Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA MUSLIM


(PAKISTAN,INDIA,TURKI,MESIR)
Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Perbandingan PendidikanIslam
Dosen Pengampu: M. Ilzam Kamaludin, S.Pd.I., M.Hum

Disusun Oleh:

Muhammad Abiyubillah (19051077)


Muhammad Alimun ( 19051080)
Nanik Subiyatus Safato (19051101)
Ninik Nur Aini (19051094)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberi
kita berupa nikmat yang tak terhingga. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. karena beliaulah satu-
satunya Nabi yang mampu murubah zaman terang-benerang yakni dengan ajaran
agama Islam.
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Pendidikan
Islam dengan ini penulis mengangkat judul “Sistem Pendidikan di Negara Islam
Pakistan,India,Turki,Mesir”.
Peyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
Peyusun mengakui bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis memohon agar pembimbing materi dan pembaca dapat
memakluminya.
Peyusun mengharapkan kritik dan saran dari makalah ini. Ahir kata
semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semua. Aamiiin.

Lamongan,23November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
A. Sistem Pendidikan Islam di Negara Pakistan ............................................................ 5
B. Sistem Pendidikan Islam di Negara India .................................................................. 9
C. Sistem Pendidikan Islam di Negara Turki ............................................................... 12
D. Sistem Pendidikan Islam di Negara Mesir .............................................................. 15
PENUTUP ........................................................................................................................ 22
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 22
B. Saran ........................................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disetiap negara memiliki sistem pendidikan yang berbeda-beda sesuai
dengan ketentuannya masing-masing termasuk pada negara-negara yang ada di
Timur Tengah. Dimana sistem pendidikan tersebut didasari oleh kebijakan
serta falsafah yang digunakan disetiap negaranya. Sebuah bangsa yang maju
dan besar tentu ditunjang dengan kualitas pendidikan yang memadai bagi
warganya. Dan pendidikan dengan sistem yang baik dan terukur akan mampu
menghasilkan luaran pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan dalam konteks upaya merekonstruksi suatu peradaban
merupakan salah satu kebutuhan (jasa) asasi yang dibutuhkan oleh setiap
manusia dan kewajiban yang harus diemban oleh negara agar dapat
membentuk masyarakat yang memiliki pemahaman dan kemampuan untuk
menjalankan fungsi kehidupan selaras dengan fitrahnya serta mampu
mengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik dari setiap masa kemasa.
Kawasan Timur Tengah selalu menarik untuk dibicarakan, hal itu karena
Timur Tengah memiliki posisi strategis. Posisi Timur Tengah sebagai tujuan
utama tempat studi Islam masih belum tergantikan di mata kaum Muslimin
Indonesia. Meski sebagian mereka mulai melirik Barat sebagai tempat Studi
Islam. Namun beberapa universitas dan pusat-pusat studi Islam di Timur
Tengah tetap menjadi alternatif utama untuk melanjutkan jenjang studi. Dua
daerah yang sering dijadikan tumpuan tempat menimba ilmu keislaman adalah
haramain (Makkah dan Madinah).
Maka di dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang sistem
pendidikan islam di negara Pakistan,india,Turki,Mesir.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pendidikan di Negara Islam Pakistan?
2. Bagaimana Sistem Pendidikan di Negara Islam India?
3. Bagaimana Sistem Pendidikan di Negara Islam Turki?
4. Bagaimana Sistem Pendidikan di Negara Islam Mesir?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Sistem Pendidikan di Negara Islam Pakistan.
2. Untuk mengetahui Sistem Pendidikan di Negara Islam India
3. Untuk mengetahui Sistem Pendidikan di Negara Islam Turki
4. Untuk mengetahui Sistem Pendidikan di Negara Islam Mesir

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pendidikan Islam di Negara Pakistan


Republik Islam Pakistan adalah bangsa muslim terbesar kedua di dunia,
meskipun mereka berasal dari lima kelompok etnis yang berbeda yakni:
Punjabi, Sindhi, Pathan, Baluch serta Muhajir (Imigran berbahasa Urdu dan
India sebelum perpecahan). Mayoritas orang Pakistan 97% adalah Muslim.
Minoritas non muslim termasuk agama Kristen, Hindu dan Persi. Di antara
muslim 10 % sampai 15 % adalah syiah Istna Asyaariyah (Dua belas Imam).
Minoritas sekte Syiah termasuk Ismailliyah, kebanyakan terdapat di Karachi,
wilayah barat laut Gilgit, dan Bohoras, sedangkan markas spritualnya terletak
di Bombay, India. Mayoritas besar kaum Muslimi Sunni. Pakistan menganut
Mazhab Hanafi meskipun minoritas kecil pengikut Mazhab Hambali.1
Pendidikan di Pakistan diawasi oleh Departemen Pendidikan Pemerintah
Pakistan serta pemerintah provinsi, sedangkan pemerintah federal sebagian
besar membantu dalam pengembangkan kurikulum, akreditasi dan dalam
pembiayaan penelitian dan pengembangan. Pasal 25-A Konstitusi Pakistan
mewajibkan Negara untuk menyediakan pendidikan berkualitas gratis dan
wajib untuk anak-anak dari kelompok usia 5 sampai 16 tahun. “Negara wajib
menyediakan pendidikan gratis dan wajib untuk semua anak-anak usia 5-16
tahun dengan cara seperti dapat ditentukan oleh hukum”.
Sistem pendidikan Pakistan sampai sesudah perang adalah berasal dari
zaman-zaman sebelumnya:
 Tahun 1855, Parlemen Inggris menentukan perhatian-perhatian tertentu
buat pendidikan India, yang seterusnya timbul adanya berbagai macam
undang-undang pendidikan.
 Hunter Commission 1882-1884.
 Lord Curzens University Act 1904.
 Government of India Resolution 1913.

1
Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam: Perspektif Etno-Linguistik dan Geo Politik,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 212

5
 Calcuta University Commission Report 19192
Sistem pendidikan di Pakistan umumnya dibagi menjadi lima tingkatan :
primary/primer (kelas satu sampai lima), middle/tengah (kelas enam sampai
delapan), high/menengah (Sembilan dan sepuluh, yang mengarah ke Sekolah
Menengah, Certificate atau SSC), intermediate/tinggi (kelas sebelas dan dua
belas, yang mengarah ke Higher Secondary (Sekolah) Sertifikat atau HSC),
program dan universitas terkemuka sarjana dan gelar sarjana.
Tahapan pendidikan formal : Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah,
Pendidikan Tersier, Pendidikan Kuarter. Pendidikan formal Pendidikan dasar
hanya 87 persen anak-anak Pakistan menyelesaikan pendidikan sekolah dasar.
Sistem standar nasional pendidikan terutama terinspirasi dari sistem Inggris.
Pendidikan pra-sekolah dirancang untuk berusia 3-5 tahun dan biasanya terdiri
dari tiga tahap : Kelompok Bermain, Taman Kanak dan TK (Juga disebut
“KG” atau “Prep”). Setelah pendidikan pra-sekolah, siswa melalui SMP dari
kelas 1 sampai 5. Hal ini di dahului dengan sekolah menengah dari kelas 6
sampai 8. Di sekolah menengah, pendidikan seks masuk dalam kurikulum
pendidikan pemerintah. Kurikulum biasanya tunduk pada institusi tersebut.
Delapan disiplin ilmu yang diajarkan pada sekolah formal yakni : Urdhu,
Bahasa Inggris, Matematika, Seni, Ilmu Pengetahuan, Ilmu Sosial, Islamiyat
dan terkadang Studi Komputer (tergantung ketersediaan laboratorium
komputer). Bahasa provinsi dan regional seperti Punjabi, Sindhi, Pashto dan
lain-lain dapat diajarkan di masing-masing provinsi, khususnya di sekolah-
sekolah bahasa menengah. Beberapa lembaga memberikan instruksi dalam
bahasa asing seperti Turki, Arab, Persia, Perancis, dan Cina. Bahasa pengantar
tergantung pada sifat dari lembaga itu sendiri, apakah itu sebuah sekolah
Inggris menengah atau sekolah menengah Urdu. Pada 2009, Pakistan
menghadapi tingkat kehadiran sekolah dasar untuk kedua jenis kelamin dari 66
persen. Sosok dibawah perkiraan rata-rata dunia 90 persen.
Kinerja yang buruk Pakistan di sector pendidikan terutama disebabkan
oleh rendahnya tingkat investasi public. Pengeluaran pemerintah untuk
pendidikan telah 2,2 persen dari GNP dalam beberapa tahun terakhir,

2
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 56

6
peningkatan marginal dari 2 persen sebelum 1984-1985. Selain itu, alokasi
dana pemerintah minim terhadap pendidikan tinggi, yang memungkinkan kelas
atas pendapatan untuk menuai mayoritas manfaat subsidi public untuk
pendidikan. Lembaga pendidikan yang lebih rendah seperti sekolah dasar
menderita di bawah kondisi seperti kelas berpenghasilan rendah tidak dapat
menikmati subsidi dan pendidikan yang berkualitas. Akibatnya, Pakistan
memiliki salah satu tingkat terendah melek huruf di dunia dan yang terendah di
antara Negara-negara sumber daya komparatif dan situasi sosial-ekonomi.
Pendidikan menengah di Pakistan dimulai dari kelas 9 dan berlangsung
selama empat tahun. Setelah akhir masing-masing tahun sekolah, mahasiswa
diwajibkan untuk lulus ujian nasional yang dikelola oleh Dewan Regional
Menengah dan Pendidikan Menengah. Setelah menyelesaikan kelas 9, siswa
diharapkan untuk mengambil tes standar di setiap bagian pertama dari mata
pelajaran akademik mereka. Mereka kembali memberikan tes ini bagian kedua
dari program yang sama pada akhir kelas 10. Setelah berhasil menyelesaikan
ujian ini, mereka diberikan Sekolah Certificate Secondary. Hal ini secara local
disebut sebagai ‘matrikulasi sertifikat’ atau ‘matric’ untuk pendek.
Kurikulum biasanya mencakup kombinasi dari delapan program termasuk
pilihan (seperti Biologi, Kimia dan Fisika Komputasi) serta mata kuliah wajib
(seperti Matematika, Bahasa Inggris, Urdu, Islamiat dan Studi Pakistan). Siswa
kemudian masukkan perguruan tinggi menengah dan nilai lengkap 11 dan 12.
Setelah menyelesaikan masing-masing dua kelas, mereka kembali mengambil
tes standar dalam mata pelajaran akademik mereka. Setelah berhasil
menyelesaikan ujian ini, siswa diberikan Higher Secondary (Sekolah)
Certificate (HSC). Tingkat pendidikan juga disebut FSc/FA/ICS atau
„menengah‟. Ada banyak aliran siswa dapat memilih untuk 11 dan 12 nilai-
nilai mereka, seperti : pra-medis, pra-engineering, humaniora (atau ilmu-ilmu
sosial), ilmu computer dan perdagangan.
Ada dua jenis program Sarjana di Pakistan : Pass atau Honors. Lulus gelar
membutuhkan dua tahun studi dan mahasiswa biasanya membaca tiga mata
pelajaran opsional (seperti Kimia atau Ekonomi) di samping jumlah yang
hampir sama dari mata kuliah wajib (seperti Studi Pakistan Inggirs). Gelar

7
Honours membutuhkan tiga atau empat tahun studi, dan mahasiswa biasanya
mengkhususkan diri dalam bidang studi pilihan, seperti Biochemistry (BSc
Hons. Biokimia). Hal ini dapat dicatat bahwa Lulus Sarjana sekarang perlahan-
perlahan sedang dihapus untuk Honours diseluruh negeri.
Sebagian besar program gelar Master memerlukan pendidikan dua tahun.
Master of Philosophy (M.Phil) tersedia di sebagian besar mata pelajaran dan
dapat dilakukan setelah Masters. Doctor Of Philosophy (PhD) pendidikan
tersedia di area tertentu dan biasanya dikerjar setelah mendapat gelar M.Phil.
mahasiswa mengejar gelar PhD atau M.Phil harus memilih bidang tertentu dan
universitas yang melakukan riset di bidang tersebut. M.Phil dan pendidikan
PhD di Pakistan membutuhkan minimal dua tahun studi.
Ada perbedaan besar dalam tingkat partisipasi anak laki-laki,
dibandingkan dengan anak perempuan di Pakistan. Menurut data UNESCO,
pendaftaran sekolah dasar untuk anak perempuan berdiri di 60 persen
dibandingkan dengan 84 persen untuk anak laki-laki. Angka partisipasi sekolah
menengah berdiri di tingkat yang lebih rendah dari 32 persen untuk perempuan
dan laki-laki 46 persen. Kehadiran di sekolah regular bagi siswa perempuan
diperkirakan mencapai 41 persen sedangkan untuk siswa laki-laki adalah 50
persen.
Pendidikan di Pakistan sangat dipengaruhi oleh agama. Pendidikan agama
Islam di Pakistan terbagi menjadi tiga kategori : a) Quranic School. b) Mosque
Primary School. c) Madrasah. Pertama adalah sekolah dimana anak-anak
belajar membaca Al-Quran (baca : belajar iqra‟). Tempat biasanya di masjid-
masjid atau mushalla desa. Waktu belajar tidak teratur dengan jelas. Ada yang
pagi, siang dan sore. Ustadz yang mengajar biasanya berasal dari desa tersebut.
Kedua sekolah dasar masjid, yaitu masjid dijadikan tempat belajar bagi anak-
anak yang sudah berumur 7 tahun ke atas. Inisiatif ini resmi dilakukan oleh
pemerintah Zia-ul-Haq pada tahun 80-an untuk mengatasi minimnya tempat
belajar di pedesaan disebagian tempat di Pakistan. Selain belajar Al-Quran
mereka juga diajarkan oleh imam masjid setempat mata pelajaran bahasa Urdu
dan Matematika. Namun pendidikan ini sering terkendala disebabkan para
imam jarang yang menguasai bahasa Urdu dan matematika dengan baik, yang

8
akhirnya kebanyakan sekolah gulung tikar. Sekarang jumlah Mosque Primary
School diseluruh Pakistan sekitar 25.000 buah sekolah. Dan yang terakhir
madrasah. Madrasah di Pakistan berbeda dengan pesantren di Indonesia. Di
Indonesia para santri tidak diwajibkan untuk menghafal Alquran seluruhnya,
kecuali pesantren tersebut pesantren Hifzul Alquran. Berbeda dengan di
Pakistan, madrasah mewajibkan kepada murid-muridnya untuk menghafal
Alquran 30 Juz sebelum belajar materi-materi lain. Karena Alquran merupakan
asas bagi pelajar yang ingin mendalamkan ilmu agama.

B. Sistem Pendidikan Islam di Negara India


India terletak di Asia Selatan secara resmi disebut sebagai Republik India (Hindi
: Bharat Ganarajya), dan merupakan Negara terbesar ketujuh berdasarkan luas
wilayahnya. Populasi penduduk di India merupakan Negara kedua terpadat dengan
lebih 1,8 miliar orang.
Meskipun India sekarang sudah merdeka, pendapatan per kapita India adalah
US$ 200 per tahun. Diketahui bahwa 30% penduduk India berada dibawah garis
kemiskinan. Kesenjangan sosial cukup mencolok dalam hal ekonomi dan distribusi
kesehatan. Bisa dimaklumi bahwa populasi penduduk yang sangat besar tersebut,
disamping sebagai human capital juga merupakan beban negara. Untuk mengejar
ketertinggalan itu, pemerintah India sangat sadar bahwa dunia pendidikan adalah salah
satu sector kunci. Oleh karena itu, sejak merdeka pemerintah India berjuang
memperbaiki dunia pendidikan, sehingga dengan majunya dunia pendidikan, maka
kualitas bangsa juga akan terdongkrak dengan sendirinya. 3
Dalam bidang Pendidikan, India mengalami proses panjang, dimulai dari jaman
kuno sampai dewasa ini. Menurut Kanchana Narasimhan (2008), pada zaman India
kuno, pendidikan diberikan melalui sistem gurukul. Dalam sistem ini, sang guru
biasanya mengajar para siswa secara lisan di kediamannya dan para siswa biasanya
tinggal dengan guru mereka. Sistem ini secara perlahan-lahan berkembang menjadi
pendidikan formal seperti sekarang ini. Bangsa Inggris adalah yang paling berperan
dalam perubahan ini. 4
Pada tahun 2000 tingkat melek huruf orang dewasa (persentase untuk yang
berusia 15 atau lebih tua) adalah 58,5 persen (72,3 pesen untuk laki-laki, 44,4 persen

3
Naijan, Kurikulum Pendidikan Sejarah di India, Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol 4, No.
1, 2015, h. 83
4
Arif Rohman, Pendidikan Komparatif, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2010), hlm.214

9
untuk perempuan). Angka ini meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1961 dan
lebih tinggi dari pada kebanyakan Negara di Asia Selatan lainnya, namun mereka
masih jauh lebih rendah daripada kebanyakan Negara di Asia Timur. Pada tahun 2001
angka partisipasi gabungan sekolah dasar, menengah pertama dan atas adalah 55
persen dari penduduk usia sekolah resmi untuk tiga tingkatan. Total belanja
pemerintah pada pendidikan pada tahun 2001 adalah Rs 841.8 miliar (US Ֆ
17,300,000,000), setara 13,2 persen dari seluruh pengeluaran pemerintah dan 4 persen
dari produk domestik bruto (PDB). Sejak tahun 1950-an, pengeluaran pemerintah
untuk pendidikan terus meningkat, sehingga India mampu mengembangkan sejumlah
lembaga pendidikan dari dasar sampai tingkat universitas.
India memiliki potensi untuk menjadi pemimpin teknologi global. Industry India
mampu bersaing secara global dalam perangkat lunak dan bahkan di bidang-bidang
seperti mobil, bahan kimia, dan peralatan rekayasa. Sebuah isu penting bagi
keberhasilan masa depan industry India adalah pertumbuhan pendidikan teknik di
India.5
Sejak kemerdekaan, focus awal dari kebijakan pemerintah adalah untuk
menyediakan para insinyur yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi. Pendirian
India Institutes of Technology (IIT), perguruan tinggi teknik regional (yang dikenal
sebagai National Institute of Technology) ditujukan untuk mencapai hal ini. Insinyur
India sudah terkenal reputasinya untuk keahlian rekayasa dan desain. Pendidikan
Teknik di India merupakan pilihan favorit bagi siswa berprestasi. Hal ini
mengakibatkan lonjakan pendirian perguruan tinggi teknik baru terutama di sector
swasta. Meskipun demikian, para pemimpin industry mengeluh tentang kurangnya
insinyur berkualitas untuk industry mereka. Hal ini disertai dengan tingkat
pengangguran yang signifikan terutama insinyur yang baru lulus.
Disisi lain, terjadi kesenjangan pendidikan teknik dimana Tamil Nadu, Andhra
Pradesh dan Karnataka memiliki jumlah tertinggi lulusan teknik per penduduk.
Penduduk India yang mendapatkan ijazah (per tahun) sarjana teknik berjumlah sekitar
230,000 ijazah master sekitar 20,000 dan ijasah Ph.D sekitar 1,000 (data tahun 2006).
Pemegang gelar doctor India kurang dari 1 persen dari seluruh lulusan terbaik.
Persentase gelar doctor untuk bidang teknik di India lebih rendah dari sebagian besar
Negara-negara lain (9 persen Amerika Serikat, 10 persen Inggris, 8 persen Jerman,
dan 3 persen Korea).

5
Haryo Winarso, dkk, Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah di 16 Negara, (Jakarta :
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014),
hlm.243

10
Perbandingan beberapa institusi India terpilih (Indian Institute of Technology,
Institut Teknologi Nasional dan perguruan tinggi teknik swasta) mengungkapkan
beberapa hasil yang menarik. Sebuah perbandingan internasional menunjukkan bahwa
banyak lembaga India yang tidak mampu berevolusi dari lembaga pengajaran tahap
sarjana untuk menuju lembaga yang berbasis pengajaran dan penelitian. Salah satu
keuntungan terbesar dari perguruan tinggi teknik terbaik di India adalah selektivitas
tinggi – sekitar 2-3 persen dari pelamar yang dipilih. Ini jauh lebih rendah dari
universitas internasional terkenal. Namun sistem pendidikan rekayasa tidak mampu
menarik minat mahasiswa teknik terbaik untuk melanjutkan studi pasca-sarjana. Para
lulusan IIT dan IISc berkontribusi kurang dari 1 persen dari mahasiswa pasca-sarjana
teknik di negeri ini, 20 persen dari M.Tech dan 40 persen dari Ph.D. hanya sekitar 1
persen (atau kurang) dari lulusan B. Tech yang memilih untuk melanjutkan M.Tech di
India, sementara hanya 2 persen dari lulusan M.Tech yang memilih untuk melanjutkan
Ph.D di India. Sekitar 75 persen dari mahasiswa pasca-sarjana teknik belajar di
perguruan tinggi teknik swasta.
Ada lebih dari 1.100 perguruan tinggi swasta rekayasa. Namun hanya sebagian
kecil dari perguruan tinggi swasta yang masuk peringkat 50 terbaik perguruan tinggi
teknik di India. Lebih dari 90 persen dari perguruan tinggi teknik swasta merupakan
perguruan tinggi yang berafiliasi dengan perguruan tinggi negeri, sehingga memiliki
sedikit otonomi akademik. Struktur administrasi yang ada dan sifat dari perguruan
tinggi swasta juga memiliki otonomi keuangan yang sangat sempit untuk
pengembangan, dengan biaya dan gaji meliputi 80 persen dari anggaran.
Struktur pendidikan di India sedikit berbeda dengan Indonesia dimana pendidikan
dasarnya harus ditempuh 8 tahun, sedangkan pendidikan menengah pertamanya
(secondary school) dilaksanakan selama 2 tahun, demikian pula pendidikan menengah
atasnya (second secondary school). Hampir semua sekolah di India bersifat satu atap,
dimana kelas 1 hingga 12 dilaksanakan di sekolah yang sama.
Untuk Perguruan Tinggi, tergantung dari institusinya. Secara umum, institusi
pendidikan tinggi di India terdiri atas universitas dan institur (teknologi, kedokteran,
manajemen, teknologi informasi). Untuk tingkat bachelor, secara umum program di
universitas adalah 3 tahun, sementara IIT secara umum program B.Tech (Bachelor of
Technology) rata-rata 4 tahun, meskipun ada yang 5 tahun untuk B.Arch (Bachelor of
Architechture).
Politeknik di India berbeda dengan di Indonesia, dimana yang diterima adalah
lulusan Secondary School (kelas 10) selama 3 tahun dan lebih bersifat ketrampilan.

11
Program-program yang ditawarkan adalah program diploma dalam bidang yang
„umum‟ seperti Teknik Elektro, Kimia, Mesin, hingga yang sangat khusus seperti
Fashion Design, Teknologi Keramik, Kesekretariatan.
Ada dua sumber dana pendidikan di India, yaitu dari pemerintah dan sector
swasta/masyarakat. Dana dari pemerintah disediakan oleh : 1) pemerintah pusat, (2)
pemerintah Negara bagian (state), 3) University Grant Commission (UGC) untuk
Pendidikan Tinngi, 4) badan local (semacam CSR dari perusahaan daerah). Sedangkan
dana dari swasta/masyarakat antara lain uang kuliah, sumbangan-sumbangan dan
investasi dari perusahaan-perusahaan/pribadi.
C. Sistem Pendidikan Islam di Negara Turki
Turki adalah sebuah republic konstitusional yang demokratis, sekuler, bersatu
dan wilayahnya terbentang dari semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya dan daerah
Balkan di Eropa tenggara. Ibu kota Turki berada di Ankara namun kota terbesar
berada di Istanbul. Sistem pendidikannya terpusat, dikelola sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Mustafa Kemal Ataturk setelah berdirinya Republik Turki
Modern pada tahun 1923. Atturk menjabat sebagai presiden pertama dan menciptakan
sistem kenegaraan yang sekuler, dimana pendidikan dirancang untuk menghasilkan
kelas pekerja terampil, produktif dan menjadi individu yang kreatif di era yang serba
informatif. Sampai saat ini, pendidikan telah menjadi medan pertempuran politik dan
filosofis antara sekularis, yang di dukung oleh aparat militer, dan konservatif agama,
yang membentuk fondasi lewat Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang pada
akhirnya bisa merebut kekuasaan tertinggi. Pada tahun 2012, AKP mendorong
perubahan melalui reformasi undang-undang, yang kemudian beberapa kalangan
mengkritisinya. Meski demikian, salah satu langkah yang dirancangkan, yaitu
memperpanjang wajib belajar selama empat tahun dinilai cukup baik.
Perdebatan para penentu kebijakan di bidang pendidikan setidaknya dalam 20
tahun terakhir tetap terjadi. Langkah AKP yang mencoba melakukan perubahan
melalui reformasi pendidikan, salah satunya yang paling menonjol adalah dengan
menambah empat tahun untuk pendidikan wajib sekolah, meningkatkan periode wajib
belajar yang semula delapan tahun menjdi 12 tahun. Di permukaan, ini tampak seperti
perubahan positif, namun, undang-undang baru telah banyak dikritik karena bermotif
politik dan berlawanan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dari pada mendorong
siswa untuk tetap bersekolah lagi, kritikus mengatakan bahwa struktur 4 + 4 + 4 tahun
dapat mengakibatkan siswa memilih jalur pendidikan kejuruan. Di bawah undang-

12
undang baru pemerintah, 12 tahun wajib belajar telah dibagi menjadi tiga tingkatan
empat tahun : dasar, menengah pertama, dan menengah atas.
Di Turki, Departemen Pendidikan Nasional bertanggungjawab untuk melakukan
control terhadap administrasi semua tahapan dan jenis pendidikan pra-sekolah.
Perencanaan dan koordinasi pendidikan berada di bawah lingkup dari Yuksekodretim
Kurulu (Dewan Pendidikan Tinggi, yang biasa disingkat dengan YOK). Dengan
bertanggung jawab untuk negosiasi anggaran universitas, secara keseluruhan dan
kelembagaan, dan pedoman kurikulum inti di tingkat sarjana. Setelah dilarang pada
awal 1970-an, lembaga pendidikan tinggi swasta kembali diizinkan beroperasi di
Turki pada tahun akademik 1981-1982, tetapi hanya atas dasar non-profit. Kurikulum
lembaga-lembaga ini harus disetujui oleh YOK. Di beberapa provinsi, urusan
pendidikan diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Nasional yang ditunjuk oleh
Menteri, tetapi bekerja di bawah arahan gubernur provinsi.
Secara kualitatif, sekolah di Turki berkinerja kurang baik jika dibandingkan
dengan rekan-rekan mereka di Negara-negara OECD lainnya. Menurut hasil dari
Program OECD for Internasional Student Assessement (PISA), rata-rata siswa di
Turki sangat rendah dalam Literasi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dari
rata-rata OECD. Maka, karena bermacam kendala kualitas sistem pendidikan di Turki,
siswa dari Turki memiliki sejarah panjang dalam memilih belajar ke luar negeri di
jenjang pendidikan tinggi. Menurut angka terbaru dari OECD, lebih dari 65.000
mahasiswa Turki yang belajar di luar negeri tahun 2010 dan lima Negara tujuan
adalah : Jerman (37,8 persen dari seluruh mahasiswa internasional), Amerika Serikat
(15,6 persen), Britania Raya dan Irlandia Utara (UK) (5,6 persen), Austria (3,7
persen), dan Prancis (2,9 persen).
Pendaftaran mahasiswa dari Turki di institusi pendidikan tinggi Amerika Serikat
berada dalam jumlah yang stabil yaitu bekisar 10.000 dan 12.500, hal ini menjadikan
mahasiswa internasional dari Turki menduduki peringkat sepuluh tertinggi menurut
data dari Institut Pendidikan Internasional. Pada 2010-2011, ada 12.184 mahasiswa
Turki di pendidikan tinggi AS, dengan 6.435 mahasiswa pascasarjana (52 persen),
3.532 mahasiswa (29 persen), 1.193 program lain (10 persen), dan 1.024 non-gelar (8
persen). Selain itu, Turki membuat etnis minoritas terbesar di Jerman, setelah migrasi
besar-besaran dari Turki ke Jerman pada tahun 1960 karena kekurangan tenaga kerja
di Jerman. Mayoritas orang Turki di Jerman tetap memiliki kewarganegaraan Turki
karena aturan kewarganegaraan Jerman yang ketat, yang berarti bahwa banyak
penduduk asing dari Turki di Jerman yang lahir di sana atau telah melalui sistem

13
sekolah di Jerman, tapi masih menjadi warga Negara Turki. Ada 1.629.000 warga
Turki yang tinggal di Jerman pada tahun 2010; diperkirakan 30.000-70.000
mengambil kewarganegaraan Jerman setiap tahun. Di tahun yang sama, ada sejumlah
26.089 orang Turki belajar pada perguruan tinggi di Jerman. 6 Negara Turki, sebagai
salah satu tujuan untuk mahasiswa internasional, pada 2010-2011, ada 31.170
mahasiswa asing yang belajar disana. Hal tersebut, merupakan peningkatan lebih dari
100 persen sejak 2005-2006 ketika hanya ada 15.481 mahasiswa asing di perguruan
tinggi Turki. Jumlah mahasiswa di Turki dari Negara-negara mayoritas Muslim pada
tahun 2010-2011 berjumlah lebih dari 18.000. mahasiswa dari Negara Azerbaijan
menduduki peringkat teratas dengan lebih dari 4.200 siswa, diikuti oleh Turkmenistan
dengan 4.110, dan Siprus Utara dengan 3.800. Iran dan Bulgaria yang keempat dan
kelima. Sebanyak 1.552 siswa dari 44 negara-negara Afrika belajar di Turki di 2011-
2012, lebih meningkat empat kali lipat disbanding dengan 2005-2006. Universitas
Anadolu di Eskisehir menjadi tempat mahasiswa internasional paling banyak, diikuti
oleh Universitas Istanbul, Orta Dodu Teknik Universitesi (ODTU), Universitas
Ankara, dan Universitas Marmara. Penggunaan bahasa Inggris di banyak universitas
Turki juga telah menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa asing dikombinasikan
dengan biaya kuliah yang relative murah. Belakangan sistem pendidikan tinggi di
Turki mengalami perkembangan pesat, setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir.
Departemen Pendidikan Nasional di Turki selain menetapkan kurikulum sekolah
dasar, menyiapkan dan menyetujui buku pelajaran dan alat peraga. Sebelum reformasi,
mata pelajaran antara lain; seni dan kerajinan, kewarganegaraan dan hak asasi
manusia, bimbingan karir, bahasa asing (Inggris, Perancis atau Jerman dari kelas
empat). Matematika, Musik, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Agama dan Etika, IPA,
IPS, Sejarah Turki, Bahasa dan Satra Turki, dan keselamatan lalu lintas dan
pertolongan pertama. Sebelum reformasi pendidikan tahun 1997, siswa melakukan
lima tahun pendidikan dasar dan tiga tahun menengah. Siswa lulus dari pendidikan
menengah dianugerahi Ortaokui Bitirme Diplomasi (Penyelesaian Diploma SMP).
Dalam sistem pendidikan sebelum tahun 2012, siswa bisa memulai studi lanjutan
setelah lulus dari delapan tahun sekolah dasar pada usia 14. Dibawah struktur baru,
siswa masuk sekolah menengah lanjutan setelah empat tahun sekolah dasar dan empat
tahun sekolah menengah. Di bawah kedua struktur, sekolah menengah atas
berlangsung empat tahun (kelas 9 sampai 12). Dalam era setelah tahun 2012, sekolah

6
Ali Yildirim & Hasan Simsek, A Qualitative Assessment of The Curriculum
Development Process at Secondary Vocational Schools in Turkey, (Turkey : Middle East
Technical University, 1997), hlm.19

14
menengah atas adalah wajib. Sebelum tahun akademik 2005-2006, sekolah menengah
atas berjalan selama tiga tahun (kelas 9 sampai 11). Setelah menyelesaikan sekolah
menengah atas, siswa dapat belajar di sebuah sekolah tinggi memiliki satu tahun
tambahan kelas persiapan dalam bahasa asing.

D. Sistem Pendidikan Islam di Negara Mesir


Secara historis, modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat
penaklukan Mesir. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai
Napoleon Bonaparte yang berkebangsaan Perancis ini, memberikan inspirasi
yang kuat bagi para pembaharu Mesir untuk melakukan modernisasi
pendidikan di Mesir yang dianggapnya stagnan. Di antara tokoh-tokoh tersebut
Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Ali Pasha. Dua
yang terakhir, secara historis, kiprahnya paling menonjol jika dibandingkan
dengan tokoh-tokoh yang lain.
Berawal dari datangnya Napoleon Bonaparte di Alexandria, Mesir pada
tanggal 2 Juli 1798 M. Tujuan utamanya adalah menguasai daerah Timur,
terutama India. Napolen Bonaparte menjadikan Mesir, hanya sebagai batu
loncatan saja untuk menguasai India, yang pada waktu itu dibawah pengaruh
kekuasaan kolonial Inggris. Kedatangan Napolen ke Negara Mesir tidak hanya
dengan pasukan perang, tetapi juga dengan membawa seratus enam puluh
orang diantaranaya pakar ilmu pengetahuan, dua set percetakan dengan huruf
latin, Arab, Yunani, peralatan eksperimen, diantaranya membawa teleskop,
mikroskop, kamera, dan lain sebagainya, serta seribu orang sipil. Tidak hanya
itu, ia pun mendirikan lembaga riset bernama Institut d‟Egypte, yang terdiri
dari empat departemen, yaitu: ilmu alam, ilmu pasti, ekonomi dan polititik,
serta ilmu sastera dan kesenian. Lembaga ini bertugas memberikan masukan
bagi Napoleon dalam memerintah Mesir. Lembaga ini terbuka untuk umum
terutama ilmuwan (ulama‟) Islam. Ini adalah moment kali pertama ilmuwan
Islam kontak langsung dengan peradaban Eropa, termasuk Abd al-Rahman al-
Jabarti. Baginya perpustakaan yang dibangun oleh Napoleon sangat
menakjubkan karena Islam diungkapkan dalam berbagai bahasa dunia.

15
Perjalanan Napoleon ke Mesir membawa sebuah harapan dan perubahan
yang bagus bagi sejarah perkembangan bangsa Mesir, terutama yang
menyangkut pembaharuan dan modernisasi pendidikan di sana. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi Perancis banyak memberikan inspirasi bagi tokoh-
tokoh Mesir untuk melakukan perubahan baik secara sistem dan kurikulum
pendidikan yang sebelunya dilakukan secara konvesional. Diantara tokoh yang
mendapatkan inspirasi tersebut adalah Muhammad Ali Pasa dan Muhammad
Abduh. Dua tokoh ini, kiprahnya paling menonjol jika dibandingkan dengan
tokoh-tokoh yang lain.

A. Politik Dan Tujuan Pendidikan Mesir


Pemerintah Mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus
dilakukan dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu, diputuskan bahwa konsep
struktur, fungsi dan manajemen pendidikan semua harus ditinjau ulang.
Mesir memprogramkan wajib belajar, Masyarakatnya harus pandai dalam
hal baca tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus
fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan
kesempatan serta pembentukan individu-individu yang demokratis.
2. Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara
menyeluruh, yaitu menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas
pendidikan dan pasar kerja.
3. Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan
individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab.
4. Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan
sepanjangan hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri.
5. Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis
baca, berhitung, mempelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta
seni, serta pemahaman atas lingkungan.

16
6. Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam
pengembangan kurikulum dan penilaian.
B. Struktur Dan Jenjang Pendidikan
Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel : struktur
sekuler dan struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh
Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian
Agama di negara-negara lain. Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis
sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke
sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi militer masuk ke sekolah
militer, dan ada pula generasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan
mendaftar pada program-program nonformal yang diselenggarakan oleh
berbagai badan atau lembaga.
Modernisasi pendidikan terus dilakukan oleh Mesir. Berbagai peraturan
perundangan dan perundang-undangan dibuat untuk mengintegrasikan jenis
dan system persekolahan yang semula otonom menjadi system pendidikan
nasional.
Sistem Pendidikan di negara Mesir meliputi:
1. Sekolah Dasar (Ibtida‟i). selama 5 tahun
2. Sekolah Menengah Pertama (I‟dadi). Selama 3 tahun
3. Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah „Ammah). Selama 3 tahun
4. Pendidikan Tinggi. Selama 4-6 tahun.

C. Manajemen Pendidikan Mesir


1. Otoritas
Sistem pendidikan mesir adalah tanggung jawab kementrian negara.
Kementrian pendidikan bertanggung jawab mulai dari pendidikan
prasekolah sampai ke pendidikan tinggi dalam aspek perencanaan,
kebijakan, kontrol kualitas, kordinasi dan pengembangannya. Pejabat-
pejabat pendidikan di tingkat governorat bertanggung jawab atas
pengimplementasiannya. Mereka yang memiliki lokasi, membangun, dan
melengkapi serta mengawasinya agar berjalan dengan baik. Mereka juga
berusaha mendorong sumbangan dana partisipasi masyarakat. Ringkasnya,

17
mereka bertanggung jawab atas segala sesuatu untuk menjamin
terselenggaranya operasional dengan efisien.
Menteri bersidang dalam waktu-waktu tertentu dengan dewan-dewan
yang berada di bawah kesertariatan dan sejumlah dewan-dewan lain.
Menteri juga memimpin sidang dewan universitas yang bertanggung jawab
atas prencanaan dan pembuatan kebijakan. Struktur organisasi goernorat
pada dasarnya mirip dengan struktur organisani di pusat kementrian tetapi
hanya lebih sederhana. Mesir juga dibagi dalam 140 distrik pendidikan
dengan jaringan supervisor dan administrator.
Kementrian Al-azhar bertanggung jawab mengatasi kebijakan dan
perencanaan pendidikan pada universitas Al-azhar dan perguruan tinggi
serta sekolah-sekolah lainnya dalam lingkungan Al-azhar.

2. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran


Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri
dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-
guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata
pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang
rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan. Kurikulum yang
sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra
universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan.
Berdasarkan peraturan, kurikulum apat diubah dan disesuaikan untuk
mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan
informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan
mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke
dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian
dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan
perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar besar supervisor konsultan dari
semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan
bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan,
sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk

18
pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar. Garis besar
kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan
diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak
persis saama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya
disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan
perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang
digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi
verbal.\
Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga
termasuk anitia kurikulum dari semua jurusan ara akademisi dan asosiasi
guru mata pelajaran.Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru
mempunyai kebebasan yang aga luas dalam memilih materi pelajaran.

3. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi


Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua
serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian
naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan5, dan ujian negara pertama
dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi
Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki,
dan itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat
skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik
yang diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-
sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda
mesir banyakn tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal
ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan sesama murid
sangat ketat.
Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan
menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau
universitas mana yang mereka masuki. Ujian yang sangat kompetitif ini
membuat siswa harus belajar keras, dan bahkan menimbulkan percontekan

19
dalam berbagai rupa, dan juga mengakibatkan timbul-timbulnya kursus-
kursus privat.

4. Training Guru Inisiatif UNESCO Mesir


Sebagai lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan,
UNESCO Mesir mengembangkan suatu sistem pelatihan guru untuk
mendukung tercapainya sumber daya manusia Mesir yang handal. Training
ini diselenggarakan melalui kerjasama dengan perusahan-perusahaan besar
yang berperan dalam melakukan sertifikasi keahlian guru selepas training.
A. Pengembangan sistem training guru yang terintegrasi dan terpadu yang
dilakukan di Mesir tampaknya dapat menjadi model yang dapat
dikembangkan di Indonesia. Keterpaduan yang menyangkut pemberian
layanan training yang dikemas dalam penyebaran informasi, penggunaan
teknologi untuk training jarak jauh, pengembangan muatan training, dan
koordinasi antar instansi terkait telah menyebabkan training guru yang
dilakukan oleh Training Development Center (TDC) maupun oleh
UNESCO memiliki arah pengembangan kompetensi guru lebih jelas dan
biaya yang dibutuhkan lebih efesien.
B. Pengembangan keterampilan dan pengetahuan guru yang dilakukan di
Mesir lebih mengarah pada pemenuhan standar kompetensi yang tidak
hanya untuk memenuhi standar nasional, tetapi juga untuk peningkatan
kemampuan standar internasional. Arah kebijakan ini memiliki nilai
strategis dalam penyiapan SDM guru yang mampu mengawal pendidikan
yang berkualitas di masa mendatang. Peningkatan kompetensi guru
seperti ini sesungguhnya sangat relevan dengan kebijakan pendidikan di
Indonesia yang kini tengah dengan giat mewujudkan pendidikan yang
bermutu, yang tidak saja dapat memenuhi standar nasional pendidikan
(SNP) tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menguasai standar internasional. Dengan kata lain, arah kebijakan
pendidikan di Mesir memiliki kemiripan dengan pendidikan di Indonesia,
khususnya dalam menyiapkan lulusan pendidikan yang memiliki daya
kompetitif global.

20
C. Sebagai negara yang padat penduduk dan memiliki banyak lembaga
pendidikan guru, dan siswa, Mesir telah mengembangkan suatu sistem
pelatihan guru melalui pelatihan jarak jauh (distance learning/training)
dengan menggunakan keunggulan teknologi informasi. Model ini juga
penting untuk dikembangkan di Indonesia agar pelayanan pendidikan dan
pelatihan kepada guru dapat dilakukan lebih cepat dan efesien.
D. Sistem penjenjangan karier guru secara fungsional yang diselenggarakan
di Mesir tampaknya lebih bergradasi dan dapat menciptakan
profesionalisme pendidik. Sistem yang diatur mulai dari status guru
sebagai assistant teacher, teacher, senior teacher, sampai master teacher.
Jenjang status guru seperti itu dapat berpengaruh positif terhadap jenjang
karier guru dan pembinaan profesi guru yang lebih terstruktur.
E. Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim dan tradisi agama
yang kuat, Mesir memiliki sistem pembelajaran agama Islam pendidikan
Islam yang sangat kuat. Standar untuk pendidikan Islam pun dilakukan
dengan standar yang lebih menjamin lulusan pendidikan keagamaan agar
memiliki pengetahuan dan pemahaman agama yang kuat. Karena itu,
dalam pengembangan kurikulum dan evaluasi pendidikan agama,
pendidikan Islam di Mesir sering menjadi rujukan negara-negera Islam
lainnya.

5. Perguruan Tinggi
Negara Mesir memiliki beberapa Perguruan Tinggi yang sangat handal,
dimana banyak perguruan tinggi di Mesir diminati oleh para mahasiswa di
berbagai Negara, diantaranya banyak mahasiswa perguruan tinggi di Mesir
berasal dari Amerika, Canada, Malaysia, Inggris, termasuk mahasiswa asal
Indonesia.
Salah satu perguruan tinggi yang paling banyak diminati oleh
mahasiswa asal Indonesia ialah Universitas Al Azhar Cairo. Beberapa
Universitas yang ada di Mesir diantaranya adalah Universitas Al Azhar,
Universitas Cairo, Universitas Alexandria, Universitas Ain Shams,
Universitas Assiout, Universitas Mansoura, Universitas Tanta, Universitas
Manoufia, UniversitasLembah Selatan, dan lain sebagainya

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem pendidikan di Pakistan dibagi menjadi lima tingkatan :
primary/primer (kelas satu sampai lima), middle/tengah (kelas enam sampai
delapan), high/menengah (Sembilan dan sepuluh, yang mengarah ke
Sekolah Menengah, Certificate atau SSC), intermediate/tinggi (kelas sebelas
dan dua belas, yang mengarah ke Higher Secondary (Sekolah) Sertifikat
atau HSC), program dan universitas terkemuka sarjana dan gelar sarjana
2. Struktur pendidikan di India sedikit berbeda dengan Indonesia dimana
pendidikan dasarnya harus ditempuh 8 tahun, sedangkan pendidikan
menengah pertamanya (secondary school) dilaksanakan selama 2 tahun,
demikian pula pendidikan menengah atasnya (second secondary school).
Hampir semua sekolah di India bersifat satu atap, dimana kelas 1 hingga 12
dilaksanakan di sekolah yang sama
3. secara kualitatif, sekolah di Turki berkinerja kurang baik jika dibandingkan
dengan rekan-rekan mereka di Negara-negara OECD lainnya. Menurut hasil
dari Program OECD for Internasional Student Assessement (PISA), rata-
rata siswa di Turki sangat rendah dalam Literasi, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam dari rata-rata OECD. Maka, karena bermacam kendala
kualitas sistem pendidikan di Turki, siswa dari Turki memiliki sejarah
panjang dalam memilih belajar ke luar negeri di jenjang pendidikan tinggi.
4. Mesir memprogramkan wajib belajar, Masyarakatnya harus pandai dalam
hal baca tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus
fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
5. Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel : struktur sekuler
dan struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian
Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama di
negara-negara lain. Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis sekolah
yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke
sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi militer masuk ke sekolah

22
militer, dan ada pula generasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan
mendaftar pada program-program nonformal yang diselenggarakan oleh
berbagai badan atau lembaga.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan, mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis berharap kepada para pembaca yang budiman, harap memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini, dari penulisan makalah ini dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca
yang budiman. Demikian yang dapat kami paparkan, mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya. Karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Said, M, 1980, Pendidikan Abad Kedua Puluh dengan Latar Belakang


Kebudayaannya, Jakarta : Mutiara.

Arasteh, Reza, 1962, Education and Social Awakening in Iran, Leiden : E.J.
Brill.

Yildirim, Ali, & Simsek, Hasan, 1997, A Qualitative Assessment of The


Curriculum Development Process at Secondary Vocational Schools in Turkey,
Turkey : Middle East Technical University.

Rohman, Arif, 2010, Pendidikan Komparatif, Yogyakarta : Aswaja


Pressindo.

Winarso, Haryo, 2014, dkk, Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah di 16


Negara, Jakarta : Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Suwardi, Jurnal Al Falah, Vol.XIV No.25 Tahun 2014.

Naijan, Kurikulum Pendidikan Sejarah di India, 2015, Jurnal Pendidikan


Sejarah, Vol 4, No. 1.

Thohir, Ajid, 2012, Studi Kawasan Dunia Islam: Perspektif Etno-Linguistik


dan Geo Politik, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Binti Maunah, 2011, Perbandingan Pendidikan Islam, Yogyakarta : Teras.

Nur Agustiar, Syah, 2001, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara,


Penerbit Bandung : Lubuk Agung.

Drs. Abd. Rochman Assegaf, M.A, Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa


Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat, Gama Media,
Yogyakarta, 2003

Prof. Drs. H. Agustiar Syah Nur, MA, Perbandingan Sistem Pendidikan 15


Negara, (Bandung: Tim Lubuk Agung, 2001)

24

Anda mungkin juga menyukai