Anda di halaman 1dari 18

RANGKUMAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR

Dosen: Drs. H. Lily Barlia, M.Sc. Ed. Ph.d

Oleh:

Nama : Lulu Andriyani Fitri

NIM : 1506301

Kelas : IB PGPAUD

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

2016
Bagian Kesatu

Memahami Konsep pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanak-kanak

BAB I

Pendahuluan

A. Tujuan Pendidikan Taman Kanak-Kanak


Memahami tujuan pendidikan taman kanak-kanak merupakan hal penting bagi pihak-
pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan TK. Secara
konseptual rumusan tentang tujuan pendidikan prasekolah atau TK dapat kita simak melalui
berbagai tulisan yang dikemukakan oleh para ahli yang menekuni bidang tersebut.

Diantara para ahli yang menekuni bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Prasekolah,
yakni Bredecamp dan Cople (1997), berpendapat bahwa pendidikan pada jenjang TK
ditujukan dan dirancang untuk melayani dan meningkatkan perkembangan intelektual,
sosial, emosional, bahasa dan fisik anak. Bechler dan Snowman (1993) juga menyatakan
bahwa tujuan dari pendidikan prasekolah atau level TK adalah untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-
norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut.Sedangkan Ali Nugraha (2004)
mengklasifikasikan dua tujuan utama pendidikan jenjang TK, yakni tujuan internal dan
tujuan instrumental.Tujuan internal adalah tujuan tujuan TK yang diarahkan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal atau menuju kematangan
yang semestinya.Sedangkan tujuan instrumental addalah tujuan TK yang diarahkan untuk
mengantarkan anak memasuki dunia pendidikan atau sekolah formal.

Rumusan tujuan pendidikan ke-TK-an secara formal (konstitusional) melalui UU


SISDIKNAS bahwa tujuan pendidikan TK adalah pemberian rangsangan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Rumusan tujuan tersebut diterjemahkan ke dalam tujuan
kurikulum TK 2004 sebagai berikut: Bahwa TK bertujuan membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai
agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap
memasuki pendidikan dasar. Berikut fungsi TK dalam kurikulum TK:

1. TK berfungsi mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak


2. TK berfungsi mengenalkan anak dengan dunia sekitar
3. TK berfungsi menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik
4. TK berfungsi mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
5. TK berfungsi mengembangkan keterampilan, kreativitas dan kemampuan yang dimiliki
anak
6. TK berfungsi menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar

Uraian tujuan pendidikan TK di atas, penting dipelajari sebagai landasan dalam


mengelola lingkungan belajar bagi anak. Untuk merancang,mengkreasi,dan menghasilkan
lingkungan belajar yang lebih cocok untuk anak yang bersifat umum.

B. Kekhasan Pembelajaran di TK
Pembelajaran adalah penyiapan suatu kondisi agar terjadinya belajar ( Nana
Sudjana,1987). Pembelajaran adalah upaya logis yang didasarkan pada kebutuhan-
kebutuhan belajar anak Pembelajaran akan sangat bergantung pada pemahaman guru
tentang hakikat anak sebgai peserta atau sasaran belajar. Dengan demikian
pembelajaran bersifat khas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak yang
dilayaninya.
Untuk mampu memahami kekhasan sesuatu pembelajaran,kata kuncinya
adalah bahwa seseorang harus memahami karateristik dan kebutuhan pembelajaran
secara memadai. Jika kita ingin mengetahui bagaimanakah kekhasan di TK atau
lembaga pendidikan prasekolah sebaiknya dirancang dan terjadi,maka kita perlu
mengetahui bagaiman perkembangan cara belajar anak TK atau prasekolah.
Adapun perkembangan dan cara belajar anak usia dini, adalah sebagai berikut
dibawah ini :

1. Perkembangan dan cara belajar anak TK


Piaget mengkategorikan empat tahapan perkembangan kognitif dan afektif.
Tahapan-tahapan perkembangan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a) Tahap usia sensori-motor (usia 0-2 tahun).pada tahap ini perilaku kasat mata anak
terutama didominasi dalam bentuk gerakan fisik
b) Tahap berpikir pra-operasional (usia 2-7 tahun). Tahap ini ditandai dengan
perkembangan bahasa dan berbagai bentuk representasi lainnya serta
perkembangan konseptual yang pesat
c) Tahap operasi kongkret (usia 7-11 tahun). Pada tahap ini anak mulai dapat berpikir
logis dan menerapkan pikiran logisnya untuk memecahkan masalahyang konkret
d) Tahap operasi formal (usia 11-15 atau lebih). Pada tahap ini struktur kognitif anak
telah berkembang penuh dan menerapkan nalar logisnya terhadap berbagai
masalah.

