Anda di halaman 1dari 16

KREATIVITAS DALAM BELAJAR

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

1. Amalia Choirunnisa (21104244009)


2. Fadhilatul Ummah (21104244020)
3. Poppy Lestari Amin (21104241032)
4. Putut Tri Wibowo (21104241030)
5. Ridwan Septian Nurcahyo (21104241018)

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kreativitas Dalam Belajar” ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Muhammad Nur Wangid selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan, yang
telah membimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2. Orang tua yang telah memberikan fasilitas dan dukungan kepada penulis dalam
pembuatan makalah.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan dan pengalaman sehingga kritik dan saran yang
membangun dengan senantiasa kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 12 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................... ..............................................


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
II. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
III. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kreativitas ............................................................................................... 3
B. Kreativitas Dalam Belajar ..................................................................................... 7
C. Meningkatkan Kreativitas ................................................................................... 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
B.Saran ..................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode
ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan
diskontinuitas, yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
Faktor-Faktor Yang Menunjang Kreatifitas
Faktor-faktor pendorong kreatifitas setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang
berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu
kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu
sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu,
dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam
arti kata luas (masyarakat, kebudayaan).
Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang
diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta
pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983).
Faktor penunjang kreatifitas yaitu :
• Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk
mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.
• Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat
menentukan kreatifitas berkembang.
• Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang tidak
kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.
Ciri Ciri Orang Kreatif
1. Suka Berimajinasi
Kadang kala, beberapa orang tidak menyadari bahwa orang melamun bukan benar-benar
melamun, melainkan berimajinasi. Banyak orang yang meremehkan kegiatan ini karena
dinilai menghabiskan banyak waktu.
Akan tetapi, berimajinasi dapat menjadi salah satu ciri orang kreatif. Orang yang suka
berimajinasi cenderung lebih menekankan berpikir menggunakan otak kanan dibandingkan
dengan otak kirinya.

1
Orang-orang yang suka berimajinasi dikenal sebagai pemimpi yang realistis, yang mana ia
akan dapat merealisasikan mimpinya. Namun, yang perlu digaris bawahi. Imajinasinya dalam
bentuk positif ya ..
2. Menyukai Tantangan
Bagi orang yang kreatif, tantangan bukanlah hal yang membuat mereka berhenti. Justru
tantangan akan memacu semangat mereka. Orang-orang kreatif akan memandang sebuah
tantangan sebagai suatu hal yang harus dihadapi dengan rasa optimis.
Maka, tidak heran bila banyak orang kreatif yang suka mengambil risiko. Banyak pula orang
kreatif yang mengalami kegagalan demi kegagalan. Di saat demikian, orang kreatif akan
menganggap kegagalan sebagai suatu pelajaran.
Saat mereka pada akhirnya berhasil menghadapi tantangan itu, akan muncul rasa bangga
dalam dada mereka.
3. Mudah Untuk Beradaptasi
Orang-orang kreatif dinilai sebagai individu yang mempunyai pemikiran cepat untuk
menemukan ide atau gagasan dalam rangka mengatasi masalah. Kemampuan ini membuat
mereka cepat beradaptasi di lingkungan baru.
Selain itu, kemampuannya beradaptasi akan membantu banyak pihak untuk menyelesaikan
kasus secara berkelompok. Oleh karena itu, dengan berada di dekat orang kreatif, Anda
mungkin saja akan banyak ditolong.
4. Mudah Merasa Bosan
Orang yang kreatif sangat sering berimajinasi dan memiliki sifat terbuka pada hal yang baru.
Sifat ini membuat orang-orang kreatif menjadi cepat bosan pada suatu hal dan terdorong
untuk mencoba hal atau tantangan baru di sekitarnya.
II. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Dari Kreativitas? Terutama Untuk Mahasiswa ?
2. Bagaimana Ciri Ciri Orang yang bisa dikatakan Kreativ ?

III. Tujuan Observasi


1. Menjelaskan Tentang Kreativitas Manusia
2. Menjelaskan dan memahami Ciri Ciri Orang yang Kreativ
3. Menambah Wawasan Tentang Kreativitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KREATIVITAS
Menurut kamus Webster dalam Anik Pamilu (2007:9) kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi
yang bersifat imajinatif.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:599), kreativitas adalah
kemampuan untuk mencipta, perihal berkreasi dan kekreatifan.

Menurut Supriadi dalam Yeni Rachmawati (2005:15) mengutarakan bahwa kreativitas


adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang tealah ada.
kreativitas juga dapat bermakna sebagai kreasi terbaru dan orisinil yang tercipta, sebab
kreativitas suatu proses mental yang
unik untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinil. Kreativitas merupakan
kegiatan otak yang teratur komprehensif, imajinatif menuju suatu hasil yang orisinil.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun
produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan diskontinuitas, yang
berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.

Tahapan Kreativitas
Menurut wallas, yang dikutip oleh solso, kreatif muncul dalam empat tahap yaitu sebagai
berikut ini:

Tahapan Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal yang berisikan keggiatan pengenalan masalah,
pengumbulan data informasi yang relevan dan elihat hubungan antara hiptersis dengan kaidah
yang ada, akan tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru menjajaki kemungkinan-
kemungkinan.

Tahapan Inkubasi
Masa inkubasi ini dikenal luas sebagai tahapan istirahat, masa menyimpan informasi yang
telah dikumpulakan, lalu berhenti dan juga tidak lagi memusatkan diri atau merenungkannya

Faktor Penghambat dan Pendorong Kreativitas

Kreativitas bisa berupa bakat dan minat yang dikembangkan oleh lingkungan maupun sesuatu
yang langsung didapat dari lingkungan. Sebuah kreativitas dapat berkembang dan dapat juga
tidak berkembang. Dalam mengembangkan sebuah kreativitas, seseorang dapat mengalami
hambatan, kendala, maupun rintangan yang dapat merusak daya kreatifitas seseorang.

Adapaun faktor yang menghambat kreativitas antara lain sikap negatif, takut gagal, stress
yang berlebihan, taat pada aturan, membuat asumsi, terlalu mengandalkan logika, merasa
tidak kreatif. Beberapa faktor diatas dapat menghambat kreativitas seseorang. Selain itu,
menurut Rachmawati dan Kurniati (2010)

3
Faktor yang menghambat perkembangan kreativitas antara lain:

Hambatan Diri Sendiri


Faktor diri sendiri menjadi penyebab utama penghambat kreativitas, karena dorongan dan
keinginan yang ada didalam diri seseorang menjadi kekuatan dalam berkreativitas. Faktor diri
sendiri meliputi psikologis, biologis, fisiologis, dan sosial individu.

Psikologis

Psikologis seseorang mempengaruhi perilaku kreativitas. Menurut Munandar (1999) sebuah


kebiasaan atau pembiasaan seseorang dalam kehidupan sehari-hari mempengaruhi kreativitas
orang tersebut, seperti: perkiraan harapan orang lain; kurangnya usaha dan malas, ketakutan
berpikir, mengambil resiko, dan takut diejek; ketidakberanian untuk berbeda; ketergantungan
terhadap otoritas, pola pikir orang lain, rutinitas, dan kenyamanan sangat mempengaruhi
psikologi seseorang dalam mengembangkan kreativitas.

Biologis

Kreativitas merupakan salah satu faktor biologis atau hereditas atau keturunan. Gen
kreativitas yang diwariskan oleh orang tua mempunyai faktor penting dalam mengembangkan
kreativitas. Seorang anak yang orang tuanya seorang seniman atau mempunyai kreativitas
tinggi pasti secara hereditas akan menurunkan gen tersebut kepada sang anak.

Fisiologis

Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadinya kerusakan otak yang disebabkan
oleh penyakit atau kecelakaan yang memungkinkan seseorang mengalami kelainan fisik
dapat menghambat kreativitas orang tersebut.

Sosiologis

Lingkungan sosial merupakan faktor utama dalam mengembangkan kreativitas seseorang.


Lingkungan sosial berperan penting dalam menentukan kemampuan seseorang untuk
menggunakan potensi kreatif dan mengungkapkan keunikan diri. Kemampuan kreativitas
seseorang akan terhambat ketika pemikirannya tidak diterima oleh lingkungan. Menurut
Suryani (2007), seseorang harus menentukan batas perilaku tetapi juga harus
mempertahankan motivasi intrinsik. Seseorang yang merasa dirinya diawasi dan tidak
nyaman berada pada sebuah lingkungan mengakibatkan kreativitas terhambat.

Faktor-Faktor Yang Menunjang Kreatifitas

Faktor-faktor pendorong kreatifitas setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang
berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu
kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu
sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu,
dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam
arti kata luas (masyarakat, kebudayaan).
Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang
diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta
pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983).

4
Faktor penunjang kreatifitas yaitu :

Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk


mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.

Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat
menentukan kreatifitas berkembang.

Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang tidak
kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.

Ciri Ciri Orang Kreatif


1. Suka Berimajinasi

Kadang kala, beberapa orang tidak menyadari bahwa orang melamun bukan benar-benar
melamun, melainkan berimajinasi. Banyak orang yang meremehkan kegiatan ini karena
dinilai menghabiskan banyak waktu.
Akan tetapi, berimajinasi dapat menjadi salah satu ciri orang kreatif. Orang yang suka
berimajinasi cenderung lebih menekankan berpikir menggunakan otak kanan dibandingkan
dengan otak kirinya.
Orang-orang yang suka berimajinasi dikenal sebagai pemimpi yang realistis, yang mana ia
akan dapat merealisasikan mimpinya. Namun, yang perlu digaris bawahi. Imajinasinya dalam
bentuk positif ya ..

2. Menyukai Tantangan

Bagi orang yang kreatif, tantangan bukanlah hal yang membuat mereka berhenti. Justru
tantangan akan memacu semangat mereka. Orang-orang kreatif akan memandang sebuah
tantangan sebagai suatu hal yang harus dihadapi dengan rasa optimis.
Maka, tidak heran bila banyak orang kreatif yang suka mengambil risiko. Banyak pula orang
kreatif yang mengalami kegagalan demi kegagalan. Di saat demikian, orang kreatif akan
menganggap kegagalan sebagai suatu pelajaran.
Saat mereka pada akhirnya berhasil menghadapi tantangan itu, akan muncul rasa bangga
dalam dada mereka.

5
3. Mudah Untuk Beradaptasi

Orang-orang kreatif dinilai sebagai individu yang mempunyai pemikiran cepat untuk
menemukan ide atau gagasan dalam rangka mengatasi masalah. Kemampuan ini membuat
mereka cepat beradaptasi di lingkungan baru.
Selain itu, kemampuannya beradaptasi akan membantu banyak pihak untuk menyelesaikan
kasus secara berkelompok. Oleh karena itu, dengan berada di dekat orang kreatif, Anda
mungkin saja akan banyak ditolong.

4. Mudah Merasa Bosan

Orang yang kreatif sangat sering berimajinasi dan memiliki sifat terbuka pada hal yang baru.
Sifat ini membuat orang-orang kreatif menjadi cepat bosan pada suatu hal dan terdorong
untuk mencoba hal atau tantangan baru di sekitarnya.

6
B. KREATIVITAS DALAM BELAJAR
Di dunia yang begitu cepat berubah, kreativitas menjadi penentu keunggulan. Daya
kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan pula oleh kreativitas sumber daya manusianya.
Tidak sebagaimana pandangan klasik yang menganggap kreativitas sebagai kemampuan yang
hanya dimiliki oleh individu luar biasa, pandangan terkini mengenai kreativitas
menempatkannya sebagai kemampuan yang dapat dibentuk atau dikembangkan melalui
berbagai usaha, termasuk melalui kegiatan pembelajaran yang terencana dengan baik.
Kreativitas sering diasosiasikan dengan suatu produk kreatif. Meskipun demikian,
menurut Dickhut (2007), kreativitas dapat pula ditinjau dari prosesnya. Dihasilkannya suatu
produk kreatif, apapun jenisnya, pasti didahului oleh konstruksi ide kreatif. Ide kreatif ini
dihasilkan melalui proses berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif. Proses demikian
disebut sebagai proses berpikir kreatif. Keterkaitan antara kreativitas dan berpikir kreatif juga
dijelaskan oleh Puccio dan Murdock (McGregor, 2007) yang menyatakan bahwa berpikir
kreatif diasosiasikan dengan proses dalam kreativitas. Proses kreatif merujuk pada usaha
individu untuk menghasilkan solusi atau produk kreatif. Menurut McGregor (2007), berpikir
kreatif merupakan salah satu jenis berpikir (thinking) yang mengarahkan diperolehnya
wawasan (insight) baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami
sesuatu.
Pengertian Kreativitas Belajar siswa

Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan


berbagai perbedaan pandangan. Defenisi kreativitas sangat berkaitan dengan penekaan
pendepenisian dan tergantung pada dasar teori yang menjadi dasar acuannya. Kreativitas
merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
bagi anak sekolah yang selalu berusaha menciptakan sesuatu sesuai dengan fantasinya.

Utami Munandar dalam M. Ali dan M. Asrori mendefinisikan kreativitas sebagai


kemampuan mencerminkan kelanaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfifikir serta
kemampuan untuk mengolaborasi suatu gagasan. Sedangkan Torrace pula menyatakan bahwa
kreativitas adalah proses kemampuan individu untuk memahami kesenjangan atau hambatan
dalam hidupnya, merupakan hipotesis baru dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta
sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis yang dirumuskan.

Belajar menurut Nasution dalam Hamzah B. Uno adalah aktivitas yang menghasilkan
perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial. Menurut Nana
Sudjana, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang, baik
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan
dan kemapuannya, daya reaksinya serta daya penerimanya.

7
Menurut Martini Jamaris, kreativitas belajar adalah kemampuan siswa untuk
menemukan cara-cara yang baru dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah yang
berhubungan dengan pembelajaran. Menurut Moreno dalam Slameto, yang terpenting dalam
kreativitas belajar itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang
sebelumnya melainkan produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri
yang tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar


Faktor-faktor yang mendukung perkembangankreativitas belajar adalah:
1) Situasi yang menghadirkan ketidak lengkapan serta keterbukaan.
2) Situasi yang menimbulkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan.
3) Situasi yang mendorong menghasilkan sesuatu.
4) Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian.
5) Sesuatu yang menekankan inisiatif diri.
6) Kewibahasaan yang memungkinkan untuk mengembangkan potensi kreativitas secara
lebih luas.
7) Posisi kelaiuran.
8) Perhatian dari orang tua terhadap minat anaknya, stimuli dari lingkungan sekolah dan
motifasi diri.
Faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreativitasbelajar adalah:
1) Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalammenanggung resiko atau
upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui.
2) Konformita terhadap teman-teman kelompokmnya dan tekanan sosial.
3) Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi dan penyelidikan.
4) Streotif peran seks atau jenis kelamin.
5) Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
6) Otoriatarianisme
7) Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan.
c. Karakteristik Kreativitas Belajar
1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2) Tekun dan tidak mudah bosan.
3) Percaya diri dan mandiri.
4) Merasa tertantang oleh kemajemukan atau kompleksitas
5) Berani mengambil resiko,
6) Berfikir divergen.20
7) Senang mencari pengalaman baru.
8) Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit
9) Memiliki inisiatif.
10) Memiliki ketekunan yang tinggi.
d. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Kreativitas
1) Aspek Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif (kemampuan berpikir) merupakan salah satu aspek yang berpengaruh
terhadap munculnya kreativitas seseorang. Kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan
kreativitas adalah kemampuan berpikir secara divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan
berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
2) Aspek Intuisi dan Imajinasi
Kreativitas berkaitan dengan aktivitas belahan otak kanan. Oleh sebab itu, intuitif dan
imajinatif merupakan aspek lain yang mempengaruhi munculnya kreativitas.
3) Aspek penginderaan

8
Kreativitas dipengaruhi oleh aspek kemampuan melakukan penginderan, yaitu kemampuan
menggunakan pancaindera secara peka. Kepekaan dalam penginderaan ini menyebabkan
seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dipikirkan oleh orang lain.
4) Aspek kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi adalah aspek yang berkaitan dengan keuletan, kesabaran, dan ketabahan
dalam menghadapi ketidakpastian dan berbagai masalah yang berkaitan dengan kreativitas.

9
C. MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR

Kreativitas peserta didik akan berkembang dangan baik atau tidak tergantung dari proses
pembelajaran yang dilakuakan oleh guru seperti penguasaan materi, penguasaan kelas,
penggunaan media pembelajaran, penggunaan metode, dan lain-lain. Ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kreativitas peserta didik yaitu IQ minat belajar siswa, orang tua,
guru, lingkungan rumah dan sekolah.
Metode-metode yang digunakan untuk meningkatkan kreativitas belajar :
1. Meningkatkan kreativitas belajar siswa dengan menggunakan metode
karyawisata
Dengan metode karyawisata guru dapat melatih keterampilan anak untuk berfikir
kreatif dalam pengembangan dan penggunaan bahasa Negara sebagai salah satu alat
untuk menanamkan rasa cinta tanah air, rasa patriotisme, dan nasionalisme terhadap
peserta didik.
Adapun kelebihan dan kekurangan metode karyawisata sebagai berikut:
1. Kelebihan:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman
nyata,praktis dan konkret.
b. Dapat menumbuhkan rasa senang, minat dan motivasi terhadap objek tertentu.
c. Memberikan masukan terhadap program sekolah.
d. Mendektakan siswa dengan lingkungan.

2. Kekurangan:
a. Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak.
b. Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap aktivitas siswa.
c. Akan banya menggunakan biaya.
d. Jika tidak dikontrol maka siswa selalu terlena dengan bermainnya dari pada
belajarnya.
2. Menggunakan model pembelajaran discovery learning
Model pembelajaran discovery learning merupakan suatu cara untuk
mengembangkan belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah
dilupakan siswa. Dengan model discovery learning diperkirakan mampu mendukung

10
peningkatan kreativitas siswa yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam
berpikir secara kritis dan kreatif.
3. Menggunakan metode model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Model pembelajaran Group Investigation (GI) dimulai dengan membagi siswa
menjadi beberapa kelompok belajar. Selanjutnya guru memberikan topik/pokok
masalah yang akan dibahas, siswa diminta untuk bekerjasama dengan kelompok
masing-masing. Penggunaan metode Group Investigation setiap kelompok akan
bekerja untuk melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih
(Suprijono, 2011:6)
Kelebihan metode model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Kelebihan model Group Investigation yaitu dapat meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri kompleks. Kegiatan dalam
pembelajaran berfokus pada siswa sehingga pengetahuannya benar-benar diserap
dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan
keterampilan sosial dimana siswa dilatih untuk bekerja sama dengan siswa lain,
meningkatkan pengembangan softskills (kritis, komunikatif, kreatif) dan group
process skill (menejemen kelompok).

Kekurangan metode model Pembelajaran Group Investigation (GI)


Kelemahan Group Investigation yaitu memerlukan struktur kelas yang lebih rumit,
pendekatan pada model ini mengutamakan keterlibatan siswa dalam bertukar
pikiran, sehingga tujuan pembelajaran tidak akan tercapai pada siswa yang tidak
turut aktif, memerlukan waktu belajar yang lebih lama, memerlukan waktu untuk
penyesuaian sehingga suasana kelas mudah ribut/gaduh. Solusinya ketika membagi
kelompok perlu diperhatikan karakteristik siswanya supaya yang kurang aktif tidak
semuanya jadi satu kelompok.
4. Menggunakan metode model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang yang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku
yang berbeda/heterogen (Sanjaya, 2011:242).
a. Kelebihan metode model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)

11
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah (1) CIRC sangat tepat untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah,
(2) dominasi guru dalam pembelajaran berkurang, (3) siswa termotivasi pada hasil
secara teliti, karena bekerja dalam kelompok, (4) para siswa dapat memahami
makna soal dan saling mengecek pekerjaannya, (5) membantu siswa yang lemah,
(6) meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang
berbentuk pemecahan masalah
b. Kelemahan model CIRC menurut Slavin yaitu model pembelajaran ini hanya
dapat digunakan mata pelajaran yang menggunakan bahasa sehingga mata
pelajaran seperti matematika dan pelajaran lain yang menggunakan prinsip
menghitung tidak bisa menggunakan model pembelajaran ini karena model ini
lebih menekan pada membaca, menulis, dan seni bahasa.

Dari kelemahan di atas maka guru harus menyesesuaikan mata pelajaran, materi, dan
model pembelajaran yang akan digunakan. Dan untuk presentasi setiap kelompok,
dapat dipilih secara acak agar semua anggota kelompok berusaha untuk menguasai
pekerjaannya sehingga tidak hanya siswa yang pintar saja yang mewakili presentasi

BAB III
Kesimpulan Dan Saran
I. Kesimpulan
Dari Pengertian Diatas, Kesimpulan Kreativitas Adalah suatu proses mental individu
yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang
bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan diskontinuitas, yang berdaya guna dalam
berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
II. Saran
Untuk Semua Pemuda/Pemudi Indonesia, Terutama Untuk Pelajar Dan Mahasiswa,
Wajib Mempunyai Kreativitas Yang tinggi, Agar Bisa Mengembangkan Masadepan
negara dengan kreativitas tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Prenada Media Gruop, 2011),hal 123
Christina, L. V., & Kristin, F. (2016). EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TIPE
GROUP INVESTIGATION (GI) DAN COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA
KELAS 4. Scholaria : Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(3), 217.
https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2016.v6.i3.p217-230
duniapcoid. (2021, Agustus 15). DUNIA PENDIDIKAN. Diambil kembali dari
duniapendidikan.co.id: https://duniapendidikan.co.id/author/duniapcoid/
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad, Op. Cit., hal.141 Mohammad Ali dan Mohammad
Asrori, Op. Cit., hal.44 (Online) Tersedia:http://repository.uin-
suska.ac.id/5949/3/BAB%20II.pdf
Kusmijati Guru, Neneng, et al. “PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI SMP NEGERI 2
PURWOKERTO.” Jurnal Online Universitas Muhammadiyah Purwokerto, vol. 2,
2014, pp. 103–110. Accessed 9 Sept. 2021.
Mahmmudi, Ali. TINJAUAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.
Jurnal Pendidikan Matematika. 49 (Online) Tersedia :
https://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/view/559/417
Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Grasindo, 2006, hal. 579
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Op. Cit., hal. 41-44 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru
Stategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru, Algesindo, 2010,
hal. 4-6
Putra. (2019, November 6). SALMADIAN muda&berilmu. Diambil kembali dari salmadian.com:
https://salamadian.com/pengertian-kreatif-dan-inovatif/
Sudarsono, Kamus filsafat dan psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal.133
Trianto Ibnu Badar, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta : PRENADAMEDIA
GROUP, 2013), hal. 71-72

13

Anda mungkin juga menyukai