Anda di halaman 1dari 11

 BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
bermain merupakan pekerjaan bagi anak usia di bawah lima tahun (untuk
selanjutnya disebut balita) (papalia, olds dan feldman, 2004). Melalui bermain mereka
akan belajar mengenai banyak hal dan melalui bermain keterampilan anak-anak ini
akan berkembang, yaitu dalam aspek fisik motorik, kognitif, sosial serta emosinya
(Tedja Saputra, 2003; Smith, 1995). Selanjutnya melalui bermain pula anak-anak dapat
merangsang pengindividuan mereka, belajar bagaimana menggunakan otot-otot
tubuhnya, mengkooordinasikan penglihatan dengan gerakannya, menguasai tubuhnya
dan memperoleh berbagai keterampilan baru (Papalia, Olds dan Feldman, 2004b).
Dunia anak tidak dapat dilepaskan dari dunia bermain dan hampir semua
kegiatan anak bermain menggunakan alat permainan. Oleh karena itu, alat permainan
ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Alat permainan yang dimaksud adalah
semua alat yang digunakan anak untuk memenuhi kebutuhan naluri bermainnya. Alat
permainan yang digunakan ada yang dibuat khusus dan ada pula yang disiapkan
sendiri dari bahan-bahan disekitar lingkungan anak. Berbeda dengan alat permainan
umumnya alat permainan edukatif banyak ditemukan dilembaga-lembaga
penyelenggara program pendidikan anak pra sekolah (kelompok bermain maupun
Taman Kanak-kanak).
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang sengaja dirancang
secara khusus untuk kepentingan pendidikan untuk anak TK, maka Alat Permainan
Edukatf  (APE) untuk anak TK adalah alat yang dirancang untuk tujuan meningkatkan
aspek-aspek perkembangan anak TK.
Guru TK hendaknya memiliki pemahaman yang baik tentang alat permainan
yang digunakan untuk pembelajaran di TK karena anak juga sebagai sumber belajar
untuk memenui kebutuhan naluri bermain anak juga sebagai sumber belajar yang
sangat diperlukan untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak TK.
Aspek-aspek perkembangan tersebut hendaknya dikembangkan secara serempak
sehingga anak lebih siap menghadapi lingkungannya dan mengikuti jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah digunakan sebelumnya,
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dirumuskan “Bagaimana alat permainan
edukatif untuk anak TK dapat dibuat dan dirancang serta digunakan untuk
meningkatkan kreatifitas anak, melalui proses bermain?”. Pembahasan lebih lanjut akan
difokuskan pada:
1.      Apa pengertian alat permainan edukatif untuk anak TK?
2.      Apa jenis-jenis, alat permainan edukatif untuk anak TK?
3.      Bagaimana pembuatan alat permainan edukatif untuk anak TK?
4.      Bagaimana penggunaan alat permainan edukatif untuk anak TK?
C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas pengertian alat permainan edukatif,
jenis-jenis alat permainan edukatif, pembuatan alat permainan edukatif dan
penggunaan alat permainan edukatif untuk anak TK.
D.    Manfaat Penulisan
Makalah dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada guru TK tentang
pentingnya penyediaan alat permainan edukatif untuk meningkatkan semua aspek
perkembangan anak baik dalam ranah fisik, motorik, kognitif, bahasa dan sosial serta
emosional.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK ANAK TK


Alat Permainan Edukatif (APE), adalah alat permainan yang sengaja di rancang
secara khusus untuk kepentingan pendidikan (Mayke Sugianto, T. 1995). Sedangkan
alat permainan edukatif untuk anak TK adalah alat permainan yang sengaja dirancang
untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK.
Ciri-ciri alat permainan edukatif adalah sebagai berikut:
1.        Ditujukan untuk anak usia TK.
2.        Berfungsi mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak TK.
3.        Dapat digunakan dengan berbagai cara bentuk, dan untuk bermacam tujuan aspek
pengembangan atau bermanfaat-multiguna.
4.        Aman bagi anak.
5.        Dapat mendorong aktivitas dan kreativitas anak dan
6.        Bersifat konstruktif
B.     JENIS-JENIS ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK ANAK TK
a)      APE Ciptaan Montessori
Dr. Maria Montessori menciptakan alat permainan edukatif yang memudahkan
anak mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari tanpa perlu bimbingan sehingga
memungkinkan anak bekerja secara mandiri.
Beberapa contoh APE ciptaan Montessori adalah Puzzle berbentuk geometri.

Jenis APE yang telah dikembangkan di Indonesia yang berakar dari konsep


Montessori. Di antaranya adalah papan bentuk bidang I dan papan bentuk bidang II
serta kantong keterampilan tangan untuk melatih kemandirian.

b)     Balok Cruissenaire
George Cruissenaire menciptakan balok Cruissenaire untuk mengembangkan
kemampuan berhitung pada anak, pengenalan bilang-in, dan untuk meningkatkan
keterampilan anak dalam bernalar.
           

c)      APE Ciptaan Froebel


Froebel memiliki alat khusus yang dikenal dengan balok blockdoss. Balok Blockdoss
dikenal dengan istilah kotak kubus dalam program pend TK di Indonesia kotak kubus ini
pun banyak digunakan sebagai salah satu jenis APE untuk melatih motorik dan daya
nalar anak.
d)     Boneka Jari
Boneka jari ini terbuat dari kain yang tidak mudah bertiras. Kain dibentuk sesuai dengan
figur cerita. Satu narasi cerita dapat memerlukan hingga 10 boneka. Sebagai langkah
penyelesaian, boneka dijahit dengan tusuk feston. Tujuan permainan boneka jari untuk
mengembangkan bahasa anak, mempertinggi keterampilan dan kreativitas anak,
mengajak anak belajar bersosialisasi, dan bergotong-royong di samping melatih
keterampilan jari jemari tangan.
e)      Puzzle Besar
Legpuzzle atau teka-leki ini untuk dimainkan anak usia 5 tahun. Permainan ini
dari tripleks yang terdiri dari dua bagian dengan ukuran yang sama. Satu bagian dibuat
lukisan sederhana, misalnya seekor bebek sedang berenang atau gambar lainnya.
Tripleks yang dilukis dipotong menjadi 10-12 keping. Tujuan permainan ini adalah agar
anak mengenal bentuk melatih daya pengamatan dan daya konsentrasi anak, serta
melatih keterampilan jari-jari anak.
f)       Kotak Alfabet
Kotak ini berisi huruf-huruf alfabet yang dibuat di atas potongan karton dupleks
berukuran 5 x 5 cm. Permainan ini dibuat untuk anak yang berumur 5 tahun yang
sedang belajar membaca.
Tujuan permainan ini adalah agar anak mengenal huruf, menumbuhkan gairah
atau semangat belajar ketika membentuk kata-kata dan belajar membaca. Cara
kerjanya adalah sebagai berikut. Ambillah keping huruf dan cobalah mengucapkannya.
Kemudian, cobalah membentuk kata dengan jalan menjajarkan huruf-huruf yang
dikehendaki, yang selanjutnya dapat membentuk kalimat pendek.
g)      Kartu Lambang Bilangan
Kartu ini berisikan tulisan angka dari 1 sampai dengan 50, 1 sampai dengan 100, dan
sebagainya. Kartu ini terbuat dari bahan kertas dupleks berukuran 5 x 5 cm.
Biasanya permainan ini dimanfaatkan oleh anak berumur 5 sampai dengan 6
tahun. tujuan permainan ini adalah agar anak mengenal lambang bilangan, dan belajar
menghitung.
h)     Kartu Pasangan
Permainan ini terbuat in bi-.han kertas dupleks berukuran 10-8 cm. Setiap kartu
diberi gambar secara berpasangan, misalnya berikut ini.
ayah-ibu           meja-kursi        sendok-garpu
daun-bunga      sikat-odol        sepatu-kaus
baju-celana       gelas-piring      buku-pensil

Tujuan permainan ini adalah untuk melatih • anak belajar mengelompokkan


dengan cara sederhana, dan anak sekaligus mengenal lambang-lambang benda. Cara
kerjanya, semua kartu disebarkan di hadapan anak, lalu anak diminta untuk mengambil
satu kartu dan diminta mencari pasangannya.
i)        Puzzle jam
Puzzle ini terbuat dari tripleks ukuran 30 x 20 cm, sesuai untuk anak usia 5-6 tahun.
Papan terbuat dari bahan yang sama, diberi gambar sebuah jam lengkap dengan jarum
penunjuk. Potongan yang diberi angka dapat dilepas pasang.

Tujuan permainan ini adalah agar anak dapat mengenal waktu dan mengenal
lambang bilangan, mengatur angka-angka membentuk deretan yang sesuai dengan
arah jarum jam. Cara kerjanya adalah dengan cara mengambil keping-keping,
kemudian anak diminta untuk menyusun kembali angka-angka sesuai dengan arah
jarum jam.
j)       Loto Warna
Permainan ini untuk anak usia 3-4 tahun dibuat dari triplek atau dupleks. Terdiri dari
papan loto berukuran 17,5 x 17,5 cm, 9 kartu loto yang terdiri dari 9 macam warna.
Papan loto dibagi menjadi 9 bagian, masing-masing diberi warna sesuai dengan
warna yang ada pada kartu lotonya. Tujuan permainan ini adalah agar anak mengenal
warna dan melatih daya pengamatan anak serta belajar membedakan.
k)     Loto Warna Dan Bentuk
Permainan ini dapat dimainkan secara perseorangan atau kelompok, tujuan permainan
ini adalah untuk mengembangkan daya konsentrasi pengamatan anak.
     
  
C.    PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK ANAK TK
a)      Pembuatan Botol Aroma
Botol-botol aroma disenangi anak usia 4 - 5 tahun. Adapun jenis aroma yang
dapat digunakan adalah aroma sabun, kapur barus, kulit jeruk, cengkih, kopi, dan
lain-lain.
1.      Bahan yang Diperlukan
a.        Botol plastik (lebih aman dari botol kaca).
b.      Kain kasa untuk menutup mulut botol.
c.        Apabila botol tembus pandang sebaiknya ditutup dengan kain katun atau benang
wol.
d.      Lem uhu.
e.        Botol boleh dibentuk sesuka hati sesuai dengan selera anak.
f.        Bahan lainnya sesuai dengan desain yang dibuat (kain perca, pita, renda, dan
lain-lain).
2.      Cara Membuatnya
a.        Membuat sketsa lebih dahulu sesuai dengan bentuk yang dikehendaki.
b.      Siapkan beberapa buah botol plastik. Setiap botol diisi satu jenis aroma yang
berbeda satu sama lain.
c.        Tutup masing-masing botol dengan kain kasa.
d.      Botol tembus pandang ditutup dengan kain atau benang wol dikreasikan sesuai
dengan desain Botol Aroma yang dikehendaki.
3.      Saran dalam Pembuatan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan botol aroma ini adalah buhan-
bahan bekas pakai, contohnya botol plastik bekas minuman
ringan (vitacharm/yakult). Selain terbuat dari plastik, bentuknya relatif kecil
sehingga memudahkan anak memegangnya. Jika botol dihias dengan
menggunakan kain perca, pilihlah kain katun dengan warna terang dan corak yang
disukai anak. Hindari penggunaan aroma yang berbentuk bubuk karena akan
terhisap melalui kain kasa.
b)     Telepon Gelas
Bahan yang Diperlukan      
a.        Gelas plastik 2 buah.
b.      Benang kasur 150 cm.
c.        2 buah kancing kemeja yang berlubang.
d.      Apabila gelas tembus pandang sebaiknya dicat (disesuaikan dengan selera anak).
2.      Cara Membuatnya
a.        Lubangi dasar gelas untuk memasukkan benang kasur.
b.      Kaitkan benang kasur pada kancing kemeja lubang dengan simpul mati.
c.        Lakukan hal sama pada gelas kedua pada ujung benang yang berbeda.
3.      Saran dalam Pembuatan
Gunakan gelas plastik (aqua cup) bekas air mineral. Bersihkan mulut gelas
dari sisa-sisa penutup, ampelaslah jika permukaan mulut gelas kasar. Gelas yang
tembus pandang dapat ditutup dengan menggunakan benang wol yang direkatkan
dengan lem uhu atau dicat menggunakan cat yang aman. Biarkan hingga kering,
setelah itu lakukan proses selanjutnya.

c)      Puzzle Binatang
Puzzle yang akan dibuat adalah puzzle untuk anak usia 4 - 5 tahun yang
berguna untuk melatih daya pengarnatan dan konsentrasi, mengenal bentuk serta
melatih keterampilan jarijari anak.
1.      Bahan yang Diperlukan           
a.        Tripleks atau kayu yang ringan berukuran 18 x 24 cm terdiri dari 2 bagian dengan
ukuran yang sama.
b.      Cat kayu aneka warna sesuai desain.
c.        Kuas untuk mengecat.
2.      Cara Membuatnya
a.       Ambillah 2 buah tripleks dengan ukuran yang sama. Salu bagian dibuat lukisan
binatang, misalnya seekor bebek yang sedang berenang atau gambar lainnya.
Warnailah gambar dengan cat.
b.      Potonglah gambar menjadi 10- 12 keping.
c.       Tumpulkan bagian-bagian yang runcing dengan menggunakan ampelas.
d.      Bagian lain direkat menggunakan lem kayu.
3.      Saran dalam Pembuatan
Puzzle dapat dipotong dengan mengikuti model potongan lurus, model potongan
melengkung, model potongan geometris, potongan menurut bagian, dan lain-lain.

Ciri-ciri Perkembangan Anak Usia 5 - 6 Tahun


a.       Mulai tumbuh rasa percaya diri dan merasa mampu mengerjakan sesuatu.
b.      Minat dan motivasi belajar semakin meningkat.
c.       Rasa bertanggung jawab semakin besar.
d.      Senang mengunjungi rumah temannya.
e.       Lebih mandiri.
f. Rasa humornya semakin berkembang.
      

g.      Senang bermain dengan gambar.


h.      Senang bermain dengan huruf.
i.        Mengenal banyak warna.
j.        Dapat membedakan bentuk, pendapat yang benar dan salah.
k.      Memiliki kosakata kurang lebih 2000 kata.
l.        Mulai menggabungkan dari fantasi ke realistis.
m.     Mampu menggunakan kata sulit.
Stimulasi yang dapat diberikan di antaranya sebagai berikut:
1.       Permainan yang melatih kemandirian. Contohnya, kantong keterampilan tangan.
2.       Menceritakan dongeng anak-anak. Contohnya, boneka jari.
3.       Permainan yang membutuhkan persaingan. Contohnya bola suara.
d)     Kantong Keterampilan Tangan
Kantong ini dimainkan oleh anak usia 4 - 5 tahun terbuat dari kain katun
yang dibentuk sedemikian rupa, sederhana, tetapi menarik untuk anak. Satu set
kantong ini terdiri dari 7 macam kantong, yaitu yang:
1.      ditutup dengan retsluiting;
2.      ditutup dengan kancing tekan;
3.      ditutup dengan tali sepatu;
4.      ditutup dengan kancing lobang;
5.      ditutup dengan kancing kait besar;
6.      ditutup dengan kancing kait kecil;
7.      diisi dengan dakron atau kapas.
Tujuannya adalah untuk melatih keterampilan tangan dan belajar bekerja
secara mandiri dengan kedua belah tanggannya.

1.      Bahan yang Diperlukan


a.        Kain katun secukupnya
b.      Retsluitirtg  ukuran 20 cm
c.        Tali sepatu panjang 75 cm
d.      4 buah kancing lubang
e.        4 buah kancing tekan
f.        4 buah kancing kait besar
g.      4 buah kancing kait kecil
h.      Dakron secukupnya
i.        Jarum dan benang jahit
j.        Gunting
2.      Cara Membuatnya
a.        Buatlah desain berdasarkan urutan dengan ukuran kantong terluar lebih besar
dari yang di dalam dan begitu seterusnya.
b.        Ukuran kantong terluar disesuaikan dengan panjang retsluiting  yang akan
dipasang.
c.          Desainlah kantong dengan bentuk yang menarik.
d.        Lakukan proses pemasangan retsluiting,  kancing dan lain-lain dengan
menggunakan mesin jahit atau dijahit dengan jarum jahit tangan.
.
e)      Boneka Jari
1.      Bahan yang Diperlukan
a.        Kain warna-warni (velt  atau jenis kain lainnya yang tidak bertiras).
b.      Gunting Boneka Jari
c.        Jarum
d.      Benang sulam
2.      Cara Membuatnya
a.       Buatlah desain sesuai tokoh cerita. Potong kain ukuran 4 - 6 cm.
b.      Selesaikan boneka dengan tusuk feston.

f)       Pembuatan Bola Suara


Bola suara terbuat dari potongan kain perca diisi dengan dakron. Bola ini aman
jika dimainkan anak usia dini karena lentur dan empuk. Di dalamnya terdapat kaleng
bekas permen yang diisi kerikil alau batu kecil yang menimbulkan bunyi jika bola
digerakkan.
1.      Bahan yang Diperlukan
a.       Kain perca warna-warni
b.      Dakron
c.       Kaleng  bekas  permen   yang 
diisi dengan kerikil
d.      Gunting
e.       Benang  
f.       Jarum
2.      Cara Membuatnya
a.       Buat pola bola dengan menggunting kain dibentuk segi lima dengan panjang sisi 5 cm.
Lipatlah setiap sisinya dan sisakan 0,5 cm untuk jahitan. Banyaknya kain hasil
guntingan adalah 13 buah atau disesuaikan dengan kebutuhan.
b.      Kain dijahit sesuai pola dan warna.
c.       Kain yang sudah dijahit diisi dengan dakron. Bagian tengah bola diisi kaleng yang di
dalamiya sudah kita letakkan kerikil, dan diselimuti dakron.
d.      Jahitan diselesaikan sampai kain habis dan membentuk bulatan (bola).

D.    PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK ANAK TK


Dalam rangka berupaya mencapai hasil pendidikan yang baik di TK, alat
permainan edukatif merupakan sarana pendidikan yang memegang peranan sangat
penting. Tanpa alat permainan edukatif yang memadai Taman kanak-ktnak tidak
bisa berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang baik. Alat permainan edukatif yang
sesusi dengan perkembangan anak akan memberikan perasaan senang dan aman
serta merangsang anak melakukan kegiatan sehingga anak merasa betah di Taman
Kanak-kanak.
Praktek penggunaan alat permainan edukatif dapat dilakukan secara
bervariasi asalkan selalu ingat prinsip penggunaan, dan tujuannya. Uraian ini tidak
mungkin memberikan pedoman penggunaan alat permainan edukatif Secara
lengkap karena itu guru sangat diharapkan berdaya kreasi menciptakan dan
menggunakan alat permainan edukatif sendiri sesuai dengan ciri-ciri
perkembangan anak TK serta situasi dan kondisi masing-masing. Berikut ini
beherapa petunjuk penggunaan alat permainan edukatif untuk anak TK.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

APE untuk TK adalah alat yang sengaja dirancang secara khusus untuk

meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK.

Jenis-jenis APE untuk anak TK antara lain:

1.     APE Peabody

2.     APE Montessori
3.     Balok Cruissenaire

4.     Balok Blocdoss Froebel

5.     Boneke Jari

6.     Puzzle Besar

7.     Kotak Alfabet

8.     Kartu Lambang Bilangan

9.     Kartu Pasangan

10.  Puzzle Jam

11.  Loto Warna

12.  Loto Warna dan Bentuk

APE dibuat berdasarkan kebutuhan anak dan sesuai dengan perkembangan

anak usia 4-5 tahuan dan 5-6 tahun. stimulasi alat permainan disesuaikan dengan

ciri-ciri perkembangan anak contoh: Jenis APE untuk anak usia 4-5 tahun,

diantaranya adalah botol aroma, telepom gelas, adalah kantong keterampilan

tangan, boneka jari dan bola suara.

Penggunaan APE dapat dikreasikan sesuai dengan situasi dan kondisi serta

ciri-ciri perkembangan anak. Petunjuk penggunaan APE melalui penggunaan Balok

Cruissenaire, Puzzle, Kantong Keterampilan Tangan, Botol Aroma, Boneka Jari

dan Boneka Tangan.

B.      SARAN

Seyogyanya setiap sekolah mampu menyediakan Alat Permainan Edukati

tidak selengkap apa yang diharapkan. Penyediaan Alat Permainan Edukatif oleh

setiap anak sekolah adalah sebagai media dan sumber belajar bagi anak TK guna

memperoleh manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Guru juga

harus lebih kreatif dalam menciptakan Alat Permainan Edukatif bagi anak TK guna
melengkapi dalam proses pembelajaran sehingga mencapai kepuasan tersendiri

dalam tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggani, Sudono. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK.  Jakarta: Dirjen PPTA
Depdikbud.

_________ (1986). Petunjuk Penggunaan Alat Peraga TK.  Jakarta: Dirjen Dikdasmen


Depdikbud.

Hainstock, Elizabeth G. (1999). Metode Pengajaran Montessori, untuk Anak


Prasekolah.  Jakarta: Pustaka Dela Pratara.

Mayke, Sugianto. (1995). Bermain, Mainan dan Permainan.  Jakarta: Dirjen PPTA


Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai