OLEH :
KELOMPOK 6
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dankarunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, karena tanpa-Nya
mustahil makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Pembelajaran IPA SD
khususnya subtansi “Hirarki Pembelajaran IPA SD”, serta dalam rangka memenuhi tugas
dari Ibu Dra. Zuryanty,M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pembelajaran IPA
SD.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan banyak manfaat, terutama
bagi kita, danumumnya bagi setiap orang yang membaca tulisan ini.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen
Pengampu yang telah membimbing dengan sabar, kepada orang tua kami yang selalu
mendo'akan kami, dan kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, yang tidak bisa mengatakan satu per satu tetapi tidak mengurangi
rasa hormat kami.
Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah "tidak ada gading yang tak retak," atau
"sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga," kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kebenaran dan
kesempurnaan adalah satu-satunya milik Allah.
Penyaji
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pendidikan yang paling ditekankan adalah prosesnya, karena pendidikan
merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung dari diri peserta
didik. Oleh karena itu pendidikan sangat menekankan pada proses belajar mengajarnya.
Tugas guru sebagai fasilitator dan juga mengajar saja tidak dapat dilakukan sembarangan,
tetapi harus menggunakan pendekatan, strategi, metode, dan teknik tertentu agar guru bisa
bertindak secara tepat. Hirarki pembelajaran dapat membantu guru dalam mengajar siswa.
Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan pertama yang simasuki anak. Pada jenjang
ini anak diajarkan berbagai mata pelajaran untuk membekali mereka agar memiliki
kemampuan dasar untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi dan sebagai bekal hidup
sehari-hari. Salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA adalah salah satu
komponen mata pelajaran yang mempunyai fungsi dan tujuan juga ruang lingkup tersendiri,
serta mempunyai peran yang sangat penting dalam semua aktivitas kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis pendekatan pembelajaran IPA?
2. Apa saja strategi dalam pembelajaran IPA?
3. Apa saja metode dalam pembelajaran IPA?
4. Apa saja teknik dalam pembelajaran IPA?
5. Apa saja model dalam pembelajaran IPA?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui jenis pendekatan pembelajaran IPA?
2. Mengetahui strategi dalam pembelajaran IPA?
3. Mengetahui metode dalam pembelajaran IPA?
4. Mengetahui teknik dalam pembelajaran IPA?
5. Mengetahui model dalam pembelajaran IPA?
Hirarki Pembelajaran IPA
Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang suatu pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran IPA merupakan landasan filosofi yang melatarbelakangi proses
pembelajaran IPA. Landasan filosofi ini berdasarkan epistemologi, ontologi, dan aksiologi
pembelajaran IPA. IPA yang dibahas disini adalah natural science, bukan social science.
Natural Science secara harfiah merupakan ilmu yang mempelajari alam dan peristiwa-
peristiwa yang berhubungan dengan alam. Tujuan yang akan dicapai setelah seorang peserta
didik belajar IPA adalah mampu mempelajari diri sendiri dan fenomena alam. Pencapaian
tujuan belajar IPA tersebut dalam proses pembelajaran yang dimulai dari penentuan
pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan.
Setiap peserta didik mempunyai karakter belajar tersendiri, ada yang auditori, visual,
dan kinestetik. Berbagai karakter peserta didik harus dapat menjadi acuan dalam memilih
pendekatan pembelajaran.
d. PengalamanBelajar
Dalam pendekatan ini, guru berperan lebih aktif dibandingkan peserta didiknya
karena guru mengelola dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas. Pendekatan ini biasa
disebut juga mengajar secara konvensional, seperti metode ceramah dan demonstrasi. Akan
tetapi, jika dikelola dengan baik, pendekatan ini akan memberikan suatu proses belajar
bermakna pada peserta didik. Dalam proses pembelajarannya guru mempersiapkan bahan
dengan rapi, sistematik, dan lengkap sehingga peserta didik cukup menyimak dan
mencemanya secara teratur.
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach) merupakan suatu pendekatan yang dalam kegiatan pembelajaran guru yang
mempunyai peran utama sehingga terkadang mengabaikan peserta didik. Pendekatan
pembelajaran ini dilakukan dengan metode ceramah. Pendekatan ini baiknya digunakan
untuk pemahaman konsep esensial dan disampaikan dengan strategi/metode yang tepat
sehingga guru tidak bersifat otoriter dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Pendekatan pembelajaran student centered approachlheuristz
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student
centered approach) merupakan pendekatan pembelajaran aktif dimana guru berperan sebagai
fasilitator, motivator, katalisator, dan pengontrol konsep. Pada pendekatan ini, peserta didik
diposisikan sebagai pusat perhatian utama.
Pendekatan berorientasi pada peserta didik ini menggunakan metode heuristik yang
dipromosikan oleh Prof. Amstrong pada abad ke-19. Menurut metode ini, peserta didik
sendiri yang harus menemukan fakta ilmu pengetahuan. Pendekatan heuristik adalah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan sejumlah data dan peserta didik diminta untuk
membuat kesimpulan menggunakan data tersebut, implementasinya dalam pembelajaran
menggunakan metode penemuan atau inkuiri. (Sagala, 2005)
Prinsip pendekatan heuristik oleh Rusyan (1993) adalah:
a) Aktivitas peserta didik merupakan fokus utama dalam belajar.
b) Berpikir logis dalam menemukan sesuatu.
c) Proses menemukan konsep-konsep.
d) Pengalaman yang penuh tujuan.
e) Perkembangan mental seseorang.
Alasan menggunakan pembelajaran aktif atau berpusat pada peserta didik antara lain:
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik sangat
dianjurkan untuk dilaksanakan baik untuk tingkat pendidikan dasar, menengah, maupun
pendidikan tinggi. Pendekatan ini melibatkan peran aktif peserta didik dalam memahami
suatu materi dan dapat tersimpan kuat dalam otak, karena mereka mengalami sendiri melalui
praktik dan dituntut mampu mengajarkan sesuatu kepada orang lain.
b. Pendekatan Konsep dan Pendekatan Proses
1) Pendekatan konsep
Jadi, konsep dapat merupakan konsep konkret dan konsep abstrak. Beberapa konsep ada
kalanya dapat digabungkan dan saling memengaruhi satu dengan yang lain. Gabungan
konsep-konsep ini merupakan generalisasi dan disebut prinsip ilmiah. Sebagai contoh, konsep
asam bereaksi dengan basa membentuk garam. Konsep juga mengalami modinasi disebabkan
timbulnya fakta-fakta baru, misalnya konsep atom berkembang mulai dari konsep atom
Dalton disempurnakan J. J. Thomson, Rutherford, kemudian Neils Bohr hingga teori atom
modern. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam merencanakan pembelajaran
dengan pendekatan konsep (Dahar, 2003).
2) Pendekatan proses
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke
khusus sebagai pendekatan pembelajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip
umum diikuti contoh-contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum itu ke dalam
keadaan khusus (Sagala, 2005).
2) Pendekatan induktif
Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus
menuju umum. Filosofi Inggris Prancis Bacon (1561) menghendaki agar penarikan
kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkret sebanyak mungkin (Sagala, 2005). Oleh
karena itu, pendekatan pembelajaran induktif menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian
disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip, dan aturan. Pendekatan Discovery-Inquity
Objek proses pembelajaran IPA yang terdiri dari produk IPA, nilai atau sikap ilmiah
IPA, kerja atau proses ilmiah IPA, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas
dalam mempelajari IPA. Objek proses pembelajaran IPA tersebut dapat dicapai dalam suatu
proses pembelajaran dengan pendekatan dzscovery-inquiry. Pendekatan ini mampu
meningkatkan proses mental peserta didik. Proses mental yang dimaksud adalah kemampuan
dalam melakukan pengamatan, mengklasifikasi, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
bertukar pendapat atau diskusi, memecahkan permasalahan (problem solving), dan membuat
kesimpulan.
c. Pendekatan Kontekstual
d. Pendekatan Konstruktivisme
Teori konstruktivisme adalah teori-teori yang menyatakan bahwa peserta didik itu sendiri
yang harus secara pribadi menemukan dan menerapkan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan memperbaiki aturan itu jika tidak sesuai
lagi. Pendekatan ini menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran, sedangkan
guru berperan menjadi fasilitator yang membantu peserta didik menemukan fakta-fakta,
konsep, dan prinsip.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan siswa dengan
cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah –langkah pengerjaan sesuatu.
Demonstrasi merupakn praktek yang diperagakan kepada siswa. Berdasarkan tujuannya
demonstrasi dapat dibagi menjadi dua:
a. Demonstrasi proses yaitu metode yang mengajak siswa memahami langkah dari
langkah suatu proses.
b. Demonstrasi hasil yaitu metode untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil
dari sebuah proses.
3. Metode Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu
eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan
dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan
dikontrol sudah tepat. untuk keberhasilan maka eksperimen harus dirancang dulu kemudia di
uji coba.
a. Keunggulan-keunggulan metode eksperimen
1) Fakta dan data yang diproleh siswa secara langsung mudah di ingat
2) Guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap sikap dan
psikomotorik
3) Melatih kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di sekolah
biasanya dilakukan secara berkelompok
b. Kelemahan metode eksperimen
1) Memerlukan bahan dan alat praktik yang banyak
2) Kalau siswa tidak diawasi dengan baik kadang-kadang ada yang main di
kelompok
3) Memerlukan waktu belajar yang lebih lama dari pada metode demonstrasi
Untuk menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA, ada beberapa
persyaratan yang harus dilakukan, diantaranya:
a. Peralatan dan bahan yang tersedia dilaboratorium harus memadai untuk
eksperimen
b. Menggunakan bahan praktikum yang tidak berbahaya
c. Menggunakan peralatan yang aman bagi keselamatan dan mudah digunakannya.
4. Metode Diskusi
Diskusi merupakan situasi dimana diantara siswa, siswa dengan guru terjadi tukar
menukar informasi, ideal atau pendapat untuk memecahkan suatu masalah (Cruickshank,
2006). Tujuan diskusi adalah untuk mereviev apa yang telah siswa pelajari, mendorong siswa
untuk merefleksikan ide mereka atau pendapat mereka, menggali isu-isu , memecahkan
masalah dan meningkatkan keterampilan komunikasi secara langsung atau bertemu muka.
a. Metode diskusi kelas
Bertujuan untuk bertukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta,
sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Kesepakatan
pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi.
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran antara dua
orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan
tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan
juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banya berbicara dalam diskusi yang
lebih luas.
5. Metode Bermain Peran (Role-Play)
Merupakan metode untuk ‘menghadirkan ‘ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke
dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas/pertemuan , yang kemudian dijadikan sebagai
bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian. Misalnya: menilai keunggulan maupun
kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberi saran/alternatif pendapat
bagi pengembangan peran-peran, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan
permainan peran. Untuk tingkat SD metode bermain peran pada pembelajaran IPA dapat
dilakukan misalnya pada topik “Rantai Makanan”, Rotasi dan Revolusi Bumi. Kelemahan
metode bermain peran diantaranya kadang-kadang siswa terjebak pada bermainya tidak ke
konsep yang sedang dipelajari dan memerlukan waktu yang lama.
6. Metode Simulasi
Merupakan metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan peserta
belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi
yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan
praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Ada beberapa contoh metode simulasi yang
dapat diterapkan pada materi IPA SD, contohnya pada saat menjelaskan konsep gerhana.
Simulasi gerhana bulan misalnya dengan menyorot bola sebagai bumi dan bulan dimana
lampu senter sebagai matahari. Contoh lainya terjadinya tsunami dengan cara bak plastik diisi
pasir dan air, dari bawah digerakkan untuk mensimulasikan seolah-olah terjadi gempa ada
gempa dan menimbulkan tsunami pada pantai.
1. Teknik Bertanya
Teknik bertanya itu suatu teknik yang efektif dalam proses pembelajaran IPA. Guru
bertanya kepada siswa merupakan hal yang sangat penting dengan bertanya tersebut siswa
langsung berfikir dan dapat mengoptimalkan proses berfikir perkembangan mental peserat
didik. Kemampuan dalam menyusun pertanyaan merupakan landasan pertama dalam
mempelajari materi IPA dengan berbagai macam model pembelajaran.
Tujuan dari pemberian pertanyaan pada peserta didik menurut Cole & Chan (1998)
(dalam buku Asih Widi (2014) adalah:
a. Mengoptimalkan kemampuan berkomonikasi interpersonal
b. Memusatkan perhatian peserta didik pada suatu aspek tertentu ( bagian dari
materi)
c. Memperkenalkan pemahaman peserata didik terhadap materi yang disampaikan.
d. Menelaah bagian penting dari materi ajar
e. Menstimulasi aktivitas proses kognitif peserta didik
f. Mendorong peserta didik untuk melaksanakan diskusi kelompok
g. Mengontrol pola perilaku social peserta didik.
Kategori pertanyaan menurut Cole & Chan (1998) (dalam buku Asih Widi (2014)
a. High and low order question merupakan teknik bertanya yag bertujuan untuk
mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Teknik tersebut menurut
beberapa penelitian biasa digunakan guru dalam bertanya di kelas.
b. Product question merupakan teknik bertanya yang meminta peserta didik
membuat suatu kesimpulan atau hasil akhir (out come).
c. Open question merupakan suatu teknik bertanya yang mendorong peserta didik
berpikir divergen dan berpikir kreatif.
d. What,When,who,why and how question kategori bertanya tipe ini dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
e. Memory question bertujuan untuk mengingat kembali materi yang telah
diberikan pada peserta didik.
f. Contextually explicit,contextually implicit and background question merupakan
suatu teknik bertanya yang dilakukan oleh guru meminta suatu jawaban yang
tegas dari suatu materi yang telah dipelajarinya.
a. Persiapan
Guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang melatarbelakanginya.
b. Kegiatan penjelajahan
c. Pertanyaan anak
d. Penyelidikan
Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dicksplorasi selama 2-3 hari, dalam selang
3-4 hari.
c. Refleksi
Melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan memisahkan hal-
hal yg masih perlu diperbaiki.
a. Persiapan
b. Kegiatan penjelajahan
Pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh mengamati hewan-hewan peliharaan
teman-temannya dari dekat (merabu. mengelus, menggendong) dan mereka boleh
mengajukan pertanyaan
c. Pertanyaan anak
d. Penyelidikan
Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dicksplorasi lebih jauh.Umpamanya siswa
diminta mengamati keadaan hewan-hewan yangtidak dipelihara, seperti dari mana mereka
memperoleh makanannya,dimana mereka tidur, punya nama kebersihannya.
c. Refleksi atau tidak. bagaimana
A. Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah:
1. Pendekatan pembelajaran,
Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang suatu
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran IPA merupakan landasan filosofi yang
melatarbelakangi proses pembelajaran IPA.
2. Strategi pembelajaran,
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yg dilakukan guru dengan
tujuan proses pembelajaran yg berlangsung dikelas dapat mencapai tujuannya secara efektif
dan efisien. Strategi pembelajaran dilihat dari cara penyampaian materi IPA, yaitu strategi
pembelajaran induktif dan deduktif.
3. Metode pembelajaran;
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Teknik pembelajaran;
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Taktik pembelajaran merupakan gaya
seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual.
5. Model pembelajaran
Modelpembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
3. Saran
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Daftar Pustaka
Maulana, dkk. Ragam Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar. UPI Sumedang Press.
Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
https://www.scribd.com/document/445358365/hirarki-pembelajaran-ipa-docx
Diakses pada tanggal 13 Maret 2023