DI SUSUN OLEH:
Kelompok 4:
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
............................................................................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
............................................................................................................................................................
3
A. Latar Belakang
........................................................................................................................................................
3
B. Rumusan Masalah
........................................................................................................................................................
3
C. Tujuan
........................................................................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
............................................................................................................................................................
4
1. Pengertian Filsafat Pendidikan
.................................................................................................................................................
4
2. Pendekatan Filosofi Dalam Pemecahan Masalah Pendidikan
.................................................................................................................................................
4
3. Pendidikan Dalam Analisis Filsafat
.................................................................................................................................................
5
4. Pendekatan Pendekatan Filsafat
ii
.................................................................................................................................................
7
a) Pendekatan-Pendekatan dalam Filsafat
........................................................................................................................................
7
b) Pendekatan Filsafat Pendidikan
..................................................................................................................................................
9
5. Hubungan Filsafat Dan Teori Pendidikan
.................................................................................................................................................
11
BAB III PENUTUPAN
............................................................................................................................................................
14
A. Kesimpulan
..................................................................................................................................................
14
B. Saran
..................................................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iii
keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalahmasalah pendidikan. Tujuan
filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal.
Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan
yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan
serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna
mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan
filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat,
memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan
praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu
menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek
terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik. Tugas filsafat adalah
melaksanakan pemikiran rasional analisis dan teoritis secara mendalam dan memdasar melalui proses
pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal (sampai keakar-akarnya), tentang problema hidup dan
kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan pandangan dasar yang berintikan kepada tiga
kekuatan rohani pokok yang berkembang dalam pusat kemanusiaan manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat dan pendidikan memang merupakan dua istilah yang berdiri pada makna dan hakikat
masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan ke dalam satu tema khusus, maka ia pun memiliki
iv
makna tersendiri yang menunjuk ke dalam satu kesatuan pengertian yang tidak terpisahkan. Filsafat
pendidikan telah dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, namun bukanlah berarti
bahwa kajiannya harus sekadar menelaah sendi-sendi pendidikan atau filsafat semata.Filsafat pendidikan
adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari filsafat secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun
metode.
Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan
pendidikan.Filsafat pendidikan dapat diartikan juga upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan
dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam
studi mengenai masalah-masalah pendidikan.Filsafat pendidikan adalah suatu sistem yang mengatur dan
menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh
filsafat hidup bangsa “Pancasila” yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam
usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
Filsafat pendidikan menurut beberapa ahli, yaitu :
a) Menurut Al-Syaibany (Filsafat Pendidikan,2004:35) , filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran
yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan
proses pendidikan. Arti Filsafat Pendidikan dapat nenjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat
yang diupayakan untuk mencapainya.
b) Filsafat pendidikan juga bias didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang
menggambarkan asfek-asfek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan
prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
c) Menurut John Dewey (Filsafat Pendidikan,2004:35) , filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang pundamental, baik yang menyangkut daya piker (intelektual)
maupun daya perasaan (emosional) , menuju tabiat manusia.
d) Menurut Imam Barnadib (Filsafat Pendidikan,2004:35) , filsafat pendidikan merupakan ilmu
yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan,
baginya pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis pilosofis terhadap bidang pendidikan.
v
Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional dalam filsafat pendidikan melandaskan diri pada
asas-asas sebagai berikut:
Bahwa dasar-dasar pendidikan adalah filsafat, sehingga untuk mempelajari filsafat
pendidikan haruslah memiliki pengetahuan dasar tentang filsafat.
Bahwa kenyataan yang esensial baik dan benar adalah kenyataan yang tetap, kekal dan
abadi.
Bahwa nilai norma yang benar adalah nilai yang absolut, universal dan obyektif.
Bahwa tujuan yang baik dan benar menenukan alat dan sarana, artinya tujuan yang baik
harus dicapai dengan alat sarana yang baik pula.
Bahwa faktor pengembang sejarah atau sosial (science, technology, democracy dan
industry) adalah sarana alat untuk prosperity of life dan bukannya untuk welfare of life
sebagai tujuan hidup dan pendidikan sebagaimana yang ditentukan oleh filsafat.
2. Pendekatan progresif.
Pendekatan Progresif Sebagai penghujung yang lain dari pendekatan di atas dan dari
kontinuitas aliran filsafat pendidikan adalah pendekatan progresif kontemporer dengan
dasar-dasar pemikiran sebagai berikut:
Bahwa dasar-dasar pendidikan adalah sosiologi, atau filsafat sosial humanisme ilmiah,
yang skeptis terhadap kenyataan yang bersifat metafisis transendental.
Bahwa kenyataan adalah perubahan, artinya kenyataan hidup yang esensial adalah
kenyataan yang selalu berubah dan berkembang.
Bahwa truth is man-made, artinya kebenaran dan kebajikan itu adalah kreasi manusia,
dengan sifatnya yang relatif temporer bahkan subyektif.
Bahwa tujuan dan dasar-dasar hidup dan pendidikan relatif ditentukan oleh
perkembangan tenaga pengembang sosial dan manusia, yang merupakan sumber
perkembangan sosial masyarakat.
Bahwa antara tujuan dan alat adalah bersifat kontinu, bahwa tujuan dapat menjadi alat
untuk tujuan yang lebih lanjut sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat.
vi
manusia, sesuai dengan sifat hakikat dan ciri-ciri kemanusiannya dan pendidikan formal di sekolah
hanya bagian kecil saja dari padanya. Tetapi merupakan inti dan bisa lepas kaitannya dengan proses
pendidikan secara keseluruhannya.
Dengan pengertian pendidikan yang luas, berarti bahwa masalah
kependidikan pun mempunyai ruang lingkup yang luas pula, yang menyangkut seluruh aspek hidup
dan kehidupan manusia. Memang diantara permasalahan kependidikan tersebut terdapat masalah
pendidikan yang sederhana yang menyangkut praktek dan pelaksanaan sehari-hari, tetapi banyak pula
pula diantaranya yang menyangkut masalah yang bersifat mendasar dan mendalam, sehingga
memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dalam memecahkannya. Bahkan pendidikan juga menghadapi
persoalan-persoalan yang tidak mungkin terjawab dengan menggunakan analisa ilmiah semata-mata,
tetapi memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa masalah kependidikan yang memerlukan analisa filsafat dalam memahami
dan memecahkannya, antara lain:
1. Masalah kependidikan pertama yang mendasar adalah tentang apakah hakikat pendidikan itu.
Mengapa pendidikan itu harus ada pada manusia dan merupakan hakikat hidup manusia itu. Dan
bagaimana hubungan antara pendidikan dengan hidup dan kehidupan manusia. Apakah
pendidikan itu berguna untuk membawa kepribadian manusia,apakah potensi hereditas yang
menentukan kepribadian manusia itu, atau faktor -faktor yang berasal dari luar/lingkungan dan
pendidikan. Mengapa anak yang mempunyai potensi hereditas yang tidak baik, walaupun
mendapatkan pendidikan dan lingkungan yang baik, tetap tidak berkembang.
2. Apakah sebenarnya tujuan pendidikan itu. Apakah pendidikan itu untuk individu, atau untuk
kepentingan masayarakat. Apakah pendidikan dipusatkan untuk membina kepribadian manusia
ataukah untuk pembinaan masyarakat. Apakah pembinaan manusia itu semata-mata unuk dan
demi kehidupan riel dan materil di dunia ini, ataukah untuk kehidupan kelak di akhirat yang
kekal. Masalah-masalah tersebut merupakan sebagian dari contoh-contoh problematika
pendidikan, yang dalam pemecahannya memerlukan usaha-usaha pemikiran yang mendalam dan
sistematis, atau analisa filsafat.
Dalam memecahkan masalah-masalah tersebut. analisa filsafat menggunakan berbagai
macam pendekatan yang sesuai dengan permasalahannya. Diantara pendekatan (approach) yang
digunakan antara lain:
1. Pendekatan secara spekulatif, yang disebut juga sebagai cara pendekatan reflektif, berarti
memikirkan, mempertimbangkan, juga membayangkan dan menggambarkan.
2. Pendekatan normatif, artinya nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan dijunjung tinggi
dalam hidup dan kehidupan manusia.
3. Pendekatan analisa konsep, artinya pengertian atau tangkapan seseorang terhadap sesuatu objek.
Setiap orang mempunyai pengertian atau tangkapan yang berbeda-beda mengenai yang sama,
tergantung pada perhatian, keahlian dan kecendrungan masing-masing.
4. Analisa ilmiah terhadap realitas kehidupan sekarang yang actual (scientific analysis of current
life) pendekatan ini sasarannya adalah masalah-masalah kependidikan yang actual, yang menjadi
problem masa kini, dengan menggunakan metode ilmiah dapat di diskripsikan dan kemudian di
pahami permasalahan-permasalahan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat dan dalam
proses pendidikan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan.
4. Pendekatan Pendekatan Filsafat
Pendekatan-Pendekatan dalam Filsafat
vii
Ketika mendengar istilah filsafat maka yang terbayangkan dalam benak pikiran adalah ibarat
“moster” yang seram dimana kita akan kesulitan dalam mengerti, memahami, filsafat itu
sendiri. Filsafat dari sini melahirkan mitos-mitos dalam seputarnya, seperti kita jangan terlalu
serius dalam belajar filsafat. Bila orang tidak kuat, jangan-jangan otak kita akan menjadi gila.
Jika kita mau melihat sebenarnya filsafat merupakan lahir dari kehidupan sehar-hari dan kita
melaluinya. Mitos tentang filsafat tersebut tersebar di orang awam. Tetapi, sebagaian
agamawan pun, mengatakan agamawan dikarenakan orang agamawan dalam pemikirannya
cenderung menerima kebenaran secara multak. Tetapi itu akan berlainan jika kita melihat
dari pemikiran kaum filosof ia menerima kebenaran yang bersifat tidak mutlak, dikarenakan
pola pemikirannya yang bersifat induktif. Filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan,
dikarenakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari esensinya.
Bagi seorang pemula, memasuki dunia filsafat bebarti memasuki ranah dunia yang begitu
mempesona sekaligus menantang dengan puluhan filosof dengan pemikirannya masing-
masing. Untuk menyelami maka diperlukan bagaiman cara mendekati filsafat dan bagaimana
cara masuk untuk mempelajarinya.
Pertama adalah pendekatan secara historis dengan berbagai variasinya. Metode ini dipandang
baik bagi para pemula, dalam pendekatan ini pemikiran para filusuf terpenting dan latar
belakang mereka dipelajarai secara kronologis. Secara sederhana dalam sejarahnya filsafat
terbagi menjadi tiga zaman nyaitu Yunani Kuno, pertengahan dan modern. Kedua adalah
pendekatan metodologis cara ini memahami filsafat adalah kita berfilsafat. Dalam
pendekatan ini, berbagai macam metode filsafat ditimbang-timbang dan metode tersebut
dipandang terbaik untuk melakukan filsafat. Ketiga adalah pendekatan analisis dalam
pendekatan ini dalam mempelajari filsafat kita menjelaskan unsusr-unsur dari filsafat dan
dalam pendekatan ini unsur filsafat dijelaskan dengan sejelas-jelasnya. Keempat adalah
pendekatan eksistensial dalam pendekatan ini memperkenalkan jalan hidup filosofis tanpa
terbelenggu oleh sistematikanya. Pendekatan ini tema-tema pokok filsafat dialami dengan
harapan memperoleh gamabaran filasafat secara keseluruhan.
Menurut Donny Gahral Adian (2002), terdapat empat pendekatan dalam melihat/memahami
filsafat yaitu:
A. Pendekatan Definisi. Dalam pendekatan ini filsafat dicoba difahami melalui berbagai
definisi yang dikemukakan oleh para akhli, dan dalam hubungan ini penelusuran asal kata
menjadi penting, mengingat kata filsafat itu sendiri pada dasarnya merupakan
kristalisasi/representasi dari konsep-konsep yang terdapat dalam definisi itu sendiri, sehingga
pemahaman atas kata filsafat itu sendiri akan sangat membantu dalam memahami definisi
filsafat.
viii
B. Pendekatan Sistimatika. Objek material Filsafat adalah serwa yang ada dengan berbagai
variasi substansi dan tingkatan. Objek material ini bisa ditelaah dari berbagai sudut sesuai
dengan fokus keterangan yang diinginkan. Variasi fokus telaahan yang mengacu pada objek
formal melahirkan berbagai bidang kajian dalam filsafat yang menggambarkan sistimatika,
C. Pendekatan Tokoh. Pada umumnya para filsuf jarang membahas secara tuntas seluruh
wilayah filsafat, seorang filsuf biasanya mempunyai fokus utama dalam pemikiran
filsafatnya. Dalam pendekatan ini seseorang mencoba mendalami filsafat melalui penelaahan
pada pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh para Filsuf, yang terkadang mempunyai
kekhasan tersendiri, sehingga membentuk suatu aliran filsafat tertentu, oleh karena itu
pendekatan tokoh juga dapat dikelompokan sebagai pendekatan Aliran, meskipun tidak
semua Filsuf memiliki aliran tersendiri.
D. Pendekatan Sejarah. Pendekatan ini berusaha memahami filsafat dengan melihat aspek
sejarah dan perkembangan pemikiran filsafat dari waktu ke waktu dengan melihat
kecenderungan-kecenderungan umum sesuai dengan semangat zamannya, kemudian
dilakukan periodisasi untuk melihat perkembangan pemikiran filsafat secara kronologis.
Dari pendekatan-pendekatan tersebut di atas, nampak sekali bahwa untuk memahami filsafat
seseorang dapat memasukinya melalui empat pintu, namun demikian bagi pemula, pintu-
pintu tersebut harus dilalui secara terurut, mengingat pintu pendekatan Tokoh dan
pendekatan Historis perlu didasari dengan pemahaman awal tentang filsafat yang dapat
diperoleh melalui pintu pendekatan definisi dan pendekatan sistematika.
A. Pendekatan Sinoptik
ix
pandangan, dan thesa berarti pendirian.Jadi pengertian sinoptik adalah memadukan pandangan secara
keseluruhan, sehingga membentuk suatu sistem pemikiran tertentu secara utuh.
Ilmu Pendidikan menganalisa persoalan-persoalan pendidikan dengan jalan menganalisis
permasalahan sedetail mungkin sehingga menemukan unsur -unsurnya yang terkecil; setelah mengamati
secara empirik karakteristik unsurunsur itu, maka dicari kesimpulan yang berlaku umum, yaitu yang
berlaku pada semua bagian (unsur) tersebut.Sejarah pendidikan sebagai ilmu pendidikan historis, meneliti
obyeknya dan berusaha memberikan deskripsi peristiwa sejarah pendidikan secara individual. Di lain
pihak filsafat mendekati masalah pendidikan secara sinoptik atau komprehensif. Sinoptik mempunyai
pengertian memadukan pandangan, yaitu dari sin = bersama atau memadukan, dan optik = penglihatan,
pandangan, dan thesa berarti pendirian. Jadi pengertian sinoptik adalah memadukan pandangan secara
keseluruhan, sehingga membentuk suatu sistem pemikiran tertentu secara utuh. Proses berfikir filsafati
juga bisa dengan model sinthetik, yaitu memadukan keseluruhan pendirian menjadi suatu sistem
pemikiran yang utuh. Bila ilmu pendidikan menganalisa, maka filsafat mensintesa.Alat yang menyatukan
dalam prosesberfikir sintetis itu ialah pendirian filsafi, yaitu apabila filsafat itu menjawab masalah-
masalah filsafat seperti apakah manusia itu, apakah hidup itu, apakah materi itu, apakah sebenarnya
kenyataan itu dan sebagainya.
Pendekatan sinoptik itu didasarkan pada ciri filsafat yang memandang dunia (universe) secara
komprehensif, berbeda dengan ilmu yang mencoba memahami suatu bagian dari lingkungan kita.Tiap-
tiap ilmu memperhatikan salah satu bidang kehidupan manusia.Bidang kehidupan yang diteliti oleh ilmu
disebut obyek ilmu.Misalnya obyek kajian ilmu pendidikan (pedagogik) adalah situasi pendidikan, yaitu
hubungan antara pendidik dengan anak didik ketika pendidik dengan sengaja berusaha membantu anak
didik itu dalam perkembangannya ke arah kedewasaan.
Kajian filsafat pendidikan terhadap empirik pendidikan, adalah berupaya untuk memahami dan
merenungkan bukan hanya hakekat situasi pendidikan, melainkan keseluruhan masalah pendidikan baik
mikro maupun ,makro. Selain itu filsafat pendidikan menguji pemahamannya tentang apakah mendidik
itu dengan kriteria yang bersumber dari pendirian-pendirian filsafi tentang hakekat manusia, hakekat
hidup, tubuh-jiwa, dan sebagainya.Pendekatan sinoptik juga berupaya merenungkan secara spekulatif
mengenai persoalan-persoalan pendidikan itu.Berfikir secara spekulatif mengandung makna bahwa
pendidikan membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang disusun berdasar pada aturan, berfikir yang
ketat, sehingga hasil pemikiran spekulatif haruslah merupakan suatu pemikiran yang logis. Demikian
pula, pemikiran spekulatif membutuhkan kemampuan antisipasi tinggi untuk mengetahui lebih dahulu apa
yang akan terjadi. Berpikir spekulatif menuntut bukan hanya segi pengetahuan, tetapi terutama kepekaan
untuk menghayati persoalan pendidikan.Dengan demikian, pendekatan filsafi membantu memecahkan
persoalan pendidikan tidak hanya secara rasional, tetapi juga secara artistik.Prinsip ini cocok dengan
pandangan bahwa mendidik itu adalah seni.Namun pendidikan juga membutuhkan pendekatan ilmiah,
untuk memahami gejala empirik pendidikan dapat diprediksi keberhasilannya, agar tindakan mendidik
lebih efektif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan masyarakatnya.
B. Pendekatan Normatif
x
Pendekatan filsafat terhadap pendidikan tidak bersifat deskriptif seperti ilnu, melainkan bersifat
normatif. Pendekatan normatif itu ialah pendekatan yang memikirkan norma yang hendak dicapai oleh
suatu pendidikan, Norma yang dimaksud disini adalah tentang tujuan pendidikan. Dengan demikian
filsafat pendidikan menunjukan jalan yang terbaik bagi pemecahan masalah pendidikan, karena filsafat
pendidikan mempelajari apa yang seharusnya terjadi.
Ilmu Pendidikan melakukan prediksi (ramalan) berdasarkan fakta pendidikan yang dikumpulkan
dengan menggunakan metode penelitian historisdokumenter, serta pengolahan data secara statistik.
Dengan cara demikian, maka ilmu pendidikan dapat meramalkan, misalnya apakah calon mahasiswa UPI
akan bertambah berapa persen pada tahun 2008 (berdasarkan angka-angka selama 10 tahun), angka
tentang kekurangan guru, penghargaan masyarakat terhadap profesi guru, dan sebagainya.
Tugas filsafat pendidikan, adalah merumuskan tujuan pendidikan yang berlaku secara nasional
untuk jangka waktu yang sangat panjang, maupun dalam jangka waktu tertentu. Dalam tujuan pendidikan
inilah norma-norma kehidupan dirumuskan baik secara tersurat maupun tersirat, sehingga tujuan
pendidikan yang akan dicapai memuat cita-cita hidup yang baik yang diinginkan oleh masyarakat.
Mengingat pentingnya norma dalam pendidikan, timbul pertanyaan dari mana norma itu ?Apa sumber
norma dalam pendidikan itu? Sumber pertama, ialah falsafah yang tertulis dalam buku-buku besar seperti
kitab suci, buku filsafat, buku kesusasteraan, Undang-Undang Dasar, dan sebagainya.Sumber kedua ialah
normas-norma yang tidak tertulis tetapi diketahui oleh masyarakat dalam praktek kehidupan sehari-hari,
misalnya tujuan hidup, nilainilai tradisi yang baik, hal-hal yang dianggap baik, benar dan indah, dan
sebagainya, yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat tertentu.Pendekatan filsafi secara normatif
menuntut agar filsafat pendidikan menurunkan prinsip-prinsip atau pendirian-pendirian yang telah
direnungkan oleh para filsuf, sehingga menjadi tujuan pendidikan yang terperinci dan tersusun secara
sistematris.
Pendekatan filsafi secara normatif juga menuntut agar filsafat pendidikan mem- bukakan dirinya
terhadap penemuan ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu lain seperti sosiologi, psikologi, antropologi,
ekonomi, administrasi, dan juga ilmu politik, untuk memikirkan penemuan-penemuan ilmu-ilmu tersebut
dalam bidang norma-norma yang terdapat dalam masyarakat. Hasil pemikiran filsafat tentang norma-
norma yang sedang berlaku dalam masyarakat tertentu itu, akan merupakan falsafah pendidikan yang
relevan dengan tingkat perkembangan spiritual masyarakat. Dari falsafah pendidikan yang bersumber dari
fakta empirik yang sebenarnya itu, maka dapat dirumuskan tujuan pendidikan yang relevan dengan
kebutuhan nyata dalam suatu masyarakat.
xi
ternyata ada batas yang menjadi wilayah gaya tarik bumi. Pada jarak dan batas atmosfir tertentu, benda
tidak bisa jatuh ke bumi.Namun temuan ini merupakan revolusi dalam bidang ilmu, sehingga banyak
teori-teori fisika yang berkiblat pada teori ini.
Pendekatan filsafi yang sifatnya kritis radikal sangat dibutuhkan oleh teori dan praktek pendidikan.
Pendekatan ini penting karena sistem pendidikan yang kuat perlu diuji bukan hanya hukum-hukum atau
teori-teori yang akan diterapkan dalam proses pendidikan itu, melainkan terutama asumsi dasar yang
menjadi landasan dari hukum atau teori pendidikan itu. Jika hukum maupun asumsi dasar itu telah diuji
secara teliti, maka dapat diharapkan kita telah mempunyai konsepsi pendidikan yang baik. Walaupun
demikian, konsepsi pendidikan yang baik atau benar secara logika dan norma, belum tentu dapat
menjamin terlaksananya praktek pendidikan yang baik pula. Konsepsi pendidikan yang baik dan benar
menuntut para pelaksana pendidikan yang cakap, terampil, dan mempunyai sikap profesional menjadi
guru/pendidik.
Berdasarkan tiga pendekatan filsafat terhadap pendidikan, maka filsafat pendidikan memegang
peranan penting baik untuk membina perkembangan ilmu pendidikan maupun untuk praktek pendidikan.
Demikian pula, filsafat pendidikan merupakan titik sentral daripada keseluruhan proses pendidikan, dan
filsafat pendidikan merupakan awal dan akhir dari perenungan dan penelitian pendidikan, yaitu bahwa
semua persoalan dankeraguan tentang pendidikan dapat dicari prinsip-prinsip penyelesaiannya pada
filsafat pendidikan.
xii
yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori- teori dan pandangan-
pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh fillosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta
diwarnai oleh pandangan dan airan filsafat yang dianutnya.
b. Filsafat, juga berpungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh
para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai
relevansi dengan kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat
pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai
dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu,
adalah merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya
sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan
menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan
dalammemilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu jugamerevisi teori pendidikan
tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
c. Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau
paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat
pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejalagejalan
kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu
masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-
data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori
pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (pedagogik).
Di samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori pendidikan, juga terdapat
hubungan yang bersifat suplementer,sebagai berikut :
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat hakikat
manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education) yang meliputi
politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan
pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat
dan Negara.
Definisi di atas merangkum dua cabang ilmu pendidikan yaitu, filsafat pendidikan dan system atau
teori pendidikan, dan hubungan antara keduanya adalah bahwa yang satu “supplemen” terhadap yang
lain dan keduanya diperlukan oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar di
bidang studi tertentu”
xiii
BAB III
PENUTUPAN
xiv
A. KESIMPULAN
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan.Filsafat pendidikan adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek
pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa “Pancasila”
yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita
bangsa dan negara Indonesia.
Di dalam filsafat pendidikan ada tiga pendekatan filsafat pendidikan yakni pendekatan sinoptik,
normatif, dan kritis radikal. Dimana pendekatan sinoptik adalah memadukan pandangan secara
keseluruhan, sehingga membentuk suatu sistem pemikiran tertentu secara utuh. Sedangkan pendekatan
normatif ialah pendekatan yang memikirkan secara mendalam norma yang seharusnya di capai
pendidikan, Dan pendekatan krisis radikal adalah pendekatan ilmiah yang selalu didasarkan pada satu
atau beberapa asumsi dasar.
Filsafat pendidikan memegang peranan penting baik untuk membina perkembangan ilmu
pendidikan maupun untuk praktek pendidikan. Demikian pula, filsafat pendidikan merupakan titik sentral
daripada keseluruhan proses pendidikan, dan filsafat pendidikan merupakan awal dan akhir dari
perenungan dan penelitian pendidikan, yaitu bahwa semua persoalan dan keraguan tentang pendidikan
dapat dicari prinsip-prinsip penyelesaiannya pada filsafat pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan melalui UU no. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, yaitu:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
B. SARAN
Tujuan pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi tercapainya suatu pendidikan,
karena dengan tujuan pendidikan maka pendidikan tersebut akan jelas arahnya, Jadi kita sebagai pendidik
harus mengetahui tujuan pendidikan agar proses pendidikan bisa terarah sesuai dan tujuan pendidikan
tersebut bisa tercapai secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
James gibril, introduction to philoshopy of education, Allyn & Bacon Inc., Boston.19697
xv
Aditya Chandra, 2012, Filsafat dan teori pendidikan, dalam
http://pendidikanadministrasi.blogspot.com/2012/01/filsafat-dan-teori-pendidikan.html
Ruper c lodge, philoshopy of education, Harer & Brother, New York: 1974
Suyitno,Y.2009. LandasanFilosofisPendidikan.
[Tersedia Online: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-
Y._SUYITNO/LANDASAN_FILOSOFIS_PENDIDIKAN_DASAR.pdf ]
Suyitno,Y.2009. LandasanFilosofisPendidikan.
[Tersedia Online: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-
Y._SUYITNO/LANDASAN_FILOSOFIS_PENDIDIKAN_DASAR.pdf ]
Suyitno,Y.2009. LandasanFilosofisPendidikan.
[Tersedia Online: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-
Y._SUYITNO/LANDASAN_FILOSOFIS_PENDIDIKAN_DASAR.pdf ]
xvi