Anda di halaman 1dari 30

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya
untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini
berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang
dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf
yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana
saja, tetapi lebih dari bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan
menginterprestasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan
yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.
Kegiatan membaca tidak timbul secara alami tetapi ada faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi yaitu faktor dalam (intern) dan faktor luar (ekstren)
pembaca. Faktor yang berasal dari dalam diri pembaca itu antara lain tuntutan
kebutuhan pembaca, adanya persaingan antar sarana yang diperlukan oleh
pembaca, adanya dorongan dari luar (guru misalnya) adanya hadiah atau
sejenisnya dan waktu tertentu dan sejenisnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian membaca?
2. Apa tujuan membaca?
3. Apa manfaat membaca?
4. Jelaskan jenis-jenis membaca!
5. Jelaskan bagaimana proses membaca
6. Jelaskan macam strategi-strategi membaca?
7. Bagaimana penilaian dalam keterampilan membaca?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian membaca.
2. Menjelaskan tujuan membaca.
3. Menjelaskan manfaat membaca.
4. Menjelaskan jenis-jenis membaca.
5. Menjelaskan proses membaca
6. Menjelaskan strategi membaca

1
2

7. Menjelaskan penilaian dalam keterampilan membaca.


3

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya
untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini
berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang
dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf
yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana
saja, tetapi lebih dari bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan
menginterprestasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan
yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.
Menurut Damaianti (dalam Dalman, 2013:6) membaca adalah
merupakan hasil interaksi antara persepsi terhadap lamnbang-lambang yang
menwujudkan bahasa melalui keterampilan berbahasa yang dimilki pembaca
dan pengetahuannya tentang alam sekitar.
Menurut Taufina (2016:156) membaca adalah suatu proses interaksi
memahami lambang bahasa melalui berbagai strategi untuk memahami makna
dari yang tertulis, melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolingustik, dan
metakognitif. Selain itu, membaca merupakan suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang
justru melibatkan penyadian.
Menurut Crawley dan Mountai (dalam Hasma, dkk, :149) membaca
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata
lisan. Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan
kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.
B. Tujuan Membaca
Kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan memperoleh pesan
atau memahami makna melalui bacaan. Tujuan membaca akan berpengaruh
kepada jenis bacaan yang dipilih, misalnya, fiksi dan nonfiksi.
Menurut Anderson (dalam Dalman, 2013:11) ada tujuh macam tujuan
dari kegaiatan membaca yaitu:

3
4

1. Reading for details or fact (membaca untuk memperoleh fakta dan


rincian)
2. Reading for main ideas (membaca untuk memperoleh ide-ide utama)
3. Reading for sequence or organization (membaca untuk mengetahui
urutan atau susunan struktur karangan)
4. Reading for inference (membaca untuk menyimpulkan)
5. Reading to classify (membaca untuk
mengelompokkan/mengklasifikasikan)
6. Reading to evaluate (membaca untuk menilai, mengevaluasi)
7. Reading to compare or contrast (membaca untuk
memperbandingkan/mempertentangkan)
Menurut Taufina (2016:160) tujuan membaca adalah :
1. Memperoleh pengetahuan atauninformasi faktualyang bersifat kognitif
dan intelektual tentang suatu topik guna menginformasikan penolakan
terhadap prediksi.
2. Memperoleh keterangan atau cara praktis mengatasi masalah tentang
sesuatu yang spesifik dan problematis.
3. Mendapatkan hasil berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih bila
dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya.
4. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara dan mempelajari
struktur teks.
5. Mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar dan
seluruh dunia.
6. Mengganti pengalaman estetika yang sudah usang.
7. Memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang.
8. Menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
9. Memperkuat nilai pribadi atau keyakinan.
10. Memperoleh kenikmatan emosi dari karya fisik.
11. Mengenali makna kat-kata yang belum dipahami.
12. Mengisi waktu luang.
5

C. Manfaat Membaca
Menurut Taufina (2016:157) manfaat membaca adalah :
1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2. Ketika sibuk membaca, seorang terhalang masuk dalam kebodohan.
3. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan
kefasihan dalam bertutur kata.
4. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan
cara berpikir
5. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan
memori dan pemahaman.
6. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari
pengalaman orang lain, seperti mencontohkan kearifan orang bijaksana
dan kecerdasan para sarjana.
7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan
kemampuannya baik untuk mendapatkan dan merespon ilmu
pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi di
dalam hidup.
8. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika ia membaca buku-buku
keagamaan. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia
mempunyai pengeruh kuat untuk menuntun seseorang menuju
kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.
9. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari
keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
10. Dengan sering membaca, seseorang bisa mneguasai banyak kata dan
mempelajari berbagai model kalimat, lebih lanjut ia bisa meningkatkan
kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa
yang tertulis di antara baris demi baris (memahami yang tersirat).
Saddhono (2012:66) juga mengemukakan manfaat membaca di
antaranya yaitu:
1. Memperoleh banyak pengalaman hidup
6

2. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang


sangat berguna bagi kehidupan.
3. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan
suatu bangsa.
4. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir di dunia.
5. Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker,
meningkatkan taraf hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa.
6. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan
seseorang menjadi cerdik dan pandai.

D. JenisJenis Membaca
Menurut slamet (dalam Taufina 2016:166) menyatakan bahwa, jenis
jenis memabaca adalah membaca intensif, membaca kritis, membaca cepat,
membaca apresiasif dan estetis,dan membaca teknik.
Menurut Iskandarwassrid (dalam Taufina 2016:166) jenis membaca
dilihat dari sudut pandang pembacanya yaitu ; ( 1) membaca pemulaan dan (2)
membaca lanjutan
Menurut Taufina (2016:166) jenis- jenis membaca yaitu :
1. Membaca pemulaan
Membaca pemulaan adalah membaca pemulaan dalam teori
keterampilan,maksudnya menekankan pada proses penyandian membaca
secara mekanikal. Proses membaca pemulaan yaitu melalaui proses yaitu
proses recoding dan decoding. Membaca merupakan suatu proses yang
bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan
mengamati tulisan secara visual. Dengan indra visual, pembaca
mengasosiasikan gambargambar bunyi beserta kombinasi bunyi- bunyian.
Membaca pemulaan terdiri atas:
7

a. Membaca nyaring
Menurut Tarigan(2008:23) membaca nyaring adalah membaca
dengan menyuarakan, yaitu suatu akivitas atau kegiatan yang merupakan
alat bagi guru, siswa, ataupun pembaca bersama - sama dengan orang
lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi,
pikiran, dan perasaan seorang pengarang.
Menurut Multon (dalam Taufina 2016:167) dalam membaca
nyaring, selain penglihatan dan ingatan, juga dituntut aktif auditory
memory (ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan yang
bersangkut paut dengan otototot).
Membaca nyaring merupakan pendekatan yang dapat
mengembangkan sejumlah keteramilan serta minat. Membaca nyaring
dapat di berikan di kelas rendah, metode yang dapat dipergunakan dalam
pembelajaran membaca nyaring di kelas rendah antara lain ;
1. Metode Eja Abjad (spell method)
Metode abjad atau eja (Spell Method) merupakan metode
membaca permulaan tertua dan sudah jarang digunakan. Purwanto dan
Djeniah (dalam Taufina, 2016:168) menyatakan bahwa metode eja
adalah belajar membaca yang dimulai dengan mengeja huruf demi
huruf.
Prmbelajaran metode eja terdiri dari pengenalan huruf atau
abjad a sampai z dan pengenalan bunyi huruf atau fenom.
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini memulai
pengajarannya dengan memperkenalkan hruf-huruf secara alpabetis.
Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan
bunyinnya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f,
dan seterusnya, dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de],[ef], dan
seterusnya. Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk
berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa
huruf yang sudah dikenalnya. Misalnya :
B, a, d, u menjadi b-a ba (dibaca atau dieja /be-a/be-a[ba])
8

d-u du (dibaca atau dieja /de-u/de-u [du])


proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-
kalimat sederhana. Contoh-contoh rangkaian huruf menjadi suku kata,
suku akata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan
mengikuti prinsip pendekatan spiral, pendekatan komunikatif, dan
pengalaman berbahasa.
Contoh :
ini nina
i ni ni na
ini nina
ini nina
Kebaikan dari metode ini adlaah anaka akan mengenal
tingkatan bentuk bahasa yang paling sederhana, anak dapat menghapal
bunyi-bunyi huruf yang ada dalam abjad bagasa yang dipelajari.
2. Metode Eja Bunyi (klank method)
Metode bunyi dipilih oleh guru setelah siswa mengenal abjad.
Konsep dan metode bunyi adalah disuarakan, berbicara, dan
mendengarkan. Pada metode ini memulai pengajarannya dengan
mengenalkan huruf alfabet. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan
dilafalkan anank sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Menurut
metode bunyi, dlam megajar bukannya nama huruf yang dijadikan
melainkan bunyinya. Jalannnya sama dnegan metode eja. Contoh : De
(ed)-a = da, w(we) a t (et) = dawat ).
Contoh :
ini b u k u
i (en) n i ni ini (beh) b u bu (keh) k u ku buku
ini buku
ini buku
Kelebihan metode ini adalah siswa mengenal tingkatan bentuk
bahasa yang paling sederhana. Siswa dapat menghafal bunyi huruf
yang ada dalam abjad bahasa yang dipelajari.
9

3. Metode Rangkai Kupas Suku Kata


Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata mnejadi
kelompok kata atau kalimat sederhana, kemudian ditindaklanjuti
dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut
menjadi satuan-satuan bahasa kecil di bawahnya, yakni dari kalimat
ke dalam kata-kata dan dari kata ke suku-suku kata. Langkah-langkah
pembelajaran membaca permulaan dengan metode rangkai-kupas suku
kata adalah :
a. Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata.
b. Tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata.
c. Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau
kalimat sederhana.
d. Tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan
oengupasab suku-suku kata. Metode suku kata atau silaba populer
dalam pembelajaran baca tulis Al-Quran. Dalam pembelajaran
baca tulis Al-Quran, metode ini dikenal dengan istilah metode
iqro.
Contoh :
i ni bu ku bu di
ini buku budi
ini buku budi
ini buku budi
i ni bu ku bu di
4. Metode Kata Lembaga
Metode kata lembaga dikatakan sebagai peralihan anatar
metode bunyi dengan metode terbaru yaitu metode global. Materi ajar
dimulai dari kata yang dekat denga anak, dipahami, dans ering
didengar. Proses pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a. Menyajikan kepada para siswa sebuah kata yang tidak asing
lagi bagi mereka
Contoh : mina
10

b. Menganalisis atau menguraikan kata menjadi suku kata yang


langsung ke bunyi huruf.
Contoh : mi na
c. Mengajarkan huruf dari tiap-tiap bunyi yang telah
dipisahkan dari lembaga katanya.
Contoh : m i n a
d. Huruf-huruf itu disintesis menjadi suku kata dan kata.
Contoh : mi na mina

Contoh : mina
Perhatikan contoh komplet berikut :
mina
mi na
mina
mi na
mina
5. Metode Global
Metode adalah metode yang melihat sesuatu merupakan
keseluruhan. Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai
Metode Kalimat. Dikatakn demikia, karen alur proses pembelajaran
membaca permulaan yang diperlihatkan melalui metodeini diawali
dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk membantu
pengenalan kalimat dimaksud, biasanya digunakan gambar. Di bawah
gambar dimaksud, dituliskan sebuah kalimat yang kira-kira merujuk
pad amakana gambar tersebut.
6. Metode Struktual Analitik Sinteksis (SAS)
Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa
digunakan nuntuk proses pembelajaran Metode Membaca Permulaan
(MMP) bagi siswa pemula. Pembelajaran MMP dengan metode ini
megawali pembelajarannya dengan dua tahap, yakni menampilkan dan
memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi
11

sebuah struktur yang memebri makna lengkap, yakni struktur


kalimat.hal ini dimaksud untuk membangun konsep-konsep
kebermaknaan pada diri anak.
b. Membaca lancar
Menurut Taufina (2016:175), membaca lancar merupakan
tahapan belajar untuk memperoleh kemampuan bagi siswa dan
menguasai teknikteknik membaca oleh karena itu, guru perlu
merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu
menumbuhkan kebiasan membaca suatu yang menyenangkan.
Hal yang menonjol perbedaannya dengan membaca nyaring di
kelas rendah adalah pada pengunaan tanda baca. Teks yang digunakan
dalam membaca lancar harus teks yang memiliki tanda baca. Tahap awal
siswa dikenalkan dengan tanda baca titik (.), dan koma (,). Dilanjutkan
dengan pengenalan tanda tanya (?) dan tanda seru (!), selanjutnya
pengenalan garis miring (/). Kemudian tanda petik satu (...) dan tanda
petik dua (...) serta tanda titik dua (:) dan tanda titik koma (;). Setiap
tanda baca yang menempel pada kalimat yang sama memberikan makna
dan cara membaca yang berbeda, contoh :
1) Chandra pergi!
2) Chandra, pergi!
3) Chandra pergi.
4) Chandra pergi?

2. Membaca lanjut
Membaca lanjut adalah keterampilan membaca yang baru dapat
dilakukan apabila pembaca telah dapat membaca teknik atau membaca
pemulaan. Menurut Taufina (2016 :177) Sasaran membaca lanjut adalah
( 1) pembaca memahami isian bacaan. (2) pembaca dapat membaca cepat
dengan kecepatan tinggi. (3) pembaca dapat membaca tanpa suara, tanpa
menggerakkan bibir,tanpa alat bantu jari atau pensil, tanpa mengeja
dalam hati.
12

Jenis membaca lanjut yang dimaksud yaitu membaca dalam hati.


membaca dalam hati pada hakikatnya merupakan kegiatan membaca bagi
orang yang telah dewasa.
Membaca dalam hati adalah jenis membaca yang dilakukan tanpa
menyuarakan apa yang dibacanya dengan mempergunakan ingatan visual
(visual memory), melibatkan pengaktifan mata, dan ingatan. Menurut
Tarigan (dalam Taufina, 2016:177) tujuan utama membaca dalam hati
adalah untuk memeperoleh informasi. Keterampilan membaca dalam hati
merupakan kunci bagi semua ilmu pengetahuan. Pada membaca dalam
hati, anak mencapai kecepatan dalam pemahaman frase-frase,
memperkaya kosakata, dan memperoleh keutungan dalam hal keakraban
dengan sastra yang baik.
Materi membaca dalam hati SD bertujuan untuk mendapatkan
informasin dari suatu bacaan, dengan memahami isi bacaan secara tepat
dan cermat. Pada garis besarnya membaca dalam hati dapat dibagi
menjadi : membaca ekstensif dan membaca intensif, yaitu :
a. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya
meliputi sebanyak mungkin teks dakam waktu yang sesingkat
mungkin. Tujuan dan tuntutan membaca ekstensif adalah untuk
memahami isi bacaan yang penting-penting dengan cepat sehingga
dengan demikian membaca secara efisien dapae terlaksana (Tarigan
dalam Taufina, 2016:178). Membaca ekstensif adalah untuk
memahami isis yang penting-penting dengan cepat an efisien.
Membaca ekstensif meliputi :
1) Membaca Survei (Survey Reading)
Membaca survei merupakan kegiatan meneliti terlebih
dahulu apa yang akan ditelaah/baca.
2) Membaca Sekilas (Skimming Reading)
13

Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang mmebuat


mata bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis
untuk mencari serta mendapatkan informasi.
3) Membaca Dangkal (Superficial Reading)
Membaca dangkal pada dasarnya bertujuan utnuk
memperoleh pemahaman dangkal yang bersifat luaran, yang tidak
mendalam dari suatu bacaan. Membaca dangkal biasanya dilakukan
apabila seseorang membaca untuk kesenangan di waktu senggang.
4) Membaca Cepat
Membaca cepat bukan berarti jenis membaca yang ingin
memperoleh jumlah bacaan atau halaman yang banyak dalam
waktu singkat. Jenis membaca ini dilaksanakan tanpa suara dengan
tanda baca yang sedikit, yaitu teks hanya menggunakan tanda baca
titik dan koma.
5) Membaca Memidai
Membaca memindai umumnya digunakan untuk daftar isi
buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal, advertensi
dalam surat kabar buku petunjuk telepon dan kamus.
b. Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah studi
seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di
dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendeka kira-kira dua sampai
empat halaman setiap hari.
Menurut Taufina (2016:181) ciri-ciri membaca intensif antara
lain: (1) menggunakan teks wacana yang berkisar antara 125-175 kata.
(2) teks yang digunakan disesuaikan dengan informasi yang sedang
berkembang pada saat itu (teks kekinian). (3) teknik membaca intensif
menggunakan teknik membaca dalam hati, yaitu : tidak menunjuk
teks, tidak menggelengkan kepala, tidak berbisik dan mata tidak
bergerak. Membaca intensif terbagi atas :
1) Membaca Telaah Isi
14

Menelaah isi suatu bacaan menurut ketelitian, pemahaman,


kekritisan berpikir, serta keterampilan mennagkap ide-ide yang
bersifat dalam bahan bacaan. Membaca telaah isi dapat dibagi atas :
a) Membaca Teliti
Membaca teliti ini membutuhkan sejumlah keterampilan,
antara lain :
(1) Survei yang cepat untuk memperhatikan/melihat
organisasi dan pendekatan umum.
(2) Membaca secara seksama dan membaca ulang
paragraf-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat
judul dan perincian-perincian penting.
(3) Penemuan hubungan setiap paragraf dengan
keseluruhan tulisan atau artikel.
b) Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman yang dimaksud di sini adalah
sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami :
(1) Standar-standar atau norma-norma kesusasteraan
(Literary standards);
(2) Resendi kritis (Critical review);
(3) Drama tulis (Printed drama);
(4) Pola-pola fiksi (Pattrens of fiction)
c) Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang
dilakukan secara bijaksana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan
menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris,
makan antar baris, maupun makna baris.
d) Membaca Ide-ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang
ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang
terdapat pada bacaan.
e) Membaca Telaah Bahasa
15

(1) Membaca Bahasa


Pembelajaran membaca bahasa ini mempunyai
kesamaan dengan membaca dalam hati, dalam hal tidak
bersuaranya sewaktu aktivitas membaca itu dilaksanakan.
(2) Membaca Sastra
Dalam membaca sastra perhatian pembac harus
dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra.
Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk
beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin
mudah ia memahami isinya serta dapat membedakan antara
bahasa ilmiah dan bahasa sastra.
Berdasarkan teknik menemukan informasi fokus,
membaca dibedakan menjadi beberapa jenis membaca,
yaitu baca-pilih (selecting), baca-lompat (skipping), baca-
layap (skimming), dan baca-tatap (scanning).
E. Proses Membaca
Menurut Burn (dalam Taufina,47-51) proses membaca ada tiga tahap :
(1) prabaca (prereading) , (2) saat baca (durring rading ), dan (3) pascabaca
(postreading). Langkah- langkah dalam membaca dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a. Kegiatan prabaca
Menurut Taufina (2016 :47) Kegiatan prabaca ini terdiri dari :
1. Gambaran awal yaitu berisikan informasi yang berkaitan dengan isi
cerita,dapat meningkatkan pemahaman.
2. Petunjuk untuk melakukan antisipasi : dirancang unuk
menstimulasi pikiran, berisi pertanyaan pertanyaan deklaratif
yang berkaitan dengan materi yang akan dibaca.
3. Pemetaan simantik yaitu memperkenalkan kosa kata yang
ditemukan dalam bacaan.
4. Menulis sebelum membaca.
5. Drama atau simulasi.
16

b. Kegiatan saat baca


Menurut Taufina (2016:48) kegiatan baca memiliki strategi yaitu :
1. Strategi metakognitif ; berkaitan dengan pengetahuan seseorang
atau penggunaan intelektual otaknya.
2. Clozer prosedur; digunakan untuk meningkatkan pemahaman
membaca siswa dengan cara menghilangkan sejumlah informasi
dalam bacaan dan siswa diminta untuk mengisinya.
3. Pertanyaan pemandu ; digunakan untuk meningkatkan pemahaman
membaca siswa. Siswa dilatih untuk mengingat fakta dengan cara
mengubah fakta itu menjadi pertanyaan mengapa. Pertanyaan
pemandu dapat diajukan oleh guru kepada siswa untuk dirinya
sendiri ketika sedang membaca.
c. Kegiatan pascabaca
Menurut Puji (dalam Taufina 2016:49) strategi yang dilakukan siswa
yaitu
1. Memperluas kesempatan belajar.
2. Mengajukan pertanyaan .
3. Mengadakan pameran visual
4. Melaksanakan pameran teater aktual
5. Menceritakan kembali.
6. Penerapan hasil membaca.
Menurut Budi (2014:131) bahwa dalam proses pembelajaran
membaca aspek yang penting , siswa memperhatikan bacaan, siswa
mengenal huruf dan membedakan huruf , siswa dapat menghubungkan
antar symbol yang tertulis menjadi makna.
Menurut Burns (dalam Taufina 2016:49) proses membaca terdiri
dari sembilan aspek sebagai berikut :
a. Aspek sensoris
Proses ini dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui
pengungkapan simbol simbol grafis melalui indra penglihatan
seperti huruf dan angka.
17

b. Perseptual
Aktivitas ini mengenal satu kata sampai menjadi suatu makna
beedasarkan pengalaman yang lalu.kegiatan ini melibatkan kesan
sensoris yang masuk ke otak.
c. Aspek urutan
Kegiatan ini mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara
linear yang umumnya tampil pada halaman dari kiri ke kanan atau
dari atas ke bawah.
d. Aspek pengalaman
Merupakan aspek penting karena pengalaman langsung atau
tidak langsung akan meningkatkan konseptual anak.
e. Aspek berfikir
Untuk memahami isian bacaan, pembaca terlebih dahulu harus
memahami katakata dan kalimat yang dihadapinya melalui kegiatan
proses asosiatif dan ekperimental, kemudian ia membuat simpulan
dengan menghubungkan isi preposi yang terdapat pada materi
bacaan.
f. Aspek pembelajaran
Pertanyaanpertanyaan yang diajukan guru hendaknya
merangsang siswa berfikir.
g. Aspek asosiasi
Mengenal hubungan antara simbol dengan bunyibunyi bahasa
dan makna merupakan aspek asosiasi dalam bacaan.
h. Aspek afektif
Merupakan proses membaca yang berkenaan dengan kegiatan
memusatkan perhatian, dan menumbuhkan motivasi membaca.
i. Aspek gagasan
Proses ini dimulai penggunakan sensori dan perseptual dengan
latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta membangun
makna teks yang dibacanya secara pribadi.
18

F. Strategi dalam Pembelajaran Membaca


Menurut Taufina (2016:184-194) terdapat sepuluh strategi yang dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran membaca, yaitu: 1) strategi bawah-atas, 2)
strategi atas-bawah, 3) strategi campuran, 4) strategi interaktif, 5) strategi
KWL, 6) strategi DRA, 7) strategi DRTA, 8) strategi quantum reading, 9)
strategi PACER, dan 10) strategi PQ4R.
1. Strategi Bawah-Atas
Strategi bawah-atas membaca memulai proses pemahaman teks dari
tataran kebahasaan yang paling rendah menuju ke yang tinggi. pembaca
model ini mulai dari mengidentifikasi huruf-huruf, kata, frasa, kalimat, dan
terus bergerak ke tataran yang lebih tinggi, sampai akhirnya ia memahami
isi teks. Pemahaman ini dibangun berdasarkan data visual yang berasal dari
teks melalui tahapan yang lebih rendah ke tahapan yang lebih tinggi.
2. Strategi Atas-Bawah
Strategi atas-bawah terlihat pada model yang dikembangkan oleh
Coady yang mendasarkan teorinya pada konsep psikolinguistik. Ia
menjelaskan bahwa latar belakang pengetahuan berinteraksi dengan
kemampuan konseptual dan strategi proses yang menentukan berhasil atau
tidaknya suatu pemaknaan.
3. Strategi Campuran (Ecletic)
Klein mengemukaakan bahwa guru yang baik tidak perlu memakai
satu teori saja. Mereka bisa mengambil dan memilih yang terbaik dari
semua strategi yang ada, termasuk pandangan-pandangan teoritis dan model
pembelajaran membaca.
4. Strategi Interaktif
Menurut teori skema, suatu teks hanya menyediakan arahan bagi
pembaca dan pembaca seharusnya menemukan dan membangun sendiri
makna teks berdasarkan pengetahuan awal mereka. Pengetahuan yang telah
dimiliki pembaca atau yang merekaterima sebelumnya disebut latarbelakang
pengetahuan pembaca dan struktur pengetahuan awal tersebut disebut
skemata. Menurut teori skemata, memahami suatu teks merupakan suatu
19

proses interaktif antaa latarbelakang pengetahuan dengan teks. Pemahaman


yang efisien menuntut kemampuan pembaca harus menghubungkan materi
teks dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.
5. Strategi KWL (Know-Want to Know-Learned)
Strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan
memberikan sesuatu peranan aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah
membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang
diterimanya. Strategi ini juga memperkuat kemampuan siswa
mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik.
6. Strategi DRA
Strategi DRA dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca
yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah
dipunyai siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman.
7. Strategi DRTA
Menurut Wulandari (dalam Taufina, 2016:189) strategi DRTA
adalah salah satu strategi dalam pembelajaran membaca pemahaman yang
diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Strategi ini memfokuskan
keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan
membuktikannya ketika mereka membaca.
Menurut Rahim (dalam Taufina, 2016:190) berpendapat bahwa
langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan
strategi DRTA adalah: tahap prabaca; (1) membuat prediksi berdasarkan
petunjuk judul, (2) membuat prediksi dari petunjuk gambar. Tahap saat
baca; (1) membaca bahan bacaan, (2) memcocokkan prediksi dengan
bacaan, dan (3) membuat ringkasan bacaan. Tahap pascabaca; (1) membaca
hasil ringkasan cerita, (2) menyampaikan pesan yang terkandung dalam
cerita, dan (3) menjawab pertanyaan.
8. Pendekatan Quantum Reading
Menurut DePorter (dalam Taufina, 2016-191), Quantum Reading
merupakan meraih kembali keadaan yang sangat terfokus tiap kali
20

membaca, membaca cepat membutuhkan konsentrasi terfokus tingkat tinggi


karena bila pikiran terlibat dan aktif, pemahaman akan meningkat.
9. Strategi PACER (Preview, Assess, Choose, Expedite, dan Review)
Strategi PACER adalah sebuah teknik membaca yang digunakan oleh
sebagian besar pembaca cepat dan efisien, namun fleksibilitas adalah
kuncinya.
10.Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review)
Menurut Trianto (2010:150), Strategi PQ4R merupakan salah satu
bagian dari strategi elaborasi yaitu proses penambahan perincian sehingga
informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Menurutnya, tujuan dari
strategi PQ4R yaitu untuk membantu siswa mengingat apa yang dibaca dan
dapat membantu proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan dengan
kegiatan membaca buku.
Teknik Membaca
Rahim (2008:52) mengemukakan tiga teknik-teknik membaca, yaitu:
1. Membaca Memindai (Scanning)
a. membaca memindai daftar isi
b. membaca memindai jadwal perjalanan
c. membaca memindai iklan
d. membaca memindai petunjuk pemakaian obat, pupuk, alat rumah
tangga dan sebagainya
e. membaca memindai kamus dan buku petunjuk telepon
2. Membaca Layap (Skimming)
a. membaca layap untuk mengetahui sudut pandang
b. membaca layap untuk menemukan pola organisasi yang dibutuhkan
c. membaca layap untuk mendapatkan gagasan
G. Penilaian dalam Pembelajaran Membaca
1. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Membaca di SD
Menciptakan pembelajaran membaca yang efektif bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Pembelajaran membaca yang
efektif tidak terlepas dari peran guru sebagai ujung tombak proses
21

pembelajaran sesuai dengan amanat Standar Nasional Peraturan


Pemerintahah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamanatkan bahwa salah satu standar yang harus dikembangkan oleh
seorang guru adalah standar proses.
Menurut Taufina (2016:155-161) contoh penilaian pembelajaran
membaca di SD sebagai berikut:
a. Penilaian Pembelajaran Membaca di Kelas Rendah
Standar kompetensi:
7. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi
anak.
Kompetensi dasar:
7.1 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5
kata dengan intonasi yang tepat.
Indikator:
7.1.1 Mendengarkan cara membaca lancar kalimat sederhana dengan
intonasi yang tepat.
7.1.2 Membaca kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat.
7.1.3 Menjelaskan isi kalimat yang dibaca dengan bahasa yang santun.
Ketercapaian indikator di atas, dapat diukur dengan menggunakan rubrik
penilaian berikut:
1) Mendengarkan cara membaca lancar kalimat sederhana dengan
intonasi yang tepat
Kualifikasi Deskriptor
4 Mendengarkan dengan serius dan menunjukkan
(Sangat Baik) rasa ingin tahu
3 Mendengarkan dengan serius, namun kurang
(Baik) menunjukkan rasa ingin tahu
2 Mendengarkan dengan kurang serius dan kurang
(Cukup) menunjukkan rasa ingin tahu
1 Mendengarkan dengan tidak serius dan tidak
(Kurang) menunjukkan rasa ingin tahu
22

2) Membaca kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat


Kualifikasi Deskriptor
4 Membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat
(Sangat Baik) Membaca dengan lancar
3 Membaca dengan lancar dan intonasi yang tepat
(Baik) Membaca kurang lancar (terbata-bata)
2 Membaca dengan lafal dan intonasi yang kurang tepat
(Cukup) Membaca kurang lancar (terbata-bata)
Membaca kurang sesuai dengan tanda baca)
1 Membaca dengan lafal dan intonasi yang tidak tepat
(Kurang) Membaca tidak lancar

3) Menjelaskan isi kalimat yang dibaca dengan bahasa yang santun


Kualifikasi Deskriptor
4 Menjelaskan sesuai dengan isi kalimat
(Sangat Baik) Tutur katanya sopan dan santun
3 Menjelaskan sesuai dengan isi kalimat
(Baik) Tutur katanya kurang sopan dan santun
2 Menjelaskan kurang sesuai dengan isi kalimat
(Cukup) Tutur katanya kurang sopan dan santun
1 Menjelaskan tidak sesuai dengan isi kalimat
(Kurang) Tutur katanya kurang sopan dan santun

Nama siswa:.........................................................
No Aspek yang dinilai Skor
SB B C K
1 Mendengarkan cara membaca
lancar kalimat sederhana dengan
intonasi yang tepat
2 Membaca kalimat sederhana
dengan intonasi yang tepat
3 Menjelaskan isi kalimat yang
dibaca dengan bahasa yang santun
Jumlah
Rata-rata
Kualifikasi

Berdasarkan rekapitulasi yang diperoleh, seorang siswa yang


mampu mengikuti seluruh kegiatan membaca dengan benar akan
memperoleh skor 12 dari 3 aspek yang dinilai. Skor maksimal setiap
23

aspeknya adalah 4. Untuk mengubahnya ke dalam skala 4 dapat


digunakan rumus sederhana berikut.

N= x4

b. Penilaian Membaca di Kelas Tinggi


Standar kompetensi:
3. Memahami teks dengan membaca intensif dan membaca sekilas.
Kompetensi dasar:
3.2 Menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus (majalah anak,
koran, dan lain-lain).
Indikator:
3.2.1 Memprediksi isi teks dari koran (prabaca).
3.2.2 Membaca teks dari koran (saat baca).
3.2.3 Membuktikan hasil prediksi isi teks dari koran yang dibaca (saat
baca).
3.2.4 Menjelaskan informasi yang diperoleh berdasarkan teks yang
dibaca (Pascabaca).
3.2.5 Menanggapi informasi berdasarkan teks yang dibaca (Pascabaca).
3.2.6 Membuat ringkasan dari teks yang dibaca (Pascabaca).
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, diberikan rubrik
penilaian seperti di bawah ini.
a. Memprediksi isi teks dari koran (Prabaca)
Kualifikasi Deskriptor
4 Mengisi seluruh prediksi (5 soal prediksi)
(Sangat Baik) Prediksi yang dibuat sebagian besarnya tepat
3 Mengisi lebih kurang 3-4 dari keseluruhan
(Baik) prediksi
Prediksi yang dibuat sebagian besarnya tepat
2 Hanya mengisi 2 dari keseluruhan prediksi
(Cukup) Prediksi yang dibuat kurang tepat
1 Hanya mengisi 1 dari keseluruhan prediksi
(Kurang) Prediksi yang dibuat tidak tepat
24

b. Membaca teks dari koran (Saat baca).


Kualifikasi Deskriptor
4 Membaca dengan teknik yang benar
(Sangat Baik) Menunjukkan rasa ingin tahu ketika membaca
3 Membaca dengan teknik yang benar
(Baik) Kurang menunjukkan rasa ingin tahu ketika
membaca
2 Membaca dengan teknik yang kurang benar
(Cukup) Kurang menunjukkan rasa ingin tahu ketika
membaca
1 Membaca dengan teknik yang tidak benar
(Kurang) Tidak menunjukkan rasa ingin tahu

c. Membuktikan hasil prediksi isi teks dari koran yang dibaca (saat
baca).
Kualifikasi Deskriptor
4 Mengisi seluruh soal uji prediksi (5 soal uji
(Sangat Baik) prediksi)
Uji prediksi yang dibuat semuanya benar
3 Mengisi lebih kurang 3-4 dari keseluruhan soal uji
(Baik) prediksi
Uji prediksi yang dibuat sebagian besarnya tepat
2 Hanya mengisi 2 dari keseluruhan soal uji prediksi
(Cukup) Uji prediksi yangdibuat kurang tepat
1 Hanya mengisi 1 dari keseluruhan soal uji prediksi
(Kurang) Uji prediksi yang dibuat tidak tepat

d. Menjelaskan informasi yang diperoleh berdasarkan teks yang dibaca


(Pascabaca).
Kualifikasi Deskriptor
4 Menjelaskan sesuai dengan isi informasi yang
(Sangat Baik) dibaca
Tutur katanya sopan dan santun
3 Menjelaskan sesuai dengan isi informasi yang
(Baik) dibaca
Tutur katanya kurang sopan dan santun
2 Menjelaskan kurang sesuai dengan isi informasi
(Cukup) yang dibaca
Tutur katanya kurang sopan dan santun
1 Menjelaskan tidak sesuai dengan isi informasi
(Kurang) yang dibaca
Tutur katanya kurang sopan dan santun
25

e. Menanggapi informasi berdasarkan teks yang dibaca (Pascabaca).


Kualifikasi Deskriptor
4 Memberikan tanggapan dengan lengkap dan jelas
(Sangat Baik) Tutur katanya sopan dan santun
3 Memberikan tanggapan dengan lengkap dan jelas
(Baik) Tutur katanya kurang sopan dan santun
2 Memberikan tanggapan dengan kurang lengkap
(Cukup) dan kurang jelas
Tutur katanya kurang sopan dan santun
1 Memberikan tanggapan dengan tidak lengkap dan
(Kurang) tidak jelas
Tutur katanya tidak sopan dan santun

f. Membuat ringkasan dari teks yang dibaca (Pascabaca).


Kualifikasi Deskriptor
4 Meringkas seluruh peristiwa dengan bahasa
(Sangat Baik) sendiri
Meringkas dengan urutan yang benar
3 Meringkas seluruh peristiwa dengan bahasa
(Baik) sendiri
Meringkas dengan urutan yang kurang benar
2 Meringkas sebagian peristiwa dengan bahasa
(Cukup) sendiri
Meringkas dengan urutan yang kurang benar
1 Meringkas sebagian kecil peristiwa dengan bahasa
(Kurang) sendiri
Meringkas dengan urutan yang kurang benar

Secara sederhana, rubrik penilaian di atas dapat dibuat ke dalam


bentuk rekapitulasi nilai berikut:
26

Nama siswa:.........................................................
No Aspek yang dinilai Skor
SB B C K
Prabaca
1 Memprediksi isi teks dari koran
Saat Baca
2 Membaca teks dari koran
3 Membuktikan hasil prediksi isi
teks dari koran yang dibaca
Pascabaca
4 Menjelaskan informasi yang
diperoleh berdasarkan teks yang
dibaca
5 Menanggapi informasi
berdasarkan teks yang dibaca
6 Membuat ringkasan dari teks yang
dibaca
Jumlah
Rata-rata
Kualifikasi

Berdasarkan rekapitulasi yang diperoleh, seorang siswa yang


mampu mengikuti seluruh kegiatan membaca dengan benar akan
memperoleh skor 24 yankni dari 6 lembar kegiatan dengan skor
maksimar 4. Untuk mengubahnya ke dalam skala 4 dapat digunakan
rumus sederhana berikut.

N= x4

2. Ketuntasan Belajar Membaca


Ketuntasan belajar yang digunakan dalam pembelajaran membaca
adalah ketuntasan penguasaan substansi. Nilai keterampilan dituangkan
dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00-1,00 untuk angka yang ekuivalen
dengan huruf A dampai dengan D sebagaimana yang tertera pada tabel
berikut.
27

Nilai Ketuntasan Keterampilan Membaca


Rentang Angka Huruf
3,85 4,00 A
3,51 3,84 A-
3,18 3,50 B+
2,85 3,17 B
2,51 2,84 B-
2,18 2,50 C+
1,85 2,17 C
1,51 1,84 C-
1,18 1,50 D+
1.00 1,17 D
` Sumber: Permendibud No. 104 Tahun 2014 (dalam Taufina, 2016:161)
28

III. PENUTUP
A. Simpulan
1. Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya
untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini
berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang
dibaca.
2. Kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan memperoleh pesan atau
memahami makna melalui bacaan. Tujuan membaca akan berpengaruh
kepada jenis bacaan yang dipilih, misalnya, fiksi dan nonfiksi.
3. Manfaat membaca antara lain: mendapat banyak pengalaman, memperoleh
pengetahuan umum dan berbagai informasi, serta dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan.
4. Jenis-jenis membaca ada dua yaitu membaca ekstensif dan membaca
intensif.
5. Menurut Burn (dalam Taufina, 47-51) proses membaca ada tiga tahap :
(1) prabaca (prereading), (2) saat baca (durring rading ), dan (3)
pascabaca (postreading).
6. Menurut Taufina (2016:184-194) terdapat sepuluh strategi yang dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran membaca, yaitu: 1) strategi bawah-atas,
2) strategi atas-bawah, 3) strategi campuran, 4) strategi interaktif, 5)
strategi KWL, 6) strategi DRA, 7) strategi DRTA, 8) strategi quantum
reading, 9) strategi PACER, dan 10) strategi PQ4R.
7. Penilaian dalam membaca dapat dilakukan di kelas tinggi dan kelas rendah,
penilaian tersebut terdiri dari berbagai macam tergantung kompetensi
yangakan diukur.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah dijabarkan, penulis
menyarankan hal-hal sebagai berikut.
a. Bagi pembaca, pahami kembali bahwa adanya tingkatan dalam perbedaan
antara mendengar, mendengarkan, dan menyimak.

28
29

b. Bagi penulis lain, kembangkan lebih dalam pemahaman tentang peranan


menyimak.
c. Bagi tenaga pengajar di SD, tingkatkan pemahaman dan terapkan
pembelajaran yang menggunakan strategi menyimak.
30

Daftar Rujukan

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press.


Farida, Rahim. 2012. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hasnah, dkk. 2013. Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan melalui
Metode Bermain pada Siswa Kelas I SDN Nambo Kecamatan Bungku
Timur (Online). https://media.neliti.com/media/publications/110923-ID-
meningkatkan-keterampilan-membaca-permul.pdf. Jurnal Kreatif Tadulako.
Vol 3 No. 1ISSN 2354-614X. Diakses tanggal 14 September 2017.
Henry Guntur Tarigan. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Kundharu, Saddhoni dan Slamet. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati.
Taufina. 2016. Mozaik Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar. Bandung: CV.
Angkasa.
Taufina dan Faisal. 2016. Mozaik Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Apresiasi
Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: CV. Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai