Anda di halaman 1dari 14

“PENTINGNYA MEMINTA IZIN KEPADA ORANG TUA PADA

SAAT MEMASUKI KAMARNYA DIWAKTU-WAKTU


TERTENTU “

Di susun untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran : Hadist Tarbawi


Dosen Pengampu : Marzani, S.Pd,I.,M.Pd,I

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Evi Triutami (221513689)
2. Farah Faridah (221513764)
3. Fathul Hidayat (221513765)
4. Ghofur Mualif Albasit (221513690)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI

FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2024
Pentingnya Meminta Izin Kepada Orang Tua Pada Saat Memasuki
Kamarnya Diwaktu-Waktu Tertentu
Abdullah Nashih Ulwan menjelaskan tentang membiasakan anak untuk selalu
minta izin ketika masuk kamar orang tuanya pada waktu yang ditentukan. Ada tiga
waktu ketika minta izin masuk kamar orang tua yaitu:

Hal yang senada di atas juga disampaikan oleh Taman Saputra yang
mengemukakan bahwa pada usia kanak-kanak anak dilatih agar meminta izin ketika
ingin masuk ke kamar orang tuanya dalam tiga waktu pada saat-saat khusus bagi
kedua suami dan isteri yaitu sebelum waktu shubuh, ketika waktu dhuhur dan setelah
shalat isya. Karena di waktu-waktu tersebut kedua orang tua sedang istirahat dan
melepas pakaian.2
Abdullah Nashih Ulwan berpendapat bahwa kajian antropologi perlu
mendapat perhatian khusus dari para guru karena kajian antropologi merupakan
pekerjaan pengajaran dan penyadaran jelas bagi anak-anak ketika mereka memahami
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan antropologi dan perkawinan dalam
masalah kesehatan reproduksi. Masalah untuk mencegah pelecehan seksual dan
mencegah konsekuensi negatif yang tidak diinginkan. Sehingga ketika anak mencapai
pubertas, memahami hal-hal yang berkaitan dengan kehidupannya, mereka
mengetahui apa yang halal dan haram serta membiasakan diri dengan akhlak Islam.
Sikap yang baik, tidak menyerah pada keinginannya dan tidak menjanjikan
segalanya. Maka dapat dipahami dari dua pendapat di atas mengenai minta izin
masuk ke kamar orangtua bagi anak-anak adalah hal yang perlu diajarkan kepada
anak. Karena ada waktu-waktu tertentu bagi anak yang rawan masuk ke kamar
1
Ulwan, Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam, hal.501
2
Taman Saputra, “Pendidikan Karakter pada Anak Usia 6–12 Tahun,” Edukasi Islami Jurnal
Pendidikan Islam 2, no. 3 (2013): 251.

1
orangtua sehingga anak harus meminta izin terlebih dahulu untuk memasuki kamar
orangtua. Dengan demikian, anak bisa dilatih menjadi pribadi yang sopan terhadap
orang lain dan tidak mengganggu privasi orang lain. Orangtua perlu mengajarkan
kepada anaknya untuk menjaga etika atau adab ketika hendak masuk ke kamar
orangtua. Hal ini akan memberikan pendidikan kepada anak bahwa setiap orang
memiliki hak privasinya masing-masing yang tidak boleh diketahui oleh orang lain.
Maka dari itu, orangtua harus mendidik anaknya sedari dini di rumah yaitu dalam
contoh sederhana masuk ke kamar orangtua. Anak perlu diberitahu bahwa untuk
masuk ke kamar orangtua perlu meminta izin terlebih dahulu kepada orangtua agar
anak tidak masuk sembarangan ke kamar orang tuanya.
Etika masuk ke kamar orangtua ini bertujuan untuk mencegah anak untuk
melihat hal yang tidak pantas untuk dilihatnya dalam usianya, bisa saja orangtua
sedang melepaskan pakaiannya atau bahkan sedang berhubungan suami istri. Hal
tersebut sangatlah bahaya jika dilihat anak, karena bisa saja apa yang dilihatnya
tersebut dapat ditirunya atau dipraktikannya sendiri. Oleh sebab itu, sudah menjadi
kewajiban orangtua untuk mengajarkan etika masuk kamar orangtua. Mengajarkan
etika masuk kamar orangtua di rumah bertujuan untuk membentuk karakter anak agar
dapat menjadi pribadi yang sopan santun nantinya di masyarakat terutama dalam hal
berteman dengan teman sebayanya.
Memang sudah menjadi suatu keharusan orangtua untuk bisa menanamkan
nilai dan norma di rumah agar anak bisa bergaul dan bersosialisasi di masyarakat
dengan baik dan beretika tanpa melanggar nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat. Keterkaitan mengajarkan etika masuk ke kamar orangtua dengan
pendidikan antropobiologi adalah untuk dapat membentuk karakter anak yang tidak
bisa sembarang masuk ke kamar orang lain ketika sudah beranjak dewasa. 3 Karena
ketika dewasa hal tersebut adalah hal yang rawan jika seseorang tidak diajarkan etika
masuk kamar orang lain.
Maka dengan mengajarkan anak etika masuk kamar orang tua adalah langkah
awal bagi orangtua untuk menyelematkan anaknya dari tindakan yang tidak senonoh.

3
Nina Surtiretna, Remaja dan Problem Seks, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 5.

2
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti berpendapat bahwa mengajarkan etika
masuk ke kamar orangtua adalah hal yang perlu dilakukan oleh orangtua kepada
anak, dalam rangka dapat menjadikan anak sebagai orang yang menjaga sopan santun
dan etika di masyarakat juga untuk menumbuhkan rasa hormatnya kepada orang lain. 4
Dengan demikian, secara tidak langsung hal ini dapat menjaga diri anak dari hal-hal
yang tidak diinginkan apalagi yang berkaitan dengan pergaulan bebas.
Ada kondisi dan waktu yang mengharuskan seorang anak meminta izin
terlebih dahulu sebelum memasuki ruang khusus orangtuanya.
Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S An-Nur ayat 58 :5

‫ٰۤي ـَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا ِلَيۡس َتـْاِذ ۡن ُك ُم اَّلِذ ۡي َن َم َلَك ۡت َاۡي َم اُنُك ۡم َو اَّلِذ ۡي َن َلۡم َيـۡب ُلُغوا اۡل ُح ـُلَم ِم ۡن ُك ۡم َثٰل َث‬
‫َم ّٰر ٍتؕ ِم ۡن َقۡب ِل َص ٰل وِة اۡل َفۡج ِر َو ِح ۡي َن َتَضُعۡو َن ِثَياَبُك ۡم ِّم َن الَّظِهۡي َر ِة َو ِم ۢۡن َبۡع ِد َص ٰل وِة اۡل ِع َشٓاِء ؕ َثٰل ُث‬
‫َع ۡو ٰر ٍت َّلـُك ۡم ؕ َلـۡي َس َع َلۡي ُك ۡم َو اَل َع َلۡي ِهۡم ُج َناٌۢح َبۡع َدُهَّن ؕ َطّٰو ُفۡو َن َع َلۡي ُك ۡم َبۡع ُض ُك ۡم َع ٰل ى َبۡع ٍضؕ َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن‬
٥٨ ‫ُهّٰللا َلـُك ُم اٰاۡل ٰي ِتؕ َوُهّٰللا َع ِلۡي ٌم َح ِكۡي ٌم‬
Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan
perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di
antara kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali (kesempatan), yaitu sebelum
salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan setelah
salat Isya. (Itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu.Tidak ada dosa bagimu dan tidak
(pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu, mereka keluar masuk melayani kamu,
sebagian kamu atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat
itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
Tafsir wajib
Kembali berbicara tentang etika dalam pergaulan, Allah menegaskan, “Wahai orang-
orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya yang kamu miliki, baik laki-laki
maupun perempuan yang telah atau hampir balig,;dan orang-orang;yaitu anak-anak
yang sudah paham tentang aurat meskipun;belum balig di antara kamu, hendaklah

4
Ulwan, Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam, 578.
5
https://muslimah.or.id/11095-meminta-izin-kepada-orangtua-ketika-hendak-masuk-ke-
kamarnya.html

3
mereka semua;meminta izin kepada kamu pada tiga kali;atau tiga kesempatan dalam
satu hari,;yaitu sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian;luarmu di
tengah hari;untuk sekadar berbaring atau beristirahat,;dan setelah salat Isya;hingga
sepanjang malam karena ketika itu kamu bersiap atau sedang tidur. Itulah;tiga;waktu
yang biasa kamu gunakan untuk mengganti pakaian sehingga
kemungkinan;aurat;terlihat;bagi kamu. Tidak ada dosa bagi kamu dan tidak;pula;bagi
mereka;bila masuk tanpa meminta izin;selain dari;tiga waktu;itu;
mereka;sering;keluar masuk melayani kamu, sebagian kamu;ada keperluan;atas
sebagian yang lain,;dan interaksi semacam ini tidak mudah dihindari. 6;Demikianlah
Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui;apa yang
bermanfaat bagi hamba-Nya,;Mahabijaksana;dalam ketentuan dan bimbingan-Nya.
Tafsir Tahlili
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi hatim dari Muqatil Ibnu hayyan, bahwasannya
seorang laki-laki dari kaum Ansar bersama istrinya Asma` binti Musyidah membuat
makanan untuk Nabi Saw, kemudian Asma` berkata, "Wahai Rasulullah, alangkah
jeleknya ini. Sesungguhnya masuk pada (kamar) isteri dan suaminya sedang
keduanya berada dalam satu sarung masing-masing dari keduanya tanpa izin, lalu
turunlah ayat ini. Sebagaimana kita ketahui, pada masa kini sebuah rumah biasanya
terdiri atas beberapa kamar, dan tiap-tiap kamar ditempati oleh anggota keluarga dan
orang lain yang ada di rumah itu. Ada kamar untuk kepala keluarga dan istrinya, ada
kamar untuk anak-anak dan kamar untuk pembantu dan lain sebagainya. Biasanya
masing-masing anggota keluarga dapat masuk ke kamar yang bukan kamarnya itu
bila ada keperluan dan tidak perlu minta izin kepada penghuni kamar itu. Akan tetapi,
Islam memberikan batas-batas waktu untuk kebebasan memasuki kamar orang lain.
Maka para hamba sahaya, dan anak-anak yang belum balig tidak dibenarkan
memasuki kamar orang tua atau kamar anggota keluarga yang sudah dewasa dan
berkeluarga pada waktu-waktu yang ditentukan kecuali meminta izin lebih dahulu,
seperti dengan mengetuk pintu dan sebagainya. Bila ada jawaban dari dalam

6
Mahmud, dkk, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), hlm.
207.

4
"Silahkan masuk", barulah mereka boleh masuk. Waktu-waktu yang ditentukan itu
ialah pertama pada waktu pagi hari sebelum salat Subuh, kedua pada waktu sesudah
Zuhur, dan ketiga pada waktu sesudah salat Isya`. Waktu-waktu itu disebut dalam
ayat ini "aurat", karena pada waktu-waktu itu biasanya orang belum mengenakan
pakaiannya dan aurat mereka belum ditutupi semua dengan pakaian. Pada pagi hari
sebelum bangun untuk salat subuh biasanya orang masih memakai pakaian tidur.
Demikian pula halnya pada waktu istirahat sesudah zuhur dan istirahat panjang
sesudah Isya`. Pada waktu-waktu istirahat seperti itu suami istri mungkin melakukan
hal-hal yang tidak pantas dilihat oleh orang lain, pembantu, atau anak-anak. Adapun
di luar tiga waktu yang telah ditentukan itu maka amat berat rasanya kalau diwajibkan
meminta izin dahulu sebelum memasuki kamar-kamar itu, karena para pembantu dan
anak-anak sudah sewajarnya bergerak bebas dalam rumah karena banyak yang akan
diurus dan banyak pula yang perlu diambil dari kamar-kamar tersebut. Para pembantu
biasa memasuki kamar untuk membersihkan kamar atau untuk mengambil sesuatu
yang diperintahkan oleh tuan atau nyonya rumah dan demikian pula halnya dengan
anak-anak. Allah menjelaskan adab sopan santun dalam rumah tangga yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan. Para ahli ilmu jiwa setelah mengadakan penelitian yang
mendalam berpendapat bahwa anak-anak di bawah umur (sebelum balig) tidak boleh
melihat hal-hal yang belum patut dilihatnya karena akan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa mereka dan mungkin akan menimbulkan berbagai
macam penyakit kejiwaan. Amat besar hikmah adab sopan santun ini bagi
ketenteraman rumah tangga, dan memang demikianlah halnya karena adab ini
diperintahkan oleh Allah Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana.7
Ada bermacam pelajaran penting dari surat An-Nur ayat 58 . Tersedia
bermacam penjabaran dari banyak ahli ilmu terkait kandungan surat An-Nur ayat 58,
sebagiannya seperti tertera:
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

7
Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidkan Anak dalam Islam, (Bandung: Asy-Syifa‟, 1981), hlm.
572.

5
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta melaksanakan
syariatNya, perintahkanlah budak-budak laki-laki kalian dan hamba-hamba sahaya
wanita kalian, serta anak-anak yang merdeka sebelum usia baligh untuk meminta izin
ketika akan menemui kalian di tiga waktu di mana aurat kalian biasa terbuka, yaitu
sebelum shalat shubuh, sebab ia merupakan dilepasnya pakaian tidur dan
mengenakan pakaian keseharian, waktu melepas pakaian untuk untuk istirahat siang
di waktu siang hari dan setelah shalat isya, karena merupakan saat untuk tidur. Tiga
waktu ini merupakan aurat bagi kalian, di mana pada waktu-waktu tersebut kalian
jarang mengenakan pakaian tertutup. Adapun pada waktu selain itu, maka tidak
masalah jika mereka masuk tanpa izin, karena kebutuhan mereka untuk menemui
kalian. Mereka mondar-mandir untuk melayani kalian dan kerena kebiasan berjalan
bulak-balik sebagian kepada sebagian yang yang lain untuk menunaikan
kemaslahatan. Dan sebagaimana Allah telah menerangkan kepada kalian hukum-
hukum tentang meminta izin, Dia juga menerangkan kepada kalian ayat-ayat dan
hokum-hukumNYa, serta hujjah-hujjah dan aturan-aturan agamaNya. Dan Allah
Maha Mengetahui segala perkara yang memperbaiki keadaan makhlukNya,
Mahabijaksana dalam pengaturan urusan mereka.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah
pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Univ Islam Madinah
Allah mengajarkan orang-orang beriman adab-adab yang mulia dan hukum-hukum
yang bijaksana, yaitu dalam meminta izin ketika dalam rumah agar dapat menjaga
penutupan aurat.8
Allah memerintahkan mereka dengan tegas agar para budak laki-laki dan perempuan,
dan anak-anak yang belum baligh untuk meminta izin sebelum masuk ke ruangan
mereka pada tiga waktu; waktu tidur sebelum shalat subuh, waktu siang ketika
mereka melepas pakaian untuk tidur siang, dan waktu setelah shalat isya ketika
bersiap dan saat tidur malam. Pada tiga waktu ini terdapat kemungkinan besar dapat

8
Yusuf Madani, At-Tarbiyah Al Jinsiyah Lil Athfal Wa Al Balighin, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2003),
hlm. 94-101.

