Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA (SARPRAS) PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan SD


Yang diampu oleh Wahyu Nugroho, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 6

1. Mitha Dwi Rosalina (2086206008)


2. Aldhi Yulianto (2086206039)
3. Wahyuni Khoirunisa (2086206045)
4. Winda Tia Arisma (2086206086)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI TRENGGALEK
OKTOBER 2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirobbilalamin. Segala puji bagi


Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan SD dengan judul
“Manajemen Sarana dan Prasarana (Sarpras) Pendidikan”.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada :

1. Wahyu Nugroho, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen


Pendidikan yang telah memberikan bimbingan juga arahan.
2. Kedua orang tua penyusun yang telah memberikan waktu, doa serta jiwa raganya
untuk kebaikan kami.
3. Rekan-rekan Mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK program Studi
“Pendidikan Guru Sekolah Dasar” yang selalu memberikan semangat dan motivasi
kepada penyusun.
4. Serta semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materiil. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya.

Trenggalek, 14 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pengelolaan Sarpras Pendidikan........ 3


2.2 Pengadaan Sarpras Pendidikan............................................................. 5
2.3 Pengaturan dan Penggunaan Sarpras Pendidikan ................................. 14
2.4 Tata cara Pemusnahan atau Penghapusan Barang ................................ 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 22
3.2 Saran ..................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen Sarana prasarana pendidikan dalam hal ini sebagai alat dalam
proses belajar mengajar dianggap berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar
peserta didik. Sehingganya Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas
mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan
pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,
penyimpanan inventarisasi dan penghapusan serta penataan. Selain itu
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang baik diharapkan menciptakan
sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi instruktor maupun peserta didik untuk berada di
sekolah.
Aspek sarana dan prasarana pendidikan berkenaan dengan fasilitas dan
kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan pendidikan yang tersedia.Sarana dan
prasarana pendidikan masih sangat tergantung pengadaannya dari pemerintah
pusat, sementara pendistribusiannya belum terjamin merata sampai ketujuannya
sehingga kemandirian dan rasa turut bertanggung jawab daerah masih dirasakan
kurang maksimal.
Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang
dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal
tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai
disertai dengan pengelolaan secara optimal.Seiring dengan diberlakukannya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan istilah
KTSP dimana penerapan desentralisasi pengambilan keputusan, memberikan hak
otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan pendidikan, untuk mengoptimalkan

1
perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan sarana dan prasarana
pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Sarana dan prasarana (sarpras)
Pendidikan ?
2. Bagaimana pengertian dan ruang lingkup pengelolahan sarpras pendidikan?
3. Bagaimana Pengadaan sarpras pendidikan ?
4. Bagaimana Pengaturan dan penggunaan sarpras pendidikan ?
5. Bagaimana Aturan tata cara pemusnahan atau penghapusan barang ?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk menjelaskan manajemen sarana dan prasarana (sarpras) pendidikan.
2. Untuk menjelaskan pengertian dan ruang lingkup pengelolahan sarpras
pendidikan.
3. Untuk menjelaskan pengadaan sarpras pendidikan.
4. Untuk menjelaskan pengaturan dan penggunaan sarpras pendidikan.
5. Untuk menjelaskan aturan tata cara pemusnahan atau penghapusan barang.

1.4 Manfaat Makalah


1. Bagi Calon Guru
Sebagai calon guru harus dapat memahami pengetahuan tentang manajemen
pendidikan SD khususnya pada materi tentang manajemen Sarana dan
prasarana (sarpras) pendidikan.
2. Bagi Pembaca
Dengan ditulis adanya makalah ini pemebaca diharapkan dapat jug
memahami pengetahuan tentang manajemen pendidikan SD khususnya
pada materi tentang manajemen Sarana dan prasarana (sarpras)
pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pengelolaan Sarpras Pendidikan


A. Pengertian sarana prasarana pendidikan
Menurut Soetopo Sarana pendidikan adalah “segala sesuatu yang
meliputi peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah seperti gedung, ruangan, meja, kursi, alat peraga, buku
pelajaran dan lain-lain”. Sedangkan prasarana merupakan “semua komponen
yang secara tidak langsung menunjang jalanya prosesbelajar mengajar
disebuah lembaga pendidikan seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah,
tata tertib sekolah dan lain-lain”.
Secara bahasa prasarana merupakan alat yang tidak langsung untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan seperti bangunan sekolah, lapangan
olahraga, uang dan lain-lain, sedangkan sarana merupakan alat yang langsung
untuk mencapai tujuan pendidikan seperti buku, perpustakaan, lab dan lain
sebagainya.
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Imam Machali
merupakan “kegiatan penataan, dimulai dari perencanaan. kebutuhan,
pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan
penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot
madrasah secara tepat guna dan sasaran.
B. Ruang Lingkup Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
a) Perencanaan
Perencanaan (planning) menurut Eliot“merupakan proses pemikiran
secara matang untuk melaksanakan program-program yang akan dilaksanakan
dimasa mendatang”.Dalam pengelolaan sarana dan prasarana perencanaan
diarahkan terutama dalam rangka perencanaan kebutuhan perlengkapan
(sarana prasarana).

3
Eliot dan Mosier mengemukakan pendapatnya mengenai
langkahlangkah yang harus di tempuh dalam proses perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan yaitu sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan-tujuan awal mengenai keperluan pendidikan
2. Menyesuaikan keperluan pendidikan dengan keadaan masyarakat.
3. Merencanakan program sekolah secara khusus yang berkaitan dengan
tujuan pendidikan.
4. Membuat ketetapan susunan tindakan yang harus dicapai dari tujuan yang
direncanakan.
5. Melaksanakan tindakan yang telah disusun.
6. Melakukan evaluasi.
7. Merencanakan ulang apabila dalam evaluasi tersebut ada yang perlu
ditambah atau dikurangi.
b) Pengadaan
Menurut Gunawan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan “yaitu
usaha merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana yang sudah
disusun sebelumnya”. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tidak bisa
dilakasanan oleh kepala sekolah saja tetapi harus dilakukan oleh semua pihak
terkait yang bisa membantu dalam proses pengadaan sarana dan prasarana
teresebut.
c) Penginventarisasi
Penginventarisasi sarana dan prasarana pendidikan mempunyai dua
fungsi.Pertama untuk mengendalikan sarana dan prasarana melalui pemberian
kode barang, nama barang, sumber barang, jumlah barang, tanggal pembelian
barang, mutasi, sumber dana dan keterangan barang. Menurut Kompri
“dengan pembuatan kode melalui pencatatan yang rinci akan memberikan
kemudahan bagi penanggung jawab sarana dan prasarana dalam
mengendalikanya sesuai dengan penggunaan dan perawatan barang-barang
tersebut”. Keduauntuk memberikan pengawasan terhadapsarana dan
prasarana, pengawasan dilaksanakan dengan memeriksa buku inventarisasi

4
sarana dan prasarana pendidikan yang didalam buku tersebut terdapat barang-
barang yang telah diadakan.
d) Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan yang berkelanjutan untuk merawat
barang agar tetatap dalam kondisi yang baik atau siap guna.10Berdasarkan
waktu pemeliharanya.Pemeliharaan dapat dilakukan harian atau secara
berkala. Terdapat dua perinsip yang perlu diketahui dalam penggunaan
perlengkapan pendidikan yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi.Prinsip
efektifitas merupakan seluruhpenggunaan kelengkapan disekolah hanya
digunakan untuk mempermudah keberhasilan tujuan pendidikan
sekolah.Sedangkan prinsip efisiensi merupakan penggunaan seluruh
kelengkapan pendidikan dengan hemat dan tertib sehingga seluruh
kelengkapan yang tersedia tidak cepat habis dan rusak.
e) Penghapusan
Menurut Prastyawan “untuk penghapusan sarana dan prasarana ada hal
yang harus diperhatikan antara lain: (1) bangunan sudah tua atau rusak berat
dan tidak bisa di perbaiki (2) jika dilakukan perbaikan akan membutuhkan
biaya sangat besar (3) secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak
seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan (4) barang dicuri, terbakar,
musnah atau hilang (5) sudah kadaluwarsa (6) terjadinya penyusutan diluar
kemampuan pemeliharaan pengurus barang”. Penghapusan dimulai dengan
menyiapkan laporan ke dinas pendidikan atau ke kementrian agama agar
dapat dihapus dari inventarisasi sekolah. Sebelum menyusun laporan
penghapusan harus memeriksa dahulu sarana dan prasarana pendidikan yang
terdapat di sekolah sehingga akan diketahui sarana dan prasarana mana yang
layak pakai atau sudah dihapus.

2.2 Pengadaan Sarpras Pendidikan


A. Pengertian Pengadaan Sarana Dan Prasana

5
Pengadaan ialah serangkaian aktivitas menyediakan bermacam tipe
sarana serta prasarana pendidikan cocok dengan kebutuhan guna menggapai
tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana serta prasarana bisa berkaiatan dengan
tipe spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, harga dan sumber yang bisa
dipertanggungjawabkan. Pengadaan dilakukan sebagai wujud realisasi ats
perencanaan yang sudah dilakukan sebelumnya. Tujuannya guna mendukung
proses pendidikan supaya berjalan efisien serta efektif cocok dengan tujuan
yang di inginkan
B. Tata Cara Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan
Terdapat sebagian metode yang dilakukan untuk kegiatan pengadaan
sarana serta prasarana pendidikan ialah:
1. Pembelian
Pembelian ialah metode universal dilakukan oleh sekolah,
pembelian merupakan pemenuhan kebutuhan sarana serta prasarana
pembelajaran dengan cara sekolah menyerahkan beberapa uang kepada
penjual guna mendapatkan sarana serta prasarana sesuai dengan konvensi
kedua belah pihak.
2. Produksi sendiri
Produksi sendiri ialah metode pemenuhan kebutuhan sekolah
melalui pembuatan sendiri baik oleh guru, siswa ataupun juga karyawan.
Metode ini hendak efisien bila dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
sarana serta prasarana yang sifatnya ringan semacam perlengkapan peraga,
media pendidikan, hiasan sekolah, buku sekolah serta lain- lain. Kegiatan
produksi sendiri ini bisa melatih kreativitas serta melatih jiwa
kewirausahaan.
3. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah ialah metode pemenuhan kebutuhan fasilitas serta
prasarana pendidikan dengan jalur menerima pemberian sukarela dari
pihak lain. Penerimaan hibah bisa berasal dari pemerintah( pusat ataupun
daerah) serta pihak swasta.

6
4. Penyewaan
Penyewaan merupakan metode pemenuhan kebutuhan sarana serta
prasarana pendidikan dengan jalan memanfaatkan sementara benda
kepunyaan pihak lain umtuk kepentingan sekolah serta sekolah
membayarnya bersumber pada perjanjian sewa- menyewa.
5. Peminjaman
Peminjaman merupakan metode pemenuhan sarana serta prasarana
pendidikan dengan jalan menggunakan benda pihak lain guna kepentingan
sekolah secara sukarela cocok dengan perjanjian pinjam- meminjam.
6. Pendaur ulangan
Pendaurulangan merupakan metode pemenuhan sarana serta
prasarana pendidikan dengan jalan menggunakan benda sisa supaya bisa
digunakan untuk kepentingan sekolah.
7. Penukaran
Penukaran merupakan metode pemenuhan sarana serta prasarana
pendidikan dengan jalan menukarkan benda yang dimiliki sekolah dengan
benda yang dimiliki sekolah dengan benda yang dimiliki oleh pihak lain,
sedangkan itu sarana serta prasarana sekolah yang ditukarkan haruslah
sarana serta prasarana yang telah tidak berguna lagi untuk sekolah.
8. Rekondisi/ Rehabilitasi
Rekondisi ataupun revisi merupakan metode pemenuhan kebutuhan
sarana serta prasarana pendidikan yang telah mengalami kerusakan. Revisi
bisa dilakukan melalui penggantian bagian- bagian yang sudah rusak
sehingga sarana serta prasarana yang rusak bisa yang digunakan kembali
sebagai mana mestinya
C. Prosedur pengadaan sarana dan prasarana
Dalam pengadaan sarana dan prasarana harus mengacu pada
Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana.
Pada umum nya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melewati
prosedur berikut ini yaitu:

7
a. Menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana beserta fungsinya.
b. Mengklasifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
c. Penyusun proposal pengadan sarana dan prasarana, sekolah negeri
proposalnya ditujukan kepada pemerintah melalui dinad sedangkan
sekolah swasta proposalnya ditujukan kepada yayasan.
d. Menerima peninjauan dari pihak yang dituju untuk menilai kelayakan
sekolah memperoleh sarana dan prasarana.
e. Setelah ditinjau dan dikunjungi sekolah akan menerima kiriman sarana
dan prasarana yang diajukan.
D. Jenis-Jenis Pengadaan Sarana Prasarana
Bersumber pada jenisnya, pengadaan sarana serta prasarana
pendidikan bisa dilakukan sebagai berikut:
a. Tanah
Pengadaan tanah bisa dilakukan dengan metode membeli,
menerima hibah serta menukar. Dalam melaksanakan pengadaan tanah
terdapat sebagian perihal yang dilakukan ialah membentuk panitia
pengadaan, menerapkan pembebasan tanah, pengurusan akte jual beli,
pembayaran, serta pengurusan sertifikat.
b. Bangunan
Pengadaan bangunan bisa dilakukan dengan metode membangun
bangunan baru, membeli bangunan, menyewa bangunan, menerima hibah
bangunan serta menukar bangunan. Dalam membangun bangunan baru
meliputi: Mendirikan, merenovasi, memperluas serta mengganti seluruh
ataupun sebagian bangunan gedung, membuat pagar, jalan, pengaspalan
halaman, pemasangan pompa serta pengadaan listrik.
c. Perabotan
Perabotan ialah fasilitas pengisian ruangan misalnya meja, sofa,
lemari, rak serta lain- lain. Dalam pengadaan perabotan sekolah
(Depdiknas 2007), terdapat sebagian hal yang butuh dipertimbangkan
semacam segi antropomentri, ergonomis, estetika, serta segi ekonomi.

8
- Antropometri, maksudnya pengadaan perabot dengan
memperhitungkan tinggi badan ataupun dimensi penggal- penggal
badan pemakai( misalnya siswa serta tenaga kependidikan).
- Ergonomis, artinya perabot yang hendak diadakan tersebut mencermati
segi kenyamanan, kesehatan, serta keamanan pemakai.
- Estetis, ialah perabot tersebut sebaiknya menyenangkan untuk dipakai
sebab wujud serta rupanya menarik.
- Ekonomis, artinya perabot bukan cuma berkaitan dengan biayanya
namun merupakn transformasi bentuk efisiensi serta efektifitas dalam
pengadaan serta pendayagunaannya.
d. Buku
Pengadaan buku dapat dicoba dengan metode membeli,
menerbitkan sendiri, menerima hibah serta menukarnya. Supaya bisa
menerbitkan buku sendiri tanpa anggaran pencetakan hingga sekolah bisa
membentuk regu penyususnan buku serta hasilnya bisa diterbitkan dengan
metode membuat kerja sama dengan pihak penerbit buku.
e. Alat
Pengadaan alat- alat sekolah bisa dilakukan dengan metode
membeli. Menciptakan sendiri serta menerima bantuan. Alat- alat yang
dilakukan sekolah berbentuk perlengkapan kantor serta perlengkapan
pendidikan. Alat- alat kantor semacam computer, alat hitung,
perlengkapan penyimpan uang, perlengkapan pendeteksi uang palsu serta
alat pembersih. sedangkan perlengkapan pendidikan semacam
perlengkapan peraga, perlengkapan praktik, perlengkapan kesenian serta
perlengkapan berolahraga.
E. Teknik pengadaan sarana dan prasarana
Bersumber pada tipe fasilitas serta prasarana, ada 4 metode pengadaan
fasilitas prasarana ialah:
1. Metode pengadaan tanah

9
Upaya pengadaan tanah tidaklah aktivitas yang gampang ataupun
simpel, banyak hambatan yang bisa jadi ditemui dalam pengadaan tanah,
misalnya tanahnya lagi disengketakan dalam majelis hukum serta lain
sebagainya.
Pengadaan tanah ialah aktivitas sediakan tanah dengan metode
memberubah kerugian yang layak serta adil kepada pihak yang berhak. Pihak
yang berhak (owner tanah) yakni pihak yang memahami ataupun mempunyai
objek pengadaan tanah. Objek pengadaan tanah mencakup tanah, bangunan,
tumbuhan ataupun yang lain yang bisa dinilai.
Pengadaan tanah buat kepentingan sekolah berpedoman pada Undang-
undang Nomor. 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah untuk pembangunan
buat kepentingan universal, Undang- undang tersebut mengendalikan
pengadaan tanah yang hendak digunakan buat membangun prasarana
kepentingan universal, semacam prasarana pembelajaran ataupun sekolah.
Metode pengadaan bagi undang- undang tersebut melaksanakan 4 tahapan
ialah perencanaan, persiapan, penerapan serta penyerahan hasil.
a. Perencanaan pengadaan tanah
Sekolah yang memerlukan tanah membuat perencanaan pengadaan
tanah, pengadaan ini terbuat dalam wujud dokumen perencanaan
pengadaan tanah bersumber pada riset kelayakan yang diatur dalam
peraturan perundang- undanga. Yang dimaksut dengan study kelayakan
merupakan mencakup analisis bayaran, khasiat pembangunan, ditaksir
nilai tanah, akibat lingkunagn serta akibat sosial yang bisa jadi mencuat
akibat pembangnan.
b. Persiapan pengadaan tanah
Dalam melaksanakan pengadaan tanah ada 3 aktivitas pokok ialah
pemberitahuan rencana pembangunan, pendataan dini posisi rencana
pembangunan serta konsultasi publik rencana pembangunan.
c. Penerapan pengadaan tanah

10
Sehabis posisi tanah diresmikan, owner tanah cuma bisa alihkan
hak atas tanah nya kepada sekolah lewat lembaga pertanaha. Dengan kata
lain owner tanah tidak boleh menjual tanahnya kepada pihak mana juga,
beralihnya hak diisyarati dengan pembayaran ubah kerugian. Dalam sesi
ini sekolah mengajukan penerapan pengadaan tanah kelembaga
pertanahan yang dibagi meliputi 4 sangat jarang aktivitas ialah:( a)
inventarisasi serta identifikasi kemampuan, pemilikan, pemakaian serta
pemanfaatan tanah.( b) evaluasi ubah kerugian.( c) musyawarah
penetapan ubah rugi.( d) pemberian ubah kerugian.
d. Penyerahan hasil
Pada sesi ini, lembaga pertanahan menyerahkan hasil pengadaan
tanah kepada sekolah selaku lembaga yang membutuhkan tanah.
Penyerahan dicoba sehabis pemberian ubah kerugian kepada owner serta
pelepasan hak. Berikutnya sekolah bisa memuali pembangunan gedung
sehabis dicoba serah terima pengadaan tanah.
2. Metode pengadaan bangunan
Pengadaan bangunan bisa dicoba dengan metode membangun
bangunan baru, membeli bangunan, menyewa bangunan, dan menerima hibah
bangunan.
a. Membangun bangunan baru
Membangun bangun baru (Depdiknas, 2007), meliputi: Mendirikan,
memperbaharui, memperluas, mengganti dengan metode memecahkan
segala ataupun sebagian bangunan gedung, membuat pangar taman, jalur,
pemasangan pompa air serta pengadaan listrik. Aktivitas revisi tanah yang
meliputi revisi tanah serta penyelidikan tanah.
b. Membeli bangunan
Tidak hanya membangun bangunan baru, sekolah pula bisa
mengadakan bangunan dengan metode membeli bangunan, membeli
bangunan sama saja dengan membeli tanah diiringi bangunan. Sehabis
harga penawaran serta harga diagnosis sesuai hingga penjual serta

11
pembeli dating kekantor pejabat pembentuk Akte tanah (PPAT) buat
membuat akte jual beli tanah. Syarat- syarat yang wajib dibawa oleh
penjual merupakan penjual wajib bawa sartifikat hak atas tanah yang
hendak dijual, KTP, fakta pembayaran pajak bumi serta bangunan,
persetujuan suami/ istri untuk yang telah berkeluarga serta KK. Saat
sebelum Akte jual beli terbuat, PPTA hendak mengecek keaslian
sertifikat kekantor pertanahan.
c. Menyewa bangunan
Sekolah diperkenankan menyewa gedung buat prosese pendidikan.
sewa gedung diperkenankan dengan ketentuan anggarannya telah ada
terlebih dulu, sehabis itu dicoba survei terhadap bangunan gedung yang
hendak disewa misalnya keadaan bangunan, listrik serta lain- lain.
d. Menerima hibah bangunan
Kementerian pembelajaran serta Nasional bisa menerima hibah
bangunan berikut tanahnya untuk pihak lain. Penerimaan hibah tanah/
bangunan dicoba atas bawah perjanjian bersama antara pemberi serta
penerima. Tanah yang dihibahkan bisa berasal dari pemerintah, pihak
swasta, warga ataupun perorangan.
3. Metode pengadaan buku
Novel ialah kebutuhan pokok untuk sekolah sehingga keberadaan
novel wajib lekas dipadati, tanpa novel proses pendidikan tidak hendak
berlangsung efisien. Penyediaan novel senantiasa mengacu pada tujuan,
rencana serta anggaran yang ada. Metode pengadaan novel sekolah hendaknya
melewati tahap- tahap berikut ini:
a. Pemilihan buku
Sesi pemilihan novel addlah sesi pilih novel yang hendak dibeli,
novel yang hendak dibeli wajib mengacu pada tujuan bibliotek serta ciri
pembacanya. Dalam menyeleksi novel bibliotek butuh mengaitkan faktor
bagian kurikulum, bagian fasilitas serta guru mata pelajaran.
b. Pemerolehan buku

12
Pemerolehan novel bisa dicoba dengan metode membeli,
mengubah, serta menerima hadiah. Dalam membeli novel bisa dicoba
dengan memesan pada took novel yang relatif lebih murah.
4. Metode pengadaan perlengkapan serta peralatan.
Buat mendukung proses pendidikan, sekolah membutuhkan
perlengkapan serta peralatan. Perlengkapan yakni seluruh suatu yang
digunakan buat melaksanakan suatu yang bertujuan. Perlengkapan sekolah
terdapat 2 tipe ialah perlengkapan kantor( pc, perlengkapan pembersih,
perlengkapan penghitung duit serta yang lain) serta perlengkapan
pembelajaran (perlengkapan berolahraga, perlengkapan upacara serta yang
lain). Sebaliknya peralatan yakni fasilitas pendukung dalam melaksanakan
kegiatan kerja misalnya meja, sofa, lemari, jam bilik serta lain- lain.
Metode pengadaan perlengkapan serta peralatan bisa dicoba dengan
metode membeli, membuat sendiri serta menerima dorongan.
a. Membeli
Pembelian perlengkapan serta peralatan dicoba cocok dengan
kebutuhan, tidak hanya itu pengadaannya wajib bisa dipertanggung
jawabkan dengan baik, banyak perihal yang wajib dicermati dikala
hendak membeli perlengkapan serta peralatan antara lain, buatan mana,
merk, kapasitas, bahan- bahan yang dipakai, jaminan, model, metode
pembayaran serta biayanya.
b. Membuat sendiri
Sekolah bisa mengadakan perlengkapan serta peralatan sendiri
lewat program aplikasi para siswanya. Penerapan nya bisa disesuaikan
dengan keahlian, dana serta perlengkapan yang diperlukan.
c. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah wajib dicoba atas bawah perjanjian bersama
antara pemberi serta penerima secara sukarela. Terdapat sebagian perihal
yang wajib dicermati saat sebelum menerima hibah ialah:

13
- Wewenang penghibahan, artinya apakah pihak yang hendak
menghibahkan benda mempunyai hak penuh atas benda tersebut
ataupun tidak.
- Spesifikasi perlengkapan serta peralatan, perihal tersebut butuh dicoba
supaya sekolah supaya sekolah bisa membuat perencanaan
pemanfaatannya dengan baik.

2.3 Pengaturan dan Penggunaan Sarpras Pendidikan


Pengaturan dan penggunaan sarana dan prasaran merupakan dua kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan karena dilakasanakan silih berganti. Jadi menurut
Suharsimi A. dan Lia Yuliana, sarana dapat dibedakan atas dua kategori yaitu :
1. Alat-alat yang lansung digunakan dalam proses belajar mengajar seperti alat
pelajaran, alat peraga dan media pendidikan.
2. Alat-alat yang tidak lansung terlibat dalam proses belajar mengajar seperti:
Bangunan sekolah, Meja guru, Prabot kantor tata usaha, kamar kecil dan
sebagainya.

Penggunaan perlengkapan pendidikan, ada dua prinsip yang harus selalu


diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan pendidikan,yaitu prinsip efektifitas
dan prinsip efisiensi.

1. Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di


sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Prinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara
hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah
habis, rusak, atau hilang.

Menurut B. Suryosubroto (2004: 116) dari segi pemakaian (penggunaan)


terutama sarana prasarana alat perlengkapan dapat dibedakan atas:

14
1. Barang habis Pakai
Penggunaan barang habis pakai harus secara maksimal dan
dipertanggungjawabkan pada tiap triwulan sekali.
2. Barang tidak habis pakai
Penggunaan barang tetap dipertanggung jawabkan satu tahun sekali, maka
perlu pemeliharaan dan barangbarang itu disebut barang inventaris.

Kemudian menurut Suharsimi A. & Lia Yuliana (2008:178), pengaturan


yang dilakukan sebelum alat-alat digunakan disebut peraturan awal meliputi:

1. Memberikan identitas pada alat yaitu no inventaris dengan kode tertentu untuk
jenis tertentu.
2. Pencatatan alat kedalam buku daftar inventaris, yang dimaksud dengan buku
inventaris adalah buku yang digunakan untuk mencatat daftar kekayaan,
dalam hak ini kekayaan sekolah.
3. Penempatan alat kedalam ruang atau almari yang sudah diberikan kode, untuk
sekolah yang besar yang memiliki banyak alat, pemisahan didasarkan atas
penempatan dalam almari.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008 :278) menyebutkan bahwa pola
pengaturan penggunaan sarana pendidikan itu sebagai berikut:

1. Alat pelajaran untuk kelas tertentu


Ada kalanya sesuatu alat hanya dipergunakan oleh kelas tertentu sesuai
dengan kurikulum, jika banyaknya alat untuk mencukupi banyaknya kelas,
maka sebaiknya alat-alat tersebut disimpan dikelas agar mempermudah
penggunaan.
2. Alat pelajaran untuk beberapa kelas
Apabila banyaknya alat terbatas, padahal yang membutuhkan lebih
dari satu kelas, maka alat-alat tersebut terpaksa digunakan secara bersama-
sama secara bergantian. Kemungkinan pengaturan adalah:
a. Alat pelajaran diangkut ke kelas yang membutuhkan secara bergantian.

15
b. Alat pelajaran disimpan di suatu ruangan dan guru mengajak siswa untuk
datang mengunjungi ruangan itu (sistem laboratorium).
3. Alat pelajaran untuk semua siswa Penggunaan
Alat pelajaran untuk semua siswa dapat dilakukan dengan membawa
kekelas yang membutuhkan secara bergantian atau siswa yang akan
menggunakan mendatangi ruangan tertentu.
Dari uraian di atas dapat diambil garis besar bahwa ketersediaan
sarana pendidikan sekolah harus dipelihara agar dapat dimanfaatkan dalam
jangka waktu lama. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
dilakukan dengan cara:
a. Menyusun jadwal pemanfaatan sesuai dengan peruntukkan masing-masing
sarana.
b. Menunjuk penanggung jawab untuk masing-masing peralatan.
c. Menunjuk petugas tata usaha sekolah sebagai penanggung jawab
keamanan dan kebersihan prasarana.
d. Menetapkan pemanfaatan masing-masing fasilitas yang ada.
e. Menyusun jadwal pemeliharaan masing-masing fasilitas.
f. Menyimpan sarana, disimpan diruang/rak agar terhindar dari kerusakan.
g. Membersihkan dari kotoran/debu atau uap air.
h. Mendata sarana yang perlu dilakukan perbaikan.
i. Memeriksa atau mengecek kondisi secara rutin.
j. Menentukan alat yang dibutuhkan untuk merawat dan membersihkan
sarana.

Sesudah dilakukan pengaturan awal, maka alat-alat maupun sarana lain


sudah siap untuk digunakan. Penggunaan alat dipengaruhi 4 faktor yaitu :

1. Banyaknya alat untuk tiap macam


2. Banyaknya kelas
3. Banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelas
4. Banyaknya ruang atau lokal yang ada disekolah itu.

16
Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008:278) mengingat
beberapa faktor diatas serta pola pengaturan alat pelajaran (sentralisasi atau
disentralisasi) maka secara umum dapat diatur sebagai berikut :

1. Alat pelajaran untuk kelas tertentu


Ada kalanya sesuatu alat hanya dipergunakan untuk kelas tertentu
sesuai dengan materi kurikulum, jika banyaknya alat untuk mencukupi
banyaknya kelas, maka sebaiknya alat-alat tersebut disimpan dikelas agar
mempermudah penggunaan.
2. Alat Pelajaran untuk beberapa kelas
Apabila banyaknya alat terbatas, padahal yang membutuhkan lebih
dari satu kelas maka alat-alat tersebut digunakan bersama-sama secara
bergantian, kemudian pengaturannya adalah : a) Alat pelajaran yang diangkut
ke kelas yang membutuhkan secara bergantian. b) Alat pelajaran disimpan di
suatu ruangan dan guru mengajak siswa menata ruanagan itu (sistem
laboratorium).
3. Alat pelajaran untuk semua siswa
Penggunaan alat pelajaran untuk semua kelas dapat dilakukan
membawa ke kelas yang membutuhkan secara bergantian atau siswa yang
akan menggunakan mendatangi ruanagan tertentu.

2.4 Tata Cara Pemusnahan atau Penghapusan Barang


Penghapusan atau pemusnahan barang adalah kegiatan meniadakan barang-
barang milik lembaga (bisa juga sebagai milik negara) dari daftar inventaris
dengan cara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Bafadal
2014: 62). Sedangkan pengertian secara operasional, penghapusan sarana dan
prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, karena sarana dan
prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan
terutama untuk kepentingan suatu perusahaan. Jadi dapat disimpulakan bahwa

17
pengertian penghapusan atau pemusnahan barang yaitu usaha yang dilakukan
untuk meniadakan atau menghapus barang-barang dari dalam daftar inventaris
berdasarkan peraturan yang berlaku, yang mana barang tersebut sudah dianggap
tidak berfungsi. Adapun tujuan dan peranan penghapusan sarana dan prasarana,
yaitu :
a. Mencegah kerugian dan pemborosan biaya dalam memelihara atau
memperbaiki sarana dan prasarana tertentu.
b. Meringankan beban inventarisasi.
c. Barang yang tidak digunakan ruangan perlu dibebaskan.
d. Pengurus kerja akan dibebaskan dari barang yang tidak digunakan.

Ada beberapa alasan yang harus dipertimbangkan untuk dapat pemusnahan


atau menghapus peralatan kantor. Beberapa alasan tersebut dapat
dipertimbangkan untuk penghapusan sesuatu peralatan harus memenuhi sekurang-
kurangnya salah satu dari syarat dibawah ini, yaitu :

a. Kondisi barang yang rusak berat dan tidak dapat diperbaiki.


b. Terjadi pemborosan, dikarenakan oleh perbaikan yang menelan biaya yang
sangat besar.
c. Tidak sesuai dengan kebutuhan saat ini.
d. Penyusutan di luar kekuasaan pengurusan barang (misalnya barang kimia).
e. Kerusakan barang karena terlalu lama disimpan.
f. Dicuri, terbakar, musnah karena bencana alam.

Pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana dilakukan oleh panitia


penghapusan barang inventaris, dengan keputusan unit utama masing-masing.
Unit utama tersebut mewakili unsur keuangan, perlengkapan dan bidang teknis.
Panitia penghapusan barang inventaris bertugas untuk meneliti, menilai barang-
barang yang ada dan perlu dihapuskan, membuat berita acara, melaksanakan
penghapusan sampai melelang atau pemusnahan barang-barang inventaris

18
tersebut. Penghapusan atau pemusnahan sarana dan prasarana bisa dilakukan
melalui 2 cara, yaitu :

a. Penghapusan atau pemusnahan barang dengan lelang


Adalah penghapusan yang dilakukan dengan menjual barang-barang
kantor melalui kantor lelang negara. Berikut proses penghapusan barang
melalui lelang, yaitu :
 Kepala Dinas Peindidikan membentuk panitia penjualan.
 Melaksanakan sesuai prosedur lelang.
 Mengikuti acara pelelangan.
 Kantor lelang membuat “Risalah Lelang” dengan menyebutkan banyaknya
nama barang, keadaaan barang yang dilelang.
 Pembayaran uang lelang, yang desetorkan ke kas negara selambat-
lambatnya 3 hari.
 Pembeli dibebani dengan biaya lelang dan biaya lainnya.
 Melaksanakan penjualan melaui kantor lelang negara dan menyetorkan
hasilnya ke kas negara setempat, kemudian menyampaikan yang mana
dilakukan dengan perantara panitia lelang.
b. Penghapusan barang dengan pemusnahan
Penghapusan barang inventaris dengan pemusnahan dilakukan dengan
sematang mungkin dan harus menyertakan surat pemberitahuan kepada
atasan, karena dalam penghapusan harus memperhatikan aspek ekonomisnya.
Berikut proses penghapusan barang melalui pemusnahan, yaitu :
 Membentuk panitia penghapusan oleh Kepala Dinas Pendidikan atau
pimpinan unit utama.
 Sebelum barang dihapuskan perlu dilakukan pemilihan barang yang
dilakukan setiap tahun bersamaan dengan waktu memperkirakan
kebutuhan.
 Paniti meneliti barang yang akan dihapus.
 Panitia membuat berita acara.

19
 Setelah mengadakan penelitian secukupnya barang-barang yang diusulkan
untuk dihapus sesuai keputusan dengan disaksikan oleh pejabat
pemerintahan daerah setempat dan atau kepolisian, pemusnahannya
dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan, tata cara pemusnahannya
yaitu dengan cara dibakar, dikubur, dsb.
 Dikeluarkannya keputusan penghapusan oleh atasan setelah
disampaikannya berita acara.
 Pimpinan unit utama membentuk dan menugaskan panitia untuk
melaksanakan pemusnahan yang harus disaksikan oleh pihak saksi, jika
barang tersebut dimusnahkan,

Penghapusan sarana dan prasarana bukanlah suatu kegiatan yang tidak


dilakukan secara sembarangan. Harus ada prosedur yang dilakukan untuk
melakukan kegiatan penghapusan barang. Berikut prosedur yang biasa digunakan
dalam kegiatan penghapusan sarana dan prasarana.

a. Penghapusan barang yang rusak/ tua/ berlebih


Berikut prosedur penghapusan sarana dan prasarana yang sudah tua,
tusak, atau berlebih dalam segi kuitantitas :
1. Membuat daftar barang inventaris yang akan diusulkan untuk dihapuskan
kepada pejabat yang berwenang, yang mana hal ini dilakukan oleh setiap
pengurus.
2. Pengurus penghimpun atau meletakkan barang yang akan diusulkan untuk
dihapuskan tersebut pada tempat tertentu yang telah ditetapkan oleh
pimpinan satuan kerja.
3. Mengusulkan penghapusan kepada unit utamanya masing-masing
didaerah tingkat I, yang dilakukan oleh pengurus.
4. Unit utama membentuk panitia penghapusan barang. Dalam menunjuk
panita penghapusan harus sesuai dengan SK yang ditertibkan oleh unit
utama.

20
5. Panitia memeriksa barang yang diusulkan untuk dihapuskan oleh unit
kerja dan panitia melaporkannya kepada pimpinan unit utama disertai
dengan usul atau rekomendasi penyelesaiannya.
6. Barang yang diusulkan untuk dihapus diteliti oleh pimpinan unit utama.
7. Biro perlengkapan akan meminta persetujuan/izin tertulis dari materi
keuangan untuk dibuatkan SK, jika barang yang akan dihapuskan seperti
barang tidak bergerak. Di dalam SK tersebut tertuang tentang cara
penghapusan seperti melalui lelang atau pemusnahan.
b. Penghapusan barang yang hilang/ dicuri/ dirampok/ diselewengkan
1. Pimpinan unit satuan kerja bertanggung jawab atas barang yang hilang,
melaporkan ke pimpinan unit dan kepolisian. Laporan tersebut berbentuk
surat kehilangan barang.
2. Pihak kepolisian diharapkan mengeluarkan berita acara pemeriksaan
dalam waktu tiga bulan.
3. Hasil penyelidikan berisikan tentang kehilangan, barang tersebut bukan
karena kelalaian petugas atau kehilangan yang disebabkan karena
kelalaian tugas.
4. Pimpinan unit utama mengusulkan penghapusannya kepada menteri
dilampiri berita acara dan bukti setoran hasil penjualan, menteri
mengeluarkan SK penghapusannya.
5. Setelah SK penghapusan dikeluarkan maka dilakukan penghapusan dari
daftar inventaris.
c. Penghapusan barang karena bencana alam
Tata cara penghapusan barang karena bencana alam disamakan dengan
penghapusan barang yang rusak/ tua dengan tambahan SK dari Pemda yang
menyatakan bahwa daerah tersebut telah terjadi bencana alam.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara bahasa prasarana merupakan alat yang tidak langsung untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan seperti bangunan sekolah, lapangan olahraga,
uang dan lain-lain, sedangkan sarana merupakan alat yang langsung untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti buku, perpustakaan, lab dan lain sebagainya.
Adapun ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah
perencanaan, pengadaan, penginventarisasi, dan pemeliharaan, penghapusan.
Pengadaan ialah serangkaian aktivitas menyediakan bermacam tipe sarana
serta prasarana pendidikan cocok dengan kebutuhan guna menggapai tujuan
pendidikan. Kebutuhan sarana serta prasarana bisa berkaiatan dengan tipe
spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, harga dan sumber yang bisa
dipertanggungjawabkan. Tata cara dalam pengadan sarpras, antara lain :
pembelian, produksi sendiri, penerimaan hibah, penyewaan, peminjaman,
pendaur ulangan, penukaran dan rekonsisi atau rehabilitasi. Prosedur pengadaan
sarpras harus mengacu pada Pemerdiknas No. 24 tahun 2007 tentang standard
sarana dan prasarana.
Pengaturan dan penggunaan sarana dan prasarana merupakan dua
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan karena dilaksanakan silih bergantian.
Sarana prasarana dibedakan menjadi dua, yaitu alah yang langsung terlibat dan
alat yang tidak langsung terlibat. Dalam penggunaan sarpras harus mengikuti
prinsip efektif dan efisiensi. Dari segi pemakaian sarpras dapat dibedakan dari
barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. Menurut Suharsimi Arikunto
dan Lia Yuliana (2008: 278), pola pengaturan penggunaan sarana pendidikan
meliputi : alat pelajaran untuk kelas tertentu, alat pelajaran untuk beberapa kelas,
dan alat pelajaran untuk semua siswa.
Pengertian penghapusan atau pemusnahan barang yaitu usaha yang
dilakukan untuk meniadakan atau menghapus barang-barang dari dalam daftar

22
inventaris berdasarkan peraturan yang berlaku, yang mana barang tersebut sudah
dianggap tidak berfungsi. Secara umum tujuan dari diadakannya pemusnahan
dan penghapusan barang adalah meminimalisir barang yang tidak digunakan agar
tidak menyebabkan kerugian. Terdapat 2 cara dalam penghapusan dan
pemusnahan barang, antara lain : melalui pelelangan dan penghapusan dengan
pemusnahan.

3.2 Saran
Sebagai seorang guru maupun calon guru alangkah baiknya kita memahami
materi-materi terkait Manajemen Pendidikan tanpa terkecuali. Dalam
penyusunan makalah ini pemakalah menyadari masih banyak kekurangan baik
dari segi penulisan maupun dari segi materi. Maka dari itu, pemakalah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, terutama dari
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan SD, agar makalah ini
menjadi makalah yang lebih baik. Atas kritik dan saran dari pembaca terutama
dari dosen pengampu, pemakalah mengucapkan terima kasih.

23
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Dwi. (2019). Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan Prasarana. Klaten: C.V.
Sinar Mandiri.
Lailatussaadah. (2016, 1 28). “Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan”.
Retrieved 1 28, 2016, from lsmnur.blogspot.com: http://lsmnur.blogspot.com/.
Miptah Parid1, Afifah Laili Sofi Alif. (2020). Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan.
Nataparaja, Ramadhan Gugun. 2014.” Pengaturan Sarana Dan Prasarana Pada
Kebijakan Regrouping Sekolah Di SD Negeri Umbulharjo 3 Cangkringan
Sleman”. Program Manajemen Pendidikan. Fakulitas Ilmu pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Setiono. 2018. ”Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Smk
Muhammadiyah 1 Purbalingga”. Program Pascasarjana Institut Agama Islam
Negeri Purwokerto. Fakultas Institusi Agama Islam Negeri. Purwokerto.
Suyadi. (2012). Sarana dan Prasarana Kantor. Jawa Barat: PPPPTK.

24

Anda mungkin juga menyukai