Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi persoalan serius
yang terbilang sulit untuk dituntaskan. Terbatasnya akses pendidikan di daerah-
daerah yang tertinggal menjadi sebab banyak anak bangsa yang tidak bisa
mengenyam pendidikan yang layak. Sejauh ini di Indonesia pemerataan dan
penyetaraan sistem pendidikan khususnya di daerah- daerah tertinggal Indonesia
masih sangat kurang. Masyarakat di daerah masih sulit memperoleh sarana dan
prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan pendidikan .
Di sisi lain, pendidikan yang sudah ada saat ini lebih condong menjadikan
nilai sebagai tolak ukur kecerdasan siswa. Pendidikan lebih mengutamakan hasil
ketimbang proses.. Nilai dan ijazah menjadi sesuatu yang lebih diagungkan
daripada pengetahuan atau keterampilan pemiliknya. Orang-orang menilai tingkat
kecerdasan siswa hanya dari angka di atas selembar kertas. Sistem pendidikan di
Indonesia seharusnya dibenahi, dengan tidak memberatkan siswa dengan
kurikulum dan jam belajar di sekolah yang sangat padat. Belum lagi les dan kursus
pelajaran tambahan di luar sekolah yang harus diikuti oleh siswa. Dengan atau tanpa
kita sadari, hal ini tentunya memberi efek yang tidak baik, karena siswa menjadi
merasa terbebani dan hanya dituntut untuk memperoleh nilai yang tinggi.
Selain siswa, tenaga pengajar juga patut menjadi sorotan dalam dunia pendidikan.
Kurangnya profesional tenaga pengajar di Indonesia menyebabkan banyak sekolah
di daerah yang harus memadatkan jumlah siswanya dalam satu kelas, sehingga
proses belajar mengajar menjadi tidak efektif, membatasi ruang gerak siswa dan
materi pembelajaran yang tidak tersampaikan dengan maksimal. Pemberdayaan
guru seharusnya dilakukan demi meningkatkan mutu dan kualitas guru di
Indonesia, kemudian melakukan pemindahan guru ke daerah-daerah sehingga
tercapai juga pemerataan tenaga pengajar.
Faktor lain yang juga krusial dalam pendidikan di Indonesia adalah aspek
ekonomi. Banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena harus bekerja demi

1|Tugas Kelompok 1
membantu memenuhi kebutuhan keluarganya. Meskipun banyak program beasiswa
yang telah diberikan oleh penyelenggara pendidikan, namun nyatanya masih
banyak dari beasiswa tersebut yang salah sasaran. Beasiswa hanya ditujukan kepada
siswa yang memiliki nilai akademik tinggi, padahal dalam segi ekonomi ia mampu.
Sedangkan yang kekurangan dalam bidang ekonomi tidak mendapat kesempatan
untuk memperoleh beasiswa tersebut hanya karena nilai akademiknya yang tidak
memenuhi standar kriteria. Padahal jika ditinjau kembali, seperti yang sebelumnya
saya jabarkan, nilai tidak bisa merepresentasi mutu seseorang.
Pendidikan berperan strategis dalam pengembangan budaya. Akan menjadi
apa sebuah bangsa sangat tergantung pada pendidikan yang mereka lakukan.
Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan nilai-nilai
budaya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan merupakan produk
budaya dan sebaliknya budaya merupakan produk pendidikan. Pendidikan secara
praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan
melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang paling efektif
dengan cara pendidikan.
Pendidikan dan kebudayaan adalah dua kata saling berhubungan erat.
Bahkan keduanya tidak dapat dipisahkan, karena keduanya merupakan entitas yang
saling mencakupi. Pendidikan itu sendiri adalah kebudayaan. Karena pendidikan
adalah kerjanya manusia. Kegiatan pendidikan merupakan proses pembudayaan,
artinya pendidikan membuat manusia menjadi berbudaya. Kebudayaan merupakan
salah satu landasan bagi pendidikan, karena di dalamnya terkandung nilai nilai
kehidupan dan menjadi pedoman hidup masyarakat dimana pendidikan itu
berlangsung.
Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan
kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer
kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya. Dan juga kita sebagai
masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan yang lebih
baik ke depannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus lebih
baik lagi.

2|Tugas Kelompok 1
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan
dibahas sebagai berikut:
1. Apa pengertian Pendidikan?
2. Apa pengertian Kebudayaan?
3. Bagaimana peran pendidikan ditinjau dari sudut pandang kebudayaan?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat tujuan masalah yang akan dibahas
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian Pendidikan.
2. Memahami pengertian Kebudayaan.
3. Memahami tentang peran pendidikan jika ditinjau dari perspektif
kebudayaan

3|Tugas Kelompok 1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Secara ontologis, sasaran obyek pendidikan adalah manusia. Karena
Manusia mengandung banyak aspek dan sifatnya yang kompleks, karena sifatnya
yang kompleks itu, maka tidak ada sebuah batasan yang cukup memadai untuk
menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan pendidikan yang dirumuskan
oleh para ahli sangat beraneka ragam, dan kandungannyapun berbeda. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang
menjadi tekanan atau karena falsafah yang melandasi luasnya aspek yang dibina
oleh pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana, pendidikan
adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai yang ada dalam
masyarakat.
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan
pembentukan ketrampilan saja, namun diperluas, sehingga mencakup usaha untuk
mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai
pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan semata-mata
sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk
kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ke tingkat
kedewasaan.
Dalam pengertian yang sederhana atau umum makna pendidikan sebagai
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di

4|Tugas Kelompok 1
dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses menaburkan
benih-benih budaya dan peradaban manusia yang hidup dan dihidupi oleh nilai-nilai
atau visi yang berkembang di dalam suatu masyarakat. Inilah pendidikan suatu
proses pembudaya.

B. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa sangsekerta) buddhayah yang
merupakan jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. kebudayaan diartikan
sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. (H. Syarif Hidayat,
2019:5)
Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama
artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colore, artinya mengolah atau
mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu celore
kemudian colture, diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah
dan mengubah alam. (H. Syarif Hidayat, 2019:5)
Menurut Koentjaraningrat dalam Woro Aryandini (2000:8) kebudayaan
adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan
untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
sekumpulan anggota masyarakat. (Soekanto Soejorno, 2009: 150-151).
Merumuskan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan

5|Tugas Kelompok 1
jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan
masyarakat.
Gillin, beranggapan bahwa kebudayaan terdiri dari kebiasaan-kebiasaan
yang terpola dan secara fungsional saling bertautan dengan individu tertentu yang
membentuk grup-grup atau kategori sosial tertentu. (Woro Aryandini, 2000:9)
Sir Edward B. Tylor dalam H Syarif Hidayat (2019:5) menggunakan kata
kebudayaan untuk menunjuk keseluruhan kompleks dari ide dan segala sesuatu
yang dihasilkan manusia dalam pengalaman historinya. Termasuk disini ialah
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, kebiasaan, dan kemampuan serta
perilaku lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Robert H. Lowie kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh
oleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat-istiadat, norma-norma
artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan karena kreativitasnya
sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang dapat melalui pendidikan
formal atau imformal. (Woro Aryandini, 2000:8)
Jadi, kebudayaan mencakup semuanya yang di dapatkan atau dipelajari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara-
cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak. Seorang yang meneliti
kebudayaan tertentu akan sangat tertarik objek-objek kebudayaan seperti rumah,
sandang, jembatan, alat-alat komunikasi dan sebagainya.

1. Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan tidak diwariskan secara biologis, melainkan hanya mungkin
diperoleh dengan cara belajar dan kebudayaan tersebut diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Hampir semua tindakan manusia adalah
kebudayaan. Luasnya bidang kebudayaan menimbulkan adanya telahan
mengenai apa 15 sebenarnya isi dari kebudayaan itu.
Kebudayaan terdiri atas unsur-unsur universal, yaitu: bahasa, teknologi,
sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian,

6|Tugas Kelompok 1
serta mempunyai tiga wujud ialah: ide, aktivitas, dan kebendaan yang masing-
masing biasanya disebut sistem budaya, sistem sosial dan kebudayaan
kebendaan. (Woro Aryandini, 2000: 8).
Menurut Melville J. Herskovits dalam bahwa unsur pokok kebudayaan
terbagi menjadi empat bagian yaitu: Alat-alat teknologi, Sistem ekonomi,
keluarga, dan kekuasaan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski, menyebut
unsur-unsur kebudayaan antara lain:
1. Sistem normal yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa
keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama.
4. Organisasi kekuatan.

Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai culture universal


(SoekantoSoejorno, 2009: 154), yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya.
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem
hukum, sistem perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6. Sistem Pengetahuan
7. Religi (Sistem Kepercayaan)

Selainitu, beberapaunsur-unsur budaya atau kebudayaan dalam buku Ary H


Gunawan (2000:17-18), diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kebudayaan Material (Kebendaan), adalah wujud kebudayaan yang berupa
benda-benda konkret sebagai hasil karya manusia, seperti rumah, mobil,
candi, jam, benda-benda hasil teknologi dan sebagainya.

7|Tugas Kelompok 1
2. Kebudayaan nonmaterial (rohaniah) ialah wujud kebudayaan yang tidak
berupa benda-benda konkret, yang merupakan hasil cipta dan rasa manusia,
seperti:
a. Hasil cipta manusia, seperti filsafat serta ilmu pengetahuan, baik yang
berwujud teori murni maupun yang telah disusun untuk diamalkan
dalam kehidupan masyarakat (pure sciences dan applied sciences).
b. Hasil rasa manusia, berwujud nilai-nilai dan macam-macam norma
kemasyarakatan yang perlu diciptakan untuk mengatur masalah-
masalah sosial dalam arti luas, mencakup agama (religi, bukan
wahyu), ideologi, kebatinan, dan semua unsur yang merupakan hasil
ekspresi jiwa manusia sebagai anggota masyarakat.

2. Fungsi Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-
anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam
masyarakat itu sendiri tidak selalu baik baginya. Selain itu, manusia dan
masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik di bidang spiritual maupun
materil.
Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas untuk sebagian besar
dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Dikatakan sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga
kemampuan kebudayaan yang merupaka hasil ciptaannya juga terbatas di dalam
memenuhi segala kebutuhan.
Menurut H. Syarif Hidayat, fungsi kebudayaan dalam kehidupan manusia,
yaitu:
1. Pelanjut keturunan dan pengasuhan anak, penjamin kelangsungan hidup
biologis dari kelompok sosial.
2. Pengembangan kehidupan ekonomi, menghasilkan dan memakai benda-
benda ekonomi.

8|Tugas Kelompok 1
3. Transmisi budaya, cara-cara mendidik dan membentuk generasi baru
menjadi orang-orang dewasa yang berbudaya.
4. Keagamaan
5. Pengendalian Sosial
6. Rekreasi

3. Karakteristik Kebudayaan
Menurut Murdock dalam H Syarif Hidayat, Karakteristik kebudayaan
yang bersifat universal, yaitu:
1. Kebudayan dipelajari dan bukan bersifat instingtif.
2. Kebudayaan ditanamkan.
3. Kebudayaan bersifat sosial dan dimiliki bersama oleh manusia dalam
berbagai masyarakat yang terorganisir.
4. Kebudayaan bersifat gagasan.
5. Kebudayaan sampai pada satu tingkat memuaskan individu-individu.
6. Kebudayaan bersifat intergrative.

4. Faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan


Kebudayaan sebagai hasil budi daya manusia atau hasil cipta, rasa dan
karsa manusia dalam perkembangannya dipengaruhi oleh banyak faktor.
Menurut Warsito (2012:56-59) Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor ras.
Menurut teori ini terdapat ras yang superior dan ras yang imperior. Ras yang
superior ialah ras yang mampu menciptakan kebudayaan. Ras yang imperior
ialah ras yang hanya mampu mempergunakan hadil budaya dan menurut saja.
2. Faktor lingkungan geografis.
Faktor ini biasa dihubungkan dengan keadaan tanah, iklim, temperature/suhu
udara, dimana manusia bertempat tinggal. Menurut teori ini lingkungan alam
sangat mempengaruhi suatu kebudayaan daerah tertentu.

9|Tugas Kelompok 1
3. Faktor perkembangan tekhnologi.
Kehidupan modern sekarang ini, tingkat tekhnologi merupakan faktor yang
sangat penting yang mempengaruhi kebudayaan. Semakin tinggi tingkat
teknologi manusia, pengaruh lingkungan geografis terhadap perkembangan
kebudayaan semakin berkurang. Semakin tinggi tingkat teknologi suatu bangsa
semakin tinggi pula tingkat kebudayaan, oleh karena teknologi suatu bangsa
dapat dengan mudah mengatasi lingkungan alam.
4. Faktor hubungan antar bangsa.
Hubungan antar bangsa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kebudayaan.
5. Faktor sosial.
Susunan suatu masyarakat dan hubungan interaksi sosial diantara warganya
membentuk suatu watak dan ciri-ciri dari masyarakattersebut.
6. Faktor religi.
Kepercayaan suatu masyarakat yang telah diyakini sejak masa yang telah lalu
sulit hilang begitu saja.
7. Faktor Prestige
Faktor ini biasanya bersifat individual yang dipopulerkan didalam kehudupan
sosial.
8. Faktor mode
Faktor mode bukanlah motif ekonomi. Suatu mode merupakan hasil budaya
pada saat-saat tertentu.

C. PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBUDAYAAN


Dalam persepektif kebudayaan pendidikan memiliki peran sebagai berikut.
a. Pendidikan Berperan dalam Melestarikan Budaya Bangsa
Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai
budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses
mentransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat
erat sekali hubungannya karena saling elengkapi dan mendukung antara satu
sama lain. Tujuan pendidikan adalah melestarikan dan selalu meningkatkan

10 | T u g a s K e l o m p o k 1
kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikan, kita bisa mentransfer
kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya, dan juga kita
sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan
yang lebih baik kedepannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun
harus lebih baik lagi.
Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam hal berbagai bentuk dan
menifestasinya, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak
kaku, melainkan selalu berkembang dan berubah dan membina manusia untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan zaman
tradisional untuk memasuki zaman modern. Kebudayaan merupakan karya
manusia yang mencakup diantaranya filsafat, kesenian, kesusastraan, agama,
penafsiran dan penilaian mengenai lingkungan. Dalam pengertian yang
sederhana dan umum makna pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk
menumbuhkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat.
Adapun menurut Carter V.Good dalam Dictionary Education bahwa
pendidikan merupakan: Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam
bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya, dimana
seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (misalnya
sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan
pribadinya. Sedangkan menurut konsep yang dikemukakan oleh Freeman Butt
dalam bukunya yang terkenal Cultural History of Western Education,
bahwa: Pendidikan adalah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan
sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.
Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena
pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-
nilai kebudayaan (pendidikan bersifat reflektif). Pendidikan juga bersifat
progresif, yaitu selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan
perkembangan kebudayaan. Kedua sifat tersebut berkaitan erat dan terintegrasi.
Untuk itu perlu pendidikan formal dan informal.

11 | T u g a s K e l o m p o k 1
Transfer nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah melalui proses
pendidikan. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut didasarkan
pada program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu dalam
penyelenggaraannya dibentuk kelembagaan pendidikan secara formal. Dalam
halnya pendidikan formal di sekolah.
Adapun peranan sekolah dalam hal kebudayaan, yaitu:
 Peranan sekolah sebagai pewaris
Kebudayaan tidak dengan sendirinya dimiliki anak didik tanpa diajarkan
(ditransmisikan) kepada anak/dipelajari terlebih dahulu.
 Peranan sekolah sebagai pemelihara
Nilai-nilai budaya yang tinggi dan pantas untuk dilestarikan, maka
sekolah perlu memelihara, sedang budaya yang tidak perlu seperti
egosentris (mementingkan diri sendiri) harus bisa dikurangi.
 Peranan sekolah sebagai pembaharu kebudayaan
Budaya yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat dihilangkan,
sedangkan yang sesuai dengan kehendak masyarakat dijaga dan
dikembangkan, sehingga timbul budaya-budaya baru di kemudian hari.
Seperti dikemukakan Hasan Langgulung bahwa pendidikan mencakup
dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu dan
pewarisan nilai-nilai budaya. Maka sudah jelas sekali bahwa kedua hal
tersebut pendidikan dan kebudayaan berkaitan erat dengan pandangan
hidup suatu masyarakat atau bangsa itu masing-masing, kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan antara satu
sama lainnya. Dalam pandangan ini, pendidikan mengemban dua tugas
utama, yaitu peningkatan potensi individu dan pelestarian nilai-nilai
budaya. Manusia sebagai makhluk berbudaya, pada hakikatnya adalah
pencipta budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian meningkatkan sejalan
dengan peningkatan potensi manusia pencipta budaya itu.

12 | T u g a s K e l o m p o k 1
b. Pendidikan Sebagai Pencipta Kebudayaan
Dari sudut pandang yang lain pendidikan merupakan proses budaya
manusia agar dimasa yang akan datang ia dapat tumbuh dan hidup sebagai
manusia yang memiliki harkat dan martabat yang mampu mengambil peranan
sehingga dengan mempelajari dan memahami peradaban di masa lampau, lalu
menerapkan dan melakukan perbaikan dalam kehidupan yang ia hadapi di masa
kini, ia akan mampu menciptakan peradaban baru yang jauh lebih baik di masa
depan yang sesuai dengan zamannya.
Saat ini perubahan peradaban sudah sangat kentara dirasakan. Berbagai
perilaku manusia karena cepatnya perkembangan tehnologi telah menciptakan
komunitas-komunitas berbeda yang memiliki perilaku yang berbeda. Sebagai
contoh peradaban saat ini menyebabkan manusia dapat berkomunikasi dengan
mudah dan cepat dari dan ke berbagai tempat dari bagian bumi yang berbeda
tanpa yang diajak komunikasi ada di dekatnya. Yaitu melaui handphone dan
media internet. Atau dapat menghadirkan alat transportasi dari dan di depan
pintu rumah dengan sytem transportasi yang diciptkan anak negeri nadiem
makarim yaitu go jek. Atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan
cepat melalui alat transportasi darat, laut atau udara dengan munculnya kereta
cepat, pesawat jet, atau kapal cepat. Bahkan mengunjungi planet lain dengan
pesawat ruang angkasa. Atau mengirimkan uang tanpa harus beranjak dari
tempatnya dengan menggunakan m-banking.
Perubahan peradaban karena pesatnya perkembangan tehnologi ini
menciptakan budaya baru dan disadari atau tidak memberikan dampak yang
berlawanan. Ada dampak positif dan ada pula dampak negatif. Contoh di atas
adalah dampak positif. Berikut adalah dampak negatif dengan contoh yang
terjadi saat ini. Yaitu, terjadi pergeseran pemberdayaan manusia khususnya
dalam bidang pekerjaan. Penggantian tenaga kerja manusia oleh piranti-piranti
tehnologi seperti berlakunya uang elektonik yaitu E-toll dan ATM. E-toll
menggantikan tugas penjaga pintu tol dan ATM yang menggantikan tugas
penjaga teller di dunia perbankan atau pramuwisma toko/swalayan. Kemajuan
tehnologi ini menimbulkan dampak negatif. Karena banyak tenga kerja yang

13 | T u g a s K e l o m p o k 1
kehilangan pekerjaan atau menjadi pengangguran. Sejarah menggambarkan
bahwa jika tidak segera diatasi pengangguran dapat menimbulkan berbagai
keresahan di masyarakat yang menunbuhkan perilaku-perilaku baru di
kalangan masyarakat tertentu.
Diperlukan dengan cepat melakukan perubahan-perubahan agar dampak
pesatnya perkembangan tehnologi dapat segera diimbangi. Sehingga sisi
positifinya akan lebih dirasakan. Perubahan ini mau tidak mau akan
menumbukna budaya baru yang berujung pada munculnya peradaban baru yang
berbeda dari yang ada saat ini. Pendidikan dalam hal ini melahirkan manusia
yang mampu berkarya sehingga memainkan peranan dan menciptakan
kebudayaan.

c. Pendidikan Menjadi Pusat Kebudayaan


Pendidikan sebagai pusat kebudayaan dapat terjadi jika melalui proses
pendidikan mampu menciptakan peningkatan mutu peserta didik, masyarakat
pebelajar, dan pesrta didik yang menjadi teladan bagi masyarakat sekitar.
Berubahnya implementasi kuirkulum 2006 ke kurikulum 2013, yang
walaupun sejak diperkenalkan sampai saat ini masih terus direvisi, merupakan
salah satu upaya untuk dapat segera mengantisipasi perubahan perilaku generasi
penerus bangsa dan perubahan zaman dimana ilmu pengetahuan dan tehnologi
berkembangan demikian cepatnya sekaligus untuk menjawab keresahan
masyarakat akan kondisi anak indonesia saat ini. Berubahnya perilaku dalam
kehidupan sosial masyarkat indonesia saat ini seperti sikap individualis, sikap
egois, kurang empati, serba ingin instan, konsumtif, malas belajar dan
semaunya menjadi budaya baru menimbulkan kegelisahan masyarakat dan
tokoh-tokoh pemerhati pendidikan. Untuk itu dikeluarkan kebijakan-kebijakan
baru untuk memperbaiki kebijakan yang ada sebelumnya. Dan pendidikan
menjadi sandaran untuk menjalankan kebijakan tersebut.
Berlakunya kurikulum 2013 di sekolah yang walaupun sampai saat ini
masih terus direvisi menjadi salah satu kebijakan untuk menjawab keresahan
tersebut. Dan sekolah sebagai lembaga formal menjadi sasaran utama, dengan

14 | T u g a s K e l o m p o k 1
tujuan akan diperoleh generasi penerus bangsa yang berdaya saing bangsa
tetapi tetap memiliki sikap dan perilaku budaya bangsa Indonesia
Terdapat 3 ranah yaitu ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan . yang
menjadi fokus implementasi kurikulum 2013.
Melalui ranah sikap diharapkan generasi penerus bangsa memiliki
pondasi yang kokoh dalam memahami nilai-nilai yang tercantum dalam sikap
spiritual dan sikap sosial sehingga ia tidak memiliki hambatas dalam
berkomunikasi dan berkolaborasi dengan siapa saja, sesama atau berbeda
bangsa dengan tetap mempertahankan jati dirinya sebagai bangsa indonesia.
Mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak pantas dilakukan
berdasarkan norma-norma yang berlaku, baik norma kehidupan masyarakat,
kehidupan berbangsa atau kehidupan beragama. Nilai-nilai jati diri yang
menjadi akar budaya budaya bangsa Indonesia yang tertuang dalam pancasila
dan bhinneka tunggal ika diharapkan dapat kuat tertanam pada setiap peserta
didik sehingga tetap terjaga keberlangsungan. Nilai-nilai ini menjadi
pengembangan pendidikan karakter. Sedangkan nilai-nilai yang karena adanya
peradaban baru yang mengedepankan faham ego dan individualis diharapkan
dapat terkikis habis.
Melalui ranah pengetahuan dan keterampilan diharapkan diperoleh
generasi penerus bangsa yang memilki wawasan luas, pemikiran kritis dan
keahlian yang mumpuni dibidangnya masing-masing sehingga mampu
berkiprah dan menciptkan karya-karya inovasi ataupun pemikiran-pemikiran
cemerlang yang mampu berpacu dan mensejajarkan diri dengan bangsa –
bangsa maju lainnya di tengah zaman yang terus berubah karena cepatnya
perkembangan tehnologi yang ada.
Di dalam ranah ini dengan proses pembelajaran yang menerapakan
pembelajaran abad 21 unsur kearifan lokal dimasukan dalam mata pelajaran
untuk diperkenalkan dan dipertahankan. Dan kemudian melalui pemikiran-
pemikiran kreatif diangkat dan dikembangkan bahkan dikolaborasikan
berbagai unsur agar dapat tampil sesuai dengan kondisi zamannya tanpa

15 | T u g a s K e l o m p o k 1
menghilangkan ciri kesukuannya sehingga menjadi produk baru bangsa yang
diminati oleh berbagai kalangan.
Ketiga ranah ini, sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam kurikulum
2013 merupakan satu kesatuan yang harus dijalankan secara beririringan.
Namun tentu saja untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan sekolah tidak
dapat berjalan sendiri. Keluarga, masyarakat dan pemerintah harus juga
bergerak untuk memberikan pendidikan yang diharapkan pada batasan yang
seharusnya, khususnya dalam pendidikan karakter.
Di keluarga Pendidikan anak adalah tanggungjawab orang tua.
Pendidikan dalam Keluarga dapat memberikan pengaruh besar terhadap
karakter anak. Ayah, Ibu atau orang yang dituakan harus sinergi satu sama lain.
Ditengah era dimana orang tua bekerja baik ayah atau ibu. Maka orang tua
wajib mengusahakan memberikan waktu yang cukup untuk tetap dapat
bersama dengan anak dan mampu memberikan keteladanan. Terbukti anak-
anak yang berkarakter baik tumbuh dari kelurga yang sedini mungkun
memberikan pendidikan yang baik.
Dalam hal tertentu dimana banyak keluarga yang mengabaikan
pentingnya pendidikan keluarga atau tidak tahu bagaimana harus memberikan
pendidikan kepada anak-anaknya, maka yang tumbuh anak-anak bermasalah.
Dalam hal ini sekolah kembali menjadi tumpuan untuk memberikan bimbingan
dan konseling kepada peserta didik dan kegiatan parenting kepada orang tua.
Pendididikan di tengah masayarakat. Masyarakat seharusnya adalah
mitra sekolah. Artinya lingkungan masyarakay harus bergandengan tangan
dengan berbagai kegiatan yang ada di sekolah dalam upaya mewujudkan
peserta didik atau generasi masa depan yang berkualitas dan sesuai dengan
harapan mereka. Berbagai hal yang baik yang dilakukan di sekolah idealnya
pun harus ditindaklanjut oleh masayarakat dengan memberikan tindakan-
tindakan yang sama juga.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh masayarakat untuk membantu
sekolah agar pendidikan yang diajarkan dapat terus sejalan. Misalnya dalam hal
sarana. Masyarakat dapat menyiapkan sarana umum untuk membuat siswa

16 | T u g a s K e l o m p o k 1
tetap menjadi pembelajar seperti menyiapkan perpustakaan umum, museum,
dan gedung pertunjukkan seni. Memberikan keteladanan dalam berkomunikasi
yang baik seperti berperilaku dan bertuturkata runtut, sopan dan santun atau
dengan menyiapkan rambu-rambu atau papan-papan dengan gambar atau symol
atau kata-kata yang menyerukan kepada kebaikan di tepi jalan yang mudah
dilalui dan lain sebagainya.
Namun kondisi ideal ini tidak mudah dilakukan. Karena kondisi saat ini
beragam masyarakat beragam pula perilakunya sehingga untuk perilaku tertentu
menjadikan dualisme berpikir pada peserta didik karena dibenturkan oleh 2 hal
yang berbeda. Misal di sekolah anak dilarang merokok tetapi diluar sekolah di
warung-warung kecil anak disodori rokok. Walapupun belum mendominasi,
kelompok masayarakat yang belum memberikan pendidikan terbaik ini , Kita
berharap sebagai pusat belajar, banyak masayarakat di luar sana mampu
memberikan pendidikan yang baik untuk menjadi teladan generasi depan
bangsa. Sehingga pendidikan di sekolah, di kelurga atau dimasayarkat dapat
menjadi pusat kebudayaan.

17 | T u g a s K e l o m p o k 1
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Kebudayaan merupakan pengetahuan yang merupakan system ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Perwujudan kebudayaan
diciptakan manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa prilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata. Kebudayaan dimiliki oleh setiap
manusia, kebudayaan membentuk karakter manusia dalam tindakan-
tindakan yang dilakukan sehari-hari.
2. Pendidikan dan kebudayaan merupakan 2 proses yang tidak dapat
dipisahkan. Keduanya sangat erat hubungannya karena saling melengkapi
dan mendukung satu sama lain.
3. Setiap Negara memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Seiring dengan
berjalannya waktu, di era globalisasi dan kemajuan teknologi seperti saat
ini tidak dipungkiri masuk juga kebudayaan asing sehingga terjadi interaksi
antara berbagai kebudayaan. Dimana budaya asli berinteraksi dengan
budaya asing yang makin berkembang dari Negara lain. Interaksi tersebut
menciptakan Hubungan yang terwujud dalam bentuk akulturasi, asimilasi,
sintesis dan penetrasi. Masuknya budaya asing dan hubungan antarbudaya
tersebut tentuakan menciptakan dampak yang bersifat positif dan negative.
4. Melalui Pendidikan kebuadayaan dapat dilestarikan. Karena dalam
pendidikan di dalamnya terdapat tujuan yang disesuaikan dengan masing-
masing kebutuhan bangsa agar mereka tetap memiliki ciri khas yang
berbeda dari bangsa lain.
5. Penggunaan e-toll, transportasi sejenis gojek, komunikasi online dan lainya
adalah karya-karya inovasi yang menjadi budaya baru yang diciptakan
oleh tenaga treampil dari dan oleh dunia pendidikan.
6. Pendidikan sebagai pusat kebudayaan terjadi jika melalui proses
pendidikan dapat terbentuk peserta didik yang meningkat kualitasnya,
menjadi pembelajar dan menjadi teladan dalam masayarakat.

18 | T u g a s K e l o m p o k 1
B. Saran
Pendidikan bukan hanya menjadikan manusia itu berbeda dengan binatang
yang dapat makan, minum, berpakaian dan mempunyai tempat tinggal, tetapi juga
merupakan suatu proses humanisasi atau proses pemanusiaan seseorang. Hal ini
berarti bahwa inti pendidikan ialah memiliki dan melaksanakan nilai-nilai
kemanusiaan yang berlaku di dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Nilai-nilai
tersebut hidup dan berkembang, dikembangkan di lingkungan keluarga dan
masyarakat yang berbudaya. Orientasi kebudayaan tersebut merupakan tuntutan
kehidupan masa depan termasuk kehidupan global.
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Dengan pendidikan
kebudayaan dapat diwariskan, dan dengan pendidikan kebudayaan dapat
diperbaharui sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat.
Kita sebagai manusia yang berbudaya harus dapat berprilaku sesuai norma
atau aturan yang menjadi kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang
kita. Kita juga wajib menghormati kebudayaan dengan selalu menjaga dan
memelihara kebudayaan tersebut.
Demikianlah makalah yang kami buat, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam tulisan maupun dari referensi yang diperlukan, untuk itu kami
harap kritik dan saran yang bisa membangun demi kesempurnaan makalahini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

19 | T u g a s K e l o m p o k 1
DAFTAR PUSTAKA

Adicondro, Nobelinadan Alfi Purnamasari. 2011. Efikasidiri, Dukungan Sosial


Keluargadan Self Regulated Learning.Vol.III No.1 Januari 2011. UAD

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Arjanggi, Ruseno dan Erni Agustina Setiowati. 2013. Meningkatkan Belajar


berdasar Regulasi Diri melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Vol. XVII
No.1. Hal 55-63. Unisula.

Hidayat, H. Syarif. 2019. Teori, Proses, dan Konteks Sosial Budaya


Pendidikan.Tangerang: Pustaka Mandiri.

Difa Aula. 2019. Kebudayaan. [ON LINE] https://pukultujuh.com/unsur-unsur-


budaya/Diakses Pukul 15.19 19 September 2019.

Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang


Berbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Soerjono, Soekanto. 2009. Sosiologi suatu Pengantar . Jakarta: Rajawali Pers.

Warsito. 2012. Antropologi Budaya. Yogyakarta: Ombak.

WoroAryandini S. 2000. Citra Bima Dalam Kebudayaan Jawa. Jakarta:


Universitas Indonesia (UI-press).

By Prof. Dr. Ir. Amos Neolaka, M.Pd., Grace Amialia A. Neolaka, S.Pd., M.Pd.,
landasan pendidikan Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju
Perubahan Hidup Depok: Kencana, 2017, hal 11)

20 | T u g a s K e l o m p o k 1
CATATAN HASIL DISKUSI

A. Evaluasi Penyajian
Penyajian sudah baik tetapi masih ada kekurangan pada hal berikut
a. efektifitas waktu, yaitu masih ada waktu yang tersisia tetapi belum
dimanfaatkan audience untuk menggali lebih dalam tentang materi yang
disajikan
b. Penulisan istilah yang salah. Kesimpulan seharusnya simpulan
c. Biodata setiap personil dalam tim
d. Jabatan personil dalam Tim
e. Lembar catatan hasil diskusi

B. Pertanyaan dari Perwakil Kelompok

Setelah penyajian ada 6 kelompok yang bertanya langsung yaitu kelompok 10, 9,
7, 3, 4, dan 5, untuk 3 kelompok lain menyusul setelah penyajian selesai

1. Pertanyaan dari perwakilan 3

Dalam materi disebutkan bahwa ada aliran yang mempengaruhi kebudayaan


adaseperti aliran progresif, integratif atau reflektif. Indonesia lebih condong ke
aliran yang mana?

Jawab :

Semua mempengaruhi.

Progresif itu aliran yang mempengaruh kebudayaan karena adanya pergeseran


peradaban. Seperti yang terjadi saat ini, contoh berkirim surat, sudah tidak melalui
pos tetapi melalui media internet yang bernama email atau melalui media sosial.

Reflektif : Cerminan terhadap budaya yang sedang atau telah berjalan. Biasanya
untuk evaluasi. Mana yang perlu dipertahankan , dikembangkan atau dihilangkan.

21 | T u g a s K e l o m p o k 1
Biasanya aliran ini bertujuan untuk mempertahankan budaya yang menjadi jati
diri bangsa agar tidak terpengaruh oleh budaya yang lain. Misal santun kepada
orang tua, tradisi gotong royong untuk kemaslahatan bersama, dll.

Integrated : Budaya itu bersifat komplek, abtsrak dan luas. Sehingga harus dilihat
secara menyeluruh. Untuk mengenal budaya indonesia maka orang harus melihat
kehidupan sosialnya seperti tradisinya, tata krama, cara berkomunikasi, dan lain-
lainnya

2. Pertanyaan dari perwakilan 4


a. Meminta penjelasan tentang yang berkaitan dengan orang tuanya yang
berpendidikan rendah akan mengahsilkan anak yang rendah kualitasnya
demikian juga sebaliknya jika pendidikan orang tuaakan menghasilkan
anak yang memiliki kualitas pendidikan. Padahal ada anak dari
kalangan tidak mampu yang anaknya dapat berprestasi tinggi dalam
dunia pendidikan
b. Efek pemanfaat tehnologi di kalangan masayarakat saat ini
c. Bagaimana mengatasi budaya membaca yang melemah ditengah
generasi 4.0
d. Bagaimana mempertahankan budaya timur di era transisi budaya

Jawab :

Salah dalam memahami yang dipresentasikan. Yang dimaksud bukan tingkat


pendidikan orang tua tetapi cara mendidik orang tua kepada anak.

Untuk pertanyaan a – c. Penjelasannya saling berkaitan. Yaitu dari cara mendidik


anak. Pada dasarnya anak adalah peniru yang ulung dan produk dari hasil
pendidikan orang tua. Mendidik tidak tergantung dari tinggi rendahnya tingkat
pendidikan tetapi dari keinginan untuk memberikan pendidikan yang baik melalui
keteladanan dan pembiasaan.
Banyak orang berpendidikan baik tetapi anak-anaknya tidak menjadi apa-apa malah
terjerumus pada pergaulan yang salah. Narkoba, berhura-hura, tidak berprestasi
padahal semua fasilitas disediakan orang tua di rumah untukmeningkatkan hasil

22 | T u g a s K e l o m p o k 1
belajar. Tetapi ada anak dari keluarga yang secara ekonomi pas-pasan bahkan
kekurangan tetapi menghasilkan anak berprestasi yang bukan saja membanggakan
keluarga tetapi bangsa dan negara. Yang membedakan adalah penanganan anak
tentang bagaiman seorang orang tua mempengaruhi anak dengan memberikan
teladan yang baik, memberi pandanga ke masa depan dengan cara yang mudah
dipahami dan masuk secara mendalam sehingga menjadi spirit yang berkoba dalam
jiwa anak untuk mewujudkan masa depan yang dapat membanggakan siapa saja.
Sehingga seorang anak selalu memiliki pola fikir yang positif walau perkembangan
peradaban seperti saat ini yaitu perubahan dunia yang disebabkan dengan
perkembangan tehnologi yang pesat, sisi positif yang selalu diambilnya. Media
sosial dimanfaatkan untuk mencari inspirasi bahkan penghasilan dari hal yang
positif, misal menjual karya kreatif dalam bentuk produk atau ide-ide pemikiran.
Bukan utk membentuk gank atau berkomunikasi panjang lebar untuk hal yang lebih
banyak unsur tidak bermanfaatnya.

Untuk pertanyaan d
Dengan memberikan keteladanan dan pemahaman yang mudah dimengerti anak.
Seperti Alm. BJ. Habibie : menjadi orang hebat yang tenar di luar negeri, tidak
membuatnya menjadi berbudaya jerman, tetapi tetap memegang teguh budaya
Indonesia, santun, tidak terkontaminasi dengan pergaulan bebas bahkan
nasionalismenya tetap tinggi ditandai dengan tindakan dan pemikiran yang selalu
ingin memajukan bangsa indonesia khususnya kiprah generasi produktifnya.

3. Pertanyaan dari perwakilan 6

Apakah pendidikan berkembang mengikuti kebudayaan atau sebaliknya?

Jawab

Kita memiliki kementrian namanya kemetrian pendidikan dan kebudsayaan. Pernah


diganti menjadi kementrian pendidikan nasional tapi tidak lama, karena tidak
sesuai. Karena dalam pendidkan nasional di dalamnya ada pengenalan nilai-nilai
budaya nasional.

23 | T u g a s K e l o m p o k 1
Pendidikan dan kebudayaan merupkan 2 unsur yang tidak dapat dipisahkan.
Keduanya saling berkaitan satu sama lain dan saling melengkapi. Pendidikan dan
kebudayaan berjalan seiring. Seperti saat ini. Budaya serba cepat dan serba berbau
tehnologi. Terjadi karena pendidikan perlu mengembnagkan tehnologi terbarukan.
Dan tehnologi terbarukan diperkenalkan dalam pendidikan. Berkembang bersam
dan jalan bersama.

4. Pertanyaan dari perwakilan 7

Peran pendidikan untuk menangkal /menyaring kebudayaan asing yang bersikap


negatif.

Jawab :

Jadi pendidikan menjadi pusat budaya, yaitu 1) menghasil generasi penerus yang
berkualitas, 2) menjadikan generasi penerus sebagai pebelajar sepanjang hayat, 3)
Menjadikan generasi penerus yang mampu menjadi teladan di tengah masyarakat

Artinya pendidikan harus mampu mempengaruhi peserta didiknya untuk menjadi


manusia yang memanusiakan manusia, sehingga mengetahui apa yang baik dan
tidak baik apa yang boleh dan tidak boleh dan mampu mengimplementasikannya
dengan teapay

5. Pertanyaan dari perwakilan 9

Bagaiman peran pendidikan ditinjau dari unsur refleksif dan progresif dalam
menyikapi setiap perubahan.

Dalam hal perubahan Perubahan kurikulum, dimana letak efektifitas jika ada
asumsi produk pendidikan terdahulu menghasilkan peserta didik yang jauh lebih
baik dari sekarang.

Jawab :

Kembali kepada siapa yang mendidik. Guru di sekolah, orang tua di rumah dan
masyarakat di luar lingkungan sekolah/rumah. Belum semua kalangan memilki

24 | T u g a s K e l o m p o k 1
visi yang sama untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang diharapkan.
Berbagai kepentinga membuat banyak peserta didik ambigu, bingung.

Di sekolah misalnya. Masih ada guru yang masih mengajar tidak dengan hati,
tidak menguasai dan memberi keteladan sesuai kompetensi yang seharusnya
dimiliki : tidak profesional, tidak membuat perencanaan pembelajaran,
memandang semua siswa sama sehingga diperlakukan sama, atau tidak memiliki
kepribadian yang layak diteladani.

Di rumah masih banyak orang tua yang mengedepankan keinginannya kepada


anak tanpa kompromi, karena faktor kesibukan atau kekurangan ekonmi orang
tua disibukkan untuk mencari pemenuhan kebutuhan materi sehingga tidak
memberikan perhatian yang cukup, dan hal lain

Di masyarakat pun demikian. Misal pelajar di sekolah di larang merokok, di luar


tidak ada larangan menjual rokok untuk pelajar.

Bagi anak yang lemah sehingga mudah dipengaruhi. Hal tersebit membuatnya
tumbuh menjadi pribadi yang mudah terperosok ke dalam hal-hal yang negatif.
Dan ini cukup banyak kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin juga ada
pada diri kita.

6. Pertanyaan dari perwakilan 10

Mengapa pendidikan di indonesia masih terbelakang dan adakah pengaruhnya


dengan kemampuan masyarakat yang sebagian besar masih rendah ekonomi.

Jawab :

Sama dengan pertanyaan kelompok 4. Tidak ada hubungannya dengan


kemampuan ekonomi tetapi hanya pada cara mendidik yag belum pas, belum 1
visi antar di sekolah, di rumh dan di masyarakat. Sehinga menghasilkan anak yang
labil, tidak punya semnagat untuk berubah menjadi manusaia baru yang
diharapkan bangsa ini.

25 | T u g a s K e l o m p o k 1

Anda mungkin juga menyukai