna membangun keberanian dan kemampuan nyata siswa
dalam mengkespresikan prestasi yang dimiliki setiap siswa.
Dengan dikuasainya kompetensi pedagogik oleh guru, diharapkan guru
dapat memahami siswa dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Sehingga
siswa dapat menerima pelajaran dengan lebih baik dan lebih menyenangkan.

2.3 Aspek Kompetensi Pedagogik


Kompetensi pedagogik menurut Mulyasa dalam Zarni (2014:15)
sekurang-kurangnya meliputi:
1. Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
Wawasan atau landasan kependidikan merupakan kompetensi
pedagogik mendasar bagi guru. Wawasan pendidikan dimiliki oleh
seorang guru dari pendidikan formal dengan syarat yang telah ditetapkan
pemerintah sesuai standar pendidikan nasional. Wawasan tentang
kependidikan harus selalu dipelajari dan dikembangkan oleh seorang
guru agar guru selalu bisa menyelaraskan antar pengalaman, ilmu yang
dimiliki dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
2. Pengembangan Kurikulum/Silabus
Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 69
,pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pengembangan dan penyiapan kurikulum pembelajaran haruslah
memadukan beberapa unsur antara lain, perkembangan peserta didik,
perkembangan IPTEK, lingkungan dan faktor-faktor lain yang dianggap
berpengaruh positif terhadap perkembangan peserta didik. Hal-hal
tersebut perlu dipahami oleh para pengembang kurikulum, guru, calon

6
guru, dan kepala sekolah agar dapat melaksanakan pembelajaran secara
efektif.
3. Perancangan Pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi
pedagogik yang harus memiliki guru, yang akan bermuara pada
pelaksanaan pembelajaran. Menurut Mulyasa dalam Zarni (2014:19)
perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu
identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan
program pembelajaran.Yakni dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Identifikasi Kebutuhan
Kegiatan ini meliputi aktivitas pencarian akan hal-hal yang
dibutuhkan dalam proses penyiapan pembelajaran terhadap peserta
didik. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan
dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai
bagian dari kehidupan dan mereka merasa memilikinya.
b. Identifikasi Kompetensi
Kompetensi yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula
terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan
media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian.
Oleh karena itu, setiap kompetensi merupakan perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak.
c. Penyusunan Program Pembelajaran
Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan program
pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka
pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan
proses pelaksanaan program.

7
4. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik
Pembelajaran yang mendidik dan diologis merupakan respon
terhadap praktek pendidikan anti realitas. Titik tolak penyusunan
program pendidikan atau politik harus beranjak dari kekinian,
eksistensial, dan konkrit yang mencerminkan aspirasi-aspirasi
masyarakat. Program tersebut diharapkan akan meransang kesadaran
masyarakat dalam menghadapi tema-tema realitas kehidupan. Dalam
pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan
pembentukan kompotensi peserta didik.
5. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran
dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan
menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu
sistem jaringan komputer yang dapat di akses oleh peserta didik. Fasilitas
pendidikan pada umumnya mencakup sumber belajar, sarana dan
prasarana penunjang lainnya, sehinnga peningkatab fasilitas pendidikan
harus ditekankan pada peningkatan sumber- sumber belajar, baik
kuantitas maupun kualitasnya. Perkembangan sumber-sumber belajar ini
memungkinkan peserta didik belajar tanpa batas, tidak hanya diruang
kelas, tetapi bisa di laboratorium, perpustakaan, di rumah, dan di tempat-
tempat lain.
6. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat
dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir
satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian
program.
a. Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum,
dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap dilakukan setiap

8
selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi
tertentu. Ulangan umum dilaksanakan secara bersama untuk kelas-
kelas paralel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama,
baik tingkat rayon, kecamatan, kabupaten maupun propinsi.
Sedangkan ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan.
b. Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan
membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan dalam rangka
memperbaiki program pembelajaran. Tes kemampuan dasar
dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.
c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan
kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan
menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan
waktu tertentu.
d. Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja
yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu
keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan
di tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian dilaksanakan
secara berkesimbungan sehingga peserta didik dapat mencapai
satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan usaha dan keuletanya. Untuk dapat memperoleh data
dan informasi tentang pencapaian benchmarking dapat diadakan
penilaian secara nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan
pendidikan.
e. Penilaian Program
Penilaian program dilakukan oleh Deperteman Pendidikan
Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan
berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan

9
nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan
masyarakat dan kemajuan zaman.
7. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai
Potensi yang Dimilikinya.
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta
didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui
kegiatan ekstra kurikuler, pengayaan dan remedial, serta bimbingan
konseling (BK).
a. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan tambahan di suatu
lembaga pendidikan, yang dilakukan diluar kegiatan kurikuler.
Jenis-jenis kegiatan ini, antara lain: paduan suara paskibraka,
pramuka, olah raga, kesenian, panjat tebing, pencipta alam dan
lainnya.
b. Pengayaan dan Remedial
Program ini merupakan pelengkap dan penjabaran dari program
mingguan dan harian. Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan
belajar, tugas-tugas, hasil tes, dan ulangan dapat diperoleh tingkat
kemampuan belajar setiap peserta didik.
c. Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan
karir. Oleh karena itu, guru mata pelajaran dan wali kelas harus
senantiasa berdiskusi dan berkoordinasi dengan guru bimbingan dan
konseling secara rutin dan berkesimbungan.

2.4 Implementasi Penguasaan Kompetensi Pedagogik oleh Guru


Penguasaan kompetensi pedagogik erat kaitannya dengan kemampuan
guru melakukan pembelajaran. Menurut Ishartiwi (2007:9), beberapa hal

10
yang dapat dilakukan guru untuk mengimplementasikan kompetensi tersebut,
yaitu:
1. Guru menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan tuntuan karakteristik
masyarakat masa depan. Dalam hal ini guru selalu mengikuti
perkembangan “ trend” yang sedang berkembangan di masyarakat, tetapi
tetap berprinsip dengan jati diri. Kondisi ini akan membantu guru akarap
dengan siswa tetapi tetap berwibawa sebagai tauladan, sehingga
mempunyai pengaruh positif bagi peserta didik.
2. Guru harus dapat mengajar dalam kelas dengan keragaman kemampuan
siswa. Dalam hal ini guru dapat mengembangkan seluruh modalitas belajar
dan seluruh spektrum kecerdasan siswa. Tentu saja dalam satu kelas
bervariasi dominasi kecerdasan dan cara siswa untuk menyerap informasi.
Guru harus membantu setiap siswa, hindari mengejek siswa yang lambat
pemahamannya, dan memuji bagi siswa pandai. Kondisi yang demikian
dapat memancing konflik siswa.
3. Guru selalu mengembangkan diri dan berwawasan profesional tinggi
sesuai perkembangan keilmuan. Melalui forum srawung ilmiah guru dapat
memperoleh pengetahuan perkembangan bidang ilmunya. Guru juga dapat
memanfaatan akses internet dalam mengikuti perkembangan tersebut. Hal
yang penting adalah guru membimbing siswa untuk memperkaya
pengetahuan dalam bidangnya melalui akses berbagai sumber. Artinya
guru jangan terpaku dengan buku paket.
4. Guru dalam pembelajaran memberikan tugas yang menantang siswa untuk
berekplorasi tentang pengetahuan yang dipelajari. Dalam mengajar guru
mengkaitkan denga isu-isu yang sedang berkembang, dan membimbing
siswa untuk menganalisis dan mencarai alternatif pemecaahannya dengan
pertimbangan alasan yang jelas. Variasi tugas pembelajaran sangat penting
antara individu dan tugas kelompok. Selanjutnya siswa diberi kesempatan
untuk memaparkan ide gagasannya, serta siswa mendapat balikan secara
kritis konseptual dan kontekstual dari guru. Kondisi ini dapat
menumbuhkan multi interaksi antar anggota kelas.

11
5. Guru Mengajarkan ilmu “Bukan Hanya untuk sukses Ujian Nasional”,
tetapi pembelajaran yang bermakna. Siswa memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Dalam hal ini guru mengajarkan bahawa fungsi
belajar untuk kelangsungan hidup. Oleh karena itu luaran hasil belajar
adalah siswa cerdas, bukan hanya siswa mendapat nilai benar secara
mutlak. Namun guru juga menekankan usaha pencapaian nilai tersebut
melalui cara benar, dan menghindari dari sikap menghalalkan semua cara.
Aspek kejujuran, usaha, berpikir pada diri siswa lebih dihargai, sebagai
proses belajar.
6. Guru selalu membaca bidang ilmu dan bidang pembelajaran untuk
menambah pemahaman, dan ditindak lanjuti penerapannya dalam
pembelajaran sekaligus sambil melakukan penelitian (PTK) melalui tugas
pelaksanaan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan
secara efektif oleh setiap guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
tanpa harus meninggalkan tugas utamanya mengajar. (Mulyasa,2008:154)
Hal ini untuk pengembangan diri dengan melibatkan siswanya, agar dapat
melakukan pembaharuan-pembaharuan (mengajar dengan menggunakan
basis ilmiah).

12
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Kompetesi pedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik dan kemampuan menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik.
2. Manfaat yang diperoleh baik guru maupun siswa dengan adanya
kompetensi pedagogik
Bagi Guru
a. Guru dapat mengembangkan kemampuannya anak didiknya dengan
maksimal.
b. Guru juga diharapkan memahami bermacam-macam model
pembelajaran.
c. Guru mampu menyusun rancangan dan melaksanakan strategi
pembelajaran
Bagi Siswa
a. Siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahunya.
b. Siswa memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan
menyelesaikan masalah.
c. Siswa dapat lebih nyaman dalam kegiatan belajarnya.
d. Siswa memiliki kepribadian mantap dan memiliki rasa percaya diri.
e. Siswa memiliki sopan santun dan taat pada peraturan.
f. Siswa tumbuh jiwa kepemimpinannya dan mudah beradaptasi.
3. Kompetensi pedagogik sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan
b. Pengembangan Kurikulum/Silabus
c. Perancangan Pembelajaran
d. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik

13
e. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
f. Evaluasi Hasil Belajar
g. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai
Potensi yang Dimilikinya.
4. Hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk mengimplementasikan
kompetensi pedagogik, yaitu:
a. Guru menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan tuntuan
karakteristik masyarakat masa depan.
b. Guru harus dapat mengajar dalam kelas dengan keragaman
kemampuan siswa.
c. Guru selalu mengembangkan diri dan berwawasan profesional tinggi
sesuai perkembangan keilmuan
d. Guru dalam pembelajaran memberikan tugas yang menantang siswa
untuk berekplorasi tentang pengetahuan yang dipelajari.
e. Guru Mengajarkan ilmu “Bukan Hanya untuk sukses Ujian Nasional”,
tetapi pembelajaran yang bermakna
f. Guru selalu membaca bidang ilmu dan bidang pembelajaran untuk
menambah pemahaman, dan ditindak lanjuti penerapannya dalam
pembelajaran sekaligus sambil melakukan penelitian (PTK) melalui
tugas pelaksanaan pembelajaran.

4.2 Saran
Sebagai calon pendidik kita harus mengetahui, memahami, dan
mempunyai kompetensi yang telah ditentukan, salah satunya yaitu
kompetensi pedagogik. Dengan begitu maka kita akan menjadi guru yang
profesional.

14
DAFTAR RUJUKAN

Anggota Ikapi.2011.Undang-undang Guru dan Dosen.Bandung:Fokus Media

Mulyasa.2008.Menjadi Guru Profesional.Bandung:Remaja Rosdakarya

Republik Indonesia.2003. UU No 20 Tahun 2003 (Sisdiknas).Sekretariat Negara.


Jakarta.

Republik Indonesia.2005. UU No 14 Tahun 2005 (Guru & Dosen).Sekretariat


Negara. Jakarta.

Republik Indonesia.2007.Permendiknas No 16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi


Akademik dan Kompetensi Guru. Sekretariat Negara. Jakarta.

Zarni.2014.KompetensiPedagogik.(Online).http://repository.uin.suska.ac.id/5936/
3/BAB%20II.pdf. Diakses pada 16 September 2017

Zuldafrial & Lahir.2014.Profesi Kependidikan Guru.Yogyakarta: Media Perkasa

15

Anda mungkin juga menyukai