Disusun oleh:
180521629088
0
BAB 1
PENDAHULUAN
1
tanah datar (plane surveying) meliputi pengukuran dalam areal yang
terbatas sehingga efek kelengkungan permukaan bumi dapat diabaikan dan
perhitungannya dapat langsung dideferensikan pada bidang datar. Salah
satu alat ukur yang biasa digunakan untuk kegiatan ukur tanah atau
pemetaan adalah Pesawat Penyipat Datar (PPD), alat ini berfungsi untuk
menghitung atau mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih dengan
garis bidik mendatar/horizontal yang diarahkan pada rambu-rambu yang
berdiri tegak atau vertikal (Basuki, 2016)
Dalam makalah ini akan membahas pengembangan metode dan
media pembelajaran yang dirancang untuk mata kuliah Ilmu Ukur Tanah
dan Praktek dengan bab pengukuran beda tinggi dengan menggunakan alat
pesawat penyipat datar (PPD), yang diawali dengan menganalisis
kebutuhan mahasiswa, karakteristik materi, menentukan tujuan
pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa metode pembelajaran dan pengembangan sumber belajar yang
cocok digunakan untuk proses pembelajaran?
1.2.2 Bagaimana penerapan pengembangan media belajar yang sesuai
dengan materi pengukuran beda tinggi dengan alat PPD dan juga
cocok digunakan dalam lingkungan perkuliahan?
1.2.3 Media apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan
rancangan pembelajaran?
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
Metode pembelajaran yang dianggap efektif saat ini dalam
pembelajaran adalah metode tatap muka Metode tatap muka masih menjadi
cara terbaik untuk kegiatan pembelajaran. Kelebihan utamanya adalah
kuatnya interaksi antara guru dan peserta didik yang dapat menghadirkan
lingkungan ideal untuk belajar. Kelemahannya adalah tidak setiap individu
memiliki gaya dan kecepatan serta kebutuhan belajar yang sama.
Di sisi lain, selain metode tatap muka banyak juga menerapkan
pembelajaran secara Online. Pembelajaran Online memiliki kelebihan
dalam kekayaan sumber belajar yang diberikan, di mana guru dan peserta
didik dapat mencapai sumber-sumber belajar yang sangat luas.
Pembelajaran ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya interaksi
langsung antara guru dan siswa. Hal ini menyebabkan unsur-unsur non
verbal dalam interaksi tidak tersampaikan secara sempurna (Graham, dan
Ure, 2005).
Penyajian materi dengan sistem online kurang interaktif, orang
merasa sedang sendiri dan dia perlu orang lain. Meskipun buat seorang
pembelajar sejati itu bukanlah alasan. Namun fakta menunjukkan, orang
tidak bisa bertahan lama belajar di depan komputer tanpa interaksi. Oleh
karena itu dalam pendidikan pada masa ini membutuhkan pembelajaran
yang aktif, interaktif, dan mudah di terima oleh pendidik maupun
mahasiswa atau peserta didik.
Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah. Peserta
memerlukan feedback dari pengajar dan sebaliknya sang pengajar juga
memerlukan feedback dari pesertanya. Dengan cara ini akan didapat hasil
belajar yang lebih efektif, tepat sasaran. Orang butuh teman dan butuh
feedback langsung, seperti yang kita rasakan dalam training konvensional
di ruang kelas. Blanded Learning menghilangkan kesan kesendirian,
sehingga termotivasi untuk melanjutkan pembelajarannya. Menurut
(Istiningsih, Hasbullah, dkk., 2015).
Dari jurnal dan pendapat yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran dan pengembangan media belajar dengan metode
5
campuran atau Blanded Learning adalah penerapan sistem belajar yang baik
dan dapat di terima khususnya untuk pendidikan di Indonesia.
6
Komponen-komponen itu terdiri dari : online learning, pembelajaran tatap
muka, dan belajar mandiri. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Online learning
Menurut (Dabbagh, 2005) online learning adalah “Online learning
is an open and distributed learning environment that uses pedagogical
tools, enable by internet and web based technologies, to facilitate learning
and knowledge building through meaningful action and interaction”. Dari
definisi yang dikemukakan oleh Dabbagh di atas dapat disimpulkan bahwa
online learning merupakan lingkungan belajar terbuka dengan
mempertimbangkan aspek-aspek pembelajaran dan mungkin menggunakan
teknologi internet dan berbasis web untuk memfasilitasi proses belajar dan
membangun pengetahuan yang berarti.
Sedangkan menurut (Carliner 1999) online learning adalah “online
learning as educational material that is presented on a compute”.
Berdasarkan definisi Carliner, online learning merupakan materi pendidikan
yang ditayangkan dengan memanfaatkan komputer.
Dari definisi para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
online learning adalah lingkungan pembelajaran yang mempergunakan
teknologi intranet dan berbasis web dalam mengakses materi pembelajaran
dan memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran antara sesama peserta
didik atau dengan pengajar dimana saja dan kapan saja.
Online learning merupakan salah satu dari komponen blended
learning, dimana online learning memanfaatkan internet sebagai salah satu
sumber belajar. Online learning mempergunakan teknologi Internet,
intranet, dan berbasis web dalam mengakses materi pembelajaran dan
memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran
` b. Pembelajaran Tatap muka ( Face to Face Learning)
Pembelajaran tatap muka merupakan model pembelajaran yang
sampai saat ini masih terus dilakukan dan sangat sering digunakan dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu
bentuk model pembelajaran konvensional, yang berupaya untuk
menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik. Pembelajaran tatap muka
7
mempertemukan guru dengan murid dalam satu ruangan untuk belajar.
Pembelajaran tatap muka memiliki karakteristik yaitu terencana,
berorientasi pada tempat (place-based) dan interaksi sosial (Bonk, Graham,
2006). Pembelajaran tatap muka biasanya dilakukan di kelas dimana
terdapat model komunikasi synchronous, dan terdapat interaksi aktif antara
sesama mahasiswa, mahasiswa dengan dosen, dan lain sebagainya. Dalam
pembelajaran tatap muka guru atau pemelajar akan menggunakan berbagai
macam metode dalam proses pembelajarannya untuk membuat proses
belajar lebih aktif dan menarik.
Berbagai macam bentuk metode pembelajaran yang biasanya
digunakan dalam pembelajaran tatap muka adalah: Metode ceramah,
Metode penugasan, Metode tanya jawab, Metode Demonstrasi. (Rusyan,
1990).
Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu komponen dalam
blended learning, pembelajaran tatap muka siswa dapat lebih memperdalam
apa yang telah dipelajari melalui online learning, ataupun sebaliknya online
learning untuk lebih memperdalam materi yang diajarkan melalui tatap
muka.
c. Belajar Mandiri (Individualizad Learning)
Salah satu bentuk aktivitas model pembelajaran pada blended
learning adalah Individualized learning yaitu peseta didik dapat belajar
mandiri dengan cara mengakses informasi atau materi pelajaran secara
online via Internet.
Ada beberapa istilah yang mengacu pada istilah belajar mandiri
seperti independent learning, self direct learning, dan autonomous learning.
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, karena orang kadang
seringkali salah arti mengenai belajar mandiri sebagai belajar sendiri.
Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa
bantuan orang lain dalam belajar.
Menurut (Wedemeyer, 1973) belajar mandiri sebagai pembelajaran
yang merubah perilaku, dihasilkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh pebelajar dalam tempat dan waktu berbeda serta lingkungan belajar
8
yang berbeda dengan sekolah. Peserta didik yang belajar secara mandiri
mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pelajaran yang
diberikan pengajarnya di kelas. Peserta didik mempunyai otonomi yang luas
dalam belajar.
Kemandirian itu perlu diberikan kepada peserta didik supaya mereka
mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisplinkan dirinya
dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauannya sendiri.
Sikap-sikap seperti itu perlu dimiliki oleh peserta didik karena hal tersebut
merupakan ciri kedewasaan orang terpelajar.
Proses belajar mandiri mengubah peran guru atau instruktur menjadi
fasilitator atau perancang proses belajar dan sebagai fasilitator, seorang guru
atau instruktur membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar, atau
dapat menjadi mitra belajar untuk materi tertentu pada program tutorial.
Tugas perancang proses belajar mengharuskan guru untuk mengubah materi
ke dalam format yang sesuai dengan pola belajar mandiri.
Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa belajar mandiri adalah proses belajar diaman peserta didik
memegang kendali atas pengambilan keputusan terhadap kebutuhan
belajarnya dengan sedikit memperoleh bantuan dari guru atau instruktur.
Belajar mandiri mrupakan salah satu komponen dalam blended
learning, karena dalam online learning didalamnya terjadi proses belajar
mandiri, karena peseta didik dapat belajar mandiri melalui online learning.
9
h. Rambu ukur
i. Paku
j. Tripod
k. Rollmeter
l. Kompas
10
b. Media pembelajaran dikembangkan penggunaannya untuk keefektifan
dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Dan adapun media yang
dapat diterapkan ialah alam sekitar atau lingkungan, media audio, media
visual, dan sebagainya.
c. Peserta didik dapat belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran
dan dapat mengevaluasi proses pembelajaran dengan teman, ataupun tenaga
pendidik.
Tahapan yang di lakukan pada saat pembelajaran dibagi menjadi 2,
antara lain tahapan Persiapan Pembelajaran dan Praktik Lapangan. Adapun
penjabarannya adalah sebagai berikut:
11
2.2.2 Praktik Lapangan
Praktik lapangan yang di sampaikan pada metode ini diharapkan
peserta didik memperoleh keterampilan atau soft skill terhadap materi yang
diajarkan yaitu pengukuran beda tinggi menggunakan alat PPD.
Praktik Pengukuran Beda Tinggi Dengan Alat Pesawat Penyipat Datar
(PPD)
a. Syarat dan alat ukur :
- Syarat :
1. Garis bidik sejajar garis arah nivo.
2. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I (satu)
3. Benang diafragma tegak lurus sumbu I (satu)
- Alat Ukur :
Pesawat Penyipat Datar
Bagian-bagian dan fungsi dari alat PPD adalah sebagai berikut
:
12
- Plat dasar: untuk landasan alat ke tripot
- Body teropong : badan teropong
- Sekrup fokus obyek : untuk memfokuskan obyek bidikan
- Rumah lensa depan : untuk tempat lensa depan
- Skala gerakan sudut horisontal : untuk mengetahui besar
gerakan sudut horisontal
- No seri alat : nomor seri untuk identifikasi alat
Tripod
Rambu Ukur
Roll meter
Unting unting
Paku payung
Payung
Pilox
13
7. Bacaan benang diafragma yang dipakai dengan perhitungan beda tinggi
adalah bacaan benang tengah (bt).
Data Pengukuran :
- PPD baca rambu ukur di titik A (arah belakang)
P -> A ba = 2,764
bt = 2,636
bb = 2,508
Penyelesaian :
(I) Beda tinggi A - B = ∆hAB
∆hAB = bt1 – bt2
= 2,636 – 1,246
= +1,39 m (naik)
14
(II) Tinggi titik B
Tinggi titik B = Tinggi titik A + ∆hAB
= +100 + 1,39
= +101,39 m
(III) Jarak AB = Jarak P -> A + Jarak P -> B
Jarak AB = (2,764 – 2,508)+100 + (1,527 – 0.965)+100
= 101,39 m
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Slamet. (2016). Ilmu Ukur Tanah, Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Chaeruman, U, A. (2007). Suatu Model Pendidikn Dengan Sistem Belajar Mandiri.
Jurnal Teknodik n0. 21/XI/Teknodik/Agustus.
Degeng, I Nyoman Sudana. (1989). Ilmu Pengajaran : Taksonomi Variabel. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Elliott, M. (2002). Blended Learning: The Magic Is In The Mix. In A. Rossett
(Ed.). The ASTD e-learning handbook (pp. 58-63). New York: McGraw-
Hill.
Graham, C., Allen, S., & Ure, D. (2005). Benefits And Challenges Of Blended
Learning Environments. In M. Khosrow-Pour (Ed.). Encyclopedia of
information science and technology I-V. Hershey, PA: Idea Group Inc.
Husamah. (2014). PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) Terampil
Memadukan Keunggulan Pembelajaran Face-To-Face, E-learning Offline-
Online, dan Mobile Learning. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Istiningsih, Siti & Hasbullah. (2015). BLENDED LEARNING, TREND
STRATEGI PEMBELAJARAN MASA DEPAN. Jurnal Elemen Vol. 1
No. 1/Januari. 2015.
Kurtus, R. (2004). Blended Learning. Available at http://www.school-
forchampions.com/elearning/blended.htm [diakses 15-05-2013]
Noor, Muchidin & Hidayat, D. Teori dan Praktik Ukur Tanah 1, Jakarta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nugroho, Rizky Adi. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Mata Kuliah
Ilmu Ukur Tanah Dan Praktek Kajian Mengoperasikan Total Station
Topcon GTS 235N Series.
Sudirman N,Tabrani Rusyan, dkk. (1990). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Susanto, Priyono Bagus. (1990). Ilmu Ukur Tanah I. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.
Wardani, Deklara Nanindya, Anselmus J.E. Toenlioe, Agus Wedi. (2018). Daya Tarik
Pembelajaran Di Era 21 Dengan Blended Learning. Jurnal JKTP Vol. 1, No.
1/April.
17