Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. berkat rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini, yang mana
pembuatan makalah ini bertujuan memberikan sedikit dari luasnya pembahasan
Sejarah Kebudayaan Islam. Dan kali ini penyusun membahas tentang sahabat
Nabi yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq. Dalam makalah ini dipaparkan kehidupan
beliau saat bersama Rasulullah dan saat beliau menjadi khalifaah yang pertama
umat Islam.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Khulafa‟ur rasyidin adalah para pengganti Nabi Muhammad saw. Dalam
Islam kedaulatan tertinggi ada pada Allah SWT, sehingga para pengganti Nabi tidak
memiliki fasilitas “ekstra” dalam ajaran Islam untuk menentukan sebuah hukum
baru, namun mereka termasuk pelaksana hukum.
Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan sahabat Nabi yang menjadi salah satu
orang yang mendapat gelar Asabiqulnal Awwalun yaitu orang-orang yang pertama
kali masuk Islam. Beliau juga mendapat gelar ash-Shiddiq, lantaran beliau lah orang
yang membenarkan peristiwa Isra‟ dan Mi‟raj Rasulullah.
Yang terpilih menjadi khulafaur rasyidin pertama adalah Abu Bakar ash-
Shiddiq. Abu Bakar adalah sahabat yang terpilih untuk menggantikan dan
meneruskan posisi Nabi Muhammad Saw. sebagai pemimpin negara dan umat
muslim. Ia ialah khalifah pertama yang meneruskan perjuangan setelah beliau wafa
iv
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Masalah
5. Menjelaskan profil Abu Bakar ash-Shiddiq
5
BAB II
PEMBAHASAN
Abu Bakar adalah putra dari keluarga bangsawan yang terhormat di Makkah.
Semasa kecil, ia merupakan lambang kesucian dan ketulusan hati, serta kemuliaan
akhlaknya, sehingga setiap orang mencintainya. Setelah Nabi Muhammad Saw.
wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah untuk menggantikan beliau dalam
melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan
(negara).
Bahkan, sang istri yang bernama Qutaylah binti Abdul Uzza diceraikan oleh
Abu Bakar karena tidak menerima Islam sebagai agamanya. Sedangkan, istrinya
yang lain, Ummu Ruman, menjadi muslimah. Juga, semua anaknya,kecuali
Abd Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan „Abd Rahman berpisah.
6
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Abu Bakar meninggal dunia pada
23 Agustus 634 di Madinah, karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Ia
dimakamkan di rumah putrinya, Aisyah, di dekat Masjid Nabawi, di samping makam
Nabi Muhammad Saw.
Abu Bakar adalah orang yang menemani Nabi Muhammad Saw. sejak ia
masuk Islam hingga beliau wafat. Ia tidak pernah berpisah dengan beliau, baik saat
bepergian maupun tidak. Ia hanya berpisah dengan beliau ketika Ia diberi izin untuk
melaksanakan ibadah haji dan berperang.
Ketika itu, umat Islam bersepakat untuk menambahkan nama “ash- Shiddiq”
di belakang namanya. Sebab, ia termasuk orang pertama yang membenarkan dakwah
Nabi Muhammad Saw. dan terus mengimaninya hingga ia meninggal dunia. ia
merupakan pria yang pertama masuk Islam, dan ia adalah orang yang paling menjaga
kehormatannya pada zaman jahiliah. Ia juga termasuk sahabat beliau yang paling
berani, dermawan, berpengetahuan, dan bertakwa kepada Allah Swt. Selain itu, ia
pun sahabat yang paling dikasihi oleh beliau.
Nama lengkap Abu Bakar adalah „Abd Allah bin „Utsman bin Amir bin Amru
bin Ka’ab bin Sa‟ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin
Quraisy. Nasabnya bertemu dengan Nabi Muhammad Saw. pada kakeknya (Murrah
bin Ka’ab bin Lu‟ai). Sedangkan, ibu dari Abu Bakar adalah Ummu al- Khair Salma
binti Shakhr bin Amir bin Ka‟ab bin Sa‟ad bin Taim (Ahmad, J., 2009). Dengan
demikian, bisa disimpulkan bahwa ayah dan ibunya berasal dari kabilah Bani Taim.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad Saw. Pada zaman
pra-Islam, ia bernama Abdul Ka’ab, kemudian diganti oleh beliau menjadi Abdullah.
Sebutan lain baginya adalah Atik (lolos/lepas). Nama Abdul Ka’bah berawal dari
kenyataan bahwa ibunya setiap kali melairkan anak laki-laki, pasti meninggal dunia.
begitu Abu Bakar lahir dan dikaruniai kehidupan, orang tuanya sangat gembira. Serta
merta, dijulukinya anak laki-laki mereka dengan sebutan Abdul Ka‟bah.
7
Ketika anak itu tumbuh menjadi remaja, namanya bertambah dengan julukan
Atik, yang menandakan seolah-olah ia lepas dari kematian. Tetapi, menurut para ahli
sejarah, Atik bukanlah nama baginya, melainkan sekadar julukan, karena kulitnya
yang putih bersih.
Di pihak lain, kaum Anshar berpendapat bahwa mereka adalah yang paling
8
tepat menggantikan posisi Nabi Muhammad Saw. Mereka mengemukakan alasan
bahwa Islam dapat berkembang dan mengalami masa kejayaan setelah Nabi hijrah ke
Madinah dan mendapat pertolongan kaum Anshar, kaum Anshar kemudian
mengusulkan Sa‟ad bin Ubadah sebagai pengganti.
Abu Bakar memangku jabatan khalifah selama 2 tahun lebih sedikit, yang
9
dihabiskannya (terutama) untuk mengatasi berbagai masalah dalam negeri yang
muncul akibat wafatnya Nabi Muhammad Saw. Terpilihnya Abu Bakar telah
membangun kembali kesadaran dan tekad umat untuk bersatu melanjtukan tugas
mulia Nabi Muhammad Saw.
Salah satu alasan mengapa Abu Bakar adalah Abu Bakar adalah sahabat yang
paling dekat dengan Nabi Muhammad Saw. Ia tidak pernah berpisah dengan beliau
selama hidupnya, kecuali ketika diberi izin untuk menunaikan shalat daan berperang.
Abu Bakar sering kali mendampingi Nabi Muhammad Saw (Anwar, 2002). pada saat-
saat penting. Jika berhalagan, beliau menjadikan Abu Bakar sebagai pengganti untuk
menangani tugas-tugas keagamaan atau mengurusi persoalan-persoalan aktual di
Madinah. Oleh karena itu, ia pun dipilih oleh umat sebagai pengganti (khalifah) Nabi
Muhammad Saw. ketika beliau wafat.
Selain alasan tersebut, ada faktor-faktor lain yang menyebabkan Abu Bakar
terpilih untuk memimpin kaum muslimin setelah Nabi Muhammad Saw. Faktor
penyebab Abu Bakar menjadi Khalifa yaitu, Pertama, Abu Bakar dekat dengan Nabi
Muhammad Saw., baik ditinjau dari ilmu maupun persahabatan. Kedua, Abu Bakar
adalah sahabat yang sangat dipercaya oleh Nabi Muhammad Saw. Ketiga, Abu
Bakar dipercaya oleh rakyat, sehingga mendapat gelar ash-Shiddiq (orang yang
sangat dipercaya). Keempat, Abu Bakar ialah orang yang dermawan. Kelima, Abu
Bakar adalah sahabat yang diperintah oleh Nabi Muhammaad Saw. menjadi imam
shalat jamaah. Keenam, Abu Bakar termasuk orang yang pertama memeluk Islam.
Perkembangan Islam dan perjuangan yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar
dalam rangka mengembangkan Islam Dalam berbagai bidang yakni, bidang politik
Adapun sistem politik Islam pada masa Abu Bakar bersifat sentral, sehingga
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangannya. Meskipun
demikian, dalam memutuskan suatu masallah, ia selalu mengajak para sahabat untuk
bermusyawarah. Yang ke-dua, Bidang Keagamaan Meskipun begitu, Abu Bakar
dapat disebut sebagai penyelamat dan penegak agama Allah di muka bumi. Dengan
10
sikap kebijaksanaannya sebagai kepala negara dan ke-tawadhu’an-nya kepada Allah
serta agamanya, ia mampu menghancurkan musuh-musuh yang merongrong agama
Islam, bahkan dapat memperluas wilayah Islam ke luar Arab. Masa ini terbilang
paling singkat apabila dibandingkan dengan kepemimpinan khalifah- khalifah
penerusnya (Bagir, 213M). Ketiga, bidang sosial Saat itu, kondisi sosial masyarakat
menjadi stabil dan dapat mengamankan tanah Arab dari pembangkang serta
penyelewengan, seperti orang murtad, para nabi palsu, dan orang-orang yang enggan
membayar zakat. Selain itu, keadaan kaum muslimin menjadi tenteram, tidak
khawatir lagi beribadah kepada Allah. perkembangan dagang dan hubungan dengan
kaum muslim yang berada di luar Madinah pun terkendali serta terjalin dengan baik.
selain itu, ada pula kemajuan yang dicapai, yaitu pembukuan al-Qur’an (Bastoni,
2008). Ke-empat, Pendistribusian Zakat Selain mendirikan baitul mal, pada masa
Abu Bakar, ia juga sangat memperhatikan pemerataan pendistribusian zakat kepada
masyarakat. Sebab, menurutnya, zakat termasuk salah satu instrument terpenting
dalam menyejahterakan rakyat (Al-Gazali, 2008). Ke-lima, Administrasi dan
Organisasi Pemerintahan Abu Bakar Pembagian tugas pemerintah kian hari semakin
tampak kelihatan dan lebih nyata dari zaman pemerintahan Nabi Muhammad Saw
11
4. Kesehatan seperti tentang kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan
didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani
Abu Bakar meninggal pada usianya yang ke-63 (enam puluh tiga) tahun.
Jenazah Abu Bakar al-Shiddiq dimandikan oleh isterinya yaitu Asma` binti Amisy,
sesuai dengan wasiatnya sebelum ia meninggal. Jika ada hal-hal yang tidak bisa ia
lakukan maka ia meminta bantuan kepada putranya; Abudurrahman bin Abu
Bakar(Al-Zuhry, 2001). Ada riwayat yang mengatakan bahwa Abu Bakar al-Shiddiq
menderita sakit yang mengantarkannya pada kematian disebabkan oleh makanan
yang dibubuhi racun oleh seorang Yahudi. Abu Bakar al-Shiddiq memakan makanan
12
teresbut bersama al-Harist bin Kaladah dan al-Atab bin Usaid. Mereka mengalami
penyakit yang sama dan meninggal pada hari yang sama (Al-Zuhry, 2001). Abu
Bakar al-Shiddiq memerintah lebih kurang 2 (dua) tahun. Berbagai keberhasilan telah
ia torehkan dengan tinta emas sejarah. Dan hal ini tidak akan bisa dilupakan oleh
umat Islam hingga ke akhir zaman
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Abu Bakar nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafa At-Tamimi. Di
zaman pra Islam Ia bernama Abdul Ka‟bah kemudian diganti oleh Nabi Muhammad
saw. menjadi Abdullah. Di juluki Abu Bakar karena beliau yang pertama memeluk
Islam. Gelar as-Shiddiq diperolehnya karena ia dengan sengera membenarkan semua
hal yang dibawah oleh Nabi Muhammad saw. terutama saat peristiwa Isra Mi‟raj.
Pola pendidikan Islam pada masa khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq ini
adalah sama dengan pendidikan Islam yang dilaksanakan pada masa Nabi baik materi
maupun lembaga pendidikannya. Pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq masih seperti
pada masa Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya.Dari segi
materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah,
kesehatan, dan lain sebagainya. Pertama, Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan
bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah SWT. Kedua, Pendidikan
akhlak, seperti adab masuk rumah orang, sopan santun bertentangga, bergaul dalam
masyarakat, dan lain sebagainya. Ketiga, Pendidikan ibadah seperti pelaksanaan
shalat, puasa dan haji. Keempat, Kesehatan seperti tentang kebersihan, gerak gerik
dalam shalat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.
Abu Bakar al-Shiddiq wafat pada Jumadil Akhir tahun 13 (tiga belas)
Hijriyah. pada usianya yang ke-63 (enam puluh tiga) tahun. Abu Bakar al-Shiddiq
memerintah lebih kurang 2 (dua) tahun. Berbagai keberhasilan telah ia torehkan
dengan tinta emas sejarah. Dan hal ini tidak akan bisa dilupakan oleh umat Islam
hingga ke akhir zaman
14
DAFTAR ISI
Al-Zuhry, M. bin S. bin M. (2001). Kitab al-Thabaqat al-Kubra. Cairo: Syirkah al-Dauliyah
li al-Thiba`ah.
Anwar, H. (2002). Masa Khulafaur Rosyidin. Jakarta: PT Ictiar Baru Van Hoeve.
Bagir, H. (213M). Satu Islam, Sebuah Dilema: Kumpulan Pandangan tentang Ukhuwah
Islamiyah. Bandung: Mizan.
Bakar, I. A. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Diambil dari UIN Malang Press
Fahmi, A. H. (2003). Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
15