MAKALAH Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan
Dosen Mata Kuliah : Dr. H. Nurochim,MM
Disusun oleh :
Kelompok 10
Aini Syaqilah (11210150000030)
Zahwa Annisa Rani (11210150000081)
Semester 3B
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................................9
penutup......................................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerimaan peserta didik merupakan suatu proses yang terjadi setiap tahun menjelang
tahun ajaran baru yang dilakukan oleh setiap sekolah baik negeri maupun swasta. Seperti
yang kita ketahui bahwa jenjang pendidikan di Indonesia di bedakan menjadi beberapa
jenjang yang didasarkan pada usia, kemampuan peserta didik, dan ketentuan lainya yang
bertujuan untuk memudahkan proses pembelajaran. Salah satu tujuan seleksi penerimaan
siswa baru ini yaitu untuk menyeleksi calon siswa yang memiliki kompetensi dan nantinya
dapat menjadi informasi awal tentang kemampuan yang dimiliki calon tersebut.
Penerimaan calon siswa baru merupakan proses perekrutan calon siswa baru untuk
menyeleksi siswa baru yang mempunyai kemampuan akademik untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Sekolah merupakan
salah satu bentuk organisasi pendidikan yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar,
dengan melalui tes tertulis sekolah dapat menyeleksi siswa yang akan direkrut.
Berdasarkan latar belakang makalah tersebut, maka dirumuskan masalah yang akan dikaji
secara lebih mendalam dan spesifik untuk memberikan gambaran mengenai gagasan kami
dalam memberikan solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan tersebut, diantaranya yaitu:
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, sedangkan prasarana pendidikan adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah.
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila
digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Sebagaicontoh adalah alat tulis, seperti
kertas spidol, penghapus, tinta printer, dan sebagainya yang biasa digunakan oleh pendidik dan
peserta didik dalam pembelajaran, beberapa bahan kimia yang digunakan oleh seorang pendidik
dan peserta didik dalam pembelajaran IPA. Semua contoh di atas merupakan sarana pendidikan
yang benar-benar habis dipakai.
Selain itu, ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi,
dan kertas karton yang sering kali digunakan oleh pendidik dalam mengajar materi pelajaran
keterampilan. Sementara, sebagai contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita
mesin tulis, bola lampu, dan kertas. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang
apabila dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah sifatnya. Sarana
2
pendidikan yang tahan lama. Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan 1atau
alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Beberapa
contohnya adalah bangku sekolah, komputer, atlas, globe, dan beberapa peralatan olahraga.
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah
sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya, seperti mobil dan mebel. Lemari arsip sekolah
misalnya, merupakan salah satu sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan ke
mana-mana bila diinginkan. Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana pendidikan yang
bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana saja. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak
adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan.
Misalnya, saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Semua peralatan yang berkaitan
dengan itu, seperti pipanya relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
Ditinjau dari fungsi atau peranannya dalam pelaksanaan proses pembelajaran, maka sarana
pendidikan dibedakan menjadi 3 macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran,
kadang-kadang ketiga macam sarana tersebut sukar dibedakan, penjelasannya adalah sebagai
berikut: (1) Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses
pembelajaran. Alat ini mungkin berwujud buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik, (2) Alat
peraga adalah alat bantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau
benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik berturut-turut dari yang
abstrak sampai kepada yang kongkrit, dan (3) Media pembelajaran adalah sarana pendidikan
yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran, untuk lebih mempertinggi
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada 3 jenis media yaitu media
audio, media visual, dan media audio visual.
1
Nurochim, Administrasi Pendidikan, Bekasi, Gratama Publishing, 2016
3
Tujuan administrasi sarana prasarana sekolah/madrasah adalah memberikan layanan
secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya
proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut: (1)
Untuk Ipakan sala mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama. Melalui administrasi sarana prasarana
sekolah diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana dan
prasarana pendidikan yang berkualitas bisa atau tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan
dengan dana yang efisien. (2) Untuk mengupayakan pemakaian sarana prasarana sekolah secara
tepat dan efisien, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap
dipelukan oleh semua personel sekolah.
