PENDUAN PENERAPAN
STRATEGI BEDAH NILAI
BAGI GURU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
Kata Pengantar
Buku ini berisi pedoman implementasi pendidikan budi pekerti dalam proses belajar
mengajar di kelas. Buku ini adalah rangkaian terakhir dari buku Pendidikan Budi
Pekerti yang kami tulis. Karena itu, buku ini lebih ditujukan kepada guru yang
mengemban tugas sebagai guru yang mengajarkan pendidikan budi pekerti.
Buku ini ditulis dengan maksud memberi petunjuk kepada guru tentang strategi
pengajaran serta kiat yang perlu dilaksanakan pada waktu penyelenggaraan
pendidikan budi pekerti, yang disebut dengan Strategi Bedah Nilai.
Melalui strategi Bedah Nilai ini diharapkan memudahkan para guru mengajarkan
pendidikan budi pekerti di kelas. Pendidikan budi pekerti akan lebih konkrit,
bergerak dalam ranah afektif, serta lebih dekat dengan kehidupan peserta didik.
Buku ini menyajikan evaluasi cara melakukan evaluasi pendidikan budi pekerti yang
lebih komprehensif.
Namun, dalam implementasi buku ini mungkin sekali para guru menemukan
berbagai masalah lapangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para guru yang
menerapkan strategi bedah nilai ini sangat kami harapkan. Dituggu komfirmasi para
pengguna di nomor (0741) 670284 Hp 0816399025.
Jambi, Media Januari 2007
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kebijakan Pendidikan Budi Pekerti............. 1
B. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti........... 2
C. Tujuan dan Fungsi PBP............................ 2
D. Pendekatan dalam PBP............................ 3
E. Prinsip Pendukung.................................... 5
F. Rambu Rambu Penerapan........................ 6
G. Nilai Pendidikan Budi Pekerti..................... 7
BAB II STRATEGI BEDAH NILAI
A. Bedah Nilai Sebagai Pilihan Strategi PBP.. 9
B. Implementasi Strategi bedah Nilai............... 11
BAB III MATERI DAN KUNCI KEGIATAN
A. Gambaran Umum Materi dan Pendekatan..... 22
B. Materi Pokok dan Kunci Kegiatan Kelas 1....... 23
C. Materi Pokok dan Kunci Kegiatan Kelas 2....... 31
D. Materi Pokok dan Kunci Kegiatan Kelas 3....... 42
Senarai Pustaka..................................................................53
BAB I
PENDAHULUAN
A. KEBIJAKAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
Setelah beberapa dekade tidak tercantum dalam kurikulum pendidikan, akhirnya
pendidikan budi pekerti dirasakan kembali urgensinya untuk diajarkan di sekolahsekolah. Usaha memasukkan pendidikan budi pekerti dalam kurikulum pendidikan
diawali dengan rintisan pengintegrasian nilai-nilai budi pekerti dalam seluruh mata
pelajaran, terutama dalam mata pelajaran Agama, PPKn, Bahasa Indonesia serta
dilaksanakan melalui kegiatan Bimbingan Konseling (Dirjen DIKDASMEN, Depdiknas
2004)
Dewasa ini, pendidikan budi pekerti makin diperjelas wujudnya, menjadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri dan dapat dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal,
yang pelaksanaannya diserahkan kepada dinas pendidikan setempat, sementara
materi perlu disusun oleh guru.
2
1. Pencegahan ; Yaitu untuk mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai dengan
ajaran agama dan budaya bangsa.
2. Penyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki bakat tertentu
agar dapat berkembang dan bermanfaat secara optimal sesuai dengan budaya
bangsa.
3. Penyaring (filter), yaitu untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan
budaya bangsa-bangsa lain, yang tidak sesuai dengan nilai budi pekerti
4. Pembersih, yaitu membersihkan diri dari penyakit hati seperti sombong, egois, iri,
dengki, dan ria, sehingga terhindar dari penyakit hati itu dan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai ajaran agama dan budaya bangsa
5. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta
didik dalam perilaku sehari-hari.
6. Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik bagi peserta didik
yang telah tertanam dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga mereka
dapat mengembangkan kecerdasan spritual, emosional, dan intelektualnya secara
optimal
D. PENDEKATAN DALAM PBP
Dalam rangka meningkatkan keberhasilan pendidikan budi pekerti untuk
membentuk mental, moral, spritual, personal, dan sosial peserta didik, maka dalam
penerapan pendidikan budi pekerti dapat digunakan berbagai pendekatan dengan
memiliih pendekatan terbaik (eklektif) dan saling mengaitkan satu sama lain agar
menimbulkan hasil yang optimal (sinergis). Pendekatan yang dimaksud antara lain:
1. Pendekatan Penanaman Nilai
Pendekatan ini mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai
sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil melalui
tahapan : (1) mengenal pilihan (2) menilai pilihan, (3) menentukan pendirian, dan
(4) menerapkan nilai sesuai dengan keyakinan diri. Cara yang dapat digunakan
pada pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif,
simulasi dan bermain peran.
2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif
Pendekatan ini menekankan pada berbagai tingkatan dari pemikiran moral. Guru
dapat mengarahkan peserta didik dalam menerapkan proses pemikiran moral
melalui diskusi masalah moral sehingga peserta didik dapat membuat keputusan
tentang pendapat moralnya. Mereka akan menggambarkan tingkat yang lebih tinggi
dalam pemikiran moral, yaitu (1) takut hukuman, (2) melayani kehendak sendiri, (3)
menuruti peranan yang diharapkan, (4) menuruti dan mentaati otoritas, (5) berbuat
untuk kebaikan orang banyak, (6) bertindak sesuai dengan prinsip etika yang
universal
4
Cara yang dapat digunakan dalam penerapan budi pekerti dengan pendekatan ini
antara lain melakukan diskusi kelompok dengan topik dilema moral, baik yang
faktual maupun yang abstrak (hipoteka)
3. Pendekatan Analisis
Pendekatan ini menekankan agar peserta didik dapat menggunakan kemampuan
berfikir logis dan ilmiah dalam menganalisis masalah sosial yang berhubungan
dengan nilai tertentu. Selain itu, peserta didik dalam menggunakan proses berfikir
rasional dan analitik dapat menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep
tentang nilai mereka sendiri. Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini
antara lain, diskusi terarah yang menuntut argumentasi, penegasan bukti,
penegasan prinsip, analisis terhadap kasus, debat dan penelitian.
4. Pendekatan Klarifikasi Nilai
Pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri dan nilai
orang lain. Selain itu pendekatan ini juga membantu peserta didik untuk mampu
mengkomunikasikan secara jujur dan terbuka tentang nilai-nilai mereka sendiri
kepada orang lain dan membantu peserta didik dalam menggunakan kemampuan
berpikir rasional dan emosional menilai perasaan, nilai, dan tingkah laku mereka
sendiri.
5. Pendekatan Pembelajaran Berbuat
Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti
pada pendekatan analisis dan klarifikasi nilai. Selain itu, pendekatan ini
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan
kegiatan sosial serta menolong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai
makhluk yang senantiasa berinteraksi dalam kehidupan masyarakat.
Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini, selain cara-cara pada
pendekatan analisis dan klarifikasi nilai, adalah metode proyek/ kegiatan sekolah,
hubungan antar pribadi, praktek hidup bermasyarakat dan berorganisasi.
E. PRINSIP PENDUKUNG
1. Cara mempertahankan sikap yg baik
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mempertahankan sikap dan
perilaku peserta didik yang sudah baik adalah sbb
a. Menciptakan suasana belajar yang aman, tenang dan menyenangkan bagi
peserta didik dengan membina hubungan baik antara guru dengan peserta didik,
berkomunikasi terbuka, sehingga tidak ada perasaan tertekan dan takut kepada
guru.
5
mencer-minkan adanya unsur memberi perhatian, per-lindungan dan penghormatan, tanggung jawab dan pengorbanan terhadap orang yang dicintai dan dikasihi
13 Memilikikebersa-maan dan gotong royong Yaitu sikap dan perilaku seseorang
yang mencer-minkan adanya kesadaran dan kemauan untuk bersama-sama, saling
membantu, dan saling memberi tanpa pamrih
14 Memiliki rasa kesetiakawanan Yaitu sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan kepedulian kepada orang orang lain, keteguh- an hati, rasa setia kawan, dan
rasa cinta terrhadap orang lain dalam kelompok
15 Saling menghormati Yaitu sikap dan perilaku untuk menghargai dalam hubungan
antar individu dan kelompok berdasarkan norma dan tatacara yang berlaku.
16 Memiliki tata krama dan sopan santun Yaitu sikap dan perilaku sopan santun
dalam bertindak dan bertutur kata terhadap orang tanpa menyinggung, menyakiti
serta menghargai tata cara yang berlaku sesuai dengan norma budaya dan adat
istiadat.
17 Mengembangkan etos kerja /belajar Yaitu sikap dan perilaku sebagai
pencerminan dari semangat, kecintaan, kedisiplinan, kepatuhan /loyalitas, dan
penerimaan terhadap kemajuan hasil kerja /belajar
18 Memiliki rasa menghargai diri sendiri Yaitu sikap dan perilaku yang
mencerminkan penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri, dengan
memahami kelebihan dan kekurangan dirinya
Nilai budi pekerti diatas merupakan nilai minimal budi pekerti yang ditetapkan
secara nasional. Untuk menentukan muatan kurikulum pendidikan budi pekerti,
pemerintah daerah atau dinas setempat memungkinkan untuk mengembangkannya
sesuai dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi setempat, termasuk untuk
tingkat sekolah dasar.
BAB II
STRATEGI BEDAH NILAI
A. BEDAH NILAI SEBAGAI PILIHAN STRATEGI PBP
Untuk menerapkan pendidikan budi pekerti sebagaimana yang dimaksud di atas,
menuntut adanya usaha yang sistemik dan komprehensif untuk merancang
pendidikan budi pekerti di berbagai jenjang dan tingkat pendidikan. Para guru
dituntut melaksanakan analisis terhadap tujuan yang ingin dicapai, bahan / materi
ajar yang diperlukan, strategi pembelajaran, serta evaluasi yang akan digunakan.
Meskipun banyak strategi serta materi yang mungkin digunakan guru dalam
pendidikan budi pekerti, guru dapat mengembangkan sendiri materi dan strategi
sesuai dengan jenjang, jenis, tingkat, serta daerahnya masing-masing, namun
membebaskan guru untuk bisa mengembangkan sendiri justru dikhawatirkan
menyulitkan guru menemukan arah yang tepat, bahkan bisa mengaburkan dan atau
terjadinya tumpang-tindih implementasi pendidikan budi pekerti dengan mata
pelajaran lainnya di dalam kelas.
8
Guna memenuhi kebutuhan akan pendidikan budi pekerti itu, terutama berkenaan
dengan materi, strategi pembelajaran, serta evaluasinya, maka pada akhirnya
penulis berhasil mengembangkan materi, pilihan alat evaluasi, serta strategi
pembelajarannya, yang dinamai Strategi Bedah Nilai. Dinamai strategi bedah nilai,
karena dengan strategi ini menempatkan guru beserta peserta didik bagaikan
sebuah team dokter dengan perawat yang tengah melakukan bedah; menyayat,
membuka, menemukan, dan kemudian mengangkat bagian tertentu penyakit
pasien dan akhirnya menjahit bekas luka itu kembali.
Strategi Bedah Nilai ini dapat mengakomodir pendekatan penanaman nilai, analisis,
klarifikasi, perkembangan moral kognitif serta pendekatan berbuat. Strategi ini juga
memungkinkan dilakukan dengan berbagai teknik, baik diskusi, problem solving,
kerja kelompok, atau individual. Sehingga dengan strategi ini guru dapat membuat
pengajaran menjadi konkrit dan mendorong keterlibatan peserta didik secara total;
pikiran dan emosional. Strategi ini juga dapat membawa pendidikan budi pekerti
masuk dalam ranah afektif yang mengasah dan menilai sikap dan prilaku peserta
didik.
Strategi ini merupakan pengembangan dari model group investigation dari Bruce
Joyce & Marsha Weil (1999), namun strategi ini dimodivikasi untuk pendidikan nilai
dengan mengembangkan kiat-kiat khusus. Sehingga akan terlihat amat berbeda
dengan group investigation itu. Dalam strategi Bedah Nilai ini, kegiatan tidak hanya
dillakukan dalam bentuk kelompok, akan tetapi juga dapat dilakukan untuk
individual. Strategi bedah nilai tidak hanya sekedar menemukan, tetapi
merekonstruksi atau memperbaiki yang salah.
Strategi Bedah Nilai ini memiliki kiat khusus dalam implementasinya. Kiat-kiat
tersebut amat penting diketahui para guru pendidikan budi pekerti agar penerapan
strategi ini tetap menarik perhatian peserta didik, serta memiliki dampak yang kuat
dalam mempengaruhi perilaku peserta didik
Strategi Bedah Nilai ini diharapkan bisa jadi alternatif dalam pendidikan budi pekerti
atau pendidikan nilai lainnya, bilamana tidak memungkinkan menjadi model, paling
kurang diharapkan sebagai bahan perbandingan bagi guru dalam menemukan
strategi yang lebih tepat, sampai ditemukan bentuk implementasi yang baik di
kemudian hari.
Karena strategi ini dikembangkan menyertai buku teks yang kami tulis, maka untuk
implementasi strategi ini, setiap guru perlu membaca terlebih dahulu buku
Pendidikan Budi Pekerti. Dalam setiap topik atau materi telah disiapkan kasus atau
problem yang diikuti dengan analisisnya, pembahasan, tugas dan kegiatan peserta
didik secara individu dan atau kelompok, serta pilihan evaluasi yang digunakan.
Bahkan kekuatan strategi ini juga diletakkan kepada materinya. Dengan membaca
secara hati-hati, peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan budi pekerti
tersebut.
9
Strategi Bedah Nilai ini dirancang agar mempermudah proses pembelajaran budi
pekerti di sekolah, karena penggunaan strategi ini memiliki beberapa keunggulan
antara lain:
1. Kegiatan belajar akan berlangsung secara natural, karena dimulai dari kondisi
yang dekat dengan kehidupan peserta didik
2. Strategi ini akan mendorong keterlibatan peserta didik secara total dalam proses
belajar mengajar, baik menyangkut perhatian, pikiran, perasaan, pengalaman dan
kebiasaannya.
3. Strategi ini akan menempatkan pembelajaran terpusat kepada peserta didik dan
memposisikan guru betul-betul sebagai fasilitator
4. Strategi ini akan mendorong terjadinya interakasi timbal balik dan multi arah;
antara peserta didik-guru, peserta didik-peserta didik atau kelompok dengan
peserta didik.
5. Strategi ini tidak menempatkan budi pekerti peserta didik sebagai objek yang
perlu mendapat perbaikan, dan guru sebagai pemberi nasehatnya, akan tetapi
menempatkan setiap peserta didik sebagai orang yang menelaah atau
membedahnya, sehingga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan nilai yang baik bagi masa depannya serta membuang nilai yang salah
6. Strategi ini akan mendorong terciptanya pembudayaan kelas maupun sekolah
untuk menjadi kondusif terhadap nilai-nilai budi pekerti yang dianut.
7. Evaluasi pengajaran menggunakan berbagai instrumen yang memperhatikan
keseimbangan antara evaluasi proses dengan evaluasi hasil, termasuk melibatkan
peserta didik sendiri dalam mengevaluasi dirinya.
B. IMPLEMENTASI STATEGI BEDAH NILAI
Dalam implementasi strategi bedah nilai ada 5 (lima) tahap yang dilalui; yaitu 1)
menyajikan prolem, 2) menggiring reaksi peserta didik, 3) analisi dan pembahasan,
4) kerja kelompok atau Individual, serta 5) evaluasi
1. Menyajikan Problem
Sebagaimana yang tersaji dalam buku teks, setiap topik atau materi telah
dilengkapi dengan ceritera atau kasus. Pada umumnya ceritera yang disajikan
bersifat reflektif, historis atau proyektif. Masing-masing ceritera menuntut setiap
peserta didik untuk mengoperasikan pikiran, melibatkan perasaan atau
mengungkap pengalaman dan kebiasaannya.
Agar ceritera tersebut benar-benarmenjadi realitas yang problematik, maka saat
membacaka kasus atau ceritera guru dapat melakukan berbagai alternatif di bawah
ini.
a. Bacakan kasus atau ceritera dengan pelan-pelan setiap kalimat demi kalimat dan
beri peserta didik waktu untuk memahaminya
10
b. Pilihlah peserta didik untuk membacakan kasus atau ceritera, setelah terlebih
dahulu dibimbing agar bisa tenang atau tidak tergesa-gesa, bahkan kalau dapat
membaca dengan puitis
c. Untuk menghindari kejenuhan, guru dapat mengembangkan ceritera menjadi
sosiodrama
d. Agar terjadi variasi, guru dapat melakukan evaluasi diri sebagai pre-tes dan
setelah itu barulah penyajian problem.
2. Menggiring reaksi peserta didik
Agar peserta didik secara sungguh-sungguh dan suka rela memberikan reaksi,
tanggapan, atau respon terhadap problem yang disajikan, guru dapat melakukan :
a. Meminta peserta didik menuliskan dalam satu lembar kertas atau dalam buku
latihan
b. Meminta peserta didik mengangkat tangan sebagai tanda setuju terhadap reaksi
atau tanggapan yang ditawarkan, dan kemudian menghitung (tally) keseluruhan
kelas.
c. Mengelompokkan peserta didik dalam dua posisi yang berbeda, seperti
memisahkan tempat duduk pada sisi kelas yang berbeda.antara yang pro atau
setuju dengan yang kontra atau tidak setuju
d. Meminta reaksi atau tanggapan langsung dari peserta didik dengan menuliskan
intinya di papan tulis.
e. Untuk mendorong agar seluruh peserta didik memberikan reaksi atau
tanggapannya, bisa dilakukan dengan teknik brainstorming yang dapat mendorong
munculnya reaksi atau tanggapan yang lebih natural dan spontan di masa
mendatang
f. Tampung semua tanggapan atau reaksi peserta didik meskipun keliru atau sama
dengan temannya. Hindari kondisi yang memungkinkan peserta didik merasa
terpojok.
g. Bila reaksi peserta didik diminta secara tertulis, maka bacakanlah tanggapan
atau jawaban dari peserta didik yang terpantau kurang dalam observasi
sebelumnya memiliki nilai rendah.
3. Analisis dan Pendalaman
Analisis dan pembahasan adalah inti dari kegiatan belajar yang sebenarnya.
Dengan strategi Bedah Nilai ini pada awalnya peserta didik bagaikan orang luar dari
problem yang dipersoalkan. Namun dengan adanya reaksi atau tanggapannya
terhadap problem, maka secara tidak kentara telah menyeret problem itu menjadi
bahagian dari perilakunya.
Oleh sebab itu, dalam melakukan analisis dan pendalaman ini guru hendaknya telah
membaca buku teks, serta telah menyiapkan media atau sumber belajar yang
relevan dengan topik itu.
11
17
18
19
20
Reza Revalina
Rohayati
Susilawati
Tri Daswati
Lembaran observasi ini hendaknya seringkas mungkin dalam satu halaman, tetapi
bisa mengcover secara keseluruhan. Guru tidak harus menulis secara lengkap
aspek yang dinilai itu, tetapi cukup dengan singkatan yang bisa dipahaminya guna
memandu perhatian yang sama setiap saat. aspek penting dari budi pekerti muncul
diantara peserta didik.
Dalam mengobservasi budi pekerti, terdapat tiga aspek penting yang perlu
diobservasi, yaitu :
a. Ketepatan respon peserta didik dengan materi yang dibahas
b. Kepekaan akan kerjasama dalam kelompok
c. Pengamalan nilai atau perilaku terpuji.
Sementara itu dalam lembaran observasi cukup ditulis singkatan saja: respon,
kerjasama dan prilaku terpuji (lihat contoh)
Aspek yang diobservasi diberi bobot nilai dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 3 Bila dua atau tiga unsur itu tampak dalam kegiatan belajar
Niilai 2 Bila satu unsur yang terlihat nyata atau bila ketiganya samar-samar
Nilai 1. Bila ada satu atau lebih unsur yang dilanggar secara nyata dan sementara
yang lain tidak terlihat dengan nyata.
Nilai 0. Bila terjadi pelanggaran terhadap ketiga nilai secara nyata.
Jadi, guru tinggal memasukkan nilai yang bergerak antara 0-3 untuk setiap kali
peserta didik menyelesaikan kegiatan belajar. Kemudian pada akhir semester
dijumlahkan, dan dihitung prosentasenya dengan cara membagi nilai yang
diperoleh dengan skor ideal ( jumlah materi x 3) dan dikalikan dengan 100%.
Seperti Agus Sudaryan memperoleh nilai 89. Rumusnya adalah:
Pengisian lembaran observasi ini diharapkan tidak memberatkan guru, sebab guru
tidak bertindak sebagai pengamat khusus, tetapi sambil berpartisipasi. Artinya,
guru tidak harus bertindak sebagai pengamat yang berada di luar setting kelas,
tetapi ia menjadi bahagian dari kegiatan kelas itu. Guru tidak mungkin mencatat
setiap gerak-gerik peserta didiknya, yang memperlihatkan budi pekerti, pola
berpikir atau tindakan yang baik dan kurang baik. Agar guru tidak terkesan
15
No Pernyataan Isilah
Sl Sr Kd Jr Tp
1 Saya suka memotong pembicaraan teman yang bertele-tele
2 Saya makan pakai sayur sayuran setiap kali makan
3 Saya memimum minuman keras meskipun tidak sampai mabuk
4 Saya menunda-nunda makan saat bermain dengan teman-teman
5 Saya mengatur makan saya agar tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus
d. Agar peserta didik bisa bekerja dengan cepat, batasi waktu dengan memberikan
aba-aba atau peringatan seperti "waktu tinggal ... menit lagi !"
2. Pengolahan dan penilaian
Evaluasi diri harus diolah segera, namun agar tidak menyita waktu banyak, guru
perlu bekerja sama dengan peserta didik, dengan menggunakan peserta didik
mengoreksi evaluasi diri temannya sehingga guru tinggal mencatat skor yang
dimiliki peserta didik dalam nilai harian. Cara pengolahannya adalah sebagai
berikut:
a. Jawaban peserta didik diberi bobot Sl 4, Sr 3, Kd 2, Jr 1 dan Tp 0 untuk item
positif dan Sl 0, Sr1, Kd 2, Jr 3 dan Tp 4 untuk item negatif. Item dikatakan positif
bila yang ditanyakan adalah prilaku positif seperti pada item nomor 2 dan 5, dan
selebihnya adalah negatif.
b. Jumlah skor yang diperoleh, kemudian dibagi skor ideal (jumlah item kali 4) dan
kemudian kalikan dengan 100% Rumusnya adalah; skor / item x 4 dan
kemudian dikalikan dengan 100%. Hasilnya bandingkan dengan kriteria
Kualitas Prosentase
Amat baik 89 100 %
Baik 60 89 %
Sedang 41 59 %
Kurang Baik 12 40 %
Tidak Baik 0 11 %
c. Tes
Baik tes esay maupun objektif dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan
belajar pendidikan budi pekerti. Agar tidak mengukur aspek kognitif semata,
disarankan menggunakan tes esay sebagaimana yang tersedia pada setiap
topik/materi. Guna memudahkan dalam penggabungan nilai, hendaknya
menggunakan dua digit, artinya nilai esay maupun objektif hendaknya dari angka
00 s.d 100.
Dengan adanya berbagai instrumen ini guru pendidikan budi pekerti akan dapat
memberikan penilaian yang lebih komprehensif dengan cara mengkombinasikan
atau menggabungkan instrumen tersebut menjadi bagian integral dari penilaian
akhir. Karena pendidikan budi pekerti lebih menekankan aspek perilaku, maka
hendaknya hasil observasi lebih dominan. Untuk menggabungkan hal yang
demikian guru dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
17
.
Prosentase Kualitas Nilai Akhir
89 100 % Amat baik A
60 89 % Baik B
41 59 % Sedang C
12 40 % Kurang Baik K
0 11 % Kurang Sekali KS
BAB III
MATERI DAN KUNCI KEGIATAN
A. GAMBARAN UMUM MATERI DAN PENDEKATAN
Dalam penerapan strategi bedah nilai, guru pendidikan budi pekerti hendaknya
mamahami pendekatan yang digunakan serta nilai-nilai dan materi pelajaran yang
mesti terkomunikasiakan dalam kegiatan belajar di kelas.
Untuk membantu guru dalam melaksanakan strategi bedah nilai ini, maka di bawah
ini disajikan pendekatan dan kata-kata kunci dari topik sebagaimana yang disajikan
dalam buku teks.
No Topik/ Materi Ceritera/Kasus Pendekatan
1 Pengendalian Diri Sepak bola antar kelas Penanaman Nilai
2 Adil Hadiah Cokelat Perk.Moral Kognitif
3 Menghormati diri & Orang Lain Memilih rumah kost Penanaman Nilai
4 BaikSangka Dipanggil Konselor Klarifikasi Nilai
5 Kebersamaan Gotong royong menyiapkan taman Penanaman Nilai
6 Patriotisme Kuis Siapa dia Klarifikasi Nilai
7 Tanggung Jawab Peserta didik Ibnu Kambing dan Orang gila Penanaman Nilai
9 Kejujuran Sepeda Santai Penanaman Nilai
10 Iman dan Taqwa Lalat Cerdas Penanaman Nilai
11 Disiplin Belajar Kelompok Sore Hari Pendk. Analisis
12 Percaya Diri Ujian Tanpa Pengawas Klarifikasi Nilai
13 Ramah dan Santun Kecipratan Pendk.Berbuat
14 Kasih Sayang Ivo Eva dan Kucing Klarifikasi Nilai
15 Tenggang Rasa Memilih Rumah Kost Klarifikasi Nilai
16 Hemat Uang Kaget Pendk.Berbuat
17 Cermat Pesta Berdarah Pendk.Berbuat
18 Keterbukaan Rapat Desa Pendk. Analisis
19 Prospektif Ayah Siapa Pendk. Analisis
20 Rasa Malu Acara Perpisahan Spetakuler Klarifikasi Nilai
18
2. ADIL
Stategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Perkembangan
Moral Kognitif
Metode : Diskusi Kelompok
Ceritera : Hadiah Cokelat
Materi Pokok : 1. Pengertian Adil
2. Bentuk Keadilan
3. Keadilan dalam berbagai lingkungan kehidupan
19
Kunci Kegiatan
a. Hendaknya dibagi secara proporsional karena hadiah diperuntukkan bagi kelas.
b. Jatah atau bahagian masing-masing peserta didik dapat dilakukan dengan prinsip
proporsional. Seluruh peserta didik dapat bahagian, tetapi peserta didik yang besar
peranan dapat lebih banyak dari peserta didik biasa, sementara peserta didik yang
kurang berpartisipasi mendapat lebih sedikit dari peserta didik biasa, misalnya
- 90 cokelat dibagi masing-masing 2 potong untuk seluruh peserta didik (2 x 45)
- 39 peserta didik tidak berkasus diberi tambahan 1
- sisa cokelat diberikan sebagai tambahan bagi peserta didik yang berperan besar
menempat kelas juara, misalnya pengurus kelas, juara kelas, yang rajin dalam
memelihara kebersihan dan ketertiban atau yang kreatif. Lihat tabel dibawah !
No Kondisi Peserta didik Potong
Cokelat
1 Peserta didik keseluruhan kelas 45 90
2 Biasa (kelas-kasus) 39 39
3 Berperanan(juara kelas,rajin, kreatif dsb ? 15
TOTAL 144
c. Memutuskan Perkara
Besarnya iuran yang harus dibayar masing-masing peserta didik adalah dengan
pendekatan kumutatif. Misalkan dipungut Rp2.500/ orang. Sisanya dicadangkan
untuk kebutuhan kelas berikutnya.
d. Evaluasi
1) Observasi
2) Evaluasi diri
3) Tes Esay
3. MENGHORMATI DIRI DAN ORANG LAIN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi /Simulasi/sosiodrama
Ceritera: : Mencuri HP di hari ultah
Materi Pokok : 1. Pengertian hormat
2. Manfaat mengormati orang lain
3. Sumber penghormatan
4. Tata Cara menghormati orang lain
Kunci Kegiatan :
a. Jawaban akan cenderung sama, merasa senang, serta akan muncul keinginan
untuk membalasnya dengan cara serupa.
b. Kiat mengolah isian potensi dan kelemahan diri
1). Minta peserta didik mengisi dengan satu kata
2). Pisahkan jawaban genap (kelemahan) dengan ganjil (potensi)
20
3). Minta peserta didik mencermati atau mencatat kata-kata yang diulang atau yang
punya pengertian berdekatan
4) Kata yang berulang atau memiliki pengertian yang hampir bersamaan itulah
indikasi potensi/ kekuatan atau kelemehan diri peserta didik yang bersangkutan.
c. Evaluasi
1) Observasi 2) Evaluasi diri, dan 3) Tes Esay
4. BAIK SANGKA
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Klarifikasi Nilai
Metode : Diskusi
Ceritera: : Dipanggil Konselor
Materi Pokok : 1. Pengertian baik sangka
2. Penyebab Prasangka
3. Mengurangi Prasangka Buruk
Kunci Kegiatan :
a. Masalah Madi adalah contoh buruk sangka yang menganggap gurunya sebagai
penyebab kegagalannya.
b. Menemukan letak kesalahan
e. Evaluasi
1. observasi
2. tes esay
5. KEBERSAMAAN
Strategi : Bedah Nilai dengan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi / Simulasi / Kegiatan
Ceritera: : Gotong Royong Menyiapkan Taman
Materi Pokok : 1. Pengertian Kebersamaan
2. Kebersamaan di sekolah
3. Kebersamaan Universal
Kunci Kegiatan :
a. Peserta didik tersebut telah melakukan pemborosan waktu, tenaga dan biaya.
Penyebabnya adalah peserta didik yang ingkar janji membawa peralatan, serta
sebagian lagi disebabkan adanya tidak sungguh-sungguh dalam proses pekerjaan
taman
b. Merumuskan ajakkan untuk meningkatkan kebersamaan dalam kelas diambil dari
musyawarah kelas setelah membahas kerja kelompok
c. Menyesuaikan perilaku kebersamaan yang diperlukan dalam kegiatan ko dan
ekstra kurikuler. Misalnya datang tepat waktu, berpartisipasi dalam setiap kegiatan,
siap memikul resiko, serta menulis laporan dsbnya.
d. Evaluasi
1) 0bservasi
2) Tes esay
6. PATRIOTISME
Strategi : Bedah Nilai dengan Klarifikasi Nilai
Metode : Tanya jawab
Ceritera: : Kuis Siapa Dia
Materi Pokok : 1. Pengertian Patriotisme
2. Patriotisme zaman Sekarang
3. Menjadi Peserta didik Patriotik
Kunci Kegiatan :
a. Tokoh dalam ceritera adalah Tuanku Imam Bonjol. Kegiatan belajar
diselenggarakan untuk menjawab 6 pertanyaan:
(1) Siapakah dia
(2) Bagaimanakah kisahnya
(3) Aoa jasa-jasanya
(4) Apakah kamu ingin terkenal seperti dia
(5) Usaha apakah yang akan kamu lakukan agar bisa terkenal seperti dia
22
e. Evaluasi
1). Observasi
2). Tes esay
7. TANGGUNG JAWAB
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi
Ceritera: : Peserta didik Ibnu Kambing dan Orang Gila
Materi Pokok : 1. Pengertian tanggung jawab
2 Sistem Tanggung Jawab
3. Lingkup Tanggung Jawab
Kunci Kegiatan :
a. Yang bertanggung jawab terhadap kasus itu adalah diri sendiri kecuali anak-anak,
orang gila dan binatang
b. Klarifikasi tanggung jawab
No Aktivitas Lingkup Tanggung Jawab
1 Mandi harus bersih Diri sendiri
2 Sembahyang TYME
3 Mengembalikan orang hutan ke habitatnya Bangsa dan negara
4 Mengulang pelajaran Sekolah
5 Mencuci baju sendiri Diri sendiri
6 Menghindari tawuran Sekolah
7 Membersihkan papan tulis Sekolah
8 Menyerahkan tugas / PR tepat waktu Sekolah
9 Menyumbang ke panti Masyarakat
10 Mendengar ceramah agama TYME
24
8. KEJUJURAN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi
Ceritera: : Sepeda Santai
Materi Pokok : 1. Pengertian Kejujuran
2. Ciri Orang yang Jujur
3. Manfaat Kejujuran
4. Penyebab ketidak-jujuran
5. Mengatasi Ketidak-jujuran
Kunci Kegiatan :
a. Beritahu dan segera kembalikan kepada kasir karena jauh lebih baik dari pada
diambil
b. Kedua Prinsip: (berbohong demi kebaikan dan orang jujur tidak akan kaya) adalah
pikiran yang tidak rasional karena mencampurkan negatif dengn positif. Mengpa
harus berbohong, dan mengapa kaya dengan ketidak-jujuran. seharusnya
semuanya positif. Mengapa mencapai kebaikan dengan berbohong atau kaya
dengan ketidak-jujuran.
25
27
2. DISIPLIN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Analisis
Metode : Ceramah bervariasi
Ceritera : Belajar Kelompok Sore Hari
Materi : 1. Pengertian Disiplin
2. Tingkatan Disiplin
3. Menjadi Peserta didik yang Patuh
4. Displin Menggunakan Waktu
5 Tertib di jalan raya
Kunci Kegiatan
a. Urutan yang paling tepat adalah jawaban
(1) Nurliza, mengamalkan prinsip hidup (universal)
(2) Ririn, berbuat demi kebaikan dirinya dan orang banyak
(3) Amdi menuruti peranan yang diharapkan
(4) Ryan kehendak sendiri
(5) Patra takut hukuman
b. Sepuluh Perintah
Perintah Larangan
1. Peserta didik harus memakai seragam dan atribut sekolah b. Dilarang memakai
seragam yang tidak memiliki atribut sekolah yang lengkap
c. Dilarang memakai seragam yang memiliki tambahan atribut, logo atau kata-kata
lain
2 seterusnya disesuaikan dengan tata tertib sekolah
f. Evaluasi
1) Observasi
2) Evaluasi diri
3) Tes esay
4) Tes objektif
3. PERCAYA DIRI
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Klarifikasi Nilai
Metode : SIMULASI / Diskusi
Ceritera : Ujian Tanpa Pengawasan
Materi : 1. Pengertian Percaya Diri
2. Keuntungan dan kerugian mencontek
3. Pentingnya Percaya Diri
4. Menumbuhkan Percaya Diri
Kunci Kegiatan
a. Kepercayaan diri akan menghindarkan setiap orang dari perbuatan curang, dalam
kondisi apapun, termasuk dalam ujian yang tidak diawasi guru
b. Ciri Percaya diri
Ciri- Ciri Orang Percaya diri Ciri Orang Tak Percaya Diri
1. Teguh memegang prinsip yang diyakininya baik kendatipun berbeda dengan
orang 1. Mudah berubah pikiran dan mengikuti kemauan orang lain meskipun
semula tidak diterimanya
2. Tidak mudah terpengaruh dengan keuntungan sesaat 2. Mudah terpedaya
dengan kesenangan sesaat
3. Siap menanggung resiko
3. Takut atau sangat cemas dengan resiko
4. Tidak suka menyalahkan orang lain 4. Suka melempar kesalahan kepada orang
lain
c. Dampak Positif Percaya Diri
Dampak Postif Percaya Diri
1. Tahu dengan kemampuan diri sendiri
2. Terhindar dari pengaruh negatif pergaulan
3 Bisa memperbaiki prestasi di masa mendatang
4. Disenangi dan dihormati teman
30
32
e. Evaluasi
1) Observasi
2) Tes Esay
6. TENGGANG RASA
Strategi : Bedah Nilai melalui Klarifikasi Nilai
Metode : Sosiodrama/
Ceritera : Memilih Rumah Kost
Materi Inti : 1. Pengertian Kasih Sayang
2. Kasih Sayang Sesama Makhluk Tuhan
3. Indahnya Hidup dalam kasih Sayang
4. Penghargaan Terhadap Hak Azazi Manusia
5. Tingkatan Kasih Sayang
Kunci Kegiatan
a. Sebaiknya temanmu tinggal di rumah Tantenya dengan cara merubah
kebiasaanya sesuai dengan aturan Tantenya
b. Tiga bentuk tenggang rasa yang belum terwujud dalam berbagai lingkungan.
Misalnya !
Di lingkungan keluarga
1). TV Tape atau radio masih berbunyi keras
2). Adanya anggota keluarga yang tidak mau membantu ibu dalam pekerjaan
rumah
3). Ada yang menanggambil porsi makanan melebihi jatahnya.
Di lingkungan sekolah
1). Ada yang suka bicara disaat guru menerangkan pelajaran
2). Ada yang tidak mau partisipasi dalam menghapus papan tulis, atau kebersihan
kelas.
3). Ada yang suka pamer
Di bidang politik.
1). Adanya rasa tidak suka terhadap teman yang berbeda agama, ras, atau suiku
2). Adanya gang di kelas
3). Adanya yang membanggakan kekuasaan orang tua
c. Evaluasi
1) Observasi, 2) Evaluasi , dan 3) Tes Esay
7. HEMAT
Strategi : Bedah nilai dengan Pendekatan Berbuat
Metode : Sosiodrama/
Ceritera : Uang Kaget
Materi Inti : 1. Hemat dalam Konsumsi
2. Hemat dalam Penggunaaan Air
3. Hemat dalam Penggunaan Listrik
4. Hemat dalam Penggunaan BBM
5. Hemat dalam Penggunaan Keuangan dan Keperluan
33
Kunci Kegiatan
a. Contoh rancangan pengeluaran yang bermanfaat bagi pendidikan sesuai deng
krietria : tahan lama, murah, bisa termanfaatkan secara maksimal, dan cocok
dengan kebutuhan.
No Keperluan Harga (prakiraan)
1 Bayar uang komite untuk 1 th @ Rp 50.000,-bln Rp. 600.000,2 Bayar uang OSIS 1 th @ Rp10.000,-bln Rp. 120.000,3 Bayar uang Pramuka/UKS 1 th @ Rp5.000,-bln Rp. 60.000,4 Bayar uang sosial kelas 1 th @ Rp10.000,-bln Rp. 120.000,5 Bayar uang les / belajar tambahan 1 th @ Rp50.000,-bln Rp. 600.000,6 Beli buku, LKS untuk semua mata pelajaran Rp. 480.000,7 Tas sekolah serta alat tulis Rp. 300.000,8 Beli sepatu sekolah Rp. 150.000,9 Beli satu unit komputer Rp4.000.000,10 Kebutuhan jajan 1 tahun
11 Dan lain lainnya
JUMLAH Rp 10.000.000,-
34
membagi kelas dalam dua kelompok. Ketika suatu kelompok melakukan simulasi,
kelompok lain mengamati, dan begitu sebaliknya kelompok yang kedua. Hasil
simulasi dibahas dalam diskusi kelas, dengan mengiventarisir ketepatan dan
kekurangan dalam pelaksanaan simulasi masing-masing kelompok.
d.
1.
2.
3.
Evaluasi
Observasi
Evaluasi Diri
Tes Esay
2. KETERBUKAAN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Analisis
Metode : Ceramah/ Resitasi/Diskusi
Ceritera: : Rapat Desa
Materi : 1. Pengertian Kerbukaan
2. Manfaat Keterbukaan
3. Prinsip Keterbukaan
4. Penerapan Keterbukaan dalam IPTEK
5. Penerapan Keterbukaan dalam Informasi
6. Penerapan Keterbukaan dalam Berhubungan dengan orang lain Kunci
Kunci Kegiatan
a. Menerima luku secara proporsional
b. Pilihan pasangan
Prinsip No Perilaku
a. Mendorong kemajuan 2 Punya inisiatif berkomunikasi dan suka menyampaikan
yang bermanfat bagi orang lain
b. Keterbukaan hendaknya memperhatikan nilai sosial dan etika 5 Tidak membuka
website porno pada internet
c. Memperluas hubungan sosial 4 Memfasilitasi kehidupan jadi mudah
d. Memperbaiki diri 1 Dikritik segera memperbaikinya
e. Menghindari salah faham 3 Tranparansi dalam merencanakan, pelaksanaan dan
pertanggung jawaban
c. Diskusi dengan teman sebangku
No Bidang Penerapan Dampak Negatif Upaya Mengatasi
1 Keterbukaan dalam teknologi
1. Adanya dampak budaya
2. Ketergantungan
3. Buang waktu Memegang nilai pokok
serta mengusahakan memodifikasi
2 Keterbukaan dalam Informasi/ komunikasi
1. Adanya informasi yang berpengaruh negatif
36
Evaluasi
Observasi
Evaluasi Diri
Tes Esay
4. RASA MALU
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Klarifikasi Nilai
Metode : Ceramah/ Resitasi/Diskusi
Ceritera: : Acara Perisahan Spetakuler
Materi : 1. Pengertian Rasa Malu
2. Mengenal rasa Malu
3. Pentingnya Memiliki Rasa Malu
4. Perbuatan Tabu dalam Berbagai Lingkungan
Kunci Kegiatan :
a. Sebaiknya menolak tantangan seperti tidaklah bersifat ketermpilan tetapi adalah
keberanian melanggar nilai sopan santun. Seyogyan ada malu untuk melakukan
pekerjaan itu di depan teman dan guru
b. Contoh perbuatan tabu dalam lingkungan keluarga ( disesuaikan dengan
kehidupan keluarga masing-masing)
c. Contoh perbuatan tabu di lingkungan masyarakat sekitar rumah (disesuaikan
dengan nilai nilai sosial masyarakat)
d. Penilaian atas kondisi
No Persoalan Penilaian
Terima Tolak
1 Karena tidak hadir minggu lalu, seorang peserta didik terpaksa mencontek tugas
temannya v
2 Seorang peserta didik menceriterakan kelemahan dirinya kepada guru
pembimbing v
3 Karena jalanan sepi, seorang pengendara tak mematuhi lampu jalan v
4 Kerena tak bisa membayar hutang pada temannya, seseorang sengaja
menghindar agar tidak bertemu dengan temannya itu v
5 Karena diajak teman dan beramai-ramai, sekelompok peserta didik memutar CVD
porno v
38
d. Evaluasi
1). Observasi
2). Tes Esay
5. EMPATI
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Analisis
Metode : Ceramah/ sosiodrama / psikodrama
Ceritera: : Camping Keluar Kota
Materi : 1. Pengertian Empati
2. Mengapa Kita Perlu Empati
3. Membiasakan Perilaku Empati
Kunci Kegiatan :
a. Seharusnya Dyas meminjamkan uang itu kepada orang tuanya meskipun harus
membatalkan keterlibatannya dalam acara camping itu
b. Survey pendapat tentang perilaku seseorang yang disukai atau tidak disukai.
Perilaku yang disukai Kondisi
Anda Perilaku yang tidak disukai
Datang bezuk, mengatakan ia bisa sembuh, serta mengatakan kepadanya bahwa
semua sayang dia
Dirawat di rumah sakit Menganggap ia cengeng, menimpali sebagai kesalahannya,
dan menakut-nalkuti akan penyalkitnya
Menyatakan peluang mendatang masih ada, menyatakan ia sudah berusaha,
39
b. Latihan berempati
Peragakanlah secara kelompok dalam bentuk psikodrama tentang . penerapan kiat
mendengar dengan sungguh-sungguh, merespon positif, dan merefleksikan
perasaan orang lain.
KASUS Kata Empati
Teman Anda yang sedang sakit. Ia mengeluh rasanya ia mau bunuh diri saja 1. Saya
tahu kamu tidak tahan menahan rasa sakit tapi apakah harus diakhiri dengan
bunuh diri
2. Saya tahu kamu putus asa dengan sakitmu, tapi kamu punya peluang untuk
sembuh bulkan ?
3. Apakah itu bunuh diri solusi yang tepat
Seorang teman Anda tidak lulus UN. Ia menuding guru tidak membantunya dalam
ujian 1. Saya tahu kamu sangat kecewa dengan hasil UAN, karena guru tidak
membantumu dalam ujian.
2. Saya merasakan betapa kecewanya kamu akan hasil UN kali ini, mudah-mudahan
tahun depan guru akan membantumu
3. Kekecewaanmu akan hasil UN tahun ini mungkin akan terobati bila kamu siapkan
diri untuk UN tahun depan.
6. BIJAKSANA
40
7. RASA KETERIKATAN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman
Nilai
Metode : Ceramah/ Resitasi/Diskusi
Ceritera: : Perahu Penyelematan
Materi : 1. Pengertian Keterikan
2. Faktor Faktor Keterikatan
3. Keterikatan dan Proporsional
4. Keterikatan dalam Bidang Kehidupan
Kunci Kegiatan
41
a. Prioritas yang akan diselamatkan adalah berdasarkan tugas yang diemban tim.
b. Analisis persamaan dari suatu perbedaan
Perbedaan Persoalan Persamaan
1. Rini wanita dan Joko adalah siswa laki-laki
2. Mempunyai hobi yang berbeda
3. Bersasal dari orang tua yang berbeda
4. tinggal ditempat berbeda
5. Punya kepribadian dan sifat berbeda
5. dst
Rini dan Joko adalah siswa yang memiliki prestasi terbaik di kelasmu 1. Rini dan Joko
belajar pada sekolah yang sama
4. Diajar guru yang sama, jam belajar yang sama, mempelajari buku yang sama,
dan kurikulum yang sama
5. Tinggal dikota yang sama,
6. Sama-sama menjadi generasi muda harapan bangsa
7. sama bangsa Indonesia
1. Guru yang mengajar dan murid yang mendapat pengajaran
2. Guru sudah dewasa murid anak yang dalam masa pertumbuhan
3. Guru yang menilai dan murid yang dinilai
4. dst
1. Nama dua pulau besar Indonesia yang terpisah dan dibatasi laut Sunda
2. Jawa dihuni suku Jawa dan Sunda.Sumatra dihuni oleh Melayu, Aceh, Batak,dan
Minang
3. Sumatera dilalui Khatulistiwa dan Jawa berada di selatan khatulistiwa Jawa dan
Sumatera 1.Nama yang diberikan pulau besar yang dihubungkan selat Sunda
2.Tempat tinggalnya berbagai suku bagsa rumpun bangsa Indonesia
3. Sama termasuk wilayah Republik Indonesia
c. Evaluasi
1). Observasi
2). Tes esay
42
SENARAI PUSTAKA
Dikdasmen: 2004. Model Pengintegrasian Budi pekerti ke dalam Pendidikan Pancaila
dan Kewarganegaraan untu Guru SMU/SMK/MA. Jakarta: Bagian Proyek Pendidikan
IMPTAQ, Kewarganegaraan dan Budi Pekerti. Dirjen Dikdasmen
---------, 2004. Pedoman Khusus Kurikulum Muatan Lokal SMP/MTS; Jambi: Cv Giantira
Djahiri. Kosasih. 1986 VCT Games dalam pengajaran PMP : Bandung jurusan PPKn :
IKIPBandung
Joyce, Bruce & Marsha Weil, 1999. Models of Teaching. Fifthy Ed. Boston Allyn &
Bacon
Sutja, Akmal. 2007. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta. Intermitra
43
BAB III
MATERI DAN KUNCI KEGIATAN
B. GAMBARAN UMUM MATERI DAN PENDEKATAN
Dalam penerapan strategi bedah nilai, guru pendidikan budi pekerti hendaknya
mamahami pendekatan yang digunakan serta nilai-nilai dan materi pelajaran yang
mesti terkomunikasiakan dalam kegiatan belajar di kelas.
Untuk membantu guru dalam melaksanakan strategi bedah nilai ini, maka di bawah
ini disajikan pendekatan dan kata-kata kunci dari topik sebagaimana yang disajikan
dalam buku teks.
No Topik/ Materi Ceritera/Kasus Pendekatan
1 Pengendalian Diri Sepak bola antar kelas Penanaman Nilai
2 Adil Hadiah Cokelat Perk.Moral Kognitif
3 Menghormati diri & Orang Lain Memilih rumah kost Penanaman Nilai
4 BaikSangka Dipanggil Konselor Klarifikasi Nilai
5 Kebersamaan Gotong royong menyiapkan taman Penanaman Nilai
6 Patriotisme Kuis Siapa dia Klarifikasi Nilai
7 Tanggung Jawab Peserta didik Ibnu Kambing dan Orang gila Penanaman Nilai
9 Kejujuran Sepeda Santai Penanaman Nilai
10 Iman dan Taqwa Lalat Cerdas Penanaman Nilai
11 Disiplin Belajar Kelompok Sore Hari Pendk. Analisis
12 Percaya Diri Ujian Tanpa Pengawas Klarifikasi Nilai
13 Ramah dan Santun Kecipratan Pendk.Berbuat
14 Kasih Sayang Ivo Eva dan Kucing Klarifikasi Nilai
15 Tenggang Rasa Memilih Rumah Kost Klarifikasi Nilai
16 Hemat Uang Kaget Pendk.Berbuat
17 Cermat Pesta Berdarah Pendk.Berbuat
18 Keterbukaan Rapat Desa Pendk. Analisis
19 Prospektif Ayah Siapa Pendk. Analisis
20 Rasa Malu Acara Perpisahan Spetakuler Klarifikasi Nilai
21 Empati Camping Keluar Kota Pend Analisis
22 Bijaksana Utusan Lomba Baca Puisi Pendk Analisis
23 Rasa keterikatan Perahu Penyelamatan Penanaman Nilai
pada pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif,
simulasi dan bermain peran.
6. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif
Pendekatan ini menekankan pada berbagai tingkatan dari pemikiran moral. Guru
44
45