Anda di halaman 1dari 9

A.

Penilaian PTT
1. Konsep dan Dasar Evaluasi
Evaluasi dalam pembelajaran terpadu tidak berbeda daripada evaluasi dalam
kegiatan pembelajaran terpadu konvesional. Oleh karena itu, semua asas-asas
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran konvensional berlaku pula bagi
pembelajaran terpadu.
Dalam pembelajaran terpadu perlu diarahkan perhatian yang cukup banyak
pada evaluasi dampak pengiring (nurtunant effects) seperti kemampuan kerja
sama, tenggang rasa, dependability, disamping keholistikan persepsi yang menjadi
ciri khas pembelajaran terpadu.
Dari segi tahapan kegiatan, evaluasi dapat dilakukan baik pada tahap
perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pembelajaran terpadu, sedangkan dari
segi sasaran, evaluasi dapat dan perlu di fokuskan kepada proses maupun produk
pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran terpadu bersifat multi-dimensional, berlangsung dalam
konteks yang otentik (alami), kolaboratif dan berorientasi pada perkembangan dan
lingkungan budaya siswa. Penekanan evaluasi akan terletak baik pada proses
maupun hasil, dan boleh jadi evaluasi proses akan atau perlu memperoleh
perhatian khusus. Beragamnya aspek perilaku yang dievaluasi dalam
pembelajaran terpadu menghendaki teknik da alat evaluasi yang beragam pula
mulai dari evaluasi yang didasarkan pada pengamatan langsung yang bersifat
informal sampai kepada tes formal yang terstruktur dan terkendali.

2. Metode Evaluasi
Beberapa metode evaluasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi proses dan
hasil belajar siswa dalam pemanfaatan pembelajaran terpadu yaitu sebagai
berikut:
a. Observasi dan Dokumentasi Berkala
Melalu kerja sama guru dan siswa, guru yang bersangkutan dapat
melakukan observasi pada saat itu, evaluasi tampak sebagai bagian integral
dari interaksi sosial. Guru berusaha memahami tugas atau situasi dari sudut
pandang siswa, dan di lain pihak, evaluasi diri semakin kuat pada diri anak.
Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan yaitu guru merekam catatan
kejadian dalam kelas, bisa jadi untuk satu unit tema atau beberapa unit tema
selama satu periode, misalnya satu tahun. Catatan itu berisi rekaman sekilas
dan umum tentang kesan yang tampak yang bermakan selama proses belajar
mengajar berlangsung di dalam kelas. Catatan ini dapat pula dilengkapi
dengan rekaman guru dalam lembaran pengamatan mislanya terhadap
kelompok kecil.
b. Konferensi Siswa dan Guru
Dialog siswa dan guru juga merupakan sebuah cara untuk melakukan
evaluasi dalam pembelajaran terpadu. Dialog ini dapat dibatasi pada masalah
khusus, seperti dalam matematika atau dalam studi sosial.
Dialog antara siswa dan guru ini dapat dilakukan dalam kelompok
kecil, isi dialog tersebut dicatat supaya dinamika kelompok, dan interaksi
siswa dalam bekerjasama dapat direkam secara penuh. Siswa dapat diberi
tugas untuk merangkum hasil perbincangan diskusi.
c. Evaluasi Diri Siswa/Guru
Evaluasi diri dapat dipakai untuk mengevaluasi pembelajaran terpadu,
berkaitan dengan hal ini, siswa juga dapat menyusun sendiri pertanyaan
kemudian menjawab pertanyaan itu dan mengorganisasi gagasan sendiri. Guru
bisa juga melakukan evaluasi diri untuk perbaikan perencaan maupun
pelaksanaan.
d. Tes dan Ujian
Perkembangan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan inkuiri,
meskipun sukar dinilai, dapat juga dievaluasi berdasarkan dua prinsip utama
yaitu observasi dan inferensi. Misalnya siswa ditugaskan untuk mengamati
dua sampai tiga peristiwa, dan kemudian menarik kesimpulannya sendiri.
Respon-respon mereka dievaluasi dari segi kecermatan observasi, dan bobot
inferensi yang mendukung observasi tersebut.
Teknik lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi inkuiri yaitu
berkenaan dengan kemampuan siswa memilih dan mengevaluasi data. Kepada
siswa disodorkan satu masalah yang menuntut kemampuan mengeskplorasi
data yang tersedia dan kemudian mencari jawabannya.
Melalui pemberian tugas berupa penyajian data secara deskriptif juga
dapat dievaluasi keterampilan inkuiri. Dengan tes esai ini guru dapat
mengevaluasi kemampuan siswa dalam pemaparan dan pemberian data
dengan cermat dan logis. Siswa juga dapat diminta untuk mengajukan alasan
dan argumentasi terhadap sebuah interpretasi misalnya tentang sebuah fakta
sejarah. Tugas lain dapat berupa perbandingan penafsiran sejarah yang ditulis
dalam buku teks. Teknik lainnya yaitu :
- Penyusunan hipotesis, misalnya dalam bidang IPA dan kemudian
menulis satu pernyataan berdasarkan pengamatan sebagai
pembenaran hipotesis itu.
- Penentuan satu hal yang dianggap salah, misalnya melalui
penerapan sebuah gambar, dan siswa menunjuk kesalahan atau
kejanggalan dalam gambar ini.
e. Pengamatan Orang tua
Keterlibatan orangtua dianggap sangat positif untuk meningkatkan pretasi
belajar siswa. Karena itu masukan informasi dari orangtua akan dapat
membantu menghapus penafsiran yang keliru dari pihak guru dan siswa.
Penyelenggaraan pengamatan oleh orangtua pun memungkinkan guru dan
orangtua berorientasi dalam kaitan kemajuan dan kekurangan anak yang
bersangkutan. Sekaligus memungkinkan inteaksi antara guru dengan siswa.

3. Pengelolaan Evaluasi
Dengan banyaknya aspek yang perlu dievaluasi dan begietu rinci aspek yang
diamati sehingga membuat guru yang bersangkutan kalut, oleh karena itu perlu
dipilih aspek yang dievaluasi, dicatat dan dikumpulkan datanya. Tidak mudah
untuk mengamati sesuatu sepanjang waktu sehingga perlu adanya pilihan sebagai
panduan, beberapa pertanyaan yang memudahkan pembuatan keputusan, seperti :
mengapa, apa, bagaimana, dan kapan assesmen dilakukan.
Pertanyaan mengapa terkait dengan landasan falsafah dan teori yang dianut
terkait dalam prinsip pembelajaran terpadu. Pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana saling terkait, misalnya bila yang dievaluasi dilakukan dapat saja
berlangsung pada saat proses belajar mengajar. Sementara bagaimana cara
mengevaluasinya terkait dengan metode dan teknik yang tepatuntuk dipakai.
Menyimpan data merupakan bagian penting dari pengelolaan evaluasi, hal ini
dapat dibuat dalam bentuk kartu indeks, catatan buku dan folder arsip.
4. Pengembangan Instrumen
Untuk mengevaluasi proses dan produk dari pembelajaran terpadu perlu
dirancang/ ditetapkan instrimen yang dinilai paling sesuai untuk merekam data,
sehingga terpenuhi syarat:
- Data itu cukup lengkap
- Data itu cukup cermat
- Data itu relevan dan berkebutuhan
Seperti halnya penyelenggaran evaluasi yang lazim dilaksanakan maka perlu
dirancang instrumen evaluasi yang mencakup dua tipe, yaitu tipe tes dan nontes.
Untuk mengevaluasi proses pembelajaran terpadu akan banyak digunakan
bentuk instrumen yang bersifat nontes. Tipe paling pokok adalah observasi yang
bertujuan pada pengungkapan perilaku non-verbal dan terfokus pada aspek
terkait.
Daftar Pustaka
Herry Hermawan, Asep. (2007). Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta UT.
Tim Pengembang PGSD. (1997). Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan
Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai