Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu :

RITA, S.Pd.I., M.SI

Disusun oleh : Rizky Mawarti (Kelompok 8)


Semester : VI (enam)
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Dasar

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) TEBO


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
hidayah dan taufiknya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini. Shalawat beserta salam kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
mukjizat dan banyak perubahan terhadap umat manusia.

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan


kepada kita tentang Manajemen Fasilitas Pendidikan, juga harapan kami dengan
adanya makalah ini bisa membantu dalam mata kuliah Manajemen Pendidikan
Dasar.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua terutama


mahasiswa-mahasiswi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Muara Tebo, 07 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2

A. Pengertian Fasilitas dan Jenis-Jenisnya ....................................................... 2

B. Pengertian Manajemen Fasilitas Pendidikan ............................................... 3

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen Fasilitas Pendidikan merupakan salah satu kajian penting yang


berada pada bagian manajemen pendidikan. Dianggap penting karena dengan
menata fasilitas pendidikan secara keseluruhan akan menghindarkan adanya
pemborosan dan penggunanaan barang akan lebih efisien. Dalam pelaksanaan
pendidikan, komponen yang harus ada yaitu berupa kurikulum, peserta didik,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan serta lembaga pendidikan.
Jika semua komponen ini telah tersedia maka proses pendidikan atau proses
belajar mengajar dapat dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan.

Dalam bab manajemen fasilitas pendidikan akan dibahas mengenai


pengertian fasilitas pendidikan dan jenis-jenis fasilitas pendidikan, manajemen
fasilitas pendidikan, prinsip-prinsip manajemen fasilitas, dan pengelolaan fasilitas
pendidikan. Proses pengelolaan fasilitas pendidikan secara kronologis terdiri dari
kegitaan perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, dan
penghapusan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian fasilitas dan jenis-jenis nya ?


2. Apa pengertian manajemen fasilitas pendidikan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui fasilitas dan jenis-jenis nya.


2. Untuk mengetahui pengertian manajemen fasilitas pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fasilitas dan Jenis-Jenisnya

Menurut Muling (2006) dalam buku Manajemen Pendidikan, fasilitas


adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Bisa
juga dianggap sebagai suatu alat. Menurut Wahyuningrum (2004), fasilitas adalah
segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu
usaha. Sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan sutu usaha tersebut
biasanya berupa benda-benda atau uang. Dari pengertian tersebut, fasilitas
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang
mempunyai peranan dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha.
Fasilitas fisik dapat disebut juga dengan fasilitas materiil. Karena fasilitas
ini dapat memberi kemudahan dan kelancaran bagi suatu usaha dan
biasanya diperlukan sebelum suatu kegiatan berlangsung maka dapat pula
disebut sebagai sarana materiil. Apabila dikaitkan dengan pendidikan
maka fasilitas materiil meliputi: perabot ruang kelas, perabot kantor TU,
perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek, alat pelajaran,
media pendidikan, dll.
2. Fasilitas Uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan
suatu kegiatan sebagai akibat dari “nilai uang”.

Menurut Ibrahim Bafadal (2003) dalam buku Manajemen Pendidikan,


sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang
secara langsung dugunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan
Prasarana pendidikan diartikan sebagai perangkat yang menunjang
keberlangsungan sebuah proses pendidikan, dalam pengertiannya yaitu semua
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan
proses pendidikan sekolah.

2
Wahyuningrum berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah segala
fasilitas yang diperlukan dalam suatu kegiatan/aktivitas untuk mencapai suatu
tujuan, yang dapat meliputi barang yang bergerak maupun barang yang tidak
bergerak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah


semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang
bergerak, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh
terhadap tujuan pendidikan.

B. Pengertian Manajemen Fasilitas Pendidikan

Manajemen fasilitas merupakan seluruh proses kegiatan yang


direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinuiti terhadap benda-benda pendidikan agr senantiasa siap
pakai (ready to use), efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan (Wahyuningrum. 2004).

Prinsip-prinsip Manajemen Fasilitas Pendidikan


1. Prinsip Pencapaian Tujuan : berhasil bilamana fasilitas selalu siap pakai setiap
saat bila akan digunakan.
2. Prinsip efiensi : kegiatan pengadaan fasilitas dengan perencanaan, disertai
dengan juknis penggunaan dan pemeliharaan.
3. Prinsip administratif : pengelolaan fasilitas memperhatikan Undang-Undang
(UU), perturan, instruksi dan pedoman yang berlaku.
4. Prinsip kejelasan tanggungjawab : perlu kejelasan tugas dan tanggungjawab
personil.
Prinsip kekohesifan : manajemen fasilitas hendaknya dapat terealisasikan
dalam bentuk proses kerja yang kompak dan baik

Proses pengelolaan fasilitas pendidikan bertujuan untuk :

1. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem perencanaan


secara hati-hati dan seksama

3
2. Mengupayakan pemakaian sarana dan prsarana secara hati-hati dan efisien.
3. Mengupayakan pemeliharaan serana prasarana agar siap pakai apabila
diperlukan.
4. Membantu personiul dalam memberi layanan secara profesional dalam
bidang sarana dan prasarana.
5. Dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja personil.

PENGADAAN
Pengadaan adalah kegiatan menyediakan semua keperluaan
barang/benda/jasa bagi keperluaan pelaksanaan tugas. Sebelum kegiatan
pengadaan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan kegiatan perencanaan dan
prakualifikasi fasilitas pendidikan.
a. Perencanaan fasilitas
Perencanaan pengadaan fasilitas adalah rencana kebutuhan yang meliputi
semua barang yang diperlukan, baik yang bergerak maupun tidak bergerak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan pengadaan
fasilitas adalah sebagai berikut:
1) Cara melakukan perencanaan fasilitas pendidikan
2) Kapan perencanaan fasilitas pendidikan dilakukan?
3) Prosedur perencanaan fasilitas pendidikan
4) Analisis kebutuhan fasilitas
b. Jenis-Jenis Pengadaan Fasilitas
Meliputi : tanah, bangunan, perabot, alat kantor/buku dan kendaraan.
c. Cara Pengadaan fasilitas pendidikan dengan lelang (dengan
prakualifikasi), penunjukan langsung (prakualifikasi/pasca kualifikasi),
membeli, membuat sendiri, menerima hibah.

PENDAYAGUNAAN
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, maka setiap alat
perlengkapan perlu diatur penggunaannya seoptimal mungkin. Khususnya buku-
buku, alat peraga dan/atau alat pelajaran lain. Guru mata pelajaran agar menyusun
program penggunaan alat dikaitkan dengan program pengajaran. Dalam upaya

4
meningkatkan proses belajar mengajar guru dan/atau pengguna lain di sekolah,
perlu membuat program penggunaan alat pelajaran secara efisien dan efektif di
samping juga ikut aktif dalam perencanaan pengadaannya.

Sarana dan prasrana yang sudah harus dirawat dan dipelihara agar dapat
dimanfaatkan dengan optimal, efektif dan efesien. Prinsip efektivitas berarti
semua pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-
mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun, prinsip efisiensi berarti, pemakaian
semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua
perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang.

PEMELIHARAAN

a. Landasan Hukum Pedoman Pemeliharaan Fasilitas


Menurut Surat Keputusan Menteri Pendiikan Nasional No. 057/M/1978
secara fungsional tanggung jawab pengelolaan pemeliharaan barang
fasilitas diserahkan seluruhnya kepada unit masing-masing

b. Pengertian Pemeliharaan Fasilitas


Suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan
agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan siap pakai
c. Tujuan Pemeliharaan
1) Agar fasilitas/barang dapat bertahan lama
2) Untuk menjaga keselamatan barang agar tetap aman
3) Agar barang tersebut dapat digunakan seefisien dan seefektif mungkin
4) Melatih agar bertanggung jawab bagi si pemakai maupun pertugas
pemeliharaan
d. Fungsi Pemeliharaan
1) Menjaga agar barang-barang itu tetap dalam keadaan baik dan utuh
2) Agar setiap saat dapat segera digunakan sampai batas umurnya

5
3) Membedakan pemanfaatan barang yang masih bisa dipakai dan barang
yang sudah rusak
e. Usaha-usaha yang dapat dilakukan pada proses pemeliharaan
1) Melakukan pencegahan kerusakan
2) Menyimpan, disimpan diruang/rak agar terhindar dari kerusakan
3) Membersihkan dari kotoran/debu atau uap air
4) Memeriksa mengecek kondisi sarana dan prasarana secara rutin
5) Mengganti komponen-komponen yang rusak
6) Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sarana atau
prasarana pendidikan
f. Pemeliharaan terhadap keamanan fisik barang
Ruang lingkupnya dapat ditinjau dari 2 segi yaitu gangguan alam dan
gangguan dari manusia. Pengertian gangguan adalah unsur penyebab yang
menimbulkan kemacetan atau penyimpangan, sehingga barang tersebut
tidak dapat digunakan secara normal
g. Petugas Pemeliharaan
Petugas di sini adalah:
1) Karyawan yang ditunjuk pimpinan untuk mengelola/memelihara
barang perlengkapan yang dimaksud
2) Unit yang ditugaskan untuk mengelola pemeliharaan barang
3) Pihak ke 3 yang ditunjuk untuk pemeliharaan fasilitas

PENGHAPUSAN

a. Pengertian
Menurut Wahyuningrum (2004), Penghapusan ialah proses
kegiatan yang bertujuan untuk menghapuskan barang-barang milik
negara/kekayaan negara dari daftar inventaris berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Tujuan Penghapusan

6
1) Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau
pemborosan biaya untuk pemeliharaan/perbaikan, pengamanan
barang-barang yang semakin buruk kondisinya, barang-barang
berlebih, dan/atau barang-barang lainnya yang tidak dapat
dipergunakan lagi.
2) Meringankan beban kerja dan tanggungjawab pelaksana inventaris.
3) Membebaskan ruang/pekarangan kantor dari barang-barang yang tidak
digunakan lagi.
4) Membebaskan barang dari pertanggungjawaban administrasi satuan
organisasi yang mengurus.
c. Syarat-syarat penghapusan
1) Keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau
dipergunakan lagi.
2) Perbaikan akan menelan biaya yang besar sekali sehingga merupakan
pemborosan uang negara.
3) Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan
besarnya biaya pemeliharaan.
4) Hilang akibat susut diluar kekuasaan pengurus barang.
5) Tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini atau tidak mutakhir.
6) Kelebihan persediaan yang apabila disimpan lebih lama akan
bertmbah rusak dan akhirnya tidak dapat dipergunakan lagi.
7) Hilang karena dicuri/ dirampok/ diselewengkan/ bencana alam.
d. Jenis-jenis pengahapusan
Dalam pelaksanaab penghapusan dikenal 2 jenis cara, yaitu :
1) Menghapus dengan menjual barang-barang melalui kantor lelang
negara.
2) Pemusnahan yang dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan
dengan disaksikan oleh perabot pemerintah daerah setempat serta
mengikuti tata cara yang pemusnahan berlaku (dibakar, dikubur,dll).
e. Tahap-tahap penghapusan

7
1) Pemilihan barang yang dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu
memperkirakan kebutuhan
2) Memperhatikan faktor-faktor penyingkiran dan penghapusan ditinjau
dari segi nilai uang
3) Membuat perencanaan
4) Membuat surat pemberitahuan kepada yang akan diasakan
penyingkiran dengan menyebut barang-barang yang akan disingkirkan
5) Melaksanakan penyingkiran, dengan cara: a. Mengadakan lelang b.
Menghibahkan kepada badan orang lain c. Membakar d. Penyingkiran
disaksikan oleh atasan
6) Membuat berita acara tentang pelaksanaan penyingkiran.

PELAPORAN

Pelaporan data atau inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar


barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-
ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku (Ibrahim Bafadal.2004).
Masih menurut Ibrahim Bafadal, kegiatan inventarisasi perlengkapan
pendidikan meliputi dua kegiatan, yaitu:
a. Pencatatan Perlengkapan Pendidikan
Barang-barang perlengkapan di sekolah dapat diklarifikasikan menjadi dua
macam, yaitu barang inventaris dan barang bukan inventaris. Barang inventaris
adalah keseluruhan perlengkapan sekolah yang dapat digunakan secara terus-
menerus dalam waktu yang relatif lama, seperti meja, bangku, papan tulis, buku
perpustakaan sekolah, dan perabot-perabot lainnya. Pengadaan barangkali
sepenuhnya atau sebagian besar dari anggaran negara atau bantuan dari pihak-
pihak tetentu. Sedangkan barang-barang bukan inventaris adalah semua barang
habis pakai, misal kapur tulis, karbon, kertas, pita mesin tulis, dan barang-barang
yang statusnya tidak jelas.
b. Pembuatan Kode Barang
Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan inventarisasi perlengkapan
pendidikan di sekolah adalah membuat kode barang dan menuliskannya pada

8
badan perlengkapan pendidikan di sekolah, terutama yang tergolong sebagai
barang inventaris. Kode barang adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan
barang. Kode tersebut ditulis pada barang yang sekiranya mudah dilihat dan
dibaca. Tujuan pembuatan dan penulisan kode adalah untuk memudahkan semua
pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan di sekolah.
c. Laporan triwulan mutasi barang inventaris
1) Tiap sekolah dan unit pelaksana teknis wajib membuat daftar laporan
triwulan mutasi barang inventaris rangkap 2 (dua), untuk disampaikan 1
(satu) set (asli) kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat
dan 1 set untuk arsip sendiri. Laporan tersebut harus sudah disampaikan
paling lambat 7 hari setelah berakhirnya triwulan tahun anggaran berjalan.
2) Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi laporan
triwulan yang berasal dari sekolah/UPT/Dinas Pendidikan Kecamatan.
Selanjutnya Kantor Depdik Kabupaten/Kota sendiri menyampaikan kepada
Dinas Pendidikan Propinsi setempat u.p Kepala Bagian Perlengkapan.
d. Laporan tahunan inventaris
1) Tiap sekolah wajib mengisi Daftar Isian Inventaris dan Rekapitulasi Barang
Inventaris rangkap 2 (dua). Laporan Tahunan Inventaris (yang membuat
Daftar Isian Inventaris dan Rekapitulasi Barang Inventaris) disampaikan 1 set
(asli) kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.
2) Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota wajib mengisi Daftar Isian
Inventaris dan Daftar Rekapitulasi Laporan Tahunan Inventaris yang berasal
dari sekolah/UPT di lingkungannya. Laporan Tahunan Inventaris tersebut
disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Propinsi u.p Kepala Bagian
Perlengkapan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Manaejemen Fasilitas Pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang


direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinuiti terhadap benda-benda pendidikan agr senantiasa
siap pakai (ready to use), efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan.
2. Fasilitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu fasilitas fisik atau yang
biasanya disebut dengan fasilitas materiil dan fasilitas uang. Sarana pendidikan
adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung
dugunakan dalam proses pendidikan di sekolah sedangkan prasarana adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pendidikan sekolah. Dalam manejemen Fasilitas
pendidikan terdapat langkah-langkah yang digunakan yaitu dimulai dari
pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, penghapusan dan pelaporan. Semua
kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk menjaga agar barang
barang inventaris dan yang bukan inventaris dapat terjaga dengan aman dan
dapat digunakan kapanpun. Jadi penggunaan fasilitas sarana dan prasarana
pendidikan selalu efektif dan efisien.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afid Burhanuddin._. Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan. diunduh pada


tanggal 17 November 2015 pada pukul 5.00 PM

Ary H. Gunawan. 1982. Dasar-Dasar Sarana Pendidikan. Yogyakarta: Al


Hikmah.

Ibrahim Bafadal. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya.


Jakarta: Bumi Aksara.

Lia Yuliana. Manajemen Sarana Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY diunduh


pada tanggal 17 November 2015 pada pukul 3.37 PM

Suharsimi Arikunto. 1987. Pengelolaan Matereial. Jakarta: Prima.

Wahyuningrum. 2004. Manajemen Fasilitas. Diunduh pada tanggal 17 November


2015 pada pukul 3.40 PM

11

Anda mungkin juga menyukai