Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS HURUF ARAB

Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Bahasa Arab.

Dosen

Bapak Arif Muzayin Shofwan, M.Pd

Disusun oleh :

Nur Chayatun Nim 2186236007

Siti Zunaidatul Maulidah Nim 2186236005

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FEBRUARI 2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Blitar, 28 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1

1.2 Tujuan Masalah ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

2.1 Baca Tulis Huruf Arab ....................................................................... 2

2.2 Metode Dalam Membaca Huruf Arab Qiro Ati ................................. 7

2.3 Metode Iqro ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berfungsi sebagai pertunjuk terhadap pemeluk agamanya. Demikian
halnya dengan agama Islam. Agama Islam mempunyai kitab suci yang
bernama Al-Qur‟an. Alquran berfungsi sebagai pedoman dan panduan bagi
setiap muslim dan muslimat. Karena Al-Quran adalah pedoman dan panduan
bagi ummat Islam, berarti Alqur‟an wajib untuk dipelajari. Mempelajari
membaca Al-Qur‟an adalah sarana untuk membaca. Membaca adalah sarana
untuk dapat memahami makna dan kandungan Alqur‟an itu sendiri. Untuk
dapat membaca Al-Qur‟an tentulah harus melalui proses belajar. Dan belajar
merupakan kewajiban bagi seiap muslim dan muslimat.
Dalam belajar membaca Alqur‟an ini ada beberapa metode. Di
antaranya baca tulis huruf arab, metode dlam membaca huruf arab, Metode
Iqra.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana baca tulis huruf arab ?
2. Apa saja metode dalam membaca huruf arab qiro ati ?
3. Bagaimana metode iqro ?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui baca tulis huruf arab

2. Untuk mengetahui metode dalam membaca huruf arab Qiro ati

3. Untuk mengetahui metode iqro

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Baca Tulis Arab

Huruf bahasa Arab disebut dengan “hijaiyah”. Huruf hijaiyah


mempunyai karaketeristik tersendiri dibandingkan dengan melayu.
Diantaranya huruf hijaiyah banyak yang miripnya, tidak ada lafal “P”, dan
cara penulisan serta membacanya dari kanan ke kiri.

Berikut tulisan dan namanya:


Arab Nama Arab Nama Arab Nama
‫ا‬ Alif ‫ف‬ Zay ‫م‬ Qof
‫ة‬ Ba ‫ك‬ Sin ‫ى‬ Kaf
‫ت‬ Ta ‫ه‬ Syin ٍ Lam
‫ث‬ Ŝa ً Shod ّ Mim
‫د‬ Jim ُ Dhod ٕ Nun
‫س‬ Ha ٓ Ťo ٝ Wawu
‫ط‬ Kho ‫ظ‬ Zho ‫ـ‬ٛ Ĥa
‫ػ‬ Dal ‫ع‬ Ãin ‫ء‬/‫أ‬ Hamzah
‫ؽ‬ Dza ‫ؽ‬ Gin ‫ي‬ Ya
‫ؿ‬ Ro ‫ف‬ Fa

Untuk melafalkan huruf hijaiyah, baca saja seperti yang ditulis

dengan latin. Namun ada beberapa huruf yang berbeda dalam pelafalannya,

berikut penjelasannya:

2
Huruf Pelafalan
‫ث‬ Ujung lidah diletakkan pada ujung gigi seri atas.
Melafalkannya dengan bibir sedikit maju, seperti mengucapkan
‫ه‬
“sh” pada kata “shoping, show”.
Ujung lidah diletakkan pada gusi gigi seri bawah dan mulut
ً
sedikit maju seperti bersiul.
‫س‬ Seperti membunyi “ha” ketika kepedasan.
‫ط‬ Tenggorokan bagian atas, seperti mengeluarkan dahak.
Dengan penekanan suara dari tenggorokan dalam, sehingga
ٙ
banyak angin yang keluar dibanding melafalkan ‫( س‬Ha).
Seakan-akan melafalkan antara D dan Z yakni ujung lidah
‫ؽ‬ diletakkan pada ujung gigi seri. Seperi melafalkan “th” pada
“this, the”.
ُ Tepi lidah diletakkan pada gusi geraham.
‫ظ‬ Hampir seperti melafakan ‫( ؽ‬Dza) tapi lidah diangkat
ٓ Seperti melafalkan T tapi tidak pecah atau keluar nafas.
Berasal dari tenggorokan bagian tengah dan dilafalkan dengan
‫ع‬
lembut.
‫م‬ Pangkal lidah dengan langit-langit mulut.

Selain huruf-huruf yang di atas, dilafalkan sama seperti halnya


dalam bahasa Indonesia. Banyaklah berlatih agar tidak ada huruf yang
berdekatan dilafalkan dengan sama dan bertanyalah kepada orang yang sudah
ahli dalam membaca huruf Arab agar lebih valid!
Dalam bahasa Arab bunyi vokal tidak menempati tempat tersendiri,
akan tetapi disisipkan pada setiap huruf. Sisipan tersebut disebut harokat.
Harokat ada 3, yaitu:
1. Fathah, yaitu garis yang terdapat di atas huruf untuk vokal a/o.
2. Kasroh, yaitu garis yang terdapat di bawah huruf untuk vokal i.
3. Dhomah, yaitu kepala wawu atau semacam angka “9” yang terdapat di atas
huruf untuk vokal u.

3
Apabila huruf tidak terdapat salah satu dari ketiga harokat di atas,
maka disebut huruf mati/sukun dan ditandai dengan simbol bulat atau bulan
sabit (‫ )ــْـ‬di atas huruf tersebut.
Tulisan Bunyi Tulisan Bunyi Tulisan Bunyi Tulisan Bunyi
‫ َء‬/َ‫أ‬ A ‫ ِء‬/ِ‫إ‬ I ‫ ُء‬/ُ‫أ‬ U ‫ ْء‬/‫ْأ‬ „
‫ة‬ َ Ba ‫ة‬ ِ Bi ُ‫ة‬ Bu ْ‫ة‬ B
َ‫ت‬ Ta ‫ت‬ ِ Ti ‫ت‬ ُ Tu ‫ت‬ ْ T
‫ث‬ َ Ŝa ‫ث‬ ِ Ŝi ‫ث‬ ُ Ŝu ‫ث‬ ْ Ŝ
‫َد‬ Ja ‫د‬ِ Ji ‫ُد‬ Ju ْ‫د‬ J
‫َس‬ Ha ‫س‬ ِ Hi ‫ُس‬ Hu ْ‫س‬ H
‫َط‬ Kho ‫ط‬ ِ Khi ‫ُط‬ Khu ‫ْط‬ Kh
‫َػ‬ Da ‫ِػ‬ Di ‫ُػ‬ Du ‫ْػ‬ D
‫َؽ‬ Dza ‫ِؽ‬ Dzi ‫ُؽ‬ Dzu ‫ْؽ‬ Dz
‫َؿ‬ Ro ‫ِؿ‬ Ri ‫ُؿ‬ Ru ْ‫ؿ‬ R
‫َف‬ Za ‫ِف‬ Zi ‫ُف‬ Zu ‫ْف‬ Z
‫ك‬ َ Sa ‫ك‬ ِ Si ُ‫ك‬ Su ْ‫ك‬ S
‫ه‬ َ Sya ‫ه‬ ِ Syi ُ‫ه‬ Syu ْ‫ه‬ Sy
ً َ Sho ً ِ Shi ًُ Shu ًْ Sh
ُ َ Ťo ُ ِ Ďi ُُ Ďu ُْ Ď
َٓ Ťo ِٓ Ťi ُٓ Ťu ٓ ْ Ť
َ ‫ظ‬ Zho ‫ِظ‬ Zhi ُ‫ظ‬ Zhu ‫ظ‬ ْ Zh
‫َع‬ Ã ‫ع‬ ِ Ĩ ‫ع‬ُ Ũ ‫ْع‬ „
‫َؽ‬ Go ‫ؽ‬ ِ Gi ‫ؽ‬ ُ Gu ‫ْؽ‬ G
َ‫ف‬ Fa ‫ف‬ ِ Fi ُ‫ف‬ Fu ‫ف‬ ْ F
‫م‬ َ Qo ‫م‬ ِ Qi ‫م‬ ُ Qu ‫ْم‬ Q
‫ى‬ َ Ka ‫ى‬ ِ Ki ‫ى‬ ُ Ku ‫ْى‬ K
ٍَ La ٍِ Li ٍُ Lu ٍْ L
َّ Ma ِّ Mi ُّ Mu ّْ M
َٕ Na ِٕ Ni ُٕ Nu ٕ ْ N
َٝ Wa ِٝ Wi ُٝ Wu ْٝ W
َٙ Ĥa ِٙ Ĥi ُٙ Ĥu ْٙ Ĥ
‫ي‬ َ Ya ‫ي‬ ِ Yi ‫ي‬ ُ Yu ْ‫ي‬ Y
Latihan. Ingat membaca huruf Arab dari kanan ke kiri!
Tulisan Dibaca Tulisan Dibaca
َّ ‫ أَ َػ‬A Da Ma ْ َّ َ‫َ ٍْ أ‬ٙ َّ Ma HaL A MaŤ
ٓ
ً
َ ‫ة‬
َ Ba Sho ْٕ َٕ ٍَ ُ
َ Dho La NaN
‫ى‬ ُ ‫ي‬
َ ‫ث‬ َ ‫ك‬
َ Sa Ya Ŝu Ka َ‫ ُد ّْ فَ ِػ أ‬JuM Fa Di A

4
َ‫ ُػ ٍُ ِػ أ‬Du Lu Di A ‫ة ُع‬ َ ّْ َ‫ ظ‬DzoM Ba Ba Ũ
َ ‫ة‬
ُُ َّ ‫ كُ َؿ‬Syu Ro Ma Dhu ُ GuN DuL
ٍْ ‫ؽ ْٕ ُػ‬
ِٕ ً
ِ ‫ ِؽ‬Dzi Shi Ni ْٕ ‫ي‬
َ ‫ف‬
ِ ّْ ِ‫ إ‬IM Fi YaN
َ‫ أَ َػ َع ف‬A Da à Fa ُ GuM Fa LaN
ْٕ ٍَ َ‫ؽ ّْ ف‬
ُ
َ ‫م‬
َ َٕ ‫ َؿ‬Ro Na Qo Dho ْٙ ‫ع ْٕ َػ‬
ِ ĨN DaH
Catatan:
Untuk huruf alif tidak berharokat.
‫ َػ ا َس ا َّ ا‬Da Ha Ma ‫ َؽ ا َف ا َؿ ا‬Go Za Ro
Apabila ya sukun dan huruf sebelumnya berharokat kasroh maka
tidak dibaca “Y” dan apabila huruf sebelumnya berharokat fathah maka
dibaca “i” tapi dengan lafal lembut seperti ada bunyi “Y”.
ْ‫ ي‬ِٙ ْ‫ف ي‬
ِ Fi Hi (bukan Fiy Hiy) َٕ ْ‫ة ي‬
َ Bai Na
ْ‫ك يْ ِٕ ي‬
ِ Si Ni (bukan Siy Niy) ‫ َؽ يْ ُؿ‬Goi Ru
Apabila wawu sukun dan huruf sebelumnya berharokat dhomah
maka tidak dibaca “W” dan apabila huruf sebelumnya berharokat fathah
maka dibaca “u” tapi dengan lafal lembut mendekati bunyi “W”.
ْٝ ٍُ ْٝ ‫ ُػ‬Du Lu (bukan DuW Luw) ْٝ ٍَ َٝ Wa Lau
ُ ْٝ ُ‫ْ أ‬ٝ ُّ Mu U Qu (bukan Muw Uw Quw)
ْٝ ‫م‬ ْٝ َّ Mau
Cara menulis huruf Arab
Cara menulis huruf Arab disambung dan dimulai dari kanan ke kiri.
Setiap huruf berbeda bentuk apabila ditulis di awal kata, tengah, maupun di
akhir kata. Agar terbiasa, mulai sekarang penulis akan menyajikan kosa kata
bahasa Arab dari kanan.
Akhir Tengah Awal Satuan
‫ـب‬... ‫ـب‬... ‫ا‬ ‫ا‬
‫ـت‬... ...‫ـجـ‬... ...‫ثـ‬ ‫ة‬
‫ـت‬... ...‫ـتـ‬... ...‫تـ‬ ‫ت‬
‫ـج‬... ...‫ـخـ‬... ...‫حـ‬ ‫ث‬
‫ـذ‬... ...‫ـزـ‬... ...‫رـ‬ ‫د‬
‫ـش‬... ...‫ـضـ‬... ...‫صـ‬ ‫س‬
‫ـظ‬... ...‫ـغـ‬... ...‫عـ‬ ‫ط‬
‫ـؼ‬... ‫ـؼ‬... ‫ػ‬ ‫ػ‬
‫ـؾ‬... ‫ـؾ‬... ‫ؽ‬ ‫ؽ‬
‫ــ‬... ‫ــ‬... ‫ؿ‬ ‫ؿ‬
‫ـق‬... ‫ـق‬... ‫ف‬ ‫ف‬
5
‫ـل‬... ...‫ـنـ‬... ...‫مـ‬ ‫ك‬
‫ـو‬... ...‫ـيـ‬... ...‫ىـ‬ ‫ه‬
ٌ‫ـ‬... ...‫ـَـ‬... ...‫ٍـ‬ ً
ِ‫ـ‬... ...‫ـْـ‬... ...‫ّـ‬ ُ
ٔ‫ـ‬... ...‫ـطـ‬... ...‫ٓـ‬ ٓ
‫ـع‬... ...‫ـظـ‬... ...‫ظـ‬ ‫ظ‬
‫ـغ‬... ...‫ـؼـ‬... ...‫ػـ‬ ‫ع‬
‫ـؾ‬... ...‫ـــ‬... ...‫ؿـ‬ ‫ؽ‬
‫ـق‬... ...‫ـلـ‬... ...‫كـ‬ ‫ف‬
‫ـن‬... ...‫ـوـ‬... ...‫هـ‬ ‫م‬
‫ـي‬... ...‫ـٌـ‬... ...‫ًـ‬ ‫ى‬
َ‫ـ‬... ...‫ـِـ‬... ...‫ُـ‬ ٍ
ْ‫ـ‬... ...‫ـٔـ‬... ...‫ٓـ‬ ّ
ٖ‫ـ‬... ...‫ـ٘ـ‬... ...‫ٗـ‬ ٕ
ٞ‫ـ‬... ٞ‫ـ‬... ٝ ٝ
ٚ‫ـ‬... ...‫ـ‬ٜ‫ـ‬... ...‫ـ‬ٛ ٙ
‫ـئ‬.. ...‫ـئـ‬... ‫أ‬ ‫ء‬
‫ـي‬... ...‫ـيـ‬... ...‫يــ‬ ‫ي‬
Huruf yang diberi warna merah tidak bisa disambung ke depan,
sehingga huruf setelahnya ditulis seperti huruf awal. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh berikut!
ْ‫ ثـنـ‬ ّ‫ةك‬ ‫ٗـَــ‬  ‫ًٕؿ‬
ٚ‫ اُـِـ‬ ٍٍٙ‫ا‬ ‫ ٗـٌـش‬ ‫ٕىس‬
‫ ٓـضـٔـؼ‬ ‫ّسّػ‬ ‫ ؿػػ‬ ‫ؿػػ‬
‫ اُـلـالس‬ ‫اٍفٍاس‬ ‫ هـؼس‬ ‫مػس‬
‫ ًـيـق‬ ‫ىهف‬ ‫ ثــى‬ ‫ةؿى‬
‫ ٓـبػاتـب‬ ‫ّاػاتا‬ ٍ‫ هـب‬ ٍ‫ما‬
‫اء‬ٞ‫ مـ‬ ‫اء‬ٝ‫ك‬ ِ‫ ثـيـ‬ ُ‫ةي‬
‫ فًـي‬ ‫فىي‬ ٖ‫ اٗـي‬ ٕ‫إي‬
Nah apabila sudah hafal dan faham, kita berlanjut ke pelajaran
berikutnya. Kali ini kita akan mempelajari tentang tasydid dan tanwin.
Tasydid adalah tanda seperti sisir (‫ )ــّـ‬di atas huruf yang berguna untuk
menunjukkan huruf ganda. Amati kata berikut!
Dibaca Tulisan Dibaca Tulisan
FaR Ro Ha ‫ كَــ َّـ َس‬MaD Da ‫َٓــ َّؼ‬
iN Na َّٕ ِ‫ إ‬aS Sa La Mu ُّ ‫اَُن ََّال‬

6
iT Ti Ha Du ‫ اِتِّـ َضـب ُػ‬Na BiY Yu ‫ٗـَــجِــي‬
Adapun tanwin adalah harokat ganda (‫ ــٌـ‬،‫ ــٍـ‬،‫ )ــًـ‬yang terdapat di
akhir kata dan dibaca dengan tambahan bunyi “N”. Khusus tanwin fathah
diakhiri dengan alif, untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut!
Dibaca Tulisan Dibaca Tulisan
Sa La Man َ ‫ َم‬Wa La Dun
‫ــال ًٓب‬ ‫َُــ ٌؼ‬َٝ
Go Lin ٍٍ ‫ ؿَـــب‬Wa La Dan ‫َُــؼًا‬َٝ
Bai Tun ٌ ‫ ثــَي‬Wa La Din
‫ْــت‬ ‫َُــ ٍؼ‬َٝ

2.2 Metode Dalam Membaca Huruf Arab Qiro Ati


Cara Membaca Huruf Hijaiyah (Huruf Arab) Al-Qur‟an menggunakan
bahasa Arab dan huruf hijaiyah. Meski begitu, Al-Qur‟an diturunkan bukan
cuma untuk orang Arab saja, tetapi seluruh umat Islam di dunia. Untuk itu,
agar bisa memahami isi bacaan Al-Qur‟an, kita harus tahu cara membacanya.
Bagi orang Indonesia, huruf hijaiyah bukan huruf yang utama digunakan
sehari-hari. Di sekolah reguler pun yang diajarkan adalah cara membaca
huruf latin. Namun, untuk belajar membaca huruf Arab, kini sudah banyak
sekolah madrasah atau guru ngaji yang mau mengajarkannya.Tapi, masih
banyak orang yang masih tidak bisa membaca Al-Qur‟an. Mungkin ada
yangwaktu kecil belajar, tapi karena sering tidakdipraktikkan, bacanya jadi
tidak lancar. Namun, belajar tidak mengenal kata terlambat. Selagi belum
masuk ke liang lahat, masih ada waktu untuk belajar.advertisementAgar bisa
membaca Al-Qur‟an, kita perlu mengenali huruf-huruf hijaiyah, bagaimana
bentuknya dan cara membacanya. Berikut ini huruf hijaiyah beserta huruf
latinnya.
Cara bacanya jangan ditelan mentah-mentah, misalnya di situ
tulisannya ra, padahal bacanya ro. Kalau dalam penulisan bahasa Indonesia
memang begitu, dalam KBBI juga ra artinya huruf nama huruf ke-10 dalam
abjad Arab.Kalau pada gambar di atas, ada hamzah di huruf alif. Berdasarkan
referensi lainnya, tidak ada hamzah di atas huruf alif.Kalau cuma membaca
tanpa mendengar bagaimana cara pengucapannya yang benar, rasanya masih
kurang. Kalau huruf-huruf seperti alif, ba, dan ta, rasanya tidak susah bagi