6
terlihatnya aurat. Adapun pada selain tiga waktu ini maka kalian dan mereka tidak
ada larangan untuk masuk tanpa meminta izin, karena mereka adalah pembantu
kalian yang sering keluar masuk kepada kalian dan kalian saling mengitari.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh
Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
"Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan beramal dengan syariat-Nya,
hendaknya hamba sahaya lelaki dan wanita yang kalian miliki, serta anak-anak
merdeka yang belum mencapai usia dewasa atau balig di antara kalian meminta izin
kepada kalian dalam tiga waktu (dalam sehari) yaitu: sebelum salat subuh yang
merupakan waktu pergantian pakaian tidur dengan pakaian biasa; ketika waktu
tengah hari yang merupakan waktu menanggalkan pakaian luarmu untuk beristirahat
siang; dan sesudah salat isya yang merupakan waktu tidur dan waktu mengganti
pakaian biasa dengan pakaian tidur. Tiga waktu ini merupakan tiga aurat bagi kalian,
mereka tidak boleh ada yang boleh masuk kamar kalian kecuali atas izin kalian.
Tidak ada dosa atas kalian dan tidak pula atas mereka bila mereka memasuki ruangan
kalian selain dari tiga waktu itu tanpa izin. Mereka banyak melayani kalian, sebagian
kalian punya keperluan kepada sebagian yang lain sehingga sangat susah bila mereka
dilarang untuk menemui kalian di setiap waktu dengan izin dahulu. Sebagaimana
Allah menjelaskan kepada kalian hukum-hukum perizinan ini bagi kalian, maka Dia
juga menjelaskan ayat-ayat yang menunjukkan hukum-hukum syariat-Nya kepada
kalian. Dan Allah Maha Mengetahui maslahat hamba-hamba-Nya, lagi Maha
Bijaksana dalam menetapkan hukum-hukum syariat bagi mereka.9

Q.S An-Nur ayat 59:


‫َوِاَذ ا َبَلَغ اَاۡلۡط َفاُل ِم ۡن ُك ُم اۡل ُح ـُلَم َفۡل َيۡس َتـْاِذ ُنۡو ا َك َم ا اۡس َتـْاَذ َن اَّلِذ ۡي َن ِم ۡن َقۡب ِلِهۡم ؕ َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلـُك ۡم‬
٥٩ ‫ٰا ٰي ِتٖه ؕ َوُهّٰللا َع ِلۡي ٌم َح ِكۡي ٌم‬
Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa, maka hendaklah mereka
(juga) meminta izin, seperti orang-orang yang lebih dewasa meminta izin.

9
Ibid hal.25

7
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui,
Mahabijaksana.
Tafsir Menarik Berkaitan Surat An-Nur Ayat 59
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 59 dengan text arab, latin dan
terjemah artinya. Ada perbagai tafsir menarik dari ayat ini. Didapati pelbagai
penjabaran dari banyak pakar tafsir terhadap makna surat An-Nur ayat 59, misalnya
sebagaimana terlampir:10
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan apabila anak-anak kecil dari kalian telah mencapai usia baligh dan masa
mukallaf untuk mengemban kewajiban hokum-hukum syariat, maka mereka harus
meminta izin bila akan masuk di seluruh waktu, sebagaimana orang-orang dewasa
meminta izin dahulu. Dan sebagaimana Alllah telah menjelaskan adab-adab meminta
izin, Allah juga menjelaskan ayat-ayatNya kepada kalian. Dan Allah Maha
mengetahui hal-hal yang mendatangkan kemaslahatan hamba-hambaNya, lagi
Mahabijaksana dalam penetapan syariatNya.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah
pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ
Islam Madinah 59. Dan jika anak-anak merdeka telah mencapai usia baligh maka
ajarilah mereka adab meminta izin, agar mereka meminta izin sebelum memasuki
ruangan kalian setiap saat, sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang yang telah
baligh sebelumnya.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat yang mengandung syariat kepada kalian,
Allah Maha Mengetahui perkataan dan perbuatan kalian, dan Maha Bijaksana dalam
mengatur kemaslahatan kalian.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 59. Dan apabila anak-anak
kalian telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin ketika masuk
rumah dalam setiap waktu seperti adab izin orang-orang dewasa yang disebutkan
sebelumnya. Sebagaimana Allah menjelaskan hukum-hukum perizinan bagi kalian,

10
Hanan Athiyah Ath-Thuri, Mendidik Anak Perempuan..., hlm. xiii

8
maka demikian pula Dia menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui
maslahat hamba-hamba-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam syariat yang ditetapkan bagi
mereka.11
Q.S An-Nur Ayat 60:
‫َو اْلَقَو اِع ُد ِم َن الِّنَس ۤا ِء اّٰل ِتْي اَل َيْر ُج ْو َن ِنَك اًح ا َفَلْيَس َع َلْيِهَّن ُج َناٌح َاْن َّيَض ْعَن ِثَياَبُهَّن َغ ْيَر ُم َتَبِّر ٰج ٍۢت‬
‫َّۗن‬ ‫ٍۗة‬
‫ِبِزْيَن َو َاْن َّيْس َتْعِفْفَن َخ ْيٌر َّلُه َو ُهّٰللا َسِمْيٌع َعِلْيٌم‬
Dan para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung)
yang tidak ingin menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan pakaian (luar)
mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan; tetapi memelihara
kehormatan adalah lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.

Tafsir Quraish Shihab


Wanita-wanita lanjut usia yang tidak berhasrat untuk menikah lagi, tidak
berdosa bagi mereka jika tidak terlalu rapat dalam berpakaian dengan tidak
menampakkan perhiasan berupa anggota tubuh yang diperintahkan oleh Allah untuk
disembunyikan. Meskipun demikian, sikap 'iffah (menjaga diri) mereka untuk
menutupnya secara sempurna lebih baik bagi mereka daripada membukanya. Allah
Maha Mendengar perkataan mereka lagi Maha Mengetahui segala perbuatan dan niat
mereka dan akan membalas itu semua.12

Seorang anak yang sudah balig, mumayyiz, dan berakal wajib meminta izin
kepada orangtuanya bila hendak masuk ke kamar khusus keduanya. Hal ini
dimaksudkan agar jangan sampai kedua matanya melihat sebagian dari aurat kedua
orangtuanya atau salah satu dari keduanya, atau melihat pemandangan yang tidak
mengenakan perasaannya atau perasaan kedua orangtuanya.

11
Ibid hal.28
12
Ibid hal.30

9
Kesucian dan kejernihan hati seseorang diharapkan dapat selalu terjaga dalam
kondisi apapun. Adanya masyarakat dan keluarga yang kondusif, penuh dengan
saling menghormati, serta terjauhkan dari benih-benih permusuhan dan
ketidaknyamanan antar individu adalah impian setiap orang. Oleh karena itu, Islam
mengajarkan tentang adab meminta izin kepada anak yang diajarkan dan dibiasakan
sejak dini. (Hasan El-Qudsy, 2012: 65).
Adab memasuki kamar orangtua merupakan salah satu hal penting yang perlu
diajarkan kepada anak. Mengenai adab, seseorang pernah bertanya pada Imam
Syafi’i.
“Seberapa besar tekadmu untuk mendapatkan adab?” Dia menjawab, “Aku
mendengarkan setiap huruf yang aku dengar seakan aku belum pernah
mendengarnya, sehingga seluruh anggota badanku berharap, eandainya ia mempunyai
pendengaran untuk ikut menikmati apa yang aku dengarkan.” Dia ditanya lagi
bagaimana engkau mencarinya?” Dia menjawab, “(Aku mencarinya) seperti seorang
wanita yang tersesat di jalan mencari anaknya yang hilang, sedangkan anak itu adalah
keluarganya satu-satunya.”
Bicara tentang adab, kita tidak boleh melupakan satu hal penting ini. Adab itu
datang sebelum ilmu. Adab itu berkaitan dengan baik dan buruknya akhlak kita. Adab
sebaiknya diperkenalkan sejak anak-anak masih dalam usia dini agar adab itu menjadi
karakter yang melekat pada diri anak.13 Islam itu agama yang sempurna. Ia mengatur
setiap aspek kehidupan manusia. Bahkan persoalan kapan anak bisa masuk ke kamar
orangtuanya sudah diatur di dalam al qur’an. Dan anak dilarang masuk ke kamar
orangtua tanpa izin.
“Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan
perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara
kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali (kesempatan), yaitu sebelum shalat
Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan setelah solat
Isya’.

13
Departemen Agama Ri, Mushaf Al-Quran..., hlm. 359.

10
(Itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula)
bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu; mereka keluar masuk melayani kamu,
sebagian kamu atas sebagian yang lain.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An Nuur: 58)
Surah An Nuur ayat 58 ini telah menerangkan secara jelas tentang tiga waktu
dilarangnya anak-anak masuk ke kamar orangtuanya.
1. Sebelum shalat Subuh. Pada waktu ini orangtua masih dalam keadaan tidur. Ada
kemungkinan aurat mereka terbuka sehingga tidak layak dilihat oleh anak-anak.
2. Sebelum waktu Zuhur. Pada waktu ini kita disunnahkan untuk tidur sebentar.
Anak tidak diperkenankan untuk mengganggu waktu tidur orangtua.
3. Lepas Isya. Waktu di mana biasanya orangtua sedang bersiap-siap untuk tidur.
Ketiga waktu di atas merupakan waktu private orangtua untuk istirahat atau
saling bercengkrama. Anak-anak dilarang untuk memasuki kamar orangtua agar mereka
mengerti tentang adab menghormati orangtua dengan menghormati waktu istirahat orangtua.
Selain itu, pada waktu-waktu ini, orangtua sedang menikmati waktunya
sendiri, jika anak bisa dengan seenaknya masuk ke kamar orangtua, dikhawatirkan
akan melihat hal-hal private orangtuanya.14

Kesimpulan
14
Dyah Nawangsari, “Urgensi Pendidikan Seks dalam Islam,” TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam 10,
no. 1 (5 November 2015): 79.

11
Pentingnya meminta izin kepada orang tua ketika ingin memasuki kamar mereka,
kepada kaum mukmin agar para pelayan mereka yang terdiri atas budak-budak yang
mereka miliki dan anak-anak mereka yang belum berusia baligh meminta izin kepada
mereka bila hendak menemui mereka dalam tiga keadaan, yaitu sebelum menunaikan
shalat shubuh, ketika tengah hari sesudah zuhur dan sesudah sholat isya. Apabila
mereka masuk di lain ketiga waktu tersebut, maka tidak ada dosa bagi orang tua
mempersilakan mereka masuk. Tidak ada dosa pula bagi mereka jika mereka
mempunyai sesuatu keperluan untuk masuk disaat selain ketiga waktu itu. Bilamana
anak anak yang telah mencapai usia baligh diwajibkan meminta izin untuk masuk
dalam setiap waktu di luar ketiga waktu tersebut, saat-saat seseorang sedang bersama
istrinya, sekalipun bukan pada ketiga waktu tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

12
Ulwan, Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam, hal.501
Taman Saputra, “Pendidikan Karakter pada Anak Usia 6–12 Tahun,” Edukasi
Islami Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 3 (2013): 251.
Ulwan, Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam, 578.
https://muslimah.or.id/11095-meminta-izin-kepada-orangtua-ketika-hendak-masuk-
ke-kamarnya.html
Dyah Nawangsari, “Urgensi Pendidikan Seks dalam Islam,” TADRIS: Jurnal
Pendidikan Islam 10, no. 1 (5 November 2015): 79.
Yusuf Madani, At-Tarbiyah Al Jinsiyah Lil Athfal Wa Al Balighin, (Jakarta:
Pustaka Zahra, 2003), hlm. 94-101.
Nina Surtiretna, Remaja dan Problem Seks, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm. 5.
Mahmud, dkk, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, (Jakarta: Akademia
Permata, 2013), hlm. 207.
Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidkan Anak dalam Islam, (Bandung: Asy-
Syifa‟, 1981), hlm. 572.
Hanan Athiyah Ath-Thuri, Mendidik Anak Perempuan..., hlm. Xiii
Departemen Agama Ri, Mushaf Al-Quran..., hlm. 359.

13

Anda mungkin juga menyukai