Anda di halaman 1dari 27

“ MENELAAH PERBEDAAN DAN PERUBAHAN KERANGKA

DASAR,HAKIKAT,LANDASAN,PRINSIP,DAN STRUKTUR KURIKULUM


2006 DAN KURIKULUM 2013 ”

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum


Dosen Pengampu : Dr,Neliwati,M.Pd

DISUSUN OLEH :
Agus Prianto Siregar (0301193246)
Asril Azhari Hasibuan (0301193248)
Rina Yuhana ( 0301192064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A.2021/2022
KATAPENGANTAR
Assalamu’alaykumWarahmatullahiWabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan segala nikmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik.

Tak lupa pula shalawat serta sallam selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad
SAW,keluarga sera para sahabat dan para pengikut yang senantiasa setia mengikuti
ajarannya.Makalah ini adalah sebuah tugas yang diberikan dosen yang diberikan
kepada Mahasiswa/Mahasiswi untuk mengulas dan mengetahui kegiatan sehari-hari
mahasiswa.adapun tujuan utama saya menulis makalah ini ialah untuk memenuhi tugas
dari dosen Mata kuliah Telaah Kurikulum yaitu Ibu Dr,Neliwati,M.Pd .Terimakasih
kepada Ibu yang telah memberikan tugas makalah ini.

Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan maka
kepada pembaca saya selaku penulis memohon maaf,karena kami perlu belajar lagi dan
dibimbing untuk kedepan nya oleh karena itu saya menerima segala kritik dan saran
dari pembaca demi kesempatan tugas ini. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi
para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Medan 21 September 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B.Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1
C.Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................... 2
A.Pengertian Kurikulum ......................................................................................... 2
B .Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .................................................. 2
C.Pembahasan didalam Kurikulum 2013 ................................................................ 10
D. Perbedaan Esensial Kurikulum Ktsp 2006 ......................................................... 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 22
A.Kesimpulan ........................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang
pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut
serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan
tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk
dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang
tenaga pendidik untuk memberikan materi dan ilmu yang baik terhadap peserta didik,
kurikulum juga mempunyai perkembangan dan itulah kenapa pentingnya peran
kurikulum harus di pahami.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan mulai tahun ajaran
2006/ 2007. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, KTSP disusun oleh satuan
pendidikan masing-masing, pemerintah hanya memberikan rambu-rambu penyusunan
dan pengembangannya. Maka dalam pelaksanaanya dibutuhkan pemehaman yang baik
mengenai kurikulum ini agar dapat diberlakukan di satuan pendidikan yang ada. KTSP
merupakan kurikulum yang cukup lama telah dilaksanakan di satuan pendidikan di
Indonesia. Selama dilaksanakan, ada landasan yang dijadikan untuk pedoman
penyusunannya serta memiliki prinsip dalam pelaksanaannya. Struktur dari KTSP
secara umum dapat dilihat dari berbagai lampiran Undang-Undang yang diterbitkan
terkait dengan KTSP.
Maka beberapa poin ini akan coba dibahas di dalam makalah ini untuk
memahami tentang KTSP itu sendiri sebagai tujuan khusus dan untuk menambah
wawasan mengenai kurikulum di Indoensia secara umum sebagai tujuan umum.
Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara
kompetensi sikap (aattitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (konowladge). Hal
ini sejalan dengan amanat Undang-udang Nomor 20 tahun 2003 sebagaimana tersurat
dalam penjelasan pasal 35, bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
1
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati. Karenanya kurikulum 2013 hadir dalam
rangka menjawab tantangan zaman, terkait dengan pentingnya mengedapankan sikap
namun tidak mengabaikan pengetahuan dan teknologi.
Dalam penerapannya kurikulum 2013 berpusat pada peserta didik, yakni peserta
didik dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran dalam menemukan sendiri
pengalaman belajar yang dibutuhkannya, namun tidak menghilangkan peran guru yang
membantu proses pendewasaan peserta didik dalam membentuk sikap, karakter, ilmu
pengetahuan serta keterampilan peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit)
meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa
yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang
sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum
menyangkut komponen kurikulum yakni:
1. Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup
masyarakat dan falsafah bangsa.
2. Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -
mata pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata
pelajaran.
3. Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan
kurikulum itu sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar,
perubahan sistem administrasi, bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem
penilaian hasil belajar.
4. Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari
segi kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah
seperti laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.
5. Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut
metode/cara yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum
berjalan efektif dan efesien, relevan dan produktivitas terhadap program
pembelajaran sebagai suatu system dari kutikulum.

