Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SEKOLAH

Dosen Pengampu : :Jenny Fransiska, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 6

1. Brilian Okta Dwijaya(22591032)

2. Firda Berlian( 22591079)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatu ….

Segala puji kepada ALLAH swt.Karena atas limpahan rahmat dan pengentahuan nya lah kami
dapat meneyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya.Tidak lupa untuk dosen mata kuliah
ibu Jenny Fransiska, M.Pd atas materi makalah karena dengan materi ini kami lebih dalam
mengetahui tentang “manajemen sarana dan prasarana di sekolah ” Mudah-mudahan
makalah sederhana kami ini yang telah berhasil kami susun bisa dengan mudah di pahami oleh
siapa pun yang membacanya.Meskipun makalah yang kami buat masih banyak kekurangan dam
kesalahan dalam kata atau pun kalimat, sebelumnya kami meminta maaf.Serta tidak lupa kami
berharap adanya kritik dan saran dari teman-teman yang membangung sehingga ke depanya
kami bisa lebih baik lagi.

Demikianlah kami ucapkan terima kasih.

Curup, 9 Mei 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. Apa pengertian manajemen sarana dan prasarana sekolah ?


2. Bagiamana tujuan dan Standar Nasional Manajemen Sarana dan Prasarana sekolah
3. Bagaimana prinsip-prinsip,prosedur,ruang lingkup dan model penerapan manajemen
sarana dan prasarana di sekolah?

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………10

A. Kesimpulan...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang bermutu dapat dihasilkan melalui transformasi sebuah sistem


pendidikan yang didukung dengan komponen input yang bermutu pula. Salah satu komponen
input tersebut adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan komponen
penting dalam pelaksanaan pendidikan, sehingga perlu dilakukan pengelolaan sedemikian
rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara utuh.

Agar sarana dan prasarana dapat difungsikan dengan baik maka diperlukan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan adanya manajemen sarana dan
prasarana pendidikan maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan
secara lebih terkonsep dan terarah.

Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang proses pemanajemenan sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah. Mulai dari pengertian, tujuan, prinsip, standarisasi dan
ruang lingkup sarana dan prasarana.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen sarana dan prasarana sekolah ?
2. Bagiamana tujuan dan Standar Nasional Manajemen Sarana dan Prasarana sekolah
3. Bagaimana prinsip-prinsip,prosedur,ruang lingkup dan model penerapan manajemen
sarana dan prasarana di sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana sekolah ?
2. Untuk mengetahui tujuan dan Standar Nasional Manajemen Sarana dan Prasarana
sekolah
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip,prosedur,ruang lingkup dan model penerapan
manajemen sarana dan prasarana di sekolah?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sarana dan Prasarana sekolah

Manajemen merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka


mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak lansung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman
sekolah islam.1

Menurut Suharsimi menerangkan bahwa yang termasuk prasarana pendidikan adalah


bangunan sekolah dan alat perabot sekolah.prasarana pendidikan ini juga berperanan dalam
proses belajar mengajar walaupun secara tidak langsung.2

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja
sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efesien.
Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu
didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan preses pembelajaran di sekolah.3

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan atau yang dikenal dengan istilah school
plant administration diperlukan untuk memberikan layanan secara profesional sehingga
proses pendidikan di sekolah terselenggara secara efektif dan efisien. Manajemen sarana dan
prasarana dijabarkan dalam kegiatan pengadaan, perencanaan, pemeliharaan, inventarisasi
dan penghapusan. Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan tersebut harus
dilaksanakan secara efektif dan profesional dengan mengacu pada prinsip dan standar
minimal yang ada.4

1
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta : Teras, 2009), hlm.115
2
B. Suryosuboto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), hlm.114
3
Sulistyorini, Manajemen..., hlm.115-116
4
Agustinos Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2014), hlm.63

2
Dalam hubungannya dengan sarana pendidikan, Nawawi mengklasifikasikannya
menjadi sarana pendidikan yaitu ditinjau dari sudut : (1) Ditinjau dari habis tidaknya dipakai,
(2) bergerak tidaknya saat digunakan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar

1. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan yaitu :

a. Sarana pendidikan yang habis dipakai

Adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang
relatif singkat. Contoh : beberapa bahan kimia yang sering kali digunakan oleh seorang guru
dan siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Selain itu ada beberapa sarana
pendidikan yang berubah bentuk, misalnya : kayu, besi dan kertas karton yang sering kali
digunakan guru dalam mengajar materi ketrampilan.

b. Sarana pendidikan yang tahan lama

Adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menetus
dalam waktu yang relatif lama. Contoh : bangku sekolah. Atlas, globe dan beberapa alat
olahraga.

2. Ditinjau dari pendidikan bergerak tidaknya

a. Sarana pendidikan yang bergerak

Adalah sarana pendidikan yang digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan
pemakaiannya. Contohnya : lemari arsip sekolah.

b. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk
dipindahkan. Misalnya : salura dari Perusahaan Daerah Air Minum.

3. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

Ada dua jenis sarana pendidikan pertama, sarana pendidikan yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, contoh : kapur tulis, atlas dll.

3
Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses
belajar mengajar contoh : lemari arsip sekolah.5

Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah diklasifikasikan menjadi dua macam :

1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar


mengajar, contohnya : ruang perpustakaan, ruang praktik ketrampilan dan ruang
laboratorium.

2. Prasarana sekolah yang keberadaanya tidak digunakan untuk proses belajar


mengajar, tetapi secara langsung akan menunjang terjadinya proses belajar mengajar.
Contohny : kantor, kantin sekolah, kamar kecil, ruang UKS dsb.6

B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Bafadal (2003) menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan
prasarana pendidikan sebagai berikut:

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melakui sistem


perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana
dan prasarana yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efesien.

2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan
efesien.

3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga


keberadaannya selalu dalam siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil
sekolah.7

C. Prinsip-prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam mengelola sarana dan prasarana, terdapat sejumlah prinsip yang perlu
diperhatikan agar tujuan bisa tercepai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut
Bafadal (2003) adalah:

5
brahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hlm. 2-3
6
Ibid. hlm.3
7
Ibid. hlm. 5

4
1. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasana pendidikan di sekolah harus
selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam
rangka pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah.

2. Prinsip efesiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah


harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan
prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah.

3. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di


sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan petunjuk
teknis yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang.

4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana


pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yamg mampu
bertanggung jawab.

5. Prinsip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan


di sekolah itu harus di realisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.8

D. Standar Nasional Manajemen Sarana dan Prasarana sekolah

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah


(Smp/Mts)

1. SATUAN PENDIDIKAN

a. Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 24


rombongan belajar.

b.Satu SMP/MTs dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa.
Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan rombongan belajar
di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan pembangunan
SMP/MTs baru.

8
Agustinos, Kepemimpinan..., hlm.64-65

5
c. Satu kecamatan dilayani oleh minimum satu SMP/MTs yang dapat menampung
semua lulusan SD/MI di kecamatan tersebut.

d. Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk


lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SMP/MTs dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang
berjalan kaki maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.

2. KELENGKAPAN PRASARANA DAN SARANA

Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:

a. Ruang kelas

b. Ruang perpustakaan,

c. Ruang laboratorium IPA,

d. Ruang pimpinan,

e. Ruang guru,

f. Ruang tata usaha,

g. Tempat beribadah,

h. Ruang konseling,

i. Ruang uks,

j. Ruang organisasi kesiswaan,

k. jamban,

l. gudang,

m. ruang sirkulasi,

n. tempat bermain/berolahraga.

6
Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang
diatur dalam standar tiap ruang sebagai berikut.

1. Ruang Kelas

a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak
memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.

b. Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.

c. Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.

d. Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar
dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m2. Lebar
minimum ruang kelas 5 m.

e. Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai


untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan.

f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru
dapatsegera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak
digunakan.

E. Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana sekolah dan prosedur /model
penerapan

1. Perencanaan

Adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas


sekolah, baik yang berbentuk sarana dan prasarana pendidikan di masa datang untuk
mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan. Perencanaan
dikatakan efektif apabila sesuai dengan kebutuhannya.

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses analisi dan
penetapan kebutuhab yang diperlukandalam proses pembelajaran dan kebutuhan yang dapat
menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Langkah-langkah perencanaan pengadaan
sarna dan prasran pendidkan di sekolah menurut Sukarna adalah:

7
a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan
oleh setiap unit kerja dan mengenventarisasi kekurangan perlengkaapan sekolah

b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu,


misalnya untuk satu triwulan atau satu tahun ajaran.

c. Mengadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan


yang telah tersedia sebelumnya.

d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang


tersedia. Dalam hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua
kebutuhan yang diperlukan, maka perlu diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan
perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkpan yang
diperlukan. Semua perlengkapan yang urgen didaftar dan didahulukan pengadaannyaa

Diantara karakteristik esensial perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah yaitu:

1) Perencanaan perlengkapan sekolah merupakan proses menetapkan dan


memikirkan.

2) Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya memenuhi


sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah.

3) Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektivitas dan efisiensi


dalam pengadaan perlengkapan sekolah.

4) Perencanaan perlengkapan sekolah harus memenuhi prinsip-prinsip :

a. Perencanaan perlengkapan sekolah harus betul-betul merupakan proses


intelektual.

b. Perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif


mengenai masyarakat sekolah dan memungkinkan pertumbuhannya, serta prediksi populasi
sekolah.

c. Perencanaan perlengkapan sekolah harus realistis, sesuai dengan kenyataan


anggaran.

8
d. Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci baik
jumlah jenis, merek, dan harganya.

a) Prosedur Perencanaan Pengadaan Perlengkapan Sekolah

Jame J Jones (1969), seorang teoretisi administrasi pendidikan, mendeskripsikan


langkah-langkah berikut:

- Menganalsis kebutuhan pendidikan suatu masyarakat dan menetapkan program


untuk masa yang akan datang sebagai dasar untuk mengevaluasi keberadaan fasilitas dan
membuat model perencanaan perlengkapan yang akan datang.

- Melakukan survei ke seluruh unit sekolah untuk menyusun master plan untuk
jangka waktu tertentu.

- Memilih kebutuhan utama berdasarkan hasil survei.

- Mengembangkan educational specification untuk setiap proyek yang terpisah-


pisah dalam usulan master plan.

- Merancang setiap proyek yang terpisah-pisah sesuai dengan spesifikasi


pendidikan yang diusulkan.

- Mengembangkan atau menguatkan tawaran atau kontrak dan melaksanakan


sesuai dengan gambaran kerja yang diusulkan.

- Melengkapi perlengkapan gedung dan meletakkannya sehingga siap untuk


digunakan.9

2. Pengadaan

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah pada hakekatnya adalah


kelanjutan dari progam perencanaan yang telah disusun oleh sekolah sebelumnya. Dalam
pengadaan ini harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dengan
memperhatikan skala prioritas yang dibutuhkan oleh sekolah dalam menunjang keberhasilan
pelaksanaan proses pembelajaran.
9
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hlm.27-28

9
Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu:

a. Droping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberkan pemerintah
kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbaras sehingga pengelola sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah tetap harus mengusahakan dengan cara lain.

b. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli baik secara
langsung maupun pemesanan terlebih dahulu.

c. Meminta sumbangan wali murid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan


sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-lembaga sosial yang mengikat.

d. Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam ke tempat lain.

e. Pengadaan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar varabg yang


dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan sekolah

Sarana pembelajaran hendaknya direncanakan, dipilih dan diadakan dengan teliti


sesuai dengan kebutuhan sehinggas penggunaannya berjalan dengan wajar. Untuk itu
pendidikan hendaknya menyesuaiakn sarana pembelajaran dengan faktor-faktor yang
dihadapi, yaitu tujuan apakah yang hendak dicapai, media apa yang tersedia, pendidik mana
yang akan menggunaknnya, dan peserta didik mana yang dihadapi. Faktor lain yang
hendaknya dipertimbangkan dalam pemilihan sarana pembelajaran adlah kesesuaian ruang
dan waktu.

3. Inventarisasi

Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (Latin : inventarium) yang berarti daftar
barang-barang, bahan dan sebagainya. Jadi inventarisasi merupakan kegiatan untuk mencatat
dan menyusun daftar barang-barang/bahan yang ada secara teratur menurut ketentuan yang
berlaku.10

Dari definisi tersebut menegaskan bahwa inventarisasi adalah pencatatan semua


barang milik negara. Namun sebenarnya yang diinventariskan tidak hanya itu melainkan
10
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm.141.

10
semua barang atau perlengkapan sekolah, baik barang-barang habis pakai maupun tahan
lama, baik barang milik negara maupun milik sekolah, baik yang bergerak atau tidak
bergerak, yang murah maupun mahal, harus diinventarisasi secara tertib dan menurut tata
cara yang berlaku.11

Inventarisasi ini dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan


pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik Negara atau swasta. Inventarisasi
juga memberikan masukan yang sangat berharga/berguna bagi efektivitas pengelolaan sarana
dan prasarana seperti perencanaan, rehabilitasi dan penghapusan.12

a. Klasifikasi dan Kode Barang Inventaris

Dalam inventarisasi digunakan penggolongan/klasifikasi dan pemberian kode barang


untuk kelancaran tugas. Kode barang adalah sebuah tanda yang menunjukkan kepemilikan
barang. Kode tersebut ditulis pada barang yang sekiranya mudah dilihat dan dibaca. Tujuan
pembuatan dan penulisan kode adalah untuk memuahkan semua pihak dalam mengenal
kembali semua perlengkapan pendidikan di sekolah.13

Pada dasarnya tindakan tersebut adalah agar terdapat cara yang cukup mudah dan
efisien untuk mencatat dan sekaligus untuk mencari dan menemukan kembali barang
tertentu, baik secara fisik maupun melalui daftar catatan atau ingatan orang. Untuk keperluan
tersebut maka dibuatlah lambang/sandi/kode sebagai pengganti nama bagi tiap
golongan/kelompok/jenis barang.

b. Pelaksanaan inventaris

Kegiatan yang wajib dilakukan dalam pelaksanaan inventarisasi adalah :

1. Mencatat semua barang inventaris di dalam “Buku Induk Inventaris” dan buku
pembantu “Buku Golongan Inventaris”.

2. Memberikan koding pada barang yang diinventariskan.

3. Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang.


11
brahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hlm.56
12
Ary, Administrasi..., hlm.141.
13
Ibrahim, Manajemen..., hlm.59

11
4. Membuat daftar isian/format inventaris.

5. Membuat daftar rekapitulasi.

Dalam keteraturan dan ketertiban kegiatan inventaris diperlukan setidakntya enam


buku yaitu :

- Buku Penerimaan Barang

- Buku Pembelian Barang

- Buku Induk Inventaris adalah buku tempat mencatat semua barang inventaris
milik/kekayaan Negara yang berada di lingkungan kantor/proyek/satuan organisasi yang
bersangkutan menurut urutan penerimaan barang.

- Buku Golongan Inventaris adalah buku pembantu tempat mencatat barang-barang


inventaris golongan barang.

- Buku Stok Baramg

- Laporan triwulan mutasi barang adalah laporan tentang tambah/kurangnya barang


yang terjadi selama triwulan yang bersangkutan.14

4. Pemeliharaan

Beberapa macam pemeliharaan perlengkapan pendidikan sekolah:

1) Pemeliharaan yang bersifat pengecekan yang dilakukan oleh seseorang yang


mengetahui tentang baik buruknya sesuatu.

2) Pemeliharaan yang bersifat pencegahan, dilakukan agar kondisi sesuatu selalu


dalam keadaan baik.

3) Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan.

4) Perbaikan berat

14
Ary, Administrasi..., hlm.143-144

12
Sedangkan bila ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua macam pemeliharaan
perlengkapan sekolah, yaitu pemeliharaan setiap hari dan berkala. Pemeliharaan setiap hari
contohnya, menyapu, mengepel, dan membersihkan perabot. Sedangkan pemeliharaan
berkala misalnya berupa pengontrolan genteng dan tembok. 15

5. Penghapusan

Penghapusan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk


mengeluarkan/menghilangkan barang-barang milik Negara dari daftar inventaris Negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

a. Pelaksanaan penghapusan

Pelaksanaan penghapusan di setiap instansi dari pusat sampai daerah pada tiap
permulaan tahun anggaran dilakukan oleh “Panitia Penelitian/Penghapusan Barang
Inventaris” dengan Keputusan Unit Utama masing-masing yang terdiri sekurang-kurangnya
tiga orang masing-masing mewakili unsure keuangan, perlengkapan dan bidang teknis.
Panitia tersebut bertugas untuk meneliti, menilai barang-barang yang ada dan perlu
dihapuskan, membuat berita acara, melaksanaan penghapusan sampai melelang atau
memusnahkan barang-barang tersebut.

b. Syarat-syarat Penghapusan

Barang-barang inventaris yang dapat dipertimbangkan untuk dihapus memenuhi salah


satu syarat di bawah ini :

- Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunaan
lagi.

- Perbaikan terhadap barang tersebut akan menelan biaya yang besar sekali,
sehingga akan merupakan pemborosan uang Negara.

- Secara teknis dan ekonomis kegunaanya tidak seimbang lagi besarnya biaya
pemeliharaan.

15
Ibrahim, Manajemen..., hlm.48-49

13
- Tidak mutakhir lagi, sehingga tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.

- Hilang akibat susut di luar kekuasaan pengurus barang.

- Musnah akibat bencana alam, seperti gempa bumi, banjir dll.

- Kelebihan persediaan, sehingga bila makin lama disimpan akan makin merugi
karena rusak.

- Hilang akibat pencurian/perampokan, diselewengkan dsb.

- Hewan/ternak dan tanaman yang mati atau cacat.

c. Prosedur penghapusan.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Langkah


langkah penghapusan perlengkapan pendidikan di sekolah adalah sebagai berikut :

- Kepala sekolah (bisa menunjuk seseorang) mengelompokkan perlengkapan yang


akan dihapus dan meletakkannya di tempat yang aman namun tetap dalam lokasi sekolah.

- Menginventarisasi perlengkapan yang akan dihapus tersebut dengan cara


mencatat jenis, jumlah dan tahun pembuatan perlengkapan tersebut.

- Kepala sekolah mengajukan usulan penghapusan barang dan pembentukan


panitia penghapusan.16

- Setelah SK penghapusan dari Kantor Dinas Nasional Kota/Kabupaten terbit,


maka panitia penghapusan memeriksa kembali barang yang rusak berat (Berita Acara
Pemeriksaan).

- Setelah pemeriksaan, panitia mengusulkan penghapusan barang yang terdaftar


kemudian ada pengantar dari kepala sekolah yang akan diteruskan ke kantor pusat Jakarta.

Sutisna, Oteng.1983. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis untuk Praktek


16

Profesional.Bandung : Angkasa.hlm 68
14
- Surat keputusan penghapusan dari Jakarta datang, maka segera dilakukan
penghapusan terhadap barang-barang tersebut. Ada kemungkinan penghapusan barang yaitu
dimusnahkan dan dilelang.17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

17
Ibid, hlm.63

15
Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan adalah proses kerja sama
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efesien.

Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan adalah untuk mengupayakan pengadaan


sarana dan prasarana sekolah melakui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan
seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efesien, untuk mengupayakan pemakaian sarana
dan prasarana sekolah secara tepat dan efesien, untuk mengupayakan pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan, sehingga keberadaannya selalu dalam siap pakai dalam setiap
diperlukan oleh semua personil sekolah.

Prinsip-prinsip Sarana dan Prasarana Pendidikan adalah Prinsip pencapaian tujuan,


prinsip efesiensi, prinsip administratif, prinsip kejelasan tanggung jawab, prinsip
kekohesifan.

Standar sarana dan prasarana telah diatur secara matang dan ditetapkan dalam
Permendiknas No. 24 tahun 2007

Ruang Lingkup ,prosedur dan model penerapan Sarana dan Prasarana Pendidikan
adalah perencanaan, pengadaan, Inventarisasi, Pemeliharaan, Penghapusan.

DAFTAR PUSTAKA

B. Suryosuboto, Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2004.

Bafadal. Ibrahim, Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara, 2004.

16
H. Gunawan. Ary, Administrasi Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2002.

Hermino. Agustinos, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi. Yogyakarta : Pustaka


Belajar, 2014.

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta : Teras, 2009.

Sutisna, Oteng.1983. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis untuk Praktek


Profesional.Bandung : Angkasa.

17

Anda mungkin juga menyukai