Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN

ALIRAN-ALIRAN KLASIK FILSAFAT PENDIDIKAN DAN


KURIKULUM 2013

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. H. Rizali Hadi, MM.

Oleh:
Kelas A-02 (A1C415)

Dwi Cahyo (008) Vina Zanubiya Oktaviani Saidatun Navisah (060)


Eka Oktaviani (010) (038) Sri Fautin (062)
Gusti Risda (012) Annisa Arrida (040) Juniarti (202)
Muhammad Naufal Frans Septian Hasiholan Maulida Fatmah (204)
Huda (019) Sianipar (044) Resti Dwi Indah
Ni Gusti Ayu Putu Hj. Zikra Astriani (048) Permata Sari (208)
Wardani BN (024) Miranda Nabillah (050) Supiana (210)
Nurlimah (028) Raynaldi Lesmana Aji Zerina Rahmawati
Rini Muzijah (032) (058) (212)
Selvia Rizki (034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Aliran-Aliran Klasik Filsafat
Pendidikan dan Kurikulum 2013” dapat terselesaikan . shalawat serta salam kita
limpahkan kepada junjungan nabi agung, Nabi Muhammad SAW yang kita
tunggu-tunggu syafa’atnya nanti di hari akhir. Kami mengucapkan terimakasih
kepada Prof. Dr. H. Rizali Hadi, MM. selaku dosen pengampu mata kuliah
“Filsafat Pendidikan” yang telah memberikan banyak ilmu dan pengarahan.
Akhir kata kami mohon maaf apabila ada banyak kesalahan pada
penulisan kata-kata seta kalimat. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran
untuk lebih membangun dan menambah ilmu. Selanjutnya, kami berharap dari
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Banjarmasin, Maret 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................. 1
C. TUJUAN ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. KONSEP DASAR DAN DEFINISI ALIRAN-ALIRAN
KLASIK PENDIDIKAN ................................................................. 2
B. ALIRAN-ALIRAN KLASIK PENDIDIKAN ............................... 2
1. Nativisme .................................................................................... 2
2. Empirisme ................................................................................... 4
3. Konvergensi ................................................................................ 4
4. Naturalisme ................................................................................ 5
5. Progresivisme ............................................................................. 6
6. Konstruktivisme ......................................................................... 6
C. KURIKULUM 2013 ......................................................................... 7
D. ALIRAN UNTUK MENJELASKAN KURIKULUM 2013 ......... 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 12
A. KESIMPULAN ................................................................................ 12
B. SARAN .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah
secara signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik dan juga
peserta didik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern dan
kritis. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk menuju
kehidupan yang lebih baik, dan masalah sukses tidaknya pendidikan tidak
lepas dari faktor pembawaan dan lingkungan. Pembawaan dan lingkungan
merupakan hal yang tidak mudah untuk dijelaskan sehingga memerlukan
penjelasan dan uraian yang tidak sedikit.
Dalam hal ini akan dipaparkan beberapa pendapat dari aliran-aliran
klasik, di antaranya aliran nativisme, naturalisme, empirisme, konvergensi,
progresivisme dan konstruktivistme serta pengaruhnya terhadap pemikiran
dan praktek pendidikan di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang termasuk aliran filsafat pendidikan klasik?
2. Apa itu kurikulum 2013?
3. Aliran filsafat pendidikan apa yang sesuai untuk menjelaskan kurikulum
2013?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan aliran yang tergabung dalam filsafat pendidikan klasik.
2. Menjelaskan Kurikulum 2013.
3. Mengetahui aliran filsafat yang sesuai untuk menjelaskan Kurikulum
2013.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR DAN DEFINISI ALIRAN-ALIRAN KLASIK


PENDIDIKAN
Pendidikan yang diberikan harus didasarkan atas landasan pelaksanaan
pendidikan, kebutuhan peserta didik serta tujuan yang hendak dicapai lewat
proses pendidikan tersebut. Ketiga hal tersebut dalam kaca mata filsafat
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai aliran atau mazhab pendidikan yang
telah dikenalkan dan dikembangkan oleh para ahli.
Kajian tentang berbagai aliran pendidikan tersebut berguna sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan para tenaga kependidikan.
Hal ini sangat penting agar para tenaga kependidikan dapat memahami dan
memberikan konstribusi terhadap dinamika pendidikan dalam sebuah kondisi
masyarakat.

B. ALIRAN-ALIRAN KLASIK PENDIDIKAN


1. Nativisme
Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori
ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) dari kata sebagai suatu bentuk
dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa
perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir,
dan faktor alam yang kodrati.
Pelopor aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang
filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1880. Aliran nativisme
menyatakan bahwa perkembangan seseorang merupakan produk dari
pembawaan yang berupa bakat. Bakat yang merupakan pembawaan
seseorang akan menentukan nasibnya. Aliran ini merupakan kebalikan
dari aliran empirisme. Orang yang “berbakat tidak baik” akan tetap tidak
baik, sehingga tidak perlu dididik untuk menjadi baik. Orang yang

2
“berbakat baik” akan tetap baik dan tidak perlu dididik, karena ia tidak
mungkin akan terjerumus menjadi tidak baik.
Tujuan-tujuan teori nativisme:
a. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
Dengan teori ini diharapkan manusia bisa mengoptimalkann bakat
yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa
dikembangkannya. Dengan adanya hal ini, mudahkan manusia
mengembangkan sesuatu yang bisa berdampak besar terhadap
kemajuan dirinya.
b. Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi
Dengan teori ini diharapkan setiap manusia harus lebih kreatif dan
inovatif dalam upaya pengembangan bakat dan minat agar menjadi
manusia yang berkompeten sehingga bisa bersaing dengan orang lain
dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang semakin lama
semakin dibutuhkan manusia yang mempunyai kompeten lebih
unggul daripada yang lain.
c. Mendorong manusia dalam menentukan pilihan
Adanya teori ini manusia bisa bersikap lebih bijaksana terhadap
menentukan pilihannya, dan apabila telah menentukan pilihannya
manusia tersebut akan berkomitmen dan berpegang teguh terhadap
pilihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya
adalah yang terbaik untuk dirinya.
d. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri
seseorang
Teori ini dikemukakan untuk menjadikan manusia berperan aktif
dalam pengembangan potensi diri yang dimilii agar manusia itu
memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati diri manusia.
e. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki
Dengan adanya teori ini, maka manusia akan mudah mengenali bakat
yang dimiliki, denga artian semakin dini manusia mengenali bakat

3
yang dimiliki maka dengan hal itu manusia dapat lebih
memaksimalkan baakatnya sehingga bisa lebih optimal.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan
oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir itulah yang menentukan
perkembangannya dalam kehidupan. Nativisme berkeyakinan bahwa
pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaaan. Dengan
demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa manfaat bagi
manusia. Karena keyakinannya yang demikian itulah maka mereka di
dalam ilmu pendidikan disebut juga aliran Pesimisme Paedagogis.
2. Empirisme
Aliran empirisme mengutamakan perkembangan manusia dari segi
empirik yang secara eksternal dapat diamati dan mengabaikan
pembawaan sebagai sisi internal manusia. Dengan kata lain pengalaman
adalah sumber pengetahuan, sedangkan pembawaaan yang berupa bakat
tidak diakui. Tokoh utamanya John Locke (1632-1704).
Manusia dilahirkan dalam keadaan kosong, sehingga pendidikan
memiliki peran penting yang dapat menentukan keberadaan anak. Aliran
ini melihat keberhasilan seseorang hanya dari pengalaman (pendidikan)
yang diperolehnya, bukan dari kemampuan dasar yang merupakan
pembawaan lahir.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu
ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang
diterimanya sejak kecil. Manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah
yang baik atau kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau
pendidik-pendidiknya. Dengan demikian pendidikan diyakini sebagai
sebagai maha kuasa bagi pembentukan anak didik.Karena pendapatnya
yang demikian, maka dalam ilmu pendidikan disebut juga Aliran
Optimisme Paedagogis.
3. Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara
aliran empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan

4
arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-
faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan
sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa
pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan
perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak
terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai
contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata,
adalah juga hasil konvergensi.
Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan
lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik
dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
4. Naturalisme
Nature artinya alam atau yang di bawa sejak lahir. Aliran ini di
pelopori oleh seorang filusuf Prancis JJ.Rousseau(1712-1778).
Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di
dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan
menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Naturalisme
sering disebut Negativisme.
Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru
paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena
itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu dimulai jauh hari
sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama
dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar merupakan
sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan
pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga.Paham naturalisme
memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.

5
5. Progresivisme
Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-
kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah
yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat
mengancam dirinya. Aliran ini memandang bahwa peserta didik
mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa
manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain.
Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya
pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah
disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf
kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah
kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan
memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar
“naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman
sebaya.
6. Konstruktivisme
Jean Piaget psikolog pertama yang menggunakan filsafat
konstruktivisme, teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi
kognitif. Konstruktivisme menekankan perkembangan dan konsep dan
pengertian yang lebih mandalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif
yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun
pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang
pengetahuannya.
Penerapan pendidikan dengan pola konstruktivisme diwujudkan
dengan mengajak siswa secara aktif membangun konsep-konsep kognitif.
Guru tidak sekedar memberi, namun siswa mencari secara aktif, dan
mengembangkannya. Satu contoh misalnya dalam pembelajaran sain.
Siswa terlebih dahulu diajak untuk mengamati fenomena-fenomena alam
yang ada seperti pelangi, banjir, merebaknya hama tanaman tertentu.

6
Melalui fenomena yang ada, guru mengarahkan siswa untuk mencari
penyebabnya. Siswa menemukan sendiri penyebab terjadinya pelangi,
banjir ataukah hama.
Pembelajaran konstruktivisme sebaiknya melibatkan guru yang
konstruktif pula. Guru tidak hanya memberi pengetahuan kepada siswa,
tetapi guru membantu siswa membangun sendiri pengetahuan dalam
benaknya, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menentukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri. Guru memberikan kepada siswa anak
tangga untuk membawa siswa kepada pemahaman yang lebih tinggi dan
siswa harus memanjat sendirianak tangga tersebut.
Pendidikan dengan pola konstruktivisme, akan menciptakan
pengalaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks
nyata yang mendorong siswa untuk berfikir dan berfikir ulang lalu
mendemonstrasikan. Siswa yang kreatif, akan mudah menyelesaikan
persoalan-persoalan yang ada. Tentunya ini akan berkaitan pula dengan
kemampuannya menjawab soal-soal ujian akhirnya.

C. KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam
masa percobaanya di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah
menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah
diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII
dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di
seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian,
yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku.
Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat
materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS,
PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.

7
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi
pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat
menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar
negeri. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, menyatakan
menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang baru
melaksanakan kurikulum ini selama satu semester pada tanggal 5 Desember
2014.
Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Untuk aspek pengetahuan pada kurikulum 2013, masih serupa dengan
aspek di kurikulum yang sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada
tingkat pemahaman siswa dalam hal pelajaran. Nilai dari aspek
pengetahuan bisa diperolehjuga dari Ulangan Harian, Ujian
Tengah/Akhir Semester, dan Ujian Kenaikan Kelas. Pada kurikulum 2013
tersebut, pengetahuan bukanlah aspek utama seperti pada kurikulum-
kurikulum yang dilaksanakan sebelumnya.
2. Keterampilan
Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum
di Indonesia. Keterampilan merupakan upaya penekanan pada bidang skill
atau kemampuan. Misalnya adalah kemampuan untuk mengemukakan
opini pendapat, berdiksusi/bermusyawarah, membuat berkas laporan,
serta melakukan presentasi. Aspek Keterampilansendiri merupakan salah
satu aspek yang cukup penting karena jika hanya dengan pengetahuan,
maka siswa tidak akan dapat menyalurkan pengetahuan yang dimiliki
sehingga hanya menjadi teori semata.
3. Sikap
Aspek sikap tersebut merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian.
Sikap meliputi perangai sopan santun, adab dalam belajar, sosial,
absensi,dan agama. Kesulitan penilaian dalam aspek ini ban

8
yak disebabkan karena guru tidak setiap saat mampu mengawasi siswa-
siswinya. Sehingga penilaian yang dilakukan tidak begitu efektif.
Sementara untuk buku Laporan Belajar atau Rapor pada Kurikulum
2013 tersebut ditulis berdasarkan pada Interval serta dihapuskannya sistem
ranking yang sebelumnya ada pada kurikulum. Hal ini dilakukan untuk
meredam persaingan antar peserta didik. Upaya penilaian pada Rapor di
kurikulum 2013 tersebut dibagi ke dalam 3 kolom yaitu Pengetahuan,
Keterampilan, danjuga Sikap. Setiap kolom nilai tersebut (Pengetahuan dan
Keterampilan) dibagi lagi menjadi 2bagian kolom yaitu kolom angka dan
juga kolom huruf, dimana setiap kolom diisi menggunakan system nilai
interval.

gbr. Rapor Kurikulum 2013

D. ALIRAN UNTUK MENJELASKAN KURIKULUM 2013


Aliran yang tepat untuk menjelaskan Kurikulum 2013 adalah aliran
konstruktivisme. Konstruktivisme menekankan perkembangan dan konsep
dan pengertian yang lebih mandalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif

9
yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya,
meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya.
Penerapan pendidikan dengan pola konstruktivisme diwujudkan dengan
mengajak siswa secara aktif membangun konsep-konsep kognitif. Guru tidak
sekedar memberi, namun siswa mencari secara aktif, dan
mengembangkannya.
Ciri-ciri konstruktivisme dalam pembelajaran:
1. Siswa aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah
ada.
2. Siswa membina sendiri pengetahuan
3. Proses pembinaan pengetahuan pada siswa melalui proses saling
mempengaruhi antara pembelajaran yang terdahulu dengan pembelajaran
yang terbaru
4. Membandingkan informasi baru dengan pemahaman yang sudah ada
5. Ketidak-seimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang
utama
6. Bahan pengajaran dikaitkan dengan pengalaman siswa untuk menarik
minat belajarnya
Pembelajaran konstruktivisme sebaiknya melibatkan guru yang
konstruktif pula. Guru tidak hanya memberi pengetahuan kepada siswa, tetapi
guru membantu siswa membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya,
dengan memberikan kesempatan siswa untuk menentukan atau menerapkan
ide-ide mereka sendiri. Guru memberikan kepada siswa anak tangga untuk
membawa siswa kepada pemahaman yang lebih tinggi dan siswa harus
memanjat sendirianak tangga tersebut.
Guru yang konstruktivisme memiliki ciri- ciri:
1. Mendukung dan menerima inisiatif dan otonomi siswa.
2. Mencari tahu tentang pengertian siswa akan konsep yang diberikan
sebelum membagi pengertian mereka akan konsep tersebut.
3. Mendukung siswa untuk terlibat dalam dialog, baik dengan guru atau
sesama siswa.

10
4. Memberikan pertanyaan terbuka untuk mendorong siswa bertanya.
5. Mencari perluasan dari tanggapan siswa.
6. Mengajak siswa terlibat dalam pengalaman yang mungkin bertentangan
dengan hipotesa awal mereka dan kemudian mendorongnya untuk
diskusi.
7. Memberi waktu bagi siswa untuk membentuk hubungan dan menciptakan
metafora atau perumpamaan.
8. Mengembangkan keinginan dari siswa dengan sering menggunakan
model lingkaran belajar atau siklus belajar.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia,karena
setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda
keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya.
Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa aliran yang sesuai untuk
menjelaskan konsep Kurikulum 2013 adalah aliran konstruktivisme dimana
aliran ini akan menciptakan pengalaman baru yang menuntut aktivitas kreatif
produktif dalam konteks nyata yang mendorong siswa untuk berfikir dan
berfikir ulang lalu mendemonstrasikan hasil pemikirannya.
Pembelajaran yang berorientasi pada permasalahan yang ada di
lingkungan, dan selalu mengikuti perkembangan, akan memperluas
pandangan siswa, sehingga pengetahuannya tidak terbatas pada apa yang
didapat di kelas. Pengetahuannya berkembang sesuai tuntutan zaman,
sehingga pada saatnya nanti harus bekerja, aplikasi ilmunya sesuai dengan
apa yang diperlukan saat itu.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapatkan pengalaman yang
sangat berharga mengenai aliran filsafat klasik, dan kurikulum 2013. Penulis
menyadari bahwa pembuatan makalah ini tak lepas dari kesalahan. Oleh
karenanya, penulis sangat membuka apabila ada yang ingin menyampaikan
saran demi memperbaiki penulisan makalah ini kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Gambar
https://www.google.com/search?q=rapor+kurikulum+2013&source=lnms&tbm=i
sch&sa=X&ei=DDP5VKPKDIGRuATu3YHQCg&ved=0CAcQ_AUo
AQ&biw=1366&bih=629#imgrc=ILKd67C3jCCAzM%253A%3Bt0ux
InYYGiprWM%3Bhttps%253A%252F%252Ffatkoer.files.wordpress.c
om%252F2013%252F10%252Frapor-
smp.png%3Bhttps%253A%252F%252Ffatkoer.wordpress.com%252F2
013%252F10%252F20%252Fsistem-penilaian-kurikulum-2013-
jenjangsmp%252F%3B545%3B511

Web
Wikipedia. 2015. Kurikulum 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/ Kurikulum_2013.
Diakses pada : 5 Maret 2015

Burhanudin, Afid. 2013. Aliran–Aliran Klasik Pendidikan.


https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/26/aliran-aliran-klasik-
pendidikan-2/. Diakses pada : 5 Maret 2015.

Molle, Julian Errick. Apa Itu Kurikulum 2013 ?.


http://www.gubuginformasi.com/2014/04/apa-itu-kurikulum-2013.html.
Diakses pada : 5 Maret 2015

Murhadi. 2012. Aliran Filsafat Pendidikan Modern.


http://www.muhardi.com/2012/10/25/aliran-filsafat-pendidikan-
modern/. Diakses pada : 5 Maret 2015.

13

Anda mungkin juga menyukai