Anda di halaman 1dari 14

TEORI PENDIDIKAN

DALAM ALIRAN BARU


Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pembimbing Laela Lutfiana Rachmah, M.Pd

Oleh :

Dewi Wahidatur Roifah 2186236006


Defita Nurfarida 2186236017
Nica Puji Rahayu 2186236019
Siti wahidatul masruroh 2186236026
Zahro Muna Lutfia 2186236028
Asma’ul Husna 2186236029

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Teori pendidikan dalam Aliran baru tanpa halangan suatu
apapun. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ilmu Pendidikan. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada :
1. Ibu Laela Lutfiana Rachmah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Ilmu Pendidikan yang telah turut serta, dan memberi dukungan kepada
penulis.
2. Teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan para mahasiswa untuk
mengetahui dan memahami tentang aspek dan fungsi dalam manajemen kelas.
Namun dengan ini kami menyadari bahwa makalah ini belum mencapai taraf
kesempurnaan, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar kami bisa menyempurnakan dan memperbaiki makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa mendapatkan ridho Allah Swt.

Blitar,Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………...…..... ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….... 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………..……............... 1


1.2 Rumusan masalah……………………………………………..………….. 1
1.3 Tujuan…………………………..………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………. 2

2.1 Pendidikan Alam Sekitar…………………………….……….………….. 2

2.2 Pengajaran Pusat Perhatian ………………………….………..……….… 6

2.3 Sekolah Kerja……...……………………………………… …….….….... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….... 10

3.2 Saran ………………………………………………………………...….. 10

Daftar Pustaka……………………………………………………………....11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Aliran “konvensional” dalam pendidikan membahas dan menetapkan faktor-


faktor dasar yang mempengaruhi perkembangan manusia (individu) dan
menerapkan faktor-faktor dasar ini dalam kaitannya dengan seberapa jauh usaha
pendidikan perlu dilakukan terhadap individu yang sedang berkembang itu. Aliran
“baru” dalam pendidikan tidak lagi mempersoalkan perlu atau tidak perlunya
pendidikan bagi individu, yang perlu dikembangkan adalah bagaimana
menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bermanfaat secara maksimal bagi
individu yang sedang berkembang itu dan bagi lingkungan atau masyarakatnya.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa saja aliran baru dalam Pendidikan?
2. Apa yang di maksud Pendidikan alam semesta?
3. Apa yang di maksud dengan Pendidikan Pusat Perhatian?
4. Apa yang di maksud dengan Sekolah Kerja?

3.1 Tujuan

Agar mahasiswa dapat mengatahui macam- macam aliran baru yang


terdapat dalam pendidikan. Mengetahui bagaimana konsep dari masing-
masing aliran baru. Dapat mengetahui apa kelibihan dan kekurangan dari
aliran- aliran baru yang ada di Pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEPSI DAN ALIRAN BARU DALAM PENDIDIKAN

Aliran “konvensional” dalam pendidikan membahas dan menetapkan


faktor-faktor dasar yang mempengaruhi perkembangan manusia ( individu) dan
menerapkan faktor-faktor dasar ini dalam kaitannya dengan seberapa jauh usaha
pendidikan perlu dilakukan terhadap individu yang sedang berkembang itu. Aliran
“baru” dalam pendidikan tidak lagi mempersoalkan perlu atau tidak perlunya
pendidikan bagi individu, yang perlu dikembangkan adalah bagaimana
menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bermanfaat secara maksimal bagi
individu yang sedang berkembang itu dan bagi lingkungan atau masyarakatnya.

Beberapa aliran “baru” dalam pendidikan dalam buku Agus Suyono (1958
dan 1980).

1. Pendidikan Alam Sekitar (Sekolah alam)

Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik
agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Alam
sekitar meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan
sekitar.

Perintis Model Pembelajaran Alam

Perintis pembelajaran ini adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan


“haimatakunde” (pengajaran alam sekitar), dan J. Lighart (1859-1916) di Belanda
dengan “Het vollen Leven” (kehidupan senyatanya)

Keduanya memiliki prinsip masing-masing, dan keduanya menamai model


pembelajaran tersebut sengan nama gerakan haimatakunde dan gerakan Het volle
leven, yang dimana gerakan tersebut mengacu pada pendidikan yang
mendekatkan anak pada alam sekitarnya yang kemudian mereka menamakan
dengan gerakan pendidikan alam sekitar.
Prinsip-prinsip gerakan haimatakunde (Pengajaran alam sekitar) yaiyu:

a) Dengan pengajaran alam, guru dapat memperagakan secara langsung


sesuai dengan sifat-sifat atau dengan dasar-dasar pengajaran.
b) Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyaknya agar anak
aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar dan mencatat saja.
c) Pengajaran alam memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas
d) Pengajaran alam sekitar memberikan kepada anak bahan apresiasi
intelektual yang kukuh dan tidak verbalitas.
e) Pengajaran alam sekitar memberi aspirasi emosional, karena alams ekitar
mempunyai ikatan alam emosional dengan anak.

Pendidikan alam sekitar tidak berbeda untuk anak ataupun orang dewasa, karena
segala kejadian di alam sekitarnya merupakan sebagian dari hidupnya sendiri
dalam suka maupun duka. Karena alams ekitar juga termasuk dalam kategori
ruang lingkup dalam pendidikan yaitu pendidikan secara arti luas, dimana objek
pendidikannya adalah lingkungan setempat.

Prinsip – prinsip Het vollen Leven (Kehidupan senyatanya ) yaitu:

a) Anak harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mengetahui


namanya.
b) Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya
atau mata pengajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu.
c) Haruslah dilakukan perjalanan memasuki hidup senyatanya kesemua
jurusan, agar semua murid paham akan hubungan antara bermacam-
macam lapangan dalam hidupnya.

Ruang Lingkup Pendidikan Alam Sekitar

a) Lingkungan Keluarga

Di dalam keluargalah anak didik mulai mengenal hidupnya mulai dari kecil
sampai dewasa, lingkungan keluarga merupakan slah satu faktor alam sekitar yang
memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak,
pendidikan lingkungan merupakan dasar bagi segala pendidikan selanjutnya.
Contoh praktek pendidikan yang dilakukan orang tua dalam keluarga yaitu
menggunakan sifat kepemimpinan diantaranya adalah :

1. Sifat kepemimpinan otoriter


Sifat yang mungkin muncul pada anak yang diasuh dengan sistem
kepemimpinan otoriter antara lain:
a) Kurang inisiatif
b) Gugup ( nerveus)
c) Ragu-ragu
d) Suka membangkang
e) Menentang kewibawaan orang tua
f) Penakut
g) Penurut
2. Sifat Kepemimpinan Liberal
Sifat yang mungkin muncul pada anak yang diasuh dengan sistem
kepemimpinan Liberal antara lain:
a) Agresif
b) Menentang atau tidak dapat bekerjasama dengan orang lain.
c) Emosi kurang stabil
d) Selalu berekspresi bebas
e) Selalu mengalami kegagalan karena tidak ada bimbingan
3. Sifat Kepemimpinan Demokrasi
Sifat- sifat pribadi dari keluarga Demokrasi adalah:
1. Anak aktif dalam hidupnya
2. Penuh inisiatif
3. Percaya kepada diri sendiri
4. Perasaan social
5. Penanggung jawab
6. Menerima kritik dana terbuka
7. Emosi lebih stabil
8. Mudah menyesuaikan diri
b) Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan tempat latihan persaudaraan dan persahabatan.


Suasana sekolah ditentukan oleh pekerjaaan-pekerjaan yang berganti-ganti
macamnya yang dilakukan dengan gembira. Kalau sekolah tidak dapat
menciptakan suasana kerja gembira, maka tidak akan dapat dilaksanakan
pekerjaan mendidik yang baik. Sekolah merupakan sarana dan prasarana yang
dapat dipercaya oleh orang tua untuk mendidik anaknya agar menjadi anak yang
baik. Disekolah anak-anak akan memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar, serta ilmu-ilmu lain.

c) Lingkungan masyarakat

Setiap masyarakat dapat mempunyai dan mempengaruhi pendidikan


dengan cita-citanya. Masyarakat mempunyai tujuan tertentu, yaitu agar anak didik
yang muda-muda itu kelak dapat membantu kepada masyarakat dan mengabdi
kepada negara.

d) Aplikasi pendidikan alam sekitar

Berbagai peninggalan dan pengalaman kegiatan masyarakat. Hal itu dapat


diperoleh, misalnya:

1. Berbagai objek atau tempat peninggalan sejarah, seperti: makam para wali
dan museum.
2. Berbagai dokumentasi sejarah perkembangan keagamaan yang terdapat
dalam arsip nasional dan lain-lain.
3. Pengikutsertaan siswa dalam berbagai kegiatan keagamaan, seperti
menyelenggarakan perayaan hari-hari besar islam.

e) Kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran alam sekitar

Kelebihan pendidikan alam sekitar:

1. Dengan pengajaran alam sekitar, guru dapat memperagakan secara


langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar pengajaran.
2. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya
agar anak aktif giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
3. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran
totalitas.
4. Pengajaran alam sekitar memberikan kepada anak bahan apresiasi
intelektual yang kukuh dan tidak verbalitas, dan
5. Pengajaran alam sekitar memberikan apresasi emosional, karena alam
sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak.

Kelemahan pendidikan alam sekitar ialah:

1. Karena model pendidikan ini tidak hanya membutuhkan buku, dan


pengajar. Namun ada faktor lain yang di perlukan. Seperti halnya
lingkungan sekitar dan juga peraga serta atribut penunjang lainnya.
Sehingga model pendidikan ini membutuhkan biaya yang lebih
banyak.
2. Model pendidikan ini juga membutuhkan kontrol dan pengawasan
yang lebih ketat. Karena peserta didik belajar tidak hanya di dalam
ruangan, sehingga hambatan yang ada di luar sangat mungkin terjadi.
3. Sangat bergantung pada cuaca, karena lokasi yang biasa digunakan
dalam model pendidikan ini lebih cenderung ke alam sekitar yang
berada di arena luar ruangan, sehingga bila cuaca yang kurang
mendukung, seperti hujan atau terlalu panas, hal tersebut akan sangat
mempengaruhi pembelajaran yang berlangsung
4. Karena lokasi yang lebih luas dari pembelajaran di dalam ruangan, itu
berarti sangat memungkinkan waktu yang dibutuhkanpun akan lebih
banyak dengan objek kajian yang lebih banyak.

2.2 Pengajaran Pusat Perhatian

Pengajaran pusat perhatian didasarkan alam sekitar yang objek-objek


pengamatannya dititik-beratkan pada sesuatu pusat tertentu, yaitu hal-hal yang
menarik perhatian manusia dalam menjalani perkembangan hidupnya.
O. Declroy (1871-1932) seorang ahli pendidikan bangsa Belgia yang menjadi
tokoh pengajaran pusat perhatiahan mengaitkan kebutuhan anak dengan empat
instink pokok yang ada pada diri anak, yaitu instink untuk makan, untuk memiliki
dan mempertahankan, untuk melindungi diri dari bahaya dan untuk aktif.

Decroly mencari dan menyelidiki naluri anak dalam pertumbuhannya,


kemudian ia menyimpulkan yang perlu didapatkan ialah, naluri untuk
mempertahankan diri, untuk makan, bermain dan bekerja, dan meniru. Dari naluri
tersebut, dapat disusun pusat perhatian seperti :

1. Untuk makan,
2. Untuk berlindung,
3. Mempertahankan diri terhadap musuh
4. Untuk bekerja.

Hasil penelitian yang mendalam oleh Ovide Decroly menyumbangkan dua


pendapat yang berguna bagi pendidikan dan pengajaran yaitu :

1.      Metode global (keseluruhan), hasil yang diperoleh dari observasi dan tes,
menunjukkan bahwa anak mengamati dan mengingat secara global (keseluruhan).
2.      Centre d’ internet (pusat-pusat minat).
Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan, sebab apabila tidak,
maka pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya. Anak mempunyai minat-minat
spontan, terhadap diri sendiri yang dibedakan menjadi dorongan mempertahankan
diri, dorongan mencari makan, minum dan dorongan memelihara diri. Sedangkan
minat terhadap masyarakat (Biososial) ialah dorongan sibuk bermain-main dan
dorongan meniru orang lain. (Tirtaraharja dan Sula, 2000 : 204).

2.3 Sekolah kerja ( pendidikan individual dan social)

Aliran ini memandang penting antara seorang individu dengan masyarakat


dalam menunjang proses pendidikan, dalam hal ini pendidikan harus seimbang
yaitu untuk kepentingan individu dan untuk kepentingan masyarakat, bagi seorang
individu harus di bina agar dirinya dapat berkembang secara penuh
menyumbangkan kepandaian, kecakapan dan kemampuannya untuk kepentingan
masyarakat, dan sebaliknya masyarakat harus rela menyediakan sesuatu agar
setiap warganya dapat mencapai tingkat perkembangan yang setinggi- tingginya.

Tujuan sekolah kerja

Menurut G. Kereschensteiner, tujuan sekolah kerja yaitu:

a) Menambahkan pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari


buku atau orang lain, dan yang didapat dari pengalaman sendiri.
b) Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.
c) Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam
mengabdi negara.

G. Kereschensteiner berpendapat, kewajiban utama sekolah adalah


mempersiapkan anak untuk dapat bekerja. Macam pekerjaan yang menjadi pusat
pelajaran di bagi menjadi tiga golongan besar yaitu :

1. sekolah perindustrian (tukang cukur, tukang becak, tukang kayu, tukang


daging, masinis dll)
2. sekolah perdagangan ( makanan, pakaian, bank, asuransi, pporselen, dll)
3. sekolah rumah tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang diharapkan
akan menghasilkan warga negara yang baik.

Gagasan sekolah kerja sangat mendorong berkembangnya sekolah kejuruan di


setiap negara termasuk di Indonesia.

Dasar-dasar sekolah kerja:

a) Anak aktif berbuat , mengamati sendiri, mencari jalan sendiri, memikirkan


dan memecahkan setiap persoalan yang dihadapi.
b) Pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran ialah anak, bukan guru, metode
ataupun bahan pelajaran.
c) Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri sendiri
dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat yang baik.
d) Bahan pelajaran disusun dalan suatu keseluruhan (totalitas) yang berpusat
pada masalah kehidupan.
e) Sekoalh kerja tidak mementingkan pengetahuan sikap bersifat hafalan atau
hasil peniruan, tetapi pengetahuan fungsional yang dapat digunakan untuk
berprasangka, mencipta, dan berbuat.
f) Pendidikan kecerdasan tidak dapat diberikan dengan memberitahukan atau
menceritakannya kepada anak, tetapi anak sendiri yang harus menjalani
proses berpikir sesuai dengan tingkat perkwmbangan anak.
g) Sekolah kerja merupakan suatu bentuk masyarakat kecil yang di dalamnya
anak-anak mendapatkan latihan dan pengalaman yang sangat penting
artinya bagi pendidikan moral, social, dan kecerdasan.

Macam- macam sekolah kerja:

1. Sekolah Kerja Sosiologis digerakkan oleh G. Kereschensteiner (1854-


1932), bangsa Jerman. Tokoh ini cenderung memikirkan pendidikan social
ekstrem yang berpendapat bahwa masyarakat;lah yang primer. Negara
merupakan bentuk masyarakat yang tinggu dan harus diutamakan. Tugas
pendidikan adalah memimpin anak menjadi warga yang baik. Penekanan
khusus ini menyebabkan selolah Kerenschensteiner ini diberi sifat sebagai
pendidikan kewarganegaraan. Sekolah ini mempersiapkan anak menjadi
warga negara melalui latihan bekerja dengan pertimbangan sebagai
berikut:
 Tiap orang adalah pekerja dalam slah satu lapangan pekerjaan atau
jawatan negara.
 Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan
negara.
 Dalam meninaikan kedua tugas tersebut, tiap warga harus ikut
membantu mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan
keselamatan negara.
2. Sekolah kerja yang berdasarkan Konsepsi O. Decroly dinamakan sekolah
kerja psikoogis karena menekankan perkembangan anak didik. Segala
kegiatan anak melalui proses pengajaran yang aktif dan kreatif harus
ditujukan untuk memungkinkan perkembangan kejiwaan anak secara
mantap dan sepenuhnya. Bahan pelajaran di tentukan berdasarkan pusat
perhatian anak.

BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Aliran pendidikan Alam sekitar adalah proses mengubah tingkah laku


anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai
anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu
berada. Alam sekitar meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan sekitar

Aliran Pendidikan Pusat Perhatian adalah Pengajaran yang berdasarkan


alam sekitar yang objek-objek pengamatannya dititik-beratkan pada sesuatu
pusat tertentu, yaitu hal-hal yang menarik perhatian manusia dalam menjalani
perkembangan hidupnya.

Aliran Pendidikan Sekolah Kerja adalah aliran yang memandang penting


antara seorang individu dengan masyarakat dalam menunjang proses
pendidikan, dalam hal ini pendidikan harus seimbang yaitu untuk kepentingan
individu dan untuk kepentingan masyarakat, bagi seorang individu harus di
bina agar dirinya dapat berkembang secara penuh menyumbangkan
kepandaian, kecakapan dan kemampuannya untuk kepentingan masyarakat,
dan sebaliknya masyarakat harus rela menyediakan sesuatu agar setiap
warganya dapat mencapai tingkat perkembangan yang setinggi- tingginya.

3.2 SARAN

Demikian makalah yang kami susun, kami menyadari bahwa makalah


yang kami susun ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi lebih
baiknya penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bias bermanfaat
bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/books/edition/Dasar_Dasar_Ilmu_Pendidikan/
4IGWDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=pengajaran+pusat+perhatian&pg=PA141&printsec=fro
ntcover (diakses pada 1 november 2021 19:00)

http://sugiono-motivasi.blogspot.com/2013/11/contoh-makalah-pengajaran-
alam-sekitar.html?m=1 (diakses pada 1 november 2021 19.30)

Anda mungkin juga menyukai