Manusia sebagai animal educandum, secara bahasa berarti bahwa manusia merupakan
hewan yang dapat dididik dan harus mendapatkan pendidikan. Secara tidak langsung pengertian
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara manusia dengan hewan. Perbedaan
manusia dengan hewan adalah manusia dapat dididik dan harus mendapatkan pendidikan agar
dapat membedakan yang baik dan benar, sedangkan hewan tidak dapat membedakan perbuatan
baik ataupun buruk.
Pada dasarnya, hewan berperilaku hanyalah berdasarkan atas insting atau nalurinya.
Hewan tidak dapat membedakan perbuatan baik ataupun buruk, mana perbuatan bermoral
maupun tidak bermoral. Beberapa ekor binatang memang dapat dilatih untuk melakukan
gerakan-gerakan tertentu secara terus menerus atau mengenal tanda-tanda, namun hal itu
hanyalah terjadi secara mekanis tanpa melibatkan proses berpikir. Hasil berpikir secara
intelektual melibatkan simbol-simbol misalnya bahasa hanya dapat dilakukan oleh manusia
namun tidak dapat dilakukan oleh hewan karena hewan hanya dapat menerima sinyal, tidak
sampai pada bahasa sebagai simbol.
Anak manusia untuk bisa menjadi manusia yang mandiri, membutuhkan suatu proses
yang lama dan tidak akan dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain untuk mencapainya.
Karena itu anak manusia memerlukan bantuan orang lain yang berada di sekitarnya salah satunya
adalah kasih sayang dari orang tua, pergaulan dengan sesama maupun bimbingan dari guru. Bagi
anak manusia, insting, nafsu, dan semua potensi itu belum mencukupi untuk dapat langsung
menjalani dan mengahadapi kehidupan serta untuk dapat mengatasi semua masalah dan
tantangan dalam hidupnya. Untuk dapat mewujudkan semua potensinya itu, anak manusia
mempunyai ketergantungan kepada orang dewasa.
1. Manusia Lahir Tidak Berdaya
Persoalan dalam hal ini adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan anak baik, yang
berasal dari dalam dirinya maupun dari lingkungan.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Manusia
a. Faktor Keturunan
Anak memiliki warisan sifat-sifat bawaan yang berasal dari kedua orang tuanya,
merupakan potensi tertentu yang sudah terbentuk dan sukar diubah. Menurut H.C.
Witherington, hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu dari satu
generasi kegenerasi lain dengan perantaraan sel benih. Pada dasarnya yang diturunkan itu
adalah struktur tubuh, jadi apa yang diturunkan orang tua kepada anak-anaknya berdasar
perpaduan gen-gen yang pada umumnya hanya mencakup sifat atau ciri-ciri atau sifat
orang tua yang diperoleh dari lingkungan atau hasil belajar dari lingkungan.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan disekitar manusia dapat digolongkan kepada dua jenis, yaitu
lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan abiotik adalah lingkungan makhluk
tidak bernyawa seperti batu, air, hujan, tanah dan musim. Lingkungan biotic adalah
lingkungan makhluk hidup bernyawa terdiri dari tiga jenis yaitu lingkungan nabati,
lingkungan hewani, dan lingkungan manusia (sosial, budaya dan spiritual). Lingkungan
social meliputi bentuk hubungan sikap atau tingkah laku manusia. Lingkungan budaya
meliputi adat istiadat, bahasa, norma-norma dan peraturan yang berlaku. Lingkungan
spiritual meliputi agama dan keyakinan.
2. Aliran-aliran Pendidikan