DISUSUN OLEH :
Agus Prianto Siregar (0301193246)
Asril Azhari Hasibuan (0301193248)
Rina Yuhana ( 0301192064)
Tak lupa pula shalawat serta sallam selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad
SAW,keluarga sera para sahabat dan para pengikut yang senantiasa setia mengikuti
ajarannya.Makalah ini adalah sebuah tugas yang diberikan dosen yang diberikan
kepada Mahasiswa/Mahasiswi untuk mengulas dan mengetahui kegiatan sehari-hari
mahasiswa.adapun tujuan utama saya menulis makalah ini ialah untuk memenuhi tugas
dari dosen Mata kuliah Telaah Kurikulum yaitu Ibu Dr,Neliwati,M.Pd .Terimakasih
kepada Ibu yang telah memberikan tugas makalah ini.
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan maka
kepada pembaca saya selaku penulis memohon maaf,karena kami perlu belajar lagi dan
dibimbing untuk kedepan nya oleh karena itu saya menerima segala kritik dan saran
dari pembaca demi kesempatan tugas ini. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi
para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang
pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut
serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan
tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk
dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang
tenaga pendidik untuk memberikan materi dan ilmu yang baik terhadap peserta didik,
kurikulum juga mempunyai perkembangan dan itulah kenapa pentingnya peran
kurikulum harus di pahami.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan mulai tahun ajaran
2006/ 2007. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, KTSP disusun oleh satuan
pendidikan masing-masing, pemerintah hanya memberikan rambu-rambu penyusunan
dan pengembangannya. Maka dalam pelaksanaanya dibutuhkan pemehaman yang baik
mengenai kurikulum ini agar dapat diberlakukan di satuan pendidikan yang ada. KTSP
merupakan kurikulum yang cukup lama telah dilaksanakan di satuan pendidikan di
Indonesia. Selama dilaksanakan, ada landasan yang dijadikan untuk pedoman
penyusunannya serta memiliki prinsip dalam pelaksanaannya. Struktur dari KTSP
secara umum dapat dilihat dari berbagai lampiran Undang-Undang yang diterbitkan
terkait dengan KTSP.
Maka beberapa poin ini akan coba dibahas di dalam makalah ini untuk
memahami tentang KTSP itu sendiri sebagai tujuan khusus dan untuk menambah
wawasan mengenai kurikulum di Indoensia secara umum sebagai tujuan umum.
Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara
kompetensi sikap (aattitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (konowladge). Hal
ini sejalan dengan amanat Undang-udang Nomor 20 tahun 2003 sebagaimana tersurat
dalam penjelasan pasal 35, bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
1
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati. Karenanya kurikulum 2013 hadir dalam
rangka menjawab tantangan zaman, terkait dengan pentingnya mengedapankan sikap
namun tidak mengabaikan pengetahuan dan teknologi.
Dalam penerapannya kurikulum 2013 berpusat pada peserta didik, yakni peserta
didik dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran dalam menemukan sendiri
pengalaman belajar yang dibutuhkannya, namun tidak menghilangkan peran guru yang
membantu proses pendewasaan peserta didik dalam membentuk sikap, karakter, ilmu
pengetahuan serta keterampilan peserta didik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit)
meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa
yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang
sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum
menyangkut komponen kurikulum yakni:
1. Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup
masyarakat dan falsafah bangsa.
2. Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -
mata pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata
pelajaran.
3. Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan
kurikulum itu sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar,
perubahan sistem administrasi, bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem
penilaian hasil belajar.
4. Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari
segi kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah
seperti laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.
5. Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut
metode/cara yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum
berjalan efektif dan efesien, relevan dan produktivitas terhadap program
pembelajaran sebagai suatu system dari kutikulum.
3
pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan
1
Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta
Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
b. Beban belajar,
c. c.Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan
pendidikan, dan
d. Kalender pendidikan.
1
Hamalik Oemar. (2011). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
4
c) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai. Mulyasa (2006: 22-23).
KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut :
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi
dirinya.
b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan.
c. Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah
sendiri yang paling tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.
d. Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
e. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing.
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
g. Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah
secara cepat serta mengakomodasikannya dengan KTSP.
Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22
tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan.
5. e.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan
tersebut dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan.
7. Belajar sepanjang hayat,
8. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.
2. Komponen KTSP
Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut.
a. Visi dan misi satuan pendidikan
5
Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakan representasi
dari apa yang diyakini dan diharapkan dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah
pada masa yang akan datang.
b. Tujuan pendidikan satuan pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan menengah
adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c. Kalender pendidikan
Kalender pendidikan untuk pengembang kurikulum jam belajar efektif untuk
pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik.
d. Struktur muatan KTSP
Struktur muatan KTSP terdiri atas.
1) Mata pelajaran
2) Muatan lokal
3) Kegiatan pengembangan diri
4) Pengaturan beban belajar
5) Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan
6) Pendidikan kecakapan hidup
7) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
e. Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
3 Kurikulum 2013
Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan
6
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses,
maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan
pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan
kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis,
kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari
prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di
masa mendatang.
a) Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
b) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah;
c) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;
d) Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
7
c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
d. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan
psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata
pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD
pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,
generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–
based curriculum” atau “content-based curriculum”.
f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
g. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada
tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten
kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).
Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten
yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten
yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak
langsungPenilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk
memastikan penguasaan.
h. kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat
dijadikan tingkat memuaskan).
a. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar
mengajar nantinya yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru
kognitif. Artinya siswa dalam proses lebih menonjolkan afektif dan
psikomotornya.
b. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif
(intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP
2006 yang pada tahap implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek
kognitifnya.
8
c. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di
kurikulum 2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10
menjadi 6 mata pelajaran, tetapi esensi yang diharapkan dari setiap
pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang digunakan didalam kurikulum 2013
adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini disebut
pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum 2013
namun dmikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat
sekolah dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.
d. Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada
penedekatan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya
menggunkan pendekatan behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai
bergeser menuju kedekatan konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di
kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber
pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning).
e. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang
dilakukan cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada
proses pembelajaran. Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar
turut dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap forfolio
terhadap pribadi siswa.
9
4. Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional maupun global.
5. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang
rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung
pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
6. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara
berskala.
7. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.
b. KTSP 2013
1. Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus
globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi,
konfergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
2. Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, kemapuan
berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
3. Fenomena sosial yang mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba,
korupsi, plagiarisme, kecurangan dalm berbagai jenis ujian, dan kejolak sosial.
4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan
pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan karakter.
10
5. Bermacam jenis konten pembelajaran di ajarkan terkait dan terpadu satu sama
lain (cross curriculum atau integrated curriculum ), konten ilmu pengetahuan
diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.
6. Tematik integratif untuk kelas I – IV SD
7. TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media
pembelajaran mata pelajaran lain.
8. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.
9. Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, permintaan, antar
minat dan pendalaman minat.
10. SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar – dasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11. Penjurusan di SMK tidak terlalu detil (sampai bidang studi), didalamnya
terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman.
b. KTSP 2006
11
1. Pelajaran berbasis tematik
Pada kurikulum sebelumnya, pelaksanaan pelajaran berbasis tematik hanya
pada kelas rendah, dan di kelas tinggi setiap mata pelajaran terkesan berdiri sendiri.
Namun, untuk kurikulum 2013 ini anak – anak SD tidak lagi mempelajari masing –
masing mata pelajaran secara terpisah, namun pembelajaran berbasis tematik integratif
yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar menygyhkan proses belajar
berdasarkan tema untuk kemudian di kombinasikan dengan mata pelajaran yang ada.
2. Hanya ada 6 mata pelajaran
Pada kurikulum sebelumnya, untuk tingkat Sd ada 10 mata pelajaran yang
diajarkan yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewargaeagaraan, Bhasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Jasmani dan Kesehatan, serta
Muatan Lokal dan Pengembangan Diri. Sedangkan, pada kurikulum baru mata
pelajaran untuk anak SD yang semula berjumlah 10mata pelajaran dipadatkan menjadi
6 mata pelajaran yaitu. Agama, PPkn, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, serta Seni Budaya.
3. Pramuka menjadi ekskul wajib
Untuk Pramuka sendiri dalam kurikulum 2013 akan menjadi ekskul yang wajib
untuk semua jenjang, termasuk juga di dalamnya jenjang Sekolah Dasar
4. Bahasa Inggris hanya sebagai kegiatan ekskul
Bahas Inggris yang dihapus pada kurikulum 2013 ini telah menjadi polemik.
Rencana penghapusan ini didasari kekhawatiran akan membebani siswa dan
memprioritaskan terhadap penguasaan Bahasa Indonesia. Namun untuk kurikulum
2013 di tingkat SD Bahasa Inggris termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler bersama
dengan Palang Merah, UKS, dan Pramuka. 2
5. Mapel IPA dan IPS diintegrasikan dengan 6 mapel lain.
Empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu IPA, IPS, muatan lokal
dan pengembangan diri, pada kurikulum 2013 di SD akan diintegrasikan dengan 6 mata
pelajaran lainnya. Untuk mata pelajran IPA akan menjadi materi pembahasaan
pelajaran Bahas Indonesia dan Matematika. Mata pelajaran IPS akan menjadi
pembahasan materi Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013
Syamsul Bahri, “Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya,” Jurnal Ilmiah Islam Futura
9, no. 1 (2011); Sri Suyanta et al., “Membangun Pendidikan Karakter Dalam Masyarakat,”
12
(PPKn). Sedangkan mulok dan pengembangan diri itu kaitannya nanti dengan
seni Budaya.
6. Belajar di sekolah lebih lama.
Kurikulum 2013 ini justru membuat lama belajar anak disekolah bertambah. Metode
baru pada kurikulum ini mengharuskan anak-anak untuk ikut aktif dalam pembelajran
dan mengobservasi setiap temanya.
13
4 Jumlah jam pelajaran per minggu Jumlah jam pelajaran lebih
lebih banyak dan jumlah mata sedikit dan jumlah mata
pelajaran lebih sedikit dibanding pelajaran lebih banyak
KTSP dibanding Kurikulum 2013
1. Hakikat
14
Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi
yang menyempurnakan standar kompetensi lulusan dengan dikembangkan sesuai
tuntutan kekinian Indonesia dan masa depan sesuai kebutuhan. Penyempurnaan standar
isi diuraikan atas kecukupan dan kesesuaian dengan kompetensi. Menyempurnakan
standar proses dengan merancang berbasis kompetensi dengan pendekatan scientific.
Penyempurnaan yang terakhir adalah menyempurnakan standar penilaian dengan
berbasis proses dan output dengan teknik tes dan non tes (portofolio). Perubahan
Kurikulum 2013 berwujud pada standar kompetensi lulusan, materi, proses dan
penilaian yang komprehensif.
Penjelasan hakikat perubahan Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2013: 119):
a.Kompetensi lulusan
b.Materi
c.Proses
d.Penilaian
15
a. Berbasis tes dan non tes (porfolio).
b. Menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment
(mengukur tingkat berpikir dari rendah hingga tinggi dan proses kerja siswa
atau subjek didik).
c. Penilaian rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskrisi
kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan.
Landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, suatu prinsip
yang mendasari. Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum adalah suatu gagasan,
suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum agar dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan pendidikan dalam UndangUndang No
20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, landasan
psikologis, dan landasan sosial-budaya.
3
Fitri Al Faris, Kurikulum 2013 Dalam Prsepektif Filsafat Pendidikan Progressivisme.
Jurnal Filsafat,( Vol. 25, No. 2, 2015) hlm. 322-323
16
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang
harus diperhatikan. agar kurikulum yang dijalankan benar-benar sesuai dengan apa
yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan digunakan dalam kegiatan
pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang
akan menjiwai suatu kurikulum.
Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi
pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan
perkembangan masyarakat. Dalam prinsip pengembangan kurikulum dibagi kedalam
dua prinsip. Kedua prinsip pengembangan kurikulum tersebut yaitu prinsip umum dan prinsip
khusus. Ada beberapa kelompok yang dikatakan sebagai prinsip kurikulum 2006, salah
satunya yaitu :
a.Prinsip umum
Terdiri dari relevansi, fleksibilitas, kontiniutas, praktis dan efisiensi, dan efektifitas.
b.Prinsip khusus
17
dan Sekolah Menengah Pertama (SMA) ada pula yang berorientasi pada sekolah
kejuruan. struktur kurikulum meliputi :
a. Standar proses
b. Kompetensi inti dan standar isi
c. Standar penilaian
18
7.Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut.
a. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif
b. penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader).
7.Mengorganisasikan Pembelajaran
19
g. Menilai program pembelajaran secara berkala dan berksinambungan untuk
melihat keefektifan dan ketercapaian kompetensi yang dikembangkan. Di
samping itu, penilaian juga penting juga penting untuk melihat apakah
pembelajaran berbasis kompetensi yang dikembangkan sudah dapat
mengembangkan potensi peserta didik atau belum.
8.Hal-hal Penentu Relevansi Metode Mengajar
Menurut Hadari Nawawi (Suryosubroto, 1997), metode mengajar adalah kesatuan
langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional
tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan kesemuanya berguna untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dasar pemilihan metode mengajar menurut Abu
Ahamdai (dalam Suryosubroto, 1997) terdiri dari lima hal:
Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dasar metode mengajar
terdiri dari:
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Romine dan Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Bandung: Bumi Aksara.
20
diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan materi pelajaran sebagai berikut:
a. Materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik harus sesuai
untuk menunjang tercapainya tujuan.
b. Materi pelajaran yang tercantum dalam perencanaan pengajaran terbatas pada
garis besar materi.
c. Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan
kesinambungan.
d. Mata pelajaran yang akan diajarkan dari yang termudah menuju yang sulit agar
peserta didik mudah memahaminya.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 butir (a)
dinyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan penembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
a).Kompetensi Profesional
Menurut peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 butir (c)
dinyatakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta
didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
b).Kompetensi Kepribadian
21
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 butir (b)
dinyatakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian seorang
guru yang diperlukan agar menjadi guru yang baik. Kepribadian-kepribadian yang
harus dimiliki seorang pendidik atau dalam hal ini adalah guru yaitu kepribadian yang
mantap, stabil,dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan.
c).Kompetensi Sosial
Menurut peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 butir (a)
dinyatakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali dan masyarakat sekitar.
Mengetahui kemampuan siswa atau peserta didik dirasa sangat penting untuk
mengembangkan metode mengajar. Menurut Abdul Gafur (dalam Suryosubroto, 1997)
kemampuan awal siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan termasuk
latar belakang karakteristik siswa pada saat akan mulai mengikuti suatu program
pengajaran. Untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa salahsatu
teknik yang digunakan yaitu menggunakan catatan atau dokumen hasil belajar siswa
sebelumnya, menggunakan pre test, mengadakan komunikasi individual atau dapat
juga dengan menggunakan penyebaran angket.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai pendapat diatas mengenai pengertian kurikulum, dapat kami
simpulkan kurikulum adalah serangkaian rencana pembelajaran mengenai mata
pelajaran , metode pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang di tempuh oleh siswa
yang telah di sesuaikan dengan jenjang pendidikan masing masing.
Dari Kurikulum tahun 1975 sampai Kurikulum 2006 (KTSP) kurikulum yang
paling efisien adalah kurikulum 2006 (KTSP) yang berorientasi pada sistem PAKEM
(Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) karena ditangan gurulah
kurikulum ini dapat hidup dan berkembang sebab pengembangan materi kurikulum
akan baik apabila sesuai dengan tingkat perkembangan nalar siswa, perbedaan
perseorangan dan kemampuan daya serap siswa, suasana pembelajaran yang kondusif,
serta sarana dan sumber belajar yang tersedia.
Untuk Kurikulum 2013, IPS di SD diintegrasikan dengan mata pelajaran yang
lain seperti B. Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang
diajarkan secara terpadu sesuai dengan tema yang dibahas. Intinya, yang dihapuskan
adalah nama pelajarannya namun substansi pelajaran IPS tidak ada satu pun yang
dihilangkan.
Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun mengalami perkembangan namun
Sebagus apapun rancangan kurikulum tersebut jika pelaksanaannya tidak berjalan
dengan semestinya maka keberhasilan tujuan awal tidak akan dicapai. Oleh karena itu
untuk menjalankan Kurikulum 2013 dengan berhasil kita memerlukan guru yang benar-
benar profesional. Sebelum Kurikulum 2013 diaplikasi kita harus mampu
mempersiapkan guru baru untuk menjalankan kurikulum baru tersebut. Para guru diberi
sosialisasi dan pelatihan mengenai kurikulum baru yang akan mereka jalankan. Ketika
pemerintah yakin bahwa gurunya sudah siap maka kurikulum baru pun baru dapat
diimplementasikan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta
24