Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBIJAKAN PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN

Makalah ini diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan Pendidikan
Islam

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Agus Pahrudin, M. Pd.

Disusun Oleh:
M. Riyan Syaiful Alam (2111010083)
Dimas Aziz Kurniawan (2111010035)
Nurul Farhani (2111010111)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayahnya


terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulisan makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Kebijakan Pendidikan Islam yang berjudul “Kebijakan pendidikan
agama dan pendidikan keagamaan”. Shalawat teriring salam kami haturkan
kepada baginda Nabi besar kita, Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan
para pengikut beliau yang setia sampai akhir Zaman, semoga kita semua
mendapat syafa’atnya di Yaumul qiamah kelak.Aamiin Ya robbal’alamin.

Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing bapak


Prof. Dr. Agus Pahrudin, M. Pd. dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami sadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dalam penulisannya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandar Lampung, 20 Februari 2023

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2

A. Pengertian Pendidikan Agama dan Keagamaan..................................... 2


B. Kebijakan Pemerintah Terhadap pendidikan Agama  dan Keagamaan. . 3
C. Implementasi Pendidikan Agama dan Keagamaan................................. 4
D. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Keagamaan............................................10
E. Manfaat Pendidikan Keagamaan.............................................................11
F. Kedudukan Pendidikan Keagamaan.......................................................12

BAB III PENUTUP............................................................................................13

1. Kesimpulan.............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan sebuah ikatan dan tuntunan yang harus ada pada setiap
manusia. Pendidikan keagamaan bermuara kepada sesuatu perwujudan dalam
mengabdikan diri kepada Tuhan Yang maha Esa dengan tunduk dan patuh atas
segala perintahnya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.
Pentingnya pendidikan keagamaan tidak saja wajib diajarkan kepada
mereka yang sudah dewasa, namun lebih khusus lagi pendidikan Keagamaan
sudah mesti diajarkan kepada ana sedini mungkin. Makalah ini membahas
mengenai pengertian pendidikan keagamaan yang diharapkan memberikan
konstribusi dalam memahami makna secara mendalam yang dimaksud dengan
keagamaan.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan Agama dan Keagamaan?
2. Apa Saja Kebijakan Pemerintah Terhadap pendidikan Agama  dan
Keagamaan?
3. Apakah Implementasi Pendidikan Agama dan Keagamaan?
4. Apakah Tujuan dan Fungsi Pendidikan Keagamaan?
5. Apakah Manfaat Pendidikan Keagamaan?
6. Apa Kedudukan Pendidikan Keagamaan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan Agama dan Keagamaan! 
2. Untuk Mengetahi Kebijakan Pemerintah Terhadap pendidikan Agama  dan
Keagamaan!
3. Untuk Mengetahui Implementasi Pendidikan Agama dan Keagamaan!
4. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi Pendidikan Keagamaan!
5. Untuk Mengetahui Manfaat Pendidikan Keagamaan!
6. Untuk Mengetahui Kedudukan Pendidikan Keagamaan!

1
Poerwadaminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 250

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Agama dan Keagamaan 


Kata “pendidikan” mengandung pengertian sebagai proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, dan bila pengertian tersebut
dikaitkan dengan ajaran Islam, maka pendidikan adalah sebagai sarana yang
paling strategis untuk melahirkan manusia yang terbina seluruh potensi dirinya
(fisik, psikis, akal, spiritual, fitrah, talenta dan sosial) sehingga dapat
melaksanakan fungsi pengabdiannya dalam rangka beribadah kepada Allah SWT
serta mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.2
Sedangkan istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya  
mengacu kepada term al-Tarbiyah, al-ta’dib, dan al-Ta’lim. Dari ketiga istilah
tersebut term yang paling popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam
ialah term al-Tarbiyah. Sedangkan term al-Ta’dib dan al-talim jarang sekali
digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal
pertumbuhan Islam. Kendatipun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga term
tersebut memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial, setiap term memiliki
perbedaan, baik secara tekstual maupun konstekstual.3
Sedangkan “Keagamaan” merupakan kata sifat dari“agama”. Sehingga
keagamaan berarti memahami dan mengamalkan nTilai-nilai ajaran agama.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama
dan Keagamaan disebutkan pada Bab I  Ketentuan Umum pasal 1, dijelaskan
bahwa:4
1. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.
2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 13
3
Haidar Daulay, Mendidik Mencerdaskan Bangsa (Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2009), h.
142
4
Daryanto s.s, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Surabaya: Apollo, 1997), h. 454

5
2. Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan
mengamalkan ajaran agamanya.
3. Pendidikan diniyah adalah pendidikan keagamaan Islam yang
diselenggarakan pada semua jalur dan jenjang pendidikan.
4. Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan
5. keagamaan Islam berbasis masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan
diniyah atau secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya.
6. Pasraman adalah satuan pendidikan keagamaan Hindu pada jalur
pendidikan formal dan nonformal.
7. Pesantian adalah satuan pendidikan keagamaan Hindu pada jalur
pendidikan nonformal yang mengacu pada sastra agama dan/atau kitab
suci Weda.
8. Pabbajja samanera adalah satuan pendidikan keagamaan Buddha pada
jalur pendidikan nonformal.
9. Shuyuan adalah satuan pendidikan keagamaan Khonghucu yang
diselenggarakan pada semua jalur dan jenjang pendidikan yang mengacu
pada Si Shu Wu Jing.
10. Tempat pendidikan agama adalah ruangan yang digunakan untuk
melaksanakan pendidikan agama.
11. Rumah ibadah adalah bangunan yang secara khusus dibangun untuk
keperluan tempat beribadah warga satuan pendidikan yang bersangkutan
dan/atau masyarakat umum.

B. Kebijakan Pemerintah Terhadap pendidikan Agama  dan Keagamaan


 
Telah ditegaskan bahwa dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa secara yuridis formal satuan pendidikan
madrasah (kementerian Agama RI) dan sekolah (Kementerian Pendidikan
Nasional RI) memiliki kesamaan derajat di mata hukum. Sebagai konsekwensi

6
dari Undang-undang tersebut tentu saja beragam peraturan, seperti Peraturan
Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas RI),
serta Peraturan Menteri Agama (Permenag RI) sebagai aturan yang secara teknis
operasional menjelaskan tentang pendidikan.5
Dari hirarki Undang-undang tersebut di atas maka lahirlah PP No. 55
Tahun 2007 tentang pendidikan Agama dan Keagamaan. Sebagaimana dalam
Pasal 30 ayat (5), dan Pasal 37 ayat (3), UU Sisdiknas 20 2003, mengamanatkan
perlunya menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan  Agama dan
Keagamaan.
Mengingat pentingnya penjabaran lebih rinci, untuk mempermudah
pelaksanaan secara tekhnis sebagai panduan di lapangan, maka tepatnya pada
tanggal 5 Oktober 2007, Produk Hukum yang berupa Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 55 Tahun 2007, ditetapkan oleh pemerintah yang dalam pengelolaannya
sesuai dengan PP 55 2007, Pasal 9 ayat 3, dilakukan oleh Menteri Agama.
Dalam Peraturan Pemerintah nomer 55 Tahun 2007 menyebutkan
bahwa“Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan
tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran
agamanya.

C. Implementasi Pendidikan Agama dan Keagamaa

Kebijakan dan implementasi tidak dapat dipisahkan, sebuah kebijakan


tidak berarti tanpa diimplemetasikan. Carl J. Frederick menyatakan bahwa
kebijakan itu adalah serangkaian tindakan seseorang, kelompok atau pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan
kesempatan-kesempatan terhadap usulan kebijakan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Kebijakan juga merupakan arah tindakan yang
mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor dalam mengatasi suatu
masalah atau suatu persoalan.6

5
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma`arif, 1962), h. 23
6
Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama Dan Pendidikan
Keagamaan, Pasal 1 ayat 2

7
Definisi tersebut menekankan pentingnya implementasi kebijakan yang  
dilakukan oleh pemerintah. Dengan pengertian bahwa usaha dalam rangka
implementasi kebijakan berarti melakukan pelaksanaan dan pengendalian arah
tindakan kebijakan sampai dengan tercapainya hasil kebijakan. 
Implementasi Pendidikan Agama dan Keagamaan yang Pada Pasal 30 ayat
(1)  UU RI Sikdiknas No.20 Th.2003 dijelaskan bahwa “pendidikan Keagamaan
diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk
agama, sesuai dengan peraturan perundang – undangan”. 
Sebagai bagian dari pendidikan nasional, Pendidikan Agama mempunyai
peran yang sangat penting dan strategis dalam rangka mewujudkan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 2 ayat (1) secara tegas
menyatakan bahwa Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat
beragama.7
Berdasarkan usaha pemerintah untuk mengimplementasikan pendidikan
Agama dan Kegamaan, makalah ini akan menganalisis kualitas muatan mata
pelajaran pendidikan agama Islam, kemudian dihubungkan dengan misi dari
Peraturan Pemerintah  RI Nomor. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan. Maksudnya adalah ingin menjawab pertanyaan apakah
kualitas muatan pendidikan agama Islam di madrasah dan di sekolah umum ikut
mendukung misi dari Peraturan Pemerintah tersebut ? 
Berdasarkan analisis penulis impelemtasi Peraturan Pemerintah terhadap
pendidikan agama dan keagamaan didasarkan pada empat hal : 
1) Peraturan Pemerintah tersebut dimaksudkan sebagai acuan dasar
(benchmark) bagi setiap penyelenggara baik pendidikan agama maupun
pendidikan keagamaan di Indonesia. 
2) Peraturan Pemerintah tersebut memiliki makna yang sangat penting, sebab
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan untuk pertama kalinya
diatur oleh Peraturan Pemerintah. 
7
Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama Dan Pendidikan
Keagamaan, Pasal 1 ayat 2

8
3) Peraturan Pemerintah ini merupakan turunan dari Undang-undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional. 
4) Dengan Peraturan Pemerintah ini pada kenyataannya menunjukkan bahwa
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan memiliki kekuatan hukum
yang sangat kuat, disamping tentunya pemerintah menunjukkan perhatian
yang serius. 8
Dalam hal ini pemakalah berasumsi bahwa usaha implementasi
pemerintah akan efektif dan efesien bila mana madrasah diberikan kesempatan
untuk mampu bersaing menciptakan keunggulan-keunggulan yang menjadi
identitas keagamaannya. Madrasah akan lebih unggul karena muatan pendidikan
agama jelas lebih banyak daripada sekolah-sekolah umum, ini berarti pendidikan
moral yang diakandung dalam pendidikan agama lebih banyak diberikan pada
madrasah. Atau dengan kata lain keterlibatan muatan pendidikan madrasah
dibandingkan dengan muatan pendidikan sekolah umum lebih dominan dalam
mendukung misi dari Peraturan Pemerinatah nomor.55 Tahun 2007 tentang
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Pembahasan dalam makalah ini
tidak berhenti disini, karena untuk mengukur kualitas muatan pendidikan agama
harus melihat bagaimana titik tekan dan ruang waktu yang cukup yang diberikan
kepada siswa, yang mana muatan mata pelajaran pendidikan agama Islam yang
diajarkan cukup padat, antara lain : al-Qur’an-hadis, Akidah-Ahlak, fikih, Sejarah
kebudayaan Islam.  9
Teori sosiologi pendidikan, diharapkan ini sebagai pisau bedah untuk
meneropong bagaimana keterlibatan dukung-mendukung antara kualitas muatan
mata pelajaran agama terhadap PP RI No.55 Th.2007 tentang Pendidikan Agama
dan Pendidikan Keagamaan. Teori ini memberikan prediksi bahwa dengan
mengetahui kualitas muatan pendidikan agama yang diberikan kepada siswa baik
di madrasah maupun di sekolah umum akan menentukan pada misi dari Peraturan
Pemerintah tersebut.

D. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Keagamaan


8
Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama Dan Pendidikan
Keagamaan, Pasal 1 ayat 2
9
M. Yusuf Al-Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj. Bustami A. Gani
dan Zainal Abidin Ahmad (Jakarta: Bulan Bintang , 1980), h. 157

9
Adapun tujuan dan fungsi pendidikan keagamaan telah dijelaskan dalam
PP No. 55 Tahun 2007 yang berbunyi: Pendidikan keagamaan berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. 10
Sedangkan tujuan pendidikan keagamaan adalah bertujuan untuk
terbentuknya peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif,
inovatif, dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang
beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.11

E. Manfaat Pendidikan Keagamaan

Agama bagi kehidupan manusia menjadi pedoman hidup. pendidikan


agama yang baik tidak saja memberi manfaat bagi yang bersangkutan, akan tetapi
akan membawa keuntungan dan manfaat terhadap masyarakat lingkungannya
bahkan masyarakat ramai dan umat manusia seluruhnya. 12 Jelaslah, bahwa agama
sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia terutama bagi yang menjalankan
agama tersebut dengan baik. Adapun beberapa manfaat pendidikan keagama
yaitu:13
Agama mendidik manusia supaya mempunyai pendirian yang kokoh dan
sikap yang positif

a. Agama mendidik manusia supaya memiliki ketentraman jiwa. Orang yang


beragama akan merasakan manfaat agamanya, lebih-lebih ketika dirinya
diberikan ujian dan cobaan

10
Muhaimin, et. al, Strategi Belajar-Mengajar Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama, h. 294
11
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: PT RINEKA
CIPTA, 2009), h. 35
12
Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama Dan Pendidikan
Keagamaan, Bab III Pasal 8 ayat 1 dan 2
13
Azizy, Qodri. Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial. (Semarang: CV. Aneka
ilmu,2003). h.120

10
b. Agama mendidik manusia supaya berani menegakkan kebenaran dan takut
untuk melakukan kesalahan. Jika kebenaran sudah ditegakkan maka akan
mendapat kebahagian dunia dan akhirat
c. Agama adalah alat untuk membebaskan manusia dari perbudakan terhadap
materi. Agama mendidik manusia supaya tidak ditundukkan oleh materi
yang bersifat duniawi. Akan tetapi, manusia hanyalah disuruh tunduk
kepada Allah swt.

F. Kedudukan Pendidikan Keagamaan

Dalam UUD 1945 dijelaskan tentang hal yang berhubungan dengan


ketuhanan yang Maha Esa pada bab XI pasa 29 yang berbunyi:

2. Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa


3. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan
kepercayaan itu.

Dari landasan di atas dapat dipahami bahwa kehidupan beragama


memengang peranan penting. Agar kehidupan beragama berjalan dengan baik,
tentu diperlukan upaya bagaimana caranya seseorang dapat mengamalkan
agamanya, maka dari itulah diperlukan pendidikan agama.14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama merupakan sebuah ikatan dan tuntunan yang harus ada pada setiap
manusia. Pendidikan keagamaan bermuara kepada sesuatu perwujudan dalam

14
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers. 2009), h.45

11
mengabdikan diri kepada Tuhan Yang maha Esa dengan tunduk dan patuh atas
segala perintahnya dan menjauhi segala yang dilarangNya. Pentingnya pendidikan
keagamaan tidak saja wajib diajarkan kepada mereka yang sudah dewasa, namun
lebih khusus lagi pendidikan Keagamaan sudah mesti diajarkan kepada ana sedini
mungkin.

Pendidikan Keagamaan dalam hal ini bermuara dalam konsep pendidikan Islam
adalah memberi pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan
jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan agama islam
menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan
menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan
kejahatannya, manis dan pahitnya. Dalam Undang-Undang  Nomor 20 tahun 2003
Bab I Pasal I ayat (1), Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia

DAFTAR PUSTAKA

Poerwadaminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,


1976.

12
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2011.

Haidar Daulay. Mendidik Mencerdaskan Bangsa. Bandung: Cita Pustaka Media


Perintis, 2009.

Daryanto s.s, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo, 1997.

Ahmad D. Marimba. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma`arif,


1962.

Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama


Dan Pendidikan Keagamaan, Pasal 1 ayat 2.

M. Yusuf Al-Qardhawi. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, terj.


Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad. Jakarta: Bulan Bintang , 1980

Haidar Putra Daulay. Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2009.

Azizy, Qodri. Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial. Semarang: CV.


Aneka ilmu, 2003.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. 

13
14

Anda mungkin juga menyukai