0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
302 tayangan2 halaman
Pendidikan di Malaysia dan Indonesia memiliki kesamaan dalam program wajib belajar selama enam tahun di sekolah dasar, namun Malaysia menerapkan undang-undang yang memberikan sanksi bagi orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya. Perbedaan lain adalah seringnya perubahan kurikulum di Indonesia dibandingkan kekonsistenan kurikulum di Malaysia, serta peran bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di Malaysia. Agar bisa maju, Indonesia per
Deskripsi Asli:
sebuah analisis perbandingan antara pendidikan Indonesia dengan Malaysia
Pendidikan di Malaysia dan Indonesia memiliki kesamaan dalam program wajib belajar selama enam tahun di sekolah dasar, namun Malaysia menerapkan undang-undang yang memberikan sanksi bagi orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya. Perbedaan lain adalah seringnya perubahan kurikulum di Indonesia dibandingkan kekonsistenan kurikulum di Malaysia, serta peran bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di Malaysia. Agar bisa maju, Indonesia per
Pendidikan di Malaysia dan Indonesia memiliki kesamaan dalam program wajib belajar selama enam tahun di sekolah dasar, namun Malaysia menerapkan undang-undang yang memberikan sanksi bagi orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya. Perbedaan lain adalah seringnya perubahan kurikulum di Indonesia dibandingkan kekonsistenan kurikulum di Malaysia, serta peran bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di Malaysia. Agar bisa maju, Indonesia per
Pendidikan di Malaysia dengan di Indonesia sebenarnya tidak jauh berbeda, di
Malaysia dikenal dengan istilah pendidikan wajib belajar selama selama enam tahun dimulai dari usia siswa tujuh tahun sampai dua belas tahun, wajib belajar di Malaysia dicanangkan sejak tahun 2003. Sama halnya dengan Indonesia yang juga menerapkan program wajib belajar, bahkan di Indonesia wajib belajar berlangsung selama Sembilan tahun yang mulai dicanangkan tahun 1994, enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Hal yang membedakan adalah bahwa di Malaysia diterapkan undang-undang untuk melaksanakan program wajib belajar yang memberikan sangsi kepada orang tua jika lalai tidak mendaftarkan anaknya kesekolah berupa denda maksimal sebesar RM500 atau dihukum penjara maksimal enam tahun. Sedangkan di Indonesia orang tua yang lalai menyekolahkan anaknya tidak mendapatkan sangsi yang tegas. Inilah yang menyebabkan perbedaan yang mencolok dari APK SD dengan APK SMP, karena banyak siswa yang telah lulus SD kemudian tidak melanjutkan ke SMP.
Perbedaan lain yang mencolok adalah pada penerapan kurikulum , di Indonesia
kurikulum selalu berubah-ubah, mulai dari kurikulum 1975, 1984, suplemen 1986, 1994, suplemen 1998,2004, 2006, dan 2013. Berbeda dengan Malaysia mereka konsisten dalam menerapkan kurikulum, mereka jarang sekali merubah kurikulum. Disamping itu, latar belakang historis menjadi pembeda yang berdampak pada perkembangan pendidikan di negara masing-masing. Hal ini terihat pada pemakaian bahasa Inggris sebagai bahasa kedua setelah bahasa melayu dan sebagai bahasa pengantar pembelajaran di Malaysia, sedangkan di Indonesia bahasa Inggris masih dijadikan sebagai bahasa asing.
Dengan demikian nampaklah perbedaan yang mendasar dari pendidikan yang
berlangsung di Malaysia dan di Indonesia. Jika bangsa Indonesia terus menerus dipersoalkan dengan kurikulum yang tidak baku, penggunaan bahasa Inggris yang masih terbatas, dan tidak adanya undang-undang yang mengatur dengan sangsi yang tegas baik kepada orang tua, guru, praktisi kependidikan, maka tidak mungkin kita bisa menjadi bangsa yang maju yang disegani di kawasan Asia Tenggara.
http.ms.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Malaysia; diakses hari senin tanggal 20