Anda di halaman 1dari 7

ADIDAS

Rabu, 26 Maret 2014

“PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pergerakan arus informasi di era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan
untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar sesuai kebutuhan dan tidak
ketinggalan zaman. Semua sistem kehidupan, baik mikro maupun makro, perlu mengadakan
pembaharuan dan pengembangan agar dapat mengimbangi kemajuan global. Tidak terkecuali
sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional harus selalu dikembangkan agar dapat
mengimbangi kebutuhan masyarakat, baik lokal, regional maupun nasional.

Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum
merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik
oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena
itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan bagi anak-anak bangsanya,
pemerintah mulai menyusun kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum dibuat oleh pemerintah
pusat secara sentralistik dan diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh Indonesia.

Namun, memperhatikan kondisi pendidikan beberapa tahun belakangan ini, penyelenggara


pendidikan tampaknya menghadapi kesulitan dalam menerapkan kurikulum yang berlaku.
Berbagai kasus menunjukkan kurangnya pemahaman para penyelenggara pendidikan
terutama yang berkaitan dengan peran dan fungsi pendidikan. Kekurangpahaman
penyelenggara pendidikan tentang peran dan fungsi kurikulum dapat berakibat fatal terhadap
hasil belajar siswa. Hal ini terbukti ketika penyelenggara pendidikan dihadapkan pada
permasalahan ujian nasional (UN), mereka sering kelabakan dan takut jika anak didiknya
tidak mampu menyelesaikan ujian dengan baik. Hal ini sangat disayangkan mengingat
kurikulum merupakan komponen penting untuk membangun sistem pendidikan yang baik.

Berdasarkan kenyataan ini, penulis merasa tertarik untuk membahas lebih jauh tentang peran
dan fungsi kurikulum yang nanti diharapkan dapat menjadi salah satu sumber belajar bagi
para penyelenggara pendidikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyusun
suatu karya ilmiah yang berjudul “PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM”.

1.2  Rumusan Masalah

Permasalahan dalam karya ilmiah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana peran dan fungsi kurikulum dalam sistem pendidikan?”

1.3  Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:


Ø Mengetahui peran kurikulum dalam pendidikan

Ø Mengetahui tujuan kurikulum dalam pendidikan

1.4  Metode Penulisan

Dalam menyusun karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan (merekam
intisari buku) dan browsing internet.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar tentang Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata curir atau curere yang berarti jarak yang haris
di tempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai garis finish (dunia
olahraga). Selanjutnya, istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan
mengalami perubahan makan sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada
dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai perangkat materi
pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan
yang akan dicapai yang di dalamnya tidak hanya mengandung rumusan tujuan yang harus
dicapai, tetapi juga pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap anak
didik. Begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum dalam menentukan keberhasilan
pendidikan, karena itu kurikulum harus dikembangkan dengan fondasi yang kuat.

Pengembangan kurikulum pada hakekatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan
bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Namun
demikian, persoalan mengembangkan kurikulum bukan merupakan hal yang sederhana dan
mudah. Menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan
yang ingin dicapai, sedangkan menentukan tujuan yang ingin dicapai erat kaitannya dengan
persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat.

2.2 Peran Kurikulum

Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dan
menentukan pencapaian tujuan pendidikan.Menurut Oemar Hamalik (1990), kurikulum
sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban peran
sebagai berikut :

•         Peran konservatif

Kurikulum memiliki tugas dan tanggung jawab mentransmisikan dan menafsirkan warisan
sosial kepada generasi muda. Sekolah sebagai suatu lembaga sosial dituntut dapat
mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan nilai- nilai sosial yang ada
dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial.
Karena itu pendidikan pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara siswa dengan
orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih
kompleks, dan di sinilah peranan kurikulum turut membantu proses tersebut.
Melalui kurikulum, siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan
hidup masyarakatnya, sehingga ketika kembali ke masyarakat, dapat menjunjung tinggi dan
berperilaku sesuai dengan norma-norma tersebut.Peran ini penting bagi masyarakat, dikaitkan
dengan cepatnya pengaruh budaya asing yang masuk sebagaikonsekuensi era globalisasi,
yang dimungkinkan budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya lokal, akan semakin
menggerogoti budaya asli. Dengan peran konservatif kurikulum berperan menangkal
berbagai macam pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga
identitas masyarakat dapat selalu terjaga dan terpelihara

•         Peran kreatif

            Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru sesuai dengan
tuntutan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi
dinamis yang selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum memiliki peran
kreatif.Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti mencipta
dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa yang
akan datang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu mengembangkan semua
potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara
berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat
membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat
berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Kurikulum yang tidak
mengandung unsur-unsur baru, akan menghasilkan pendidikan yang ketinggalan zaman,
sehingga berarti bahwa apa yang diberikan sekolah bagi siswa menjadi kurang bermakna,
karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.

·         Peran Kritis dan Evaluatif

Kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada,
melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal
ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur
berpikir kritis. Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana harus dimiliki anak didik. Kurikulum
harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap
bermanfaat untuk kehidupan anak didik.

Ketiga peranan kurikulum diatas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan harmonis agar
dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yang
menyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga
peranan kurikulum tersebut menjad tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses
pendidikan, diantaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat.
Denegan demikian, pihak-pihak yang terkait idealnya dapat memahami tujuan dan isi dari
kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan ketiga peran tersebut, karena ketiganya


harus berjalan seimbang. Kurikulum yang menonjolkan peran konservatifnya akan cenderung
membuat pendidikan ketinggalan zaman, sebaliknya kurikulum yang menonjolkan peran
kreatifnya, dapat membuat nilai-nilai budaya lokal hilang.

2.3 Fungsi Kurikulum


Secara umum, fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik untuk
mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum adalah segala aspek yang
mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya.
Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis , diberikan
oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menurut Mc. Neil (1990), isi kurikulum memiliki empat fungsi yaitu, sebagai berikut:

•         Fungsi Pendidikan Umum (common and general education)

Fungsi pendidikan umum (common and general education) yaitu fungsi kurikulum untuk
mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung
jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab

•         Suplementasi (Suplementation)

Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan, perbedaan
minat, maupun perbedaan bakat. Sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan
pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.

•         Eksplorasi (Eksploration)

Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa dapat
diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan mereka
akan belajar tanpa adanya paksaan.

•         Keahlian (Spesilization)

Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya


yang didasarkan atas minat dan bakatnya siswa. Dengan demikian, kurikulum harus
memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, industri atau
disiplin akademik lainnya.

Berkaitan dengan anak didik sebagai subjek pendidikan, Alexander Inglis mengemukakan


fungsi kurikulum meliputi:

aFungsi Penyesuaian

Lingkungan tempat individu hidup senantiasa berubah dan dinamis, karena itu setiap individu
harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Kurikulum berfungsi sebagai alat
pendidikan menuju individu yang well adjusted, yang membekali anak didik dengan
kemampuan-kemampuan sehingga setelah selesai pendidikan, diharapkan dapat membawa
dirinya untuk berperilaku sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat,
maupun dengan lingkungan yang lain.

b   Fungsi Integrasi
Kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Individu merupakan bagian
integral dari masyarakat, maka dengan pembentukan pribadi-pribadi yang terintegrasi, akan
memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.

c      Fungsi Diferensiasi

Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan perorangan dalam


masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, dan
ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.

d     Fungsi Persiapan

Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk
jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Sekolah tidak mungkin memberikan
semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat mereka, tetapi melalui
kurikulum harus dapat memberikan kemampuan yang diperlukan anak didik untuk
melanjutkan studinya ataupun mencari pekerjaan.

e      Fungsi Pemilihan

Antara perbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat. Pengakuan atas perbedaan
berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang dinginkan atas
sesuatu yang menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat
yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel, memberikan
kesempatan pada semua anak didik untuk memperoleh pendidikan sesuai pilihannya
berdasarkan minat dan bakatnya.

f       Fungsi Diagnostik

Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan para siswa agar
mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua
potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Di sini Fungsi kurikulum adalah
mendiagnosa dan membimbing anak didik agar dapat mengembangkan potensinya secara
optimal.

Memperhatikan fungsi-fungsi di atas, maka jelas kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau
lembaga yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan
pendidikan. Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman kepada kurikulum, maka tidak
akan berjalan dengan tidak efektif sebab pembelajaran adalah proses yang bertujuan,
sehingga segela sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan arah dan tujuan pembelajaran beserta bagaimana cara dan strategi yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan itu merupakan komponen penting dalam sistem kurikulum.

Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencacaan dan program
sekolah. Dengan demikian, penyusunan kelender sekolah, pengajuan sarana dan prasarana
sekolah kepada dewan sekolah, penyusunan berbagai kegiatan sekolah baik yang menyangkut
kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan lainnya, harus didiasarkan pada kurikulum.
Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan supervisi.
Dengan demikian, dalam proses pengawasan para pengawas akan dapat menentukan apakah
program sekolah termasuk pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah
sesuai dengan tuntutan kurikulum atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu juga
pengawas dapat memberikan saran perbaikan.

Fungsi kurikulum bagi orang tuaadalah sebagai pedoman untuk memberikan bantuan baik
bagi penyelenggaraan program sekolah, maupun dalam membantu putra/putri mereka belajar
di rumah sesuai dengan program sekolah. Melalui kurikulum orang tua akan mengetahui
tujuan yang harus dicapai serta ruang lingkup materi pelajaran.

Bagi siswa sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui kurikulum siswa
akan memahami apa yang harus dicapai, isi atau bahan pelajaran apa yang harus dikuasai,
dan pengalaman belajar apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai


berikut:

1.      Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis


mengemban peranmeliputi peran konservatif, peran kreatif serta peran kritis dan evaluatif.

2.      Secara umum, fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik
untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan.

3.2 Saran

Untuk dapat memahami konsep peran dan fungsi kurikulum, kita perlu memperdalam
pengetahuan tentang konsep-konsep penting yang merupakan dasar pengembangan
kurikulum. Untuk benar-benar memahami peran dan fungsi kurikulum, sebaiknya kita
membaca banyak literatur yang berkaitan. Kiranya makalah ini dapat menjadi salah satu
sumber belajar bagi masyarakat terutama bagi penyelenggara pendidikan.

Andra Saputra di Rabu, Maret 26, 2014

Berbagi

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar


Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Andra Saputra 

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai