LB. Sharp berpendapat bahwa tidak akan pernah ada suatu sekolah yang terlalu sempit, miskin,
kekurangan alat – alat atau bahan untuk bisa memulai sesuatu kegiatan belajar mengajar. Proses
pembelajaran, dan eksplorasi dapat di-lakukan di luar gedung sekolah. Dan tidak satu sekolah yang
terlalu lengkap dan sangat maju di-dalam hal proses belajar mengajar tanpa ditujukan dengan di
eksplorasi ke lingkungan alam sekitar. Pendapat Sharp tersebut, dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi
kita, bahwa untuk bisa ber-langsungnya kegiatan belajar mengajar yang efek-tif, tidak selalu harus
ditunjang oleh tersedianya fasilitas yang lengkap, atau ketiadaan fasilitas be-lajar di dalam kelas, tidak
bisa dijadikan toak ukur untuk tidak terlaksananya kegiatan belajar me-ngajar yang optimal.
Namun sayang walaupun harapan yang diinginkan demikian (seperti yang tertulis di tujuan di atas), akan
tetapi dalam penerapan penggunaan Lingkungan sebagai sumber belajar juga terdapat beberapa
kelemahan, diantaranya:
1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan ketika siswa diajak ke
tempat tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang di harapkan sehingga terkesan main-main.
2. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa ke-giatan mempelajari lingkungan mem-perlukan waktu yag
lebih lama, sehingga meng-habiskan waktu untuk belajar di kelas.
3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas.
2. Penggunaan lingkungan sebagai sumber be-lajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai
atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam
kehidupan bisa mulai di-tanamkan pada anak sejak dini, se-hingga se-telah mereka dewasa kesadaran
ter-sebut bisa tetap terpelihara.
3. Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak, kegiatan belajar dimungkinkan akan le-bih
menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat be-ragam dan banyak
pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka
penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang.
Manfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Be-berapa beberapa
keuntungan tersebut antara lain :
2. Praktis dan mudah dilakukan, tidak me-merlukan peralatan khusus seperti listrik
3. Memberikan pengalaman yang riil kepada sis-wa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak ver-
balistik.
4. Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan
sesuai dengan karakteristik dan ke-butuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran
kontekstual (contextual learning).
5. Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan
kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-
benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.
6. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media ling-kungan,
siswa dapat berinteraksi secara lang-sung dengan benda, lokasi atau peristiwa se-sungguhnya secara
alamiah.
7. Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah
dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan me-dia yang dikemas (didesain).
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan sis-wa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.
R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-
keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Cara pe-laksanaan pembelajaran
IPA dalam menggunakan pendekatan lingkungan diantaranya adalah
Penutup
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian diatas adalah sebagai berikut :
1. Ada beberapa alasan kenapa lingkungan itu penting dalam pembelajaran IPA, alasan ini di
karenakan (a) lingkungan sebagai sasaran be-lajar, (b) lingkungan sebagai sumber belajar, (c) lingkungan
sebagai sarana belajar.
2. Tujuan pendekatan lingkungan dalam pem-belajaran IPA adalah agar siswa (a) Supaya kegiatan
belajar lebih menarik dan tidak membosankan, (b) Supaya hakikat Belajar akan lebih bermakna, (c)
Supaya bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih ac-tual sehingga kebenarannya lebih
akurat, (d) Supaya kegiatan belajar siswa lebih kon-prehenshif dan lebih aktif, (e) Supaya sumber belajar
menjadi lebih kaya disebabkan ling-kungan yang dipelajari beraneka ragam, (f) Supaya siswa dapat
memahami dan meng-hayati aspek yang ada di lingkungannya.
3. Prinsip – prinsip dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu (a) Prinsip ke-terlibatan siswa
secara aktif, (b) Prinsip be-lajar berkesinambungan, (c) Prinsip motivasi, (d) Prinsip multi saluran, (e)
Prinsip pe-nemuan, (f) Prinsip totalitas, (g) Prinsip per-bedaan indipidu.
4. Kelebihan dan kelemahan pendekatan ling-kungan dalam pembelajaran IPA diantaranya adalah :
1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan ke-tika siswa diajak ke
tempat tujuan ti-dak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga terkesan main-main.
2. Ada kesan dari guru dan siswa bah-wa kegiatan mempelajari lingkungan memperlukan waktu yag
lebih lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.
3. sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di da-lam kelas.
3. Penggunaan lingkungan dapat me-narik bagi anak, sebab lingkungan menyediakan sumber belajar
yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar
yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya
manusia di masa mendatang.
5. Manfaat pendekatan lingkungan dalam pembelajaran IPA diantaranya adalah (a) Menghemat
biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di ling-kungan, (b) Praktis dan mudah
dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus se-perti listrik, (c) Memberikan pengalaman yang riil
kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik, (d) Ka-rena benda-benda tersebut
berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda ter-sebut akan sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning), (e)
Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media ling-kungan
kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-
benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari, (f) Media lingkungan mem-berikan
pengalaman langsung kepada sis-wa. Dengan media lingkungan, siswa da-pat berinteraksi secara
langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesung-guhnya secara alamiah. (g) Lebih komu-nikatif,
sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa,
dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain).
Saran yang dapat diberikan supaya mutu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dapat
meningkat adalah sebagai berikut :
1. Dalam proses pembelajaran IPA diharapkan jangan terlalu monoton menggunakan metode
ceramah atau pengisian LKS yang bisa mem-buat siswa merasa bosan atau tidak senang dengan
pembelajaran IPA.
2. Berikanlah kebebasan siswa dalam mene-mukan sesuatu permasalahan yang ada di lingkungan
sekitar dengan cara guru meng-gunakan pendekatan lingkungan.
3. Dalam proses pembelajaran IPA guru bisa menggunakan pendekatan lingkungan dengan cara
membimbing siswa untuk melakukan ob-servasi tumbuhan atau hewan yang ada di-sekitar kehidupan
siswa.
4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk me-ngenali lingkungan alam sekitar pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Sudrajat, Akhmad. (2008). Pendekatan Strategi Metode Teknik dan Model Pembelajaran, (Online)
(http://www.wordpress.com diakses 18 Maret 2011).
Techonly. (2009). Konsep Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Lingkungan, (Online)
(http://www.wordpress.com diakses 18 Maret 2011).
Juhji. (2008). Pengertian Pendidikan IPA. (Online) (http://www.blogspot.com diakses 23 Maret 2011).
Ilmuwan Muda. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. (Online)
(http://www.wordpress.com diakses 22April 2011).
Tim IPA SD PGSD FKIP UNTAN. 2005. Buku Ajar Pendidikan IPA SD. Pontianak : FKIP UNTAN
Ali, Abdullah, dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara
Darmodjo, Hendro, dkk. 1991. Pendidikan IPA II. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti P2TK
Barlia, Lily. (2006). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar. Jakarta : Departemaen
Pendidikan Nasional.