Oleh:
Kelompok 9
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….12
3.2 Saran…………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses menuju hal yang belum anak
ketahui dengan cara berinteraksi dengan lingkungan belajar yang sengaja
diciptakan maupun lingkungan secara alami. Disanalah anak akan mendapatkan
pengalaman-pengalaman yang akan membentuk suatu konsep dalam pikiran anak
itu sendiri. Ada beberapa ciri-ciri yang menandakan bahwa seorang anak telah
melakukan aktivitas belajar yaitu diantaranya akan terjadi perubahan tingkah laku
pada diri anak yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan
yang terjadi merupakan buah dari pengalaman yaitu interaksi antara dirinya
dengan lingkungan dan perubahan tersebut relative menetap.
Belajar merupakan jalan menuju sukses. Dengan belajar seseorang dapat
mengetahui banyak hal. Dalam hal ini, Islam pun amat menekankan tentang
belajar. Tujuan belajar dalam Islam bukan mencari rezeki di dunia semata, tetapi
untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak, artinya mencari atau mencapai
ilmu yang sebenarnya dan akhlak yang sempurna (Tohirin, 2006:57-58).
Dalam belajar juga ada beberapa jenis belajar antara lain ada belajar
abstrak, belajar ketrampilan, belajar social, belajar pemecahan masalah, belajar
rasional, belajar kebiasaan, belajar apresisasi, belajar pengetahuan. Karakteristik
dan ragam belajar harus mempertimbangkan kebutuhan, aspirasi, pengalaman dan
minat yang berbeda antara siswa dan siswi maupun perbedaan SOSIAL yang ada,
untuk mengantisipasi adanya marginalisasi atau perbedaan SOSIAL dan gender.
Dengan demikian, guna memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan
yang diampu oleh ibu Mutmainah, M.Si., M.Pd.I. maka penulis menyusun
makalah yang berjudul “ Jenis-Jenis pendekatan dalam belajar, dan Faktor-Faktor
yang mempengaruhi belajar”. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi sumber
referensi dan bermanfaat bagi pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian belajar dalam Psikologi Pendidikan?
2. Apa saja jenis-jenis belajar dalam Psikologi Pendidikan?
3. Bagaimana efisiensi belajar dalam Psikologi Pendidikan?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam Psikologi
Pendidikan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian belajar dalam Psikologi Pendidikan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis belajar dalam Psikologi Pendidikan.
1
3. Untuk mengetahui efisiensi belajar dalam Psikologi Pendidikan.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siswa, baik
internal, eksternal, maupun pendekatan, dalam Psikologi Pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Jenis-Jenis Belajar dalam Psikologi Pendidikan
Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak.
Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-
masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak
diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip,
konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar
matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga materi bidang studi
agama seperti tauhid.
Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan
motorik yakni yang berhubungan dengan uraturat syaraf dan otot-otot
(neuromuscular). Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-latihan
intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini
misalnya belajar olah raga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-
benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah
salat dan haji.
Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah
dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah
untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah
kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. Selain
itu, belajar sosial juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi
demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau
kelompok lain untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan
proporsional, termasuk mengakomodasi siswa-siswi yang berbeda akibat
konstruksi sosial di masyarakat. Bidang-bidang studi yang termasuk bahan
pelajaran sosial antara lain pelajaran agama dan Pendidikan Moral
Pancasila.
4
Belajar pemecahan masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan
metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan
teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep,
prinsipprinsip, dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan.
Dalam hal ini, hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana sarana
pemecahan masalah. Untuk keperluan ini, guru (khususnya guru mengajar
eksakta, seperti matematika dan IPA) sangat dianjurkan menggunakan
model dan strategi mengajar yang berorientasi pada cara pemecahan
masalah (Lawson, 1991).
Belajar Rasional
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir
secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk
memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep. Jenis belajar ini erat kaitannya dengan belajar pemecahan
masalah. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan
rational problem solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan
menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis
(Reber, 1988). Bidang-bidang studi yang dapat digunakan sebagai sarana
belajar rasional sama dengan bidang-bidang studi untuk belajar pemecahan
masalah. Perbedaannya, belajar rasional tidak memberikan tekanan pada
penggunaan bidang studi eksakta. Artinya, bidang studi non eksakta pun
dapat memberi efek yang sama dengan bidang studi eksakta dalam belajar
rasional.
Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaankebiasaan baru atau
perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunakan perintah, teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan
hukuman dan ganjaran Tujuannya agar siswa-siswi memperoleh sikap-sikap
dan kebiasaan. kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras
dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). Selain itu, arti tepat dan
positif di atas ialah selaras dengan norma dan tata nilai moral yang berlaku,
baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural. Belajar
kebiasaan akan lebih tepat dilaksanakan dalam konteks pendidikan keluarga
sebagaimana yang dimaksud oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional /1989 Bab IV Pasal 10 (4). Meskipun demikian, tentu tidak
tertutup kemungkinan penggunaan pelajaran agama dan PMP sebagai sarana
5
belajar kebiasaan bagi para siswa-siswi. Belajar Apresiasi Belajar apresiasi
adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu
objek. Tujuannya adalah agar siswasiswi memperoleh dan mengembangkan
kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan
menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi
sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. Bidang-bidang studi yang dapat
menunjang tercapainya tujuan belajar apresiasi antara lain bahasa dan sastra,
kerajinan tangan (prakarya), kesenian, dan menggambar. Selain bidang-
bidang studi ini, bidang studi agama juga memungkinkan untuk digunakan
sebagai alat pengembangan apresiasi siswa-siswi, misalnya dalam hal seni
baca tulis al-Qur'an. Guru perlu membandingkan perbedaan belajar apresiasi
untuk mengatasi kesenjangan dalam belajar maupun gender stereotipe.
Belajar Pengetahuan Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara
melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.
Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana
untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi
dan eksprerimen (Reber, 1988). Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa
memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap
pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus
dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat
laboratorium dan penelitian lapangan. Contoh: kegiatan siswa-siswi dalam
bidang studi fisika mengenai "gerak" menurut hukum Newton I. Dalam hal
ini siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan bahwa setiap benda
tetap diam atau bergerak secara beraturan, kecuali kalau ada gaya luar yang
mempengaruhinya. Contoh lainnya, kegiatan siswa dalam bidang studi
biologi mengenai protoplasma, yakni zat hidup yang ada pada tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini siswa -siswi melakukan investigasi
terhadap senyawa organik yang terdapat dalam protoplasma yang meliputi:
karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
6
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakanefisien kalau prestasi yang
diinginkan dapat dicapai dengan usaha seminimal mungkin. Usaha
dalam hal ini adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat
hasil belajar yang memuaskan, seperti: tenaga dan pikiran, waktu,
peralatan belajar, dan hal-hal lain yang relevan dengan kegiatan belajar.
2. Efisiensi dari Hasil belajar
Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisien apabila dengan
usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.
7
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu
semua keadaan dan fungsi psikologis akan mempengaruhi belajar
seseorang. Aspek psikologis ini seperti:
1) Minat
Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
kenginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Minat dapat diekspresikan
melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik
lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya, dapat juga melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas.
2) Kecerdasan
Kecerdasan merupakan dasar potensial bagi pencapaian
hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan bergantung
pada tingkat kecerdasan, dan hasil belajar yang dicapai akan
melebihi tingkat kecerdasannya.
3) Bakat
Bakat sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Bakat yang tidak
dilatih akan menjadi terpendam.
4) Motivasi
Motivasi yaitu kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi merupakan motor
penggerak dalam perbuatan. Kiat lemahnya motivasi belajar siswa
ini akan mempengaruhi keberhasilan belajar. Menurut Maslow
(Khodijah, 2016) mengemukakan motif-motif belajar yaitu:
(a). Adanya kebutuhan fisik,
(b). Adanya kebutuhan akan rasa nyaman,
(c). Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dari orang
lain,
(d). Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan,
(e). Adanya kebutuhan untuk aktualisasi diri
(f).
8
2.4.2 Faktor Eksternal Siswa
Selain dari faktor internal, faktor eksternal ini juga akan
mempengaruhi belajar siswa. Faktor eksternal tersebut terdiri dari
lingkungan sosial serta non-sosial.
a. Lingkungan Sosial
1) Lingkungan Sekolah
Seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas.
Memiliki hubungan yang harmonis dengan ketiga tersebut dapat
menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di
sekolah.
2) Lingkungan Masyarakat
Seperti masyarakat, tetangga, serta temen se-permainan.
Lingkungan ini akan berpengaruh pada aktivitas belajar siswa.
Apabila lingkungan tempat dia berada memberikan banyak nilai
positif, maka belajar dapat diterima siswa dengan baik. Apabila
sebaliknya, maka belajar akan sulit diterima sehingga dapat
dikatakan aktivitas belajar itu tidak ada.
3) Lingkungan Keluarga
Sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga, ketegangan
keluarga, semuanya akan dapat memberi dampak terhadap aktivitas
belajar siswa. Hubungan antara anggta keluarga akan membantu
siswa dalam melalukan antivitas belajar dengan baik.
b. Lingkungan Non-sosial
Lingkungan yang seperti seperangkat kelengkapan dalam berbagai
bentuk untuk mencapai tujuan, yang meliputi kurikulum, program,
sarana dan fasilitas, serta guru.
1) Kurikulum
Merupakan seperangkat rencana untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas
dan frekuensi belajar siswa. Dengan adanya kurikulum guru dapat
mengukur tingkat keberhasilan belajar mengajar dan hasil belajar
siswa.
9
2) Program
Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah
yang tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana. Salah
satunya program pendidikan yaitu bimbingan dan penyuluhan
terhadap siswa yang mempunyai masalah kesulitan belajar.
3) Sarana dan fasilitas
Merupakan Segala hal yang menunjang proses belajar
mengajar seperti ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang tata usaha dan lainnya, bertujuan untuk
memberikan kemudahan pelayanan pada siswa. Fasilitas yang
memadai seperti adanya buku pegangan dan alat peraga, metode
mengajar yang dipakai juga memberikan pengaruh terhadap
prestasi siswa.
4) Guru
Keberadaan guru sangat mutlak diperlukan dalam
keberhasilan belajar siswa. Sehingga diperlukan guru yang
memadai dan professional.
Selain itu, dapat juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam,
seperti:
1) Keadaan udara, suhu, cuaca. Apabila keadaan tersebut terlalu panas
dapat membuat seseorang tidak nyaman belajar sehingga tidak
dapet mencapai hasil belajar yang optimal.
2) Waktu (pagi, siang, atau malam). Kebanyakan orang lebih mudah
memahami pembelajaran di waktu pagi hari dibandingkan pada
waktu siang atau sore hari.
2.4.3 Pendekatan Belajar Siswa
Menurur Muhibbin Syah, faktor pendekatan belajar ini
merupakann jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
pelajaran. Pendekatan tersebut terdiri dari:
a. Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
10
Siswa yang menggunakan pendekatan ini, misalnya mau belajar
karena dorongan dari luar (ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang
mengakibatkan dia malu. Gaya belajarnya santai, asal hafal dan tidak
mementingkan pemahaman yang mendalam.
b. Pendekatam deep (mendalam)
Siswa yang menggunakan pendekatan ini biasanya mempelajari
materi karena memang dia tertarik dan merasa membutuhkannya. Gaya
belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam
serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Baginya lulus dengan nilai
baik penting, namun lebih penting memiliki pengetahuan yang cukup
banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya.
c. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Siswa yang menggunakan pendekatan ini pada umumnya dilandasi
oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus, disebut ego-enchancement,
yaituambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan
dirinya dengan cara meraih prestasi
Oleh karena itu, seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan
belajar mendalam (deep) misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih
prestasi belajar yang bermutu daripada menggunakan pendekatan
permukaan (surface), atauoun (reproductive)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Belajar merupakan jalan menuju sukses. Dengan belajar seseorang
dapat mengetahui banyak hal. Dalam hal ini, Islam pun amat menekankan
tentang belajar. Tujuan belajar dalam Islam bukan mencari rezeki di dunia
semata, tetapi untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak, artinya
mencari atau mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak yang sempurna.
Adapun juga jenis belajar dalam psikologi, yakni belajar abstrak, belajar
pengetahuan, belajar mencari solusi permasalahan, dll.
Sebagai suatu proses, keberhasilan belajar ditentukan oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu dari segi faktor internal, faktor eksternal, serta
pendekatan belajar siswa.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang diberikan kemudian hari terkait makalah ini. Selain itu, dengan
adanya makalah ini dapat diketahui bahwa kualifikasi guru merupakan hal
yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Oleh karena itu penulis berharap
makalah ini mampu memberikan wawasan bagi pembaca mengenai belajar
pada psikoologi pendidikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://hilda7seven.blogspot.com/2019/09/makalah-efesiensipendekatan-metode-
dan.html
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/11/belajar-dalam-
psikologi-pendidikan.html
https://www.academia.edu/38972427/MAKALAH_PSIKOLOGI_PENDIDIKAN
_BELAJAR
http://eprints.walisongo.ac.id/1595/3/093111076_Bab2.pdf
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/view/759/757
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Pionir/article/download/153/134
13