2. Gambaran khusus pembelajaran di TK


Cara belajar anak usia dini bersifat khas yang memiliki kemampuan memahami
perkembangan dan cara belajar sesuai dengan kebutuhannya. Ada tiga kata kunci
yang saling keterkaitan yang harus terpenuhi dalam penyediaan lingkungan
belajar. Yaitu :
Pertama, banyak menyajikan sesuatu yang konkret
Kedua, dirancang secara simultan
Ketiga, menarik minat atau menyenangkan anak.
Dari ketiga diatas kita harus menyediakan fasilitas diatas belajar bagi anak
yang dapat membuat mereka serius mempelajarinya, tetapi tersenyum dalam
melaksanakannya, (Syamril,2004).
Jika pembelajaran dipandang sebagai sebuah penyediaan lingkungan terencana
untuk aktivitas belajar anak,maka keberhasilan penyediaan lingkungan merupakan
faktor kunci dalam mendapatkan perilaku dan perubahan belajar yang diharapkan
pada anak.

C. Pentingnya Penyediaan Lingkungan Kondusif bagi Anak.


Cara dan kebiasaan anak belajar dalam lingkungannya,sebaiknya
diperhatikan.Ali Nugraha menjelaskan bahwa peryataan itu mengandung dua makna.
Pertama, sebagai investasi, maksudnya anak harus dihargai dan dikembangkan sebaik
mungkin. Kedua, sebagai praktisi masa depan, maksudnya anak harus dibekali
sejumlah kemampuan sesuai kebutuhannya dimasa depan. Ali Nugraha menyatakan
keberhasilan guru atau orang tua dalam memfasilitasi anak usia TK diibaratkan sama
dengan memberi bekal kesuksesan untuk kehidupannya 50 hingga 60 tahun kedepan
karena periode usia TK atau prasekolah adalah masa peka. Anak sensitif untuk
menerima segala rangsangan yang diberikan oleh lingkungan.Semakin baik suatu
lingkungan dipersiapkan maka semakin tinggi respon positif dari anak-anak.Akhirnya
dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor penentu kunci
keberhasilan dalam membangun kemampuan dan perilaku anak.

Kita perlu menyiapkan suatu lingkungan belajar yang benar mampu


mengembangkan berbagai dimensi perkembangan anak secara optimal. Lingkungan
merupakan salah satu faktor penentu kunci keberhasilan dan membangun kemampuan
dan perilaku anak.
BAB II

Konsep Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanak-Kanak

A. Definisi Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK


Istilah pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management, berasal dari
kata to manage yang bearti mengatur, melaksanakan, mengelola, mengendalikan dan
memperlakukan, sehingga pengelolaan yakni sebagai suatu proses mengoordinasi
dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien
dan efektif
Istilah berikutnya adalah lingkungan.Lingkungan adalah sebagai suatu tempat
atau suasana (keadaan) yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
seseorang.

Istilah terakhir adalah belajar.Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku


yang relatif menetap pada diri individu, (Surya, 2002).

Maka keseluruhan istilah pengelolaan lingkungan belajar TK dapat diartikan


sebagai suatu proses mengoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen
lingkungan yang dapat memengaruhi perubahan perilaku anak TK sehingga dapat
terfasilitasi secara baik. Dengan demikian, upaya pengelolaan lingkungan belajar
dimaksudkan agar lingkungan mampu menstimulasikan anak-anak berpartipiasi
dalam kegiatan belajar dengan optimal(Wragg,1996).

B. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK


Secara umum tujuan pengelolaan lingkungan belajar adalah untuk
mewujudkan situasi yang kondusif untuk memfasilitasi perkembangan dan belajar
anak secara maksimal sesuai dengan kebutuhan intelektual, fisik-motorik, dan sosio-
emosi anak, serta untuk menghilangkan berbagai hambatan yang akan mengganggu
perkembangan dan efektifitas belajar anak tersebut (Nugraha, 2003). Secara lebih
khusus dan sistematis tujuan pengelolaan lingkungan belajar adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penciptaan Lingkungan yang Merangsang Anak (inviting classroom)


Lingkungan belajar yang memiliki kualitas performance tinggi akan dengan
mudah menarik anak untuk memasukinya. Jika sesaat setelah guru
menyipakanlingkungan belajar, dan mereka berebut untuk memasukinya, maka
hal tersebut merupakan indikasi bahwa guru berhasil menyiapkan lingkungan
belajar.
2. Tujuan Penciptaan Lingkungan yang Memfasilitasi Multisensori Anak.
Penyiapan mengelola lingkungan belajar yang dapat meragsang berbagai indra
anak secara baik.
3. Tujuan Penciptaan Lingkungan yang Memberi Kesempatan Anak Beraktivitas
Aktivitas adalah kunci dari perbuatan belajar seseorang, termasuk bagi anak
TK. Maka lingkungan belajar yang dibangun harus mampu memberikan
kesempatan beraktivitas dan berkreasi pada anak secara leluasa.

C. Prinsip-prinsip Pengelolaan Lingkungan Belakang di TK


1. Prinsip Merefleksikan selera anak (childs Tastes)
Lingkungan belajar harus menarik bagi anak. Selain itu juga, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru baik dari sudut aktivitas seperti bantuan
permainan (games) yang disediakan maupun dari sudut dukungan fasilitas baik itu
berkenaan dengan pilihan warna, bentuk, ukuran, bahan maupun berkenaan
dengan variasi pilihan.
2. Prinsip Berorientasi pada Optimalisasi Perkembangan dan Belajar Anak.
Lingkungan belajar seperti ini memiliki ciri-ciri yang dapat mengembangkan
seluruh dimensi perkembangan anak secara menyeluruh, tidak hanya
mengarahkan aktivitas belajar anak sesaat, tetapi mengarahkan anak menjadi
pembelajar sepanjang hayat, dapat mendukung pengembangan intelektual anak
yang lebih mantap, lingkungan yang diciptakan dapat mengembangkan
kemsmpuan akademik, menciptakan dan aktivitas belajar yang menyenangkan,
aman, dan lebih alamiah, serta mengarahkan pengorganisasian pesan-pesan
pembelajaran, baik yang bernuansa kognitif, afektif maupun psikomotorik.

3. Prinsip Berpijak pada Efisiensi Pembelajaran


Berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan lingkungan
belajar ditujukan dalam rangka mewujudkan efisiensi atau penghematan dalam
proses pembelajaran dengan kata lain kegiatan pembelajaran dilakukan secara
produktif dan tepat.

BAB III

Lingkungan Belajar di Taman Kanak-kanak

Ruang lingkup pengelolaan linkungan belajar di Taman Kanak-kanak terbagi kedalam


dua bagian besar yaitu lingkungan belajar dalam kelas (indoor) dan lingkungan belajar luar
kelas (outdoor).

A. Lingkungan Belajar Indoor


Sasaran dalam pengelolaan lingkungan belajar dalam ruang (indoor) dimulai
dari mengenali keberadaan ruangan yang akan digunakan tempat beljar bagi anak.
Beberapa area belajar yang lazimnya tersedia pada lingkungan beajar dalam ruang
diantaranya adalah area balok, area bermain drama, area seni dan musik, area
permainan pasir dan air, area permainan manipulasi, area hewan dan tumbuhhan (area
sains), area pengembangan agama dan area matematika. Melengkapi peralatan secara
memadai akan dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dalam
memfasilatasi perkembangan dan belajar anak. Dalam hal ini para guru harus kreatif
bahkan dapat membuat program pelibatan orang tua dengan kegiatan di TK sehingga
pengadaan kebutuhan belajar indoor dapat terpenuhi.

B. Lingkungan Belajar Outdoor


Kegiatan di luar ruangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program
pengembangan dan belajar anak. Adapun aspek yang termasuk ruang lingkup
pengelolalaan lingkungan belajar outdoor sacara umum adalah penataan lokasi
kegiatan dengan berbagai sarananya, penanganan pagar sekolah secara tepat,
pengelolaan tanah lapang, perwatan dan penanaganan permukaan tanah, pembutan
naungan atau atap agar kegiatan tetap nyaman meskipun terik atau hujan, pengelolaan
gudang outdoor untuk penyimpanan berbagai barang da alat kegiatan.
Secara lebih khusus hal-hal yang menjadi sasaran pengelolaan lingkungan belajar
di luar ruangan adalah penempatan berbagai sarana bermain, pengelolaan kebun
sekolah sebagai bagian dari tempat belajar, pengelolaan sarana untuk kegiatan
pertukangan, pengelolaan utuk penggunaan kegiatan transportasi dan pengelolaan
sarana untuk kegiatan pengembangan fisik. Di samping itu hal-hal yang dianngap
menarik bagi anak perli juga menjadi garapan dalam mengelola outdoor diantaranya:
jalan untuk kendaraan, area bermain pasir, kolam renang atau area bermain air, kebun
dan kaandang binatang outdoor.
Sedangkan yang terpenting adalah perlu dipirkan dan dipastikan bahwa
lingkungan belajar luar betul-betul aman bagi anak untuk menjamin dan
menghindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Lingkungan belajar outdoor
hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Area ourdoor harus memenuhi aturan keamanan yang memadai
2) Area outdoor harus melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah
3) Desain yang didasarkan pada kebutuhan anak
4) Area outdoor harus memberikan kesempatan untuk aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan di dalam ruangan
5) Area outdoor secara estetis harus menyenangkan dan menarik bagi semua indra
anak.
Bagian Kedua

BAB IV

Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanak-kanak

Ruangan bermain indoor untuk anak biasanya berupa ruangan yang luas
berbentuk persegi panjang, namun memiliki beberapa pembatas yang memisahkan
satu area dengan area lainnya.Prinsipnya adalah bahwa kegiatan-kegiatan ini
dilakukan pada area-area yang sudah dirancang sesuai dengan kebutuhan.

A. Prinsip Umum Penataan Ruangan


Prinsip-prinsip umum tersebut berkenaan dengan penataan arah ruangan,
ukuran ruangan, lantai, atap, dan langit-langit serta penataan dinding dan pemilihan
warna ruangan.

1. Arah Ruangan
Prinsip-prinsip umum tersebut berkenaan dengan penataan arah ruangan,
ukuran ruangan, lantai, atap, dan langit-langit serta penataan dinding dan
pemilihan warna ruangan.

2. Ukuran Ruangan
Ukuran 105 cm2 per anak dianngap cukup untuk anak-anak usia 2-3 tahun,
sementara bagi anak usia 4-6 tahun uuran 120-180 cm2 per anak akan lebih
mencukupi.

3. Lantai
Salah satu alternatif pemecahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi lantai
yang licin adalah dengan menggunakan karpet aataupun menggunakan bahan
pelapis lantai yang kenyal yang biasanya dibuat dari karet atau plastik dengan
permukaan yang kasar.

4. Atap dan Langit-langit


Struktur bangunan atap TK yang ideal adalah memiliki ketinggian yang
berbeda
Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasi peralatan dan media pembelajaran
yang memiliki ketinggian yang beragam. Variasi dalam ketinggian atap akan
membantu mengontrol bunyi atau keributan, di samping akan terasa melegakan
dan menyenangkan.

5. Penataan Dinding dan Pemilihan Warna Ruangan


Dalam pemilihan warna dinding, intensitas cahaya merupakan satu kriteria
penting yang harus diperhatikan.Pemilihan warna ruangan tidak dapat diabaikan
begitu saja, karena warna terbukti mempengaruhi psikologis anak sehingga dapat
memengaruhi prestasi akademiknya.

B. Jenis Ruangan
Jenis ruangan yang secara ideal dibutuhkan keberadaannya di TK dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu: ruang kelas, ruang penyimpanan
atau gudang, ruang perpustakaan, ruang makan, ruang tidur/istirahat.

1. Ruang Kelas
Ruang kelas adalah syarat utama pegadaan sebuah sekolah.Ruang ini
berfungsi untuk menyimpan tas atau perbekalan anak, menampung dan
mengumpulkan anak, tempat belajar utama anak, tempat makan serta tempat yang
akan memudahkan pengamatan dan pengaturan kelompok kelas. Penataan ruang
kelas yang baik, rapih, indah, terstruktur dan terintegrasi dengan tema
pembelajaran, akan lebih memudahkan guru dan anak dalam melakukan
pembelajaran.

2. Ruang Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sarana yang sangat penting di TK. Anak dapat mulai
belajar mencintai buku, terbiasa dengan buku dan menggali pengetahuan melalui
buku. Para guru pun dapat menjadikan perpustakaan ini sebagai sumber literatur
yang akan membantunya dalam mengembangkan pembelajaran.

3. Ruang Tidur/ruang istirahat


Dalam memilih ruangan untuk dijadikan tempat istirahat, kita harus
memperhatikan lokasinya. Tempat atau ruangan tidur harus terisolasi dari suara
ribut yang timbul dari ruangan di dekatnya dan susana istirahat harus
menyenangkan.

4. Ruang Makan
Prinsip umum yang harus diperhatikan dalam penggunaan ruang makan adalah
bahwa pada dasarnya tempat makan ini harus terang, menyenangkan dan tidak
pengap.Semua permukaan meja harus terbuat dari bahanbahan yang tahan air serta
mudahdibersihkan dengan sabun dan air.

5. Ruang Isolasi
Ruang isolasi adalah ruang khusus untuk menangani atau merawat anak-anak
yang sakit, terluka, atau anak yang sedang mengamuk (temper
tantrum).Keberadaan ruang ini penting karena disamping dapat memberikan rasa
aman kepada anak yang bersangkutan juga dapat membuat anak-anak lain tidak
terganggu.

6. Ruang Khusus Tempat Penyimpanan Barang (Gudang)


Setiap TK atau lembaga pendidikan anak usia dini lainnya diharapkan
memiliki ruang khusus untuk penyimpanan barang. Gudang ini dibutuhkan untuk
menyimpan beberapa beberapa barang yang harus tersimpan di dalam ruangan
tertutup dan aman seperti bahan pembersih, obat, media pengajaran dan lain-
lain.Dalam menata gudang seebaiknya berbagai peralatan dan bahan-bahan harus
ditampakkan seperti barang-barang di toko sehingga guru atau anak-anak dapat
melihat-lihat atau membeli benda-benda yang dibutuhkan.

C. Penataan Ruangan dan Perlengkapan Belajar


Prinsip-prinsip penataan ruang dan perlengkapan belajar tersebut dapat
dideskripsikan sebagai berikut :

1. Ukuran Anak sebagai Standar


Perlengkapan dan materiilsebaiknya memiliki ukuran lebar , panjang dan
tinggi yang tepat untuk ukuran anak. Demikian pula halnya penggunaan kursi,
meja dan alat furnuture lainnya.

2. Pentingnya Ruangan yang Rapi


Lingkungan yang tidak teratur akan mengakibatkan munculnya perilaku
serupa pada anak, maka dari itu kerapihan kelas memerlukan perhatian dan
kepedulian yang lebih dari guru.

3. Mempertimbangkan Lalu-Lintas Orang Ketiga Merencanakan Suatu Ruangan Kelas


Mempertimbangkan lalu-lintas orang ketika merencanakan suatu ruangan
kelas.
Sebaiknya guru menata koridor yang panjang dan mengurangi luas ruangan
yang akan membuat anak berlari.

4. Memisahkan Ruangan yang Ribut dengan Ruang yang Sepi


Hal ini dilakukan untuk membantu anak beraktivitas secara maksimal dan
tidak saling mengganggu.

5. Kelas dan Area Luar Harus Bersih,Rapi, dan Menyenangkan


Lingkungan fisik harus bersih dan sehat untuk kesehatan. Suatu lingkungan
fisik yang penuh dengan kesenangan, penuh warna, terang, dan fasilitas yang
mudah dijangkau dikombinasikan dengan alat mainan yang terpilih dengan tepat
akan mendukung pembelajaran di TK.

6. Penempatan Barang yang Membantu Pengawasan Guru


Guru sebaiknya dapat melihat, mengawasi, dan menilai seluruh kelasnya.

7. Cara Penyimpanan Bahan dan Perlengkapan Belajar


8. Memahami Tujuan dan Manfaat Media yang Dipergunakan.
Ruangan yang tertata dengan baik mengurangi pemborosan waktu anak dan
guru.Organisasi ruangan juga membantu mengomunikasikan tema atau arahan
program yang menjadi fokus pembelajaran pada saat itu.

D. Pemilihan Penggunaan Perlengkapan Belajar


1. Loker Anak
Anak-anak diharapkan memiliki lemari atau loker masing-masing untuk
menyimpan barang milik pribadinya. Hal ini akan membantu anak mempelajari
kebiasaan untuk memelihara barang mereka, belajar bertanggung jawab, serta
mengurangi resiko penyebaran penyakit.

2. Memilih Perlengkapan Mabel atau Furniture


Beberapa furniture yang dibutuhkan di TK meliputi kursi, meja, papan
buletin, loker dan lain-lain.

3. Memilih Media/Mainan anak


Anak-anak lebih banyak mempelajari sesuatu melalui mainan sebelum mereka
memahami benda real yang sebenarnya.Penggunaan anti toksin pada mainan harus
diperhatikan dengan seksama untuk menjaga keamanannya, selain itu nilai estetis
sebuah mainanpun harus diperhatikan.
E. Setting Area
Area pembelajaran merupakan serangkaian tempat atau area kerja yang
memberikan wilayah kerja mandiri pada anak. Beberapa area yang lazim di TK adalah
:
1. Area Bahasa
2. Area Matematika
3. Area Balok
4. Area Bermain Drama
5. Area Seni dan Ketrampilan tangan
6. Area Musik
7. Area Pasir dan Air
8. Area Sains
9. Area Komputer
10. Area Hewan dan Tumbuhan
11. Area Pengembangan Agama

F. Suasana Psikologis yang Kondusif dalam Ruang Pembelajaran


Suasana psikologis yang harus diciptakan pada fasilitas pembelajaran di TK
adalah suasana yang menyerupai suasana rumah. Kondisi psikologis yang sehat akan
sangat membantu anak untuk berkembang secara optimal. Beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah :
1. Kontrol Lingkungan
2. Keamanan
3. Kenyamanan
4. Daya Tarik
5. Menumbuhkan Tanggung Jawab dan Rasa Pemeliharaan
6. Pengaturan Akustik
7. Penerangan
8. Suhu Udara dan Ventilasi

G. Denah setting Area dalam kelas(indoor)


Srategi yang perlu diterapkan adalah memisahkan ruangan kelas menjadi
beberapa bagian ruangan dan batas untuk area bermain anak.Perlunya pembagian
batas yang jelas antara area bermain berfungsi agar anak bebas bergerak dan
berkontribusi positif membantu anak untuk fokus dalam bermain dan mengokohkan
interaksi anak dalam ruangan. Pemisahan area gaduh dan tenang berguna untuk
melakukan aktivitas bermain yang memfokuskan pada interaksi sosial dan cenderung
mengundang kegaduhan dalamruangan, seperti area bermain drama, area mmbaca dan
area seni.
BAB V

Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar Out-Door di Taman Kanak-Kanak

Lingkungan belajar di luar kelas seyogianya tidak hanya berperan sebagai


tempat bermain melainkan juga sebagai tempat anak mengekspresikan
keinginannya.Lingkungan di luar ruangan memberikan kekayaan tersendiri bagi anak
dalam mengenal tekstur, warna, aroma, dan suara-suara jauh lebih bermakna
dibandingkan hanya mengalaminya di dalam ruangan saja. Di luar mereka dapat
merasakan udara, menikmati kebebasan ruangan terbuka, dan meninngkatkan
keterampilan penggunaan otot-otot dengan cara yang baru.

A. Pentingnya Aktivitas Outdoor dalam Optimalisasi Perkembangan Anak


Akivitas outdoor lebih berperan dalam mengintegrasikan sensoris dan
berbagai potensi yang dimiliki anak. Hal ini termasuk :

1. Perkembangan Fisik
Lingkungan outdoor lebih banyak merangsang aktivitas otot serta bagi
kebanyakan anak, peran penting aktivitas outdoor adalah merangsang
perkembangan serta pertumbuhan fisik. Manfaat lain dari bermain di luar
adalah anak-anak menjadi tahu dan mengenal perbandingan reaksi tubuh
mereka sendiri ketika berada di dalam dan di luar ruangan. Tujuan pendidikan
fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan
keterampilan dan kemampuan fisik dan ini akan bermanfaat untuk kehidupan
mereka di masa depan.

2. Perkembangan Keterampilan Sosial dan Pengetahuan Budaya


Lingkungan di luar ruangan secara alamiah mendorong interaksi di
antara sesama anak ataupun diantara orang dewasa dan anak-anak.Dengan
interaksi ini maka keterampilan sosial mereka dapat terkembangkan.Bermain
di lingkungan terbuka, anak-anak dapat belajar mengenal lingkungan sosial
masyarakat terdekatnya.Ia juga dapat mempelajari dan mengenal kondisi
sosial-budaya masyarakatnya.

3. Perkembangan Emosional
Lingkungan di luar ruangan juga dapat membantu anak bersikap lebih
matang dan dewasa serta lebih menumbuhkan sikap menghargai terhadap
keindahan. Rasa percaya terhadap diri sendiri dan orang lain dikembangkan
melalui pengalaman hidup yang nyata.
4. Perkembangan Intelektual
Melalui lingkungan belajar di luar ruangan, anak-anak dapat belajar
mengamati serta menganalisis situasi-situasi di luar ruangan. Manfaat lain
yang diperoleh anak melalui lingkungan luar adalah adanya kesempatan
terbuka lebar yang membuat anak-anak mengembangkan daya khayal serta
kreativitasnya.

B. Prinsip Umum Penataan Arena Bermain Outdoor


Beberapa keriiteria untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam penataan area bermain
outdoor. Adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi Aturan Keamanan
Mengingat usia anak yang belum matang secara fisik dan mental dalam
merencanakan mempergunakan tubuhnya. Perlu pertimbangan dalam menganalisa
tempat bermain untuk keamanan dari mulai daerah yang di awasi, partisipasi untuk
kegiatan agar tidak terjadi kegaduhan, tempat yang nyaman,batasan untuk
permainan,peralatan yang cukup,terhindar dari peralatan yang berbahaya, tersedia
P3K.
2. Melindngi dan Meningkatkan Karakteristik Alamiah Anak
Guru berperan untuk mengawasi dan melindungi anak dari resiko bahaya yang timbul
dari kebebasan anak yang belum diimbangi dengan kematangan intelektual.
3. Desain Lingkungan Luar Kelas Harus didasarkan pada Kebutuhan Anak
Anak kecil memerlukan
Anak kecil memerlukan perangkat yang tetap kompleks maupun materi sederhana
dan mudah dipindahkan yang dapat dimanupulasi oleh anak-anak.
4. Secara Estetis Harus Menyenangkan
Hal ini berpengaruh terhadap motivasi anak untuk aktivitas,meningkatkan kepekaan
rasa anak dalam menyerap estetika.
C. Spesifikasi Lingkungan Belajar di Luar Kelas
Spesifikasi untuk arena bermain outdoor harus cukup fleksibel dalam
memenuhi kebutuhan dan prasyarat minimal serta diharapkan memasukkan
pertimbangan-pertimbangan lokasi, ukuran, pagar, tanah lapang, permukaan dan
naungan.
1. Lokasi
Lokasi outdoor dengan ruang kelas memudahkan pengawasan guru.
2. Ukuran
The child welfare league (1996) merekomendasikan sekitar 6 m 2 per anak. Untuk
tempat naungan atau teras harus ditambahkan minimal 4,5 m2 per anak.
3. Pagar
Penggunaan pagar sebagai pelindung.
4. Tanah Lapang
Outdoor playground yang menyatu dengan area pasir di tanah lapang yang luas.
5. Permukaan
Lapangan bermain outdoor dengan permukaan berumput.
6. Atap atau Naungan
Tujuan pengadaan atap atau naungan adalah memfasilitasi permainan pasif selama
cuaca cerah dan untuk permainan aktif selama cuaca buruk.

D. Jenis Permainan dan Perlengkapan Aktivitas di Luar Kelas


1. Area Bermain Bebas
2. Area Memanjat
3. Area Transportasi
4. Area yang Tenang
5. Area Pertukangan
6. Area Kebun
E. Suasana Psikologis yang Kondusif dalam Ruang Pembelajaran di Luar Kelas
1. Mamastikan Keamanan Anak-anak
2. Memberikan Kesempatan dan Kepercayaan pada Anak
3. Pengawasan
4. Kenyamanan

Bagian Ketiga

Penutup

BAB VI

Unsur-Unsur yang Berperan Penting dalam Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanak-
Kanak
Secara keseluruhan lingkungan belajar di TK akan lebih optimal apabila
unsur-unsur yang berperan penting dalam membantu terciptanya pengelolaan
lingkungan belajar ikut terlibat. Unsur-unsur tersebt adalah:
a. Propesionalisme guru dalam mengelola lingkungan belajar.
b. Tersedianya dukungan fasilitas yang memadai serta kebijakan sekolah, dan komite
sekolah yang menunjang terealisasinya lingkungan belajar yang kondusif
c. Peran serta masyarakat khususnya keterlibatan orang tua dalam membantu terciptanya
lingkungan belajar yang efektif.
Pada pembahasan berikutnya akan dijeaskan secara ringkas masing-masing keterlitan
dari ketiga unsur diatas dalam upaya menciptakan lingkungan belajar bagi anak TK.

A. Profesionalisme Guru dalam Mengelola Lingkungan Belajar


Profesinalisme yang dimaksudkan dalam bab ini adalah kemampuan-
kemampuan guru TK yang dibutuhkan dalam menciptakan dan mengelola lingkungan
belajar.Secara lebih spesifik kompetensi dan kualifikasi yang harus dikuasai guru
dalam mengelola lingkungan belajar adalah sebagia berikut:

1. Kompetensi dalam Membangun dan Mengatur Lingkungan Belajar


Untuk membangun sebuah lingkungan belajar bagi anak, diperlukan
kemampuan guru dalam menciptakan suasana yang kondusif sehingga anak dapat
belajar dengan menyenangkan. Tujuan umum kompetensi ini adalah agar guru
dapat mengatur lingkungan belajar yang memungkinkan anak menjadi tertantang
untuk memasuki lingkungan belajar yang dibangun guru.

2. Kompetensi dalam Menata dan Mengkreasikan Lingkungan Belajar


Untuk menata dan mengkreasikan sebuah lingkungan belajar yang
menyenangkan, guru perlu memiliki kemampuan dalam memisahkan dan
menempatkan area di tempat yang cocok.Secara garis besar area bermain anak
dibagi dalam dua kelompok, yaitu area motorik kasar dan area motorik halus.

3. Kompetensi dalam Memelihara Keselamatan Lingkungan Belajar


Keselamatan lingkungan belajar merupakan dasar penting yang harus dimiliki
oleh semua guru TK. Dan guru perlu mengenali gejala dan tanda bahaya serta
tindakan yang harus dilakukan ketika menangani anak.

4. Kompetensi dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan Belajar


Lingkungan belajar yang sehat memberikan pengaruh pada kesehatan anak
yang baik.Tujuan memelihara kesehatan lingkungan belajar adalah agar guru
dapat mengatur dan memelihara kelas yang sehat untuk menciptakan kesehatan
dan gizi yang baik pada anak.
5. Kompetensi dalam Menjalin Hubungan Komunikasi
Tujuan umum kompetensi ini adalah untyk mningkatkan kemampuan kosa
kata dan berbicara pada anak-anak dengan cara membantu mereka berkomunikasi.

B. Dukungan Fasilitas dan Kebijakan Sekolah


Dukungan fasilitas perlu ada karena tersedianya fasilitas akan memberi
kesempatan yang luas bagi anak untuk belajar dengan leluasa dan memberikan
banyak pililihan bagi anak untuk menggunakan perlengkapan yang tersedia di
lingkungan belajar.

C. Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat


Peran serta orang tua dan masyarakat adalah keterlibatan orang tua dan
masyarakat dalam pemenuhan fasilitas untuk menunjang kebutuhan lingkungan
belajar anak serta keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam program
pembelajaran anak di sekolah. Alasan pentingnya keterlibatan orang tua dan
masyarakat adalah dengan adanya keterlibatan tersebut, baik berupa kerja sama
atau bentuk apapun diharapkan dapat membantu mendukung penyelenggaraan
program-program sekolah yang diberikan untuk anak.
Manfaat yang diperoleh dari kerjasama antara orang tua bagi anak adalah sebagai
berikut:
1. Perhatian orang tua yang lebih berkualitas dapat meningkatkan peluang untuk
meningkatkan prestasi yang lebih baik pada anak.
2. Anak akan melihat bahwa kerja sama antara orang tua dengan guru akan
memberikan akibat yang positif dalam menjalin hubungan sosial
3. Orang tua dapat membantu mengembangkan program pendidikan bagi anak
menjadi lebih berkualitas.
Adapun bentuk kerjasama yang dapat dibangun antara sekolah dengan pihak
masyarakat dapat lebih luas dalam pemenuhan lingkungan belajar terutama
membantu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.

Anda mungkin juga menyukai