B .Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

3
pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan
1
Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta
Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
b. Beban belajar,
c. c.Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan
pendidikan, dan
d. Kalender pendidikan.

1. Tujuan diadakannya KTSP


a) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
b) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

1
Hamalik Oemar. (2011). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

4
c) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai. Mulyasa (2006: 22-23).
KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut :
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi
dirinya.
b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan.
c. Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah
sendiri yang paling tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.
d. Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
e. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing.
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
g. Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah
secara cepat serta mengakomodasikannya dengan KTSP.
Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22
tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan.
5. e.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan
tersebut dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan.
7. Belajar sepanjang hayat,
8. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.

2. Komponen KTSP
Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut.
a. Visi dan misi satuan pendidikan

5
Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakan representasi
dari apa yang diyakini dan diharapkan dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah
pada masa yang akan datang.
b. Tujuan pendidikan satuan pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan menengah
adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c. Kalender pendidikan
Kalender pendidikan untuk pengembang kurikulum jam belajar efektif untuk
pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik.
d. Struktur muatan KTSP
Struktur muatan KTSP terdiri atas.
1) Mata pelajaran
2) Muatan lokal
3) Kegiatan pengembangan diri
4) Pengaturan beban belajar
5) Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan
6) Pendidikan kecakapan hidup
7) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
e. Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.

3 Kurikulum 2013
Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan

6
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses,
maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan
pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan
kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis,
kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari
prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di
masa mendatang.
a) Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
b) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah;
c) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;
d) Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan


salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum ini menekankan tentang pemahaman tentang apa yang dialami peserta didik
akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih
tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:
a. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam
Kompetensi Dasar (KD).
b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas, dan mata pelajaran

7
c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
d. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan
psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata
pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD
pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,
generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–
based curriculum” atau “content-based curriculum”.
f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
g. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada
tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten
kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).
Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten
yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten
yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak
langsungPenilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk
memastikan penguasaan.
h. kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat
dijadikan tingkat memuaskan).

Di tinjau dari prosesnya :

a. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar
mengajar nantinya yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru
kognitif. Artinya siswa dalam proses lebih menonjolkan afektif dan
psikomotornya.
b. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif
(intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP
2006 yang pada tahap implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek
kognitifnya.

8
c. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di
kurikulum 2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10
menjadi 6 mata pelajaran, tetapi esensi yang diharapkan dari setiap
pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang digunakan didalam kurikulum 2013
adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini disebut
pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum 2013
namun dmikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat
sekolah dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.
d. Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada
penedekatan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya
menggunkan pendekatan behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai
bergeser menuju kedekatan konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di
kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber
pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning).
e. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang
dilakukan cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada
proses pembelajaran. Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar
turut dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap forfolio
terhadap pribadi siswa.

3. Di tinjau dari penilaiannya


a. Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya :

1. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan


tujuan pendidikan nasional.
2. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan
dan pengetahuan.
3. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan
soft skills dan hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam
kurikulum.

9
4. Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional maupun global.
5. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang
rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung
pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
6. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara
berskala.
7. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.

b. KTSP 2013

1. Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus
globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi,
konfergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
2. Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, kemapuan
berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
3. Fenomena sosial yang mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba,
korupsi, plagiarisme, kecurangan dalm berbagai jenis ujian, dan kejolak sosial.
4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan
pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan karakter.

4. Di tinjau dari esensialnya


a. Kurikulum 2013

1. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, pengetahuan,


keterampilan)
2. Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki
kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.
3. Bahasa Indonesia sebagai penghela maple lain (sikap dan keterampilan bahasa)
4. Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik)
melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, dll.

10
5. Bermacam jenis konten pembelajaran di ajarkan terkait dan terpadu satu sama
lain (cross curriculum atau integrated curriculum ), konten ilmu pengetahuan
diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.
6. Tematik integratif untuk kelas I – IV SD
7. TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media
pembelajaran mata pelajaran lain.
8. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.
9. Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, permintaan, antar
minat dan pendalaman minat.
10. SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar – dasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11. Penjurusan di SMK tidak terlalu detil (sampai bidang studi), didalamnya
terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman.

b. KTSP 2006

1. Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu


2. Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri
3. Bahasa Indonesia sejajar dengan maple lain
4. Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda
5. Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah (separated curriculum)
6. Tematik untuk kelas I – III SD (belum terintegratif)
7. TIK adalah mata pelajaran sendiri
8. Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan
9. Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI
10. SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi
11. Penjurusan di SMK sangat detil (sampai keahlian)
12. C. Pembahasan didalam Kurikulum 2013
Perubahan kurikulum mulai dari Sekolah Dasar, hingga Sekolah Menengah
Atas, dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar para
generasi muda mampu bersaing di masa depan.
Kurikulum baru di SD menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik
melalui penilaian berbasis test dan portofolio yang saling melengkapi. Di dalam
Kurikulum 2013 ada beberapa berubahan ada beberapa yang berubah dari kurikulum
sebelumnya, diantaranya :

11
1. Pelajaran berbasis tematik
Pada kurikulum sebelumnya, pelaksanaan pelajaran berbasis tematik hanya
pada kelas rendah, dan di kelas tinggi setiap mata pelajaran terkesan berdiri sendiri.
Namun, untuk kurikulum 2013 ini anak – anak SD tidak lagi mempelajari masing –
masing mata pelajaran secara terpisah, namun pembelajaran berbasis tematik integratif
yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar menygyhkan proses belajar
berdasarkan tema untuk kemudian di kombinasikan dengan mata pelajaran yang ada.
2. Hanya ada 6 mata pelajaran
Pada kurikulum sebelumnya, untuk tingkat Sd ada 10 mata pelajaran yang
diajarkan yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewargaeagaraan, Bhasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Jasmani dan Kesehatan, serta
Muatan Lokal dan Pengembangan Diri. Sedangkan, pada kurikulum baru mata
pelajaran untuk anak SD yang semula berjumlah 10mata pelajaran dipadatkan menjadi
6 mata pelajaran yaitu. Agama, PPkn, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, serta Seni Budaya.
3. Pramuka menjadi ekskul wajib
Untuk Pramuka sendiri dalam kurikulum 2013 akan menjadi ekskul yang wajib
untuk semua jenjang, termasuk juga di dalamnya jenjang Sekolah Dasar
4. Bahasa Inggris hanya sebagai kegiatan ekskul
Bahas Inggris yang dihapus pada kurikulum 2013 ini telah menjadi polemik.
Rencana penghapusan ini didasari kekhawatiran akan membebani siswa dan
memprioritaskan terhadap penguasaan Bahasa Indonesia. Namun untuk kurikulum
2013 di tingkat SD Bahasa Inggris termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler bersama
dengan Palang Merah, UKS, dan Pramuka. 2
5. Mapel IPA dan IPS diintegrasikan dengan 6 mapel lain.
Empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu IPA, IPS, muatan lokal
dan pengembangan diri, pada kurikulum 2013 di SD akan diintegrasikan dengan 6 mata
pelajaran lainnya. Untuk mata pelajran IPA akan menjadi materi pembahasaan
pelajaran Bahas Indonesia dan Matematika. Mata pelajaran IPS akan menjadi
pembahasan materi Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013
Syamsul Bahri, “Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya,” Jurnal Ilmiah Islam Futura
9, no. 1 (2011); Sri Suyanta et al., “Membangun Pendidikan Karakter Dalam Masyarakat,”

12
(PPKn). Sedangkan mulok dan pengembangan diri itu kaitannya nanti dengan
seni Budaya.
6. Belajar di sekolah lebih lama.
Kurikulum 2013 ini justru membuat lama belajar anak disekolah bertambah. Metode
baru pada kurikulum ini mengharuskan anak-anak untuk ikut aktif dalam pembelajran
dan mengobservasi setiap temanya.

D. PERBEDAAN ESENSIAL KURIKULUM 2013 DENGAN KTSP 2006


Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula
kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP 2006.
Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014
pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi
pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang
lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP 2006.
1. Perbedaan isi kurikulum 2013 dengan KTSP 2006
Berikut ini adalah perbedaan isi kurikulum 2013 dan KTSP 2006:

No Kurikulum 2013 KTSP 2006

1 SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Standar Isi ditentukan terlebih


ditentukan terlebih dahulu, melalui dahulu melalui Permendiknas
Permendikbud No 54 Tahun 2013. No 22 Tahun 2006. Setelah itu
Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, ditentukan SKL (Standar
yang berbentuk Kerangka Dasar Kompetensi Lulusan) melalui
Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendiknas No 23 Tahun
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 2006
Tahun 2013

2 Aspek kompetensi lulusan ada lebih menekankan pada aspek


keseimbangan soft skills dan hard pengetahuan
skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan

3 di jenjang SD Tematik Terpadu untuk di jenjang SD Tematik Terpadu


kelas I-VI untuk kelas I-III

13
4 Jumlah jam pelajaran per minggu Jumlah jam pelajaran lebih
lebih banyak dan jumlah mata sedikit dan jumlah mata
pelajaran lebih sedikit dibanding pelajaran lebih banyak
KTSP dibanding Kurikulum 2013

5 Standar Proses pembelajaran setiap Standar Proses dalam


tema di jenjang SD dan semua mata pembelajaran terdiri dari
pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK Eksplorasi, Elaborasi, dan
dilakukan dengan pendekatan ilmiah Konfirmasi
(saintific approach), yaitu standar
proses dalam pembelajaran terdiri dari
Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan
Mencipta.

6 TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata pelajaran


Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran

7 Standar Penilaian menggunakan Standar Penilaiannya lebih


penilaian otentik, yaitu mengukur dominan pada aspek
semua kompetensi sikap, pengetahuan
keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.

8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler


wajib

9 Peminatan (Penjurusan) mulai kelas X Penjurusan mulai kelas XI


untuk jenjang SMA/MA

10 BK lebih menekankan BK lebih pada menyelesaikan


mengembangkan potensi siswa masalah siswa

1. Hakikat

14
Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi
yang menyempurnakan standar kompetensi lulusan dengan dikembangkan sesuai
tuntutan kekinian Indonesia dan masa depan sesuai kebutuhan. Penyempurnaan standar
isi diuraikan atas kecukupan dan kesesuaian dengan kompetensi. Menyempurnakan
standar proses dengan merancang berbasis kompetensi dengan pendekatan scientific.
Penyempurnaan yang terakhir adalah menyempurnakan standar penilaian dengan
berbasis proses dan output dengan teknik tes dan non tes (portofolio). Perubahan
Kurikulum 2013 berwujud pada standar kompetensi lulusan, materi, proses dan
penilaian yang komprehensif.
Penjelasan hakikat perubahan Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2013: 119):

a.Kompetensi lulusan

a. Dapat terkonstruksi secara holistik.


b. Didukung oleh semua materi dan mata pelajaran.
c. Terintegrasi secara vertikal maupun horizontal.

b.Materi

a. Dikembangkan dengan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek


kesesuaian dan kecukupan.
b. Mampu mengakomodasi content lokal, nasional dan
internasional.

c.Proses

a. Berorientasi pada karakteristik kompetensi yang berwujud


b. Sikap: menerima, menjalankan, menghargai, mengamalkan.
c. Keterampilan: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, mencipta.
d. Pengetahuan:mengetahui, memahami,menerapkan,menganalisis,mengevaluasi,
mencipta.

Menggunakan pendekatan scientifik karakteristik, karakteristik kompetensi sesuai


jenjang (SD: tematik terpadu, SMP: tematik terpadu – IPA dan IPS - dan mata pelajaran,
SMA: tematik dan mata pelajaran).

d.Penilaian

15
a. Berbasis tes dan non tes (porfolio).
b. Menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment
(mengukur tingkat berpikir dari rendah hingga tinggi dan proses kerja siswa
atau subjek didik).
c. Penilaian rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskrisi
kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan.

Hakikat Kurikulum 2013 menginginkan perubahan yang menyeluruh dalam diri


pendidikan. Pendidikan adalah salah satu hal yang mampu mengubah manusia menjadi
lebih baik. Pendidikan yang baik juga diharapkan mampu meminimalisir kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan peradaban. Konsep perubahan terletak pada sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dalam kurikulum 2013 dinilai secara keseluruhan
tidak terpisah-pisah. Kurikulum 2013 merupakan bekal bagi siswa sebagai subjek didik
untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki karena posisi siswa diberi porsi yang
dominan.3

2.Landasan Pengembangan Kurikulum

Landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, suatu prinsip
yang mendasari. Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum adalah suatu gagasan,
suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum agar dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan pendidikan dalam UndangUndang No
20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, landasan
psikologis, dan landasan sosial-budaya.

3.Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegrasi
filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh
para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan,
pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya.

3
Fitri Al Faris, Kurikulum 2013 Dalam Prsepektif Filsafat Pendidikan Progressivisme.
Jurnal Filsafat,( Vol. 25, No. 2, 2015) hlm. 322-323

16
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang
harus diperhatikan. agar kurikulum yang dijalankan benar-benar sesuai dengan apa
yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan digunakan dalam kegiatan
pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang
akan menjiwai suatu kurikulum.

Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi
pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan
perkembangan masyarakat. Dalam prinsip pengembangan kurikulum dibagi kedalam
dua prinsip. Kedua prinsip pengembangan kurikulum tersebut yaitu prinsip umum dan prinsip
khusus. Ada beberapa kelompok yang dikatakan sebagai prinsip kurikulum 2006, salah
satunya yaitu :

a.Prinsip umum

Terdiri dari relevansi, fleksibilitas, kontiniutas, praktis dan efisiensi, dan efektifitas.

b.Prinsip khusus

Berkenaan dengan tujuan pendidikan, pemilihan isi pendidikan, pemilihan proses


belajar mengajar, pemilihan media dan alat pengajaran, dan pemilihan kegiatan
penilaian.

4.Struktur dan Pengembangan Kurikulum


Struktur kurikulum merupakan susunan atau pengorganisasian bagian-bagian
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
kedalam muatan kurikulum setiap mata pelajaran. Pada setiap tahun pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban
belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.

Dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan tingkat pendidikan dan jenis


pendidikan yang terdapat pada kurikulum.Tingkat pendidikan dibedakan menjadi
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap jenis dan jenjang
pendidikan tersebut mempunyai tujuan berbeda satu sama lain akan tetapi harus
mencerminkan adanya kesinambungan dari ketiganya. Berdasarkan dengan jenis
sekolah secara umum berorientasi pada pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

17
dan Sekolah Menengah Pertama (SMA) ada pula yang berorientasi pada sekolah
kejuruan. struktur kurikulum meliputi :

a. Standar proses
b. Kompetensi inti dan standar isi
c. Standar penilaian

5.Dasar-dasar Pengembanngan Kurikulum

Pengembangan kurikulum memeliki dasar-dasar dalam pengembangan yang


harus di perhatikan. Berikut merupakan dasar-dasar dalam pengembangan kurikulum.

 Kurikulum disusun untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional.


 Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan pendekatan
kemampuan. 4
 Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing-
masing jenjang pendidikan.
 Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi dikembangkan atas dasar
standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.
 Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara
berdiversifikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, dan minat peserta didik dan
tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan.
 Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan tuntutan pembangunan
daerah dan nasional, keanekaragaman potensi daerah dan lingkungan serta
kebutuhan pengembangan iptek dan seni.
 Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembanngkan secara
berdiversifikasi, sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat.
 Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup aspek spiritual
keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar,
kewirausahaan, keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, pola hidup
sehat, estetika dan rasa kebangsaan.

Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah.Bandung : Sinar


Baru Algensindo

18
7.Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut.

a. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif
b. penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader).

c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses


pembelajaran

7.Mengorganisasikan Pembelajaran

Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran berbasis kompetensi, dan


karakter yang dilakukan dengan pendekatan tematik integratif harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

a. Mengintegrasikan pembelajaran dengan kehidupan masyarakat di sekitar


lingkungan sekolah.
b. Mengidentifikasi kompetensi dan karakter sesuai dengan kebituhan dan
masalah yang dirasakan peserta didik.
c. Mengembangkan setiap indikator kompetensi dan karakter agar relevan dengan
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
d. Menata struktur organisasi dan mekanisme kerja yang jelas serta menjalin
kerjasama diantara para fasilitator dengan tenaga pendidik lain dalam
pembentukan kompetensi peserta didik.
e. Merekrut tenaga pendidik yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
f. Melengkapi sarana dan prasarana belajar yang memadai, seperti perpustakaan,
labolatorium, pusat sumber belajar, perlengkapan teknis, dan perlengkapan
administrasi, serta ruang pemebeajaran yang memadai.

19
g. Menilai program pembelajaran secara berkala dan berksinambungan untuk
melihat keefektifan dan ketercapaian kompetensi yang dikembangkan. Di
samping itu, penilaian juga penting juga penting untuk melihat apakah
pembelajaran berbasis kompetensi yang dikembangkan sudah dapat
mengembangkan potensi peserta didik atau belum.
8.Hal-hal Penentu Relevansi Metode Mengajar
Menurut Hadari Nawawi (Suryosubroto, 1997), metode mengajar adalah kesatuan
langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional
tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan kesemuanya berguna untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dasar pemilihan metode mengajar menurut Abu
Ahamdai (dalam Suryosubroto, 1997) terdiri dari lima hal:

1) Relevansi dengan tujuan.

2) Relevansi dengan bahan.

3) Relevansi dengan kemampuan guru.

4) Relevansi dengan situasi mengajar. 5

Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dasar metode mengajar
terdiri dari:

1) Relevansi dengan Tujuan

Metode mengajar bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran kearah tujuan


tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan. Dalam metode
mengajar terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan metode yaitu prinsip
agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, mengembirakan
penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran menjadi lebih mudah
untuk diterima oleh peserta didik.

2) Relevansi dengan Materi Pelajaran

Materi pelajaran adalah bahan yang digunakan pendidik untuk mengajarkan


kepada peserta didik. Materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi materi pelajaran yang

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Romine dan Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Bandung: Bumi Aksara.

20
diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan materi pelajaran sebagai berikut:

a. Materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik harus sesuai
untuk menunjang tercapainya tujuan.
b. Materi pelajaran yang tercantum dalam perencanaan pengajaran terbatas pada
garis besar materi.
c. Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan
kesinambungan.
d. Mata pelajaran yang akan diajarkan dari yang termudah menuju yang sulit agar
peserta didik mudah memahaminya.

3)Relevansi dengan Kompetensi Guru

Relavansi kompetensi guru dengan penentu metode mengajar dianggap sangat


penting karena dapat mempengaruhi proses belajar mengajar yang efektif agar tercapai
tujuan pembelajaran. Kemampuan seorang guru adalah pengetahuan atau keterampilan
yang harus dikuasai oleh seorang guru untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Pendidik atau guru
harus mimiliki 4 kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. a) Kompetensi pedagogic

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 butir (a)
dinyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan penembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

a).Kompetensi Profesional

Menurut peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 butir (c)
dinyatakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta
didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.

b).Kompetensi Kepribadian

21
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 butir (b)
dinyatakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian seorang
guru yang diperlukan agar menjadi guru yang baik. Kepribadian-kepribadian yang
harus dimiliki seorang pendidik atau dalam hal ini adalah guru yaitu kepribadian yang
mantap, stabil,dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan.

c).Kompetensi Sosial

Menurut peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 butir (a)
dinyatakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali dan masyarakat sekitar.

4).Relevansi dengan kemampuan peserta didik

Mengetahui kemampuan siswa atau peserta didik dirasa sangat penting untuk
mengembangkan metode mengajar. Menurut Abdul Gafur (dalam Suryosubroto, 1997)
kemampuan awal siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan termasuk
latar belakang karakteristik siswa pada saat akan mulai mengikuti suatu program
pengajaran. Untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa salahsatu
teknik yang digunakan yaitu menggunakan catatan atau dokumen hasil belajar siswa
sebelumnya, menggunakan pre test, mengadakan komunikasi individual atau dapat
juga dengan menggunakan penyebaran angket.

5).Relevansi dengan perlengkapan/ fasilitas sekolah

Perlengkapan/fasilitas sekolah merupakan alat-alat yang diperlukan dalm


menunjang kegiatan belajar mengajar. Adanya perlengkapan/fasilitas sekolah dapat
membantu mendorong peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini
dapat menjadi salahsatu penentu keberhasilan metode mengajar yang dilakukan oleh
pendidik.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari berbagai pendapat diatas mengenai pengertian kurikulum, dapat kami
simpulkan kurikulum adalah serangkaian rencana pembelajaran mengenai mata
pelajaran , metode pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang di tempuh oleh siswa
yang telah di sesuaikan dengan jenjang pendidikan masing masing.
Dari Kurikulum tahun 1975 sampai Kurikulum 2006 (KTSP) kurikulum yang
paling efisien adalah kurikulum 2006 (KTSP) yang berorientasi pada sistem PAKEM
(Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) karena ditangan gurulah
kurikulum ini dapat hidup dan berkembang sebab pengembangan materi kurikulum
akan baik apabila sesuai dengan tingkat perkembangan nalar siswa, perbedaan
perseorangan dan kemampuan daya serap siswa, suasana pembelajaran yang kondusif,
serta sarana dan sumber belajar yang tersedia.
Untuk Kurikulum 2013, IPS di SD diintegrasikan dengan mata pelajaran yang
lain seperti B. Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang
diajarkan secara terpadu sesuai dengan tema yang dibahas. Intinya, yang dihapuskan
adalah nama pelajarannya namun substansi pelajaran IPS tidak ada satu pun yang
dihilangkan.
Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun mengalami perkembangan namun
Sebagus apapun rancangan kurikulum tersebut jika pelaksanaannya tidak berjalan
dengan semestinya maka keberhasilan tujuan awal tidak akan dicapai. Oleh karena itu
untuk menjalankan Kurikulum 2013 dengan berhasil kita memerlukan guru yang benar-
benar profesional. Sebelum Kurikulum 2013 diaplikasi kita harus mampu
mempersiapkan guru baru untuk menjalankan kurikulum baru tersebut. Para guru diberi
sosialisasi dan pelatihan mengenai kurikulum baru yang akan mereka jalankan. Ketika
pemerintah yakin bahwa gurunya sudah siap maka kurikulum baru pun baru dapat
diimplementasikan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Oemar. (2011). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum
2013
Syamsul Bahri, “Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya,” Jurnal Ilmiah
Islam Futura 9, no. 1 (2011); Sri Suyanta et al., “Membangun Pendidikan Karakter
Dalam Masyarakat,”
Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah.
Bandung: Sinar Baru Algensindo

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Syaodih Sukmadinata, Nana. 1997. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Romine dan Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan


Kompetensi. Bandung: Bumi Aksara.

Yulaelawati, Ella. 2003. Penilaian Kelas, Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta: PT Puskur Balitbang.

24

Anda mungkin juga menyukai