Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan menurut Syah (dalam Rini, 2019: 18) mengatakan, pendidikan


berasal dari kata “Didik” yang mempunyai arti memelihara dan melatih. Kedua
kata tersebut memerlukan pengajaran, tuntutan, dan seseorang yang memberi
kecerdasan. Pendidikan merubah sikap dan perilaku seseorang, bahkan
sekelompok orang untuk semakin mendewasakan diri dalam bersikap dan
mengambil keputusan. Kata dasar “Didik” lebih mengacu pada pengajaran yang
diberikan seseorang atau disebut “Guru”, yang memiliki keterampilaan dan ahli
dalam bidang yang akan diajarkan. 1

Pendapat lain menyatakan, bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang


mencakup tiga dimensi. Yaitu, individu, masyarakat, dan komunitas nasional yang
keseluruhannya juga tergantung dari invidu itu sendiri. Pendidikan merupakan
realitas dunia dalam memajukan dan mengembangkan pengetahuan. Melalui
pendidikan, seseorang akan mendapat pegangan dalam menghadapi kehidupan
selanjutnya, dan dapat berpegang baik terhadap spiritual atau keyakinan yang
dimiliki. Pendidikan juga memiliki peranan terhadap sikap dan psikologi
seseorang, yang dapat membentuknya menjadi manusia bermartabat atau
ditinggikan. Adapun yang berperan penting dalam sebuah lembaga pendidikan
adalah guru, yang menjalankan pembelajaran kepada peserta didik (Nukholis,
2013: 24).2

Guru merupakan pendidik yang mengajar di suatu lembaga pendidikan. Guru


memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa baik materi maupun praktik.
Kehadiran guru sangat dipentingkan bagi kemajuan bangsa. Karena tanpa guru,
generasi bangsa takkan pernah lepas dari jeratan kebodohan. Guru harus memiliki
1
Rini, Sectio Yuli. “Pendidikan: Hakekat, Tujuan dan, Proses”Jurnal Pendidikan
. (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Vol 1. No 2. 2019)
2
Nurkholis. “Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi” Jurnal Kependidikan
. (Jakrta: Universitas Negeri Jakarta. Vol 1. No 1. 2013)

1
keahlian khusus di bidang yang mampu dilakoninya dengan baik, sehingga siswa
lebih memahami apa yang disampaikan. Hal tersebut di karenakan guru dapat
menguasainya secara detail sehingga siswa lebih banyak mendapatkan sumber
ilmu pengeathuan secara jelas dan tepat.

Guru yang memiliki kemampuan adalah guru yang profesional, dan dapat
menarik minat siswa untuk semakin menyukai pelajaran yang diajarkan. Guru
yang profesional adalah guru yang mampu mempersiapkan kebutuhan siswanya.
Kebutuhan tersebut adalah materi dan fasilitas yang akan dipraktikkan secara
jelas, terarah, dan tentunya memudahkan siswa untuk memahaminya. Siswa tidak
hanya dituntut untuk mampu menjalani proses belajar dengan baik, tetapi juga
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Manik menyatakan
(2016:6) bahwa seorang guru saat menjalankan tugas mengajarnya, harus
memiliki kemampuan atau kompetensi baik pedagogik, kepribadian,
prefosionalitas, dan sosial. Hal ini sangat dibutuhkan untuk guru dalam
meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswanya.

Zaman ini adalah zaman yang disebut-sebut sebagai Abad 21. Dimana
para guru harus mampu menunjukkan kreatifitas dan kemapuannya dalam
mengajar secara baik dengan menggunakan teknologi canggih. Teknologi sangat
berguna bagi guru. Baik dalam mencari informasi, berkomunikasi, dan
mempersiapkan materi. Oleh karena itu, pada abad 21, guru dituntut mampu
menguasai beragam ilmu pengetahuan dengan menggunakan teknologi, dengan
mampunya menguasai teknologi maka akan semakin terlihat profesionalitas guru
dihadapan siswanya.

Kurikulum telah menetapkan aturan berupaRencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) sebagai landasan dasar guru dalam mengajar. Salah satu
strategi guru dalam mengajar yang baik adalah mempersiapkan atau menyusun
RPP. RPP sangat membantu guru dalam mentransfer materi pelajaran.
Penggunaan RPP banyak memiliki fungsi yaitu memudahkan siswa memahami
materi. Karena dalam RPP tidak hanya dikemukakan silabus, indikator definisi

2
materi, pengertian, dan contoh, tetapi juga menyajikan sistematika pembelajaran
yang teratur sehingga guru tidak kesulitan saat mengajar.

2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah ini adalah


a. Bagaimanakah pengembangan model pembelajaran PAI (QURDIS)
yang beriontasi pada peningkatan hasil belajar siswa ?

3. TUJUAN MASALAH

Adapun yang menjadi tujuan dalam masalah ini adalah


a. Untuk mendeskripsikan pengembangan model pembelajaran PAI
(QURDIS) yang beriontasi pada peningkatan hasil belajar siswa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Variatif

1. Pengertian Metode Variatif

Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran itu


dikatakan efektif, apabila tujuan proses belajar mengajar tercapai sedangkan
dalam memilih suatu metode memerlukan usaha yang relative memakan
waktu, tenaga dan pikiran. Semakin tinggi kesungguhan kita dalm memilih
metode, maka akan efektif dalm proses belajar mengajar. Metode atau cara
mengajar ialah yang akan di tempuh oleh guru untuk memberikan berbagai jenis
meta pelajaran. Jalan itu ialah khuttah (garis) yang direncanakan sebelum
masuk kedalam kelas dan dilaksanakan didalam kelas sewaktu mengajar.3

Metode adalah teknik yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,
dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik (Roestiah,1991). Variatif adalah
tindakan, keadaan atau hasil perubahan dari keadaan semula atau selingan
menurut kamus ilmiah popular. Variatif adalah selingan atau pergantian. Variatif
dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan- perbedaan yang sengaja
diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang baik.

Adapun variatif dalam proses pembelajaran merupakan keanekaragaman


dalam penyajian kegiatan pembelajaran (Dr. M. Sobry Sutikno, hlm. 142).
Bervariatif berarti mempunyai berbagai bentuk (rupa, jenis, dsb). Metode
bervariasi dapat didefinisikan sebagai cara penyajian pelajaran oleh seorang guru
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan secara variatif dari
suatu cara ke cara lainnya.

3
Stikom Aji. 2016. Metode Pembelajaran. Jurnal Acamedia Vol. 21. h. 35

4
Suatu pembelajaran tidak jarang memerlukan beragam metode sesuai dengan
karakteristik bahasan dan kondisi siswa kerena setiap pokok bahasan memiliki
karakteristik tersendiri untuk disampaikan dengan metode tertentu yang sesuai
dengannya. Guru dapat menggabungkan berbagai metode yang karena sifatnya
yang variatif dapat pula disebut metode bervariasi.Dalam proses belajar mengajar,
bila seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi,
dalam arti hanya menggunakan satu metode maka biasanya akan membosankan
siswa, perhatian siswa kurang, mengantuk dan akibatnya tujuan belajar tidak
tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar siswa.

Pada intinya keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar adalah ditentukan


oleh ketepatan guru dalam menerapkan metode belajar.Seorang guru selain betuk-
betul hapal macam-macam metode pengajaran, juga memperhatikan pula segi
kebaikan dan kelemahan dari metode pengajaran.4

Salah satu hambatan dalam pelaksanaan pendidikan adalah masalah metode


mangajar, semua metode yang ada di dunia pendidikan masih dalam bentuk
pedoman-pedoman yang bersifat umum sehingga diperlukan kecakan para
pendidikan sendiri untuk mengambil dan menerapkannya secara khusus terhadap
tiap-tiap materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Karena pada
kenyataannya cara atau metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam
menguasai keterampilan dan sikap. Abu Ahmadi (2005 : 52) menyatakan dalam
penggunaan metode pembelajaran dianjurkan memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :

1. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat


membangkitkan motivasi, minat, atau gairah belajar siswa.
2. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat menjaring
perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

4
Ibid....h. 37.

5
3. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat memberi kesempatan
bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat merangsang
keinginan siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha sendiri.
5. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat meniadakan penyajian
yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman
atau situasi nyata dan bertujuan.
6. Metode mengajar yang dipergunakan agar dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan
dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan keterangan diatas bahwa metode pengajaran yang dipergunakan


guru haruslah disesuaikan dengan kondisi siswa dan dapat memotivasi siswa
untuk giat belajar serta merangsang kreativitas berfikir siswa untuk
menemukan sendiri pemahaman-pemahaman tentang materi yang diajarkan
melalui serangkaian kegiatan.

Konsep variasi metode pembelajaran teruang dalam Al-Qus'an surat

An-Nahl avat 78. adalah sebagai berikut:

‫ ُﻜ ْﻢ‬‫ﺼَٰﺮ َو ْٱﻷَﻓْٔـَِﺪ َة ۙ◌ ﻟَ َﻌﻠ‬ ِ ِ


ْ ‫ﻪُ أ‬‫َوٱﻟﻠ‬
َ ْ‫ﺴ ْﻤ َﻊ َو ْٱﻷَﺑ‬ ‫ﻣ َٰﻬﺘ ُﻜ ْﻢ َﻻ ﺗَـ ْﻌﻠَ ُﻤﻮ َن َﺷْﻴ ٔـًﺎ َو َﺟ َﻌ َﻞ ﻟَ ُﻜ ُﻢ ٱﻟ‬ُ‫ﻣﻦ ۢ◌ ﺑُﻄُﻮن أ‬ ‫َﺧَﺮ َﺟ ُﻜﻢ‬
‫ﺗَ ْﺸ ُﻜ ُﺮون‬

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.( Q.S An Nahl : 78)5

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan


tidak mengetahui apapun. Akan tetapi Allah Swt memberikan ilmu melalui lisan
seorang guru, bisa memperoleh ilmu dari perkataan-perkataan seorang guru
5
Noor Mohammad, Al-Qur'an Al-Karim dan Terjemahnya,( Semarang: PT. Karya Toha
Putra ,1996), h.291.

6
maupun orang lain. Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa manusia diberi
kesempurnaan kemampuan untuk melihat, sehingga manusia bisa belajar atau
memperoleh ilmu melalui pengelihatannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menyajikan pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses,
situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya, maupun tiruan, sehingga pelajaran
yang diajarkan akan lebih mudah dipahami oleh siswa.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan membawa suasana belajar


yang menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreatifitas.
Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi
tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media
dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Peserta didik didorong agar berperan serta secara aktif dalam proses
pembelajaran, sedangkan guru hanya akan memainkan peran sebagai pembimbing
atau fasilitator dalam memperkembangkan pengetahuan yang telah ada dalam diri
peserta didik.

Dalam proses pembelajaran, seorang guru dituntut kemampuannya untuk


melalukan berbagai variasi dalam pembelajaran, adapun variasi pembelajaran
yaitu variasi metode mengajar yang terdiri dari metode ceramah, diskusi, Tanya
jawab, pemberian tugas, di. Variasi metode pengajaran adalah kegiatan terarah
yang dilakukan oleh guru dalam penyampaian pelajaran yang diajarkan berbeda-
beda sesuai karakteristik umum siswa di kelas. Penggunan variasi metode
pembelajaran ini di gunakan untuk memperoleh suasana belajar yang
menyenangkan dan selain itu penggunaan variasi metode pembelajaran juga dapat
menghilangkan rasa bosan siswa terhadap pelajaran dan siswa dapat merasakan
penyampaian materi dengan berbeda. Dalam proses belajar mengajar ada variasi
bila guru dapat menunjukkan adanya perubahan gaya mengajar, media yang
digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antara
gurusiswa, siswa-guru, dan siswa-siswa.

7
2. Macam-Macam Metode Pembelajaran Variatif dalam Pembelajaran
Qur'an Hadist

a. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas


bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Metode ceramah adalah
metode yang boleh dikatakan metode tradisonal.Karena sejak dulu metode ini
telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik
dalam interaksi edukatif.

b. Metode Pembelajaran Simulasi adalah suatu model pembelejaran yang


mengasah keterampilan siswa baik keterampilan mental maupun fisik.

c. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta


atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil
penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan
anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah.

d. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk


pertanyaan yang harus dijawab, terutama dri guru kepada siswa, tetapi dapat pula
dari siswa kepada guru.

e. Metode Kerja Kelompok / Penugasan

Metode kerja kelompok adalah upaya saling membantu antara dua orang
atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas
atau menyelesaikan problema yang dihadapi dan menggarap berbagai program

8
yang bersifat prospektif guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahraraan
bersama.6

3. Mata Pelajaran Al-Quran Hadist

Al-Qur'an Hadits merupakan salah satu dari mata pelajaran rumpun PAI
yang menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar,
memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari (Draf Permenag Nomor 000912,
2013: 33). Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah tsanawiyah adalah salah
satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari
Al-Qur'an-Hadis yang telah dipelajari oleh peserta didik di MI/SD.

Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam


serta memperkaya kajian al-Qur'an dan al-Hadis terutama menyangkut dasar-
dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan
tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam perspektif al-Qur'an dan al-Hadits sebagai
persiapan untuk hidup bermasyarakat. Secara substansial, mata pelajaran Al-
Qur'an-Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang
terkandung dalam al-Qur'an-hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan
sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.7

4. Madrasah Tsanawiyah

Madrasah Tsanwiyah yang disingkat MTSN/ SMP adalah satuan


pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan
agama Islam pada jenjang menengah pertama, sebagai lanjutan dari Sekolah
Dasar (SD) atau bentuk lain yang sederajat, diakui sama atau setara Sekolah
Menengah Pertama atau MTs (Draf Permenag Nomor 90 Tahun 2013).

6
Roetiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-2, h. 6
7
Draf Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2013

9
Kurikulum MTSN terdiri dari: 1) muatan umum yang terdiri dari pendidikan
agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan rohani,
dan muatan lokal; Mata pelajaran agama yang diselenggarakan di MTSN
dikembangkan menjadi empat rumpun, yaitu qur’an hadits, akidah akhlak, fikih,
dan sejarah kebudayaan Islam (Draf Permenag Nomor 90 Tahun 2013).8

5. Ruang Lingkup Kelompok Mata Pelajaran Qur’an Hadits

Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor


000912 Tahun 2013, ruang lingkup mata pelajaran Qur’an Hadis adalah
terkait dengan salah dasar-dasar ilmu al-Qur'an dan al-Hadits, meliputi (Draf
Permenag Nomor 000912, 2013: 46): 1. Pengertian al-Qur'an menurut para ahli.
2. Pengertian hadis, sunnah, khabar, atsar dan hadis qudsi. 3. Bukti keotentikan al-
Qur'an ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya, dan sejarahnya.
4. Isi pokok ajaran al-Qur'an dan pemahaman kandungan ayat-ayat yang terkait
dengan isi pokok ajaran al-Qur'an. 5. Fungsi al-Qur'an dalam kehidupan. 6. Fungsi
hadis terhadap al-Qur'an. 7. Pengenalan kitab-kitab yang berhubungan dengan
cara-cara mencari surat dan ayat dalam al-Qur'an. 8. Pembagian hadis dari segi
kuantitas dan kualitasnya.

Ruang lingkup yang selanjutnya adalah terkait tema-tema yang ditinjau dari
perspektif al-Qur'an dan al-hadis, yaitu (Draf Permenag Nomor 000912, 2013:
47):

1. Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi

2. Demokrasi

3. Keikhlasan dalam beribadah

4. Nikmat Allah dan cara mensyukurinya

5. Perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup

8
Draf Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013

10
6. Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa

7. Berkompetisi dalam kebaikan.

8. Amar ma‘ruf nahi munkar

9. Ujian dan cobaan manusia

10. Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat

11. Berlaku adil dan jujur

12. Toleransi dan etika pergaulan

13. Etos kerja

14. Makanan yang halal dan baik

15. Ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits bertujuan untuk: a) Meningkatkan


kecintaan peserta didik terhadap al-Qur'an dan hadis, b) Membekali peserta
didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadis sebagai
pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan, c) Meningkatkan
pemahaman dan pengamalan isi kandungan al-Qur'an dan hadis yang
dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur'an dan hadits (Draf
Permenag Nomor 000912, 2013: 44.9

9
Syaefudin Achmad,Pengembangan Pembelajaran Materi Qur’an Hadits Integratif-
Inklusif Di Madrasah Aliyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga (ISSN 1410-0053
),October 2019. h.264.

11
BAB III

KESIMPULAN

1. Simpulan

Kesimpulannya, dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk


mendorong dan memberi fasilitas belajar kepada siswa demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Guru memiliki tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang
terjadi dalam kelas untuk membantu meningkatkan kreatifitas belajar siswa. Salah
satu hal yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kreatifitas belajar siswa
yaitu dengas menggunakan merode pembelajaran yang bervariatif. Semakin
bervariatif metode yang digunakan oleh guru maka siswa juga semakin
termotivasi umtuk belajar karena siswa juga tidak merasa bosan pada suatu proses
pembelajaran sedang berlangsung. Dalam pemilihan metode pembelajaran yang
akan digunakan perlu mermperhatikan beberapa hal yaitu, kesesuaian metode
dengan tujuan pembelajaran, kesesuaiaan metode dengan fasilitas belajar yang
tersedia, dan kesesuaian metode dengan kemampaan guru.

Metode pembelajaran variatif yang digunakan diantaranya adalah


kombinasi dari beberapa metode penbelajaran yaitu: Kombinasi Metode ceramah,
simulasi, Tanya Jawab, dan Diskusi, kelompok atau penugasan.
Qur’an Hadits adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting
untuk dipahami oleh peserta didik di MTSN. Jika sampai salah dalam
memahami dalil-dalil yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadits, bukan tak
mungkin jika tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, guru perlu pintar dalam memilih model pembelajaran yang menarik
agar peserta didik tidak salah paham dalam memahami Qur’an dan Hadits.
2. Saran
Semoga isi makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan tentunya
terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.

12
Pembahasan Materi Pelajaran
AJARAN TOLERANSI DARI SURAT AL-KAFIRUN DAN AL-
BAYYINAH

Surat Al-Kafirun dan Al-Bayyinah mengajarkan tentang prinsip toleransi


dalam Islam. Tidak diragukan lagi, Islam menganjurkan sikap toleransi, tolong
menolong, serta hidup yang harmonis tanpa memandang perbedaan agama, ras,
suku, bahasa, dan sebagainya. Namun, ada batasan tertentu dalam toleransi
menurut ajaran Islam. Secara definitif, toleransi adalah bentuk penghargaan,
penerimaan, dan apresiasi terhadap keragaman budaya dunia, serta bentuk
ekspresi dasar menjadi manusia, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa
Pengertian toleransi atau tasamuh di atas dibatasi oleh Islam. Meskipun
Islam menghargai ajaran agama lain, bukan berarti Islam berkenan mengadopsi
unsur-unsur ibadah atau keagamaan mereka. Batasan toleransi dalam Islam adalah
berkaitan dengan perkara duniawi, serta tidak berkaitan dengan akidah dan
keyakinan.
Pengertian toleransi atau tasamuh di atas dibatasi oleh Islam. Meskipun
Islam menghargai ajaran agama lain, bukan berarti Islam berkenan mengadopsi
unsur-unsur ibadah atau keagamaan mereka. Batasan toleransi dalam Islam adalah
berkaitan dengan perkara duniawi, serta tidak berkaitan dengan akidah dan
keyakinan. Ajaran toleransi Islam itu tertera jelas dalam surah Al-Kafirun dan Al-
Bayyinah. Pertama, dalam surah Al-Kafirun, Allah SWT tidak membolehkan
hamba-Nya untuk mengikuti ajaran-ajaran non-muslim, meskipun itu dibingkai
dengan embel-embel toleransi. Surah ini menegaskan bahwa toleransi hanya boleh
dilakukan dalam perkara keduniawian. Kedua, surah Al-Bayyinah merupakan
peringatan untuk melepaskan fanatisme yang merupakan musuh toleransi. Selama
orang-orang masih berpegang pada fanatisme apa pun, baik itu fanatisme agama,
kesukuan, dan sebagainya, toleransi sukar dicapai. Merujuk pada asbabun nuzul
atau sebab turunnya surah Al-Kafirun, saat itu, Nabi Muhammad SAW sangat
gigih mendakwahkan Islam. Akibatnya, orang-orang kafir Quraisy merasa
terganggu dan ingin menggagalkan dakwah beliau.

13
Mahmud Arif dalam Menyelami Makna Kewahyuan Kitab Suci (2009)
menyatakan bahwa pemuka Quraisy saat itu, Umayyah bin Khalaf, Al-Walid bin
Mughirah, dan Aswad bin Abdul Muthalib menegosiasi Nabi Muhammad SAW
untuk saling menyembah Tuhan mereka. Gerombolan orang kafir itu berkata
bahwa mereka akan menyembah Allah SWT, asalkan Nabi Muhammad SAW
juga menyembah berhala-berhala mereka. Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin
As-Suyuthi menuliskan dalam Kitab Tafsir Al-Jalalain (1997) bahwa permintaan
orang kafir kepada Rasulullah adalah menyembah berhala selama setahun.
Surah Al-Kafirun turun sebagai penegasan bahwa Nabi Muhammad SAW
dan umat Islam tidak akan pernah menyembah Tuhan selain Allah SWT.
Kerukunan dan toleransi dalam Islam dijunjung tinggi selama tidak tercampur
dengan kemurnian akidah dan tauhid. Sementara itu, surah Al-Bayyinah
mengingkari fanatisme yang merupakan momok bagi toleransi.
Fanatisme hadir jika seseorang berpegang kuat pada suatu keyakinan
hingga mengabaikan hal-hal di luar keyakinannya. Sebagai misal, karena kasih
sayang seorang ayah atau ibu pada anaknya, kerap kali mereka membela buah hati
mereka habis-habisan, padahal bisa jadi anak mereka adalah sosok yang keliru
dan wajib dihukum. Ini adalah contoh fanatisme kekeluargaan yang dilarang
Islam. Dalam kasus lain, surah Al-Bayyinah turun berkaitan dengan fanatisme
orang Yahudi, sebagaimana tertera dalam buku Tadabur Al-Qur'an: Menyelami
Makna Al-Qur'an dari Al-Fatihah sampai An-Nas (2018) yang ditulis Adil
Muhammad Khalil. Sahabat Salamah bin Sallâmah bin Waqsy menceritakan
mengenai kisah orang-orang kafir dan Ahli Kitab di Madinah. Sebelumnya, para
Ahli Kitab sudah menyampaikan mengenai utusan terakhir yang akan muncul di
tanah Arab.
Kabar mengenai nabi terakhir itu sudah disinggung kitab-kitab suci
sebelumnya: Taurat dan Injil. Sayangnya, ketika Nabi Muhammad datang
membawa kebenaran Islam, orang-orang ahli kitab malah mengingkarinya karena
fanatisme mereka. "Dahulu, aku [Salamah] mempunyai tetangga orang Yahudi [di
Madinah] dari Bani Abdul Asyhal. Dia selalu mengatakan kepada kaumnya yang
menyembah berhala tentang adanya Hari Kiamat, hari kebangkitan manusia dari

14
kuburnya, hari perhitungan amal, serta surga dan neraka. Kemudian mereka
berkata kepada si Yahudi, 'Celakalah engkau, Wahai Fulan! Apakah itu yang
kamu yakini? Kemudian dia menjawab, 'Ya, demi Dzat yang aku bersumpah
dengan-Nya.' Kemudian si Yahudi tersebut memperingatkan mereka agar mereka
menyelamatkan diri dari api neraka pada hari kiamat nanti.
Mereka pun bertanya lagi, 'Celakalah engkau, Wahai Fulan! Apakah
tanda-tanda yang menunjukkan datangnya hari kiamat tersebut?' Dia menjawab,
'Akan diutus seorang nabi dari kota ini –dengan menunjuk ke arah Mekah dan
Yaman- [ke arah selatan Madinah]'. Mereka bertanya lagi, 'Kapan munculnya?'.
Kemudian Si Yahudi tadi melihatku [Salamah] dan waktu itu aku masih kecil, lalu
dia mengatakan, 'Jika anak ini besar, maka dia akan menemui masanya
[kedatangan nabi yang dijanjikan]. Salamah lalu berkata, 'Demi Allah, setelah
beberapa tahun kemudian, muncullah Rasulullah Muhammad yang sekarang ada
di sisi kami. Kemudian, kami beriman kepadanya, akan tetapi Si Yahudi tetap
kafir dan mengingkarinya. Sebab, ia dengki dan hasad [karena Rasulullah bukan
dari kaumnya]. Aku berkata kepada si Yahudi, 'Celakalah engkau, Wahai Fulan!
Bukankah ini yang kamu katakan dahulu?' Dia menjawab, 'Ya, akan tetapi nabi itu
bukan dia [Muhammad]." Berdasarkan asbabun nuzul Al-Bayyinah, secara tidak
langsung, Islam melarang fanatisme dalam bentuk apa pun. Toleransi Islam harus
seiring dengan kebenaran. Jika toleransi itu menciderai nilai-nilai kebenaran,
bertentangan dengan akidah dan keyakinan, nilai kemanusiaan, atau menzalimi
kelompok lain, toleransi itu menjadi batal dan tak boleh dilakukan.

Surat Al-Kafirun: Arab, Latin, dan Terjemahannya Berikut ini bacaan


surah Al-Kafirun dalam tulisan Arab, latin, beserta artinya.

ّ ٰ Uِْ bِcBismillahirrahmanirrahiim
ِ Z[‫ْ _ٰ ِ] ا‬X‫ﱠ‬Z[‫ﷲِ ا‬
Uِْ WX‫ﱠ‬

1. َ‫ُوْ ۙن‬Zِhiٰ [‫ ْا‬jَkm‫ َ ﱡ‬jmٓ ٰ ْoُpBacaan latinnya: "Qul yā ayyuhal-kāfirụn" Artinya:


"Katakanlah, 'Wahai orang-orang kafir!'" (QS. Al-Kafirun [109]: 1).

15
2. َ‫وْ ن‬sُ ُt ْuَv jwَ sُ ُtxْ َ‫ ا‬y
ٓ َ Bacaan latinnya: "Lā a'budu mā ta'budụn" Artinya: "Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah," (QS. Al-Kafirun [109]:
2).

3. sُ ۚ ُtxْ َ‫ٓ ا‬jwَ َ‫وْ ن‬sُ ِtxٰ Uْ ُ|}ْ َ‫ ا‬y


ٓ َ ‫ َو‬Bacaan latinnya: "Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud"
Artinya: "Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah," (QS. Al-
Kafirun [109]: 3).

4. Uْ ۙ v‫ ﱡ‬sْ َtxَ jw‫ ﱠ‬sٌ ِcjَx jَ۠ }َ‫ ا‬y


ٓ َ ‫و‬Bacaan
َ latinnya: "Wa lā ana 'ābidum mā 'abattum"
Artinya: "Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah," (QS. Al-Kafirun [109]: 4).

5. sُ ۗ ُtxْ َ‫ٓ ا‬jwَ َ‫وْ ن‬sُ ِtxٰ Uْ ُ|}ْ َ‫ ا‬y


ٓ َ ‫و‬Bacaan
َ latinnya: "Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud"
Artinya: "Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku
sembah," (QS. Al-Kafirun [109]: 5).

6. ]ِْ m‫ َو[ِ َ‚ ِد‬Uْ iُ ُƒmْ ‫ ِد‬Uْ iُ َ[ Bacaan latinnya: "Lakum dīnukum wa liya dīn" Artinya:
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku," (QS. Al-Kafirun [109]: 6).

Surat Al-Bayyinah: Arab, Latin, dan Terjemahannya Berikut ini bacaan


surah Al-Bayyinah: Arab-Latin dan terjemahannya.

1. ُ…َƒ‫ﱢ‬Wَt[‫ ْا‬Uُ ُkWَ ِvْ‡َv ˆ‫|ﱠ‬Xَ َ]Wi‫ ﱢ‬hَ ƒْ wُ َ]W‰ِ Zِ Šْ _ُ [‫ب َو ْا‬
ِ jَ|iِ [‫ ْا‬oِ ‫ ْ] أَ ْھ‬wِ ‫ُوا‬Zَh‰َ َ]mŽِ ‫ ِ] ا[ﱠ‬iُ َm Uْ َ[Bacaan latinnya:
"Lam yakunil-ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina
munfakkiina hatta ta'tiyahumul bai-yinat[u]" Artinya: "Orang-orang kafir
yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan, bahwa mereka)
tidak akan meninggalkan (agamanya), sebelum datang kepada mereka bukti
yang nyata."

2. ً‫ة‬Z‫ َﱠ‬k‘ ‫]َ ﱠ‬wِ ‫ر—ُ” ٌل‬Bacaan


ُ ”ُ•|ْ َm ِ‫ﷲ‬
َ wُ jًh’ُ “ َ latinnya: "Rasuulun minallahi yatluu
shuhufan muthahharatan" Artinya: "(Yaitu) seorang Rasul dari (rasul-rasul)
Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran yang disucikan (Al-
Qur'an)."

16
3. ٌ…_َ W‫َ ﱢ‬p ٌ™ُ|‰ُ jَkWِšBacaan latinnya: "Fiihaa kutubun qai-yimatun" Artinya: "Di
dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus."

4. َ َ|iِ [‫ُ”ا ْا‬v‫]َ أُو‬mŽِ ‫ق ا[ﱠ‬


ُ…َƒ‫ﱢ‬Wَt[‫ ْا‬Uُ ُkvْ ‫ َء‬jœَ jwَ sِ uْ َc ]ْ wِ yِ‫ب إ‬j َ Z‫َ ﱠ‬hَv jwَ ‫و‬Bacaan
َ latinnya: "Wamaa
tafarraqal-ladziina uutuul kitaaba ilaa min ba'di maa jaa-athumul bai-
yinat[u]" Artinya: "Dan tidaklah berpecah-belah orang-orang yang
didatangkan Al-Kitab (kepada mereka), melainkan sesudah datang kepada
mereka, bukti yang nyata."

5. …ِ _َ ‫ﱢ‬WَŸ[‫]ُ ْا‬m‫ةَ َو َذ[ِ َ ِد‬j‰َ ¢‫ُ”ا ا[ ﱠ‬v£ُْ m‫ةَ َو‬¤‫ﱠ‬¥[‫ ُ_”ا ا‬WِŸُm‫ َء َو‬jَhَƒXُ َ]ms‫]َ [َ¦ُ ا[ ﱢ‬W¥ ‫ُوا ﱠ‬sُtuْ َWِ[ yِ‫ُوا إ‬Zwِ ُ‫ أ‬jwَ ‫َو‬
ِ ِ•§ْ wُ َ‫ﷲ‬
Bacaan latinnya: "Wamaa umiruu ilaa liya'buduullaha mukhlishiina
lahuddiina hunafaa-a wayuqiimuush-shalaata wayu'tuuzzakaata wadzalika
diinul qai-yimat[i]" Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

6. …ِ ‫ﱠ‬mZِ َt[‫ﱡ ْا‬Zَ¨ Uْ ُ‫ أُو[َ©ِ َ ھ‬jَkWِš َ]msِ ِ[j َª Uَ ‫ﱠ‬ƒَkœَ ‫ر‬jَ


ِ } ‚ِš َ]W‰ِ Zِ Šْ _ُ [‫ب َو ْا‬
ِ jَ|iِ [‫ ْا‬oِ ‫ ْ] أَ ْھ‬wِ ‫ُوا‬Zَh‰َ َ]mŽِ ‫إِ ﱠن ا[ﱠ‬Bacaan
latinnya: "Innal-ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina fii naari
jahannama khaalidiina fiihaa uula-ika hum syarrul barii-yat[i]" Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik, (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya.
Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk."

7. …ِ ‫ﱠ‬mZِ َt[‫ ْا‬Zُ Wْ َª Uْ ُ‫ت أُو[َ©ِ َ ھ‬


ِ j’َ ِ[j‫ﱠ‬¥[‫ ِ_•ُ”ا ا‬xَ ‫ُ”ا َو‬ƒwَ ‫]َ آ‬mŽِ ‫إِ ﱠن ا[ﱠ‬Bacaan latinnya: "Innal-ladziina
aamanuu wa'amiluush-shaalihaati uula-ika hum khairul barii-yat[i]" Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk."

8. ‫ُ”ا‬-‫ َو َر‬Uْ ُkƒْ xَ ُ‫ﷲ‬ ِ ‫ًا َر‬sَcَ‫ أ‬jَkWِš َ]msِ ِ[j َª ‫ ُر‬jَk}ْ ®‫ ا‬jَkِ| ْ’َv ]ْ wِ ‫ي‬Zِ ْ°َv ‫ ٍن‬sْ xَ ‫ت‬j
‫ َ‚ ﱠ‬- ُ ‫ﱠ‬ƒœَ Uْ kِ ‫ﱢ‬c‫ َر‬sَ ƒْ xِ Uْ ُ‫َ ا ُؤھ‬¢œَ
ِ ]ْ _َ ِ[ َ ِ[‫¦ُ َذ‬ƒْ xَ Bacaan latinnya: "Jazaa'uhum 'inda rabbihim jannaatu
ُ¦‫ﱠ‬c‫ َ‚ َر‬Šَª
'adnin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa abadan radhiyallahu
'anhum waradhuu 'anhu dzalika liman khasyiya rabbah[u]" Artinya:
"Balasan mereka di sisi Rabb-mereka ialah surga 'Adn, yang mengalir di

17
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah
rida terhadap mereka dan merekapun rida kepada-Nya. Yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabb-nya.10

Hadis riwayat muslim dari Anas Bin Malik tentang toleransi dan
membangun kehidupan ummat beragama dan Hadis riwayat muslim
dariAnas Bin Malik tentang sikap yang baik terhadap tetangga

ّ ˆ‫“•ﱠ‬
ˆ‫|ﱠ‬Xَ sٌ tْ xَ ]ُ wِ £ُْ m َy ‫ ِه‬sِ َWِc ‚ْ bِ hْ َ} ْ‫ي‬Žِ ‫ َل َوا[ﱠ‬jَp Uَ ‫ ِ¦ َو َ—•ﱠ‬Wْ َ•xَ ‫ﷲ‬ َ ‚‫ِ ﱢ‬t‫ع◌َ ِن ا}ﱠ‬
( U•bw ‫ ِ¦ )رواه‬bِ hْ َƒِ[ ‫ ُِ’™ﱡ‬m jwَ ¦ِ Wْ ªِ َyِ ‫ َل‬jَp ‫ر ِه اَ ْو‬j
ِ °َ ِ[ ‫ ُِ’™ﱡ‬m

Artinya : Dari Anasra. Dari Nabi saw, bersabda, Demi zat yang jiwaku dalam
tanganNya,tidaklah seseorang hamba beriman sampai ia mencintai tetangganya
atau ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR.
Muslim)11

10
https://tirto.id/ajaran-toleransi-dari-surat-al-kafirun-dan-al-bayyinah-gqf9
Diakses tgl 29 Mei 2022 jam 18:00 Wib
11
https://almuttaqinzainul.blogspot.com/2019/01/hadis-riwayat-muslim-dari-
anas-bin.html Diakses tgl 29 Mei 2022 jam 19:09 Wib

18
TUGAS KELOMPOK

19
20
21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah


Kelas / Semester : VII (Tujuh)
Mata Pelajaran : Alquran Hadis
Materi : Ayat Alquran dan Hadis
tentang Toleransi

A. KompetisiDasar

NO KOMPETENSI DASAR (KD)

1 3.2Memahami isi kandungan Q.S al-Kafirun (109), Q.S al-


Bayinah (98) tentang toleransi dan membangun kehidupan
umat beragama dan hadis riwayat Ahmad At-Tarmizi, Ibnu
Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi dari Ibnu Umar r.a
Hadis riwayat Muslim dari Anas Bin Malik
2 4.2 Mendemonstrasikan sikap tasammuh (Toleran) dalam
membangun kehidupan beragama sesuai hadis riwayat
Ahmad, At-Tarmizi, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi dari
Ibnu Umar r.a
Hadis riwayat Muslim dari Anas Bin Malik

b. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat membaca /menghafal Alquran dan Hadis tentang
toleransi
2. Siswa dapat memahami isi kandungan Alquran dan Hadis
3. Siswa dapat mengindentifikasi isi kandungan Alquran dan Hadis
4. Siswa dapat menerapkan isi kandungan Alquran dan Hadis
tentang toleransi dalam kehidupan sehari-hari

C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah, simulasi, diskusi, tanya jawab, dan
penugasan

22
Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong royong
Integritas
d. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian toleransi dan fanatisme
2. Isi kandungan Q.S al-Kafirun dan Q.S al-Bayyinah
3. Hadis tentang toleransi

d. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahulu Gurumemberikansalamdan 5menit
an mengajaksemuasiswaberd
o’aReligius
Guru
mempersiapkansiswadanm
engecekdaftarkehadiran.
Guru
memperhatikankedisiplinan
siswaberupapenampilanda
nkesiapanbahanbelajar
Apersepsi
Menginformasikanpembela
jaran yang akan
dilaksanakan
Guru menyampaikan
tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan
mengamati, menanya,
mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan
menyimpulkan.Communic
ation

23
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Inti Guru 20menit
memintasiswamembukabu
kupaketbelajarsesuaimateri
yang akandipelajari
Dua orang
siswamajukedepanuntukm
embacaAlqurandan Hadis
tentangtoleran,
setelahsiswaselesaimemba
ca guru
memberiapresiasiberupapu
jian
Guru
bersamasiswamengindetifik
asitajwidbacaan
Guru menunjukkangambar
yang
berhubungandenganmateri
danmembagikannyakepada
siswa
Guru
menanyakankepadasiswaa
pamaksudgambartersebutd
anapahubungannyadengan
Alqurandan Hadis
tentangtoleran yang
telahdibaca
Guru
menjelaskanisikandunganA
lqurandan
Hadissesuaigambar yang
telahditunjukkan
Guru
membentuktigakelompok
Guru
memintasiswamemperhatik
an video
Siswadiberipenugasandeng

24
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
anmemilihsalahsatudaritiga
tugasberupa,
membuatkesimpulanberdas
arkan video yang ditonton,
mendeskripsikan Surat al-
Kafirun/al-Bayinah, dan
Hadis.
Penutup Refleksi 10menit
Bertanya jawab tentang
materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi).
Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
menyampaikan
pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah
diikuti.
Melakukanpenilaianhasilbe
lajar.
Menutuppembelajaranden
ganberdoa

c. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


Mushaf Alquran dan terjemahannya
Video dan Infokus

25
LAMPIRAN

e. PENILAIAN
Penilaian Sikap
Perubanantingkahlaku
TanggungJ
Santun Peduli
awab
No Nama
S S S
K C B K C B K C B
B B B
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................

2 ...................

3 <<<<<..

4 <<<<<..

5 <<<<<..

Ds <<<<<..
t

Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2,B (Baik) : 3,SB (SangatBaik) : 4

PENILAIAN
1. Diskusi
Saat berdiskusi siswa dinilai dengan rubrik.

26

Anda mungkin juga menyukai