Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN

SARANA DAN PRASARANA


Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan
Doses Pengampu : Shidiq Premono, M. Pd.

Disusun oleh:
Dwie Arum Tiansyah (16670008)
Haniam Maria (16670022)
Fitri Suryani (16670030)
Nurviana Arum Yudanti (16670031)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya, atas jasa beliau kita sebagai umat Islam bisa
melihat dunia ini dipenuhi akhlaq yang mulia , rahmat, dan kasih sayang yang
selalu tumbuh diantara ummatnya.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada Bapak Shidiq Premono selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah membimbing
kami, teman-teman kelas Pendidikan Kimia 2016 yang turut memberi motivasi
kami, dan tak lupa kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per
satu.
Di dunia ini tidak ada yang sempurna, oleh karena itu kami memohon
maaf apabila dalam makalah kami terdapat kesalahan yang tidak kami sengaja.
Dan kami mengharap kritik dan saran dari pembaca, agar kami dapat menjadi
lebih baik lagi dan makalah ini bisa lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi
pendidikan kami khususnya dan pembaca umumnya.

Yogyakarta, 15 Maret 2018


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii


DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
a. Manajemen Sarana dan Prasarana .............................................................3
b. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana .................................................6
c. Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana .................................................6
d. Standar Manajemen Sarana dan Prasarana ................................................7
e. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana ..................................................14
f. Persoalan Manajemen Sarana dan Prasarana.............................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................22
B. Saran ........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang
dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya
hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang
memadai disertai dengan pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal. Seiring
dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih
dikenal dengan istilah KTSP dimana penerapan desentralisasi pengambilan
keputusan, memberikan hak otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan
pendidikan.
Untuk mengoptimalkan penyedian, pendayagunaan, perawatan dan
pengendalian sarana dan prasarana pendidikan, sekolah dituntut untuk
memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah
menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan
tetap mengacu pada peraturan dan perundang undangan pendidikan nasional
yang berlaku.
Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolok ukur
dari mutu sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan
prasarana yang tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik. Untuk itu
diperlukan pemahaman dan pengaplikasian manajemen sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Bagi pengambil kebijakan di
sekolah pemahaman tentang sarana dan prasarana akan membantu memperluas
wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan,
menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat
dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu manajemen sarana dan prasarana?
2. Apa tujuan manajemen sarana dan prasarana?
3. Apa prinsip manajemen sarana dan prasarana?
4. Bagaimana standar sarana dan prasarana?

1
5. Bagaimana proses manajemen sarana dan prasarana?
6. Bagaimana persoalan sarana dan prasarana?

C. Tujuan
1. Mengetahui manajemen sarana dan prasarana.
2. Mengetahui tujuan manajemen sarana dan prasarana.
3. Mengetahui prinsip manajemen sarana dan prasarana.
4. Mengetahui standar manajemen sarana dan prasarana.
5. Mengetahui proses manajemen sarana dan prasarana.
6. Mengetahui persoalan sarana dan prasarana.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Sarana dan Prasarana


1. Pengertian Sarana dan Prasarana
Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari
dua unsur, yaitu sarana dan prasarana. Menurut Mulyasa, sarana pendidikan
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti
papan tulis, spidol, penghapus, alat tulis, buku, dan media pengajaran.
Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya suatu proses pendidikan atau
pengajaran di suatu lembaga pendidikan, seperti gedung, ruang kelas, halaman,
kebun sekolah, jalan menuju sekolah, dan sebagainya. namun, apabila
prasarana tersebut digunakan secara langsung untuk kegiatan belajar mengajar,
misalnya kebun sekolah digunakan untuk kegiatan belajar biologi maka kebun
sekolah menjadi sarana pendidikan.1
2. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk
mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan
efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Tim
Pakar Manajemen Universitas Negeri Malang, manajemen sarana dan
prasarana adalah proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana
pendidikan yang dimiliki oleh sekolah secara efektif dan efisisen.2 Mulyasa
juga menambahkan bahwa tugas dari manajemen sarana dan prasarana yaitu
mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat
memberikan kontribusi secara optimal dan berarti dalam proses pendidikan.3
3. Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana
Sehubungan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa
macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (a) habis tidaknya dipakai;

1
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta : Teras, 2009), hlm. 115.
2
Baharuddin & Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam Transformasi Menuju
Sekolah/Madrasah Unggul (Malang : UIN Maliki Press, 2010), hlm. 83.
3
Ibid., hlm. 84.

3
(b) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (c) hubungannya dengan proses
belajar mengajar.
a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai.
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana
pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana
pendidikan tahan lama.
1) Sarana Pendidikan yang Habis Dipakai
Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang
apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat, seperti
kapur tulis, spidol, penghapus dan sapu, serta beberapa bahan kimia yang
digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, ada
beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi
dan kertas karton. Sedangkan, contoh sarana pendidikan yang berubah
bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu, dan kertas. Semua contoh
tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau
beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.
2) Sarana Pendidikan yang Tahan Lama.
Sarana pendidikan yang tahan lama, yaitu kesekuruhan bahan atau alat
yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu relatif lama,
sepeti bangku, kursi, mesin tulis, komputer, dan peralatan keluarga.
b. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan.
1) Sarana Pendidikan yang Bergerak.
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa
digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya,
seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa digerakkan atau
dipindahkan ke mana saja.
2) Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak.
Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua sarana pendidikan
yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah,
bangunan, sumur, dan menara, serta saluran air dari PDAM/semua yang

4
berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk
dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.4
c. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis
sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol (alat
pelajaran), alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan yang
lainnyayang digunakan guru/dosen dalam mengajar. Kedua, sarana
pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar
mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
Adapun prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua
macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan
untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan,
ruang praktik ketrampilan, dan ruang labolatorium. Kedua, prasarana
pendidikan keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar,
tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya belajar belajar
mengajar, seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushala, tanah, jalan menuju
lembaga, kamar kecil, ruang usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala
sekolah dan tempat parkir kendaraan.
Sarana dan prasarana pendidikan dalam lembaga pendidikan islam
sebaiknya dikekola dengan sebaik mungkin sesuai ketentuan-ketentuan
berikut ini:
1) Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat dan awet.
2) Rapi, indah, bersih anggun, dan asri sehingga menyejukkan pandangan
dan perasaan siapapun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan
islam.
3) Kreatif, inovatif, responsif, dan variatif sehingga dapat merangsang
timbulnya imajinasi peserta didik.
4) Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui
perencanaan yang matang untuk menghindari kecenderungan bongkar
pasang bangunan.

4
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah : Teori dan Aplikasinya (Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2004), hlm. 3.

5
B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana
Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki
tujuan sebagai berikut :
1. Menciptakan sekolah/madrasah yang bersih, rapi, indah shingga
menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas
maupun kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan
pendidikan.5
Secara lebih rinci tim pakar manajemen Universitas Negeri Malang
mengidentifikasi beberapa hal mengenai tujuan sarana dan prasarana
pendidikan, yaitu :
1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui
system perencanaan dan pengadaan secara hati-hati, sehingga sekolah atau
madrasah yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang efisien.
2. Untuk mngupayakan pemakaina sarana dan prasarana sekolah itu harus
secara tepat dan efisien.
3. Untuk mengupayaan pemeliharaa sarana dan parsarana pendidikan secara
teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan
selalu dalam keaadaan siap pakai ketika akan digunakan dan diperlukan.6
Jadi, tujuan manajeman sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar
dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap proses pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

C. Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana


Dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah, terdapat sejumlah
prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal.
Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip percapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh
personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses pembelajaran di
sekolah.

5
Baharuddin & Moh. Makin, op.cit., hlm. 85.
6
Sulistyorini, op.cit., hlm. 117.

6
2. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus dilakukan melalui perncanaan yang seksama, sehingga dapat
diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang
murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-hati sehingga
mengurangi pemborosan.
3. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi,
dan petunjuk teknis yang di berlakukan oleh pihak yang berwenang.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang
mampu bertanggung jawab, apabila melibatkan banyak personel sekolah
dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung
jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah.
5. Prisip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja
sekolah yang sangat kompak.7

D. Standar Manajemen Sarana dan Prasarana


Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk
SMA/MA, sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai
berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium biologi,
4. ruang laboratorium fisika,
5. ruang laboratorium kimia,
6. ruang laboratorium komputer,
7. ruang laboratorium bahasa,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
10. ruang tata usaha,

7
Ibrahim Bafadal, op.cit., hlm. 5.

7
11. tempat beribadah,
12. ruang konseling,
13. ruang UKS,
14. ruang organisasi kesiswaan,
15. jamban,
16. gudang,
17. ruang sirkulasi,
18. tempat bermain/berolahraga.
Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di
setiap ruang diatur dalam standar tiap ruang sebagai berikut :
1. Ruang Kelas
a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktik
yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktik dengan alat khusus
yang mudah dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.
c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 32 siswa.
d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/siswa. Untuk rombongan
belajar dengan siswa kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas
adalah 30 m2. Lebar minimum ruang kelas adalah 5 m.
e. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke
luar ruangan.
f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar siswa dan guru dapat
segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik
saat tidak digunakan.
2. Ruang Perpustakaan
a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan siswa dan guru
memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan
membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas
mengelola perpustakaan.
b. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu setengah kali
ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5 m.

8
c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan
yang memadai untuk membaca buku.
d. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah/madrasah yang mudah
dicapai.
3. Ruang Laboratorium Biologi
a. Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biologi secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus.
b. Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum satu rombongan
belajar.
c. Rasio minimum ruang laboratorium biologi adalah 2,4 m2/siswa. Untuk
rombongan belajar dengan siswa kurang dari 20 orang, luas minimum
ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi adalah 5
m.
d. Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
4. Ruang Laboratorium Fisika
a. Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran fisika secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus.
b. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan
belajar.
c. Rasio minimum ruang laboratorium fisika adalah 2,4 m2/siswa. Untuk
rombongan belajar dengan siswa kurang dari 20 orang, luas minimum
ruang laboratorium adalah 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium fisika minimum adalah 5 m.
d. Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.

9
5. Ruang Laboratorium Kimia
a. Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran kimia secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus.
b. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu rombongan
belajar.
c. Rasio minimum ruang laboratorium kimia adalah 2,4 m2/siswa. Untuk
rombongan belajar dengan siswa kurang dari 20 orang, luas minimum
ruang laboratorium adalah 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium kimia minimum adalah 5 m.
d. Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
6. Ruang Laboratorium Komputer
a. Ruang Laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat
mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi.
b. Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang.
c. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer adalah 2 m2/siswa.
Untuk rombongan belajar dengan siswa kurang dari 15 orang, luas
minimum ruang laboratorium komputer adalah 30 m2. Lebar minimum
ruang laboratorium komputer adalah 5 m.
7. Ruang Laboratorium Bahasa
a. Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat mengembangkan
keterampilan berbahasa, khusus untuk sekolah/madrasah yang
mempunyai Jurusan Bahasa.
b. Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum satu rombongan
belajar.
c. Rasio minimum ruang laboratorium bahasa adalah 2 m2/siswa. Untuk
rombong-an belajar dengan siswa kurang dari 15 orang, luas minimum
ruang labora-torium adalah 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium
bahasa adalah 5 m.

