Oleh
GUSTINA ANWAR
15-131-046
i
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMAN 2 KOTA TERNATE TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Jurusan Pendidikan Agama Islam diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Oleh
GUSTINA ANWAR
15-131-046
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 15131046
Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri,
MATERAI 6000
Gustina Anwar
Nim. 15131046
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang di tulis oleh Gustina Anwar NIM. 15131046 program studi Pendidikan Agama
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh Gustina Anwar NIM. 15131046 ini telah dipertahankan di depan
sidang Majelis Munaqasyah Skripsi pada hari Rabu, 07 Agustus 2019, dan dapat diterima
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK).
Dekan FTIK
v
ABSTRAK
Nim : 15-131-046
Judul Skripsi : Peran Guru Agama Islam Dalam Peningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2
Kota Ternate
Bardasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah (1) Bagaimana peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa SMAN 2 Kota Ternate. (2) Guru Pendidikan
Agama Islam dalam memotivasi belajar Siswa SMAN 2 Kota Ternate. Adapun Tujuan
Penelitian (1) Untuk mengetahui peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa SMAN 2 Kota Ternate (2) Guru
Pendidikan Agama Islam memotifasi Belajar Siswa di SMAN 2 Kota Ternate.
Peneliti ini mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek adalah Guru
Pendidikan Agama Islam di SMAN 2 Kota Ternate. dilakukan melalui prosedur observasi,
wawancara, pengumpulan data dan dokumentasi dan teknik analisis data dan tahap
kesimpulan dan saran.
Hasil penelitian ini adalah (1) dengan adanya peran guru yang baik dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam SMA Negeri
2 Kota Ternate. (2) Dengan memberikan motivasi yang tinggi siswa dapat meraih prestasi
yang lebih baik sesuai dengan apa yang dapat di cita-citakan.
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
َ ن
ْغی ِْر زْ َم ِنكُم َْ ْع ِل ُموا والَ َْد ك ُِْم فَِْا نَّ ُھمْ َمخلُو قُو
ِْ ن ِل َْز َم َ
Didiklah anak-anak kamu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk
menghadapi zaman yang berbeda dengan zaman kamu ini.
(H.R. Bukhari)
Dengan Rahmat Allah Subhanahu wata’ala dan demgan kemuliaan serta keberkahan
Hidup Baginda Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam. Skripsi saya persembahkan
kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahku anwar dan ibuku Aiya yang tidak pernah bosan
dan do’anya dengan setulus demi kesuksesanku untuk mencapai Ilmu pengetahuan
yang bermanfaat.
vii
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat AllahSWT. Atas limpahan rahmat
dan hidayah serta dengan ijinNyalah sehingga berbagai rintangan dan hambatan dalam
Shalawat serta salam juga taklupa kita curahkan kepada baginda tercinta Muhammad
SAW, beserta keluarga dan parasahabat sahabatnya. Penulisan Sikripsi merupakan salah satu
kewajiban dan syarat bagi setiap mahasiswa Pendidikan agama islam dalam menyelesaikan
studinya untukmemperoleh gelar serjana di IAIN Ternate. Selaku hamba yang tidak luput
dari kesalahan dan kehilafan, dapatlah penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
skripsi ini masih jauh dari kebenaran dan kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan penuh
kerendahan dan hati yang ikhlas penulis mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak
yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena,
antara lain:
1. Bapak Dr.Samlan Hi. Ahmad, M.Pd Selaku Rektor Institut Agama Islam
Negara(IAIN) Ternate.
2. Bapak Dr. M. Tahir Sapsuha, M. Ag selaku Wakil Rektor I, Dr. Marini Abdul
Djalal, S.Ag.M.HI Selaku Wakil Rektor II dan Bapak Dr.Adnan Mahmud S.Ag.MA
3. Bapak Dr. Radjiman Ismail, M.Pd Dekan Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan IAIN
Ternate, Drs. Ramli Yusup, M.Pd. Mubin Noho, S.Ag, M. Ag Dra. Suriyani Hi.
Umar, M. Pd masing-masing sebagai Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, dan Wakil
viii
4. Terima kasih kepada Pembimbing I dan Pembimbing Ibu Dra Suryani Hj Umar. Dan
Bapak Dr. M. Taher Sapsuha, M,Ag. Selama ini telah membimbing saya dalam
5. Dra. Nursi Sapil M.Pd.I Ketua Jurusan Tarbiyah dan Seluruh Dosen Keguruan IAIN
Ternate.
6. Kepada semua pihak yang tak dapat sebutkan satu persatu, akan tetapi atas semua
7. Kepada para pembaca karya ilmiah ini kami sampaikan terima kasih, saran dan kritik
dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini dan
bertambahnya wawasan untuk kami selaku mahasiswa.
Gustina Anwar
Nim : 15-131-046
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN .................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. iii
PERSUTUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv
PENGESAHAN ........................................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI............................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifiikasih Masalah .................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
F. Defenisi Operasional ..................................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 8
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Peran Guru .................................................................................. 9
1. Pengertian Guru ....................................................................................... 9
2. Peran Guru ............................................................................................... 11
3. Pendidikan agama Islam .......................................................................... 15
B. Pengertian Motivasi ....................................................................................... 18
a. Fungsi Motivasi dalam Belajar .............................................................. 19
b. Jenis-jenis Motivasi dalam Belajar ......................................................... 20
c. Macam-macam Motivasi ........................ ................................................ 21
d. Bentuk-bentuk Motivasi........................................................................... 22
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 27
C. Subjek Penelitian ......................................................................................... 27
D. Data Sumber Data ....................................................................................... 27
E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 28
F. Tekhnik Pengumpulan Data........................................................................ 28
1. Observasi ............................................................................................... 28
2. Wawancara.............................................................................................. 28
3. Dokumentasi ........................................................................................... 29
G. Tekhnik Analisis Data ................................................................................ 29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 51
B. Saran .............................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Profil sekolah
2. Pedoman wawancara
3. Dokumentasi foto
7. Kartu bimbingan
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Untuk
mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam proses
belajar mengajar. Di antara faktor tersebut adalah guru. Guru sebagai salah satu komponen
Mengajar bukanlah hal yang mudah karena banyak hal yang harus dipahami,
dipersiapkan dan dilakukan. Mengajar bukan hanya transfer of knowledge namun juga
sehingga akan tercapai tujuan pendidikan. Guru harus mampu menyampaikan materi
pelajaran serta menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Guru yang baik adalah
guru yang mampu mengajar dengan sepenuh hati, ikhlas, inovatif, memunculkan motivasi,
memunculkan minat belajar peserta didik, serta membangkitkan semangat belajar peserta
didik.2
Dalam mengajar guru juga dituntut untuk menuntun siswanya menuju masa depan
yang cerah dan memberikan motivasi serta pengajaran yang profesional. Seorang guru harus
memiliki kepribadian yang baik sehingga mampuh dicontoh oleh guru-guru yang lain
maupun oleh siswanya. Apalagi sebagai guru Pendidikan Agama Islam, guru bukan hanya
mengajar namun menumbuhkan nilai-nilai keteladan yang baik untuk siswanya yang
1
Zaenal Aqib, Profesionalisme dalam Pembelajaran, (Surabaya: Cendekiawan, 2002), hlm. 22
2
Suparman S., Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,
2010), hlm. 60.
1
terkandung di dalamn materi pembelajaran PAI. Sala satu aktor penting dalam pendidikan
adalah guru. Karena guru adalah orang yang langsung berinteraksi dengan anak didik,
memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam belajar,
berkarya berprestasi.3 Motivasi adalah gejala dalam bentuk dorongan yang timbul pada
diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin
Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada
kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsipprinsip motivasi dalam
belajar tidak hanya sekadar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar
mengajar4. Ada beberapa prinsip penting motivasi dalam belajar, yaitu sebagai berikut: (1)
Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar, (2) Motivasi instrinsik
lebih utama daripada motivasi eksrinsik dalam belajar, (3) Motivasi berupa pujian lebih baik
daripada hukuman, (4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, (5)
Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar, (6) Motivasi melahirkan prestasi dalam
belajar.5
penting dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran PAI. Maka tugas dan
peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas
pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut proses
belajar mengajar. Menurut Sardiman, agar guru dapat melaksanaakan tugas mengajar dengan
3
Jamal Ma‟ruf Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional, (Diva
Press, Jogjakarta), 2009, hlm. 58.
4
Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 152-155
5
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press. 2004), hlm. 164
2
baik dan profsional, seorang guru harus memiliki kemampuan profesional, yaitu
terpenuhinya sepuluh kompetensi guru yang meliputi : (1) Kompetensi Menguasai bahan, (2)
Mengelola program belajar mengajar, (3) Mengelola kelas, (4) Penggunaan media atau
mengajar, (7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran, (8) Mengenal fungsi
administrasi sekolah dan (10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
Sementara menurut Abdul Madjid adalah motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Jadi motivasi pembelajaran merupakan salah satu wahana yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi siswa menuju jalan kehidupan yang
telah dianugrahkan oleh Allah SWT kepada manusia untuk dikembangkan melalui
lingkungan. Lingkungan yang dimaksudkan adalah melalui lingkungan formal yaitu proses
pendidikan, pengajaran dan latihan, lingkungan informal yaitu pengembangan dan dukungan
dari keluarga dan lingkungan non formal yaitu pengembangan potensi melalui lingkungan
social dan masyarakat. Dari dukungan ketiga lingkungan tersebut, potensi yang dimiliki
Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat penting karena guru sering dianggap
yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Dalam hal ini guru harus
mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah tersebut
7
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, cet. 2.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) hlm. 11.
3
merupakan tujuan dari pembelajaran. Oleh karena itu, banyak pihak yang menaruh harapan
Peran guru juga sangat urgen dalam membuat siswa termotivasi untuk belajar,
menurut Suyono seorang guru juga berperan untuk membantu siswa dalam mengembangkan
ketrampilan serta pengetahuan siswa.8 Oleh karena itu guru harus bias membuat siswa
tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Bila seorang guru dalam penampilannya
sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak dapat mengembangkan potensi
yang pada siswanya. Siswa akan bersikap acuh dan malas jika menghadapi guru yang tidak
Untuk mengembangkan potensi tersebut, diperlukan motivasi yang tinggi dari siswa untuk
belajar, terutama berkaitan dengan motivasi siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI). Berdasarkan observasi dan wawancara awal dengan guru yang mengajar pada
mata pelajaran. Pendidikan Agama Islam (PAI) ditemukan bahwa ada sebahagian siswa
sebab siswa SMA merupakan usia remaja seharusnya menghabiskan waktunya untuk belajar,
menghabiskan waktunya untuk beraktivitas secara positif. Sifat-sifat kurang perduli tersebut
akan merugikan perkembangan siswa yang bersangk utan kedepannya. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk mengkaji dan menganalisa lebih mendalam, factor factor penyebab
rendahnya motivasi siswa terhadap pembelajaran PAI dan sejauh mana peran guru terutama
guru PAI untuk merancang metode pembelajaran agar siswa terdorong dan termotivasi untuk
menekuni bidang pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran pada mata pelajaran PAI.9
8
Suyono, Belajar dan pembelajaran, Cet 2, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011). hlm 66
9
Dayung Riadi, Ilmu pendiidkan Islam. Cet. 1 (Yogyakarta Nopember 2017). hlm 10
4
B. Indentifikasi Masalah
1. Peran guru untuk mengontrol siswa yang memperoleh hasil belajar dibawah
disebabkan karena siswa hanya cenderung menerima apa yang diberikan oleh
guru.
2. Motivasi belajar siswa rendah, dimana sebagian siswa masih melakukan aktivitas
C. Rumusan Masalah
Berdasankan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dibawah ini dapat
1. Bagaimana peran guru agama dalam peningkatkan motivasi belajar siswa pada
2. Bagaimana guru pendidikan agama Islam memotivasi belajar siswa SMAN 2 Kota
Tenate ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan peran guru dapat memotivasi belajar siswa pada pelajaran
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
5
Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan keilmuan, baik
pengembangan rancangan maupun metode mengajar maupun inovasi yang positif untuk
2. Manfaat Praktis
Secara praktis terkait dengan hasil penelitian ini siswa diharapkan memberikan
motifasi belajar siswa, pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam dan para pengajar,
dan para pihak tertentu yang berada dalam lembaga pendidikan pada umumnya serta
sebagai bahan masukan dan bahan koreksi untuk permasalahan yang berkaitan dengan
peran Guru pendidikan agama Dalam Meningkatkan motifasi belajar siswa di sekolah
F. Defenisi Operasional
Dari judul skripsi diatas terhadap dua variable peran guru dan motivasi belajar siswa,
1. Peran Guru secara umum adalah sebagai tugas pendidikan meliputi kegiatan mendidik,
mengajar dan melatih. Peran guru dalam menjalankan tugas di sekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua dan mampu menarik simpati para siswa,
sehingga pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi
2. Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiaan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
G. Sistematika Penulisan
6
Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan selanjutnya. Maka diperlukan suatu
Bab II. Kajian Teori : Pengertian peran guru, dan motivasi Belajar Siswa
Bab III. Metode Penelitian : Jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
penelitian, sumber data, teknik pegumpulan data dan Tekhnik Analisis Data.
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
7
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Guru
Secara garis besar, guru berarti seorang pengajar suatu ilmu. Akan tetapi bidang ilmu
itu beraneka macam, sebutan untuk guru pun bisa bermacam-macam. Misalnya guru
mengaji, guru musik, guru menari, guru melukis, dan lain sebagainya. Bahkan ada pula
guru dalam hal-hal yang bermakna negatif, seperti guru mencopet dan guru merampok.10
Guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya
memikul dan sebagian tangung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua.
Menurut Jamal M’ruf Asman, guru di artikan sebagai orang yang pekerjaanya (mata
yang memfasilitas alih imu pengentahuan dari sumber belajar peserta didik.sementara
masyarakat
10
Hamza B. Uno. Profesi Pendidikan, Cet 6, (Jakarta: Grapika,2009), hlm. 15
11
Zakiyah Daradzat, ilmu pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,2014), hlm. 39
12
Jamal M’ruf Asman, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Keratif, Dan Inovatif , (Cet.ke- II
Jongjakarta:Diva Press,2009),.hlm.20.
8
memandag guru sebagai orang orang melasanakan pendidikan sebagai sekolah,masjid,
mushola,atau tempan yang lain.13 guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan
belajar mengajar. Dia memiliki pribadi keguruan yang unik,artinya tak ada dua guru yang
Pada umumnya orang-orang mengatakan bahwa guru dan pendidik memiliki arti yang
sama. Pendidik berasal dari kata dasar didik, dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI)
artinya “memelihara dan memberi.atihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran”. Arti lain dari kata pendidik adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan guru, dalam Kamus
Besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah “orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar”. Tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu
Dari pengertian keduanya dapat disimpulkan, antara pendidik dan guru memiliki arti
yang sama yaitu melaksanakan proses pembelajaran. (kegiatan belajar mengajar), serta
melatih dan menilai hasil pembelajaran. Jadi, dapat dikatakan bahwa pendidik adalah guru
yang menjadi panutan bagi siswa. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
Kata guru dalam bahasa arab disebut (mu‟allim) dan dalam bahasa inggris disebut (teacher)
memiliki arti sederhana, yaitu a person whose occupation teaching other. Artinya guru ialah
seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Adapun guru dalam bahasa jawa adalah
seorang guru yang harus digugu dan ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala
sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini kebenarannya oleh
13
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodologi Pengajaran Agama Islam.
(Jakarta:T,Pn., 1983) ,hlm.114
14
Ahmad, Tafsir Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Cet, ke, II Bandung: Remaja
Rosdarkarya,1994), hlm 74-75
9
semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari guru dijadikan sebuah kebenaran
yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi. Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang
guru menjadi suri tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berpikir, cara bicara dan
kepribadian sebagai individu” kepribadian guru, seperti halnya kepribadian individu pada
umumnya terdiri atas aspek jasmaniah, intelektual, sosial, emosional dan moral. Berkaitan
dengan hal ini, sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam
proses belajar-mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan siswa atau anak didik ke taraf
yang dicita-citakan.
2. Peran Guru
Menurut Kamus lengkap bahasa indonesia Modern, “peran adalah pemain atau sesuatu
yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu
Sedangkan dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah peran guru. Sehingga dapat
penulis simpulkan bahwa peran guru adalah pemain yang terlibat (guru) dalam melakukan
suatu hal atau kegiatan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
“pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri seorang guru. Peranan
guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai
interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun staf yang lain. Dari
peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru
banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan siswa.
15
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 28 oktober, 2008) hlm.5
10
Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu
mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan,
dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.16
Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan sebagaimana
a. Prey Katz menggambarkan “peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat
dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan
yang diajarkan”.
kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya
dengan anak didik, sebagai pengantar disiplin, evaluator dan pengganti orangtua”.
c. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru “menguasai dan
Peran guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Fasilitas yang di berikan oleh guru
tersebut selain berupa media pembelajaran, metode, dan penguasaan materi agar siswa dapat
dengan mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak di pahami oleh siswa
dan di dapat pada guru. Peran guru sebagai pengelola, guru berperan dalam menciptakan
16
Yusufhadi Miarso, Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan, (Kencana
2008). hlm .61
17
Sariman A.M. Interaksi motivasi belajar mengajar ,cet ,22, (PT Rajagrafindo Persadajanuari 2000)
hlm. 50
11
iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan
kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar
bagi seluruh siswa. Dalam melakukan pengelolaan pembelajaran ada dua macam yang harus
di laksanakan oleh guru yaitu, mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai
sumber belajar itu sendiri. Peran guru sebagai demonstrator, yang dimaksud guru sebagai
demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat
membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua
konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, guru harus menunjukan sikap-sikap yang terpuji
karena guru merupakan sosok ideal dalam setiap aspek kehidupan. Apa yang di lakukan oleh
guru akan ditiru oleh setiap siswa. Kedua, guru harus dapat menunjukan bagaimana caranya
agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena
itu sebagai demonstrator erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih
efektif.
Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (pasal 1) dinyatakan
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada
siswa di sekolah. Selain memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga bertugas
menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada siswa memiliki kepribadian yang pari purna.19
Tugas dan peran guru sebenarnya satu kesatuan utuh. Hanya saja terkadang tugas dan
fungsi disejajarkan sebagai perjabaran dari peran. Untuk itu berikut dipaparkan pendapat
18
Rusdiana, Yeti Haryanti , Pendidikan Profesi keguruan,(Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm.48
19
Pupuh Fathurrohman,Strategi Belajar Mengajar,(Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm.43
12
a). Peran sebagai educator memiliki fungsi (a) mengembangkan kepribadian; (b)
b). Peran sebagai manajer memiliki fungsi; mengawal pelaksanaan tugas dan fungsi tugas
c. Peran sebagai administrator memiliki fungsi; (a) membuat daftar presensi; (b) membuat
daftar penilaian; (c) melaksanakan teknis administrasi sekolah; (d) melaksanakan teknis
administrasi sekolah. Disekolah seorang guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah
untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya ditetapkan. Dalam menetapkan
tenaganya.20
1. Pengtertian
nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih
rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal,
seorang hamba dihadapan Khaliq-Nya dan sebagai ‘pemelihara’ (Khalifah) pada semesta.
20
Soetjipto dan Raflis Kosari, “Profesi Keguruan “.(Jakarta Rineka Cipta, 2010), hlm. 143
21
Maimun, Menjadu Guru Yang Dirindukan, (Jakarta: Kurnia Kalam Semesta,2014), Cet-2, hlm.14-
15
13
penerus) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam dalam menyiapkan
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan peran guru pendidikan agama Islam adalah
orang yang melakukan bimbingan pengajaran atau latihan secara sadar terhadap siswanya
untuk mencapai tujuan pembelajaran menjadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Setiap pendidikan yang dilakukan baik secara formal dan non formal tentu
mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun yang dimaksud dengan tujuan adalah
“sasaran yang ingin dicapai “.24 Lebih jauh dijelaskan tujuan adalah “sasaran yang ingin
dicapai seorang atau kelompok arah setelah melakukan suatu kegiatan.”25 Dari pengertian
diatas dapat dipahami bahwa tujuan adalah suatu yang ingin hendak dicapai setelah
sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 adalah untuk berkembanya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Berakhlak mulia, sehat, berilmu, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta
bertangung jawab.26
22
Hj. Lubna, Mengurangi Ilmu Pendidikan Islam,(Mataram: LKIM Mataram,2009), Cet.1, hlm.3-5
23
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hlm.21
24
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Isla, hlm.23
25
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),hlm.29
26
Syah Darwyn, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada),
hlm 2
14
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam adalah
menanamkan nilai agama untuk dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari serta
a. Tujuan umum
Adapun yang dimaksud dengan tujuan umum adalah membimbing anak agar mereka
menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta
berguna bagi masyarakat agama dan negara.27 Tujuan agama Islam meliputi aspek
kemajuan yang meliputi sikap, tingka laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.
b. Tujuan khusus
Adapun yang dimaksud dengan tujuan khusus pendidikan agama Islam adalah “tujuan
pada setiap tingkat yang dilalui.”28 Lebih jauh dijelaskan bahwa “tujuan khusus lebih
praktis sifatnya sehingga konsep pendidikan agama Islam tidak hanya sekedar
idealisme ajaran-ajaran Islam tetapi juga dapat difokuskan sebagai harapan yang
dicapai dalam tahap proses pendidikan sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang
telah dicapai.29
B. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena
27
Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, hlm.45
28
Ibid., hlm. 46
29
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektif PAI di Sekolah, hlm 8
15
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.30
Motivasi merupakan suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang dalam
bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujun tertentu. Motivasi adalah suatu dorongan dari
dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan
yang direncanakan. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (individu) seseorang yang
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor yang melepaskan
energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor pengerak dari setiap kegiatan yang
akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi
ujian dengan harapaan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi
dengan tujuan.
30
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa cet,1, (PT Remaja Rosdakarya,
September 2015) hlm.5
16
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha kerena
adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang
baik. Dengan kat lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya
motivasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan
yang diinginkan.
3. Motivasi sebagai pengerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
31
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. cet,1, (PT Remaja Rosdakarya,
September 2015) hlm.8
32
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. cet,1, (PT Remaja Rosdakarya,
September 2015) hlm.10
17
Dalam hal ini akan dilihat dari dua sudut pandang yaitu, motivsi yang berasal dari dalam
1. Motivasi Intrinsik
Menurut Winkel, motivasi timbul dari dalam diri seseorang tanpa bantuan orang lain.
2. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Syaiful Djamarah, motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif karena
ekstrnsik adalah motivsi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar.
c. Macam-macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivsi ini dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
a. Motif-motif bawaan
Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi
itu ada tanpa dipelajari sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan
untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di
33
Syaiful Djanarah, Pssikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm 258
18
dalam masyarakat. Motif-motif diisyaratkn secara sosial. Sebab manusia hidup
dalam lingkran sosial dengan sesame manusia yang lain, sehingga motivasi itu
kooperatif, membina hubungan baik.34 dengan sesame, apalagi orang tua dan guru.
Dalam kegitan belajar-mengajar, hal ini dapat membantu usaha mencapai prestasi.
d. Bentuk-bentuk Motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi peljar dapat mengembangkan aktivitas dan
inisiatif, dapat mengaraahkan dan memelihara ketekunan dalam melkukan kegiatan belajar.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajaar.
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sombol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar,
2. Hadia
3. Hadia dapat juga dikatan sebai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadia
untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak aakan menrik bagi seseorang yang tidak senng
4. Saingan/Kompetisi
34
Rahmalina Wahab. Psikologi belajar Cet.2, ( PT Jakarta Rajawali Persada, 2016). hlm. 21
19
Singan atau kompetisi dapat digunkan sebagi alat motivasi untuk mendorong belajar
siswa.
a. Ego-involvemen
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri,
b. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulanagan. Oleh
1. Mengetahui hasil.
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
siswa untuk lebih giat belajar. Seamakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat,
maka ada motivasi pada diri siswa unruk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus
meningkat.
2. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu
diberikan pujian. Pujin ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan
3. Hukuman
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan, ada maksud untuk belajar.
5. Minat
20
Minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan dengan
Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang
sangat penting.35
e. Peranan motivasi
Motivasi secara umum dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku
individu, termasuk ketika tiap-tiap individu atau sekelompok individu melakukan aktifitas
antara lain:
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang yang sedang
pemecahan dan dapat dipecahkan melalui hal-hal atau pengalaman yamg pernah dilalui
dalam pembelajaran. Bagi seseorang pembelajar, adalah penting untuk mengaitkan antara
materi balajar dengan pengalaman yang pernah dilalui oleh seorang peserta belajar.
Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat hubungannya dengan makna
belajar bagi seseorang. Seorang pembelajar yang baik akan dapat mengarahkan
pembelajaran pada pemaknaan atau penjelasan tentang arti penting kegiatan pembelajaran
pada para peserta pelajar. Akan lebih baik lagi jika para peserta belajar telah mengetahui
dan merasahkan kemanfaatan dari materi-materi pembelajaran yang hendak mereka jalani.
35
Sariman A.M. Interaksi motivasi belajar mengajar cet ,22, (PT Rajagrafindo Persada, januari
2000) hlm. 86
21
Motivasi dikatakan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tekunan dan
ketahanan daya belajar dalam proses pembelajaran. Seseorang peserta belajar akan
berusaha sekuat tenaga untuk menjalani proses-proses belajarnya apabila ia yakin akan
dapat memperoleh hasil yang baik. Demikian pula sebaliknya, ia cenderung mengalami
penurunan semangat manakali menyadari bahwa hasil belajar yang sukar untuk ia
peroleh.36 Siswa akan tergoda melakukan hal lain apabila seseorang kurang atau tidak
memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak akan tahan lama untuk belajar.
Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik
kegiatan belajar.
g. Indikator motivasi
berupa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar
36
Lukman Hakim, Manajemen Pendidikan, hlm. 134
22
6). Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penilitian
kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan peran mengajar guru terhadap motivasi
belajar siswa pada pembelajaran PAI pada siswa SMAN 2 Kota Ternate.
Tempat penelitian adalah SMAN 2 Kota Ternate, sedangkan waktu yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu mulai dari bulan juni sampai dengan bulan juli 2019.
C. Subjek Penilitian
Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru PAI dan siswa kelas XI
37
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya. hlm.23
23
1. Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secaraa langsung dari guru
2. Sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh dari tata
usaha, wakasek kurikulum, kepala sekolah terkait dengan keadaan sekolah dan
jumlah siswa atau data yang berkaitan dengan referensi dan data-data terkait yang
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument yang berkaitan dengan
variabel yang diteliti. Instrumen tersebut berupa panduan wawancara dan lembar
observasi.
1. Observasi
pengamat dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenail hal-hal yang terjadi pada
individu siswa atau kelompok dalam hal ini yaitu tingkat partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran, perhatian, dan minat. Dimulai dari kegiatan awal sampai pada ahir tindakan.
Adapun pengamtan ini dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi dan catatan
2. Wawancara
Wawancara atau intervieu adaalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan wawancara mendalam. wawancara ini
24
Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan secara langsung, metode ini dilkukan
3. Dokumentasi
milah dan menyusun data tersebut kedalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada
sumber informasi.
2. Membaca keseluruhan data. Pada tahap ini, peneliti menulis catatan-catatan khusus
(Rosman dan Rallis. Langkah ini melibatkan beberapa tahap mengambil data tulisan
25
26
BAB IV
1
Sumber data primer 2019: Dokumentasi di SMA Negeri 2 Kota Ternate
27
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bertitik tolak dari permasalahan yang dibahas pada penelitian ini, maka dapat di tarik
3. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,
pada pembelajaran pendidikan Agama Islam siswa SMAN 2 Kota Ternate peran guru
sangatlah penting dimana seorang guru berusaha tampil semaksimal mungkin dalam
berbagai interaksi atau proses kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah di harapkan.
4. Guru Pendidikan Agama Islam memotivasi belajar siswa SMAN 2 Kota Tenate,
motivasi seorang guru sangat penting, guru sebagai motivator, insiator, dan
memberikan nasehat serta meberikan hadiyah berupa apa saja untuk menyemangati
peserta didik agar supaya mereka lebih giat belajar dan melaksanakan apa yang telah
di harapkan bersama yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dicita-
citakan.
B. Saran
Siswa Pada Pembeljaran Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Kota Ternate perlu
ditingkatkan agar mencapai hasil yang optimal, oleh sebab itu saran peneliti
1. Kepala Sekolah
28
profesionalisme guru yang berdampak pada peningkatan motivasi belajar
2. Guru
Para Guru agar lebih meningkatkan motivasi belajar baik itu menyangkut di
3. Siswa
Di harapkan kepada siswa agar aktif belajar baik disekolah, dirumah sebagai
perwujudan motivasi yang dimiliki baik motivasi dari dalam maupun dari luar
agar mendapat prestasi yang baik dan juga bisa menunjukan akhlak yang
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Yusufhadi Miarso, Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan,
Jurnal Pendidikan Penabur, 2008.
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998
Zaenal Aqib, Profesionalisme dalam Pembelajaran, (Surabaya: Cendekiawan, 2002.
Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Surabaya: Biro Ilmia Cet 8 1983
31
LAMPIRAN-LAMPIRAN
32
(Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Ternate)
kota Ternate)
1. Bagaimana cara siswa menerima motivasi belajar yang diberikan guru pendidikan
agama Islam
2. Bagaimana cara siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
3. Bagaimana perasaan siswa ketika terlambat datang sekolah, apakah takut atau biasa
saja
4. Apakah ketika diberi pujian oleh guru pendidikan agama islam, siswa dapat
menambah semanagat atau minat kalian dalam belajar
33
DOKUMENTASI
34
Wawancara dengan guru agama Islam di dalam kelas tanggal 1 Juli
Wawancara dengan Ibu Junaeda guru agama Islam dalam kelas tanggal 4 Juli
35
Wawancara dengan siswa dalam ruamgan tanggal 7 Juli
36
37
38
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama lengkap Gustina Anwar panggilan Tina lahir di Busua pada tanggal
16 Agustus 1996 dari pasangan suami istri Bapak Anwar Barham dan Ibu Aiya Ali. Penulis
adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Penulis sekarang bertempat tinggal, di kelurahan
dufa-dufa kota ternate.
Pendidikan yang telah di tempuh oleh penulis yaitu SD Negeri Talapaon Kecematan
Makian Barat Kabupaten Halmahera Selatan, SMP Negeri 6 Pulau Makian Kecematan
Makian Barat Kabupaten Halmahera Selatan lulus pada tahun 2012, dan SMA Negeri 2
Pulau Makian Kecematan Makian Barat Kabupaten Halmahera Selatan.
Kesibukan selain kuliah, penulis belajar berorganisasi dengan bergabung di LDK PAI
pada semester awal, Di lembaga tersebutlah penulis mengenal tentang banyak hal, termasuk
tentang kajian Islam, organisasi yang dirasa sangat membantu dalam proses penyelesaian
tugas
akhir ini.
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 5)”, dengan
berpegang pada salah satu ayat yang terdapat dalam al-Qur’an ini penulis percaya bahwa
sesulit apapun jalan hidup yang harus di lalui akan selalu ada kemudahan yang menyertainya,
jangan menyerah dan berputus asa, karena pertolongan AllahSwt.sangat dekat untuk orang-
orang yang senantiasa berdoa, berikhtiyar, dan bertawakal kepada-Nya. Penulis dapat
dihubungi 081344577038
39