Anda di halaman 1dari 53

SKRIPSI

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENINGKATKAN


MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMAN 2 KOTA TERNATE TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh

GUSTINA ANWAR

15-131-046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULITAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TERNATE
2019

i
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMAN 2 KOTA TERNATE TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Jurusan Pendidikan Agama Islam diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Oleh

GUSTINA ANWAR

15-131-046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULITAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TERNATE
2019

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertadatangan dibawah ini :

Nama :Gustina Anwar

NIM : 15131046

Fakultas/Jurusan/Prodi : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

(FTIK)/Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi :Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Peningkatan

Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Di SMA Negeri 2 Kota Ternate

Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri,

kecuali pada bagian-bagian yang di rujuk sumbernya.

Ternate, 19 September 2019


Saya yang menyatakan

MATERAI 6000

Gustina Anwar
Nim. 15131046

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang di tulis oleh Gustina Anwar NIM. 15131046 program studi Pendidikan Agama

Islam ini telah diperiksa dan disetujui untuk dimunaqasahkan.

Ternate, 31 Juli 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. M.Tahir Sapsuha, M.Ag Dra. Suryani Hi. Umar, M.Pd

NIP : 196011191991031001 NIP : 196301101993032002

Mengetahui

Dekan FTIK Ketua Jurusan

Dr. Radjiman Ismail, M. Pd, Dra. Nursin Sapil, M.Pdi

NIP : 19670114 199403 1006 NIP : 196904032002122004

iv
PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh Gustina Anwar NIM. 15131046 ini telah dipertahankan di depan

sidang Majelis Munaqasyah Skripsi pada hari Rabu, 07 Agustus 2019, dan dapat diterima

sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu pada Program

Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK).

Majelis Munaqasyah Skripsi :

1. Dr. Radjiman Ismail, M. Pd


(Ketua Penguji) : (..............................)
2. Drs. Ramli Yusuf, M. Pd
(sekretaris penguji) : (..............................)
3. Dr. Khalid Hasan Minabari, MA
(Penguji 1) : (..............................)
4. Nurjannah, S.Pd.I.,M.Pd.I
(Penguji 2) : (..............................)
5. Dr. M. Tahir Sapsuha, M.Ag
(Pembimbing I/Penguji 3) : (..............................)
6. Dra. Suryani Hi. Umar, M.Pd
(Pembimbing II/Penguji 4) : (..............................)

Ternate, 19 September 2019


Mengesahkan

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Institut Agama Islam Negeri Ternate

Dekan FTIK

Dr. Radjiman Ismail, M. Pd,

NIP : 19670114 199403 1006

v
ABSTRAK

Nama : Gustina Anwar

Nim : 15-131-046

Jurusan/Prodi : Tarbiyah/Pendidikan agama Islam

Judul Skripsi : Peran Guru Agama Islam Dalam Peningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2
Kota Ternate

Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara yang


teratur, sistematis, direncanakan, mempunyai jenjang dan dibagai dalam waktu-waktu
tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Untuk
mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam proses
belajar mengajar.

Bardasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah (1) Bagaimana peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa SMAN 2 Kota Ternate. (2) Guru Pendidikan
Agama Islam dalam memotivasi belajar Siswa SMAN 2 Kota Ternate. Adapun Tujuan
Penelitian (1) Untuk mengetahui peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa SMAN 2 Kota Ternate (2) Guru
Pendidikan Agama Islam memotifasi Belajar Siswa di SMAN 2 Kota Ternate.

Peneliti ini mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek adalah Guru
Pendidikan Agama Islam di SMAN 2 Kota Ternate. dilakukan melalui prosedur observasi,
wawancara, pengumpulan data dan dokumentasi dan teknik analisis data dan tahap
kesimpulan dan saran.

Hasil penelitian ini adalah (1) dengan adanya peran guru yang baik dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam SMA Negeri
2 Kota Ternate. (2) Dengan memberikan motivasi yang tinggi siswa dapat meraih prestasi
yang lebih baik sesuai dengan apa yang dapat di cita-citakan.

‘‘ Kata Kunci : Peran Guru dan Motivasi Belajar Siswa

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

َ ‫ن‬
ْ‫غی ِْر زْ َم ِنكُم‬ َْ ْ‫ع ِل ُموا والَ َْد ك ُِْم فَِْا نَّ ُھمْ َمخلُو قُو‬
ِْ ‫ن ِل َْز َم‬ َ
Didiklah anak-anak kamu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk
menghadapi zaman yang berbeda dengan zaman kamu ini.

(H.R. Bukhari)

Dengan Rahmat Allah Subhanahu wata’ala dan demgan kemuliaan serta keberkahan

Hidup Baginda Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam. Skripsi saya persembahkan

kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahku anwar dan ibuku Aiya yang tidak pernah bosan

mendidik, membimbing, menasehati, dan memberikan kasih sayang serta perhatian

dan do’anya dengan setulus demi kesuksesanku untuk mencapai Ilmu pengetahuan

yang bermanfaat.

2. Untuk keluargaku tercinta yang selalu memberikan motivasi dan do’anya.

3. Untuk sahabat-sahabatku tersayang yang selalu berada didekatku, Endang, Lisa

Wijayanti, Masni, Sarnita,dan Marni. Untuk membantuku menyelesaikan Skripsi ini.

4. Untuk teman-temanku PAI 1 dan PAI 2 yang selalu memberikanku semangat.

5. Untuk Kampusku, Almamaterku “IAIN Ternate” yang menjadi saksi perjuanganku.

vii
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat AllahSWT. Atas limpahan rahmat

dan hidayah serta dengan ijinNyalah sehingga berbagai rintangan dan hambatan dalam

penelitian dapat penulis lewati dengan baik.

Shalawat serta salam juga taklupa kita curahkan kepada baginda tercinta Muhammad

SAW, beserta keluarga dan parasahabat sahabatnya. Penulisan Sikripsi merupakan salah satu

kewajiban dan syarat bagi setiap mahasiswa Pendidikan agama islam dalam menyelesaikan

studinya untukmemperoleh gelar serjana di IAIN Ternate. Selaku hamba yang tidak luput

dari kesalahan dan kehilafan, dapatlah penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan

skripsi ini masih jauh dari kebenaran dan kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan penuh

kerendahan dan hati yang ikhlas penulis mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak

yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena,

penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak di

antara lain:

1. Bapak Dr.Samlan Hi. Ahmad, M.Pd Selaku Rektor Institut Agama Islam

Negara(IAIN) Ternate.

2. Bapak Dr. M. Tahir Sapsuha, M. Ag selaku Wakil Rektor I, Dr. Marini Abdul

Djalal, S.Ag.M.HI Selaku Wakil Rektor II dan Bapak Dr.Adnan Mahmud S.Ag.MA

Selaku Wakil Rektor III.

3. Bapak Dr. Radjiman Ismail, M.Pd Dekan Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan IAIN

Ternate, Drs. Ramli Yusup, M.Pd. Mubin Noho, S.Ag, M. Ag Dra. Suriyani Hi.

Umar, M. Pd masing-masing sebagai Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, dan Wakil

Dekan III. Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan.

viii
4. Terima kasih kepada Pembimbing I dan Pembimbing Ibu Dra Suryani Hj Umar. Dan

Bapak Dr. M. Taher Sapsuha, M,Ag. Selama ini telah membimbing saya dalam

menyusun Proposal Hingga Skripsi.

5. Dra. Nursi Sapil M.Pd.I Ketua Jurusan Tarbiyah dan Seluruh Dosen Keguruan IAIN

Ternate.

6. Kepada semua pihak yang tak dapat sebutkan satu persatu, akan tetapi atas semua

bantuan dan budi baiknya penulis ucapkan banyak terima kasih.

7. Kepada para pembaca karya ilmiah ini kami sampaikan terima kasih, saran dan kritik
dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini dan
bertambahnya wawasan untuk kami selaku mahasiswa.

Ternate, 23 September 2019

Gustina Anwar
Nim : 15-131-046

ix
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN .................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. iii
PERSUTUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv
PENGESAHAN ........................................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI............................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifiikasih Masalah .................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
F. Defenisi Operasional ..................................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 8

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Peran Guru .................................................................................. 9
1. Pengertian Guru ....................................................................................... 9
2. Peran Guru ............................................................................................... 11
3. Pendidikan agama Islam .......................................................................... 15
B. Pengertian Motivasi ....................................................................................... 18
a. Fungsi Motivasi dalam Belajar .............................................................. 19
b. Jenis-jenis Motivasi dalam Belajar ......................................................... 20
c. Macam-macam Motivasi ........................ ................................................ 21
d. Bentuk-bentuk Motivasi........................................................................... 22

x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 27
C. Subjek Penelitian ......................................................................................... 27
D. Data Sumber Data ....................................................................................... 27
E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 28
F. Tekhnik Pengumpulan Data........................................................................ 28
1. Observasi ............................................................................................... 28
2. Wawancara.............................................................................................. 28
3. Dokumentasi ........................................................................................... 29
G. Tekhnik Analisis Data ................................................................................ 29

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Gambar umum lokasi Sekolah ....................................................................... 30


B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 35
C. Pembahasan.................................................................................................... 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 51
B. Saran .............................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penyajian Hasil Penelitian ......................................................................... 30

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Profil sekolah

2. Pedoman wawancara

3. Dokumentasi foto

4. Surat permohonan bimbingan skripsi

5. Surat permohonan ijin penelitian

6. Surat keterangan penelitian

7. Kartu bimbingan

8. Laporan selesai bimbingan skripsi

9. Surat pernyataan keaslian tulisan

10. Daftar riwayat hidup

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara yang

teratur, sistematis, direncanakan, mempunyai jenjang dan dibagai dalam waktu-waktu

tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Untuk

mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam proses

belajar mengajar. Di antara faktor tersebut adalah guru. Guru sebagai salah satu komponen

dalam pembelajaran memiliki potensi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.1

Mengajar bukanlah hal yang mudah karena banyak hal yang harus dipahami,

dipersiapkan dan dilakukan. Mengajar bukan hanya transfer of knowledge namun juga

transfer of value. Guru pemegang kunci dari tercapainya keberhasilan pembelajaran

sehingga akan tercapai tujuan pendidikan. Guru harus mampu menyampaikan materi

pelajaran serta menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Guru yang baik adalah

guru yang mampu mengajar dengan sepenuh hati, ikhlas, inovatif, memunculkan motivasi,

memunculkan minat belajar peserta didik, serta membangkitkan semangat belajar peserta

didik.2

Dalam mengajar guru juga dituntut untuk menuntun siswanya menuju masa depan

yang cerah dan memberikan motivasi serta pengajaran yang profesional. Seorang guru harus

memiliki kepribadian yang baik sehingga mampuh dicontoh oleh guru-guru yang lain

maupun oleh siswanya. Apalagi sebagai guru Pendidikan Agama Islam, guru bukan hanya

mengajar namun menumbuhkan nilai-nilai keteladan yang baik untuk siswanya yang

1
Zaenal Aqib, Profesionalisme dalam Pembelajaran, (Surabaya: Cendekiawan, 2002), hlm. 22
2
Suparman S., Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,
2010), hlm. 60.

1
terkandung di dalamn materi pembelajaran PAI. Sala satu aktor penting dalam pendidikan

adalah guru. Karena guru adalah orang yang langsung berinteraksi dengan anak didik,

memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam belajar,

berkarya berprestasi.3 Motivasi adalah gejala dalam bentuk dorongan yang timbul pada

diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Syaiful Bahri Djaramah menjelaskan motivasi mempunyai peranan yang penting.

Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada

kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsipprinsip motivasi dalam

belajar tidak hanya sekadar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar

mengajar4. Ada beberapa prinsip penting motivasi dalam belajar, yaitu sebagai berikut: (1)

Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar, (2) Motivasi instrinsik

lebih utama daripada motivasi eksrinsik dalam belajar, (3) Motivasi berupa pujian lebih baik

daripada hukuman, (4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, (5)

Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar, (6) Motivasi melahirkan prestasi dalam

belajar.5

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami motivasi memilki peranan

penting dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran PAI. Maka tugas dan

peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas

pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut proses

belajar mengajar. Menurut Sardiman, agar guru dapat melaksanaakan tugas mengajar dengan

3
Jamal Ma‟ruf Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional, (Diva
Press, Jogjakarta), 2009, hlm. 58.
4
Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 152-155
5
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press. 2004), hlm. 164

2
baik dan profsional, seorang guru harus memiliki kemampuan profesional, yaitu

terpenuhinya sepuluh kompetensi guru yang meliputi : (1) Kompetensi Menguasai bahan, (2)

Mengelola program belajar mengajar, (3) Mengelola kelas, (4) Penggunaan media atau

sumber, (5) Menguasai landasan-landasan pendidikan, (6) Mengelola interaksi belajar

mengajar, (7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran, (8) Mengenal fungsi

layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah, (9) Mengenal dan menyelenggarakan

administrasi sekolah dan (10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian

pendidikan guna keperluan pengajaran.6

Sementara menurut Abdul Madjid adalah motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. Jadi motivasi pembelajaran merupakan salah satu wahana yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi siswa menuju jalan kehidupan yang

telah dianugrahkan oleh Allah SWT kepada manusia untuk dikembangkan melalui

lingkungan. Lingkungan yang dimaksudkan adalah melalui lingkungan formal yaitu proses

pendidikan, pengajaran dan latihan, lingkungan informal yaitu pengembangan dan dukungan

dari keluarga dan lingkungan non formal yaitu pengembangan potensi melalui lingkungan

social dan masyarakat. Dari dukungan ketiga lingkungan tersebut, potensi yang dimiliki

seseorang akan dikembangkan sampai mencapai tujuan yang dikenedaki.7

Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat penting karena guru sering dianggap

yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Dalam hal ini guru harus

mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah tersebut

7
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, cet. 2.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) hlm. 11.

3
merupakan tujuan dari pembelajaran. Oleh karena itu, banyak pihak yang menaruh harapan

besar terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Peran guru juga sangat urgen dalam membuat siswa termotivasi untuk belajar,

menurut Suyono seorang guru juga berperan untuk membantu siswa dalam mengembangkan

ketrampilan serta pengetahuan siswa.8 Oleh karena itu guru harus bias membuat siswa

tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Bila seorang guru dalam penampilannya

sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak dapat mengembangkan potensi

yang pada siswanya. Siswa akan bersikap acuh dan malas jika menghadapi guru yang tidak

menarik, sehingga pelajaran tidak dapat diserap dengan baik.

Untuk mengembangkan potensi tersebut, diperlukan motivasi yang tinggi dari siswa untuk

belajar, terutama berkaitan dengan motivasi siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI). Berdasarkan observasi dan wawancara awal dengan guru yang mengajar pada

mata pelajaran. Pendidikan Agama Islam (PAI) ditemukan bahwa ada sebahagian siswa

memiliki motivasi rendah terhadap pembelajaran PAI.

Dengan melihat fenomenya tersebut menurut penulis sangatlah memprihatinkan,

sebab siswa SMA merupakan usia remaja seharusnya menghabiskan waktunya untuk belajar,

menghabiskan waktunya untuk beraktivitas secara positif. Sifat-sifat kurang perduli tersebut

akan merugikan perkembangan siswa yang bersangk utan kedepannya. Oleh karena itu

penulis tertarik untuk mengkaji dan menganalisa lebih mendalam, factor factor penyebab

rendahnya motivasi siswa terhadap pembelajaran PAI dan sejauh mana peran guru terutama

guru PAI untuk merancang metode pembelajaran agar siswa terdorong dan termotivasi untuk

menekuni bidang pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran pada mata pelajaran PAI.9

8
Suyono, Belajar dan pembelajaran, Cet 2, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011). hlm 66
9
Dayung Riadi, Ilmu pendiidkan Islam. Cet. 1 (Yogyakarta Nopember 2017). hlm 10

4
B. Indentifikasi Masalah

1. Peran guru untuk mengontrol siswa yang memperoleh hasil belajar dibawah

kriteria ketuntasan menimal (KKM) yaitu: 75 rendahnya hasil belajar siswa

disebabkan karena siswa hanya cenderung menerima apa yang diberikan oleh

guru.

2. Motivasi belajar siswa rendah, dimana sebagian siswa masih melakukan aktivitas

lain ketika pembelajan berlangsung, diantaranya bermalas-malasan,

bercanda/bercerita dan bermain phone.

C. Rumusan Masalah

Berdasankan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dibawah ini dapat

dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran guru agama dalam peningkatkan motivasi belajar siswa pada

pembelajaran pendidikan agama Islam siswa SMAN 2 Kota Ternate?

2. Bagaimana guru pendidikan agama Islam memotivasi belajar siswa SMAN 2 Kota

Tenate ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian Skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan peran guru dapat memotivasi belajar siswa pada pelajaran

pendidikan Agama Islam siswa SMAN 2 Kota Ternate.

2. Untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa SMAN 2 Kota Ternate.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

5
Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan keilmuan, baik

pengembangan rancangan maupun metode mengajar maupun inovasi yang positif untuk

terutama berkaitan dengan pendidikan agama Islam.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis terkait dengan hasil penelitian ini siswa diharapkan memberikan

motifasi belajar siswa, pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam dan para pengajar,

dan para pihak tertentu yang berada dalam lembaga pendidikan pada umumnya serta

sebagai bahan masukan dan bahan koreksi untuk permasalahan yang berkaitan dengan

peran Guru pendidikan agama Dalam Meningkatkan motifasi belajar siswa di sekolah

SMAN 2 Kota Ternate.

F. Defenisi Operasional

Dari judul skripsi diatas terhadap dua variable peran guru dan motivasi belajar siswa,

maka dibawah ini akan dijelaskan kedua variable sebagai berikut:

1. Peran Guru secara umum adalah sebagai tugas pendidikan meliputi kegiatan mendidik,

mengajar dan melatih. Peran guru dalam menjalankan tugas di sekolah harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua dan mampu menarik simpati para siswa,

sehingga pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi

siswanya dalam mengajar.

2. Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiaan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek

belajar itu tercapai.

G. Sistematika Penulisan

6
Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan selanjutnya. Maka diperlukan suatu

sestematika penulisan tugas ahir ini sebgai berikut :

Bab I. Pendahuluan : Latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, defenisi operasional dan sistematika penulisan.

Bab II. Kajian Teori : Pengertian peran guru, dan motivasi Belajar Siswa

Bab III. Metode Penelitian : Jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek

penelitian, sumber data, teknik pegumpulan data dan Tekhnik Analisis Data.

Bab IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan : memaparkan hasil penelitian di

lapangan yaitu di SMAN 2 Kota Ternate, penyajian dan analisis data.

Bab V. Penutup : Terdiri dari simpulan dan saran.

Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran

Riwayat Hidup Penulis

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Peran Guru

1. Pengertian Guru

Secara garis besar, guru berarti seorang pengajar suatu ilmu. Akan tetapi bidang ilmu

itu beraneka macam, sebutan untuk guru pun bisa bermacam-macam. Misalnya guru

mengaji, guru musik, guru menari, guru melukis, dan lain sebagainya. Bahkan ada pula

guru dalam hal-hal yang bermakna negatif, seperti guru mencopet dan guru merampok.10

Guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya

memikul dan sebagian tangung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua.

Mereka ini tatkala menyerahkan anaknya kesekolah, sekaligus berarti melimpahkan

sebagian tangung jawab pendidikan anaknya kepada guru.11

Menurut Jamal M’ruf Asman, guru di artikan sebagai orang yang pekerjaanya (mata

pencaharianya, profesinya) mengaja.12 guru dalam pengertian sederahana adalah orang

yang memfasilitas alih imu pengentahuan dari sumber belajar peserta didik.sementara

masyarakat

10
Hamza B. Uno. Profesi Pendidikan, Cet 6, (Jakarta: Grapika,2009), hlm. 15
11
Zakiyah Daradzat, ilmu pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,2014), hlm. 39
12
Jamal M’ruf Asman, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Keratif, Dan Inovatif , (Cet.ke- II
Jongjakarta:Diva Press,2009),.hlm.20.

8
memandag guru sebagai orang orang melasanakan pendidikan sebagai sekolah,masjid,

mushola,atau tempan yang lain.13 guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan

belajar mengajar. Dia memiliki pribadi keguruan yang unik,artinya tak ada dua guru yang

memiliki pribadi keguruan yang sama.14

Pada umumnya orang-orang mengatakan bahwa guru dan pendidik memiliki arti yang

sama. Pendidik berasal dari kata dasar didik, dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI)

artinya “memelihara dan memberi.atihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan

kecerdasan pikiran”. Arti lain dari kata pendidik adalah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan guru, dalam Kamus

Besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah “orang yang pekerjaannya (mata

pencahariannya, profesinya) mengajar”. Tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu

membuat orang lain memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya.

Dari pengertian keduanya dapat disimpulkan, antara pendidik dan guru memiliki arti

yang sama yaitu melaksanakan proses pembelajaran. (kegiatan belajar mengajar), serta

melatih dan menilai hasil pembelajaran. Jadi, dapat dikatakan bahwa pendidik adalah guru

yang menjadi panutan bagi siswa. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas

pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin.

Kata guru dalam bahasa arab disebut (mu‟allim) dan dalam bahasa inggris disebut (teacher)

memiliki arti sederhana, yaitu a person whose occupation teaching other. Artinya guru ialah

seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Adapun guru dalam bahasa jawa adalah

seorang guru yang harus digugu dan ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala

sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini kebenarannya oleh

13
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodologi Pengajaran Agama Islam.
(Jakarta:T,Pn., 1983) ,hlm.114
14
Ahmad, Tafsir Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Cet, ke, II Bandung: Remaja
Rosdarkarya,1994), hlm 74-75

9
semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari guru dijadikan sebuah kebenaran

yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi. Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang

guru menjadi suri tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berpikir, cara bicara dan

cara berperilakunya sehari-hari.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, guru adalah “manusia yang memiliki

kepribadian sebagai individu” kepribadian guru, seperti halnya kepribadian individu pada

umumnya terdiri atas aspek jasmaniah, intelektual, sosial, emosional dan moral. Berkaitan

dengan hal ini, sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam

proses belajar-mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan siswa atau anak didik ke taraf

yang dicita-citakan.

2. Peran Guru

Menurut Kamus lengkap bahasa indonesia Modern, “peran adalah pemain atau sesuatu

yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu

hal atau peristiwa”.15

Sedangkan dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah peran guru. Sehingga dapat

penulis simpulkan bahwa peran guru adalah pemain yang terlibat (guru) dalam melakukan

suatu hal atau kegiatan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik”, dan

“pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri seorang guru. Peranan

guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai

interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun staf yang lain. Dari

berbagai kegiatan interaksi belajar-mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi

peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru

banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan siswa.

15
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 28 oktober, 2008) hlm.5

10
Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu

guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses

pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru

mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan,

dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.16

Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan sebagaimana

dikutip Sardiman A.M, antara lain:

a. Prey Katz menggambarkan “peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat

memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing

dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan

yang diajarkan”.

b. Havighurst menjelaskan bahwa “peranan guru di sekolah sebagai pegawai (employee)

dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinate) terhadap atasannya, sebagai

kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya

dengan anak didik, sebagai pengantar disiplin, evaluator dan pengganti orangtua”.

c. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru “menguasai dan

mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari,

mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa”.17

Peran guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk

memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Fasilitas yang di berikan oleh guru

tersebut selain berupa media pembelajaran, metode, dan penguasaan materi agar siswa dapat

dengan mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak di pahami oleh siswa

dan di dapat pada guru. Peran guru sebagai pengelola, guru berperan dalam menciptakan

16
Yusufhadi Miarso, Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan, (Kencana
2008). hlm .61
17
Sariman A.M. Interaksi motivasi belajar mengajar ,cet ,22, (PT Rajagrafindo Persadajanuari 2000)
hlm. 50

11
iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan

kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar

bagi seluruh siswa. Dalam melakukan pengelolaan pembelajaran ada dua macam yang harus

di laksanakan oleh guru yaitu, mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai

sumber belajar itu sendiri. Peran guru sebagai demonstrator, yang dimaksud guru sebagai

demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat

membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua

konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, guru harus menunjukan sikap-sikap yang terpuji

karena guru merupakan sosok ideal dalam setiap aspek kehidupan. Apa yang di lakukan oleh

guru akan ditiru oleh setiap siswa. Kedua, guru harus dapat menunjukan bagaimana caranya

agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena

itu sebagai demonstrator erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih

efektif.

Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (pasal 1) dinyatakan

bahwa,”guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan meneggah”.18

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada

siswa di sekolah. Selain memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga bertugas

menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada siswa memiliki kepribadian yang pari purna.19

Tugas dan peran guru sebenarnya satu kesatuan utuh. Hanya saja terkadang tugas dan

fungsi disejajarkan sebagai perjabaran dari peran. Untuk itu berikut dipaparkan pendapat

suparlan (2005) tentang tugas dan fungsi guru:

18
Rusdiana, Yeti Haryanti , Pendidikan Profesi keguruan,(Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm.48
19
Pupuh Fathurrohman,Strategi Belajar Mengajar,(Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm.43

12
a). Peran sebagai educator memiliki fungsi (a) mengembangkan kepribadian; (b)

membimbing; (c) membina budi pekerti; (d) memberikan pengarahan.

b). Peran sebagai manajer memiliki fungsi; mengawal pelaksanaan tugas dan fungsi tugas

berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

c. Peran sebagai administrator memiliki fungsi; (a) membuat daftar presensi; (b) membuat

daftar penilaian; (c) melaksanakan teknis administrasi sekolah; (d) melaksanakan teknis

administrasi sekolah. Disekolah seorang guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah

untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya ditetapkan. Dalam menetapkan

kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, perorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian, sarana dan prasarana, personalia, sekolah, keuangan dan hubungan

sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik pikiran maupun

tenaganya.20

3. Pendidikan agama Islam

1. Pengtertian

Muhammad Fadhil Al-Jamali mendefenisikan pendidikan agama islam adalah upaya

mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia lebih maju dengan berlandaskan

nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih

sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.21

Menurut Ahmad Tafsir menyatakan pendidikan dalam islam merupakan sebuah

rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal,

mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusian yang diemban-sebagai

seorang hamba dihadapan Khaliq-Nya dan sebagai ‘pemelihara’ (Khalifah) pada semesta.

Karenanya fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik (generasi

20
Soetjipto dan Raflis Kosari, “Profesi Keguruan “.(Jakarta Rineka Cipta, 2010), hlm. 143
21
Maimun, Menjadu Guru Yang Dirindukan, (Jakarta: Kurnia Kalam Semesta,2014), Cet-2, hlm.14-
15

13
penerus) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan

dan kesiapan untuk terjun ketegah masyarakat (lingkungan).22

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak

mulia, dan mengamalkan ajaran agama Islam.23

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan peran guru pendidikan agama Islam adalah

orang yang melakukan bimbingan pengajaran atau latihan secara sadar terhadap siswanya

untuk mencapai tujuan pembelajaran menjadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada

Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

2. Tujuan pendidikan agama Islam

Setiap pendidikan yang dilakukan baik secara formal dan non formal tentu

mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun yang dimaksud dengan tujuan adalah

“sasaran yang ingin dicapai “.24 Lebih jauh dijelaskan tujuan adalah “sasaran yang ingin

dicapai seorang atau kelompok arah setelah melakukan suatu kegiatan.”25 Dari pengertian

diatas dapat dipahami bahwa tujuan adalah suatu yang ingin hendak dicapai setelah

melakukan aktivitas atau kegiatan. Sedangkan tujuan pendidikan dijelaskan dalam UU

sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 adalah untuk berkembanya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Berakhlak mulia, sehat, berilmu, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta

bertangung jawab.26

22
Hj. Lubna, Mengurangi Ilmu Pendidikan Islam,(Mataram: LKIM Mataram,2009), Cet.1, hlm.3-5
23
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hlm.21
24
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Isla, hlm.23
25
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),hlm.29
26
Syah Darwyn, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada),
hlm 2

14
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam adalah

menanamkan nilai agama untuk dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari serta

memberikan kemampuan untuk kelangsungan hidup, baik dalam melaksanakan tugas

maupun menghadapi problem atau masalah yang dihadapinya.

Adapun tujuan pendidikan agama Islam dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Tujuan umum

Adapun yang dimaksud dengan tujuan umum adalah membimbing anak agar mereka

menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta

berguna bagi masyarakat agama dan negara.27 Tujuan agama Islam meliputi aspek

kemajuan yang meliputi sikap, tingka laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.

b. Tujuan khusus

Adapun yang dimaksud dengan tujuan khusus pendidikan agama Islam adalah “tujuan

pada setiap tingkat yang dilalui.”28 Lebih jauh dijelaskan bahwa “tujuan khusus lebih

praktis sifatnya sehingga konsep pendidikan agama Islam tidak hanya sekedar

idealisme ajaran-ajaran Islam tetapi juga dapat difokuskan sebagai harapan yang

dicapai dalam tahap proses pendidikan sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang

telah dicapai.29

B. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak

sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena

27
Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, hlm.45
28
Ibid., hlm. 46
29
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektif PAI di Sekolah, hlm 8

15
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya.30

Motivasi merupakan suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang dalam

bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujun tertentu. Motivasi adalah suatu dorongan dari

dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan

yang direncanakan. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (individu) seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor yang melepaskan

energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor pengerak dari setiap kegiatan yang

akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan musan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbutan-perbuatan

yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi

ujian dengan harapaan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi

dengan tujuan.

30
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa cet,1, (PT Remaja Rosdakarya,
September 2015) hlm.5

16
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha kerena

adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang

baik. Dengan kat lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya

motivasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapain prestasi belajarnya.

Menurut Hamalik dikutip Yamin (2006: 158-159) meliputi sebagai berikut:

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan

timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbutan pencapain tujuan

yang diinginkan.

3. Motivasi sebagai pengerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau

lambatnya suatu pekerjaan.31

Newstrom, dikutip Wibowo (2013: 110), mengemukakan bahwa motivasi adalah:

a. Engagement. Merupakan janji pekerja untuk menunjukan tingkat antusiasme, inisiatif,

dan usaha meneruskan.

b. Commitment. Komitmen adalah suatu tigkatan di mana pekerja mengikat dengan

organisasi dan menunjukan tindakan organizational citizenship.

c. Satisfaction. Kepuasan merupakan refleksi pemenuhan control psikologis dan memenuhi

harapan di tempat kerja.

d. Turnover. Merupakan kehilangan pekerja yang dihargai.32

b. Jenis-jenis Motivasi Belajar

31
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. cet,1, (PT Remaja Rosdakarya,
September 2015) hlm.8
32
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. cet,1, (PT Remaja Rosdakarya,
September 2015) hlm.10

17
Dalam hal ini akan dilihat dari dua sudut pandang yaitu, motivsi yang berasal dari dalam

diri pribadi seseorang disebut “motivasi intrinsic” dan motivasi yang

berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motovasi ekstrinsik.”

1. Motivasi Intrinsik

Menurut Winkel, motivasi timbul dari dalam diri seseorang tanpa bantuan orang lain.

Sedangkan menurut Syaiful Djamarah motivasi intrinsik adalah moti-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang

2. Motivasi Ekstrinsik

Menurut Syaiful Djamarah, motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif karena

adanya rangsangan dari luar.33 Dengan demikian, dapat disimpulkan motivasi

ekstrnsik adalah motivsi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar.

c. Macam-macam Motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis motivsi ini dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

a. Motif-motif bawaan

Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi

itu ada tanpa dipelajari sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan

untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristrahat, dorongan seksual.

b. Motif-motif yang dipelajari

Maksunya motif-motif yang timbul karena dipelajari sebagai contoh: dorongan

untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di

33
Syaiful Djanarah, Pssikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm 258

18
dalam masyarakat. Motif-motif diisyaratkn secara sosial. Sebab manusia hidup

dalam lingkran sosial dengan sesame manusia yang lain, sehingga motivasi itu

bentuk. Frandsen megistilahkan dengan offiliative needs. Sebab justru

dengankamampuan berhubungan, kerja sama di dalam masyarakat tercapailah suatu

kepuaasaan diri. Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat ramah,

kooperatif, membina hubungan baik.34 dengan sesame, apalagi orang tua dan guru.

Dalam kegitan belajar-mengajar, hal ini dapat membantu usaha mencapai prestasi.

d. Bentuk-bentuk Motivasi

Di dalam kegiataan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsic maupun

ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi peljar dapat mengembangkan aktivitas dan

inisiatif, dapat mengaraahkan dan memelihara ketekunan dalam melkukan kegiatan belajar.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajaar.

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sombol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar,

yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.

2. Hadia

3. Hadia dapat juga dikatan sebai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadia

untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak aakan menrik bagi seseorang yang tidak senng

dan tidak akan menrik bagi pekerjaan tersebut.

4. Saingan/Kompetisi

34
Rahmalina Wahab. Psikologi belajar Cet.2, ( PT Jakarta Rajawali Persada, 2016). hlm. 21

19
Singan atau kompetisi dapat digunkan sebagi alat motivasi untuk mendorong belajar

siswa.

a. Ego-involvemen

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan

menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri,

adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup pentin.

b. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulanagan. Oleh

karena itu, member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

1. Mengetahui hasil.

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong

siswa untuk lebih giat belajar. Seamakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat,

maka ada motivasi pada diri siswa unruk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus

meningkat.

2. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu

diberikan pujian. Pujin ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan

motivasi yang baik.

3. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif.

4. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan, ada maksud untuk belajar.

5. Minat

20
Minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan dengan

lancar kalau disertai dengan niat.

6. Tujuan yang diakui

Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang

sangat penting.35

e. Peranan motivasi

Motivasi secara umum dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku

individu, termasuk ketika tiap-tiap individu atau sekelompok individu melakukan aktifitas

pembelajaran. Terdapat beberapa peranan penting motivasi dalam aktifitas pembelajaran

antara lain:

1). Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang yang sedang

menjalani aktifitas pembelajaran dihadapkan pada beberapa masalah yang memerlukan

pemecahan dan dapat dipecahkan melalui hal-hal atau pengalaman yamg pernah dilalui

dalam pembelajaran. Bagi seseorang pembelajar, adalah penting untuk mengaitkan antara

materi balajar dengan pengalaman yang pernah dilalui oleh seorang peserta belajar.

2). Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat hubungannya dengan makna

belajar bagi seseorang. Seorang pembelajar yang baik akan dapat mengarahkan

pembelajaran pada pemaknaan atau penjelasan tentang arti penting kegiatan pembelajaran

pada para peserta pelajar. Akan lebih baik lagi jika para peserta belajar telah mengetahui

dan merasahkan kemanfaatan dari materi-materi pembelajaran yang hendak mereka jalani.

3). Peran motivasi dalam menentukan ketekunan belajar

35
Sariman A.M. Interaksi motivasi belajar mengajar cet ,22, (PT Rajagrafindo Persada, januari
2000) hlm. 86

21
Motivasi dikatakan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tekunan dan

ketahanan daya belajar dalam proses pembelajaran. Seseorang peserta belajar akan

berusaha sekuat tenaga untuk menjalani proses-proses belajarnya apabila ia yakin akan

dapat memperoleh hasil yang baik. Demikian pula sebaliknya, ia cenderung mengalami

penurunan semangat manakali menyadari bahwa hasil belajar yang sukar untuk ia

peroleh.36 Siswa akan tergoda melakukan hal lain apabila seseorang kurang atau tidak

memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak akan tahan lama untuk belajar.

f. Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik

sangat diperlukan. Dengan motivasi, peserta didik dapat mengembangkan aktifitas

dan inisiatif, dapat mengarahkan dam memelihara ketekunan dal;am melakukan

kegiatan belajar.

g. Indikator motivasi

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal siswa-siswa yang

sedang belajar untuk mengadakan perubahan tinkalaku, pada umumnya dengan

berupa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar

dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Indikator motivasi dapat diklafikasikan sebagai berikut:

1). Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2). Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3). Adanya harapan cita-cita dan masa depan

4). Adanya penghargaan dalam belajar

5). Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

36
Lukman Hakim, Manajemen Pendidikan, hlm. 134

22
6). Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang

siswa belajar dengan baik.37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penilitian

Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif

kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan peran mengajar guru terhadap motivasi

belajar siswa pada pembelajaran PAI pada siswa SMAN 2 Kota Ternate.

B. Tempat Dan Waktu Penilitian

Tempat penelitian adalah SMAN 2 Kota Ternate, sedangkan waktu yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu mulai dari bulan juni sampai dengan bulan juli 2019.

C. Subjek Penilitian

Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru PAI dan siswa kelas XI

SMAN 2 Kota Ternate.

D. Data Sumber Data

37
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya. hlm.23

23
1. Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secaraa langsung dari guru

PAI siswa-siswa kelas XI SMAN 2 Kota Ternate.

2. Sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh dari tata

usaha, wakasek kurikulum, kepala sekolah terkait dengan keadaan sekolah dan

jumlah siswa atau data yang berkaitan dengan referensi dan data-data terkait yang

berkaitan dengan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument yang berkaitan dengan

variabel yang diteliti. Instrumen tersebut berupa panduan wawancara dan lembar

observasi.

F. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan

pengamat dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenail hal-hal yang terjadi pada

individu siswa atau kelompok dalam hal ini yaitu tingkat partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran, perhatian, dan minat. Dimulai dari kegiatan awal sampai pada ahir tindakan.

Adapun pengamtan ini dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi dan catatan

lapangan yang dipkai untuk memperoleh data secara objektif.

2. Wawancara

Wawancara atau intervieu adaalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan wawancara mendalam. wawancara ini

responden tidak diberi kesempatan sama untuk mengajukan pertanyaan.

24
Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan secara langsung, metode ini dilkukan

untuk data atau hasil pembelajaran Pendidikan agama Islam materi.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini pengambilan dokumentasi dilakukan pada kepala sekolah,

beberapa guru, dan beberapa siswa untuk mendapatkan.

G. Tekhnik Analisis Data

Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data yaitu :

1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk di analisis. Langkah ini melibatkan

transkripsi wawancara, menscaning materi, mengetik data lapangan atau memilah-

milah dan menyusun data tersebut kedalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada

sumber informasi.

2. Membaca keseluruhan data. Pada tahap ini, peneliti menulis catatan-catatan khusus

atau gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh.

3. Mengenalisis lebih detail dengan mencoding data. Coding merupakan proses

mengolah materi/informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya

(Rosman dan Rallis. Langkah ini melibatkan beberapa tahap mengambil data tulisan

atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses pengumpulan mensegmentasi

kalimat-kalimat atau gambar-gambar tersebut kedalam kategori-kategori, kemudian

25
26
BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Gambar umum lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat Sekolah

SMA Negeri 2 Kota Ternate didirikan pada tahun 1983, dengan

status Negeri. Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di SMA

Negeri 2 Kota Ternate sejak berdiri adalah : 1

Tabel 1: Sejarah Sekolah

Nama Priode Tugas

1. M. LUHULIMA 1983 s/d 1984

2. J. REHIYARA, BA 1984 s/d 1996

3. UNTUNG WARISMIN, BA 1996 s/ d 2003

4. Drs. ARBY SAMAD, MM 2003 s/d 2009

5. Drs. UMAR ZEN 2009 s/d 2017

6. Drs. JAINUDDIN MS. Hi IDRIS 2017 s/d Sekarang

1
Sumber data primer 2019: Dokumentasi di SMA Negeri 2 Kota Ternate

27
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bertitik tolak dari permasalahan yang dibahas pada penelitian ini, maka dapat di tarik

kesimpulan sebagai berikut:

3. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,

pada pembelajaran pendidikan Agama Islam siswa SMAN 2 Kota Ternate peran guru

sangatlah penting dimana seorang guru berusaha tampil semaksimal mungkin dalam

berbagai interaksi atau proses kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

telah di harapkan.

4. Guru Pendidikan Agama Islam memotivasi belajar siswa SMAN 2 Kota Tenate,

motivasi seorang guru sangat penting, guru sebagai motivator, insiator, dan

memberikan nasehat serta meberikan hadiyah berupa apa saja untuk menyemangati

peserta didik agar supaya mereka lebih giat belajar dan melaksanakan apa yang telah

di harapkan bersama yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dicita-

citakan.

B. Saran

Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Pada Pembeljaran Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Kota Ternate perlu

ditingkatkan agar mencapai hasil yang optimal, oleh sebab itu saran peneliti

disampaikan terutama kepada:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah sebagai penentu kebijakan pelaksanaan pendidikan di

sekolah, maka dukungan, pemikiran dan partisipasinya terhadap meningkatkan

28
profesionalisme guru yang berdampak pada peningkatan motivasi belajar

siswa sangat dibutuhkan, baik dukungan moril maupun spiritual.

2. Guru

Para Guru agar lebih meningkatkan motivasi belajar baik itu menyangkut di

dalam pembelajaran atau di luar pembelajaran, agar apa yang di harapkan di

dalam pembelajaran dapt di peroleh dengan maksimal

3. Siswa

Di harapkan kepada siswa agar aktif belajar baik disekolah, dirumah sebagai

perwujudan motivasi yang dimiliki baik motivasi dari dalam maupun dari luar

agar mendapat prestasi yang baik dan juga bisa menunjukan akhlak yang

mulia dalam kehidupan sehari-hari.

29
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, cet.


2 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Jamal Ma‟ruf Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan
Profesional, Diva Press, Jogjakarta, 2009.
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya.
Hj. Lubna, Mengurangi Ilmu Pendidikan Islam,Mataram: LKIM Mataram,2009, Cet.1,
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta: Pusat Bahasa, 28 oktober, 2008
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. PT Remaja Rosdakarya
cet,1,September 2015
Lukman Hakim, Manajemen Pendidikan, Jakarta Genta Press 2008
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektif PAI di Sekolah, Jakarta Remaja
Tosdolarya 2001
Maimun, Menjadu Guru Yang Dirindukan, (Jakarta: Kurnia Kalam Semesta,2014, Cet-2,
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Pupuh Fathurrohman,Strategi Belajar Mengajar,Bandung: Refika Aditama, 2011.
Rahmalina Wahab. Psikologi belajar PT Jakarta Cet.2 Rajawali Pers, 2016.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia 2002
Rusdiana, Yeti Haryanti , Pendidikan Profesi keguruan, Bandung: Pustaka Setia, 2015
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam Jakarta Kalam Mulia 2008
Sariman A.M. Interaksi motivasi belajar mengajar PT Rajagrafindo Persada,cet ,22,januari
2014
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press. 2004.
Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Suparman S., Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa, Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2010.
Soetjipto dan Raflis Kosari, “Profesi Keguruan “.Jakarta Rineka Cipta, 2010,
Sardiman.A.M. loc. cit.
Syah Darwyn, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Gaung
Persada
Sariman A.M. Interaksi motivasi belajar mengajar, PT Rajagrafindo Persada, cet ,22 januari
2000

30
Yusufhadi Miarso, Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan,
Jurnal Pendidikan Penabur, 2008.
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998
Zaenal Aqib, Profesionalisme dalam Pembelajaran, (Surabaya: Cendekiawan, 2002.
Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Surabaya: Biro Ilmia Cet 8 1983

31
LAMPIRAN-LAMPIRAN

32
(Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Ternate)

1. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam


khususnya kelas XI
2. Menurut bapak bagaimana cara mengajar guru pendidikan agama Islam kelas XI,
apakah memenuhi syarat
3. Bagaimana peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa khususnya kelas XI
4. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam mendisiplikan guru dalam proses belajar
mengajar
5. Apa saja kendala motivasi belajar siswa dan apakah solusi dalam meningkatkan
motivasi belajar

(Pedoman Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negerim 2

kota Ternate)

1. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam


2. Bagaimana respon dari siswa ketika proses belajar mengajar
3. Bagaimana tindakan ibu ketika melihat siswa tidak memperhatikan penjelasan ketika
mengajar di dalam kelas
4. Bagaimana peran yang dilakukan ibu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
Hukuman apa yang diberikan

Pedoman Wawancara Dengan Siswa SMA Negeri 2 Ternate)

1. Bagaimana cara siswa menerima motivasi belajar yang diberikan guru pendidikan
agama Islam
2. Bagaimana cara siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
3. Bagaimana perasaan siswa ketika terlambat datang sekolah, apakah takut atau biasa
saja
4. Apakah ketika diberi pujian oleh guru pendidikan agama islam, siswa dapat
menambah semanagat atau minat kalian dalam belajar

33
DOKUMENTASI

Wawancara dengan Kepala Sekolah di ruangan kepalah Sekolah tanggal 28 Juni

34
Wawancara dengan guru agama Islam di dalam kelas tanggal 1 Juli

Wawancara dengan Ibu Junaeda guru agama Islam dalam kelas tanggal 4 Juli

35
Wawancara dengan siswa dalam ruamgan tanggal 7 Juli

36
37
38
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama lengkap Gustina Anwar panggilan Tina lahir di Busua pada tanggal
16 Agustus 1996 dari pasangan suami istri Bapak Anwar Barham dan Ibu Aiya Ali. Penulis
adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Penulis sekarang bertempat tinggal, di kelurahan
dufa-dufa kota ternate.

Pendidikan yang telah di tempuh oleh penulis yaitu SD Negeri Talapaon Kecematan
Makian Barat Kabupaten Halmahera Selatan, SMP Negeri 6 Pulau Makian Kecematan
Makian Barat Kabupaten Halmahera Selatan lulus pada tahun 2012, dan SMA Negeri 2
Pulau Makian Kecematan Makian Barat Kabupaten Halmahera Selatan.

Kesibukan selain kuliah, penulis belajar berorganisasi dengan bergabung di LDK PAI
pada semester awal, Di lembaga tersebutlah penulis mengenal tentang banyak hal, termasuk
tentang kajian Islam, organisasi yang dirasa sangat membantu dalam proses penyelesaian
tugas
akhir ini.
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 5)”, dengan
berpegang pada salah satu ayat yang terdapat dalam al-Qur’an ini penulis percaya bahwa
sesulit apapun jalan hidup yang harus di lalui akan selalu ada kemudahan yang menyertainya,
jangan menyerah dan berputus asa, karena pertolongan AllahSwt.sangat dekat untuk orang-
orang yang senantiasa berdoa, berikhtiyar, dan bertawakal kepada-Nya. Penulis dapat
dihubungi 081344577038

39

Anda mungkin juga menyukai