Anda di halaman 1dari 14

MENGKAJI KOMPONEN KURIKULUM 2013

Dosen Pengampu : Nurwahidah, M.Pd


Mata Kuliah : Kajian dan Analisis Kurikulum

Oleh :
Defri Citra Adinda ( E1E021207 )
Dwi Shafira ( E1E021215 )
Ergi Dimas Syafitra ( E1E021220 )

4G
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGNTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirt Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas dengan judul “ MENGKAJI
KOMPONEN KURIKULUM 2013 “
Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari masi terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam penugasan ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makala yang kami susun memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi
pembaca.

Mataram, 13 Maret 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Tujuan kurikulum 2013
2. Materi yang Tercantum dalam Kurikulum 2013
3. Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
4. Organisasi Kurikulum 2013
5. Evaluasi Kurikulum 2013
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang baru dan dilaksanakan secara
bertahap pada satuan pendidikan mulai tahun ajaran baru 2013/2014. Setelah
satu tahun berjalan secara bertahap, kurikulum baru dilaksanakan secara
serentak di seluruh satuan pendidikan mulai tahun ajaran baru 2014/2015.
Kurikulum 2013 adalah implementasi dari UU no. 32 tahun 2013.
Kurikulum 2013 merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP. Namun, di dalam kurikulum 2013 lebih
fokus pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu,
sebagaimana yang tertulis pada UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang terdapat pada pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Penilaian pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 lebih lengkap
karena mengandung 3 aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Aspek sikap menunjukkan kepribadian dan karakter siswa, aspek pengetahuan
menunjukkan kecerdasan siswa dan aspek keterampilan menunjukkan
kreativitas siswa. Penilaian pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013
memakai berbagai macam teknik penilaian dalam setiap aspek, guru yang belum
menguasai maka akan kesulitan dalam penerapan penilaian memakai instrumen
penilaian 2013.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Tujuan dari Kurikulum 2013 ?
2. Apa Saja Materi yang Tercantum dalam Kurikulum 2013?
3. Bagaimana Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013?
4. Bagaimana bentuk Organisasi Kurikulum 2013?
5. Bagaimana Proses Evaluasi dalam Kurikulum 2013?
C. Tujuan
Untuk mengkaji kurikulum 2013 berdasarkan komponen nya, yaitu tujuan,
materi, strategi pembelajaran, bentuk organisasi dan evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Kurikulum 2013
Dalam perspektif pendidikan nasional, pada tujuan pendidikan nasional dapat
dilihat dengan secara jelas dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 yaitu tentang
sistem pendidikan nasional, bahwa: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran
makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan
pendidikan tertentu. Dalam Permendikbud No. 69 Tahun 2013 dikemukakan bahwa
tujuan pendidikan pada Kurikulum 2013 yaitu : Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa, kurikulum 2013 bertujuan
dapat membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia sebagai modal
pembangunan bangsa dan negara Indonesia serta meningkatkan persaingan yang sehat
antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Karena sekolah
diberikan keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.
B. Materi yang Tercantum dalam Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran
(mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta)
semua mata pelajaran. Menggunakan IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada
semua mata pelajaran. Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10
dapat dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
1. IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll
2. IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll
3. Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
4. Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
C. Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Strategi pelaksanaan suatu kurikulum tergambar dari cara yang ditempuh di dalam
melaksanakan pengajaran, cara di dalam mengadakan penilaian, cara dalam
melaksanakan bimbingan dan penyuluhan dan cara mengatur kegiatan sekolah secara
keseluruhan. Cara dalam melaksanakan pengajaran mencakup cara yang berlaku dalam
menyajikan tiap bidang studi, termasuk cara / metode mengajar dan alat pelajaran yang
digunakan. Dalam hal ini guru dapat menerapkan banyak kemungkinan untuk
menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran memiliki
kelemahan dan keunggulannya tersendiri.
1. Model Penyikapan ( Discovery Learning )
Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyingkap
atau mencari tahu tentang suatu permasalahan atau sesuatu yang sebenarnya ada
namun belum mengemuka dan menemukan solusinya berdasarkan hasil
pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri, sehingga siswa
memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam memecahkan
persoalan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Alur Kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.
a. Memberi stimulus ( Stimulation) : guru memberikan stimulus berupa
masalah untuk diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca,
mengamati situasi atau melihat gambar, dan lain-lain
b. Mengidentifikasi masalah (Problem Statement): siswa menemukan
permasalahan, mencari informasi terkait permasalahan, dan
merumuskan masalah.
c. Mengumpulkan data (Data Collecting): siswa mencari dan
mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan
solusi pemecahan masalah yang dihadapi (mencari atau merumuskan
berbagai alternatif pemecahan masalah, terutama jika satu alternatif
mengalami kegagalan).
d. Mengolah data (Data Processing): siswa mencoba dan mengeksplorasi
kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada
kehidupan nyata (melatih keterampilan berpikir logis dan aplikatif).
e. Memverifikasi (Verification): siswa mengecek kebenaran atau
keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau
mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta
mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
f. Menyimpulkan (Generalization): siswa digiring untuk
menggeneralisasikan hasil berupa kesimpulan pada suatu kejadian atau
permasalahan yang sedang dikaji.
2. Model penemuan ( Inquiry Learning )
Model penemuan merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya.Siswa dilatih dapat mengumpulkan informasi tambahan,
membuat hipotesis dan mengujinya.Peran guru selain sebagai pengarah dan
pembimbing, juga dapat menjadi sumber informasi data yang diperlukan.
Berikut alur kegiatan pembelajaran dalam menggunakan model penemuan.
a. Mengamati berbagai fenomena alam yang akan memberikan
pengalaman belajar kepada siswa bagaimana mengamati berbagai fakta
atau fenomena
b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih
siswa mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber
c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih siswa
dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan
jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
d. Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau pertanyaan yang
diajukan, sehingga siswa dapat memprediksi dugaan yang paling tepat
sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
e. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah
diolah atau dianalisis, sehingga siswa dapat mempresentasikan atau
menyajikan hasil temuannya.
3. Model Berbasis Masalah ( Problem Based Learning/ PBL)
Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau permasalahan
yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya.
Permasalahan yang diajukan pada model PBL, bukanlah permasalahan biasa
atau bukan sekedar latihan yang diberikan setelah contoh-contoh soal disajikan
oleh guru. Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah
fenomena. Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu
pembelajaran dan selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian.
Pada pembelajaran ini melatih siswa terampil menyelesaikan masalah. Oleh
karenanya pembelajaran selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan
kontekstual. Alur kegiatan PBL sebagai berikut.
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah: Tahap ini untuk
memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek
pembelajaran
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran: Pengorganisasian
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik
menyampaikan berbagai pertanyaan (atau tanya) terhadap masalah yang
dikaji.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok: Pada tahap ini
peserta didik mengumpulkan informasi/melakukan percobaan untuk
memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah
yang dikaji.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: Peserta didik
mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data
lain dari berbagai sumber.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah: Setelah peserta didik
mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis
dan dievaluasi.
4. Model Berbasis Proyek ( Project Based Learning / PJBL)
Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki,melatih
berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan
pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi,
kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. Alur Kegiatan
pembelajaran dalam PJBL sebagai berikut.
a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai
langkah awal agar siswa mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan
yang muncul dari fenomena yang ada.
b. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab
pertanyaan yang ada, di susunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui
percobaan
c. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek.
Penjadwalan Sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan
waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan
monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Siswa
mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
e. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan
dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek
pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
D. Bentuk Organisasi Kurikulum dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
Pelaksanaan kurikulum K-13 ini pada jenjang Sekolah Dasar menerapkan
tematik integratif sebagai basis dari pada pembelajaran (Mulyoto, 2013: 118).
Pembelajaran integratif merupakan pembelajaran yang adanya penghubung dan
penggabungan dari pada dua objek ataupun lebih (Trianto, 2010: 35). Dengan
pembelajaran tematik ini, berharap para siswa dapat dengan mudah
mengimplementasikan segala pengetahuan, pengalaman pada saat proses kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran tematik ini adalah sebuah penekanan terhadap proses
pembelajaran kepada siswa yang sifatnya membuat terkesan (Putri & Suyadi, 2021:
3924).
Pembelajaran tematik ini akan menciptakan pembelajaran terpadu yang akan
membuat dorongan aktivitas para siswa dalam hal belajar, siswa akan mudah terlibat
aktif serta munculnya kreativitas. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang
polanya mengintegrasi ilmu pengetahuan, keterampilan serta nilai dan sikap dengan
fokusnya penerapannya pada tema (Muklis, 2012: 66).
Pembelajaran tematik adalah kegiatan pembelajaran yang sifatnya ada
perpaduan materi pelajaran yang dibuat dalam satu tema. Dengan bentuk penekannya
ada keterlibatan siswa ketika belajar dan memecahkan suatu permasalahan.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran dimana tema menjadi
patokan yang mengikat pada beberapa mata pelajaran dengan tujuan memberi
pengalaman bermakna terhadap siswa (Permendikbud No. 57, 2013: 220).
Pembelajaran tematik K-13 adalah bentuk upaya menghubungkan antara pengetahuan,
keterampilan, nilai atau sikap belajar serta berpikir kreatif dengan penggunaan tema
(Mamik., 2005: 6).
1. Kelebihan
a. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta
isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
b. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab
isi/materi. Pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan
tujuan akhir.
c. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
d. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat.
2. Kekurangan
Kelemahan pembelajaran tematik menurut Udin Sa’ud dkk (2006) antara lain:
a. Dilihat dari aspek guru, pembelajaran tematik menuntut tersedianya peran guru
yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreativitas tinggi,
keterampilan metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik
yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi. Tanpa
adanya kemampuan di atas, pelaksanaan pembelajaran tematik sulit
diwujudkan.
b. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang
untuk mengembangkan kreativitas akademik yang menuntut kemampuan
belajar siswa yang relatif “baik”, dalam aspek intelegensi maupun
kreativitasnya. Hal tersebut karena model pembelajaran tematik menekankan
pada pengembangan kemampuan analitik (menjiwai), kemampuan asosiatif
(menghubung-hubungkan) dan kemampuan eksploratif dan elaboratif
(menemukan dan menggali). Bila kondisi di atas tidak dimiliki siswa, maka
maka pelaksanaan model tersebut sulit diterapkan.
c. Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik
memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan
berguna seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta mempermudah
pengembangan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan, misalnya
perpustakaan. Bila hal ini tidak dipenuhi maka akan sulit menerapkan model
pembelajaran tersebut.
d. Dilihat dari suasana penekanan proses pembelajaran, pembelajaran tematik
cenderung mengakibatkan penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih
mata pelajaran.

E. Evaluasi Kurikulum 2013


Penilaian pada K13 antara lain: pekerjaan rumah, portofolio, pengulangan
materi dan tes. Evaluasi pada kegiatan pembelajaran K13 terdapat penilaian proses dan
hasilnya. Evaluasi proses diarahkan pada tingkat keterlibatan, minat dan semangat
peserta didik dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil lebih diarahkan pada
tingkat pemahaman dan penyikapan peserta didik terhadap substansi materi dan
manfaatnya bagi kehidupan peserta didik sehari-hari. Disamping itu evaluasi juga dapat
berupa kumpulan karya peserta didik selama kegiatan pembelajaran yang bisa
ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya peserta didik.
Teknik penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu
1. penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman
sejawat dan jurnal
2. penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penguasan
3. penilaian kompetensi keterampilan melalui tes praktik, projek dan portofolio.
Penggunaan teknik penilaian disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang dapat
menunjang program pengajaran seperti kompetensi dasar yang akan dicapai.
Perencanaan yang matang seperti pembuatan kisi-kisi instrumen, diharapkan dapat
memberi informasi yang akurat tentang kompetensi-kompetensi siswa yang perlu
diukur, mendorong peserta didik belajar untuk lebih giat meningkatkan kompetensinya,
memotivasi tenaga pendidik mengajar untuk meningkatkan kompetensi siswa,
meningkatkan kinerja lembaga dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan kata
lain, penilaian dapat digunakan untuk mendorong peningkatan kualitas pembelajaran,
sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, evaluasi pelaksanaan penilaian
pendidikan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Penilaian
Pendidikan agar standar minimal ini selalu dapat ditingkatkan dari dari waktu ke waktu
agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Kurikulum 2013 bertujuan dapat membentuk dan meningkatkan sumber daya
manusia sebagai modal pembangunan bangsa dan negara Indonesia serta meningkatkan
persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan
dicapai. Karena sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013
sesuai kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.
Dalam pelaksanaan kurikulum pasti akan selalu ada kelebihan dan
kekurangannya, begitu pula dengan kurikulum 2013. Kelebihan dan kekurangan
tersebut dapat berasal dari model pembelajaran, tenaga pengajar,kualitas siswa, ataupun
sarana dan prasarana pendukung.
Daftar Pustaka
Aisya, Siti & Ririn Astuti. (2021). Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K13 pada Jenjang
Sekolah Dasar. Jurnal basicedu. Vol 5. No 6
Hakim, Imam Nur. (2014). Pembelajaran Tematik Integratif di SD/MI dalam Kurikulum
2013. Vol 19 . No 1
Indriani ,Ari. (2015). Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 oleh Guru SD/MI
Desa Kelepek. Vol 27. No 1
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ( 2012). Kurikulum 2013
Loeloek endah poerwati & Sofan Amri. Panduan Memahami Kurikulum 2013. ( Jakarta PT,
Prestasi Pustakaraya,2013 ), hal 202
Sabarudin.(juni 2018) . Materi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Vol 04. No 01
Setiadi, Hari. (2016). Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013 . Vol 20. No 2
Sugiarti,Titik . Struktur Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .(2014)

Anda mungkin juga menyukai