Anda di halaman 1dari 26

MENGHADAPI MASALAH-MASALAH

MANAJEMEN KELAS DI SEKOLAH DASAR


Kelompok 11
Khofifah Indar P. 170210204009
Pramadia Ninggar 170210204114
Prastisila Putri C. R. 170210204128
Latar Belakang
• Guru yakni faktor utama penunjang keberhasilan di pendidikan.
Guru yang ada di sekolah sangat berpengaruh dalam proses
perkembangan peserta didik. Guru guna membantu peserta
didik dalam hal mengembangkan potensinya secara optimal.
Potensi peserta didik tersebut dapat diasah mulai jenjang
pendidikan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar adalah jenjang
pendidikan formal yang paling rendah tingkatannya dari
jenjang pendidikan yang lainnya. Mulai dari jenjang
pendidikan ini guru sudah dapat mempermudah peserta didik
dalam menemukan bakat serta potensi yang ada di dalam
dirinya. Apabila potensi tersebut sudah dikembangkan mulai
usia dini, maka di usia berikutnya potensi tersebut akan terus
tumbuh dan membawa dampak-dampak positif terhadap
keberhasilan peserta didik.
Tugas utama dari seorang guru menurut Peraturan
Pemerintah No. 74 Tahun 2008 adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah..
Saat kegiatan mengajar guru bertugas menyampaikan materi
atau mentransformasikan materi kepada peserta didik agar peserta
didik memiliki wawasan baru. Saat mengelola kelas, guru harus
mampu mengatur suasana kelas agar peserta didik nyaman ada di
dalam proses kegiatan belajar. Pengelolaan kelas tidak hanya
mengatur kondisi fisik yang ada di dalam kelas, melainkan
pengelolaan kelas ini diharapkan untuk menciptakan dan
mempertahankan susana serta kondisi di dalam kelas. Hal tersebut
bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara
optimal.
Pengertian Pendekatan Intruksional dalam Manajemen Kelas

• Menurut (Djamarah, 2014:277) berpendapat bahwa


manajemen kelas adalah usaha pengelolaan dan pengaturan
kelas yang dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Kesimpulan yang sangat sederhana bahwa
pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk
kepentingan pengajaran. Tujuan pengelolaan kelas yaitu agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
• Pengelolaan kelas merupakan usaha yang dapat dilakukan oleh
penanggung jawab pada kegiatan pembelajaran dengan tujuan
tercapainya kondisi yang optimal sehingga dapat
melaksanakan kegiatan belajar selayaknya yang diharapkan
atau suatu keterampilan untuk bertindak dari guru berdasarkan
sifat-sifat kelas agar tujuan menciptakan situasi pembelajaran
ke arah yang lebih baik
Beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk menciptakan interaksi
menumbuh kembangkan diri peserta didik sebagai berikut (Alben, 2006:53-
54).
• Pendekatan otoritas adalah pendekatan otoritas merupakan pengendalian
perilaku peserta didik yang dapat dilakukan oleh guru dengan menegakkan
peraturan, memberikan perintah, dan menggunakan pesan berupa teguran,
pemisahan, dan pengucilan.
• Pendekatan intimidasi adalah pengendalian intimidasi merupakan
pengendalian perilaku dari peserta didik yang dapat dilakukan dengan
bentuk-bentuk intimidasi. Seorang guru harus memaksa peserta didik
berperilaku sesuai yang diharapkan oleh guru atau diperintah oleh guru
tersebut.
• Pendekatan permisif adalah pendekatan permisif adalah pengendalian
perilaku dari peserta didik yang dapat dilakukan dengan pendekatan yang
menekankan pemberian kebebasan pada peserta didik. Guru disini
berperan sebagai orang yang pendorong peserta didik untuk
mengembangkan potensi peserta didik.
Metode-metode dalam Kegiatan Intruksional

• Metode intruksional merupakan bagian penting dari


stategi intruksional. Metode ini berfungsi sebagai
salah satu cara untuk menyajikan, menguraikan,
memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak semua
metode pembelajaran sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran yang
dapat digunakan dalam menyajikan pembelajaran
kepada peserta didik sangatlah banyak. Adapun
metode dalam kegiatan intruksional adalah sebagai
berikut (Yamin, 2010:153-171).
• Metode ceramah (lecture) adalah metode ini sering digunakan
oleh dosen untuk menjelaskan materi perkuliahan kepada
mahasiswa. Guru juga sering menggunakan metode ini untuk
menjelaskan meteri kepada peserta didik dan memvariasikan
dengan metode lain (Yamin, 2010:153-154).
a. Alasan guru menggunakan metode ceramah sebagai berikut
(Yamin, 2010:154).
 Menyampaikan berupa pengarahan dan petunjuk di awal kegiatan
pembelajaran.
 Waktu yang singkat, sedangkan materi/informasi banyak yang
ingin disampaikan.
 Staf pengajar yang dimiliki oleh lembaga pendidika sedikit,
sedangkan jumlah siswanya banyak.
b. Keterbatasan metode ceramah sebagai berikut (Yamin, 2010:154).
 Tidak terukurnya suatu keberhasilan siswa.
 Sulitnya mengukur perhatian dan motivasi yang diberikan
terhadap siswa.
 Peran serta siswa dalam pembelajaran yang rendah.
 Kurang fokusnya materi.
 Pembicaraan yang sering melantur.
c. Tujuan metode ceramah secara spesifik sebagai berikut (Majid,
2012:138).
 Menghasilkan landasan pemikiran peserta didik dengan metode
ceramah yakni bahan tulisan peserta didik sehingga belajar melalui
bahan yang tertulis di hasil belajar.
 Menyiapkan garis-garis besar isi pembelajaran dan permasalahan
yag ada di dalam isi pembelajaran.
 Langkah utama untuk metode yang lainnya untuk upaya
menjelaskan prosedur yang harus ditempuh oleh peserta didik.
 Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara
gamblang.
 Memberikan penjelasan dan memperkenalkan hal yang baru secara
gamblang
• Metode demonstrasi adalah penggunaan demonstrasi dapat diterpakan
dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan
alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang
sesungguhnya (Yamin, 2010:154). Dengan kata lain bahwa metode
demonstrasi adalah mempraktekkan suatu kegiatan yang berhubungan
dengan materi pembelajaran.
• Metode tanya jawab adalah metode tanya jawab adalah cara menyampaikan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik (Majid,
2012:138). Metode tanya jawab biasanya digunakan untuk mereview
materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, membuat siswa fokus
terhadap kegiatan pembelajaran dan memberi arahan kepada siswa.
• Metode diskusi adalah metode yang menggunakan proses interaksi yang
terjadi antara siswa mengenai suatu masalah beserta proses pemecahan
masalah. Metode ini digunakan oleh guru, pelatih, dan instruktur apabila
hal-hal berikut ini.
 Menyediakan bahan, topik, atau masalah yang akan didiskusikan.
 Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas.
 Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis, dan meringkas.
 Membimbing diskusi, tetapi tidak memberi ceramah.
 Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya.
 Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan.
 Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain.
• Metode studi mandiri yaitu metode dimana siswa belajar
sendiri tanpa bimbingan guru. Cara-cara melakukan metode
studi mandiri sebagai berikut:
a. Memberikan daftar bacaan kepada siswa yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Menjelaskan hasil yang diharapkan pada akhir kegiatan studi
mandiri.
c. Mempersiapkan tes untuk menilai keberhasilan siswa.
Metode ini tepat digunakan apabila hal-hal berikut.
a. Tahap akhir proses pembelajaran.
b. Dapat digunakan pada semua mata pelajaran.
c. Menunjang metode pembelajaran yang lain.
d. Meningkatkan kemajuan kerja siswa.
e. Mempersipkan siswa untuk kenaikan tingkat.
f. Memberi kesempatan pada siswa untuk memperdalam minatnya tanpa
campur tangan siswa lain.
• Metode intruksional (pembelajaran) terprogram adalah
