Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN SEBAGAI HAK DAN KEWAJIBAN SEMUA WARGA


NEGARA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Filsafat Pendidikan”
Dosen Pengampuh:
Salwiana, S.Pd, M.Pd

Oleh :
SISILIA DENSIANA
2018.01.01.0011

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH


MAUMERE
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan rahmat-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “ Pendidikan
Sebagai Hak Dan Kewajiban Semua Warga Negara”.
Makalah ini disusun dengan maksud sebagai bahan presentasi Mata Kuliah
Filsafat Pendidikan dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman
terhadap materi tersebut.
Penulis jga tidak lupa mengucapkan terimah kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalh ini, khususnya kepada:
1. Ibu Salwiana S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah
“Filsaafat Pendidikan” yang telah memberikan tugas makalah ini.
2. Teman-teman yang senantiasa memberikan motivasi agar tugas ini
terselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritik serta bimbingan
dari pada dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga
makah ini bermanfaat bagi kita. Akhirnya kami mohon maaf atas segala kekurangan.
                                                         
 Maumere, 14 Oktober 2019
                                                          

                                                 Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Masalah...........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................2

A. Konsep hak dan Kewajiban........................................................2


B. Konsep Pendidikan.....................................................................2
C. Demokrasi Pendidikan...............................................................4

BAB III PENUTUP.................................................................................14

Kesimpulan..............................................................................................1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga
dalam praktiknya harus dijalankan debgab seimbang. Hak merupakan segala sesuatu
yang pantas dan mutlak untuk didapakan oleh individu sebagai anggota warga Negara
sejak dalam kandungan, sedangkan kewajiban adalah suatu keharusan/kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga Negara dengan mendapat
pengakuan akan hal yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Jika hak dan kewajiban tidak berjalan seimbang dalam praktek kehidupan,
maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, maupun bernegara.
Begitu juga dalam hal pendidikan, di negara-negra yang demokrasi
diharapkan sistem pendidikannya pun harus demokrasi. Pendidikan yang demokrasi
adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak
untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuannya atau dengan
kata lain sesuai dengan hak dan kewajibannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep hak dan kewajiban?
2. Bagaimana konsep pendidikan?
3. Bagaimana pengertian tentang demokrasi?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui konsep hak dan kewajiban.
2. Mengetahui konsep Pendidikan
3. Mengetahui pengertian demokrasi pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP HAK DAN KEWAJIBAN

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak
pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggung jawaban
atas kewajiban.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu
keharusan/kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga
Negara guna mendapatkan hak yang pantas. Kewajiban pada umumnya mengarah
pada suatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebgai
dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga
dalam praktik harus dijalankan dengan simbang. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara imbang dalam praktik kehidupan maka akan terjadi suatu
ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan
kegiatan individu maupun kelompok.
Oleh sebab itu, untuk menghindari gejolak pada masayarakat mengenai
ketimpangan akan hak dan kewajiban tersebut diperlukan kesadaran secara
mendasar pada individu akan kewajiban yang harus dipenuhi guna mendapatkan
hak yang pantas dan sesuai atas pelaksanaan kewajiban tersebut.
Hak dan Kewajiban Warga Negara
hak dan kewajiban warganegara ditetapkan dalam UUD 1945 yaitu
tercantum di dalam pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, antara lain sebagai
berikut:
1) Pasal 27 ayat 1 menetapkan hakwarga Negara yang sama dalam hokum dan
pemerintahan, serta kewajibannya untuk menjunjung hokum dan
pemerintahan.
2) Pasal 27 ayat 2 menetapkan hak warga Negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3) Pasal 27 ayat 3 dalam Perubahan Kedua UUD 1945 dalam menetapkan hak
dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.
4) Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga Negara untuk berserikat,
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tertulis.
5) Pasal 29 ayat 2 menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beeribadah menurut agamanya.
6) Pasal 30 ayat 1 dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan bahwa hak
dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
7) Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran.

Jadi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa hak dan kewajiban warga
negara antara lain sebagai berikut:
1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
2) Hak membela negara.
3) Hak berpendapat
4) Hak kemerdekaan memeluk agama.
5) Hak mendapatkan pengajaran.
6) Hak untuk mengembangakan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
7) Hak ekonomi untuk mendapatkan kesejahteraan sosial.
8) Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial.
B. KONSEP PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan dalam (UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003)
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan , spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.
Menurut KI Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
timgginya.
Menurut kamus bahasa Indonesia, kata pendidik berasal dari kata “didik”
dan mendapatkan imbuhan Pe- dan akhiran –an maka mempunyai arti proses
atau cara atau perbuatan yang mendidik. Secara bahasa pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau keleopok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

2. Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan


Pendidikan dalam pandangan filosofis disini adalah pendidikan merupakan
suatu sistem yang dalam pelaksanaan perlu menggunakan filsafatsebagai acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan. Filsafat tersebut digunakan sebagai nilai-
nilai dankeyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai, mendasari, dan
memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem pendidikan.
Untuk merealisasikan pandangan filsafat tentang pendidikan terdapat
beberapa unsur yang menjadi tonggak untuk pengembangan pendidikan lebih
lanjut, yaitu antara lain:
a. Dasar dan Tujuan Pendidikan
Dasar pendidikan yaitu ponasi atau landasan yang kokoh bagi setiap
masyarakat untuk dapat melakukan sikap dan tata laku dengan cara
berlatih dan belajar tidak terbatas hanya dalam lingkungan sekolah.
Sebab dengan adanya dasar juga dapat berfungsi sebagai semua sumber
peraturan yang akan diciptakan sebagai pegangan hidup dan pegangan
langkah jalur yang menentukan. Tujuan pendidikan dapat diuraikan
menjadi 4 macam, yaitu:
 Tujuan Pendidikan Nasional
 Tujuan Intitusional
 Tujuan Kurikuler
 Tujuan Instrusional
b. Pendidik dan Peserta Didik
Pendidik merupakan indivdu yang mampu melaksanakan tindakan
mendidik dalan suatu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sedangkan peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh
dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun segi
perkembangan mental.
c. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan vahan pellajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
d. Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan merupakan suatu alat, pendidikan merupakan suatu
aplikasi dari kebuudayaan, yang posisinya itu tidak netral melainkan
selalu bergantung pada siapa dan bertujuan apa pendidikan itu
dilaksanakan.
C. DEMOKRASI PENDIDIKAN
a. Pengertian Demokrasi Pendidikan
Demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga
dengan pengelola pendidikan.
1) Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia.
2) Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat.
3) Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama

Dan dengan diadakannya norma-norma serta tata nilai yang terdapat


dimasyarat itulah yang membatasi dan mengendalikan kebebasan setiap
orang. Karenanya, warga negara yang demokrasi akan dapat menerima
pembatasan kebebasan itu dengan rela hati dan juga dengan orang lain
tentunya dapat merasakan kebebasan yang diperoleh setiap warga negara.

1) Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga negara


atau anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya
untuk memanjukan kepentingan bersama karena kebersamaan dan
kerjasama inilah pilar penyangga demokrasi. Berkenaan dengan itulah
maka bagi setiap warga negara diperlukan hal-hal sebagai berikut :
pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan
(civic), ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang
penting;
2) suatu keinsyafan dan kesanggupan semangat menjalankan tugasnya
dengan mendahulukan kepentingan negara atau masyarakat daripada
kepentingan sendiri;
3) suatu keinsyafan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan
dan perbuatan-perbuatan yang menghalangi kemajuan dan kemakmuran
masyarakat dan pemerintah.
b. Prinsip-Prinsip Demokrasi Dalam Pendidikan
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah
antara lain :
1) Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.
2) Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh
pendidikan.
3) Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.

Dari kenyataan tersebut dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi
pendidikan sangat banyak dipengaruhi oleh, sifat dan jenis masyarakat
tempat mereka berada. Dalam realitasnya pengembang demokrasi
pendidikan tersebut akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan
dan penghidupan masyarakat.

Apabila pengembangan demokrasi pendidikan yang akan


dikembangkan berorientasi pada cita-cita dan nilai demokrasi, berarti itu
akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:

a. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-


nilai luhurnya.
b. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang
bermartabat dan berbudi pekerti luhur.
c. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk
memperoleh pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan
kemampuan pribadinya, dalam rangka mengembangkan kreasinya ke
arah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.
Jelaslah dalam demokrasi pendidikan, anak tidak saja dipersiapkan
sekedar cerdas dan terampil, tetapi juga menghargai orang lain, disampin
beriman dan berintelektual.

c. Demokrasi Pendidikan di Indonesia


Pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia pada dasarnya telah
dikembangkan sedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan asas
demokrasi dalam pendidikannya, terutama setelah diproklamirkannya
kemerdekaan, hingga sekarang. Pelaksanaan tersebut telah diatur dalam
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, seperti berikut ini:
1) Pasal 31 UUD 1945;
a) Ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
b) Ayat (2): pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan.
2) UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional.
a) Pasal 5: Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan.
b) Pasal 6 : Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-
luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara
dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan
pendidikan dasar.
c) Pasal 7 : Penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu
satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis
kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan tingkat kemampuan
ekonomi, dan dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan
pendidikan yang bersangkutan.
d) Pasal 8 :
 Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental
berhak memperoleh pendidikan luar biasa.
 Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar
biasa berhak memperoleh perhatian khusus.
 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(1) dan (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:
1. Hak dan kewajiban merupakan suatiu hal yang terikat satu sama lain, sehingga
dalam praktek harus dijalankan dengan seimbang. Jika hak dan kewajiban tidak
dijalankan secara imbang dalam praktek kehidupan maka akan terjadi suatu
ketimpangan dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Ketimpangan akan hak dan
kewajiban yang terjadi akan menimbulkan gejolak dalam kehidupan baik dari
kalangan individu maupun kelompok.
2. Proses kependidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan
potensi hidup manusia berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan
belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai
makhluk individu dan sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitar.
3. Demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama didalam proses
berlangsungnya pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan
pengelola pendidikan juga merupakan proses memberikan jaminan dan kepastian
adanya persamaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di dalam
masyarakt tertentu.
Pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia telah diatur dalam perundang-
undanganm yang berlaku di Indonesia seperti:
1. Pasal 31 UUD 1945
2. UU nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Balai Pusataka

Indar, Djumberansyah. 1994. Filsafat Pendidikan, Surabaya: Karya Abditama.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2006. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai