Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Korupsi dan Integritas”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Antikorupsi
Dosen Pembimbing:
Syahabuddin Nur, M.Pd.I

Oleh Kelompok 1:

Aisya Fadhilla (22.88204.02147)


Alya Khairunnisa (22.88204.02148)
Laminah (22.88204.02166)
Siti Al Mutiah (22.88204.02185)

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat dan salam semoga selalu
tercurah keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad saw. Beserta seluruh
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah yang
berjudul “korupsi dan integritas” sebagai salah satu tugas pada mata kuliah
Bahasa Indonesia program studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Ilmu
Al-Quran (STIQ) Amuntai dapat diselesaikan.
Kami sangat menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak sekali
menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, kami
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut, terutama kepada
Muallim Syahabuddin Nur, M.Pd.I yang telah banyak memberikan bimbingan dan
petunjuk serta koreksi dalam penulisan makalah ini serta semua pihak yang telah
memberi bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan buku-buku dan literatur-
literatur yang kami perlukan, sehingga makalah ini bisa diselasaikan.
Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah swt membari ganjaran yang
berlipat ganda. Amin.
Akhirnya kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua dan
mendapat taufik serta inayah dari Allah swt.

Amuntai, 19 September 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 2


A. Korupsi .................................................................................. 2
B. Integritas ................................. ............................................... 4

BAB III PENUTUP ................................................................................... 7


A. Kesimpulan............................................................................. 7
B. Saran ...................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya pencegahan korupsi dapat dilakukan dengan mencegah
berkembangnya mental korupsi pada anak Bangsa Indonesia melalui
pendidikan. Hal ini disadari bahwa memberantas korupsi bisa dilakukan
dengan cara preventif, yaitu mencegah timbulnya mental korupsi pada
generasi anak bangsa, dan hal tersebut tidak hanya dapat dilakukan pada satu
generasi saja, tetapi juga pada dua atau tiga generasi selanjutnya.
Penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi bagi mahasiswa merupakan bagian
dari kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam upaya
penindakan dan pencegahan tindakan korupsi. Pendidikan Antikorupsi ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk
korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai antikorupsi.
Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan budaya antikorupsi di
kalangan mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan serta
aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.1
Dengan memahami pengertian korupsi dan integritas, mahasiswa dapat
mencegah perbuatan korupsi baik di lingkungan kampus maupun di
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian korupsi?
2. Apa saja pengertian korupsi menurut para ahli?
3. Apa pengertian integritas?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian korupsi.
2. Mengetahui pengertian korupsi menurut para ahli.
3. Mengetahui pengertian integritas.

1
Didik Baehaqi Arif dkk., Panduan Insersi Pendidikan Antikorupsi dalam Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan (direktorat dan pendidikan pelayanan masyarakat KPK, 2019),
www.kpk.go.id.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Korupsi
Istilah korupsi diturunkan dari bahasa Latin corruptio yang berarti hal
merusak, godaan, bujukan, atau kemerosotan. Kata kerjanya adalah
corrumpere (comumpo, saya menghancurkan) yang berarti menimbulkan
kehancuran kebusukan, kerusakan, kemerosotan bahasa Latin juga menamai
pelaku korupsi dengan corruptor. Bahasa Indonesia pun menamai pelaku
korupsi dengan koruptor.
Istilah korupsi juga memiliki konteks penggunaan yang berbeda-beda
Oxford English Dictionary mencoba mengungkapkan keluasan penggunaan
istilah tersebut. Secara fisik, korupsi berarti kerusakan atau kebusukan segala
sesuatu, terutama melalui penghancuran keutuhan dan penghancuran bentuk
dengan akibat yang menyertainya yaitu kehilangan keutuhan, kerusakan secara
moral, korupsi berarti penyelewengan atau penghancuran integritas dalam
pelaksanaan kewajiban publik melalu suap dan gratifikasi dan secara sosial,
korupsi berarti penjungkirbalikan segala sesuatu dari kondisi asli kemurnian
misalnya penyelewengan lembaga dan adat istiadat.2
Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam kamus hukum, yang
dimaksud corruptie adalah korupsi, perbuatan curang, tindak pidana yang
merugikan keuangan negara.3
Baharudin Lopa mengutip pendapat David M. Chalmers, menguraikan
istilah korupsi dalam berbagai bidang, yakni yang menyangkut masalah
penyuapan, yang berhubungan dengan manipulasi di bidang ekonomi, dan
yang menyangkut bidang kepentingan umum. Hal ini diambil dari defnisi
yang berbunyi “financial manipulations and deliction injurious to the
economic are often labeled corrupt”
Menurut pendapat Zainal Abidin, et. Al, terdapat 2 (dua) jenis korupsi