metode pembelajaran terprogram menggunakan bahan
pembelajaran yang disiapkan secara khusus. Isi
pembelajaran di dalamnya harus dipecahkan menjadi
langkah-langkah kecil, diurut dengan cermat, diarahkan
untuk mengurangi kesalahan, dan segera diikuti dengan
umpan balik. Siswa mendapat kebebasan untuk belajar
menurut kecepatan masing-masing.
• Penggunaan metode ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut (Suparman, 2012:256).
a. Siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-
alat, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pembelajaran tersebut.
b. Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes.
Respon yang harus dibuat siswa selama proses belajarnya
dimaksudkan untuk membantunya belajar bukan untuk
dijadikan dasar penilaian dalam mata pelajaran tersebut.
• Metode deduktif
• Metode deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang
prinsip-prinsip isi pembelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk
penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu.
Metode ini menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang
bersifat khusus. Guru menjelaskan teori-teori yang telah ditemui
para ahli, kemudian menjabarkan kenyataan yang terjadi atau
mengambil contoh-contoh.
• Metode induktif
• Metode induktif dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta,
contoh, atau sebab yang yang mencerminkan suatu konsep atau
prinsip. Langkah selanjutnya, siswa dibimbing untuk menyimpulkan
prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Metode ini disebut dengan
metode discovery atau socratic.
Aplikasi Pendekatan Intruksional di Sekolah Dasar
(SD)
Urutan dalam kegiatan instruksional terdiri atas komponen pendahuluan,
penyajian, dan penutup. Setiap subkomponen terdiri dari beberapa langkah.
Adapun uraian langkah-langkahnya sebagai berikut (Suparman, 2012: 245).
1. Pendahuluan
Pendahuluan adalah awal dari kegiatan instruksional yang sesungguhnya.
Tujuan dari kegiatan awal ini adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar
siap secara mental dalam mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
baru. Seorang guru yang baik tidak akan memberikan materi pada peserta
didik secara tiba-tiba pada hari itu, melainkan seorang guru secara pelan-pelan
membawa peserta didik ke suatu topik yang akan dibahas pada pembelajaran
saat itu. Selain itu, seorang guru yang baik akan terus memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran baru dengan cara
menjelaskan terlebih dahulu manfaat dari pembelajaran tersebut bagi
kehidupan peserta didik.
Fungsi dari subkomponen pendahuluan ini akan tercermin dalam ketiga langkah
berikut.
a. Penjelasan singkat tentang isi pelajaran
Di awal pembelajaran, rasa keingintahuan peserta didik dalam mengetahui apa yang
akan dipelajarinya pada pertemuan saat itu begitu tinggi. Rasa penasaran peserta didik
ini akan terpenuhi bila seorang guru memberikan penjelasan secara singkat, sehingga
pada awal pembelajaran peserta didik telah mendapat gambaran secara umum
mengenai isi pelajaran yang akan dipelajarinya.
b. Penjelasan relevan isi pelajaran baru
Peserta didik lebih mudah dalam mempelajari sesuatu yang baru apabila pembelajaran
tersebut dikaitkan dengan pengalamannya atau dengan sesuatu yang biasa dilakukan
oleh peserta didik sehari-hari. Sehingga peserta didik perlu diberi penjelasan mengenai
relevansi pelajaran yang akan dipelajarinya dengan pengetahuan, keterampilan, atau
sikap yang telah dikuasainya, atau relevansinya dengan pengalamannya
c. Penjelasan relevan tentang tujuan instruksional
Tujuan dari instruksional ini berupa kemampuan yang akan dicapai peserta
didik di akhir proses belajarnya. Melalui tujuan tersebut maka peserta didik
kemungkinan akan mengorganisasikan atau mengatur sendiri proses
belajarnya dengan menggunakan sumber belajar yang sudah tersedia. Selain
itu, juga akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Oleh karena itu,
perlu adanya penjelasan mengenai tujuan instruksional kepada peserta didik
sebelum dimulainya proses pembelajaran.
Melalui ketiga kegiatan pendahuluan tersebut, maka diharapkan peserta didik
telah mempunyai gambaran secara umum mengenai isi pembelajaran yang
akan dipelajarinya, kaitannya dengan pengalaman sehari-hari, motivasi yang
tinggi untuk mempelajarinya, dan mampu mengorganisasikan kegiatan
belajaranya dengan baik.
2. Penyajian
Penyajian ini sering disebut juga sebagai kegiatan pembelajaran yang
sesungguhnya karena merupakan kegiatan inti pembelajaran. Di dalam
penyajian terkandung enam pengertian pokok yaitu uraian, contoh dan
noncontoh, latihan, tes formatif, rangkuman, dan glosarium. Berikut ini
merupakan uraian subkomponen dari kegiatan penyajian.
a. Uraian
Uraian merupakan penjelasan mengenai materi pelajaran yang menyangkut
teori, konsep, prinsip, dan prosedur yang akan dipelajari peserta didik.
Biasanya berupa narasi yang akan dikombinasikan dengan berbagai jenis
media, tabel, grafik, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Subkomponen
uraian ini menempati urutan terbanyak dalam hal isi dan penggunaan waktu
pembelajaran.
b. Contoh dan non-contoh
• Contoh yakni benda, kegiatan, atau deskripsi yang
mempresentasikan secara konkrit dan praktis dari teori,
konsep,prinsip, dan prosedur yang terdapat pada uraian. Contoh ini
berupa realita dan peristiwa dalam kehidupan peserta didik serta
merupakan wujud konkrit dari materi pembelajaran yang sedang
diuraikan. Semakin relevan contoh tersebut, maka semakin jelas isi
pembelajaran bagi peserta didik.
• Non-contoh yakni benda, kegiatan, atau deskripsi yang
mempresentasikan secara konkrit dan praktis tentang penyimpangan
terhadap teori, konsep,prinsip, dan prosedur yang sedang diuraikan.
c. Latihan
• Latihan memiliki arti yakni suatu kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik dalam menerapkan teori, konsep, prinsip, atau prosedur yang sedang
dipelajari ke dalam praktik dan pemecahan masalah di pekerjaan atau
kehidupannya sehari-hari. Latihan ini merupakan bagian dari proses belajar
peserta didik. Fungsi dari latihan ini yaitu peserta didik dapat belajar
dengan aktif, tidak hanya duduk, membaca, dan mendengarkan. Dengan
belajar secara aktif dapat mempercepat penguasaan peserta didik terhadap
materi yang sedang dipelajarinya.
d. Tes formatif
• Tes formatif merupakan seperangkat pertanyaan untuk dijawab atau
seperangkat tugas untuk dilakukan dalam rangka mengukur tingkat
pencapaian dan kemajuan belajar peserta didik setelah menyelesaikan
suatu tahap pembelajaran. Tes ini dapat berupa tes tulis atau tes lisan. Tes
inia bersumber dari hasil penyusunan alat penilaian hasil belajar yang
telah dilakukan sebelumnya, yaitu setelah perumusan tujuan instruksional
khusus. Selain itu juga fungsi dari tes formatif ini adalah untuk mengukur
kemajuan peserta didik. Hasil dari tes formatif harus dipaparkan dan
disertai dengan penjelasan tentang hasil kemajuan peserta didik.
e. Rangkuman
• Rangkuman memiliki arti uraian singkat mengenai teori,
konsep, prinsip, dan prosedur yang telah selesai dilaksanakan
dalam tahap penyajian. Melalui rangkuman tersebut, peserta
didik diharapkan mendapat kebulatan dan keutuhan dari isi
pembelajaran.
f. Glosarium
• Glosarium dapat diartikan sebagai daftar istilah teknis dan pengertian
masing-masing yang telah digunakan selama tahap penyajian.
Glosarium memiliki manfaat yaitu untuk menyegarkan kembali
pengertian peserta didik tentang teori, konsep, prinsip, atau prosedur
yang telah dibahas selama penyajian. Melalui glosarium ini, peserta
didik tidak hanya mempunyai perbendaharaan istilah teknis, namun juga
dapat mengaitkan berbagai isi dan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaluinya.
3. Penutup
Penutup merupakan subkomponen yang terakhir dalam urutan kegiatan
instruksional. Penutup terdiri dari dua langkah, yaitu umpan balik dan tindak
lanjut. Berikut ini merupakan uraian dari subkomponen kegiatan penutup.
• Umpan balik
Umpan balik merupakan kegiatan memberitahukan hasil yang telah diperoleh
peserta didik dalam tes formatif.
• Tindak lanjut
Tindak lanjut ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan peserta didik
setelah melakukan tes formatif dan mendapat umpan balik.

Anda mungkin juga menyukai