Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA

“Pengaruh Pengasuhan Terhadap Perkembangan Anak”

Dosen Pengampu : Yurnalis, M.Pd

Di susun Oleh :

Komala Sari (20190413019)

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMAD AZIM JAMBI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
“Pengaruh Pengasuhan Terhadap Perkembangan Anak”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Jambi, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1

C. Tujuan............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3

A. Pengertian Orang Tua dan Anak..................................................................... 3

B. Pola Asuh Anak.............................................................................................. 3

C. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak dan Faktor Utama yang

Mempengaruhi Pola Asuh.............................................................................. 4

D. Pendekatan Orang Tua yang Berpotensi Mengganggu Kepribadian Anak.... 5

E. Syarat Pola Asuh Efektif................................................................................. 6

F. Penerapannya Di Sekolah................................................................................ 7

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 9

A. Kesimpulan..................................................................................................... 9

B. Saran............................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan anak terjadi mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual yang
berkembang pesat saat anak memasuki usia prasekolah (3-6 tahun) dan bisa disebut dengan
golden age. Masa prasekolah adalah masa dimana kognitif anak mulai menunjukkan
perkembangan dan anak telah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah.

Perkembangan pada anak usia dini atau yang disebut dengan “The Golden Age”,
yang artinya perkembangan pada usia inilah yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pada periode berikutnya hingga anak berada pada masa dewasa (Sulistiani,
2009:60). Usia 0-6 tahun adalah usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter
dan kepri- badian seorang anak.

Keluarga merupakan lembaga sosialisasi yang pertama dan utama bagi seorang anak.
Melalui keluarga itulah, anak diberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan
pendidikan anak agar kelak dapat melakukan penyesuaian diridan pertama bagi anak – anak,
dan pendidikan dari orang tua merupakan dasar perkembangan dan kehidupan remaja di
kemudian hari.

Peningkatan perilaku sosial cenderung paling menyolok pada masa kanak – kanak.
Sebagian besar orang tua menyadari adanya hubungan perilaku sosial sangat erat dengan
pengaruh pola asuh dalam orang tua.

Dengan pola asuh orang tua yang mempengaruhi permasalahan pada anak yaitu
salah satunya yang paling berpengaruh dalam memepengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah itensitasnya dan kualitas kemampuan orang tua dalam mengasuh
anak. Dalam hal, bentuk perhatian, kehangatan, penghargaan pada anak, memberikan
pendidikan, menanamkan nilai-nilai moral (kebutuhan secara psikologis).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi orang tua dan anak?


2. Bagaimanakah pola asuh anak?
3. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak dan faktor utama yang
mempengaruhi pola asuh?
4. Apa saja pendekatan orang tua yang berpotensi mengganggu kepribadian anak?
5. Apa saja syarat pola asuh yang efektif?
6. Bagaimana penerapannya di sekolah?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi orang tua dan anak


2. Membahas pola asuh anak
3. Membahas tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak dan faktor utama
yang mempengaruhi pola asuh
4. Mengetahui pendekatan orang tua yang berpotensi mengganggu kepribadian anak
5. Membahas syarat pola asuh yang efektif
6. Membahas penerapannya di sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Orang Tua dan Anak

Orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan manusia baru (anak) serta
mempunyai kewajiban untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak tersebut agar
menjadigenerasi yang baik. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan mental spiritual anaknya seperti:

 Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar agar anak tidak merasa
tertekan.
 Mengajarkan kepada anak tentang dasar-dasar pola hidup pergaulan yang benar.
 Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya.

Anak adalah hasil dari suatu proses tahapan yang bermla dari bertemunya sel
kelamin jantan dan betina (pembuahan), lalu terbentuklah zigot yang bergerak ke uterus
hingga terbentuklah embrio yang akan tumbuh menjadi janin. Janin tersebut akan tumbuh
dan jika saatnya telah tiba maka akan lahir ke dunia menjadi seorang anak.

B. Pola Asuh Anak

Secara etimologi, pola berarti bentuk, tata cara, sedangkan asuh berarti menjaga,
merawat dan mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau system dalam menjaga,
merawat dan mendidik. Jika ditinjau dari terminology, pola asuh anak adalah suatu pola atau
system yang diterapkan dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak yang bersifat
relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi
negative atau positif.

Menurut Baumrind (1967), pola asuh dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:

a) Pola asuh secara demokratis

Pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu
dalam mengendalikan anak. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu
mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran- pemikiran. Orang tua type ini juga
bersifat realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap melebihi batas kemampuan
anak. Orang tua type ini juga memberikan kebebasan pada anak, dalam memlih dan
melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya terhadap anak bersifat hangat.

b) Pola Asuh Otoriter

Cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti. Biasanya dibarengi


dengan ancaman-ancaman. Misalnya kalu tidak mau makan, maka anak tidak akan diajak
bicara. Orang tua tipe ini juga cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum apabila
sang anak tidak mau melakukan apa yang diinginkan oleh orang tua. Orang tua tipe ini juga

3
tidak mengenal kompromi dalam berkomunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe
ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti dan mengenal anaknya.

c) Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat
longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melaakukn sesuatu tanpa
pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan
anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan olaeh
mereka. Namun oraang tu tipe ini biasanya bersifat hangat sehingga seringkali disukai oleh
anak.

d) Pola Asuh Penelantar

Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim
pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak dignakan untuk keperluan pribadi mereka seperti
bekerja. Dan kadangkala aamereka terlalu menghemat biaya untuk anak-anak mereka.
Seorang ibu yang depresi adalah termasuk dalam kategori ini, mereka cenderung
menelantarkan anak-anak mereka secar fisik dan psikis. Ibu yang depresi pada umumnya
tidak mau memberikan perhatian fisik dan psikis pada anak-anaknya.

C. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak dan Faktor Utama yang
Mempengaruhi Pola Asuh

a. Pengaruh Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri,


dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu
menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru. Dan kooperatif terhadap
orang lain.

b. Pengaruh Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam,
tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-norma, berkepribadian
lemah, cemas dan terkesan menarik diri.

c. Pengaruh Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsive,


agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara
sosisal dan kuranag percaya diri.

4
d. Pengaruh Pola Asuh Penelantar

Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak yang moody, impulsive,
agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, self esteem (harga diri) yang
rendah, sermg bermasalah dengan teman-temannya.

Faktor Utama yang Mempengaruhi Pola Asuh

a) Budaya

Orang tua mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang tua merasa
bahwa orang tua mereka berhasil mendidik mereka dengan baik, maka mereka
menggunakan teknik yang serupa dalam mendidik anak asuh mereka.

b) Pendidikan Orang Tua

Orang tua yang memiliki pengetahuan lebih banyak dalam mengasuh anak, maka
akan mengerti kebutuhan anak.

c) Status Sosial Ekonomi

Orang tua dari kelas menengah rendah cenderung lebih keras/lebih permisif dalam
mengasuh anak (Hurlock, E,B 2002).

D. Pendekatan Orang Tua yang Berpotensi Mengganggu Kepribadian Anak

Berikut adalah dua sisi pendekatan atau cara mengasuh orang tua yang mempunyai
potensi mengganggu kepribadian anak, yaitu :

a) Pendekatan orang tua yang negatif

Ada orang tua yang menyikapi anak-anaknya dengan cara yang negative, bahkan ada
yang sampai menjadikan anak-anak mereka objek kekerasan atau pelampiasan amarah. Ada
pula sebagian anak yang terus-menerus dipandang sebagai anak kecil, akibatnya anak
tersebut jadi merasa tak berarti dalam hidup, mereka merasa tak dihargai sebagai manusia,
padahal mungkin ia sudah bisa memberi pandangan-pandangan yang bermanfaat bagi
anggota keluarga yang lain.

Jika anak sudah memasuki usia remaja namun masih saja disikapi atau diperlakukan
seperti anak kecil maka akan muncul kekecewaan yang mendalam pada diri anak tersebut,
dan akan sulit bagi dirinya untuk cepat menjadi dewasa, karena perbuatan yang ia lakukan
selalu diremehkan oleh orang tuanya. Ada juga anak-anak yang disikapi secara tidak adil
oleh orang tuanya, semua anggota keluarganya mendapar perlakuan yang baik, sementara ia
sendiri diperlakukan secar berbeda, seolah ia bukan anak kandung dalam anggota keluarga
tersebut. Hal ini tentu sangat menyakitkan si anak dan dapat menjadi faktor pendorong

5
untuk melakukan hal-hal yang mnyimpang seperti mengkonsumsi narkoba, mendekati
miras, pergaulan bebas, tawuran, dan lain sebagainya.

b) Orang tua yang terlalu baik

Selain orang tua yang bersikap negatif pada anak-anaknya, ada juga yang justru
bersikap terlalu positif. Mereka sangat sayang terhadap anak-anaknya, tetapi mereka tidak
tahu cara mendidiknya, sehingga akhirnya sang anak jadi manja. Hal yang perlu dituturkan
disini karena pengalaman dilapangan menunjukkan betapa banyak anak-anak yang
dimanjakan dan memperoleh fasilitas yang lebih dari orang tua mereka, mereka ini
cenderung akan bersikap arogan, malas dan merasa tidak perlu bekerja keras dalam hidup
serta kurang memiliki tanggung jawab terhadap apa yang ia perbuat.

Jadi pendekatan orang tua yang negative akan membawa dampak buruk pada
perekembangan kepribadian anak-anaknya.

E. Syarat Pola Asuh Efektif

Pola asuh yang efektif itu bisa dilihat dari hasilnya anak jadi mampu memahami
aturan-aturan di masyarakat, syarat paling utama pola asuh yang efektif adalah landasan
cinta dan kasih sayang.

Berikut hal-hal yang dilakukan orang tua demi menuju pola asuh efektif :

a) Pola Asuh harus dinamis

Pola asuh harus sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan


anak. Sebagai contoh, penerapan pola asuh untuk anak balita tentu berbeda dari pola asuh
untuk anak usia sekolah. Pasalnya,kemampuan berfikir balita masih sederhana. Jadi pola
asuh harus disertai komunikasi yag tidak bertele-tele dan bahasa yang mudah dimengerti.

b) Pola asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak

Ini perlu dilakukan karena kebutuhan dan kemampuan anak yang berbeda. Shanti
memperkirakan saat usia satu tahun, potensi anak sudah mulai dapat terlihat seumpama jika
mendengar alunan musik, dia lebih tertarik ketimbang anak seusianya, kalau orang tua
sudah memiliki gambaran potensi anak, maka ia perlu diarahkan dan difasilitasi.

c) Ayah ibu mesti kompak

Ayah dan ibu sebaiknya menerapkan pola asuh yang sama. Dalam hal ini, kedua
orang tua sebaiknya “berkompromi” dalam menetapkan nilai-nilai yang boleh dan tidak.

6
d) Pola asuh mesti disertai perilaku positif dari orang tua

Penerapan pola asuh juga membutuhkan sikap-sikap positif dari orang tua sehingga
bisa dijadikan contoh/panutan bagi anaknya. Tanamkan nilai-nilai kebaikan dengan disertai
penjelasan yang mudah dipahami.

e) Komunikasi efektif

Syarat untuk berkomunkasi efektif sederhana yaitu luangkan waktu untuk


berbincang-bincang dengan anak. Jadilah pendengar yang baik dan jangan meremehkan
pendapat anak. Dalam setiap diskusi, orang tua dapat memberikan saran, masukan atau
meluruskan pendapat anak yang keliru sehingga anak lebih terarah.

f) Disiplin

Penerapan disiplin juga menjadi bagian pola asuh, mulailah dari hal-hal kecil dan
sederhana. Misal, membereskan kamar sebelum berangkat sekolah anak juga perlu diajarkan
membuat jadwal harian sehingga bisa lebih teratur dan efektif mengelola kegiatannya.
Namun penerapan disiplin mesti fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan / kondisi anak.

g) Orang tua konsisten

Orang tua juga bisa menerapkan konsistensi sikap, misalnya anak tidak boleh minum
air dingin kalau sedang terserang batuk, tapi kalau anak dalam keadaan sehat ya boleh-boleh
saja. Dari situ ia belajar untuk konsisten terhadap sesuatu, sebaliknya orang tua juga harus
konsisten, jangan sampai lain kata dengan perbuatan (Theresia S. Indira, 2008).

F. Penerapannya Di Sekolah

Guru merupakan orang tua siswa di sekolah yang wajib memberikan pola asuh yang
tepat terhadap siswa. Dengan pola asuh yang tepat, maka akan membentuk kepribadian
siswa yang baik.

Sebagai seorang guru BK di Sekolah Dasar, juga berperan sebagai guru kelas, wali
kelas, dan konselor sehingga guru BK harus bisa memilih pola asuh anak yang tepat.

a) Layanan Dasar Bimbingan

Untuk membentuk kepribadian siswa yang bertanggung jawab, guru BK sebaiknya


menerapkan pola asuh secara demokratis di sekolah dalam membimbing dan mengasuh
siswa. Karena pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang
mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya,
mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, dan kooperatif
terhadap orang lain.

7
b) Layanan Responsif

Dengan diterapkannya poa asuh secara demokratis, sebagai guru BK harus


mengetahui bagaimana respon siswa, terkait dengan sikap dan perilaku terhadap sekolah,
serta hubungan dengan teman sebaya. Apakah pola asuh tersebut dapat meminimalisir
munculnya masalah, baik antar siswa atau antar siswa dengan pihak sekolah.

c) Sistem Perencanaan Individu

Dengan diterapkannya pola asuh secara demokratis, guru telah berupaya membantu
siswa dalam merencanakan masa depannya. Karena dengan pola asuh tersebut akan
menjadikan siswa sebagai pribadi yang mandiri, sehingga siswa akan lebih mudah
mempersiapkan pendididkan, karir, dan pengembangan social pribadinya.

d) Pendukung Sistem

Selain guru yang menerapkan pola asuh secara demokratis di sekolah, untuk
mencapai hasil yang optimal dalam membentuk kepribadian siswa, hendaknya guru
mensosialisasikan pada wali murid atau orang tua para siswa untuk menerapkan pola asuh
secara demokratis dalam membimbing anak-anaknya dirumah. Dan diharapkan untuk tidak
memberikan pola asuh yang otoriter, serta memberikan informasi tentang dampak dari pola
asuh yang otoriter dalam perkembangan anak.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pola asuh orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan
bagaimana bentuk pribadi anak dimasa depan, oleh sebab itu orang tua harus benar-benar
mawas diri dan bersungguh-sungguh dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan serta norma-
norma yang baik kepada anak melalui pola asuh yang baik dan benar.

Dari berbagai macam pola asuh yang tersebut diatas, dapat kami simpulkan bahwa
pola asuh yang paling baik adalah pola asuh demokratis karena dapat menghasilkan
karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan
teman-temannya, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru.
Dan kooperatif terhadap orang lain.

B. Saran

 Hendaknya orang tua tidak egois, yaitu menganggap bahwa dirinya saja yang paling
benar, karena pada prinsipnya setiap anak juga ingin menekspresikan dirinya dengan
gaya dan cara sendiri.
 Pilihlah pola asuh anak yang baik agar anak yang diasuh dapat tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang berkarakteristik baik. Karena orang tua adalah
tempat curahan hati seorang anak, maka jadilah orang tua yang mampu dijadikan
sandaran yang baik bagi anak.
 Hindari tindakan negatif pada anak seperti memarahi anak tanpa sebab, menyuruh
anak seenaknya seperti pembantu tanpa batas, menjatuhkan mental anak, merokok,
malas beribadah, menbodoh-bodohi anak, sering berbohong pada anak, membawa
pulang stres dari kantor, memberi makan dari uang haram pada anak, enggan
mengurus anak, terlalu sibuk dengan pekerjaan dan lain sebagainya.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://uphilunyue.blogspot.com/2013/01/pengaruh-pola-asuh-orang-tua-terhadap.html

http://uphilunyue.blogspot.com/2013/01/pengaruh-pola-asuh-orang-tua-
terhadap.html#ixzz2OY4x08od

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pola-asuh-menurut-para-ahli.html

10

Anda mungkin juga menyukai