Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK

PEMBELAJARAN IPA SD/MI


Makalah Pembelajaran IPA MI
Nurani Rahmania, M.Pd

Oleh:
Sri Ambarwati
Nurul Islamiyah

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Sekolah Tinggi Agama Islam “Miftahul Ula”
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tingkat MI/SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan mata pelajaran
yang urgent. Karena peran IPA adalah untuk menambah pengetahuan serta
pengalaman peserta didik. Dalam hal ini mata pelajaran IPA merupakan sebuah
proses pembelajaran yang menekankan pada pengalaman seorang peserta didik yang
akan berpengaruh terhadap pengembangan kompetensi agar menjelajah dan
memahami alam sekitar secara alamiah.
Pada setiap kurikulum mata pelajaran, guru diharapkan mengembangkan model
pembelajaran sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya intake siswa dan
kelengkapan media pembelajaran. Berdasarkan pengamatan di lapangan masih ada
guru yang menyajikan pembelajaran hanya dengan Transfer of knowledge atau
mentransfer ilmu tanpa mengembangkan bagaimana cara belajar siswa sesuai dengan
karakteristik materi. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
di titik beratkan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk memperoleh tujan pendidikan dengan hasil yang memuaskan, perlu
diambil berbagai pendekatan, metode dan Teknik untuk menggapainya. Strategi
untuk mengapai tersebut dengan menggunakan pendekatan serta metode tertentu,
ketepatan terhadap pemilihan pendekatan yang tepat terhadap bidang studi yang
diajarkan merupakan bagian dari komponen dari strategi pembelajaran.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
dibahas adalah:
1. Jelaskan mengenai pendekatan, metode, dan Teknik pembelajaran IPA?
2. Jelaskan berbagai macam pendekatan, metode, dan Teknik pembelajaran IPA?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pendekatan pembelajaran IPA


Pendekatan pembelajaran dapat dimaknai sebagai paradigma kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
umum, di dalamnya terdapat menampung, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Sedangkan Menurut Depdikbud (1990: 180)
pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”
Pendekatan pembelajaran juga merupakan cara agar dapat memudahkan pelaksanaan proses
pembelajaran. Sedangkan pendekatan pembelajaran IPA sendiri merupakan landasan filosofi
yang melatar belakangi proses pembelajaran IPA, yang dimaksud IPA disini adalah natural
science bukan social science.

a. Penentuan pendekatan pembelajaran IPA berdasarkan pada hal berikut:

1. Tujuan yang akan dicapai


Hendaknya tujuan pendekatan pembelajaran harus menjadi hal pokok yang
diperhatikan. Karena tujuan ini yang akan menjadi tolak ukur terhadap berhasilnya proses
pembelajaran. Sementara tujuan pembelajaran IPA dirumuskan berdasrkan bentuk
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang
berdasarkan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditetapkandalam
kurikulum.
2. Karakteristik materi IPA
Materi IPA memiliki dimensi pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, dan
metakognitif.
3. Karakteristik Peserta didik
Setiap peserta didik memiliki keberagaman karakter dalam belajar, ada yang
modalitasnya auditori, visual,dan juga kinestetik. Dari berbagai karakter peserta didik
tersebut harus menjadi acuan dalam memilih pendekatan pembelajaran.
4. Pengalaman belajar.

3
Pengalaman belajar juga berpengaruh terhadap penentuan pendekatan.
Pengalaman belajar dapat mempengaruhi psikologi masingmasing peserta didik. Dengan
demikina untuk bisa menciptakan pendekatan yang lebih maksimal pengalam belajar
peserta didik juga perlu diperhatikan.
5. Kecakapan hidup (life skill)
Pendekatan pembelajaran yang akan di aplikasikan oleh seorang guru atau
pengajar harus memperhatikan dan mengopptimalkan kecakapan hidup (life still) peserta
didik. Proses pembelajaran di dalamnya terintegrasi dan terkoneksi kecakapan hidup
harapanya akan mampu membekali peserta didik untuk mampu survive dalam kehidupan
dan juga bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Yang dimana peserta
didik mampu memecahkan problematika yang sedang dihadapi oleh dirinya maupun
masyarakat.

b. Jenis-jenis pendekatan pembelajaran IPA

1. Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Teacher Centered Approach dan Student Centered


Approach

a. Pendekatan pembelajaran teacher centered approach/pendekatan ekspositor,

Pendekatan ini, guru dituntut untuk berperan lebih aktif dibandingkan dengan
peserta didiknya, dikarenakan seorang guru harus mengelola dan mempersiapkan
bahan ajar secara tuntas.

b. Pendekatan Pembelajaran student centered approach/heuristik

Pendektan yang berpusat pada peserta didik. Pendekatan ini merupakan


pendekatan pembelajaran aktif diaman guru berperan sebagai fasilitaror, motivator,
kataliator, dan pengontrol konsep. Pada pendekatan ini peserta didik di posisikan
sebagai pusat perhatian utama.

2. Pendekatan Konsep dan Pendekatan Proses

4
Pendekatan konsep Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh (Sagala, 2005).

B. Metode Pembelajaran IPA


Metode belajar dapat diartikan sebagai a way in achieving something (Senjaya, 2008).
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan metode pada pembelajaran IPA harus
disesuaikan dengan kar akteristik materi IPA yang akan dipelajari, misalnya apakah materi
pelajaran tersebut berupa konsep yang dapat disajikan faktanya atau bersifat abstrak.
Selain itu dengan karakteristik materi Juga disesuaikan dengan kondisi sekolah atau
kelas yang dihadapi guru misalnya keadaan siswanya, sarana, serta harus sesuai dengan
kompetensi siswa yang harus dicapai pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
harus dicapai oleh siswa. Penggunaan metode juga bergantung pada model dan pendekatan
pembelajaran yang digunakan guru saat menyajikan materi pembelajaran. Untuk menyajikan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses, guru dapat menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi, seperti demonstrasi, eksperimen atau diskusi.
Guru yang profesional tidak hanya menguasai sejumlah materi pembelajaran, tetapi
juga terapil dalam menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran serta situasi pada saat materi tersebut harus disajiakn. Selain itu,
guru juga harus memilih metode yang tepat agar pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Atau metode pembelajaran dapat dikatakan
sebagai cara menyajikan isi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu.
Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) eksperimen (4) diskusi
(5) bermain peran, (6) simulasi dan (7) bermain peran. Dalam pelaksanaannya metode ini
dapat dipilih guru sesuai dengan topik-topik dalam pembelajaran IPA di SD/SMP. Metode
yang dipilih harus mempermudah para siswa menyerap materi ajar dan membuat guru juga

5
mudah menyajikan bahan ajar tersebut. Masing-masing metode mempunyai ciri , keunggulan-
keunggulan dan kelemahan-kelemahan.

a. Jenis-jenis metode pembelajaran


1. Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih banyak memberikan
informasi pada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran. Pada
pembelajaran yang menggunakan metode ceramah diupayakan tidak hanya
menyajikan informasi dari guru, karena pada setiap pembelajaran harus diusahakan
siswa yang aktif. Penggunaan metode ceramah pembelajaran harus digunakan teknik
bertanya, sehingga tetap terjadi interaksi antara guru dan siswa atau antara siswa dan
siswa.
Tanya jawab juga diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa
yang telah disampaikan oleh guru melalui metode ceramah. Penggunaan jenis
pertanyaan harus bervariasi seperti pertanyaan konvergen, divergen, pertanyaan untuk
menguji keterampilan proses dan keterampilan berpikir sesuai dengan konsep IPA
yang disajikan, teknik mengajukan pertanyaan juga harus memperhatikan situasi kelas,
kapan melakukan promting atau kapan melakukan redirecting.
1). Keunggulan Metode Ceramah
a) dapat menyampaikan materi lebih banyak dibandingkan dengan metode - metode
yang lain
b) pada pembelajaran IPA tidak banyak memerlukan peralatan laboratorium
c) bila disiapkan dengan baik misalnya menggunakan model pembelajaran dapat
membangkitkan aktivitas siswa.
2). Kelemahan-kelemahan Metode Ceramah
a) Kalau siswa sama sekali tidak dilibatkan, maka materi yang disajikan mudah
terlupakan karena siswa hanya mendengar saja.
b) Akibat siswa tidak aktif dapat saja siswa menjadi mengantuk atau memikirkan
yang lain-lain

