Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN SARANA

PRASARANA PENDIDIKAN

Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen pengampu Dr Ihsana El Khuluqo, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 7

Sarah Yusria (2001025141)

Nadia Safitri (2001025194)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat serta
karunia- Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai
tepat pada waktunya. Makalah kami beri judul Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pmbelajaran Terpadu dari dosen pengampu mata kuliah Ibu Dr. Ihsana El Khuluqo,
M.Pd. Selain itu makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan bagi penulis
dan bagi para pembaca makalah ini. Khususnya mengenai Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan

Kami selaku penulis makalah tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Ihsana El Khuluqo, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Berbasis Sekolah. Tidak lupa bagi teman-teman yang telah mendukung
penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih. Terakhir, kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami membutuhkan
kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa
menulis makalah ini dengan lebih baik lagi.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami sebagai
penulis.

Jakarta, 9 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang................................................................................................. 1


1.2 Rumusan masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Sarana Pendidikan .............. 3


2.2 Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ......................................... 4
2.3 Prinsip Dasar Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan ......................... 7
2.4 Pengelolaan Fasilitas Sarana Prasarana Pendidikan .................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 12


3.2 Saran .............................................................................................................. 13

Daftar Pustaka .................................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang dalam
segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman.
Persiapan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak dari
masa pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Untuk memenuhi harapan di bidang pendidikan, peran sarana prasana
pendidikan sangat penting, yaitu untuk memperlancar pelaksanaan proses kegiatan
belajar mengajar. Di satu sisi harapan yang dibebankan pada dunia pendidikan
banyak, tetapi di sisi lain dunia pendidikan mempunyai banyak masalah yang
menghambat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu
masalah yang dihadapi oleh sekolah adalah masalah sarana pendidikan.
Masalah-masalah sarana pendidikan yang dihadapi sekolah antara lain
sarana penunjang pendidikan belum sepenuhnya berada dalam kondisi yang
memadai. Hal ini dapat dilihat misalnya sarana belajar yang rusak atau belum
tersedia. Kondisi yang demikian, selain akan berpengaruh pada ketidaklayakan,
ketidaknyamanan pada proses belajar mengajar, juga akan berdampak pada
keengganan orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tersebut.
Agar sarana pendidikan dapat difungsikan dengan baik, maka diperlukan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya manajemen sarana
dan prasarana pendidikan, maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan
prasarana pendidikan secara lebih terkonsep dan terarah.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa maksud dari pengertian dan ruang lingkup manajemen sarana dan
prasarana pendidikan?
2. Apa administrasi sarana dan prasarana pendidikan?
3. Bagaimana prinsip pengelolaan sarana prasarana pendidikan?
4. Bagaimana pengelolaan fasilitas pendidikan?
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian dari manajemen sarana prasarana pendidikan,
2. Mengetahui ruang lingkup sarana prasarana pendidikan,
3. Memahami proses administrasi sarana prasarana,
4. Mengetahui pengelolaan sarana prasarana pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Sarana Pendidikan


Manajemen Sarana adalah segenap proses penataan yang bersangkutan
dengan pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar
tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Tim Penyusun Pedoman Media Pendidikan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak
bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif dan efisien.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana pendidikan adalah suatu
proses penataan yang bersangkutan dengan pengadaan, pendayagunaan, an
pengelolaan semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik
yang bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikansecara efektif
dan efisien.
Sarana/ fasilitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Fasilitas Fisik
Segala sesuatu yang berupa benda atau fisik yang dapat dibendakan, yang
mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Fasilitas
fisik juga disebut fasilitas materiil. Contoh: perabot ruang kelas, perabot kantor TU,
perabot laboratarium, perpustakaan dan ruang praktik.
2. Fasilitas Uang
Segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat
bekerjanya nilai uang.
Menurut keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.079/1975,
sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
1. Bangunan dan perabot sekolah,
2. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan dan alat-alat peraga,
3. Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi; media audio
(media untuk pendengaran berupa suara), media visual (media untuk
penglihatan berupa gambar), dan media audiovisual (media untuk
pendengaran dan penglihatan berupa)

2.2 Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen
yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Administrasi sarana dan prasarana berfungsi, sebagai berikut.
1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di
perlukan dalam proses belajar mengajar.
2. Memelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat
terlaksana dengan lancar dan optimal.
Adapun komponen sarana dan prasarana yang di perlukan di sekolah demi
kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan, antara lain:
1. Lahan
Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus disertai dengan
tanda bukti kepemilikan yang sah dan lengkap (sertifikat), adapun jenis lahan
tersebut harus memenuhi beberapa kriteria.
a) Lahan terbangun adalah lahan yang diatasnya berisi bangunan.
b) Lahan terbuka adalah lahan yang belum ada bangunan diatasnya.
c) Lahan kegiatan praktek adalah lahan yang di gunakan untuk
pelaksanaan kegiatan praktek.
d) Lahan pengembangan adalah lahan yang di butuhkan untuk
pengembangan bangunan dan kegiatan praktek.
Lokasi sekolah harus berada di wilayah pemukiman yang sesuai dengan
cakupan wilayah sehingga mudah di jangkau dan aman dari gangguan bencana alam
dan lingkungan yang kurang baik.
1. Ruang
Secara umum jenis ruang di tinjau dari fungsinya dapat di kelompokkan
dalam :
a) Ruang pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan belajar
mengajar teori dan praktek diantaranya ruang perpustakaaan, ruang laboratorium,
ruang kesenian, ruang olah raga, dan ruang keterampilan.
b) Ruang administrasi
Ruang administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan
kantor. Ruang administrasi terdiri dari : ruang kepala sekolah, ruang tata usaha,
ruang guru, dan gudang.
c) Ruang penunjang
Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung
proses kegiatan belajar mengajar antara lain : ruang ibadah, ruang serbaguna, ruang
koperasi sekolah, ruang UKS, ruang OSIS, ruang WC / kamar mandi, dan ruang
BP.
2. Perabot
Jenis perabot sekolah di kelompokkan menjadi 3 macam.
a) Perabot pendidikan adalah semua jenis mebel yang di
gunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar.
b) Perabot administrasi adalah perabot yang di gunakan untuk
mendukung kegiatan kantor.
c) Penunjang perabot yang di gunakan atau di butuhkan dalam
ruang penunjang. Seperti perabot perpustakaan, perabot UKS,
perabot OSIS.
3. Alat dan Media Pendidikan
Setiap mata pelajaran sekurang-kurangnya memiliki satu jenis alat peraga
praktek yang sesuai dengan keperluan pendidikan dan pembelajaran, sehingga
dengan demikian proses pembelajaran tersebut akan berjalan dengan optimal.
4. Buku dan Alat Ajar
Bahan ajar ini terdiri dari;
a) Buku pegangan
Buku pegangan di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai acuan dalam
pembelajaran yang bersifat Normatif, adaptif dan produktif.
b) Buku pelengkap
Buku ini di gunakan oleh guru untuk memperluas dan memperdalam
penguasaan materi.
c) Buku sumber
Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik untuk
memperoleh kejelasan informasi mengenai suatu bidang ilmu / keterampilan.
d) Buku bacaan
Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai bahan bacaan
tambahan (nonfiksi) untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta sebagai
bahan bacaan (fiksi ) yang bersifat relatif.
Adapun tujuan dari administrasi sarana dan prasarana itu adalah:
1. mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar ,yang memungkinkan
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin.
2. menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi dalam pembelajaran.
3. menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam proses
pembelajaran
4. membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat- sifat individunya.
2.3 Prinsip Dasar Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan
Dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah, terdapat sejumlah prinsip
yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip
tersebut menurut Bafadal adalah:
1. Prinsip Pencapaian Tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah dilakukan dengan maksud
agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu,
manajemen perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil bilamana fasilitas
sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap ada seorang personel sekolah
akan menggunakannya.
2. Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi berarti semua kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa
memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Selain
itu juga berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Dalam rangka itu
maka perlengkapan sekolah hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis
penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut dikomunikasikan
kepada semua personel sekolah yang diperkirakan akan menggunakannya.
Selanjutnya, bilamana dipandang perlu, dilakukan pembinaan terhadap semua
personel.
3. Prinsip Administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang
berkenaan dengan sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai contohnya adalah
peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara.
Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan
pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang,
peraturan, instruksi dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sebagai
upaya penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan
pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut
dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang diperkirakan akan
berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan.
4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di Indonesia tidak sedikit adanya lembaga pendidikan yang sangat besar
dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga
manajemennya melibatkan banyak orang. Bilamana hal itu terjadi maka perlu
adanya pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam
pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat
itu perlu dideskripsikan dengan jelas.
5. Prinsip Kekohesifan
Dengan prinsip kekohesifan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di
sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat
kompak. Oleh karena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan
perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun
antara yang satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.

2.4 Pengelolaan Fasilitas Sarana Prasarana Pendidikan


Pengelolaan fasilitas pendidikan meliputi; perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan Dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses
analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran
sehingga muncullah istilah kebutuhan yang diperlukan (primer) dan kebutuhan
yang menunjang. Dalam proses perencanaan ini harus dilakukan dengan cermat dan
teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
jumlahnya, jenisnya dan kendalanya, beserta harganya.
2. Pengadaan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dibagi menjadi:
a) Pengadaan tanah
Menurut Soerjani (1988:135) mengemukakan: “Dalam mensirikan gedung
sekolah, perlu diperhatikan tentang letak sekolah dan lingkungannya. Letak dan
lingkungan sekolah adalah salah satu komponen yang dapat menunjang atau
menghambat usaha meningkatkan ketahanan sekolah”. Syarat-syarat yang harus
diperhatikan menurut J.Mamusung antara lain:
1) Mudah dicapai dengan berjalan kaki ataupun berkendaraan,
2) Terletak disuatu lingkungan yang banyak hubungan dengan kepentingan
pendidikan (sekolah),
3) Terdapat air yang bersih dan berkualitas,
4) Memperoleh sinar matahari yang cukup selama waktu sekolah berlangsung,
sehingga kelancaran dan kesehatan terjamin,
5) Cukup luas, bentuk maupun tofogafinya akan memenuhi kebutuhan.

b) Pengadaan gedung/ bangunan


Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bangunan yang ideal,
J.Mumusung (1981:16) mengemukakan sebagai berikut.
1) Memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis,
2) Ukuran dan bentuk ruangan disesuaikan dengan kebutuhan,
3) Tinggi rendahnya tembok, letak jendela dan kusen
disesuaikan dengan kondisi anak-anak,
4) Aman, artinya material dan kontruksi bangunannya benar-
benar dapat dipertanggungjawabkan baik kekuatan/
kekokohan bangunan itu sendiri, maupun pengaruh erosi,
angin, getaran, petir dan pohon yang berbahaya,
5) Pengunaan warna yang cocok.
c) Pengadaan perlengkapan/ perabot
Pengadaan perlengkapan keharusan untuk memilih dan memiliki perabot
dan perlengkapan yang sesuai dengan umur, minat serta tarap perkembangan fisik
maupun phsyshis dari setiap murid dan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Depdiknas mengelompokannya menjadi barang-barang yang habis dipakai dan
barang-barang yang tak habis dipakai. Berikut syarat perlengkapan/ perabot.
1) Sesuai dengan aktivitas murid dalam PBM,
2) Ukuran perlengkapan/ perabot sesuai dengan fungsinya
sebagai pendukung pembelajaran,
3) Kuat, mudah memeliharanya, dan mudah dibersihkan, serta
tahan lama,
4) Flexible sehingga mudah digunakan oleh guru maupun
murid,
d) Inventarisasi
Semua sarana dan prasaran sekolah hendaknya diinventarisir, dengan
format umum yang telah ditetapkan, yaitu: Jumlah barang, Jenis Barang, Kualitas
Barang, Tahun Pembuatan, Merek Barang Ukuran Barang, Dan Harga, pencatatan
inventaris di Buku Inventaris. Dimana terdapat 2 jenis Buku Inventaris.

a) Buku Induk barang inventaris, mencatat semua barang inventaris


menurut urutan tanggal.
b) Buku golongan barang inventaris, mencatat barang inventaris
menurut golongan barang yang telah ditentukan.
e) Pemeliharaan

Pemeliharaan atau maintenanace merupakan suatu kegiatan yang dilakukan


pihak pemakainya secara kontinu untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana
pendidikan yang ada tetap dalam keadaan baik, tidak cepat rusak dan siap untuk
dipergunakan. Menurut waktunya kegiatan pemeliharaan terhadap bangunan dan
perlengkapan serta perabot sekolah dapat dibedakan menjadi pemeliharaan yang
dilakukan setiap hari dan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala.

f) Penghapusan

Barang-barang yang sudah ada di sekolah, tidak akan selamanya bisa


digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan. Hal ini dikarenakan
mungkin rusak/ sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan keadaan, biaya
pemeliharaan yang tinggi. Maka barang-barang tersebut harus segera dihapus.
Artinya menghapus barang-barang inventaris dari daftar inventaris sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dengan adanya penghapusan maka barang tersebut
dibebaskan dari biaya perbaikan dan pemeliharaan, dan meringankan beban kerja
inventaris dan membebaskan tanggung jawab sekolah terhadap barang tesebut.
Syarat penghapusan barang dari daftar inventaris, sebagai berikut.

a) dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat


diperbaiki lagi atau dipergunakan lagi,
b) secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya
pemeliharaan,
c) penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang (biasanya bahan
kimia),
d) tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini, seperti mesin tulis
biasanya diganti dengan IBM atau personal komputer.
e) barang-barang yang apabila disimpan lebih lama akan rusak dan
tidak dapat dipakai lagi.
f) dicuri, dibakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam, dsb.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sarana dan prasarana pendidikan adalah faktor yang kecil dan sepele,
namun pada kenyataannya tidak dapat disepelekan dan tidak dapat dianggap
sebagai suatu hal kecil, sehingga kerap kali dapat ditemukan pada lembaga-lembaga
pendidikan yang ditemui diindonesia ini yang justru tidak dapat mengorganisir dan
mengelola sarana yang ada secara optimal, efektif dan efesien. Padahal sarana dan
prasarana pendidikan sangatlah mendukung dan membantu dalam proses belajar
mengajar guna mencapai tujuan pendidikan.

Dalam mengelola sarana dan prasarana yang ada, dibutuhkan adanya suatu
badan ataupun tenaga kerja khusus yang memiliki ahli dan hanya terfokus pada
sarana dan prasarana tersebut dengan dibantu oleh para tenaga pengurus lembaga
yang ada. Pada pengelolaan sarana dan prasarana itu sendiri dibutuhkan adanya
perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan, penggunaan,
pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana.

Dalam pengelolaaan sarana dan prasarana tidak dapak terlepas dari delapan
faktor diatas. Oleh karenanya bagi tenaga pengurus yang termasuk didalamnya
tenaga guru pengajar, kepala sekolah, staff dan siswa, hendak memperhatikan
pengelolaan sarana dan prasarana sekolahnya. Bila tidak maka jalan menuju untuk
mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya tidak mudah untuk dicapai dan
pasti akan mengalami banyak kendala-kendala didalamnya.
3.2 Saran

1. Penggunaan sarana pendidikan harus bersifat meningkatkan minat siswa


dalam belajar
2. Dengan sarana pendidikan harus dapat merangsang siswa untuk
mengembangkan pengertian pada suatu pembahasan materi.
3. Dianjurkan kepada setiap tenaga pengajar agar menerapkan sarana
pendidikan yang tepat dalam setiap penyampaian materi sehingga proses
KBM terkesan lebih produktif dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ary Gunawan, 1996, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro).


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mulyasa, 2002, Managemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suharsimi Arikunto, 1990, Organisasi Dan Administrasi (Pendidikan Teknologi


dan Kejuruan), Jakarta: CV. Rajawali.

Yusak Burhanudin, 1998, Administrasi Pendidikan (Untuk Fakultas Tarbiyah


Komponen MKDK), Bandung: CV Pustaka Setia.

M. Moh Rifai, 1982, Administrasi Pendidikan, Bandung: Jemmars.

Suryo Subroto, 1988, Dimensi-Dimensi Administrasi Di Sekolah, Jakarta: Bina


Aksara.

Anda mungkin juga menyukai