7
lidah orang Indonesia. Tapi, dengan huruf-huruf yang tidak ada dalam huruf
latin seperti dzal, dha, dan dad agak susah karena tidak terbiasa.
2.3 METODE IQRO
Metode iqro‟ adalah suatu metode membaca Al-Qur‟an yang
menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro‟
terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap
sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode iqro‟ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang
bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-
Qur‟an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya diperkenalkan
nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih
bersifat individual.
Metode pembelajaran ini pertama kali disusun oleh H. As‟ad
Humam di Yogyakarta. Buku metode Iqro‟ ini disusun/dicetak dalam enam
jilid sekali. Di mana dalam setiap jilidnya terdapat petunjuk mengajar dengan
tujuan untuk meudahkan setiap peserta didik (santri) yang akan
menggunakannya, maupun ustadz/ustadzah yang akan menerapkan metode
tersebut kepada santrinya. Metode iqro; ini termasuk salah satu metode yang
cukup dikenal dikalangan masyarakat, karena metode ini sudah umum
digunakan ditengah-tengah masayarakat Indonesia.
A. PENCETUS/ PENEMU METODE IQRO
Metode Iqro‟ ini disusun oleh Ustadz As‟ad Human yang berdomisili
di Yogyakarta. Kitab Iqro‟ dari ke-enam jilid tersebut di tambah satu jilid
lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk
pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar
maupun yang mengajar Al-Qur‟an.
Bagi kebanyakan umat Islam Indonesia, nama K.H. As‟ad Humam
sudah tidak asing lagi karena karyanya berupa metode praktis membaca
Al-Qur‟an serta lembaga pendidikan TKA (Taman Kanak-kanak Alqur‟an)
dan TPA (Taman Pendidikan AlQur‟an) telah menyebar keseluruh
Indonesia, ke Malaysia dan mancanegara lainnya. Bahkan di Malaysia
metode Iqro ditetapkan sebagai kurikulum wajib di sekolah.

8
Pria yang lahir tahun 1933 yang cacat fisik sejak remaja ini ternyata
sebagai penemu Metode Iqro yang menghebohkan banyak kalangan.
Banyak para penguji mencoba mengadakan pengujian terhadap
keakuratan metode ini. Ternyata karena selain sererhana dengan metode
iqro sangat mudah mempelajari Al-Qur‟an.
Menurut Meneg, K.H. As‟ad Humam yang hanya lulusan kelas 2
MadrasahMualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setinggi SMP) ini juga
bisa disebut “pahlawan”, yakni pahlawan penjaga kelestarian Al-Qur‟an
dan pahlawan yang telah membebaskan jutaan anak Indonesia dari buta
Al-Qur‟an. Berkat hasil karyanya ini jutaan anak muslim Indonesia dengan
mudah mempelajari Al-Qur‟an[1].
Sebelum K.H. As‟ad Humam meluncurkan metode Iqro‟ memang
sudah ada metode membaca Al-Qur‟an yang dimanfaatkan oleh umat
islam Indonesia antara lain dalam metode Juz Amma, methode Al-
Banjary, methode Al-Barqy dan banyak methode lainnya. K.H. As‟ad
Humam dalam menyusun karyanya ini juga berdasarkan metode yang
saudah ada sebelumnya. Tetapi begitu metode Iqro muncul, sekitar tahun
1988 langsung mendapat sambutan hangat masyarakat. Sebab metode
yang digunakan juga praktis dan membuat anak kecil bisa cepat menbaca
Al-Qur‟an dengan fasih dan tartil, padahal sebelumnya anak-anak seusia
TK umumnya belum bisa membaca Al-Qur‟an.
Pada awal Februari tahun 1996 dalam usia 63 tahun sang penemu
metode ini K.H. As‟ad Humam telah dipanggil Allah SWT. Dan
menghembuskan nafas terakhirnya di Bulan Suci Ramadhan hari
Jum‟at(2/2) sekitar Pukul 11:30 memang, dimana sejak 14 Desember
tahun l1995 ia telah sakit dan pernah diopname di Rumahsakit
Muhammadiyah Yogyakarta sekitar 2 bulan. Jenazah KH. As‟ad Humam
dishalatkan di mesjid Baiturahman Selokraman Kota Gede Yogya tempat
ia mengabdi.
Pada saat pelepasan menuju tempat peristirahatan terakhir jenazah
bapak 6 anak dan kakek 10 benar-benar dikenang masyarakat luas baik
masyarakat Indonesia maupun mancanegara.

9
Hal ini terbukti pada sambutan Menteri Agama RI yang saat itu Dr.
H. Tarmizi Taher yang dibacakan Kakanwil Daerah Istimewa Yogyakarta
Muhda Hadisaputro SH pada saat upacara pemakaman. Ia menjelaskan
dalam pidatonya bahwa Hasil karya K.H. As‟ad Humam benar-benar
sudah go internasional. Lebih lanjut oleh Menag RI dijelaskan Metode
Iqro selain sudah diterapkan di beberapa negara tetangga, semacam
Malaysia, Singapura dan Brunai Darusalam.juga sudah diterjemaahkan
kedalam berbagai bahasa, bahkan dilakukan penjagaan penggunaannya
oleh kalangan muslimin di Amerika Serikat.
B. PERKEMBANGAN
Tak mengherankan kalau metode iqro berkembang pesat. Sampai
saat ini (data penulis tahun 2007) tercatat 30 ribu TKA/ TPA. Dengan
santri mencapai 6 juta lebih menerapkan metode ini. Bulan Juli tahun
1995 Presiden Soeharto mewisuda ribuan santri TKA/TPA. Wakil
persiden juga melakukan hal yang serupa di Yogya dalam berbagai even
misalnya MTQ juga acap menampilkan santri TKA yang
mendemonstrasikan kemampuan mereka membaca Al-Qur‟an.
Metode Iqro memang sudah diakui dan dimanfaatkan banyak orang.
Pemerintah sendiri juga telah menganugrahkan penghargaan kepada K.H.
As‟ad Humam atas hasil karyanya ini. Tahun 1991 Mentri Agama RI
(waktu H Munawir Sjadzali MA. Menjadikan TKA /TPA yang didiriakn
K.H. As‟ad Humam di kampung Selokraman Kotagede Yogya sebagai
balaii litbang LPTQ Nasional, yang berfungsi sebagai Balai Latihan dan
pengembangan dan lembaga pengembangan Tilawatil Qur‟an.
Dari waktu kewaktu metode Iqro semakin memasyarakat. Bukan saja
masyarakat sekitar yang memanfaatkannya, tetapi merembet masyarakat
pelosok di DIY, berbagai daerah di luar YID, bahkan akhirnya merembet
ke seluruh Indonesia. Yang mempermudah persebaran metode ini antara
lain karena keihklasan K.H. As‟ad Humam dan para anak buahnya di
sekretariat Team Tadarus AMM Kota Gede, yang merupakan markas dan
cikal bakal TKA/TPA sebagai realisasi pengajaran metode Iqro terhadap
masyarakat yang datang dan ingin memanfaatkan metode ini.

10
C. KARAKTERISTIK
Metode Iqro‟ terdiri dari 6 jilid dengan variasi warna cover yang
memikat perhatian anak TK Al-Qur‟an. Selain itu, didalam masing-masing
jilid dari buku panduan Iqro‟ ini sudah dilengkapi dengan bagaimana cara
membaca dan petunjuk mengajarkan kepada santri.
Ada 10 macam sifat-sifat buku Iqro‟ yatu :
1. Bacaan langsung.
2. CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
3. Prifat
4. Modul
5. Asistensi
6. Praktis
7. Sistematis
8. Variatif
9. Komunikatif
10. Fleksibel.[2]
Bentuk-bentuk pengajaran dengan metode Iqro‟ antara lain :
1. TK Al-Qur‟an
2. TP Al-Qur‟an
3. Digunakan pada pengajian anak-anak di masjid/musholla
4. Menjadi materi dalam kursus baca tulis Al-Qur‟an
5. Menjadi program ekstra kurikuler sekolah
6. Digunakan di majelis-majelis taklim
Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro‟ adalah:
1. Kelebihan:
2. Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan
santri yang dituntut aktif.
3. Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara
bersama) privat, maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilid-
nya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).
4. Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan
benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan peng-hargaan.

11
5. Bila ada santri yang sama tingkat pelajaran-nya, boleh dengan sistem
tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya
menyimak.
6. Bukunya mudah di dapat di toko-toko.
7. Kekurangan
8. Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini.
9. Tak ada media belajar
10. Tak dianjurkan menggunakan irama murottal.
D. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Setiap metode pembelajaran yang digunakan tentu memiliki metode
tersendiri, namun secara umum metode pelaksanaan pembelajran untuk
membuka pembelajran itu sama, seperti pemasangan niat, berdoa,
berwudhu dan lain-lain, namun dalam kegiatan intinya yang memilki
teknik-teknik atau langkah-langkah masing-masing yang berbeda setiap
metode pembelajaran.
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran metode ini berlangusng
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Ath Thoriqah bil Muhaakah, yaitu ustadz/ustadzah memberikan contoh
bacaan yang benar dan santri menirukannya.
2. Ath Thoriqah bil Musyaafahah, yaitu santri melihat gerak-gerik bibir
ustadz/uztadzah dan demikian pula sebaliknya ustadz/ustadzah melihat
gerak gerik mulut santri untuk mengajarkan makhorijul huruf serta
menhindari kesalahan dalam pelafalan huruf, atau untuk melihat apakah
santri sudah tepat dalam melafalkannya atau belumAth Thoriqoh Bil
Kalaamish Shoriih, yaitu ustadz/ustadzah harusmenggunakan ucapan
yang jelas dan komunikatif.
Ath thriqah bis Sual Limaqoo Shidit Ta’limi, yaitu
ustadz/ustadzah mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan santri menjawab
atau ustadz/ustadzah menunjuk bagian-bagian huruf tertntu dan santri
membacanya.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abjad Arab ( al-abjadīyah al-ʻarabīyah atau
al-ḥurūf al-ʻarabīyah) atau huruf hijaiah adalah aksara bahasa Arab
yang telah dikodifikasi untuk penulisan bahasa Arab. Abjad Arab ditulis
dari kanan ke kiri bergaya kursif dan terdiri dari 28 huruf.
Cara Membaca Huruf Hijaiyah (Huruf Arab) Al-Qur‟an
menggunakan bahasa Arab dan huruf hijaiyah. Cara bacanya jangan ditelan
mentah-mentah, misalnya di situ tulisannya ra, padahal bacanya ro. Kalau
dalam penulisan bahasa Indonesia memang begitu, dalam KBBI juga ra
artinya huruf nama huruf ke-10 dalam abjad Arab.Kalau pada gambar di atas,
ada hamzah di huruf alif.
Metode Iqro‟ ini disusun oleh Ustadz As‟ad Human yang berdomisili
di Yogyakarta. Kitab Iqro‟ dari ke-enam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi
yang berisi tentang doa-doa. Setiap metode pembelajaran yang digunakan
tentu memiliki metode tersendiri, namun secara umum metode pelaksanaan
pembelajran untuk membuka pembelajran itu sama, seperti pemasangan niat,
berdoa, berwudhu dan lain-lain, namun dalam kegiatan intinya yang memilki
teknik-teknik atau langkah-langkah masing-masing yang berbeda setiap
metode pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://hahuwa.blogspot.com/2019/02/cara-membaca-dan-menulis-huruf-
arab.html

https://www.google.com/search?q=METODE+DALAM+MEMBACA+HUR
UF+ARAB&client=firefox-b-d&sxsrf=APq

http://inspirasilex.wordpress.com/2012/05/27/265/

14

Anda mungkin juga menyukai