Proses administrasi sarana dan prasarana, menurut Sutjipto (1993), merupakan aktivitas
administrasi dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan yang meliputi; perencanaan,
pengadaan, inventarisasi, penyaluran, pemanfaatan dan pemeliharaan, penghapusan, dan
pengawasan sarana dan prasarana pendidikan. Uraian dari aktivitas-aktivitas tersebut
adalahsebagai berikut: Pertama, perencanaan, merupakan suatu proses analisis dan penetapan
kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga muncullah istilah kebutuhan
yang diperlukan (primer) dan kebutuhan yang menunjang. Dalam proses perencanaan ini harus
dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya dan kendalanya (manfaat yang didapatkan), beserta harganya.
4
kebutuhan yang diperlukan, maka perlu diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan
perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang
diperlukan. Semua perlengkapan yang penting dan mendesak untuk dipakai didaftar dan
didahulukan pengadaannya. (e) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang
urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat
skala prioritas. (f) Penetapan rencana pengadaan akhir.
Kedua, pengadaan, tahap ini merupakan semua kegiatan penyediaan sarana dan prasarana
untuk menunjang pelaksanaan tugas. Karena fungsi dan kegiatan setiap organisasi berbeda, maka
pengadaan sarana dan prasarana kantor juga tidak selalu sama antara organisasi yang satu dengan
organisasi yang lain. Dalam mengadakan sarana dan prasarana tersebut harus dilakukan
perencanaan terlebih dahulu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan sarana dan prasarana kantor,
antara lain: (a) Gunakan prosedur pengelolaan sarana dan prasarana. (b) Tentukan jenis,
kuantitas, dan kualitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan. (c) Sesuaikan antara kebutuhan
sarana dan prasarana dengan biaya yang tersedia. (d) Sediakan dan gunakan sarana dan prasarana
dalam kegiatan operasional. (e) Penyimpanan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. (1)
Kumpulkan dan kelola data sarana dan prasarana. (g) Penghapusan sarana dan prasarana sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Dalam pengadaan sarana dan prasarana kantor, maka ada seksi perbekalan yang memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut: (1) Penelitian kebutuhan perlengkapan kerja, baik mengenai
jumlah maupun mutu.
Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam penelitian dan penentuan kebutuhan perlengkapan
kerja adalah faktor fungsional, faktor biaya, faktor prestise, faktor standarisasi dan normalisasi.
(2) Standarisasi dan perincian benda. Langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk
mengusahakan standarisasi adalah: (a) Klasifikasi alat-alat, menggolong-golongkan alat-alat
yang berfungsi sejenis atau menghasilkan barang-barang tertentu yang sama. (b) Spesifikasi dan
perincian alat-alat dengan menggunakan kemampuannya. (c) Standarisasi alat-alat dengan
pertimbangan untuk penggunaan dalam jangka waktu lama dan pertimbangan efisiensi kerja.
5
Ketiga, pembelian benda perbekalan. Beberapa pertimbangan pokok dalam pembelian
alat-alat atau barang-barang: (1) Sedapat mungkin mengurangi pembiayaan baru dengan mencari
benda-benda yang dibutuhkan dari benda-benda yang merupakan kelebihan. (2) Menimbulkan
kompetensi di antara produsen dengan membuat spesifikasi atas benda-benda yang akan lu diada
dibeli, dan mengadakan penelitian yang saksama di antara produsen dengan pengat baik. (3)
Mendapatkan keterangan-keterangan terbaru atas benda-benda, keadaan pasar dan harga. (4)
Mendapatkan keterangan-keterangan mengenai penyeds perkembangan baru atas barang-barang,
dan cara yang telah disempurnakan fungsi mengenai cara pengepakan. (5) Mempertimbangkan
semua biaya bagi barang prabarang perbekalan tersebut sampai siap digunakan. (6) Pengiriman
barang. Dalam pengadaan barang perbekalan dibutuhkan aktivitas pengiriman yang s dia dapat
dilakukan melalui jalan darat, laut maupun udara.
Keempat, inventaris. Pengadaan semua sarana dan prasarana kantor memerlukan biaya
tinggi, termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaannya. Untuk itu diperlukan
kegiatan inventarisasi. Inventarisasi sarana dan prasarana kantor adalah semua kegiatan dan
usaha untuk memperoleh data yang diperlukan mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki.
Secara singkat inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan, terhadap sarana dan prasarana.
Inventarisasi yang dilakukan di setiap organisasi bisa saja berbeda, namun pada dasarnya
semua dilakukan dengan tujuan yang sama. Tujuan inventarisasi sarana dan prasarana antara
lain: (1) Agar peralatan tidak mudah hilang. (2) Adanya bukti secara tertulis terhadap kegiatan
pengelolaan barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan. (3) Memudahkan dalam pengecekan
barang. (4) Memudahkan dalam pengawasan. (5) Memudahkan ketika mengadakan kegiatan
mutasi atau penghapusan barang.
6
(c) Pemuatan, (d) Pengangkutan dan pembongkaran. (3) Penyerahan Barang. Dalam penyerahan
barang hendaklah tidak dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan barang, surat pengantar,
faktur, tanda terima peyerahan barang, biaya pengiriman dan sebagainya.
7
Apabila biaya rehabilitasi barang terlalu besar sedangkan daya pakainya terlalu singkat maka
barang tersebut lebih baik tidak dipakai lagi dan dikeluarkan dari daftar inventaris. Sebagai salah
satu fungsi dari pengelolaan perlengkapan, penghapusan memiliki arti: (1) Mencegah atau
sekurang kurangnya membatasi kerugian yang jauh lebih besar yang disebabkan oleh: (a)
Pengeluaran yang semakin besar untuk biaya perawatan dan perbaikan atau pemeliharaan
terhadap barang yang semakin buruk kondisinya, (b) Pemborosan biaya untuk pengamanan
barang-barang kelebihan atau barang lain yang karena beberapa sebab, tidak dapat dipergunakan
lagi. (2) Meringankan beban kerja inventarisasi karena banyaknya barang-barang yang akan
menyusut.
Aktivitas ketujuh adalah pengawasan. Seluruh kegiatan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan tidak bisa berjalan sendiri tanpa dikendalikan dan diawasi, artinya setiap kegitan
masing-masing akan dimonitoring setiap saat oleh pimpinan organisasi serta diperhatikan kerja
samanya satu sama lain. Pengawasan bukan merupakan suatu pengaturan yang kaku dan akan
membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi merupakan koordinasi serta
akselerasi bagi seluruh fungsi pengelolaan administrasi, sehingga pemborosan waktu, tenaga,
dan biaya dapat dihindari.
Peran Guru dalam Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Sebagai pelaksana tugas
pendidikan guru juga mempunyai andil dalam perencanaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan
pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan khususnya yang berhubungan dengan
sarana pembelajaran.2 Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 45 Ayat (1), yaitu setiap satuan
pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik (Mohammad Syaifuddin 2007:36). Adapun peran
pendidik dalam administrasi sarana prasarana sekolah: (1) Terlibat dalam perencanan pengadaan
alat bantu pengajaran. (2) Terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu tanpa a
2
https://jurnal.stituwjombang.ac.id/(IMPLEMENTASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA)
8
pengajaran yang digunakan pendidik. (3) Pengawasan dalam penggunaan alat praktik oleh
peserta didik.
BABIII
penutup
3.1 Kesimpulan
Sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah
proses pembelajaran di bidang akademik maupun non akademik dan untuk menghindari
terjadinya suatu kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran yang disampaikan oleh
pendidik .maka dari itu sarana prasarana adalah analisis kebutuhan dan penentu skala
prioritas kegiatan untuk dilaksanakan dalam bentuk nyata.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dengan itu kepada pembaca dimohonkan untu memberikan
sumbangsih pikiran berupa saran atau kritikan yang membangun demi perbaikan makalah
ini dan semoga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam belajar.
9
DAFTAR PUSTAKA
10