Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MENURUT PARA AHLI


DAN KARAKTERISTIKNYA
Perkembangan Peserta Didik
Yang dibina oleh Ibu Dra.Tri Murti, S.Pd, M.Pd

Oleh Kelompok 4:
Ayu Sariningtyas (190151602521)
Dhea Prisca I.A. (190151602446)
Eka Denadya A (190151602598)

Offering F9

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan dan tercurahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinga penulis mampu untuk
menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas matakuliah Perkembangan Peserta
Didik dengan judul “Tahap-tahap Perkembangan Menurut Para Ahli dan
Karakteristiknya”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu matakuliah Konsep Dasar
Pendidikan dan Kewarganegaraan kami yaitu Ibu Dra.Tri Murti, S.Pd, M.Pd. yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih.

Blitar, 03 Februari 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Pengertian Fase Perkembangan..................................................................................2
B. Tahap-tahap Perkembangan Menurut Para Ahli.........................................................2
C. Karakteristik Tahap Perkembangan............................................................................6
BAB III................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................12
A. Kesimpulan...............................................................................................................12
B. Saran.........................................................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan
orang lainuntuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam
perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan
saling berpengaruh antarsesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi. Dengan
mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan
proses sosialisasi peserta didik.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta
didik baikdalam naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah
perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan pernah
berjalan dengan lancar.
Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap individu,
perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan
kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta
sistematis di dalam diri manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud fase perkembangan?
2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan menurut para ahli?
3. Bagaimana karakteristik tahap perkembangan?
C. Tujuan
1. Mengetahui maksud fase perkembangan
2. Mengetahui tahap-tahap perkembangan menurut para ahli
3. Mengetahui karakteristik tahap-tahap perkembangan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fase Perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah laku
tertentu.
B. Tahap-tahap Perkembangan Menurut Para Ahli
Mengenai masalah pembabakan atau periodesasi perkembangan, para ahli berbeda
pendapat. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis dan psikologis.
1. Tahap Perkembangan Berasarkan Analisis Biologis
Yusuf (2011;20-21) menjelaskan tahap perkembangan berdasarkan analisis
biologis yaitu psikologi perkembangan yang pembahasannya berdasarkan pada
kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak, karena pertumbuhan biologis ikut
berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak. Sekelompok ahli
menentukan pembabakan itu suatu perkembangan berdasarkan keadaan atau proses
pertumbuhan tertentu. Pendapat para ahli tersebut di antaranya sebagai berikut:
a). Aristoteles
Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai
dewasa itu ke dalam tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya tujuh tahun,
yaitu:
 Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa
bermain).
 Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah
rendah).
 Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja atau pubertas,
masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).
Penahapan ini didasarkann pada gejala dalam perkembangan fisik
(jasmani). Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II
dibatasi oleh pergantian gigi, antara tahap II dan tahap III ditandai dengan
mulai berfungsinya organ-organ seksual.
b). Kretscmer
Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu
melewati empat tahapan yaitu:
2
 Tahap I : dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; Fullungs (pengisian)
periode I; pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
 Tahap II : dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 tahun; Streckungs
(rentangan) periode I, pada periode ini anak kelihatan
langsing (memanjang atau meninggi)
 Tahap III : dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; Fullungs
periode II; pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk
kembali.
 Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun;
Streckungs periode II; pada periode ini anak kembali
kelihatan langsing.
c). Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu,
yakni sebagai berikut:
 Tahap I : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai
proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari. Pada periode ini
terjadi perkembangan fisiologis yang sangat cepat yaitu pertumbuhan
seluruh tubuh secara utuh.
 Tahap II : Infacy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
Periode neonatus adalah masa bayi yang baru lahir. Masa ini terhitung
mulai 0 sampai dengan 14 hari. Pada periode ini bayi mengadakan
adaptasi terhadap lingkungan yang sama sekali baru untuk bayi tersebut
yaitu lingkungan di luar rahim ibu.
 Tahap III : Babyhood (bayi), mulai 2 minggu samapi usia 2 tahun.
Pada masa ini bayi belajar mengendalikan ototnya sendiri sampai bayi
tersebut mempunyai keinginan untuk mandiri.
 Tahap IV : Chilhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa
remaja (puber). Masa kanak-kanak terdiri dari 2 bagian yaitu masa
kanak-kanak dini dan akhir masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak dini
adalah masa anak berusia 2 sampai 6 tahun, masa ini disebut juga masa
pra sekolah yaitu masa anak menyesuaikan diri secara sosial. Akhir
masa kanak-kanak adalah anak usia 6 sampai 13 tahun, biasa disebut
sebagai usia sekolah.

3
 Tahap V : Adolensence/puberty, mulai usia 11 tahun atau 13 tahun
sampai usia 21 tahun. a). Pre Adolensence, pada umunya wanita usia
11-13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari itu; b). Early Adolesence,
pada usia 16-17 tahun; c). Late Adolosence, masa perkembangan yang
terakhir sampai masa usia kuliah di perguruan tinggi. Masa puber
adalah masa anak berusia 11 sampai 16 tahun. Masa ini termasuk
periode yang tumpang tindih karena merupakan 2 tahun masa kanak-
kanak akhir dan 2 tahun masa awal remaja. Secara fisik tubuh anak
pada periode ini berubah menjadi tubuh orang dewasa.
(Hurlock,1993:37)
2. Tahap Perkembangan Berasarkan Didaktis

Yusuf (2011;20-21) menjelskan tahap berdasarkan didaktis dalam kamus besar


bahasa Indonesia adalah bersifat mendidik, yang artinya psikologi perkembangan
yang pembahasan periodesasinya berdasarkan segi keperluan atau materi yang tepat
diberikan kepada anak didik pada masa - masa tertentu. Dasar didaktisatau
intruksional yang dipergunakan oleh para ahli ada beberapa kemungkinan: (1) Apa
yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu? (2) Bagaimana
caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar kepada anak didik pada
masa-masa tertentu? (3) Kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan. Yang
dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau intruksional
antara lain pendapat Comenius dan pendapat Rosseau.
a). Comenius.
Dipandang dari segi pendidikan, pendikan yang lengkap bagi seseorang itu
berlangsung dalam emapat jenjang yaitu 1) Sekolah ibu (scola materna),
untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun, 2) Sekolah bahasa ibu (scola
vernaculan), untuk anak-anak usia 6,0 tahun sampai 12,0 tahun, 3) Sekolah
latin (scola latina), untuk remaja usia 12,0 tahun sampai 18,0 tahun, 4)
Sekolah Akademi (academica), untuk pemuda-pemudi usia 18,0 tahun
sampai 24,0 tahun. Pada setiap sekolah tersebut harus diberikan bahan
pengajaran (bahan pendidikan) yang sesuai dengan perkembangan anak
didik, dan harus dipergunakan metode penyampaian yang sesuai dengan
perkembangannya.

4
b). Rosseau
Penahapan perkembangan menurut Rosseau adalah sebagai berikut.
 Tahap I : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan
 Tahap II : 2,0 sampai 12,0 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan
panca indra
 Tahap III : 12,0 sampai 15,0 tahun, periode pendidikan akal
 Tahap IV : 15,0 sampai tahun, periode pendidikan watak dan
pendidikan agama
3. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis
Yusuf (2011;22-23) menjelaskan tahap perkembangan berdasarkan
psikologis yaitu psikologi perkembangan yang membahas gejala perkembangan
jiwa anak dari sudut pandang psikologis (masalah kejiwaan dalam kedudukan yang
murni). Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam
menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman,-pengalaman psikologis
mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa
perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain dalam perkembangannya. Dalam
hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada umumnya individu
mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat dilukiskan
sebagai proses evolusi, maka pada masa kegoncaangan itu evolusi berubah menjadi
revolusi.
Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh semua orang, karena itu, dapat
digunakan sebagai ancar-ancar perpindahan dari masa yang satu ke masa yang lain
dalam proses perkembangan. Selama masa perkembangan pada umumnya individu
mengalami masa kegoncangan dua kali, yaitu 1) pada kira-kira tahun ketiga atau
keempat, dan 2) pada permualaan masa pubertas.
Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat
digambarkan melewati tiga periode atau masa, yaitu: 1) dari lahir sampai masa
kegoncangan pertama (tahun ketiga atau keempat yang biasa disebut masa kanak-
kanak), 2) dari masa kegoncangan pertama sampai pada masa kegoncangan kedua
yang biasa disebut keserasian bersekolah, dan 3) dari masa kegoncangan kedua
sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa kematangan. Fase pembagian
psikologi perkembangan berdasarkan psikologis menurut Oswald Kroh secara
ringkas terbagi menjadi:

5
• masa kanak-kanak umur 0 sampai 4 tahun
• masa keserasian sekolah umur 4 sampai 17 tahun
• masa kematangan atau remaja umur 17 sampai 21 tahun.
C. Karakteristik Tahap Perkembangan
Yusuf (2011;23-27) mengataka dalam hubungannya dengan proses belajar –
mengajar (pendidikan), tahapan perkembangan yang dipergunakan sebaiknya bersifat
elektif maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk
meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubunga yang erat. Dalam hubungannya
dengan prose belajar-mengajar (pendidikan), penahapan perkembangan yang dipergunakan
sebaiknya bersifat elektif, maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja tetapi bersifat
luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan yang erat.
Berdasarkan pendirian tersebut, perkembangan individu sejak lahir sampai masa
kematangan itu dapat digambarkan melewati fase-fase berikut:
 Masa usia pra sekolah : 0.0 sampai 6,0 tahun
 Masa usia sekolah dasar : 6,0 sampai 12,0 tahun
 Masa usia sekolah menengah : 12,0 sampai 18,0 tahun
 Masa usia mahasiswa : 18,0 saampai 24,0 tahun
a. Masa Usia Prasekolah
Pada masa usia prasekolah ini dapat diperinci lagi menjadi dua masa, yaitu
masa vital dan masa estetika,
1) Masa vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud
menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu ini sebagai masa oral
(mulut) karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Anak
memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya, tidaklah karena mulut
merupakan sumber kenikmatan utama tetapi karena waktu itu mulut merupakan
alat untuk melakukan eksplorasi (penelitian) dan belajar. (Hurlock, 1999).
Pada tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan anak akan
mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya saja, kemudian
ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada tahun kedua ini umumnya
terjadi pembiasaan terhadap kebersihan (kesehatan). Melalui latihan kebersihan
ini, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang

6
datang dari dalam dirinya (umpamanya buang air kecil dan air besar). (Hurlock,
1999).
2) Masa estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan.
Kata estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini perkembangan anak yang
terutama adalah fungsi panca indranya. Kegiatan eksploitasi dan belajar anak
juga terutama menggunkan panca indra. Pada masa ini, indra masih peka,
karena Montesori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk melatih
panca indranya. Dalam masa ini munculah gejala kenakalan, memiliki
kehendak yang tidak dapat ditahan, dan melanggar apa yang dilarang atau tidak
mengerjakan yang seharusnya dilakukan. Hal demikian bukan karena dia keras
kepala, melainkan hanya ingin mengalami dan menyaksikan akibatnya. Anak-
anak sangat tertarik kepada gambar-gambar teristimewa yang berwarna, lagu-
lagu dan suara, pada umumnya, cerita-cerita tentang apapun juga. Masa ini
dinamakan “gevoelige periode” oleh Montessori. (Yusuf, 2001: 69).
Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa,
paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan
dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat
dijelaskan antara lain : (a) Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari
berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan. (b) Mempelajari
ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati,
meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda
ke mulutnya. (c) Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah
siap melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif
dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non
verbal bayi. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan
modal penting bagi anak untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya.
Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa
sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat.
Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :
a. Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia
memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar
biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa saja
yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar

7
anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang
usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
b. Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan
berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas
maknanya.
c. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain
dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
d. Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak
didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi
bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
Pada masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau
masa keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk
sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan
oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah
matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara
relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada sebelum dan sesudahnya hal ini
disebabkan karena pada masa usia sekolah dasar anak cenderung lebih aktif dan
mengingat apa yang disampaikan oleh pengajar sehingga anak lebih mudah dididik
dari pada sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi 2 fase, yaitu:
1) Masa kelas rendah di sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9
atau 10 tahun. Beberapa karakteristik anak-anak pada masa ini antara lain
seperti berikut.
(a) Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan
prestasi ( apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh)
(b) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional
(c) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri)
(d) Suka membanding-bandingkan dirnya dengan anak yang lain.
(e) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak
penting
(f) Pada masa ini (terutama usia 6,0 sampai dengan 8,0 tahun ) anak
menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

8
(g) Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan
berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot
kecil maupun besar.
(h) Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami
pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam
batas-batas tertentu.
(i) Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa
ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat
dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
2) Masa kelas tinggi disekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai umur
12,0 atau 13,0 tahun. Beberapa karakteristik khas ank-anak pada masa ini ialah:
(a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis
(b) Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
(c) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran
khusus yang menurut para ahli menggunkan teori faktor menafsirkan
sebagai munculnya factor-faktor ( bakat-bakat khusus)
(d) Kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang
dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
Selepas umur ini pada umumnya anak meghadapi tugas-tugasnya dengan
bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya
(e) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang
tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolahnya
(f) Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak
tidak lagi terikat pada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah
ada), mereka membuat peraturan sendiri.
(g) Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi
kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian.
Artinya anak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan
induktif.

9
(h) Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas
orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu
bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya.
(i) Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang
melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.
(j) Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai
bagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf
pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan
hasil.
Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa yang biasanya
disebut koeral . berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak
masa koera ini dapat diringkas dalam dua hal, yaitu:
a. Ditunjukan untuk berekuasa : sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak
poeral ditunjukan untuk berkuasa ; apa yang diidamkannya adalah si kuat,
si jujur, si juara , dan sebagainya
b. Ekstraversi : berorientasi keluar dirinya ; misalnya, untuk mencari teman
sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini
membutuhkan kelompok-kelompok sebaya. Pada mereka dorongan
bersaing besar sekali, karena itu masa ini sering diberi cirri sebagai masa “
competitive socialization”.
Suatu hal penting pada masa ini ialah sikap anak terhadap oktoritas
(kekuasaan), khususnya otoritas orang tua dan guru. Anak-anak poeral
menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar. Justru
karena hal tersebut, anak-anak mengharapkan adanya pihak orang tua dan guru
serta pemegang otoritas orang dewasa yang lain.
c. Masa Usia Sekolah Menegah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan
peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang
dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu:
1) Masa praremaja (remaja awal)
Masa remaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa
ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga sering kali masa ini
disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja,

10
pesimistik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negatif tersebut dapat
diringkas, yaitu a) negatif dalam prestasi, naik prestasi jasmani maupun prestasi
mental; dan b) negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam
masyarakat (negatif positif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat
(negatif aktif). Contoh tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman
sebaya, tampak dan merasa ingin bebas, tampak dan memang lebih banyak
memperhatikan keadaan tubuhnya dan  mulai berpikir yang khayal (abstrak).
2) Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup,
kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman
yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa
mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas di junjung tinggi dan dipuja-
puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan) yaitu
sebagai gejala remaja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup itu
dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuah nilai-
nilai kehidupan tersebut adalah pertama, karena tiadanya pedoman, si remaja
merindukan sesuatu yang dianggap bernilai pantas di puja walaupun sesuatu yang
dipujanya belum mempunya bentuk tertentu, bahkan sering kali remaja hanya
mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang
diinginkannya. Kedua, objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-
pribadi yang di pandang mendukung nilai-nilai tertentu (jadi personifikasi nilai-
nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru sedangkan pada anak perempuan
kebanyakan pasif, mengagumi, dan memuja dalam khayalan. Contoh tampak dan
ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada
lawan jenis, timbul perasaan cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan
berfikir abstrak.
3) Masa remaja akhir
Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah
tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembanagan
masa remaja yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam
masa dewasa. Contoh menampakkan pengungkapan kebebasan diri, dalam mencari
teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap

11
dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta, dan memiliki kemampuan berpikir
khayal atau abstrak.
d. Masa Usia Kemahasiswaan
Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0 samapai 25,0 tahun.
Mereka dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau
dewasa madya. Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembanagan pada usia
mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah laku
tertentu. Mengenai masalah pembabakan atau periodesasi perkembangan, para ahli
berbeda pendapat. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besarnya dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis dan psikologis.
Berdasarkan analisis biologis ada beberapa ahli yang berpendapat diantaranya
Aristoteles, Kretscmer dan Elizabeth Hurlock. Berdasarkan didaktis terdapat beberapa ahli
yaitu Comenius dan Rosseau. Sedangkan berdasarkan psikologis ahli yang berpendapat
adalah Oswald Kroh.
Kriteria tahap perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan itu
dapat digambarkan melewati fase-fase masa usia pra sekolah, masa usia sekolah dasar,
masa usia sekolah menengah, dan masa usia mahasiswa dimana setiap fase tersebut
memiliki kriteria yang berbeda-beda.
B. Saran
Pendidik perlu mengetahui fase-fase perkembangan pada anak didiknya. Setiap
fase tersebut memiliki tahap-tahap dan kriteria tersendiri yang berbeda-beda. Untuk itu
pendidik perlu paham tahap dan kriteria tersebut agar mampu menyikapi setiap gejala yang
dialami peserta didik dan mampu mengendalikannya tanpa membuat peserta didik
tertekan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Haruna, Dahlia. Usaha Meningkatkan Konsep Diri yang Positif. Juni 2017.
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/ALT/article/view/322 (accessed Februari
19, 2020).

Hurlock, E. B. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1993.

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2011.

14
LAMPIRAN

a. Pertanyaan dan Jawaban


1. Jelaskan mengapa pada masa estetik muncul gejala yang disebut gejala
kenakalan!
Jawab: Karena masa estetik dianggap sebagai masa keindahan dimana anak
melakukan eksplorasi dengan panca indranya. Akibatnya anak memiliki
kehendak yang tidak dapat ditahan, dan melanggar apa yang dilarang atau tidak
mengerjakan yang seharusnya dilakukan. Hal demikian bukan karena dia keras
kepala, melainkan hanya ingin mengalami dan menyaksikan akibatnya. (Hal:7)
2. Bagaimana bentuk pendidikan yang lengkap bagi seorang individu menurut
Comenius?
Jawab: Dipandang dari segi pendidikan, pendikan yang lengkap bagi seseorang
itu berlangsung dalam emapat jenjang yaitu 1) Sekolah ibu (scola materna),
untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun, 2) Sekolah bahasa ibu (scola
vernaculan), untuk anak-anak usia 6,0 tahun sampai 12,0 tahun, 3) Sekolah
latin (scola latina), untuk remaja usia 12,0 tahun sampai 18,0 tahun, 4) Sekolah
Akademi (academica), untuk pemuda-pemudi usia 18,0 tahun sampai 24,0
tahun. Pada setiap sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan
pendidikan) yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus
dipergunakan metode penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.
(Hal:4)
3. Mengapa pada masa keserasian bersekolah anak lebih mudah dididik daripada
sebelum dan sesudahnya?
Jawab: Pada masa keserasian bersekolah atau masa Sekolah Dasar ini secara
relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada sebelum dan sesudahnya hal ini
disebabkan karena pada masa usia sekolah dasar anak cenderung lebih aktif dan
mengingat apa yang disampaikan oleh pengajar sehingga anak lebih mudah
dididik dari pada sebelum dan sesudahnya. Telah diketahui bahwa pendidikan
sekolah dasar adalah pendidikan yang dianggap sebagai pendidikan dasar yang
akan selalu diingat hingga dewasa, untuk itu anak biasanya memiliki rasa ingin
tahu yang sangat tinggi dan menganggap ucapan guru selalu benar. Contohnya
saja, pada masa ini ketika anak dinasehati atau menasihati teman sebayanya ia

15
akan mengatakan sesuatu dengan embel-embel “kata ibu guru”. Hal ini
membuktikan bahwa pada masa ini anak lebih mudah didik. (Hal:8)
4. Bagaimana proses terbentuknya pendirian atau penemuan nilai-nilai kehidupan
pada masa remaja madya?
Jawab: Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita
hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses
penemuah nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama, karena tiadanya
pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai pantas di puja
walaupun sesuatu yang dipujanya belum mempunya bentuk tertentu, bahkan
sering kali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi
tidak mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua, objek pemujaan itu telah
menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang di pandang mendukung nilai-
nilai tertentu (jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak laki-laki sering aktif
meniru sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan
memuja dalam khayalan. Contoh tampak dan ingin mencari identitas diri, ada
keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan
cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan berfikir abstrak. (Hal:11)
5. Mengapa masa remaja awal disebut sebagai masa negatif?
Jawab: Karena pada masa ini terjadi gejala-gejala seperti tidak tenang, kurang
suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negatif
tersebut dapat diringkas, yaitu a) negatif dalam prestasi, naik prestasi jasmani
maupun prestasi mental; dan b) negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk
menarik diri dalam masyarakat (negatif positif) maupun dalam bentuk agresif
terhadap masyarakat (negatif aktif). Contoh tampak dan memang merasa lebih
dekat dengan teman sebaya, tampak dan merasa ingin bebas, tampak dan
memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan  mulai berpikir
yang khayal (abstrak). (Hal:10)

16

Anda mungkin juga menyukai