PENDAHULUAN
1
keahlian khusus di bidang yang mampu dilakoninya dengan baik, sehingga siswa
lebih memahami apa yang disampaikan. Hal tersebut di karenakan guru dapat
menguasainya secara detail sehingga siswa lebih banyak mendapatkan sumber
ilmu pengeathuan secara jelas dan tepat.
Guru yang memiliki kemampuan adalah guru yang profesional, dan dapat
menarik minat siswa untuk semakin menyukai pelajaran yang diajarkan. Guru
yang profesional adalah guru yang mampu mempersiapkan kebutuhan siswanya.
Kebutuhan tersebut adalah materi dan fasilitas yang akan dipraktikkan secara
jelas, terarah, dan tentunya memudahkan siswa untuk memahaminya. Siswa tidak
hanya dituntut untuk mampu menjalani proses belajar dengan baik, tetapi juga
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Manik menyatakan
(2016:6) bahwa seorang guru saat menjalankan tugas mengajarnya, harus
memiliki kemampuan atau kompetensi baik pedagogik, kepribadian,
prefosionalitas, dan sosial. Hal ini sangat dibutuhkan untuk guru dalam
meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswanya.
Zaman ini adalah zaman yang disebut-sebut sebagai Abad 21. Dimana
para guru harus mampu menunjukkan kreatifitas dan kemapuannya dalam
mengajar secara baik dengan menggunakan teknologi canggih. Teknologi sangat
berguna bagi guru. Baik dalam mencari informasi, berkomunikasi, dan
mempersiapkan materi. Oleh karena itu, pada abad 21, guru dituntut mampu
menguasai beragam ilmu pengetahuan dengan menggunakan teknologi, dengan
mampunya menguasai teknologi maka akan semakin terlihat profesionalitas guru
dihadapan siswanya.
2
materi, pengertian, dan contoh, tetapi juga menyajikan sistematika pembelajaran
yang teratur sehingga guru tidak kesulitan saat mengajar.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN MASALAH
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Variatif
Metode adalah teknik yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,
dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik (Roestiah,1991). Variatif adalah
tindakan, keadaan atau hasil perubahan dari keadaan semula atau selingan
menurut kamus ilmiah popular. Variatif adalah selingan atau pergantian. Variatif
dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan- perbedaan yang sengaja
diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang baik.
3
Stikom Aji. 2016. Metode Pembelajaran. Jurnal Acamedia Vol. 21. h. 35
4
Suatu pembelajaran tidak jarang memerlukan beragam metode sesuai dengan
karakteristik bahasan dan kondisi siswa kerena setiap pokok bahasan memiliki
karakteristik tersendiri untuk disampaikan dengan metode tertentu yang sesuai
dengannya. Guru dapat menggabungkan berbagai metode yang karena sifatnya
yang variatif dapat pula disebut metode bervariasi.Dalam proses belajar mengajar,
bila seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi,
dalam arti hanya menggunakan satu metode maka biasanya akan membosankan
siswa, perhatian siswa kurang, mengantuk dan akibatnya tujuan belajar tidak
tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar siswa.
4
Ibid....h. 37.
5
3. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat memberi kesempatan
bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat merangsang
keinginan siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha sendiri.
5. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat meniadakan penyajian
yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman
atau situasi nyata dan bertujuan.
6. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan
dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.( Q.S An Nahl : 78)5
6
maupun orang lain. Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa manusia diberi
kesempurnaan kemampuan untuk melihat, sehingga manusia bisa belajar atau
memperoleh ilmu melalui pengelihatannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menyajikan pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses,
situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya, maupun tiruan, sehingga pelajaran
yang diajarkan akan lebih mudah dipahami oleh siswa.
7
2. Macam-Macam Metode Pembelajaran Variatif dalam Pembelajaran
Qur'an Hadist
a. Metode Ceramah
c. Metode Diskusi
Metode kerja kelompok adalah upaya saling membantu antara dua orang
atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas
atau menyelesaikan problema yang dihadapi dan menggarap berbagai program
8
yang bersifat prospektif guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahraraan
bersama.6
Al-Qur'an Hadits merupakan salah satu dari mata pelajaran rumpun PAI
yang menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar,
memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari (Draf Permenag Nomor 000912,
2013: 33). Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah tsanawiyah adalah salah
satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari
Al-Qur'an-Hadis yang telah dipelajari oleh peserta didik di MI/SD.
4. Madrasah Tsanawiyah
6
Roetiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-2, h. 6
7
Draf Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2013
9
Kurikulum MTSN terdiri dari: 1) muatan umum yang terdiri dari pendidikan
agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan rohani,
dan muatan lokal; Mata pelajaran agama yang diselenggarakan di MTSN
dikembangkan menjadi empat rumpun, yaitu qur’an hadits, akidah akhlak, fikih,
dan sejarah kebudayaan Islam (Draf Permenag Nomor 90 Tahun 2013).8
Ruang lingkup yang selanjutnya adalah terkait tema-tema yang ditinjau dari
perspektif al-Qur'an dan al-hadis, yaitu (Draf Permenag Nomor 000912, 2013:
47):
2. Demokrasi
8
Draf Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013
10
6. Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa
9
Syaefudin Achmad,Pengembangan Pembelajaran Materi Qur’an Hadits Integratif-
Inklusif Di Madrasah Aliyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga (ISSN 1410-0053
),October 2019. h.264.
11
BAB III
KESIMPULAN
1. Simpulan
12
Pembahasan Materi Pelajaran
AJARAN TOLERANSI DARI SURAT AL-KAFIRUN DAN AL-
BAYYINAH
13
Mahmud Arif dalam Menyelami Makna Kewahyuan Kitab Suci (2009)
menyatakan bahwa pemuka Quraisy saat itu, Umayyah bin Khalaf, Al-Walid bin
Mughirah, dan Aswad bin Abdul Muthalib menegosiasi Nabi Muhammad SAW
untuk saling menyembah Tuhan mereka. Gerombolan orang kafir itu berkata
bahwa mereka akan menyembah Allah SWT, asalkan Nabi Muhammad SAW
juga menyembah berhala-berhala mereka. Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin
As-Suyuthi menuliskan dalam Kitab Tafsir Al-Jalalain (1997) bahwa permintaan
orang kafir kepada Rasulullah adalah menyembah berhala selama setahun.
Surah Al-Kafirun turun sebagai penegasan bahwa Nabi Muhammad SAW
dan umat Islam tidak akan pernah menyembah Tuhan selain Allah SWT.
Kerukunan dan toleransi dalam Islam dijunjung tinggi selama tidak tercampur
dengan kemurnian akidah dan tauhid. Sementara itu, surah Al-Bayyinah
mengingkari fanatisme yang merupakan momok bagi toleransi.
Fanatisme hadir jika seseorang berpegang kuat pada suatu keyakinan
hingga mengabaikan hal-hal di luar keyakinannya. Sebagai misal, karena kasih
sayang seorang ayah atau ibu pada anaknya, kerap kali mereka membela buah hati
mereka habis-habisan, padahal bisa jadi anak mereka adalah sosok yang keliru
dan wajib dihukum. Ini adalah contoh fanatisme kekeluargaan yang dilarang
Islam. Dalam kasus lain, surah Al-Bayyinah turun berkaitan dengan fanatisme
orang Yahudi, sebagaimana tertera dalam buku Tadabur Al-Qur'an: Menyelami
Makna Al-Qur'an dari Al-Fatihah sampai An-Nas (2018) yang ditulis Adil
Muhammad Khalil. Sahabat Salamah bin Sallâmah bin Waqsy menceritakan
mengenai kisah orang-orang kafir dan Ahli Kitab di Madinah. Sebelumnya, para
Ahli Kitab sudah menyampaikan mengenai utusan terakhir yang akan muncul di
tanah Arab.
Kabar mengenai nabi terakhir itu sudah disinggung kitab-kitab suci
sebelumnya: Taurat dan Injil. Sayangnya, ketika Nabi Muhammad datang
membawa kebenaran Islam, orang-orang ahli kitab malah mengingkarinya karena
fanatisme mereka. "Dahulu, aku [Salamah] mempunyai tetangga orang Yahudi [di
Madinah] dari Bani Abdul Asyhal. Dia selalu mengatakan kepada kaumnya yang
menyembah berhala tentang adanya Hari Kiamat, hari kebangkitan manusia dari
14
kuburnya, hari perhitungan amal, serta surga dan neraka. Kemudian mereka
berkata kepada si Yahudi, 'Celakalah engkau, Wahai Fulan! Apakah itu yang
kamu yakini? Kemudian dia menjawab, 'Ya, demi Dzat yang aku bersumpah
dengan-Nya.' Kemudian si Yahudi tersebut memperingatkan mereka agar mereka
menyelamatkan diri dari api neraka pada hari kiamat nanti.
Mereka pun bertanya lagi, 'Celakalah engkau, Wahai Fulan! Apakah
tanda-tanda yang menunjukkan datangnya hari kiamat tersebut?' Dia menjawab,
'Akan diutus seorang nabi dari kota ini –dengan menunjuk ke arah Mekah dan
Yaman- [ke arah selatan Madinah]'. Mereka bertanya lagi, 'Kapan munculnya?'.
Kemudian Si Yahudi tadi melihatku [Salamah] dan waktu itu aku masih kecil, lalu
dia mengatakan, 'Jika anak ini besar, maka dia akan menemui masanya
[kedatangan nabi yang dijanjikan]. Salamah lalu berkata, 'Demi Allah, setelah
beberapa tahun kemudian, muncullah Rasulullah Muhammad yang sekarang ada
di sisi kami. Kemudian, kami beriman kepadanya, akan tetapi Si Yahudi tetap
kafir dan mengingkarinya. Sebab, ia dengki dan hasad [karena Rasulullah bukan
dari kaumnya]. Aku berkata kepada si Yahudi, 'Celakalah engkau, Wahai Fulan!
Bukankah ini yang kamu katakan dahulu?' Dia menjawab, 'Ya, akan tetapi nabi itu
bukan dia [Muhammad]." Berdasarkan asbabun nuzul Al-Bayyinah, secara tidak
langsung, Islam melarang fanatisme dalam bentuk apa pun. Toleransi Islam harus
seiring dengan kebenaran. Jika toleransi itu menciderai nilai-nilai kebenaran,
bertentangan dengan akidah dan keyakinan, nilai kemanusiaan, atau menzalimi
kelompok lain, toleransi itu menjadi batal dan tak boleh dilakukan.
ّ ٰ Uِْ bِcBismillahirrahmanirrahiim
ِ Z[ْ _ٰ ِ] اXﱠZ[ﷲِ ا
Uِْ WXﱠ
15
2. َوْ نsُ ُt ْuَv jwَ sُ ُtxْ َ اy
ٓ َ Bacaan latinnya: "Lā a'budu mā ta'budụn" Artinya: "Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah," (QS. Al-Kafirun [109]:
2).
6. ]ِْ m َو[ِ َ‚ ِدUْ iُ ُƒmْ ِدUْ iُ َ[ Bacaan latinnya: "Lakum dīnukum wa liya dīn" Artinya:
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku," (QS. Al-Kafirun [109]: 6).
1. ُ…َƒﱢWَt[ ْاUُ ُkWَ ِvْ‡َv ˆ|ﱠXَ َ]Wi ﱢhَ ƒْ wُ َ]W‰ِ Zِ Šْ _ُ [ب َو ْا
ِ jَ|iِ [ ْاoِ ْ] أَ ْھwِ ُواZَh‰َ َ]mŽِ ِ] ا[ﱠiُ َm Uْ َ[Bacaan latinnya:
"Lam yakunil-ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina
munfakkiina hatta ta'tiyahumul bai-yinat[u]" Artinya: "Orang-orang kafir
yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan, bahwa mereka)
tidak akan meninggalkan (agamanya), sebelum datang kepada mereka bukti
yang nyata."
16
3. ٌ…_َ Wَ ﱢp ٌ™ُ|‰ُ jَkWِšBacaan latinnya: "Fiihaa kutubun qai-yimatun" Artinya: "Di
dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus."
5. …ِ _َ ﱢWَŸ[]ُ ْاmةَ َو َذ[ِ َ ِدj‰َ ¢ُ”ا ا[ ﱠv£ُْ mةَ َو¤ﱠ¥[ ُ_”ا اWِŸُm َء َوjَhَƒXُ َ]ms]َ [َ¦ُ ا[ ﱢW¥ ُوا ﱠsُtuْ َWِ[ yُِوا إZwِ ُ أjwَ َو
ِ ِ•§ْ wُ َﷲ
Bacaan latinnya: "Wamaa umiruu ilaa liya'buduullaha mukhlishiina
lahuddiina hunafaa-a wayuqiimuush-shalaata wayu'tuuzzakaata wadzalika
diinul qai-yimat[i]" Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
8. ُ”ا- َو َرUْ ُkƒْ xَ ُﷲ ِ ًا َرsَcَ أjَkWِš َ]msِ ِ[j َª ُرjَk}ْ ® اjَkِ| ْ’َv ]ْ wِ يZِ ْ°َv ٍنsْ xَ تj
َ‚ ﱠ- ُ ﱠƒœَ Uْ kِ ﱢc َرsَ ƒْ xِ Uْ َُ ا ُؤھ¢œَ
ِ ]ْ _َ ِ[ َ ِ[¦ُ َذƒْ xَ Bacaan latinnya: "Jazaa'uhum 'inda rabbihim jannaatu
ُ¦ﱠc َ‚ َرŠَª
'adnin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa abadan radhiyallahu
'anhum waradhuu 'anhu dzalika liman khasyiya rabbah[u]" Artinya:
"Balasan mereka di sisi Rabb-mereka ialah surga 'Adn, yang mengalir di
17
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah
rida terhadap mereka dan merekapun rida kepada-Nya. Yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabb-nya.10
Hadis riwayat muslim dari Anas Bin Malik tentang toleransi dan
membangun kehidupan ummat beragama dan Hadis riwayat muslim
dariAnas Bin Malik tentang sikap yang baik terhadap tetangga
ّ ˆ“•ﱠ
ˆ|ﱠXَ sٌ tْ xَ ]ُ wِ £ُْ m َy ِهsِ َWِc ‚ْ bِ hْ َ} ْيŽِ َل َوا[ﱠjَp Uَ ِ¦ َو َ—•ﱠWْ َ•xَ ﷲ َ ‚ِ ﱢtع◌َ ِن ا}ﱠ
( U•bw ِ¦ )رواهbِ hْ َƒِ[ ُِ’™ﱡm jwَ ¦ِ Wْ ªِ َyِ َلjَp ر ِه اَ ْوj
ِ °َ ِ[ ُِ’™ﱡm
Artinya : Dari Anasra. Dari Nabi saw, bersabda, Demi zat yang jiwaku dalam
tanganNya,tidaklah seseorang hamba beriman sampai ia mencintai tetangganya
atau ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR.
Muslim)11
10
https://tirto.id/ajaran-toleransi-dari-surat-al-kafirun-dan-al-bayyinah-gqf9
Diakses tgl 29 Mei 2022 jam 18:00 Wib
11
https://almuttaqinzainul.blogspot.com/2019/01/hadis-riwayat-muslim-dari-
anas-bin.html Diakses tgl 29 Mei 2022 jam 19:09 Wib
18
TUGAS KELOMPOK
19
20
21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KompetisiDasar
b. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat membaca /menghafal Alquran dan Hadis tentang
toleransi
2. Siswa dapat memahami isi kandungan Alquran dan Hadis
3. Siswa dapat mengindentifikasi isi kandungan Alquran dan Hadis
4. Siswa dapat menerapkan isi kandungan Alquran dan Hadis
tentang toleransi dalam kehidupan sehari-hari
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah, simulasi, diskusi, tanya jawab, dan
penugasan
22
Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong royong
Integritas
d. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian toleransi dan fanatisme
2. Isi kandungan Q.S al-Kafirun dan Q.S al-Bayyinah
3. Hadis tentang toleransi
d. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahulu Gurumemberikansalamdan 5menit
an mengajaksemuasiswaberd
o’aReligius
Guru
mempersiapkansiswadanm
engecekdaftarkehadiran.
Guru
memperhatikankedisiplinan
siswaberupapenampilanda
nkesiapanbahanbelajar
Apersepsi
Menginformasikanpembela
jaran yang akan
dilaksanakan
Guru menyampaikan
tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan
mengamati, menanya,
mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan
menyimpulkan.Communic
ation
23
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Inti Guru 20menit
memintasiswamembukabu
kupaketbelajarsesuaimateri
yang akandipelajari
Dua orang
siswamajukedepanuntukm
embacaAlqurandan Hadis
tentangtoleran,
setelahsiswaselesaimemba
ca guru
memberiapresiasiberupapu
jian
Guru
bersamasiswamengindetifik
asitajwidbacaan
Guru menunjukkangambar
yang
berhubungandenganmateri
danmembagikannyakepada
siswa
Guru
menanyakankepadasiswaa
pamaksudgambartersebutd
anapahubungannyadengan
Alqurandan Hadis
tentangtoleran yang
telahdibaca
Guru
menjelaskanisikandunganA
lqurandan
Hadissesuaigambar yang
telahditunjukkan
Guru
membentuktigakelompok
Guru
memintasiswamemperhatik
an video
Siswadiberipenugasandeng
24
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
anmemilihsalahsatudaritiga
tugasberupa,
membuatkesimpulanberdas
arkan video yang ditonton,
mendeskripsikan Surat al-
Kafirun/al-Bayinah, dan
Hadis.
Penutup Refleksi 10menit
Bertanya jawab tentang
materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi).
Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
menyampaikan
pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah
diikuti.
Melakukanpenilaianhasilbe
lajar.
Menutuppembelajaranden
ganberdoa
25
LAMPIRAN
e. PENILAIAN
Penilaian Sikap
Perubanantingkahlaku
TanggungJ
Santun Peduli
awab
No Nama
S S S
K C B K C B K C B
B B B
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................
2 ...................
3 <<<<<..
4 <<<<<..
5 <<<<<..
Ds <<<<<..
t
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2,B (Baik) : 3,SB (SangatBaik) : 4
PENILAIAN
1. Diskusi
Saat berdiskusi siswa dinilai dengan rubrik.
26