2
Mikhael dua dkk., ETIKA ANTIKORUPSI; "MENJADI PROFESIONAL BERINTEGRITAS
(direktorat dan pendidikan pelayanan masyarakat KPK, 2019), http://www.kpk.go.id. Hal.12
3
Nanang T. Puspito, Hibnu Nugroho, dan Yusuf Kurniadi, PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
UNTUK PERGURUSN TINGGI, revisi (sekretariat jendral kementrian riset, teknologi, dan
pendidikan tinggi, 2019), http://ristekdikti.go.id. Hal.3

2
dilihat dari besaran uang yang dikorupsi dan asal atau kelas para pelakunya.
Yaitu pertama, bureaucratic corruption, settingnya adalah di lingkungan
birokrasi dan pelakunya para birokrat. Kedua, political corruption, pada
umumnya pelakunya adalah para politisi di parlemen, para pejabat tinggi di
pemerintahan, serta para penegak hukum di dalam maupun di luar pengadilan.
Menurut Amien Rais, yang mengklasifikasikan korupsi, sebagai berikut;
a. Korupsi Ekstortif, berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha
kepada kuasa.

b. Korupsi Manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki


kepentingan ekonomi kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat
peraturan atau kebijakan yang menguntungkan bagi usaha ekonominya.

c. Korupsi Nepotistik, terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan,


pertemanan, dan sebagainya.

d. Korupsi Subversif, mereka yang merampok kekayaan negara secara


sewenang-wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah
keuntungan pribadi.

Menurut Charles Samford, mendifinisikan korupsi sebagai


penyalahgunaan kekuasaan khususnya kekuasaan yang diperoleh berkat
kepercayaan (privat atau publik) demi mendapatkan manfaat dan keuntungan
bagi diri sendiri atau kelompok.4

Menurut Robert Klitgaard, “Korupsi adalah tingkah laku yang


menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan
status atau uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat,
kelompok sendiri), atau melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa
tingkah laku pribadi”.5

Menurut Sayed Hussein Alatas dalam bukunya “Corruption and the


Disting of Asia” menyatakan “bahwa tindakan yang dapat dikategorikan

4
dua dkk., ETIKA ANTIKORUPSI; "MENJADI PROFESIONAL BERINTEGRITAS.
5
“BAB II TINJAUAN PUSTAKA,” diakses 21 September 2022, http://repository.untag-
sby.ac.id/9149/4/Bab%20II.pdf.

3
sebagai korupsi adalah penyuapan, pemerasan, nepotisme, dan
penyalahgunaan kepercayaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi.
Menurut David H. Bayley Korupsi sebagai “perangsang (seorang
pejabat pemerintah) berdasarkan itikad buruk (seperti misalnya, suapan) agar
ia melakukan pelanggaran kewajibannya”. Lalu suapan (sogokan) diberi
definisi sebagai “hadiah, penghargaan, pemberian atau keistimewaan yang
dianugerahkan atau dijanjikan, dengan tujuan merusak pertimbangan atau
tingkah laku, terutama seorang dari dalam kedudukan terpercaya (sebagai
pejabat pemerintah).6

B. Integritas
Kata integritas berasal dari bahasa Latin integer yang berarti keutuhan,
kesehatan, tak tersentuh, utuh, dan seluruh. Berdasarkan KBBI, kata
‘integritas’ mempunyai pengertian ‘mutu, sifat, dan lain-lain”, atau keadaan
yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Orang yang memiliki
integritas dicirikan dengan kualitas diri dan kualitas interaksi dengan orang
lain seperti mematuhi peraturan dan etika organisasi, jujur, memegang teguh
komitmen dan prinsip-prinsip yang diyakini benar, tanggung jawab, konsisten
antara ucapan dan tindakan, kerja keras dan antikorupsi.7
Menurut peterson dan Seligman, integritas berbicara kebenaran tetapi
lebih luas lagi, mendatangkan diri dalam cara yang asli dan bertindak dengan
cara yang tulus, menjadi tanpa kepura-puraan, bertanggung jawab untuk
perasaan, dan tindakan seseorang.
Menurut Simons, mendefinisikan perilaku integritas sebagai pola yang
dirasakan dari keselarasan antara kata-kata seorang pemimpin dan pembuatan.
Menurut george Sheehan, menjabarkan integritas diri sebagai kesatuan
empat peran. Yaitu, menjadi binatang yang baik (fisik), ahli pertukangan yang
baik (mental), teman yang baik (sosial), dan orang suci (spiritual).

6
“BAB II KORUPSI DAN DAMPAKNYA,” diakses 21 September 2022,
https://eprints.walisongo.ac.id/3925/3/104211009_Bab2.pdf.
7
Pendidikan Antikorupsi untuk Perguruan Tinggi, diakses 21 September 2022,
https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/buku/buku-pendidikan-antikorupsi-untuk-
perguruan-tinggi. Hal. 11

4
Menurut Gea, menyebutkan integritas adalah sebuah keunggulan diri
pribadi yang menjadikan seseorang hidup lebih sehat dan tanpa beban, karena
mereka menjalankan hidupnya jauh dari aneka kepura-puraan dan kepalsuan.
Menurut Jeck Welch, integritas adalah sepatah kata yang kabur (tidak
jelas). Berbagai survei dan studi kasus telah mengidentifikasi integrasi atau
kejujuran sebagai suatu karakteristik pribadi yang paling dihasrati dalam diri
seorang pemimpin.
Secara harfiah integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
Menurut Gostick dan Telford, karakteristik yang secara konsisten
diperlihatkan oleh orang yang berintegrasi tinggi.
Seorang pribadi yang memiliki integritas, dalam dirinya terdapat ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Memiliki fisik yang sehat dan bugar.
2. Kadar konflik dirinya rendah.
3. Tidak mudah diombang-ambing oleh gejolak emosi dan perasaan
sendiri.
4. Semakin memiliki cinta yang personal/kedekatan hidup pada
Tuhan.
5. Seorang yang tidak mudah bingung tentang yang mana benar atau
salah.
6. Memiliki kemampuan melihat hidup secara jernih, melihat hidup
apa adanya, dan bukan menurut keinginannya.
7. Orang ini juga dapat membaktikan tugas.
Orang yang memiliki integritas dicirikan dengan kualitas diri dan
kualitas interaksi dengan orang lain seperti mematuhi peraturan dan etika
organisasi, jujur, memegang teguh komitmen, dan prinsip prinsip yang diyakini
benar, tanggung jawab, konsisten antara ucapan dan tindakan, kerja keras, dan
antikorupsi.8
Dua catatan kecil untuk menghindari salah pengertian terhadap istilah

8
Pendidikan Antikorupsi untuk Perguruan Tinggi, diakses 21 September 2022,
https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/buku/buku-pendidikan-antikorupsi-untuk-
perguruan-tinggi. Hal. 13

5
“integritas”. Pertama, sebagian orang cenderung memaknai “integritas” tak
lebih dari sikap “keras kepala” (stubbornness). Kedua, integritas juga sering
disamakan begitu saja dengan “kejujuran” (honesty). Integritas memang
mengandaikan kejujuran sebagai nilai akan tetapi tidak semua kejujuran
pantas disebut merefleksikan integritas. Dengan catatan di atas, integritas lebih
tepat dimaknai sebagai “keberanian moral (moral courage), kemauan serta
kehendak kuat untuk melakukan apa yang subyek sadari dan yakini sebagai
kewajiban yang seharusnya (ought) ia lakukan”. Singkatnya, “integritas”
adalah sikap yang kokoh, kuat, dan berani bertindak sesuai dengan nilai-nilai
dan keyakinan-keyakinan moral subyek tentang apa yang menjadi kewajiban
moral untuk melakukannya.9

9
dua dkk., ETIKA ANTIKORUPSI; "MENJADI PROFESIONAL BERINTEGRITAS. Hal. 72-
73

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah korupsi juga memiliki konteks penggunaan yang berbeda-beda
Oxford English Dictionary mencoba mengungkapkan keluasan penggunaan
istilah tersebut. Hal ini diambil dari definisi yang berbunyi finansial
manipulations and deliction injurious to the economic are often labeled
corrupt. Korupsi Ekstortif, berupa sogokan atau suap yang dilakukan
pengusaha kepada kuasa. Kata integritas berasal dari bahasa Latin integer
yang berarti keutuhan, kesehatan, tak tersentuh, utuh, dan seluruh. Orang yang
memiliki integritas dicirikan dengan kualitas diri dan kualitas interaksi dengan
orang lain seperti mematuhi peraturan dan etika organisasi, jujur, memegang
teguh komitmen dan prinsip-prinsip yang diyakini benar, tanggung jawab,
konsisten antara ucapan dan tindakan, kerja keras dan antikorupsi. Menurut
Gea, menyebutkan integritas adalah sebuah keunggulan diri pribadi yang
menjadikan seseorang hidup lebih sehat dan tanpa beban, karena mereka
menjalankan hidupnya jauh dari aneka kepura-puraan dan kepalsuan. Berbagai
survei dan studi kasus telah mengidentifikasi integrasi atau kejujuran sebagai
suatu karakteristik pribadi yang paling dihasrati dalam diri seorang pemimpin.
B. Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senantiasa menambah
wawasan serta pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi motivasi, baik
bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian. Dengan penuh pengharapan
kepada Allah SWT. Semoga makalah ini bisa menjadi pembuka jalan untuk
mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan manfaat untuk kehidupan yang akan
datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Didik Baehaqi, Syifa Siti Aulia, supriyadi, Anum Wahyu Asmorojati,
dan M. Hum. Panduan Insersi Pendidikan Antikorupsi dalam Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. direktorat dan pendidikan pelayanan
masyarakat KPK, 2019. www.kpk.go.id.
“BAB II KORUPSI DAN DAMPAKNYA.” Diakses 21 September 2022.
https://eprints.walisongo.ac.id/3925/3/104211009_Bab2.pdf.
“BAB II TINJAUAN PUSTAKA.” Diakses 21 September 2022.
http://repository.untag-sby.ac.id/9149/4/Bab%20II.pdf.
dua, Mikhael, Andre Ata Ujan, Sintak Gunawan, dan Ristyantoro. ETIKA
ANTIKORUPSI; "MENJADI PROFESIONAL BERINTEGRITAS.
direktorat dan pendidikan pelayanan masyarakat KPK, 2019.
http://www.kpk.go.id.
Pendidikan Antikorupsi untuk Perguruan Tinggi. Diakses 21 September
2022. https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/buku/buku-
pendidikan-antikorupsi-untuk-perguruan-tinggi.
Puspito, Nanang T., Hibnu Nugroho, dan Yusuf Kurniadi. PENDIDIKAN
ANTIKORUPSI UNTUK PERGURUSN TINGGI. Revisi. sekretariat
jendral kementrian riset, teknologi, dan pendidikan tinggi, 2019.
http://ristekdikti.go.id.

Anda mungkin juga menyukai