6
2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan siswa


dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah -langkah pengerjaan
sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada siswa. Berdasarkan
tujuannya demonstrasi dapat dibagi menjadi dua :

1) demonstrasi proses yaitu metode yang mengajak siswa memahami langkah demi
langkah suatu proses

2) demonstrasi hasil yaitu metode untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari
sebuah proses.

1). Keunggulan Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi memiliki keunggulan sebagai berikut:
a) Tidak banyak memerlukan peralatan laboratorium
b) Penggunaan bahan praktikum tidak boros
c) Pengembangan konsep terarah
d) Konsep yang dipelajari akan lebih mudah diingat karena siswa melihat fakta -
fakta secara langsung
2). Kelemahan-kelemahan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi memiliki keunggulan sebagai berikut:
a) Kalau siswa sama sekali tidak diberikan pertanyaan -pertanyaan tentang hal-hal yang
akan terjadi pada kegiatan demonstrasi, materi yang didemontrasikan hanya
merupakan tontonan
b) Kalau sajian demonstrasi tidak dapat dilihat oleh semua siswa, materi ajar tetap saja
tidak terserap dengan baik.
c) Siswa tidak terlatih dalam keterampilan penggunaan alat

3. Metode Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu
eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang

7
diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi
yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus
dirancang dulu kemudian diuji coba.
Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian
yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang
berhubungan dengan konsep -konsep di dalam Standar Kompetensi mata pelajaran,
kecuali untuk melatih khusus siswa -siswa dalam kelompok tertentu. Contohnya
Kelompok Ilmiah Remaja.
1). Keunggulan-Keunggulan Metode Eksperimen
a) Fakta atau data yang diperoleh siswa secara langsung mudah diingat
b) Guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap sikap dan
psikomotorik
c) Melatih kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di sekolah
biasanya dilakukan secara berkelompok
2). Kelemahan-Kelemahan Metode Eksperimen
a) Memerlukan bahan dan alat praktik yang banyak
b) Kalau siswa tidak diawasi dengan baik kadang -kadang ada yang main-main di
kelompoknya
c) Memerlukan waktu belajar yang lebih lama dari pada metode demonstrasi

4. Metode Diskusi
Diskusi merupakan situasi dimana diantara siswa, siswa dengan guru terjadi tukar
menukar informasi, idea tau pendapat untuk memecahkan suatu masalah (Cruickshank,
2006). Tujuan diskusi adalah untuk mereviev apa yang telah siswa pelajari, mendorong
siswa untuk merefleksikan ide mereka atau pendapat mereka, menggali isu-isu,
memecahkan masalah dan meningkatkan keterampilan komunikasi secara langsung atau
bertemu muka. Metode diskusi ada yang berupa diskusi umum atau diskusi kelas dan
diskusi kelompok.
1). Metode Diskusi Kelas
Metode Diskusi Umum (Diskusi Kelas) bertujuan untuk tukar menukar gagasan,
pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-
8
pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta
dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran
inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan
(ceramah), curah pendapat, diskusi kelo mpok, permainan, dan lain-lain.
2). Metode Diskusi Kelompok
Sama seperti diskusi Umum, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik
dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok -kelompok kecil,
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun
suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta
yang masih belum banyak berbicara dalam diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan
metode ini adalah mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari
suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses
dilanjutkan dengan diskusi pleno.

5. Metode Bermain Peran (Role-Play)


Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-
peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas, yang
dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian. Metode ini
menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukan dan bukan pada
kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
Untuk tingkat SD/MI metode bermain peran pada pembelajaran IPA dapat
dilakukan, misalnya pada topik rantai makanan, rotasi dan revolusi bumi. Kelemahan
metode ini, terkadang siswa terjebak pada bermainnya dan tidak ke konsep yang sedang
dipelajari dan memerlukan waktu yang lama.

6. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk
mengembangkan keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).
Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar
karena adanya kesulitan untuk melakukan pra ktek di dalam situasi yang sesungguhnya.

9
Ada beberapa contoh metode simulasi yang dapat diterapkan pada materi IPA SD,
contohnya pada saat menjelaskan konsep gerhana. Simulasi gerhana bulan micalnya
dengan menyorot bola sebagai bumi dan bulan dimana lampu senter sebagai matahari.
Contoh lainnya terjadinya Tsunami dengan cara bak plastik diisi pasir dan air, dari bawah
digerakkan untuk mensimulasikan seolah-olah terjadi gempa ada gempa dan
menimbulkan Tsunami pada pantai.

7. Metode Permainan
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-
breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah membangun
suasana belajar yang dinamis, pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi
kebekuan fikiran atau fisik peserta penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik
permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi
santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif,
dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar).
Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif
dalam suasana gembira meskipun membahas hal - hal yang sulit atau berat. Sebaiknya
permainan digunakan sebagai bagian dari proses Metode permainan dalam pembelajan
dapat dilakukan untuk mengembangkan konsep atau untuk mengevaluasi. Permainan
pada pembelajaran sebaiknya dirancang dahulu baik skenario maupun alat -alat
permainannya

C. Teknik Pembelajaran IPA


Teknik pembelajaran adalah sebuah cara yang digunakan guru sebelum pembelajaran
dilaksanakan dimana dia menggunakan teknik pembelajaran untuk mengimplementasikan
sebuah metode yang telah dia pilih guna mencapai tujuan pembelajaran teretntu. Contohnya
disini adalah penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Novak dan Gowin dalam Chiapetta dan Koballa (2010:171) mengatakan bahwa “the
technique helps student to visually represent meaningful relationship between science

10
concepts”. Beberapa teknik yang dapat diterapkan oleh guru IPA menurut Chiapetta dan
Koballa (2010:171-177) adalah menggunakan peta konsep (concept mapping), imajinasi
(images) berupa gambar atau grafik, analogi (analogies), pemodelan (modeling), dan memberi
motivasi.
a. Peta konsep (concept mapping)
Novak dan Gowin dalam Chiapetta dan Koballa (2010:172) mengindikasikan bahwa
peta konsep dapat digunakan untuk:
1.      Determine pathways for organizing meaning.
2.      Negotiate meaning with students.
3.      Point our misconceptions.
4.      Promote higher-level thinking.

b. Imajinasi (images)
Teknik imajinasi (images) efektif diterapkan pada pembelajaran IPA di jenjang
SD dan SMP terutama pada materi yang abstrak.  Seperti dijelaskan di awal, peserta didik
pada jenjang SD dan SMP masih dalam taraf berpikir konkrit maka peserta didik akan
kesulitan untuk mempelajari fakta, konsep, dan yang lainnya yang abstrak. Penerapan
teknik images pada pembelajaran akan membantu peserta didik memahami sesuatu yang
abstrak menjadi sesuatu yang konkrit melalui imajinasinya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru adalah menghadirkan gambar, grafik,
foto atau media yang lain. Memang banyak konsep alamiah yang abstrak, sehingga sulit
menggambarkan dan menghadirkan gambar konsep tersebut. Akan tetapi, guru harus
tetap memberi gambaran kepada peserta didik sesederhana mungkin agar peserta didik
dapat menggunakan imajinasinya untuk berpikir tentang apa yang sedang mereka
pelajari. Chiapetta dan Koballa (2010:172) mengatakan “picture and diagram are used
frequently during science instruction to represent concepts and principles”.
Menggunakan diagram dalam pembelajaran untuk mempertinggi pema-haman peserta
didik yang lebih lanjut dapat dilakukan dengan teknik seperti penalaran logis.
c. Analogi (analogies)
Analogi merupakan salah satu teknik yang dapat membawa peserta didik
membuat koneksi antara yang mereka ketahui dan apa yang kita ingin mereka

11
mengetahui.  Chiapetta dan Koballa (2010:172) mengatakan bahwa “analogical
reasoning encourages students to construct cognitive connection between the familiar
and unfamiliar”. Familiar pada pernyataan merujuk pada analog (sesuatu yang
mengandung persamaan) dan unfamiliar merujuk pada target.
Membelajarkan konsep dan prinsip yang abstrak menggunakan analogi adalah
pembelajaran yang sangat dianjurkan. Walaupun pendekatan ini tidak selalu efektif.
Peserta didik dapat dan sering mengalami miskonsepsi dalam menghubungkan antara
analog dan target konsep. Oleh sebab itu guru harus benar-benar mampu mengarahkan
peserta didik dalam beranalogi.
d. Pemodelan (modeling)
Pemodelan untuk menggambarkan fenomena sangat membantu me-mahamkan
peserta didik tertang sesuatu yang terjadi. Pemodelan tentang model atom, sistem
tatasurya, sel, DNA double helix, siklus krebs, dan lain sebagainya berperan penting
dalam menyampaikan dasar ide atau konsep kepada peserta didik. Tanpa pemodelan,
guru akan sulit sekali membelajarkan fenomena alamiah yang ada kepada peserta didik.
Ketika menggunakan model untuk mengajar pe-serta didik tentang teori atau
prinsip, guru harus ingat bahwa model adalah meng-gambarkan fenomena dan untuk
mencapai target. Target disini adalah objek, fe-nomena, atau sistem di alam. Karena
target tidak dapat diamati secara langsung dan tidak dapat difoto. Guru harus menyadari
walaupun model nampak lebih se-derhana dan konkrit, tidak semua peserta didik dapat
membaca (paham) tentang model tersebut.
e. Motivasi
Motivasi merupakan elemen penting dalam pembelajaran, Motivasi
mempengaruhi sikap dan hasil belajar. Brophy dalam Chiapetta dan Koballa (2010:176)
mengatakan bahwa “a student’s tendency to find schoolwork meaningful and worthwhile
and to try to benefit from it is sense of motivation to learn”. Pentingnya motivasi ini
mendorong guru harus memberi motivasi kepada peserta didik dalam kegiatan
pembelajran maupun tidak. Motivasi dari dalam diri peserta didik adalah faktor yang
paling besar pengaruhnya akan tetapi peran guru untuk memotivasi juga sangat penting
bagi peserta didik.

12
Motivasi tidak hanya disampaikan sebatas ucapan, motivasi terbaik adalah
memberikan contoh berupa action. Peserta didik akan lebih tertarik dengan contoh baik
dari guru. Dalam pembelajaran teori belajar behavioralistik mengatakan salah satu
memacu antusias peserta didik untuk belajar adalah memberikan motivasi. Oleh sebab itu
pentingnya motivasi bagi peserta didik ini perlu sekali diperhatikan oleh para guru.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan dapat diartikan, "sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk
mendekati sesuatu". Pengalaman belajar juga berpengaruh terhadap penentuan
pendekatan. Proses pembelajaran di dalamnya terintegrasi dan terkoneksi kecakapan
hidup harapanya membekali peserta didik untuk mampu survive dalam kehidupan dan
juga menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Metode belajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah sebuah cara
yang digunakan guru sebelum penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah
siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Chiapetta, L Eugne; Koballa, Thomas R. 2010. Science interaction in the middle and


secondary schools: developing fundamental knowledge and skills. Pearson
education. USA
Rohmawati, A. N. 2012. Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Model
Pembelajaran Inkuiri pada Tema Mata di SMP Negeri 1 Maduran
Lamongan. Surabaya: Unesa. (Network) diunduh
melalui http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/viewFile/228/157
tanggal 8 Januari 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai