Anda di halaman 1dari 12

Pojok Makalah 24

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pojok Makalah 24, adalah blog kumpulan tugas, makalah dan tutorial yang
bertujuan untuk berbagi berbagai informasi yang mudah-mudahan dapat membantu rekan-rekan dalam
mencari informasi, wawasan, referensi dan sebagainya. Wassalam..

Wednesday, May 23, 2018

Makalah Proses Garap Drama Tari

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam membuat atau menciptakan karya tari tunggal, pasangan, kelompok, maupun massal sebelum
tarian tersebut terwujud, tidak lepas dari suatu proses garap tari. Demikian pula dalam pembuatan
karya dramatari di perlukan suatu proses.

Proses garapan dramatari yang di maksud adalah suatu cara yang di lakukan oleh pelaku seni dalam
merangkai runtutan peristiwa atau kejadian melalui media gerak tari, sehingga menghasilkan produk
drama tari. Dengan kata lain bahwa proses garapam dramatari merupakan hasil kontruksi antara gerak
yang di pilih dengan unsur-unsur seni lain sebagai pendukungnya. Oleh karena itu tidaklah heran bahwa
dalam proses penciptaanya tidak dapat berdiri sendiri, melankan bersifat kolektif dan kolaboratif. Sifat
kolektif yang ada di dalam drama tari adalah sifat kerja sama yang di bangun beberapa unsur pelaku seni
di dalamnya, seperti pemain, sutradara, para penata dan perkerja artistic. Dan sifat kolaboratif yang
diaksud di dalam dramatari adalah penggabungan beberapa cabang dan bentuk seni seperti seni tari,
music, sastra, rupa dan drma.

Oleh karena itu, kerja sutradara dimulai sejak merencanakan sebuah pementasan, yaitu menentukan
lakon. Setelah itu tugas berikutnya adalah menganalisis lakon, menentukan pemain, menentukan
bentuk dan gaya pementasan, memahami dan mengatur blocking serta melakukan serangkaian latihan
dengan para pemain dan seluruh pekerja artistik hingga karya teater benar-benar siap untuk
dipentaskan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana ruang lingkup dramatari sebagai karya tari?

2. Apa yang dimaksud dengan perencanaan proses garap dramatari?

3. Bagaimana Penentuan Pemain Dan Penata Artistik?

4. Bagaimana proses garap dramatari ?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan makalah

1. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup dramatari sebagai karya tari.

2. Untuk mengetahui perencanaan proses garap dramatari.

3. Untuk mengetahui Penentuan Pemain Dan Penata Artistik

4. Untuk mengetahui proses garap dramatari


BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang lingkup Drama seni Tari

Ruang lingkup drama seni tari dapat dibagi sebagai berikut : [1]

1. Aspek Pengetahuan

Pengetahuan mengenai seni didapat dari sumber-sumber yang ada. Seperti dari buku-buku seni maupun
dari ahli seni itu sendiri.

2. Aspek Apresiasi

Kegiatan apresiasi dapat dilakukan di dalam atau di luar kelas. apresiasi di dalam kelas dapat dilakukan
dengan apresiasi karya seni rupa, nyanyian, atau tarian teman sekelasnya, pajangan kelas, pemutaran
slide, film, kaset, TV, video, dan sebagainya. Sementara apresiasi di luar kelas dapat dilakukan dengan
mengunjungi pameran, museum, monumen, candi atau tempat-tempat bersejarah, atau pertunjukan-
pertunjukan seni lainnya. Kegiatan apresiasi seni ini dalam kurikulum dituangkan dalam pokok bahasan
pergelaran.

3. Aspek Pengalaman Kreatif

Praktek berkarya seni rupa, praktek menyanyi dan bermain instrumen, praktek menari adalah persoalan
pengalaman kreatif. Oleh karena itu pengalaman kreatif berkaitan dengan penuangan gagasan,
pemanfaatan dan penguasaan media, dan penguasaan teknik.

B. Pengertian Perencanaan Garap Drama Tari

Perencanaan dalam proses garap drama tari adalah serangkaian tindakan yang dilakukan para pelaku
seni dala mempersiapkan proses dramatari berjalan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan
karya dramatari yang bermutu dan sesuai peruntukannya.

Fungsi perencanaan dalam kaitan sebuah proses garap drama tari di pandang penting untuk di lakukan,
dengan alas an mendasar untuk menghindari tingkat kesalahan atau hambatan yang akan terjadi serta
sekaligus mendorong peningkatan pencapaian tujuan dari sebuah rencana garap drama tari dengan
target kualitas seni.
C. Tahapan Perencanaan Garap Drama Tari

1. Penentuan Naskah

Seorang sutradara yang di tunjuk atau keinginan sebagai sutradara, sebelum melakukan proses garap
seni dramatari hendaknya terlebih dahulu untuk menetukan sumber cerita atau lakon atau naskah.
Penentuan naskah sebagai lakon yang akan dibawakan dalam garapan dramatari lebih baik diawali
dengan kegiatan pemilihan sumber-sumber bacaab sebanyak mungkin agar di peroleh perbandingan
sumber cerita sehingga dapat mempengaruhi tema yang di pilih dengan gagasan bentuk dramatari
sebagai pola sajian karya.[2]

Perencanaan drama tari yang baik tidak lepas dari beberapa pertimbangan dan pentuan beberapa
unsure-unsur dramatari sebagai prasyarat pembentuknya antara lain, kejelian memilih naskah atau
lakon sesuai usia dan tingkat anak didik memiliki daya tarik tematik berdaya jual terhadap penonton
memiliki waktu yang cukup dalam penyiapan materi garap dan pergelaran dramatari menjadi wahana
dan saran pendidikan serta berbagi pengalaman bersama.

Sumber-sumber cerita atau pelaksanaan dapat di peroleh melaui cerita-cerita fiksi cerita sejarah dan
cerita-cerita daerah nusantara.

2. Analisis naskah

Analisis artinya mengurai memecahkan atau membelah naskah yang akan diangkat menjadi bahan
pergelaran drmatari di tuangkan dalam bentuk draf atau format analisis garap naskah. Hal ini
memudahkan suradara dengan membuat analisis naskah atau lakon sebagai upaya untuk memudahkan
kerja dengan para penata artistic lainnya. Koordinasi denga para pemain, penata artistik dan crew
pentas dalam membangun kesamaan visi dan misi pergelaran sehingga tercipta keterpaduan kesatuan
dan keutuhan garapan sesuai dengan tujuan pergelaran dramatari yang hendak di capai sutradara.

Naskah atau cerita yang telah ditentukan sebagai bahan garap dramatari dapat di analisis dalam
beberapa bagian antara lain: alur, tema, tokoh, karakter, tempat, tempat kejaddian peristiwa, dan sudut
pandang pengarang.

a) Alur atau Jalan Cerita

Alur dalam bahasa inggris disebut plot. Alur dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, garis
cerita yang di hubungkan dengan sebab akibat ( hukum kausal)

Berbicara alur dapat di kemukakan pula tentang alur maju dan alur mundur. Alur maju, artinya
rangkaian cerita mengalir dari A sampai Z. Dan alur mundur, cerita berjalan dari Z ke A, yaitu:
penggambarancerita di dalam cerita ataudisebut dengan flashback. Alur di dalam cerita di bangun oleh
struktur cerita menurut Aristoteles adalah :

1) Inroduksi adalah pengenalan tokoh


2) Reasing Action adalah tokoh utama yang memilki itikad

3) Konflik adalah tokoh utama mengalami pertentangan

4) Klimaks adalah terselesaikannya persoalan tokoh utama

5) Resolusi adalah penurunan klimaks atau disebut anti klimaks

6) Kongklusi adalah kesimpulan atau kisah[3]

b) Tema

Tema adalah gagasan, ide, gagasan inti, gagasan utama. Pengertian lain dari tema disebut thought
artinya pokok pikiran. Di dalam tema terkadung tigu unsur yaitu

a) Masalah yang diangkat

b) Gagasan yang ditawarkan

c) Pesan yang disampaikan

Masalah yang diangkat di dalam tema berisi persoalan-persoalan tentang kehidupan berupa; ideologi,
plitik, ekonomi, sosial dan budaya. Gagasan yang ditawarkan dalam tema adalah jalan pkiran pengarang
untuk memberikan gamabaran cerita dari awal samapai akhir. Pesan di dalam tema sebuah lakon
berupa kesimpulan ungkapan pokok cerita dari pengarang.

Tema-tema yang ada pada lakon drama tari biassa nya tentang kepahlawanan, pendidikan, sosial,
kejiwaan, keagamaan. Tema lakon didalam dramatari anak-anak biasanya lebih didasarkan pada muatan
pendidikannya guna menumbuhkankembangkan mental. Tema pendidikan di dalam dramatari anak-
anak secara khusus mengangkat topik-opik pershabatan, ketidaksetiakawanan, tolongmenolong, dan
lain-lain.

c) Penokohan.

Penokohan didalam drmatari dapat dibagi menjadi beberapa peran, antara lain

a) Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama, atau pemeran utama disebut sebagai tokoh putih.
Kedudukan tokoh utama adalah menggerakan cerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatic

b) Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut sebagai tokoh hitam.
Kedudukan tokoh antagonis adalah yang menghalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama
dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. Tokoh protagonis dan antagonis biasanya
memiliki kekuatan yang sama artinya sebanding menurut kacamata kelogisan cerita di dalam
membangun keutuhan cerita.

c) Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh
utama dalam menjalankan itikadnya. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau
memberikan nasihat kepada tokoh utama.

d) Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh
antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. Kadangkala tokoh ini menjadi tempat pengaduan
atau memberikan nasihat memperburuk kondisi kepada tokoh antagonis.

e) Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral.
Tokoh ini memberi masukan-masukan positif kedua belah pihak untuk mencari jalan yang terbaik.

f) Confident adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama. Pendapat-pendapat
tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh di ketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut
dan penonton.

g) Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.

h) Untility, adalah tokoh yang menjadi pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini
dalam dunia pewayangan di sebut goro-goro. Kedudukan tokoh ini kadangkala di tempatkan sebagai
penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja. Artinya kehadiran tokoh ini tidak terlalu
penting. Ada dan tidaknya tokoh ini, tidak akan mempanjang atau pengaruhi keuntuhan lakon secara
tematik. Kalau pun di hadirkan lakon akan menjadi panjang menambah kejelasan adegan peristiwa yang
di bangun.

d) Karakter

Karakter adalah watak atau peristiwa yang dimiliki tokoh atau pemeran di dalam lakon. Watak atau
perwatkan yang di hadirkan pengarang dengan ciri-ciri secara khusus. Misalnya berupa status sosial,
fisik, psikis, intelektual dan religi.

Status sosial sebagai ciri perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau jabatan yang diemban tokoh
dalam hidup bermasyarakat pada lingkup lakon, antara lain orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau
jelata, pengangguran dan lain-lain.

Fisik sebagai ciri dari perwatakan, menerangkan ciri-ciri khusus tentang jenis kelamin, kelengkapan
pancaindra atau keadaan kondisi tubuh ( pendek kurus, buta, pincang, lengan patah dll ) .

Psikis sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal kejiwaan yang di alami
tokoh seperti sakit ingatanm depresi, trauma, pemurah, penyantun, pelit dermawan dan lain-lain.

Intelektual sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal sosok tokoh dalam
bersikap dan berbuat, terutama dalam mengambil sebuah keputusan dan menjalankan tanggung jawab.
e) Setting

Setting dalam sebuah lakon merupakan unsur yang menunjukan tentang tempat, waktu, dan kejadian
peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak.

Tempat sebagai penunjuk dari unsur setting di dalam lakon , mengandung pengertian menunjuk pada
tempat tengah berlangsungya kejadian.

Kedudukan waktu sebagai bagian unsur setting di dalam lakon menjelaskan tentang terjadinya putaran
waktu yaitu siang malam pagi sore, gelap dan terang. Kejadian sebagai bagian dari unsur setting di
dalam lakon, bersifat menrangkan peristiwa yang tengah di alami tokoh misalnya kondisi mabuk, kondisi
marah, keadaan sepi dan lain-lain.

f) Point of view

Setiap lakon termasuk lakon dramatari anak-anak, remaja, dewasa ataupun bagi semua umur pasti
melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang disebut poin of view
sebagai gambaran intelektualitas dan kepekaan rasa pengaran dalam mengungkapkan dan memaknai
fenomena yang terjadi atau belum terjadi. Memahami dan menakap tanda-tanda tentang sudut
pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi
kesepahaman, kesejalanan, atau tidak setuju dengan apa yang di tawarkan dan di hendaki pengarang.

D. Penentuan Pemain Dan Penata Artistik

Pemain dan para penata artistik di dalam dramatari dipilih dan di tempatkan oleh seorang sutradara,.
Mengapa demikian hal ini dilakukan bahwa sutradara memliliki kewewenangan dalam menentukan
orang-orang yang akan bergabung dan di tentukan penempatan kerjanya, maka dramatari tidak bersifat
kolektif. Artinya, garapan dramatari tidak digabung atas dasar kerja bersama dan gejolak yang muncuk di
dalam proses garapannya, menimbulkan gejolak yang maha dasyat berujung pada sebuah kehancuran.
Oleh karena itu salah satu faktor keberhasilan proses garapan dramatari sangat di tentukan olejh
kemampuan sang sutradara.

Di tangan sutradarlah senua jenis dan bentuk pekerjaan artistik dapat terwujud, apabila seluruh awak
pendukung pentas atau artistik telah terkondisikan dengan baik saling percaya dan memiliki etos kerja
bersama dalam satu persepsi membangun terwujudkan garapan dramatari.

E. Proses Garap Tari


Perancangna adalah kegiatan merencakan unsur-unsur artistik scenery dalam garapan dramatari di
lakukan oleh penata artistik yang sebelumnya mendapat masukan-masukan sutradara tentang segala hal
konsep awal artistik keseluruhan garapan dramatari. Para penata artistik mewujudkannya dalam bentuk
rancangan-rancangan konsep gamabar, konsep musik, konsep gerak, atau tari, konsep lampu, konsep
rias dan busana, konsep pentas atau panggung, konsep peralatan pentas dan konsep multimedia.

Dalam melaksanakan keinginan-keinginan sutradara para penata yang di bantu oleh para penata yang di
bantu oleh beberapa staff atau pekerja artistik dan pentas, berhak mengajukan, menyampaikan
masukan kepada sutradara berupa gagasan, ide-ide guna mempelancar perancangan artistik yang
biasanya sering terjadi pada hal teknis di lapangan bukan berupa masuk konsep-konsep gagasan artistik
dramatari secara ke dalam isi.

Contoh Proses Garap tari

1. Judul Karya Tari

Garapan karya tari diberi judul yang sesuai dengan tema atau cerita yang dipilih (bentuk dramatari
maupun bentuk tari tunggal, pasangan atau kelompok).[4]

Karena dengan membaca judul tari seorang penonton akan dapat memperoleh gambaran umum
tentang gerakan-gerakan tarinya. Memilih judul yang komunikatif dan mudah dimengerti oleh orang
banyak adalah hal terbaik.

Tari yang akan kami sajikan berjudul tari “Nona Jamu”, yang bertemakan profesi sehari-hari.

2. Sumber garap

a) Kinestetik, sumber garapan yang berasal dari gerak. Gerak tersebut dapat diperoleh dari melihat
pertunjukan tari, gerakan sehari-hari, gerakan binatang, atau gerakan apasaja yang rangsangan awalnya
berasal dari gerak yang pernah dilihat, baik melihat pertunjukan langsung maupun melalui media
elektronik.

b) Idea, sumber garapan dapat pula dari ide-ide yang berasal dari semua aspek kehidupan sekitar kita,
lingkungan alam, satwa atau fauna. Ide juga dapat berangkat dari mimpi, angan-angan, ataupun gagasan
hati dan fikiran.

3. Tipe Tarian

Tarian yang akan digunakan yaitu tari berkelompok. Dan tipe tarian yang digunakan adalah Dramatik
yaitu karya tari yang mengandung unsur ceritra meskipun didalamnya tidak menggambarkan tokoh-
tokoh tertentu.

4. Konsep gerak

Konsep gerak yang digunakan dalam tarian yang akan kami sajikan bersumber dari gerak dalam
kehidupan disekitar kita yaitu gerak tari profesi seorang penjual jamu.
5. Konsep musik

Konsep musik yang digunakan yaitu musik eksternal, yang berasal dari lagu mp3 yang merupakan musik
gamelan yang berasal dari Jawa. Iringan tari dapat dibuat dengan sangat sederhana. Hal ini
dimungkinkan terjadi bila tidak mempunyai iringan musik sama sekali.Perlu diketahui bahwa aspek
artistik yang menghidupkan karya tari adalah musik yang mengiringi tari.

6. Tata Pentas

Tata teknik pentas menyangkut tempat pertunjukan yang akan digunakan, penataan tata letak
panggung, dekor properti, tata lampu, dan sebagainya yang semuanya menyangkut hal-hal artistik
dipanggung.

a) Tempat pertunjukan yang akan digunakan adalah auditorium yang dihias menyerupai tempat-
tempat di pedesaan.

b) Dekor atau backdrop atau latar belakang panggung dapat berwarna hitam, putih atau abu-abu.
Untuk tata panggungnya apakah menggunakan setting, misalnya trap, tiruan gapura dan sebagainya.
Atau panggung tidak menggunakan setting sama sekali atau kosong.

c) Properti apa saja yang digunakan. Mislnya penggunaaan bakul, kain slendang, kain batik, botol
jamu dan sebagainya.

d) Tata lampu menggunakan penerangan listrik .Untuk dramatari, desain lampu disesuaikan dengan
adegan atau ceriteranya.[5]

7. Tata Rias

Tata rias yang digunakan dalam pementasan kali ini bersifat natural, dan menyerupai pedagang jamu
pada umumnya.

8. Tata Busana / Kostum

Tata busana atau kostum yang digunakan pada pementasan kali ini menggunakan pakaian kaos hitam
polos, atasan menggunakan kerudung paris polos berwarna, sedangkan bawahan menggunakan legging
yang dilapisi dengan kain batik.

Aksesoris yang digunakan pada busana atau kostum yang akan digunakan hisan di leher dan tangan.
hiasan ini dibuat dari biji jail-jali dan botol plastik gelas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses garapan dramatari yang di maksud adalah suatu cara yang di lakukan oleh pelaku seni dalam
merangkai runtutan peristiwa atau kejadian melalui media gerak tari, sehingga menghasilkan produk
drama tari. Dengan kata lain bahwa proses garapam dramatari merupakan hasil kontruksi antara gerak
yang di pilih dengan unsur-unsur seni lain sebagai pendukungnya.

Perencanaan dalam proses garap drama tari adalah serangkaian tindakan yang dilakukan para pelaku
seni dala mempersiapkan proses dramatari berjalan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan
karya dramatari yang bermutu dan sesuai peruntukannya.

Fungsi perencanaan dalam kaitan sebuah proses garap drama tari di pandang penting untuk di lakukan,
dengan alas an mendasar untuk menghindari tingkat kesalahan atau hambatan yang akan terjadi serta
sekaligus mendorong peningkatan pencapaian tujuan dari sebuah rencana garap drama tari dengan
target kualitas seni.

B. Saran
Semoga dengan membaca makalah yang kami susun ini, para pembaca dapat lebih meningkatkan mutu
dan kualitasnya mengenai keterampilan dalam hal drama tari. Sebelum menampilkan drama tari,
hendaknya pelatih atau guru tari mengenal naskah tari dan juga aspek-aspek drama tari. Pembaca
diharapkan mampu mengaplikasikan drama tari yang sesuai dengan tata aturan dan konsep drama tari
yang sesungguhnya, agar budaya Indonesia dengan drama tarinya yang khas dapat terjaga

DAFTAR PUSTAKA

Pekerti, Widia. Pendidikan Seni Musik-Tari/Drama. (Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Depdiknas. 2004)

Purwatiningsih dan Ninik Harini. Pendiidkan Seni Tari-Drama. (Jakarta : Depdikbud. 1998)

Diana, Konsep Garap Tari, (Sumber: http://garaptari.blogspot.co.id, di unggah pada Senin, 30 November
2015 pukul 19.00 Wib, dan diakses pada 22/05/2018 puku 14.00 Wib

[1] Pekerti, Widia. Pendidikan Seni Musik-Tari/Drama. (Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Depdiknas. 2004) h. 61

[2] Purwatiningsih dan Ninik Harini. Pendiidkan Seni Tari-Drama. (Jakarta : Depdikbud. 1998)

[3] Pekerti, Widia. Pendidikan Seni Musik-Tari/Drama. (Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Depdiknas. 2004) h. 65

[4] Diana, Konsep Garap Tari, (Sumber: http://garaptari.blogspot.co.id, di unggah pada Senin, 30
November 2015 pukul 19.00 Wib, dan diakses pada 22/05/2018 puku 14.00 Wib

[5] Diana, Konsep Garap Tari, (Sumber: http://garaptari.blogspot.co.id, di unggah pada Senin, 30
November 2015 pukul 19.00 Wib, dan diakses pada 22/05/2018 puku 14.00 Wib

Angga Wipat Wijaya - May 23, 2018

Share
No comments:

Post a Comment

Link ke posting ini

Create a Link

Home

View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai