Disusun oleh :
Yomiles Yikwa (170210204236) / Kelas C
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTARISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................I
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2
PENUTUPAN.........................................................................................................3
3.1 kesimpulan..............................................................................................1
3.2 saran.......................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah
sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan
menyelidiki kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu
mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikannya
dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan penngajaran
(instruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar
(pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara
optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila
tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan
gangguan terhadap belajar mengajar.
Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang
serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan
keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi
gangguan terhadap proses belajar mengajar. Baik gangguan sifat sementara
maupun sifat yang serius atau terus menerus. Gangguan dapat berifat
sementara sehinngga perlu dikembalikan ke dalam iklim belajar yang serasi
(kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat cukup
serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremedial.
Disiplin itu sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang
efektif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai bila guru mampu
mengatur siswa dan saran pembelajaran serta megendalikannya dalam
suasana yang sangat menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Hubungan interprsonal yang baik antara guru dan peserta didik, peserta didik
sama peserta didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat bagi terjadinya proses
pembelajaran yang efektif.
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang melatarbelakangi pembuatan masalah ini adalah
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
PEMBAHASAN
2. Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian
kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini
dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a.Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau
individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok
siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau
individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau
memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
b. Verbal
Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pernyataan, dan
sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin
kegiatan siswa yang lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal
menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
3. Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahankan apabila dari waktu
kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang
dilaksanakan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara :
a. Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan
pertanyaan atau topik pelajarannya. Bertujuan untuk menghindari
penyimpangan perhatian siswa. Misalnya : “ coba anak-anak,
semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan
daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
b. Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban
dan tanggung jawab yang dilakukan oleh siswa serta keterlibatan
siswa dalam tugas-tugas. Misalnya dengan meminta kepada siswa
untuk memperagakan, melaporkan, dan memberi respons. Komunikasi
yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat
penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa.
4. Memberikan Petunjuk yang Jelas
Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar
jelas dan singkat dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan dari
pada siswa. Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan
bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang
wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
5. Menegur
Apabila terjadi tingkah laku siswa yang menggangu kelas atau
kelompok dalaam kelas, hendaklah guru menegurnya secara verbal.
Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta
pada tingkah lakunya yang menyimpang
b) Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang
mengandung penghinaan.
c) Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
d) Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga
penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan
6. Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau
terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu
dengan cara.
a. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu
yaitu dengan jalan ”menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku
yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan
tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia
melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang
wajar tadi dapat terulang.
b. Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa
yang bertingkah laku yang Lwajar kepada siswa yang lain untuk
menjdi teladan.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar
yang optimal
Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi,
penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan
atau sajian tanpa alasan yang jelas. Juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam
yang terlalu lama, kehilangan akal, atau melupakan langkah-langkah dalam
pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran siswa mengawang-awang,
melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran.
Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengetahui
aktivitas sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua,
kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan demikian guru
tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya mengganggu kelancaran
kegiatan belajar siswa.
D. Penyimpangan (digression)
Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahkan tertentu
memungkinkan ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat
mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.
E. Bertele-tele (overdweiling)
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diperoleh simpulan bahwa hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menggunakan keterampilan mengelola kelas, antara lain:
1. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal.
2. Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi dua komponen, yaitu :
Seorang calon guru dan seorang guru harus memilki ketrampilan dalam
pengelolaan kelas. Keterampilan pengelolaan kelas seyogyanya dapat
mengaktifkan siswa dan sikap toleransi serta sifat sosial diantara mereka.
DAFTAR PUSTAKA