Oleh:
Sri Ambarwati
Nurul Islamiyah
A. Latar Belakang
Pada tingkat MI/SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan mata pelajaran
yang urgent. Karena peran IPA adalah untuk menambah pengetahuan serta
pengalaman peserta didik. Dalam hal ini mata pelajaran IPA merupakan sebuah
proses pembelajaran yang menekankan pada pengalaman seorang peserta didik yang
akan berpengaruh terhadap pengembangan kompetensi agar menjelajah dan
memahami alam sekitar secara alamiah.
Pada setiap kurikulum mata pelajaran, guru diharapkan mengembangkan model
pembelajaran sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya intake siswa dan
kelengkapan media pembelajaran. Berdasarkan pengamatan di lapangan masih ada
guru yang menyajikan pembelajaran hanya dengan Transfer of knowledge atau
mentransfer ilmu tanpa mengembangkan bagaimana cara belajar siswa sesuai dengan
karakteristik materi. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
di titik beratkan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk memperoleh tujan pendidikan dengan hasil yang memuaskan, perlu
diambil berbagai pendekatan, metode dan Teknik untuk menggapainya. Strategi
untuk mengapai tersebut dengan menggunakan pendekatan serta metode tertentu,
ketepatan terhadap pemilihan pendekatan yang tepat terhadap bidang studi yang
diajarkan merupakan bagian dari komponen dari strategi pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
dibahas adalah:
1. Jelaskan mengenai pendekatan, metode, dan Teknik pembelajaran IPA?
2. Jelaskan berbagai macam pendekatan, metode, dan Teknik pembelajaran IPA?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengalaman belajar juga berpengaruh terhadap penentuan pendekatan.
Pengalaman belajar dapat mempengaruhi psikologi masingmasing peserta didik. Dengan
demikina untuk bisa menciptakan pendekatan yang lebih maksimal pengalam belajar
peserta didik juga perlu diperhatikan.
5. Kecakapan hidup (life skill)
Pendekatan pembelajaran yang akan di aplikasikan oleh seorang guru atau
pengajar harus memperhatikan dan mengopptimalkan kecakapan hidup (life still) peserta
didik. Proses pembelajaran di dalamnya terintegrasi dan terkoneksi kecakapan hidup
harapanya akan mampu membekali peserta didik untuk mampu survive dalam kehidupan
dan juga bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Yang dimana peserta
didik mampu memecahkan problematika yang sedang dihadapi oleh dirinya maupun
masyarakat.
Pendekatan ini, guru dituntut untuk berperan lebih aktif dibandingkan dengan
peserta didiknya, dikarenakan seorang guru harus mengelola dan mempersiapkan
bahan ajar secara tuntas.
4
Pendekatan konsep Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh (Sagala, 2005).
5
mudah menyajikan bahan ajar tersebut. Masing-masing metode mempunyai ciri , keunggulan-
keunggulan dan kelemahan-kelemahan.
6
2. Metode Demonstrasi
1) demonstrasi proses yaitu metode yang mengajak siswa memahami langkah demi
langkah suatu proses
2) demonstrasi hasil yaitu metode untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari
sebuah proses.
3. Metode Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu
eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang
7
diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi
yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus
dirancang dulu kemudian diuji coba.
Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian
yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang
berhubungan dengan konsep -konsep di dalam Standar Kompetensi mata pelajaran,
kecuali untuk melatih khusus siswa -siswa dalam kelompok tertentu. Contohnya
Kelompok Ilmiah Remaja.
1). Keunggulan-Keunggulan Metode Eksperimen
a) Fakta atau data yang diperoleh siswa secara langsung mudah diingat
b) Guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap sikap dan
psikomotorik
c) Melatih kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di sekolah
biasanya dilakukan secara berkelompok
2). Kelemahan-Kelemahan Metode Eksperimen
a) Memerlukan bahan dan alat praktik yang banyak
b) Kalau siswa tidak diawasi dengan baik kadang -kadang ada yang main-main di
kelompoknya
c) Memerlukan waktu belajar yang lebih lama dari pada metode demonstrasi
4. Metode Diskusi
Diskusi merupakan situasi dimana diantara siswa, siswa dengan guru terjadi tukar
menukar informasi, idea tau pendapat untuk memecahkan suatu masalah (Cruickshank,
2006). Tujuan diskusi adalah untuk mereviev apa yang telah siswa pelajari, mendorong
siswa untuk merefleksikan ide mereka atau pendapat mereka, menggali isu-isu,
memecahkan masalah dan meningkatkan keterampilan komunikasi secara langsung atau
bertemu muka. Metode diskusi ada yang berupa diskusi umum atau diskusi kelas dan
diskusi kelompok.
1). Metode Diskusi Kelas
Metode Diskusi Umum (Diskusi Kelas) bertujuan untuk tukar menukar gagasan,
pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-
8
pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta
dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran
inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan
(ceramah), curah pendapat, diskusi kelo mpok, permainan, dan lain-lain.
2). Metode Diskusi Kelompok
Sama seperti diskusi Umum, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik
dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok -kelompok kecil,
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun
suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta
yang masih belum banyak berbicara dalam diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan
metode ini adalah mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari
suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses
dilanjutkan dengan diskusi pleno.
6. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk
mengembangkan keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).
Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar
karena adanya kesulitan untuk melakukan pra ktek di dalam situasi yang sesungguhnya.
9
Ada beberapa contoh metode simulasi yang dapat diterapkan pada materi IPA SD,
contohnya pada saat menjelaskan konsep gerhana. Simulasi gerhana bulan micalnya
dengan menyorot bola sebagai bumi dan bulan dimana lampu senter sebagai matahari.
Contoh lainnya terjadinya Tsunami dengan cara bak plastik diisi pasir dan air, dari bawah
digerakkan untuk mensimulasikan seolah-olah terjadi gempa ada gempa dan
menimbulkan Tsunami pada pantai.
7. Metode Permainan
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-
breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah membangun
suasana belajar yang dinamis, pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi
kebekuan fikiran atau fisik peserta penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik
permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi
santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif,
dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar).
Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif
dalam suasana gembira meskipun membahas hal - hal yang sulit atau berat. Sebaiknya
permainan digunakan sebagai bagian dari proses Metode permainan dalam pembelajan
dapat dilakukan untuk mengembangkan konsep atau untuk mengevaluasi. Permainan
pada pembelajaran sebaiknya dirancang dahulu baik skenario maupun alat -alat
permainannya
10
concepts”. Beberapa teknik yang dapat diterapkan oleh guru IPA menurut Chiapetta dan
Koballa (2010:171-177) adalah menggunakan peta konsep (concept mapping), imajinasi
(images) berupa gambar atau grafik, analogi (analogies), pemodelan (modeling), dan memberi
motivasi.
a. Peta konsep (concept mapping)
Novak dan Gowin dalam Chiapetta dan Koballa (2010:172) mengindikasikan bahwa
peta konsep dapat digunakan untuk:
1. Determine pathways for organizing meaning.
2. Negotiate meaning with students.
3. Point our misconceptions.
4. Promote higher-level thinking.
b. Imajinasi (images)
Teknik imajinasi (images) efektif diterapkan pada pembelajaran IPA di jenjang
SD dan SMP terutama pada materi yang abstrak. Seperti dijelaskan di awal, peserta didik
pada jenjang SD dan SMP masih dalam taraf berpikir konkrit maka peserta didik akan
kesulitan untuk mempelajari fakta, konsep, dan yang lainnya yang abstrak. Penerapan
teknik images pada pembelajaran akan membantu peserta didik memahami sesuatu yang
abstrak menjadi sesuatu yang konkrit melalui imajinasinya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru adalah menghadirkan gambar, grafik,
foto atau media yang lain. Memang banyak konsep alamiah yang abstrak, sehingga sulit
menggambarkan dan menghadirkan gambar konsep tersebut. Akan tetapi, guru harus
tetap memberi gambaran kepada peserta didik sesederhana mungkin agar peserta didik
dapat menggunakan imajinasinya untuk berpikir tentang apa yang sedang mereka
pelajari. Chiapetta dan Koballa (2010:172) mengatakan “picture and diagram are used
frequently during science instruction to represent concepts and principles”.
Menggunakan diagram dalam pembelajaran untuk mempertinggi pema-haman peserta
didik yang lebih lanjut dapat dilakukan dengan teknik seperti penalaran logis.
c. Analogi (analogies)
Analogi merupakan salah satu teknik yang dapat membawa peserta didik
membuat koneksi antara yang mereka ketahui dan apa yang kita ingin mereka
11
mengetahui. Chiapetta dan Koballa (2010:172) mengatakan bahwa “analogical
reasoning encourages students to construct cognitive connection between the familiar
and unfamiliar”. Familiar pada pernyataan merujuk pada analog (sesuatu yang
mengandung persamaan) dan unfamiliar merujuk pada target.
Membelajarkan konsep dan prinsip yang abstrak menggunakan analogi adalah
pembelajaran yang sangat dianjurkan. Walaupun pendekatan ini tidak selalu efektif.
Peserta didik dapat dan sering mengalami miskonsepsi dalam menghubungkan antara
analog dan target konsep. Oleh sebab itu guru harus benar-benar mampu mengarahkan
peserta didik dalam beranalogi.
d. Pemodelan (modeling)
Pemodelan untuk menggambarkan fenomena sangat membantu me-mahamkan
peserta didik tertang sesuatu yang terjadi. Pemodelan tentang model atom, sistem
tatasurya, sel, DNA double helix, siklus krebs, dan lain sebagainya berperan penting
dalam menyampaikan dasar ide atau konsep kepada peserta didik. Tanpa pemodelan,
guru akan sulit sekali membelajarkan fenomena alamiah yang ada kepada peserta didik.
Ketika menggunakan model untuk mengajar pe-serta didik tentang teori atau
prinsip, guru harus ingat bahwa model adalah meng-gambarkan fenomena dan untuk
mencapai target. Target disini adalah objek, fe-nomena, atau sistem di alam. Karena
target tidak dapat diamati secara langsung dan tidak dapat difoto. Guru harus menyadari
walaupun model nampak lebih se-derhana dan konkrit, tidak semua peserta didik dapat
membaca (paham) tentang model tersebut.
e. Motivasi
Motivasi merupakan elemen penting dalam pembelajaran, Motivasi
mempengaruhi sikap dan hasil belajar. Brophy dalam Chiapetta dan Koballa (2010:176)
mengatakan bahwa “a student’s tendency to find schoolwork meaningful and worthwhile
and to try to benefit from it is sense of motivation to learn”. Pentingnya motivasi ini
mendorong guru harus memberi motivasi kepada peserta didik dalam kegiatan
pembelajran maupun tidak. Motivasi dari dalam diri peserta didik adalah faktor yang
paling besar pengaruhnya akan tetapi peran guru untuk memotivasi juga sangat penting
bagi peserta didik.
12
Motivasi tidak hanya disampaikan sebatas ucapan, motivasi terbaik adalah
memberikan contoh berupa action. Peserta didik akan lebih tertarik dengan contoh baik
dari guru. Dalam pembelajaran teori belajar behavioralistik mengatakan salah satu
memacu antusias peserta didik untuk belajar adalah memberikan motivasi. Oleh sebab itu
pentingnya motivasi bagi peserta didik ini perlu sekali diperhatikan oleh para guru.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan dapat diartikan, "sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk
mendekati sesuatu". Pengalaman belajar juga berpengaruh terhadap penentuan
pendekatan. Proses pembelajaran di dalamnya terintegrasi dan terkoneksi kecakapan
hidup harapanya membekali peserta didik untuk mampu survive dalam kehidupan dan
juga menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Metode belajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah sebuah cara
yang digunakan guru sebelum penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah
siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri.
14
DAFTAR PUSTAKA
15