Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Konsep Aksiologi Holistik-Integratif: Perspektif Islam dan Komparasinya


dengan Barat

Di Susun Oleh :

Ayu Melinda (2010209016)


Muhammad Ghozali Hr (2030209048)

Dosen Pembimbing :
Rikki Zevtiawan, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Aksiologi
Holistik-Integratif: Perspektif Islam dan Komparasinya dengan Barat” ini dengan
tepat waktu. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita ke zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Dengan tersusunya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami secara
mendalam tentang islam dan ilmu pengetahuan. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah
berikutnya.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah islam dan
ilmu pengetahuan Bapak Rikki Zevtiawan, M.Pd semogah allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kami. Aamiinn.

Palembang, 25 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
A. Konsep Aksiologi, Holistik-Integratif ............................................................................ 2
B. Konsep Nilai-nilai Pragmatisme ..................................................................................... 3
C. Etika Keilmuan dalam Tradisi Islam Dan Barat ............................................................. 4
D. Konsep Maslahat ............................................................................................................. 5
E. Perspektif Islam Dan Komparasinya Dengan Barat ....................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aksiologi membahas tentang nilai secara teoretis yang mendasar dan filsafati, yaitu
membahas nilai sampai pada hakikatnya. Oleh karena aksiologi membahas tentang nilai
secara filsafati, maka juga disebut Philosophy of Value (Filsafat Nilai). Aksiologi adalah
cabang filsafat yang menganalisis tentang hakikat nilai yang meliputi nilsi-nilai kebaikan,
kebenaran, keindahan, dan religius. Nilai-nilai kebaikan, kebenaran, keindahan, dan
religius sebagai objek material ditinjau dari sudut pandang hakikatnya. Istilah holistik
berasal dari bahasa Inggris dari akar kata “whole” yang berarti “keseluruhan”, (Webster
dalam Krisna, 2018). Holisme berarti pandangan yang melihat bahwa keseluruhan
lebih mendasar dari pada bagian-bagian (Mahzar dalam Dahlan, 2009). Di Barat,
holisme dipelopori oleh ahli biologi Inggris yakni Jan Christian Smuts. Sedangkan
integrasi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris, yakni integrate-
integration yang berarti menyatupadukan, penggabungan atau penyatuan menjadi satu
kesatuan yang utuh (Echlos dan Shadily, dalam Yeniar, 2009). Integrasi ilmu dapat
diartikan sebagai penyatuan ilmu menjadi satu kesatuan yang utuh, yakni ilmu umum dan
ilmu agama. Holistik-integratif adalah pendidikan yang mengintegrasikan segala aspek
dan nilai-nilai dalam pendidikan seperti nilai moral, etis, religius, psikologis, filosofis, dan
sosial dalam kesatuan yang dilakukan secara menyeluruh antara jiwa dan badan serta
aspek material dan aspek spiritual.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian aksiologi holistik-integratif ?


2. Konsep nilai-nilai pragmatisme ?
3. Etika keilmuan dalam tradisi islam dan barat ?
4. Konsep maslahat ?
5. Bagaimana perspektif islam dan komparasinya dengan barat ?
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari aksiologi, holistik-integratif


2. Memahami Konsep nilai-nilai pragmatisme, konsep, konsep maslahat, etika keilmuan
tradisi islam dan barat
3. Memahami bagaimana perspektif islam dan komparasinya dengan barat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Aksiologi, Holistik-Integratif

1. Pengertian Aksiologi, Holistik-integratif


Aksiologi adalah asas mengenai cara begaimana menggunakan ilmu pengtahuan yang
secara epistemologi diperoleh dan disusun. Menurut kamus “The Random House
Dictionary of the English Language”: aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan
dengan nilai,seperti etika, estetika, atau agama.Secara historis, istilah yang lebih umum
dipajai adalah etika (ethics) atau moral (morals). Tetapi dewasa ini, istilah axios (nilai) dan
logos (teori) lebih akrab dipakai dalam diaog filosofis. Jadi, aksiologi bisa disebut
sebagai the theory of value atau teori nilai. Yaitu bagian dari filsafat yang menaruh
perhatian tenang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta
tentang cara dan tujuan (means and ends). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori
yang konsisten untuk perilaku etis. Ia bertanya seperti apa itu baik (what is good). Tatkala
yang baik terindefikasi, maka memungkinkan seseorang untuk berbicara tentang moralitas,
yakni memakan kata-kata atau konsep “seharusnya” atau “sepatutnya” (ought/should).
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1985 : 34-35) Aksiologi merupakan cabang filsafat
yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi
mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana
kaitan antara car penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan
objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik,
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmia dengan norma-norma moral
atau profesional?. Pada dasarnya ilmu engetahuan harus digunakan dan dimanfaatkan
untuk kemaslahatan manusia. Dalam hal ini, ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau
alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia,
martabat manusia, dan kelestarian atau keseimbangan alam.Untuk kepentingan manusia
tersebut pengetahuan ilmiah yang diperolrh dan disusun dipergunakan secara komunal dan
universal. Komunal berarti ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama,
setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya. Universal berarti bahwa
ilmu tidak mempunyai koonotasi ras, ideologi, atau agama.
Aksiologi terdiri dari analisis tentang kepercayaan, keputusan, dan konsep-konsep
moral dalam rangka menciptakan atau menemnukan suatu teori nilai. Terdapat dua
kategori dasar aksiologi, yaitu; (1) objectivisme dan (2) subjectivisme. Keduanya beranjak
dari pertanyaan yang sama: apakah nilai itu bersifat bergantung atau tidak bergantung
2
pada pendapat manusia. Dari sini muncul emat pendekatan etika, dua yang pertama
beraliran obyektivis, sedangkan dua berikutnya beraliran subyektivis.Dengan demikian,
sebagai cabang filsafat yang berbicara tentang nilai (what is the value), aksiologi
merupakan “ilmu” yang memberikan pertimbangan pada sesuatu yang berharga,
berkualitas, bermakna dan bertujuan bagi kehidupan manusia, individu maupun kelompok.
Umumnya orang menimbang nilai dengan kadar baik atau buruk (etika), indah atau jeek
(estetika). Karena itu, nilai mengarahkan tindakan unuk membentuk “preferensi nilai”
(system nilai atau nilai).
Aksiologi diartikan juga sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh, pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Di
dunia ini terdapat banyak cabang pengetahuan yang bersangkutan dengan masalah-
masalah nilai yang khusus, seperti epistimologi, etika dan estetika. Epistemologi
bersangkutan dengan masalah kebenaran, etika bersangkutan dengan masalah kebaikan,
dan estetika bersangkutan dengan masalah keindahan.

Holistik integratif adalah pendidikan yang mengintegrasikan segala aspek dan nilai-
nilai dalam pendidikan seperti nilai moral, etis, religius, psikologis, filosofis, dan sosial
dalam kesatuan yang dilakukan secara menyeluruh antara jiwa dan badan serta aspek
material dan aspek spiritual untuk memenuhi kebutuhan esensial anak.

Holistik integratif tidak hanya mempelajari satu bidang pendidikan saja, tetapi juga
pelajaran yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi, pola pengasuhan dan perlindungan
untuk anak.

B. Konsep Nilai-nilai Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan,
perbuatan. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang berpandangan bahwa kriteria
kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.
Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak (tetap). Suatu konsep atau
peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti
berguna bagi masyarakat.3 Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa
yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat
kepada akibatakibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.4 Dengan demikian,
bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan
praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. Dasar pijakan pragmatisme adalah

3
logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata
merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain.

Pragmatisme menjelaskan bahwa sesuatu di atas pengetahuan itu sendiri.Maka dari itu
utilitas (kegunaan) beserta kemampuan perwujudan nyata adalah hal-hal yang mempunyai
kedudukan utama di sekitar pengetahuan mengenai sesuatu itu.Pragmatisme memandang
realita sebagai suatu progres dalam waktu, yang berarti orang yang mengetahui
mempunyai peranan untuk menciptakan atau mengembangkan ha-hal yang diketahui.Ini
berarti bahwa tindakan yang dilakukan oleh orang yang memiliki pengetahuan tersebut
dapat menjadi unsur penentu untuk mengembangkan pengetahuan itu pula. Nilai sesuatu
yang relatif, selalu berubah, tidak tetap.Mengenai pendidikan, paham ini berpandangan
bahwa pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan rekontruksi dari pengalaman-
pengalaman individu. Pembentukan pribadi anak merupakan proses menata dan mebangun
kembali pengalaman-pengalaman anak, bukan proses pembentukan dari luar dan bukan
pemerkahan potensi diri. Pendidikan adalah kehidupan itu sendiri bukan persiapan untuk
kehidupan.

C. Etika Keilmuan dalam Tradisi Islam Dan Barat

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan
atau adat kebiasaan dimana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok
sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Etika
merupakan ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak), nilai mengenai benar dan salah yang dimuat suatu golongan atau masyarakat.
Etika merupakan salah satu cabang filsafat, maka pengertian etika menurut filsafat adalah
ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Etika dengan demikian
bertugas merefleksikan bagaimana manusia harus hidup agar ia berhasil sebagai manusia,
yang benarbenar msuoun mengemban tugas khalifah fi al-ardi. Sebagai cabang filsafat,
maka etika bertitik tolak dari akal pikiran, tidak dari agama, disinilah letak perbedaan
dengan etika Islam, yang bertitik tolak dari Qur’an dan Sunnah
Etika juga merupakan cabang aksiologi yang mempersoalkan predikat baik buruk
dalam arti susila, atau tidak susila. Sebagai masalah khusus, etika juga mempersoalkan
sifat-sifat yang menyebabkan seseorang berhak, untuk disebut susila atau bijak. Sifat-sifat
tersebut dinamakan ”kebajikan” lawannya “keburukan” Berdasarkan penjelasan diatas,

4
etika dapat dikelompokan dalam tiga prinsip etika dalam kehidupan manusia, yaitu
sebagai berikut : Pertama, Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang
kebajikan tentang penilaian dari pendapat seseorang. Definisi tersebut tidak melihat
kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat,
akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologis. Kedua, Etika
dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang dikatakan etis
apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan. Pada bagian ini, etika dimaknai sebagai
etiket, kaidah, atau akhlak. Ketiga, Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan,
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan. Etika pada kajian
filsafat ini sangat menarik perhatian para filosof dalam menanggapi makna etika secara
lebih serius dan mendalam, sebagaimana dikemukakan oleh aristoteles.
D. Konsep Maslahat

Kata maslahah berasal dari akar kata salaha yang secara arti kata berarti “baik” lawan dari
kata “buruk” atau “rusak”. Ia adalah masdar dengan arti kata salah yang berarti “manfaat”
atau “terlepas daripadanya kerusakan”.1 Pengertian maslahat dalam bahasa Arab berarti
“perbuatanperbuatan yang mendorong kepada kebaikan manusia”. Dalam artinya yang
umum adalah setiap segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, baik dalam arti
menarik atau menghasilkan seperti menghasilkan keuntungan atau kesenangan, atau dalam
arti menolak atau menghindarkan seperti menolak kemadaratan atau kerusakan. Jadi setiap
yang mengandung manfaat patut disebut maslahat. Dengan begitu maslahat mengandung
dua sisi, yaitu menarik atau mendatangkan kemaslahatan dan menolak atau
menghindarkan kemadaratan.
1. Menurut Islam Hifzh Al-din ( pemeliharaan agama)
Manusia sebagai makhluk Allah harus percaya kepada Allah yang menciptakannya,
menjaga dan mengatur kehidupannya. Menjaga atau memelihara agama, berdasarkan
kepentingannya dapat dibedakan menjadi tiga peringkat: 1) Memelihara agama dalam
peringkat al-daruriyyat yaitu memlihara dan melaksanakan kewajiban keagamaan
yang masuk peringkat primer, seperti melaksanakan salat lima waktu. 2) Memelihara
agama dalam peringkat al-hajjiyyat yaitu melakukan ketentuan agama dengan maksud
menghindari kesulitan, seperti salat jamak dan salat qasar bagi orang-orang ysng
sedang bepergian. 3) Memelihara agama dalam peringkat al-tahsiniyyat , yaitu
mengikuti petunjuk agama guna menjunjung tinggi martabat manusia sekaligus
melengkapi pelaksanaan kewajiban terhadap Tuhan, misalnya menutup aurat, baik di
dalam maupun di luar salat, membersihkan badan, pakaian, dan tempat
5
2. Menurut islam Hifzh An-nafs (Memelihara jiwa atau diri atau kehidupan)
Kehidupan atau jiwa merupakan pokok dari segalanya karena segalanya di dunia ini
bertumpu pada jiwa. Oleh karena itu, jiwa harus dipelihara eksistensi dan ditingkatkan
kualitasnya dalam rangka jalbu manfa’atin dan dalam rangka daf’u mad}arratin untuk
tidak merusak diri sendiri, atau orang lain atau menjatuhkan diri dalam kerusakan
karena yang demikian adalah berlawanan dengan kewajiban memelihara diri.
3. Menurut islam Memelihara akal (hifz} al-‘aql)
Akal merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena akal
itulah yang membedakan hakikat manusia dari makhluk Allah lainnya. Oleh karena
itu, Allah menyuruh manusia untuk selalu memeliharanya
4. Menurut islam Memelihara keturunan (hifz} al-nasl)
Yang dimaksud keturunan disini adalah keturunan dalam lembaga keluarga.
Keturunan merupakan garizah atau insting bagi seluruh makhluk hidup, yang dengan
keturunan itu berlangsunglah pelanjutan hidup manusia. Adapun yang dimaksud
dengan pelanjutan jenis manusia disini adalah pelanjutan jenis manusia dalam
keluarga, sedangkan yang dimaksud dengan keluarga disini adalah keluarga yang
dihasilkan melalui perkawinan yang sah. Untuk memelihara keluarga yang sahih itu,
Allah menghendaki manusia melakukan perkawinan

E. Perspektif Islam Dan Komparasinya Dengan Barat

1. Konsep Belajar Dalam Pandangan Islam


Konsep belajar menurut pandangan Islam adalah proses pencarian pengetahuan
dengan mengoptimalkan potensi (fitrah) yang termanifestasikan dalam perbuatan
demi terbentuknya Insan Kamil. Selain itu, dalam Islam sangat memperhatikan
adanya aspek spiritual dalam proses belajar, karena dengan adanya aspek spiritual
tersebut dapat membuat peserta didik mencapai tujuan hidup, yaitu: mendekatkan diri
pada Allah dan mampu mengaktualisasikan potensi diri demi kemaslahatan bersama
(sebagai khalifah).
Islam sebagai agama rahmah lil al-alamin sangat mewajibkan umatnya untuk selalu
belajar, bahkan Allah mengawali menurunkan Al-quran sebagai pedoman hidup
manusia dengan ayat yang memerintahkan rasulnya, Muhammad,saw. Untuk
membaca dan membaca iqra ( bacalah) . iqra merupakan salah satu perwujudan dari
aktivitas belajar. Sedangkan dalam arti luas dengan iqra pula manusia dapat
mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki kehidupannya. Pandangan dasar
Islam tentang kemungkinaan manusia untuk memperoleh kemajuan hidupnya adalah

6
terletak pada kemampuan belajarnya. Sedang kemampuan belajar seseorang telah
ditetapkan oleh Allah sebagai suatu kemampuan ikhtiyariahnya sendiri melalui proses
transformasi, transaksi dan transinternalisasi dalam berbagai segi kehidupan manusia,
dimulai sejak lahir sampai meninggal dunia. Proses belajar tidak akan lepas dari
hubungan pendidik dan peserta didik. Menurut Islam perlakuan terhadap anak didik
sangat besar pengaruhnya. Adapun tuntutan Islam terhadap hubungan antara pendidik
dengan peserta didik yang terpenting di antaranya adalah adanya rasa kasih sayang,
lemah-lembut, memberikan kemerdekaan, memberikan penghargaan, sesuai dengan
perkembangannya, mengarahkan ke masa depan berbicara kepada mereka dengan
baik, benar, mudah dimengerti, dan disiplin. Proses belajar menurut konsep Islam
adalah melatih,menggunakan, memfungsikan serta mengoptimalkan fungsi macam-
macam alat (indera luar dan dalam) yang telah dianugerahkan oleh Allah secara
integral dalam pelbagai aspek kehidupan sebagai manifestasi dari rasa syukur kepada-
Nya.
2. Konsep Belajar Dalam Pandangan Barat
Konsep belajar menurut pandangan Barat (Non-Islam) adalah perubahan tingkah laku
yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku
yang dilakukan secara sadar. Belajar dalam pandangan Barat (Non Islam) hanya
memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik tanpa melibatkan aspek
spiritual di dalamnya. Pengetahuan dalam pandangan Barat adalah suatu fakta empiris
atau gagasan rasional yang dibangun oleh individu itu sendiri melalui pengalamannya.
Sedangkan dalam Islam, pengetahuan diistilahkan dengan al-’ilm, yang mempunyai
dua pengertian. Pertama, pengetahuan yang berasal dari wahyu Allah Swt. untuk
mengenal-Nya; dan kedua, pengetahuan yang diperoleh manusia itu sendiri, baik
melalui pengalaman (empiris), rasional dan intuitif.
3. Komparasi (perbandingan) antara konsep belajar Islam dan Barat
Komparasi (perbandingan) antara konsep belajar Islam dan Barat (Non-Islam) di
antaranya:Dalam Islam, selain memperhatikan aspek kognitif, afektif, psikomotorik
dalam belajar, juga melibatkan adanya aspek spiritual. Sedangkan, di Barat hanya
melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik tanpa melibatkan aspek spiritual
dalam belajar.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aksiologi diartikan juga sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh, pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.
Holistik integratif adalah pendidikan yang mengintegrasikan segala aspek dan nilai-nilai
dalam pendidikan seperti nilai moral, etis, religius, psikologis, filosofis, dan sosial dalam
kesatuan yang dilakukan secara menyeluruh antara jiwa dan badan serta aspek material
dan aspek spiritual untuk memenuhi kebutuhan esensial anak. Pragmatisme menjelaskan
bahwa sesuatu di atas pengetahuan itu sendiri.Maka dari itu utilitas (kegunaan) beserta
kemampuan perwujudan nyata adalah hal-hal yang mempunyai kedudukan utama di
sekitar pengetahuan mengenai sesuatu itu. Konsep Maslahat menurut islam : Menurut
Islam Hifzh Al-din ( pemeliharaan agama), Menurut islam Hifzh An-nafs (Memelihara
jiwa atau diri atau kehidupan, Menurut islam Memelihara akal (hifz} al-‘aql), Menurut
islam Memelihara keturunan (hifz} al-nasl). Konsep belajar menurut pandangan Islam
adalah proses pencarian pengetahuan dengan mengoptimalkan potensi (fitrah) yang
termanifestasikan dalam perbuatan demi terbentuknya Insan Kamil. Belajar dalam
pandangan Barat (Non Islam) hanya memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik tanpa melibatkan aspek spiritual di dalamnya.

B. Saran

Setelah menyimak makalah dari kami diata dapat disarankan bahwa konsep aksiologi
holistik integratif ini bahwa bisa membuat pengetahuan kita dengan baik seperti halnya
pandangan konsep belajar islam dan barat, maka mudah-mudahan kedepanya ilmu ini
dapat di gunakan untuk kelangsungan kehidupan umat manusia yg lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/silabus-mata-kuliah-islam-amp-ip-pdf-free.html

file:///C:/Users/dell/Downloads/3945-8097-1-PB.pdf

http://repository.iainpurwokerto.ac.id/6207/3/SITI%20NI%E2%80%99MATUS%20SHOLI
KHAH%20NOOR%20FITRIANA_KONSEP%20MASLAHAT%20SEBAGA.pdf

https://pdfcoffee.com/silabus-mata-kuliah-islam-amp-ip-pdf-free.html

file:///C:/Users/dell/Documents/pandangan%20islam.pd

https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/sarrah-ulfah/holistik-integratif-manfaat-tujuan-
dan-pola-mengajar

file:///C:/Users/dell/Downloads/AKSIOLOGI%20ILMU%20DALAM%20TRADISI%20ISL
AM%20DAN%20BARAT.pdf

http://eprints.umsida.ac.id/573/1/aksiologi%20pendidikan.pdf

Anda mungkin juga menyukai