10
8. Ruang Pimpinan
a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru,
orang tua murid, unsur komite sekolah/madrasah, petugas dinas
pendidikan, atau lamu lainnya.
b. Luas minimum ruang pimpinan adalah 12 m2 dan lebar minimum adalah
3 m.
c. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah/madrasah,
dapat dikunci dengan baik.
9. Ruang Guru
a. Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik siswa maupun tamu lainnya.
b. Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m2/guru dan luas minimum
adalah 56 m2.
c. Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun dari
luar lingkungan sekolah/madrasah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
10. Ruang Tata Usaha
a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk
mengerjakan administrasi sekolah/madrasah.
b. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m2/petugas dan luas
minimum adalah 16 m2.
c. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun
dari luar lingkungan sekolah/madrasah, serta dekat dengan ruang
pimpinan.
11. Tempat Beribadah
a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah
melaku-kan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada
waktu sekolah/ madrasah
b. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap satuan
pendidikan, dengan luas minimum adalah 12 m2.

11
12. Ruang Konseling
a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat siswa mendapatkan layanan
konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karir.
b. Luas minimum ruang konseling adalah 9 m2.
c. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin
privasi siswa.
13. Ruang UKS
a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini siswa yang
mengalami gangguan kesehatan di sekolah/madrasah.
b. Luas minimum ruang UKS adalah 12 m2.
14. Ruang Organisasi Kesiswaan
a. Ruang Organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan
kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan.
b. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan adalah 9 m2.
15. Jamban
a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.
b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 siswa pria, 1 unit
jamban untuk setiap 30 siswa wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.
Banyak minimum jamban setiap sekolah/madrasah adalah 3 unit.
c. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2.
d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan.
e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
16. Gudang
a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di
luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah/madrasah
yang tidak/ belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip
sekolah/madrasah yang telah berusia lebih dari 5 tahun.
b. Luas minimum gudang adalah 21 m2.
c. Gudang dapat dikunci.
17. Ruang Sirkulasi
a. Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar
ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat

12
berlangsungnya kegialan bermain dan interaksi sosial siswa di luar jam
pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-
kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah/madrasah.
b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-
ruang di dalam bangunan sekolah/madrasah dengan luas minimum
adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum
adalah 1,8 m, dan tinggi minimum adalah 2,5 m.
c. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan
baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Koridor tanpa dinding pada lantai alas bangunan bertingkat dilengkapi
pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.
e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan
panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga.
f. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat
tidak lebih dari 25 m.
g. Lebar minimum tangga adalah 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga
adalah 17 cm, lebar anak tangga adalah 25-30 cm, dan dilengkapi
pegangan tangan yang kokoh dengan tinggi 85-90 cm.
h. Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga hams dilengkapi bordes
dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.
i. Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
18. Tempat Bermain/Berolahraga
a. Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain,
berolahraga. pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.
b. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga adalah 3 m2/siswa. Jika
ba-nyak siswa kurang dari 334 orang, luas minimum tempat
bermain/berolahraga adalah 1000 m2.
c. Di dalam luasan tersebut terdapat tempat berolahraga berukuran
minimum 30 m x 20 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik,
dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang
mengganggu kegiatan olahraga.
d. Sebagian tempat bermain ditanami pohon penghijauan.

13
e. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang paling sedikit
mengganggu proses pembelajaran di kelas.
f. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.8

E. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana


Manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasaan, dan evaluasi kegiatan pengadaan
barang, pembagian dan penggunaan barang (inventasi), perbaikan barang, dan
tukar tambah maupun penghapusan barang.9
Proses yang dilakukan dalam manajemen sarana dan prasarana
pendidikan memiliki beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Perencanaan sarana atau alat pelajaran tidak semudah perencanaan
prasarana yang hanya mempertimbangkan selera dan dana yang tersedia. Untuk
proses pengadaan sarana harus mempertimbangkan lebih banyak dan semuanya
bersifat edukatif. Adapun tahap-tahap perencanaan sarana (alat pelajaran)
sebagai berikut :
a) Mengadakan analisis tentang mata pelajaran apa saja yang membutuhkan
sarana dalam penyampaian pembaelajarannya. Hal ini dilakukan oleh para
guru bidang studi.
b) Apabila kebutuhan sarana yang diajukan para guru melampaui
kemampuan daya beli sekolah, maka diadakan seleksi yang berdasarkan
pada prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya.
c) Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat
yang sudah ada ini perlu ditinjau lagi, dan mengadakan re-inventarisasi.
d) Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran/media yang masih dapat
dimanfaatkan, baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.
e) Mencari dana apabila masih kekurangan dana dalam pengadaan sarana
pendidikan.

8
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
9
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Solo : Ar-Ruzz, 2010), hlm. 157.

14
f) Menunjuk seseorang dalam melaksanakan pengadaan sarana dan prasrana.
Penunjukkan ini sebaiknya berdasarka pada keahlian, kelincahan
berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya.
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pengadaan sarana pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk memperoleh sarana pendidikan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses
pendidikan dan pengajaran. Pengadaan sarana pendidikan dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a) Dropping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberikan
pemerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga
pengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tetap harus
mengusahakan dengan cara lain.
b) Pembeliaan artinya sarana pendidikan tersebut harus dibeli sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c) Meminta sumbangan wali murid atau mengajukan proposal bantuan
pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga sosial yang tidak
mengikat.
d) Membuat sendiri yaitu sarana pendidikan dapat dibuat sendiri oleh
sekolah.
e) Menerima hibah atau bantuan atau sumbangan dari pihak lain, dan
menyewa atau meminjam artinya sarana pendidikan yang diperlukan
disewa atau dipinjam dari pihak lain dalam jangka waktu tertentu.
f) Guna susun (kanibalisme) artinya suatu pengadaan barang dengan
menggunakan barang-barang yang sudah tidak bisa dipakai kemudian
disusun kembali sehingga menjadi sarana pendidikan atau daur ulang.
Memilih sarana dan prasana pendidikan Islam bukanlah berupa resep
yang lengkap dengan petunjuk-petunjuknya, lalu pendidik menerima resep itu
begitu saja. Sarana pembelajaran hendakaya direncanakan, dipilih dan
diadakan dengan teliti sesuai dengan kebutuhan sehingga penggunaannya
berjalan dengan wajar. Untuk itu pendidik hendaknya menyesuaikan dengan
sarana pembelajaran dengan faktor-faktor yang dihadapi, yaitu tujuan apakah
yang hendak dicapai, media apa yang tersedia, pendidik mana yang akan
mempergunakannya, dan yang peserta didik mana yang di hadapi. Faktor lain

15
yag hendaknya dipertimbangkan dalam pemilihan sarana pembelajaran adalah
kesesuaian dengan ruang dan waktu.
3. Pemeliharaan dan Penyimpanan Sarana dan Prasarana
Kegiatan setelah proses pengadaan adalah pencatatan, penyimpanan,
dan pemeliharaan sarana pendidikan. Pencataan atau yang lebih dikenal dengan
inventarisasi harus dilaksanakan secara terperinci. Tujuan dari inventarisasi
adalah sebagai berikut:
a) Tertib administrasi dan tertib sarana pendidikan.
b) Pendaftaran, pengendalian dan pengawasan setiap sarana.
c) Usaha untuk memanfaatkan penggunaan setiap sarana.
d) Menunjang proses belajar mengajar.10
Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
menurut Bafadal (2003) meliputi :
a) Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan didalam buku
penerimaan barang, buku bukan inventaris, buku (kartu) stok barang.
b) Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang
inventaris. Caranya dengan membuat kode barang dan menempelkannya
atau menuliskannya pada badan barang perlengkapan yang tergolong
sebagai barang inventaris. Tujuannya adalah untuk memudahkan semua
pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan di sekolah
baik ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis
golongannya. Biasanya kode barang itu berbentuk angka atau numerik yang
menunjukkan departemen, lokasi, sekolah, dan barang.
c) Semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang
inventaris harus dilaporkan. Laporan tersebut sering disebut dengan istilah
laporan mutasi barang. Pelaporan dilakukan daalm periode tertentu, sekali
dalam satu triwulan. Dalam satu tahun ajaran misalnya, pelaporan dapat
dilakukan pada bulan juli, oktober, januari, dan april tahun berikutnya.
Program pemeliharaan dapat di tempuh melalui langkah-langkah
berikut ini:
a) Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah .

10
Fitro Muna, “Makalah Sarana dan Prasarana Pendidikan”, dalam
http://fitromuna.blogspot.com/2012/09/makalah-sarana-dan-prasarana-sekolah.html. Diakses
13 Maret 2018 pukul 09.45.

16
b) Membuat daftar sarana dan prasarana termasuk seluruh perawatan yang ada.
c) Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap perawatan dan
fasilitas sekolah .
d) Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada
masing-masing bagian di sekolah.
e) Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja
peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat
sarana dan prasarana sekolah.
4. Penggunaan Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan yang disediakan dimaksudkan untuk memperlancar
proses belajar mengajar. Sarana pendidikan ditinjau dari fungsinya dapat
digolongkan menjadi:
a) Sarana pendidikan yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar,
seperti alat pelajaran, alat peraga, dan media pendidikan.
b) Sarana pendidikan yang tidak langsung terlihat dalam proses pendidikan dan
pengajaran, seperti gedung, perabot kantor, kamar mandi dan sebagainya.
Pengaturan penggunaan sarana pendidikan dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut:
a) Banyaknya sarana pendidikan untuk tiap-tiap macam.
b) Banyaknya kelas masing-masing tingkat.
c) Banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelas.
d) Banyaknya ruang atau kelas yang ada di sekolah.
e) Banyaknya guru atau karyawan yang terlihat dalam penggunaan sarana
pendidikan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas penggunaan sarana
pendidikan dapat diatur sebagai berikut:
a) Sarana pendidikan untuk kelas tertentu.
Maksudnya suatu alat yang hanya digunakan untuk kelas tertentu sesuai
dengan materi kurikulum, jika banyaknya alat untuk mencukupi banyaknya
kelas, maka sebaiknya alat-alat disimpan di kelas agar mempermudah
penggunaan.

17
b) Sarana pendidikan untuk beberapa kelas.
Apabila jumlah alat yang tersedia terbatas, padahal yang membutuhkan
lebih dari satu kelas, maka alat-alat tersebut terpaksa digunakan bersama-sama
secara bergantian.
c) Sarana pendidikan untuk semua kelas.
Penggunaan alat untuk semua kelas dapat dilakukan dengan membawa
ke kelas yang membutuhkan secara bergantian atau siswa yang akan
menggunakan mendatangi ruangan tertentu.
d) Sarana pendidikan yang dapat digunakan oleh umum.
Sarana pendidikan yang digunakan untuk beberapa kelas dan semua
murid, dan murid yang akan membutuhkannya akan dibawa ke ruang atau
kelas tersebut disebut kelas berjalan.11
5. Penghapusan Sarana dan Prasarana
Pengahapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar
inventaris dengan cara berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Kerusakan kecil pada sarana pendidikan masih mungkin diperbaiki tetapi
apabila kerusakan besar diperbaiki sudah tidak ekonomis, efektif dan efisien,
sarana tersebut sebaiknya dihapuskan. Penghapusan sarana dari daftar
inventaris berfungsi sebagai berikut:
a) Mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih besar.
b) Mengurangi pemborosan biaya.
c) Meringankan beban kerja inventarisasi.
d) Membebaskan tanggung jawab satuan organisasi terhadap suatu barang
atau sarana pendidikan.
Beberapa pertimbangan yang dapat dipakai sebagai alasan penghapusan
sarana pendidikan adalah sebagai berikut:
a) Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dipergunakan atau
diperbaiki lagi.
b) Perbaikan memerlukan biaya yang besar sehingga tidak ekonomis.
c) Kegunaan sarana pendidikan tidak sebanding dengan biaya pemeliharaan
dan perbaikan.
11
Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta : Aditya Media, 2008),
hlm. 278.

18
d) Penyusutan sarana di luar kekuasaan pengurus sarana.
e) Tidak sesuai dengan kebutuhan saat ini.
f) Barang kelebihan, jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak terpakai
lagi.
g) Adanya penurunan efektifitas kerja.
h) Barang atau sarana pendidikan sudah tidak ada, karena dicuri, terbakar
atau hilang
Penghapusan barang atau sarana pendidikan dapat dilakukan dengan
berbagai macam antara lain:
a) Penjualan, barang atau sarana pendidikan dijual.
b) Tukar menukar barang, barang yang tidak dipakai ditukarkan dengan
barang baru atau sarana baru.
c) Dihibahkan, barang atau sarana pendidikan yang tidak dipakai dihibahkan
kepada lembaga lain yang membutuhkan.
d) Dibakar, barang yang tidak mungkin dijual atau dihibahkan bisa dibakar.12

F. Persoalan Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu komponen yang
menunjang keberhasilan atau ketercapaian tujuan pendidikan. Segala bentuk
permasalahan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana hendaknya segela
diselesaikan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang efisien
dan berjalan lancar. Proses pebelajaran dapat dikatakan baik atau buruk
tergantung pada kinerja fungsi dari sarana dan prasarana yang ada.
Di Indonesia sendiri sudah terdapat undang-undang yang berkaitan
dengan pengontrolan dan pemeliharaan administrasi pendidikan yang berupa
sarana dan parasarana pendidikan. Dengan adanya undang-undang tersebut,
diharapkan dapat menanungi adminitrasi pendidikan dari segala hambatan yang
ada. Namun, jika kita melihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, sangat
jauh dari perhatian pemerintah. Terutama sara dan prasarana yang banyak tidak
sesuai stadar atau tidak layak. Inilah alasan mengapa pendidikan di Indonesia
tidak berkembang, bahkan semakin menurun. Kenyamanan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran juga didasari pada fasilitas yang memadai dan layak

12
Ibid., hlm. 282.

19
guna. Berikut adalah beberapa permasalahan sarana dan prasarana pendidikan
di Indonesia.
1. Fasilitas Yang Minim dan Tidak Merata
Volume sarana dan prasarana yang minim masih mejadi permasalahan
utama disetiap sekolah di Indonesia. Terutama di daerah pedesaan yang jauh
dari perkotaan. Kasus seperti ini dapat menimbulkan kesenjangan mutu
pendidikan. Banyak peserta didik yang berada di desa tidak bisa menikmati
kenyamanan dan kelengkapan fasilitas seperti peserta didik di Kota. Oleh
karena itu, kualitas pendidikan di desa semakin kalah bersaing dengan kualitas
pendidikan di kota. Selain itu masih banyak fasilitas yang belum memenuhi
mutu standar pelayanan minimal. Hal seperti ini membuktikan bahwa lembaga
pendidikan kurang memfasilitasi bakat dan minat siswa dalam
mengembangkan diri. Akibat ketidak tersedianya fasilitas tersebut, para pelajar
mengalokasiakan kelebihan waktunya untuk hal-hal yang negatif.
2. Alokasi dana yang terhambat
Banyaknya kasus penyalahgunaan dana adminitrasi sekolah, membuat
sarana dan prasarana sekolah tidak terwujud sesuai dengan harapan, adanya
permainan uang dalam administrasi membuat pendidikan semakin tidak cepat
mencapai titik kebehasilan.
3. Perawatan yang Buruk
Ketidakpedulian dari sekolah terhadap perawatan fasilitas yang ada
menjadikan buruknya sarana dan prasarana. Sikap acuh tak acuh dan tidak
adanya pengawasan dari pemerintah, membuat banyak fasilitas sekolah yang
terbengkalai. Ketidaknyamanan menggunakan fasilitas yang ada, akibat
kondisi yang banyak rusak, membuat para pelajar enggan menggunakannya.
Kasus seperti ini biasanya terjadi karena tidak adanya kesadaran dari setiap
guru, siswa, dan pengurus sekolah.
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam memperbaiki sarana
dan prasarana pendidikan ini antara lain:
1. Terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun sehingga tidak
terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah.

20
Dengan adanya koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
maka selanjutnya kita dapat meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan.
Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan dalam rangka
meningkatkan output pendidikan tentunya kita harus menaikan cost (harga),
menaikkan harga disini maksudnya adalah meningkatkan sarana dan
prasarana penunjang pendidikan.
2. Adanya manajemen sarana dan prasarana. Manajemen yang dimaksud
meliputi:
a) Perencanaan
b) Pengadaan
c) Inventarisasi
d) Penyimpanan
e) Penataan
f) Penggunaan
3. Adanya Pengawasan Fasilitas. Peranan pengawasan sangat penting dalam
menunjang keberlangsungan dan segala aspek kehidupan berorganisasi
umumnya untuk lembaga pendidikan khususnya tidak dapat diragukan lagi.
Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah
hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan
rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan.
Pengawasan bukan hanya mencari kesalahan saja, tetapi juga mencari hal-
hal yang sudah baik untuk dikembangkan lebih lanjut.13

13 Rijal, “Sarana dan Prasarana Pendidikan”, dalam http://www.rijal09.com/2016/03/sarana-


dan-prasarana-pendidikan.html?m=1, diakses 13 Maret 2018 pukul 11.00 WIB.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk
mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif
dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki tujuan untuk
menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menyenangkan
bagi warga sekolah serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
baik secara kualitas maupun kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan
kebutuhan pendidikan.
3. Prinsip-prinsip dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan
diantaranya prinsip percapaian tujuan, prinsip efisiensi, prinsip
administratif, prinsip kejelasan tanggung jawab, dan prinsip kekohesifan.
4. Standar sarana dan prasarana pendidikan diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007.
5. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasaan, dan evaluasi kegiatan
pengadaan barang, pembagian dan penggunaan barang (inventasi),
perbaikan barang, dan tukar tambah maupun penghapusan barang.
6. Beberapa permasalahan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia
diantaranya fasilitas yang minim dan tidak merata, alokasi dana yang
terhambat serta perawatan yang buruk.

B. Saran
Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan
membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak baik itu pemerintah, kepala
sekolah, guru maupun siswa, sehingga tujuan utama dari pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan dapat tercapai dengan baik, yaitu mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara
optimal dan berarti dalam proses pendidikan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi & Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan.Yogyakarta :


Aditya Media.
Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah : Teori dan
Aplikasinya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Baharuddin & Moh. Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam Transformasi
Menuju Sekolah/Madrasah Unggul. Malang : UIN Maliki Press.
Mulyono. 2010. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Solo : Ar-
Ruzz.
Muna, Fitro. 2012. “Makalah Sarana dan Prasarana”. Dalam
http://fitromuna.blogspot.com/2012/09/makalah-sarana-dan-prasarana-
sekolah.html. Diakses 13 Maret 2018 pukul 09.45.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs
dan SMA/MA.
Rijal. 2016. “Sarana dan Prasarana Pendidikan”, dalam
http://www.rijal09.com/2016/03/sarana-dan-prasarana-
pendidikan.html?m=1, diakses 13 Maret 2018 pukul 11.00 WIB.
Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam.Yogyakarta : Teras.

Anda mungkin juga menyukai