Dalam menjalankan Metode Kepramukaan digunakan Sistem Among dan dikemas dalam
bentuk Kiasan Dasar yang bersumber dari sejarah perjuangan dan budaya bangsa (AD pasal
11)
I. PENDAHULUAN
Dunia anak merupakan dunia imajinasi dimana luang waktu yang ada diwarnai dengan
beragam aktifitas permainan dan khayalan. Mereka baru mulai untuk mengenal lingkungan
disekitarnya, mereka mulai belajar untuk mengetahui bahkan bagi anak yang cerdas pun akan
banyak timbul pertanyaan unik dikarenakan kuriositasnya yang begitu tinggi yang terkadang orang
dewasa pun sulit untuk menjawabnya.
Sebagai salah satu investasi terbesar bagi setiap orang tua, seorang anak diharapkan dapat
menikmati masa kecilnya yang penuh canda dan tawa, kebahagiaan dalam permainan yang tentunya
memiliki nilai-nilai edukatif , kreatif dan inovatif. Dengan suasana yang demikian perkembangan pada
anak dapat memberikan kontribusi yang lebih positif dan lebih membekas.
Terkait pada kepramukaan, dunia anak identik dengan dunia siaga yang mana dalam satuan
ini beranggotakan anak-anak berusia 7 sampai 10 tahun, dan jika dilihat dari tingkat sekolahnya,
terdapat pada SD (Sekolah Dasar) kelas 1 sampai kelas 4. Untuk itu pada setiap Gugus Depan yang
aktif pastilah terdapat pengajar pramuka yang biasa disebut pembina. Bagi pembina siaga biasanya
dipanggil oleh anggotanya Yanda bila pria dan Bunda bila wanita.
Pada setiap pembelajaran ataupun pendidikan tentulah membutuhkan sebuah proses dan
metode yang menunjang guna hasil yang diharapkan, dengan demikian dari sekelimut proses yang
ada tentu pula akan menghadapi polemik problematika yang perlu dihadapi dan dipecahkan bersama.
Begitu pula problematika membina dalam dunia siaga menuntut setiap pembina untuk memiliki sikap
profesionalitas. Dari sikap profesionalitas inilah seorang pembina siaga dituntut untuk memasuki
dunia mereka dengan mengetahui jenjang psikis anak di usia siaga, dengan demikian
mempermudah pembina dalam menangani setiap problematika yang ada.
Dari kutipan diatas penulis sengaja ingin mengulas tentang Problematika Membina dalam
Dunia Siaga dan yang perlu diketahui disini adalah karakter apa yang ada di usia siaga, bagaimana
sikap pembina yang baik dalam menghadapi dunia siaga dan problematika apa yang akan dihadapi
oleh setiap pembina siaga.
II. PEMBAHASAN
“…melaksanakan upaya pendidikan baik formal maupun non formal secara sadar, berencana, terarah
dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan bakat, kecendrungan/keinginan serta kemampuan-kemampuannya
sebagai bekal untuk selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan
mengembangkan dirinya, sesamanya maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu
dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri…”
kalau kita simak “cita dan karsa” dari pengertian tersebut di atas, maka:
Terkait pada membina Pramuka, maka seorang pembina pramuka perlu mengetahui faktor-faktor
yang menentukan berhasilnya pembinaan sebagai upaya pendidikan. Faktor-faktor itu adalah:
Berpengalaman banyak[2]
Membina Siaga berarti mendalami dunia siaga, dunia anak yang perlu diterjuni baik secara
psikis maupun pendekatan lainnya untuk itu perlu dikenal dasar kodrati dan didaktis, pertumbuhan
dan perkembangannya dalam rangka membantu anak memperoleh perkembangan sumber daya
manusia yang optimal. Dengan demikian selayaknya hubungan yang terjadi antara peserta didik dan
pembinanya adalah hubungan kemitraan yang bersifat edukatif.
Perkembangan kejiwaan anak usia siaga perlu dihayati dengan mengenal dan memahami
sifat, karakternya baik yang positif maupun yang negatif. Disamping itu ciri-ciri anak usia siaga yang
diperhatikan dalam pertumbuhan dan perkembangan antara lain:
a. Jasmani: aktif bergerak, belum dapat menguasai diri, keseimbangan motorik masih perlu
dilatih.
b. Rohani : pancainderanya merupakan alat penemu khayalan dan fantasinya besar, ingin
menemukan yang baru,
c. Social: berpusat pada diri sendiri, belum menemukan “akunya”, suka meniru walaupun ramai-
ramai dan sebagainya.
Dalam membina siaga perlu dipahami bahwa seorang anak sepanjang hayatnya akan
mengalami berbagai perubahan dan pengembangan diri sehingga menjadi seorang dewasa yang
berciri khas. Seorang anak bukan dewasa yang berbentuk mini, dan sebaliknya juga tidak dapat
dikatakan bahwa manusia dewasa merupakan anak dalam bentuk dan ukuran besar. Jadi dapat
dikatakan bahwa membina siaga bukan berarti membina “Penggalang kecil”. [3]
Selain berorientasi kepada sifat dan ciri anak usia siaga, dalam merencanakan kepramukaan
bagi pramuka siaga perlu dipahami aspirasi dan kebutuhannya, situasi dan kondisi serta materi atau
kegiatannya.
a. Aspirasi peserta didik harus dapat digali dan ditemukan untuk dijadikan sumber kegiatan dan
latihan yang menarik, caranya antara lain:
1. secara formal: interfew, forum terbuka, pertemuan, musyawarah dan lainnya.
2. secara informal: pengamatan, pergaulan baik didalam maupun diluar latihan, keluhan
dan lain-lain.
b. kebutuhan bagi anak usia siaga terkadang belum dapat dirasakan apalagi diungkapkan.
Biasanya aspirasilah yang dianggap kebutuhan yang sebanarnya, sedang itu bukan maksudnya.
Bahayanya adalah jika orang dewasa mengeidentifikasikan kebutuhan orang dewasa sama dengan
kebutuhan anak.
c. Situasi dan kondisi peserta didik maupun lingkungannya sangat mempengaruhi proses
pendidikan. Lingkungan juga ikut menentukan cepat lambatnya proses kegiatan, selain
itu visualisasi juga menjadi daya tariknya.
Perkembangan kejiwaan anak usia siaga perlu dihadapi dengan mengenal dan memahami sifat-sifat
dan karakteristiknya, antara lain:
a. yang positif
1. suka bermain, bergerak dan bekerja
2. suka meniru, senang mengkhayal
3. suka menyanyi, gemar mendengar cerita
4. suka bertanya, ingin tahu, ingin mencoba
5. suka pamer, suka disanjung, senang kejutan
6. spontan, lugu, polos, mudah kagum dan suka humor
7. bersenda gurau, gemar berlomba dan bersaing
8. gemar membanding-bandingkan
9. selalu mencari hal-hal yang baru, cepat bosan dan lain-lain
b. yang negatif
1. labil, emosional, egois
2. manja, mudah putus asa
3. sensitif, rawan, mudah kecewa
4. kurang perhitungan, tidak mau mengalah
5. kurang peduli kebersihan jasmaninya
6. masih malu-malu, memerlukan perlindungan dan lain-lain
Bermain adalah dunia anak-anak seusia pramuka siaga, bermain sebagai proses pendidikan,
merupakan alat utama pembinaan pramuka siaga dimana mereka dengan riang dan gembira penuh
semangat dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri dalam kegiatan permainan. Giat bermain berarti
giat dalam proses pendidikan.
Pramuka siaga merupakan peserta didik golongan pertama dalam gerakan pramuka sebagai
bibit awal yang kelak diharapkan bertunas dan berkembang dengan baik melalui kepramukaan.
[4]Dengan demikian usia siaga merupakan pembentukan sebagai modal dasar yang ditujukan pada
prilaku yang diharapkan, dari itu semua maka pola yang sebaiknya dikembangkan adalah pemberian
adab “adibuhum” atau peraturan (regulasi) [5]. Karena dalam usia siaga inilah saatnya untuk
mengembangkan kecerdasan social anak. Dari pola ini setidaknya pembina ataupun pendidik benar-
benar memberikan suri tauladan yang baik dengan prilaku yang memang pantas ditiru dan penuh
santun.
Dari uraian diatas, maka sangat pentinglah bagi setiap pembina siaga untuk lebih mengetahui
dunia permainan dan imajinasi mereka yang mana itu semua merupakan sebuah problematika yang
komplek, dan akan sulit dihadapi bagi setiap pembina siaga jika kurang mengetahui dunia mereka.
Dari itu semua pembina siaga juga akan selalu dituntut dari segi kreatifitas dalam memberikan
permainan yang edukatif, inovatif dan penuh makna serta mendukung pada perkembangan anak
yang lebih positif.
III. PENUTUP
Suatu kenikmatan tersendiri dikala kita melihat mereka (siaga) bergembira ria dengan
permainan yang kita berikan diwaktu membina. Tertawa di alam terbuka dengan sesama tanpa
disadari bahwa mereka sebenarnya dalam proses perkembangan yang lebih bermakna.
Demikian penulisan makalah ini yang sekiranya masih jauh dari kesempurnaan yang tentunya
masih banyak kekurangan yang perlu dikritisi dan dikoreksi. Wassalam.
Strategi Kegiatan Pramuka Yang Dinamis dan
progresif
A. Hakikat Program dan Kegiatan
Program adalah suatu sistem ataupun cara untuk mengatur jalannya suatu kegiatan agar tersusun
secara sistematis, program juga bisa dikatakan planning atau rencana, maka dalam kegiatan
Kegiatan adalah suatu rangkaian acara, atau peristiwa. Kegiatan ini mempunyai fungsi yang
dominan dalam aplikasi pembelajaran khususnya di Pramuka. Kegiatan juga terbagi menjadi dua,
yaitu :
a. Ruangan ( Indor)
Kegiatan ini dilaksanakan didalam ruangan baik dikelas maupun ditempat tertutup lainnya, seperti
Kegiatan ini disampaikan dilapangan atau di alam terbuka. Seperti penyampaian permainan
Melihat pentingnya program Pendidikan dalam pramuka, maka dalam memberikan didikan/
pelajaran kepada anak didik itu harus tahap demi tahap ( step by step) karena tidak mungkin
kalau memberikan suatu materi secara langsung semua diajarkan, maka dari itu tujuan pendidikan
harus periodik ( jangka waktu tertentu ). Untuk menyusun kegiatan ini harus dibuat program yang
teratur supaya kegiatan tidak simpang siur. Program juga ada yang tertulis sebagai landasan peta
perjalanan.
Kegiatan ini menentukan berhasil atau tidaknya suatu usaha pendidikan yang kita lakukan sebagai
evaluasi selanjutnya.
a. Harus sesuai dengan azas bahwa anak sebagai objek pendidikan ( child Centered Education )
Dengan cara melihat, mendengar dan mengerti gejala-gejala tingkah laku serta perubahan peserta
didik
b. Test
Test ini dalam artian mengevaluasi semua perkembangan anak, baik dengan intelegensi test
Dari semua cara mengamati kejiwaan anak tersebut, kita dapat memahami perkembangan anak
baik yang positif seperti kejujuran, kebersamaan, kepemimpinan dan kegemaran atau dari segi
negatifnya seperti kecurangan, kurang disiplin dan lain-lain. Namun itu semua tidak lepas dari
b. Tujuan
1. Agar dapat dijamin bahwa kegiatan yang dilakukan mengarah pada tercapainya sasaran dan
tujuan kegiatan
2. Agar kegiatan dilakukan secara teratur, tertib, berdaya guna dan tepat guna.
3. Memudahkan kerja sama dan hubungan kerja antara semua petugas yang bersangkutan
c. Penyusunan
1. Penyusunan program kerja disusun oleh pembina satuan dewan pengurus satuan anggota
2. Rencana kegiatan, disusun oleh mereka yang bersangkutan dengan kegiatan program kerja
memuat pokok-pokok kegiatan semua bidang dan waktu pelaksanaannya serta perkiraan
biayanya.
Rencana kegiatan pada umunya hampir sama dengan proposal, yakni adanya pendahuluan,
tempat dan waktu kegiatan, jumlah peserta dan panitia, acar pokok biaya dan perlengkapan dan
Pada umumnya kegiatan pramuka bersifat dinamis , yang membuat perubahan terhadap anggota
pramuka bukanlah dari kegiatannya tapi bagaimana anggota pramuka tersebut mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya, namun juga banyak kegiatan pramuka yang perlu diutamakan
Upacara dikatakan sebaga kegiatan pendidikan, karena dari kegiatan inilah anggota pramuka
dapat menerapkan sikap kedisiplinannya, baik dari waktu, kerapihan dan tanggung jawab yang
lainnya. Upacara juga sebagai alat untuk menumbuhkan jiwa patriotisme. Upacara dalam gerakan
3. Upacara adat
2. Perkemahan
Perkemahan merupakan bentuk kegiatan diluar ruangan, bagi anggota pramuka sebagai upaya
menanamkan jiwa sosial bermasyarakat, disana anggota pramuka dapat merasakan hidup jauh
dari rumah dan serasa berada dilingkungan masyarakat, sehingga akan tercipta kemandirian dan
Perkemahan banyak sekali bentuknya yang disesuaikan dengan tingkatan golongan peserta didik
Lomba Tingkat ( LT )
Lomba tingkat ialah perlombaan bagi anggota pramuka untuk mengevaluasi hasil dari latihannya
3. Bakti sosial
Bakti sosial ini merupakan suatu kegiatan yang positif dan harus dikembangkan kepada peserta
didik sejak dini karena dengan kegiatan ini peserta didik akan mempunyai jiwa sosial yang baik.
Bakti sosial ini juga dimaksudkan agar anggota pramuka dapat terlihat dimasyarakat dalam upaya
ikut serta membangun masyarakat. Bakti sosial banyak sekali bentuknya baik berupa reboisasi
maupun pembangunan, ada juga perkemahan yang isinya bakti sosial seperti perkemahan
Maka dari kegiatan ini peserta didik dapat mempunyai jiwa sosial dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Metode
Metode yang baik digunakan pada kegiatan pramuka yakni “ Dinamika kelompok “ karena dengan
metode ini anggota pramuka akan mempererat tali silaturahmi serta luas dalam wawasannya
2. Prinsip kepramukaan
a. Prinsip sukarela adalah prinsip yang mengutamakan kepedulian umum, dalam menjalani
b. Prinsip kehormatan pramuka, artinya dalam melaksanakan kegiatan pramuka dilandasi kode
d. Beregu, dalam setiap kegiatan menggunakan prinsip beregu atas asas persatuan
e. Sesuai perkembangan teknologi, sebagai anggota pramuka teknologi merupakan hal yang
sangat penting, agar tidak gaptek maka adanya suatu kegiatan yang memakai unsur teknologi
seperti jambore on the air ( jota ) dan jambore on the net ( joti )
f. Satuan terpisah, yakni dalam pengelompokan dan sistem keorganisasian pramuka dipisahkan
Suatu Gudep bisa dikatakan sudah memenuhi standar jika telah memenuhi ketentuan dan standar minimal.
Berikut ini adalah sebelas standar pengelolaan Gudep yang bisa anda kelola di Gudep anda.
1. Jiwa kepramukaan.
2. Kemampuan bermasyarakat.
3. Kemamapuan mengadministrasikan kegiatan satuan.
4. Kemampuan dalam menyusun atau memprogramkan,
pelaksanaan, dan penilaian suatu kegiatan.
5. Kemampuan jiwa demokratis.
II. Dewana satuan pramuka merupakan perwakilan dari
barung, regu, sangga, dan racana.
Dewan satuan pramuka dibedakan menjadi :
A. Penerimaan Anggota
2. Bagi calon Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang, hendaknya dilengkapi surat
pernyataan dari orang tua/walinya yang menyatakan bahwa mereka tidak berkeberatan
anaknya menjadi anggota Gerakan Pramuka di Gugusdepan tersebut.
3. Bagi aggota Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega supaya dilengkai dengan surat
pernyataan dari yang bersangkutan yang menyatakan bahwa mereka sanggup menjadi
anggota Gerakan Pramuka secara sukarela tanpa paksaan melainkan atas dasar kemauan
dan minatnya sendiri.
4. Jika seorang pramuka pindah ke Gugusdepan lain, maka pembina Gugusdepan yang
bersangkutan memberi keterangan tentang diri pramuka tersebut dan melaporkan kepada
Ketua Kwartir Ranting, tembusan kepada Kwartir Cabang dan Ketua Mabigus yang
bersangkutan serta membantu catatan Buku Induk Anggota Gudepnya.
B. Buku Administrasi
1. Permintaan Pendaftaran Anggota untuk Peserta Didik (Pramuka Siaga dan Penggalang)
2. Surat Pernyataan Kesiapan Menjadi Anggota Gerakan Pramuka (Bagi Pramuka Penegak
dan Pandega)
Perindukan Siaga
1. Buku Presensi dan Buku Iuran (kedua macam buku ini dapat dijadikan satu buku, tetapi
boleh juga dijadikan dua macam buku)
2. Buku Tabungan
5. Buku Inventaris
6. Buku Log (yang berisi tentang catatan peristiwa-peristiwa yang mengesankan yang pernah
dialami oleh satuan)
8. Buku Catatan Pribadi (berisi tentang bahan-bahan hasil observasi watak peserta didik, hal-
hal yang istimewa, kebaikan dan kekurangan yang ada pada setiap peserta didik). Adapun
tentang buku catatan pribadi inimerupakan buku yang harus dirahasiakan oleh pembina. Kalau
karena sesuatu hal pembina itu pindah atau tidak lagi membina pada satuan itu, buku catatan itu
diserahkan kepada pembina yang menggantikannya yang juga harus merahasiakan buku ini.
Pasukan Penggalang
1. Buku Presensi dan Buku Iuran (kedua macam buku ini dapat dijadikan satu buku, tetapi
boleh juga dijadikan dua macam buku)
2. Buku Tabungan
5. Buku Inventaris
6. Buku Log (yang berisi tentang catatan peristiwa-peristiwa yang mengesankan yang pernah
dialami oleh satuan)
8. Buku Catatan Pribadi (berisi tentang bahan-bahan hasil observasi watak peserta didik, hal-
hal yang istimewa, kebaikan dan kekurangan yang ada pada setiap peserta didik).
9. Buku Upacara Pelantikan
10. Buku Renungan
Adapun tentang buku catatan pribadi ini merupakan buku yang harus dirahasiakan oleh
pembina. Kalau karena sesuatu hal pembina itu pindah atau tidak lagi membina pada
satuan itu, buku catatan itu diserahkan kepada pembina yang menggantikannya yang juga
harus merahasiakan buku ini.
Ambalan Penegak
1. Buku Presensi dan Buku Iuran (kedua macam buku ini dapat dijadikan satu buku, tetapi
boleh juga dijadikan dua macam buku)
2. Buku Tabungan
5. Buku Inventaris
6. Buku Log (yang berisi tentang catatan peristiwa-peristiwa yang mengesankan yang pernah
dialami oleh satuan)
8. Buku Catatan Pribadi (berisi tentang bahan-bahan hasil observasi watak peserta didik, hal-
hal yang istimewa, kebaikan dan kekurangan yang ada pada setiap peserta didik).
Adapun tentang buku catatan pribadi ini merupakan buku yang harus dirahasiakan oleh
pembina. Kalau karena sesuatu hal pembina itu pindah atau tidak lagi membina pada
satuan itu, buku catatan itu diserahkan kepada pembina yang menggantikannya yang juga
harus merahasiakan buku ini.
C. Laporan Kerja
1. Gudep hendaknya memberikan laporan secara berkala kepada Kwartir Cabang tembusan
kepada Mabigus dan Kwartir Ranting setempat.
2. Setiap tahun Gudep harus mendaftarkan ulang seperti tersebut di atas, oleh Kwartir Cabang
diberikan tanda daftar ulang.
D. Pendanaan Gudep
E. Iuran
1. Pembina Pramuka dan anggota Mabigus membayar iuran bulanan kepada Kwartir
Ranting/Kwartir Cabang sesuai Keputusan Musyawarah Ranting/Cabang.
2. Gudep yang sudah disahkan wajib membayar uang iuran bulanan kepada Kwartir
Ranting/Kwartir Cabang sesuai Keputusan Musyawarah Ranting/Cabang.
F. Tanda Anggota
1. Para Pramuka menerima Tanda Anggota Gerakan Pramuka pada saat pelantikan, yang
disahkan oleh Pembina Gudep dan diberikan oleh Pembina Pramuka yang bersangkutan
setelah memenuhi pernyataan administrasinya.
2. Para Pembina Pramuka dan anggota Mabigus menerima Tanda Anggota Gerakan Pramuka
dari Kwartir Ranting/Kwartir Cabang yang bersangkutan.
3. Tanda anggota tersebut diurus administrasinya oleh Pembina Gudep kepada Kwartir
Cabang yang bersangkutan
SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG SERTA CARA
MENGUJINYA.
By Anggi Prasetiyo06.00No comments
I. PENDAHULUAN
1. Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki
oleh peserta didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) diperoleh setelah lulus melewati
ujian-ujian dan disematkan melalui upacara pelantikan.
3. Syarat Pramuka Garuda (SPG) adalah syarat-syarat kecakapan yang harus dipenuhi
oleh seorang Pramuka untuk mencapai persyaratan tertentu sebagai Pramuka Garuda.
Untuk memperoleh Tanda Pramuka Garuda (TPG), peserta telah melalui ujian-ujian dan
disematkan dalam upacara pelantikan.
II. MATERI POKOK
3. SPG/TPG
a. Seorang yang telah menyelesaikan SPG disebut sebagai Pramuka Garuda, berhak
menyandang TPG. Seseorang yang telah menjadi Pramuka Garuda hendaknya mampu
menjadi teladan bagi teman-temannya di gudep dan masyarakat di sekitarnya.
b. SPG/TPG terdapat di semua golongan usia Pramuka.
c. Tanda TPG adalah burung garuda dalam bingkai segi lima. Ciri yang membedakan TPG
Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega ialah warna dasar TPG:
1) Warna dasar hijau untuk TPG Siaga.
2) Warna dasar merah untuk TPG Penggalang.
3) Warna dasar kuning untuk TPG Penegak.
4) Warna dasar coklat untuk TPG Pandega.
d. Syarat menempuh Pramuka Garuda:
1) SPG Siaga dapat ditempuh oleh Pramuka Siaga Tata;
2) SPG Penggalang dapat ditempuh oleh Pramuka Penggalang Terap;
3) SPG Penegak dapat ditempuh oleh Pramuka Penegak Laksana;
4) SPG Pandega dapat ditempuh oleh Pramuka Pandega
e. Pramuka Garuda berkewajiban:
1) Menjaga nama baik pribadi dan meningkatkan kemampuan agar tetap menjadi teladan, baik
bagi Pramuka maupun bagi anak-anak dan pemuda lainnya.
2) Mendorong, membantu dan menggiatkan teman-teman Pramuka lainnya untuk mencapai
syarat-syarat Pramuka Garuda.
5. Penyematan TKU, TKK maupun TPG dilakukan pada upacara resmi. Penyematan
TKU dan TPG pada upacara pelantikan, penyematan TKK pada upacara latihan
mingguan.
6. Ketentuan dan tempat Pemakaian TKU, TKK, TPG.
a. TKU untuk Pramuka Siaga dan Penggalang ditempatkan pada lengan baju sebelah kiri,
sedang untuk Pramuka Penegak dan Pandega disematkan di pundak kiri dan kanan.
b. TKK baik untuk Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak/Pandega ditempel di lengan baju
sebelah kanan, maksimal 5 buah, sedang TKK-TKK yang didapat lainnya ditempel pada
tetampan (sejenis selendang yang digunakan khusus untuk penempelan TKK).
c. TPG
1) TPG berupa lencana dari logam digantungkan dimuka dada dengan pita berwarna merah
putih, dipakai pada upacara resmi.
2) TPG harian berupa kain bordir/sablon ditempelkan di dada sebelah kanan, di atas saku, di
atas bintang tahunan, tigor, tiska, dan lain-lain.
III. KESIMPULAN
Pelaksanaan pemenuhan SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG dalam kepramukaan
berfungsi sebagai alat pendidikan dan sekaligus merupakan perwujudan dari penerapan
metode kepramukaan. Oleh karena itu Pembina Pramuka hendaknya selalu memberikan
motivasi dan stimulasi kepada peserta didik untuk menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan
Umum, Khusus maupun Syarat Kecakapan Pramuka Garuda sehingga mibat dan bakatnya
berkembang, serta menjadi teladan bagi anggota pramuka lainnya, teman-temannya baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitarnya
B. PENJABARAN :
1. KUMPUL :
Dengan menggunakan pluit (titik-titik panjang) memanggil Pramuka Siaga yang berada dilapangan
atau yang masih ada dikelas, dengan kata-kata : “SIAGA”, dilanjutkan dengan merentakan jari-jari diatas kepala
Pembina Pramuka membentuk lingkaran kecil. Kemudian memerintahkan Siaga untuk menggabungkan tangan
kanan dan kiri untuk saling bersilangan dan memegang tangan rekan-rekan yang ada di kanan dan kirinya.
Selanjutnya memerintahkan Siaga untuk melepaskan pegangan tangan kanan dan kiri dengan menyebut kalimat
“SIAGA”.
2. UPACARA :
Pembina menunjuk salah seorang anggota Siaga untuk menjadi “SULUNG” (Pemimpin Barung Utama).
Kemudian Sulung berteriak “SIAGA, SIAGA”, dan dijawab oleh anggota Siaga lainnya dengan kata “SIAP,
SIAP”. Setelah kondisi lingkaran Siaga rapih, tenang dan siap, maka Sulung menuju “YANDA” (Pembina
Pramuka) guna melaporkan persiapan upacara. Sulung melapor : “LAPOR, UPACARA SIAGA, SIAP”.
Kemudian Yanda memegang pundak Sulung dan berjalan bersama menuju lingkaran Pramuka Siaga.
Selanjutnya Sulung memberikan penghormatan umum kepada Yanda, “KEPADA YANDA, HORMAT
GRAK”. Lalu dibalas oleh Yanda dan menurunkan tangan / hormat. Sulung memberi perintah “TEGAK
GRAK”.
Selanjutnya Sulung mengambil bendera Merah Putih yang berada di luar lingkaran barisan Siaga, dan
menuju ke lingkaran Siaga. Yanda memberi perintah “KEPADA BENDERA MERAH PUTIH, HORMAT
GRAK”. Sulung berjalan berlahan sambil membawa bendera Merah Putih untuk ditegakkan di tengah barisan
lingkaran Siaga. Setelah bendera Merah Putih diletakkan ditengah, Sulung memberi hormat kepada bendera
Merah Putih. Yanda selanjutnya memberi perintah “TEGAK GRAK”.
Yanda selanjutnya mengucapkan “PANCASILA”, yang diikuti barisan Siaga :
“SATU KETUHANAN YANG MAHA”
“DUA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB”
“TIGA PERSATUAN INDONESIA”
“EMPAT KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH/KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN”
“LIMA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA”.
Selanjutnya, Sulung mengucapkan Janji Siaga :
“DWI DARMA”
“SIAGA BERBAKTI KEPADA AYAH IBUNDANYA”, (di jawab oleh barisan Siaga, KAMI BERBAKTI
KEPADA AYAH IBUNDA KAMI)
“SIAGA BERANI DAN TIDAK PUTUS ASA”, (di jawab oleh barisan Siaga, KAMI BERANI DAN TIDAK
PUTUS ASA).
Selanjutnya barisan Siaga diperintahkan istirahat, Sulung memberi perintah “ISTIRAHAT DITEMPAT,
GRAK”. Kemudian pengarahan dari Pembina Pramuka Siaga, yang intinya penjelasan kegiatan pada hari itu.
Setelah memberikan penjelasan, barisan disiapkan oleh Sulung, “SIAP GRAK”. Kemudian Yanda memimpin
do’a.
Setelah berdo’a, Sulung memberi laporan kepada Yanda, “LAPOR UPACARA SIAGA SELESAI,
LAPORAN SELESAI”. Yanda menjawab “BUBARKAN”. Kemudian Sulung memberi perintah penghormatan
kepada Yanda, “KEPADA YANDA HORMAT, GRAK”. Dijawab oleh penghormatan pembina Siaga.
Selanjutnya Sulung memberi perintah “TEGAK GRAK”. Kemudian Yanda memberi selamat kepada Sulung
atas keberaniannya memimpin upacara Siaga.
3. (LAMPIRAN-1)
MACAM-MACAM TEPRUK PRAMUKA.
Pembina kemudian memberikan penyegaran dengan berbagai macam tepruk pramuka, antara lain :
4. (LAMPIRAN-2)
MACAM-MACAM NYANYIAN PRAMUKA.
Pembina kemudian memberikan hiburan dengan berbagai macam lagu pramuka, antara lain :
c. Ayo Kawan.
Ayo kawan, Ayo kawan berkumpul
Berkumpul, bersenang-senang semuanya
Jangan segan, jangan segan bersama
Bersama, bernyanyi, bergembira
Tepruk tangan, 3x, bergembira
Sekali lagi, 2x,
Tepruk tangan kita semua bergembira
d. Pramuka Bersatu.
Dari segala penjuru,
Pramuka kita bersatu (2 x)
5. (LAMPIRAN-3)
MACAM-MACAM YEL-YEL PRAMUKA.
Persiapan :
a. Lencanag Depan = Ninja
b. Tegak Grak = Gokil
c. Hormat Zing = Tembak 3x Wah Kena Tuh
d. Dewa Mabuk = Shooting 3x Silaw Man
e. Musik = Teng Toreng Tong Teng 3x
f. Maco = Mantan Copet
g. And One, And Two,
And Three, And Dan = Bau Pesing
Wak 3x Jedar Jedor
Jalan :
***(Dibalik)***
Ada Bemo = Bemo Ada
Ditengah-2 Jalan = Jalan Ditengah-2
Panggil Nona = Nona Panggil
Suruh Naik Kereta = Kereta Suruh Naik
Nona Bilang = Bilang Nona
Sudah Tak Punya Uang = Uang Sudah Tak Punya
Kecopetan
Ter...A Ywka.....Ter....A Ywka
#### Selanjutnya Buat Variasi Angkare (Tembak)
h. 1+1 = 2
+1 = 3
+1 = 4
+1 = 5
Kali 5 = 25 Jigo, 50 Gocap, 100 Cepe,
500 Gope, Punya Cewek Matre,
Punya Cowok Kere,
Malam Minggu Pere
j. Raba-Raba = Tem ) 2x
Raba-Raba = Tembok
l. Panas-Panas = A ) 2x
Panas-Panas = Air
6. (LAMPIRAN-4)
MACAM-MACAM PELAJARAN / MATERI PRAMUKA.
a. Psikotest
1) Binatang.
Aku mempunyai sayap
Aku sering membangunkan orang dipagi hari
Dan aku jago berantem
Siapakah aku ? (AYAM)
2) Benda.
Aku mempunyai roda empat
Aku sering mengangkut orang banyak
Dan aku jago ngebut
Siapakah aku ? (MOBIL)
3) Bentuk.
Aku mempunyai tubuh tinggi
Aku sering di naiki orang
Dan jika aku marah banyak yang sengsara
Siapakah aku ? (GUNUNG)
4) Berhitung.
Aku satu tambah satu
Aku dikurang satu
Dan aku ditambah satu
Berapakah aku ? (DUA)
b. Menggambar
c. Pertanyaan Bebas :
- Apa yang kamu rasakan dari permaianan Siaga ?
- Apa yang kamu rasakan dari Yel-Yel ?
- Apa yang kamu rasakan dari Baris Berbaris ?
7. (LAMPIRAN-5)
MACAM-MACAM PERMAINAN PRAMUKA.
a. Kucing-Kucingan
Caranya : pilih dua anak Siaga, satu orang untuk menjadi kucing dan satu orang untuk menjadi tikus.
Selanjutnya setelah mendengar pluit, maka si kucing harus mengejar tikus. Bisa juga dilakukan dengan dua
orang menjadi kucing dan dua orang menjadi tikus.
d. Menyeberang Bola.
Caranya : buat barisan Siaga (berbanjar), setiap orang memegang pipa paralon (PVC) satu bundar
dipotong jadi dua ukuran 30 CM. Selanjutnya satu orang paling depan menerima bola dari Yanda/Bunda,
kemudian bola diserahkan kepada rekan-rekan yang sudah memegang pipa berikutnya. Siaga yang sudah
menyeberangkan bola berlari ke tempat kosong untuk menerima kiriman bola.
g. Menyeberang Perahu.
Caranya : Siapkan bangku (papan) sebanyak-banyaknya. Kemudian bariskan Siaga (berbanjar), setiap orang
wajib menyeberang dengan menginjak bangku (papan) dari Siaga yang paling depan hingga terakhir.
i. Menyeberang Bola.
Caranya : Siapkan bambu besar yang diikat tali pada tengahnya sebanyak-banyaknya. Kemudian buat lingkaran
Siaga, setiap barung wajib menyeberang bola dengan menarik setiap tali agar bambu dapat tegak lurus sehingga
bola tidak jatuh.
j. Melempar Bola.
Caranya : Siapkan bola plastik sebanyak-banyaknya. Kemudian pilih satu orang Siaga memegang satu buah
ember untuk menerima lemparan bola rekan-rekannya. Buat barisan Siaga berbanjar kesamping kanan/kiri,
setiap Siaga menerima satu bola untk dilemparkan kedalam ember penampung bola.
6) Peralatan, meliputi:
a) Peralatan pribadi
b) Peralatan kelompok
GERAKAN PRAMUKA
K W A R T I R C A B A N G G R E S I K
Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 104. B Telp. (031) 3985721
G R E S I K 6 1 1 2 1
Ya Allah,
Tuhanku yang Agung dari segala yang agung,
izinkan Aku malam ini membuka pintu Magfiroh-Mu
dan menyerahkan segenap jiwa ragaku atas segala permasalahanku
kepada-Mu.
Ya Allah,
Kau ciptakan udara untuk paru-paruku.
Kau berikan makanan untuk hidupku.
Kau ciptakan matahari dan bulan untuk menerangiku.
Kau padukan mata, tangan, kaki, otak, dan badanku untuk bertingkah,
Tapi aku masih belum menyadari akan anugra-Mu pada kehidupan ku.
Ya Allah,
Kau sandingkan Aku dengan saudara-saudaku, istri atau suami dan anak-
anakku,
Namun, Aku belum memberikan apa-apa bagi-Mu selain meminta dan
meminta.
Aku merengek-rengek hanya untuk meminta pada-Mu.
Maafkan Aku ya Allah.
Ayah …..
Entah berapa banyak keringatmu untuk keberhasilanku.
Kau bersusah payah membiayaiku.
Kau tegarkan tulangmu hanya untuk anakmu ini.
Tapi, mengapa saya masih saja membanggakan diri sendiri dan
melupakanmu.
Bahkan, sampai engkau tiada, aku jarang berdoa untukmu.
Ayah, maafkan anakmu ini, yang Kurang berbakti padamu.
Ya Allah …..
Wahai ayah ….., ibu…. darah daging yang menurunkanku.
Kini, aku anak mu …. akan didaulat menjadi seorang Pembina Pramuka
Mahir …..
Tapi, mampukah aku....?
Rasanya aku terbebani, …. dan teramat berat jika disebut pembina mahir.
Karena harus menjadi teladan pada diri sendiri dan orang lain.
Ayah …. Ibu …… kini aku merasa belum mampu menjadi teladan, sepermu
….
“AKU BERSEDIA!”
Selanjutnya,
mendekatlah ke bendera Merah Puti Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berada di dekatmu.
- Hormat kepada sang MerahPutih,
- Raih ujung bendera dan letakan tepat di dada kiri detak jantungmu
- Ucapkan janjimu : SATYA PRAMUKA, dengan Lantang.
…………………
Ketika
kami tegak di sini…., melingkari bongkahan bara unggun yang mulai padam, kami …
bagaikan tiang-tiang bayangan hitam
Suatu
bentuk yang sangat rapuh….., mudah goyang tertiup arah cahaya nafsu.
Kami tidak pernah peduli terdiri dari suku apa mata rantai ini….., terbuat
dari agama apa mata rantai ini,
terdiri dari golongan kaya atau miskin,
ksatria ataupun sudra kami tidak
pernah peduli.