Anda di halaman 1dari 11

NAMA

NPM

: RAHMAYANI
: 11111100007

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT PADA


PEMBELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN 60 BANDA ACEH
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran yang mempelajari aspek
kehidupan manusia dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Pelajaran IPA di
SD memiliki arti penting bagi siswa, karena melalui pembelajaran inilah pertama
kali diletakkan berbagai ilmu kemampuan dasar mengenai alam beserta isinya.
Pelajaran IPA di sekolah dasar merupakan salah satu upaya agar siswa dapat
memahami konsep-konsep IPA dengan mempelajari dari diri sediri maupun
alam sekitar, yang memiliki keterampilan proses bersikap ilmiah melalui
pengalaman secara langsung, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk
menjelaskan gejalagejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari, mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan.
Pentingnya pembelajaran IPA di SD untuk membentuk karakter siswa yang
berinter aksi dengan baik dalam kehidupan di lingkungan sekitar.
Pada pelaksanaannya, pembelajaran IPA di SD seringkali hanya sebatas
penyampaian materi tanpa adanya pembelajaran yang bermakna. Sebagian besar
guru hanya menyampaikan materi pelajaran IPA secara satu arah, sehingga
siswa hanya dapat menerima materi tanpa memiliki kemampuan untuk
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terlaksananya pembelajaran
bermakna maka siswa memiliki kemampuan penguasaan konsep yang baik.
Penguasaan konsep yang dipelajari dapat diukur dari nilai siswa.
Rendahnya nilai hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor baik dari
guru maupun dari siswa. Faktor penyebab rendahnya nilai hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA adalah pebelajaran yang dilakukan masih bersifat
konvensional,pembelajaran tidak berjalan interaktif atau masih berpusat pada guru.
Masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran yang monoton sehingga
pembelajaran IPA terasa jenuh dan siswa kurang memahami bagaimana peranan
sesuatu hal terhadap alam atau lingkungannya.
Melihat masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas yakni, banyaknya nilai
hasil belajar siswa di bawah KKM, model pembelajaran yang monoton dan masih
berpusat kepada guru, siswa yang terbiasa menerima pembelajaran yang
diberikan oleh guru dan tidak dilibatkan dalam menemukan konsep, kurangnya
keberanian siswa untuk bertanya kepada guru, maka peneliti menggunakan
model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam
pembelajaran IPA pada materi bumi dan alam semesta.

Model cooperative learning tipe NHT belum pernah diterapkan sebelumnya


di kelas SD. Model cooperative learning tipe NHT memungkinkan siswa untuk
mengeluarkan idea atau gagasan dalam menemukan konsep dan terlibat dalam
pembelajaran untuk memahami konsep yang diberikan oleh guru. Dengan
diterapkannya model cooperative learning tipe NHT siswa dapat saling
membantu menguasai konsep. Model Cooperative Learning tipe NHT merupakan
suatu strategi belajar berkelompok dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling berbagi ide dan mendiskusikan jawaban yang paling tepat. Pada model
cooperative learning tipe NHT diharapkan siswa dapat saling membantu dalam
proses pembelajaran sehingga setiap siswa menguasi konsep pembelajaran dengan
baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis
mendapatkan permasalahan utama dalam penelitian yaitu :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam
dengan Model Cooperative Learning tipe NHT di kelas V SDN 60 Banda
Aceh?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam
dengan Model Cooperative Learning tipe NHT di kelas V SDN SDN 60
Banda Aceh?
3. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas V SDN 60 Banda Aceh dengan
Model Cooperative Learning tipe NHT?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam dengan
Model Cooperative Learning tipe NHT di kelas V SDN 53 Banda Aceh.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam
dengan Model Cooperative Learning tipe NHT di kelas V SDN 53 Banda
Aceh.
3. Mengetahui hasil belajar siswa kelas V SDN 53 Banda Aceh dengan Model
Cooperative Learning tipe NHT.

NAMA
NPM

: RAHMAYANI
: 11111100007

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM


PEMBELAJARAN IPA MATERI PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DAN
PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 60
BANDA ACEH
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, beriman, dan mandiri serta menjadi warga negara
yang demokkratis bertanggung jawab.
Jadi pendidikan secara garis besar adalah upaya membentuk suatu
lingkungan anak yang dapat meransang perkembangan potensi-potensi yang
dimilikinya dan akan membawa perubahan yang diinginkan dalam kebiasaan
dan sifatnya. Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (dalam Sulistiyorini, 2007:21) mengamanatkan
bahwa setiap satuan pendidikan untuk membuat Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan kurikulun yang akan dilaksanakan
pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. Selain itu juga, penyusunan
KTSP oleh satuan pendidikan memungkinkan adanya penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerahnya masing-masing
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, strukur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
Dan salah satu kelompok mata pelajaran yang termuat dalam KTSP adalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan
yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun
dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan
aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan
demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam
yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Jadi, dalam pembelajaran IPA bukan hanya sekedar menghafalkan konsep,


melainkan dalam proses pembelajaran IPA diharapkan peserta didik dapat
memiliki sikap dan kemampuan yang berguna bagi dirinya dalammengalami
perubahan yang terjadi dilingkunganya.
Dalam mata pelajaran IPA di kelas IV terdapat materi pemanfaatan sumber
daya alam. Dalam proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, siswa bukan
hanya berperan sebagai penerima ilmu pengetahuan atau informasi dari guru,
akan tetapi harus terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan
dalam pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Namun, kenyataannya yang
ditemukan di lapangan tidak selalu demikian. Dari hasil observasi yang telah
dilakukan Nilai hasil belajar siswa yang terbilang rendah pada materi pemanfaatan
sumber daya alam. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
anatar lain: kurang tepatnya penggunaan media, tidak adanya model atau strategi
pembelajaran, ketidakmampuan guru untuk mefasilitasi kebutuhan siswa dalam
pembelajaran, kesulitan guru dalam mengelola kelas, penggunaan instrumen
evaluasi yang kurang tepat, siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran,
komunikasi satu arah guru-siswa, serta siswa sebagai objek pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka saya ingin menerapkan suatu inovasi
dalam pembelajaran yaitu dengan PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO
STRAY sebagai model pembelajaran dalam materi pemanfaatan sumber daya
alam.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1) Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada materi
pemanfaatan sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh?
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada materi pemanfaatan
sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh?
3) Bagaimanakah hasil belajar IPA materi pemanfaatan sumber daya alam
pada siswa Kelas IV SDN 60 Banda Aceh dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis

hal-hal sebagai berikut:


1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan
model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada materi
pemanfaatan sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan
model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
pada materi
pemanfaatan sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi
pemanfaatan sumber daya alam pada Kelas IV SDN 60 Banda Aceh dengan
menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray.

NAMA
NPM

: RAHMAYANI
: 11111100007

PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN


MATEMATIKA MATERI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SIWA KELAS V
DI SDN 60 BANDA ACEH
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran hanya dapat dicapai
jika ada interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran di kelas. Interaksi tersebut harus dalam proses komunikasi yang aktif
dan edukatif antara guru dengan peserta didik yang saling menguntungkan
kedua belah pihak agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efisien dan
efektif. Hanya dengan proses pembelajaran yang baik, tujuan pembelajaran
dapat dicapai sehingga peserta didik mengalami perubahan perilaku melalui
kegiatan belajar.
Salah satu upaya untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran, dan memantapkan
penerimaan peserta didik terhadap isi pembelajaran adalah dengan
menggunakan beberapa metode pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran
adalah metode kerja kelompok. Menurut Moedjiono ( 1992 : 61 ) mengemukakan
bahwa metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar mengajar
yang menitikberatkan kepada interaksi anggota yang satu dengan yang lain dalam
suatu kelompok guna menyelesaikan tugas tugas belajar secara bersama sama
Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menjadikan siswa
saling berinteraksi antara teman-temannya dengan jalan membuat suatu
kelompok kelompok kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas.
Dalam proses belajar mengajar, terutama dalam pembelajaran matematika,
seseorang dituntut untuk mampu mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran
matematika.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka penulis merancang kegiatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik sehingga diharapkan
peserta didik dapat bergairah, lebih aktif dan kreatif serta termotivasi untuk belajar,
sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan hasil belajar peserta didik dapat
memuaskan. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode kerja kelompok sebagai
upaya meningkatkan kompetensi peserta didik pada pembelajaran hitung campuran
bilangan bulat. Penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
penggunaan metode kerja kelompok untuk peningkatan kompetensi peserta didik.
Dari pernyataan di atas, maka pembelajaran selayaknya disajikan pada situasi
yang menyenangkan bagi peserta didik agar peserta didik lebih memahami
pelajaran. Penulis akan menggunakan metode kerja kelompok untuk menarik minat
dan pemahaman peserta didik pada pembelajaran. Penggunaan metode kerja

kelompok membuat pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan, materi pelajaran


dapat lebih mudah diserap dan diendapkan oleh peserta didik. Metode kerja
kelompok merupakan salah satu metode pembelajaran yang menuntut peserta didik
dapat terlibat secara sosio emosional dan intelektual dalam proses belajar
mengajar khususnya pembelajaran hitung campuran bilangan bulat.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan. Penelitian yang akan penulis
lakukan dengan judul Penerapan Metode Kerja Kelompok Pada Pembelajaran
Matematika Materi Hitung Bilangan Bulat Pada Siwa Kelas V Di Sdn 56 Banda
Aceh.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya
permasalahan yang akan diteliti adalah
1) Bagaimana perencanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
dengan menerapkan metode kerja kelompok dapat meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh?
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
dengan menerapkan metode kerja kelompok dapat meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh?
3) Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh
setelah mengikuti pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui
penerapan metode kerja kelompok?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
dengan menerapkan metode kerja kelompok dalam meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh
2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
dengan menerapkan metode kerja kelompok dalam meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik kelas IV SDN 60 Banda Aceh.
3) mendeskripsikan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 60 Banda
Aceh setelah mengikuti pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
melalui penerapan metode kerja kelompok

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN
BULAT DI KELAS V SDN 60 BANDA ACEH

Pendidikan kita mengacu kepada tujuan pendidikan yang dituangkan dalam


Undang-undang Nomor 2/2000 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab I pasal 4
yang berbunyi sebagai berikut :
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur ,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan
Untuk mencapai tujuan pendidikan diatas yang memiliki peranan penting
adalah orang yang mampu mendidik, karena melalui proses pendidikan manusia bisa
mencapai kesempurnaan dalam hidup, sebagaimana menurut Udin Syaefudin
Saud (2005: 5) mengatakan bahwa:
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan
potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya,
karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat
mempengaruhi perkembangan fisik, mental emosional, moral dan keimanan
dan ketaqwaan manusia.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa peran pendidik sangat penting
karena bisa mempengaruhi dan mengubah perkembangan mental, pertumbuhan fisik,
moral manusia dan juga peningkatan keimanan kepada Tuhan yang maha esa.
Untuk mencapai semua itu pendidik harus mampu memberikan layanan terhadap
siswa serta mampu mengemas metode serta menggunakan model pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik suatu pelajaran. Kesiapan guru mengenalkarakteristik
siswa dalam pembelajaran meruapakan modal utama penyampaian bahan pelajaran
dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar di
sekolah Dasar penting sekali memperhatikan karakteristik materi pelajaran
dihubungkan dengan tahap-tahap perkembangan anak seusia 6-12 tahun, serta
metode atau model pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa, sehingga
selama proses belajar mengajar siswa memperoleh ilmu pengetahuan dengan

enjoy dan tidak membosankan, dengan pembelajaran yang menarik siswa akan
bersemangat untuk belajar baik itu dalam lingkungan sekolah maupun diluar
sekolah.
Melihat pada suatu kenyataan yang terjadi dilapangan masih banyak sekali
guru yang tidak memperhatikan hal yang penting yang diungkapkan diatas,
mereka mengajar hanya menggugurkan suatu kewajiban, hanya mentranfer ilmu
pengetahuan, tidak memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti aspek social
budaya, etika dan yang lainnya. Metode yang diberikan monoton hanya ceramah
dan ceramah, tidak berpikir kreatif untuk menerapkan model pembelajaran yang
lebih menarik.
Peneliti mencoba menelaah secara kilas balik mengapa nilai untuk
materi energi dan perubahannya

tergolong rendah,

setelah

ditelaah

ternyata

metode yang digunakan konvensional yaitu ceramah, dimana guru hanya


memberikan pengetahuan kepada siswa secara searah, guru terus yang ceramah
tanpa memberikan keleluasaan pada siswa untuk berpikir, siswa hanya diam,
duduk mendengarkan materi, dan mencatat . Proses pembelajaran seperti ini tentunya
lama kelamaan menjadi monoton, membosankan dan kurang menarik perhatian
siswa. Dan ternyata hasil yang diperolehnyapun sesuai dengan pelayanan yang
diberikan kepada siswa.
Berdasarkan latar belakang
mengadakan

inovasi

dalam

diatas,

maka

pembelajaran,

peneliti berkeinginan

dengan

menggunakan

untuk
model

pembelajara yang aktif, kraeatif dan menyenangkan . pada kesempatan ini peneliti
akan mencoba menerapkan model pembelajaran Cooperative learning Tipe NHT
(Numbered Heads Together) dengan harapan dengan menggunakan model ini
siswa lebih terlibat aktif dan mampu memahami tentang materi energi dan
perubahannya.
Dari latar belakang di

atas

maka

penelitian

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative

ini

mengambil

judul

Tipe NHT (Numbered Heads

Together) Dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada materi energi dan
Perubahannya di kelas III SDN 18 Banda Aceh

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah diatas maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1) Bagaimanakah

perencanaan penerapan model pembelajran Cooperative

Tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar


siswa pada materi energi dan perubahannya di kelas III SDN 18 Banda
Aceh?
2) Bagaimana

penerapan

model

pembelajaran

Cooperative

Tipe NHT

(Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada


materi energi dan perubahannya di kelas III SDN 18 Banda Aceh?
3) Seberapa besar peningkatan

hasil belajar siswa

pada materi energi dan

perubahannya di kelas III SDN 18 Banda Aceh setelah menerapan model


Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together).
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemasalahan diatas, tujuan secara umum dari penelitian ini
adalah untuk memperbaiki

kualitas Pembelajaran IPA pada materi energi dan

perubahannya di SDN 10 Banda Aceh melalui penerapan Model Cooperative Tipe


NHT (numbered Heads Together). .
Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1) Mengungkap perencanaan penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Tipe NHT (Numbered Heads Together) pada materi energi dan perubahnya
di kelas III SD N 18 Banda Aceh.
2) Mengungkap pelaksanaan penerapan Pembelajaran Cooperative Tipe NHT
(Numbered Heads Together) pada materi energi dan perubahannya.
3) Mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa pada materi energi
dan perubahnnya di kelas III SD N 18 Banda Aceh melalui penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Tipe NHT (Numbered Heads Together)

Anda mungkin juga menyukai