PENDIDIKAN IPA SD
Disusun Oleh :
Wulan Rahmadania ()
Yones Atrasia ()
Dosen Pengampu :
2024
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang suatu pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran IPA merupakan landasan filosofi yang melatarbelakangi proses
pembelajaran IPA. Landasan filosofi ini berdasarkan epistemologi, ontologi, dan aksiologi
pembelajaran IPA. IPA yang dibahas disini adalah natural science, bukan social science.
Pendekatan dalam pembelajaran IPA akan mempunyai ciri khas yang membedakan
dengan pendekatan dalam pembelajaran materi yang lain Karakteristik materi IPA yang khas
juga memerlukan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lebih spesifik. Karakter materi
IPA yang berupa pengetahuan faktual akan berbeda dengan pengetahuan konseptual,
prosedural, dan metakognitif.
Natural Science secara harfiah merupakan ilmu yang mempelajari alam dan peristiwa-
peristiwa yang berhubungan dengan alam. Tujuan yang akan dicapai setelah seorang peserta
didik belajar IPA adalah mampu mempelajari diri sendiri dan fenomena alam. Pencapaian
tujuan belajar IPA tersebut dalam proses pembelajaran yang dimulai dari penentuan
pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan.
d. Pengalaman Belajar
Penentuan pendekatan sebaiknya memerhatikan pengalaman belajar yang akan
dilaksanakan oleh peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
Pengalaman belajar peserta didik dapat berupa aktivitas yang dilakukannya.
Pendekatan yang sesuai dengan pengalaman peserta didik adalah pendekatan inkuiri
Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan peserta
didik dalam berinteraksi dengan bahan ajar (Uno, 2006).
Jadi, konsep dapat merupakan konsep konkret dan konsep abstrak. Beberapa
konsep ada kalanya dapat digabungkan dan saling memengaruhi satu dengan yang
lain. Gabungan konsep-konsep ini merupakan generalisasi dan disebut prinsip ilmiah.
Sebagai contoh, konsep asam bereaksi dengan basa membentuk garam. Konsep juga
mengalami modinasi disebabkan timbulnya fakta-fakta baru, misalnya konsep atom
berkembang mulai dari konsep atom Dalton disempurnakan J. J. Thomson,
Rutherford, kemudian Neils Bohr hingga teori atom modern. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan pendekatan
konsep (Dahar, 2003).
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke
khusus sebagai pendekatan pembelajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,
prinsip umum diikuti contoh- contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum itu
ke dalam keadaan khusus (Sagala, 2005).
a) Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disaj ikan dengan pendekatan deduktif.
b) Menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan
buktinya.
c) Menyajikan contoh-contoh kasus agar peserta didik dapat menyusun hubungan
antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media
yang cocok.
d) Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa
keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.
2) Pendekatan induktif
Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus
menuju umum. Filosofi Inggris Prancis Bacon (1561) menghendaki agar penarikan
kesimpulan didasarkan atas fakta- fakta yang konkret sebanyak mungkin (Sagala.
2005). Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran induktif menyajikan sejumlah
keadaan khusus kemudian disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip, dan aturan.
Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan induktif (Sagala. 2005)
antara lain:
a) Memilih konsep, prinsip, dan aturan yang akan disajikan dengan pendekatan
induktif.
b) Menyajikan contoh-contoh khusus konsep, prinsip, dan aturan yang memungkinkan
peserta didik memperkirakan (hipotesis) sifat umum yang terkandung dalam
contole-contoh itu.
c) Menyajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau
menyangkal perkiraan itu.
d) Menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan
langkah-langkah terdahulu.
d. Pendekatan Discovery-Inquiry
e. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (contextual teaching and leaming/CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diaJarkannya dengan
situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong mereka untuk membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Nurhadi (2003), pembelajaran kontekstual
adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi dan
situasi dunia nyata peserta didik.
Pengetahuan dan keterampilan peserta didik diperoleh dengan cara mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar. Menurut Johnson (2002),
CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para peserta didik
melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks kehidupan keseharian
mereka, yaitu konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Borko dan Putnam mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual, guru
memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi peserta didik dengan cara mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan nyata dan lingkungan di mana peserta didik hidup
dan berada, serta dengan budaya yang berlaku dalam masyarakatnya. Pemahaman,
penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang ada dalam materi
dikaitkan dengan apa yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari
(Dirjen Dikdasmen, 2001).
f. Pendekatan Konstruktivisme
Salah satu prinsip penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak dapat hanya
semata-mata memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus
membangun pengetahuan dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini
dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan
sangat relevan dengan peserta didik, dengan memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menemukan atau menerapkan ide-ide, dan dengan mengajak peserta didik
agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk
belajar.
Teori konstruktivisme adalah teori-teori yang menyatakan bahwa peserta didik itu
sendiri yang harus secara pribadi menemukan dan menerapkan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan memperbaiki aturan
itu jika tidak sesuai lagi. Pendekatan ini menuntut peserta didik untuk lebih aktif
dalam pembelajaran, sedangkan guru berperan menjadi fasilitator yang membantu
peserta didik menemukan fakta-fakta, konsep, dan prinsip. Empat prinsip kunci yang
diturunkan dari teorinya telah memegang suatu peran penting sebagai berikut:
1) Penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran: dalam proses pembelajaran
diperlukan interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu,
yang berarti menekankan pada proses kooperatif.
2) Zona perkembangan terdekat (zone of proximal development): peserta didik
dalam belajar konsep paling baik jika konsep itu berada pada zona perkembangan
terdekat mereka.
3) Pemagangan kognitif (cognitive apprenticeshipp): proses dimana seorang peserta
didik tahap demi tahap mencapai kepakaran dalam interaksinya dengan seorang
pakar, apakah orang dewasa atau teman sebaya yang lebih tinggi pengetahuannya
4) Scaffolding atau mediated learning: dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan
pemecahan masalah, peserta didik diberikan tugas yang kompleks, kemudian guru
memberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Deduktif adalah proses dari penalaran yg berangkat dari umum ke khusus, atau
dari premis umum ke suatu kesimpulan logis. Strategi ini disampaikan dengan cara
mengajar dari aturan umum ke contoh-contoh khusus, atau penerapan generalisasi ke
kasus khusus. Strategi pembelajaran ini dilaksanakan dengan pemberian produk IPA
yg berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori terlebih dahulu. Strategi ini
umumnya merupakan pembuktian teori melalui eksperimen.
Maulana, dkk. Ragam Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar: UPI Sumedang Press.
Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.