Anda di halaman 1dari 14

Emasains ISSN: 2302-2124

Volume 6 No.2 September. 2017

DOI : 10.5281/zenodo.3539110

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Beberapa Metode
Pembelajaran Inovatif
1)
I Gusti Ayu Rai, 2)Kadek Yuniari Suryatini dan 3)I Wayan Budiyasa
Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Bali
Email: gustiayurai64@gmail.com

ABSTRAK. Saat ini masih banyak guru-guru dominan menggunakan metode ceramah dalam
mengajar, sehingga suasana kelas berpusat pada guru, kelas menjadi pasif karena kurang
diberi kesempatan dalam mengajukan pendapat, tidak fokus dalam belajar, dan akhirnya
berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Di sisi lain, metode yang digunakan
guru tidak sesuai dengan materi ajar dan situasi kondisi kelas. Oleh karena itu perlu
pertimbangan dalam memilih dan menetapkan metode pembelajaran inovatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektifitas beberapa metode pembelajaran inovatif, berdasarkan
kajian hasil-hasil penelitian penggunaan metode pembelajaran yang tergolong inovatif.
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis konten (Content
Analysis). Populasi dan sampel penelitian berupa 7 dokumen hasil penelitian tentang
metode pembelajaran inovatif, dan ditetapkan dengan teknik purposive sampling.
Berdasarkan. analisis data, disimpulkan bahwa penerapan beberapa metode pembelajaran
inovatif dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini dapat ditunjukkan dari
hasil analisis penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu melalui penerapan metode pembelajaran
Who Wants To Be A Smart Student, Student Fasilitator And Explaining, Quantum Learning,
Index Card Martch dan Quantum Teaching, menunjukkan terjadinya peningkatan di bidang
aktivitas, minat, motivasi dan hasil belajar pada setiap siklus. Hal ini ditunjukkan melalui
hasil penelitian eksperimen semu, yaitu pnggunaan Self Regulated Learning berbantuan
Guided Note Taking dan metode Diskusi Tipe Buzz Group berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar. Penerapan kedua metode tersebut menunjukan hasil yang lebih baik jika
dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran biasa
(konvensional).

Kata Kunci: Motivasi, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Inovatif.

180
PENDAHULUAN menjadi lebih efektif, efisien dan terarah pada
Salah satu masalah dalam proses tujuan yang telah ditetapkan.
belajar mengajar adalah anak didik kurang Dalam upaya meningkatkan hasil
didorong untuk mengembangkan belajar, banyak para pakar di bidang
kemampuan berpikir. Peserta didik pendidikan melakukan penelitian dan
diarahkan untuk bisa menerima semua menerbitkan buku-buku tentang metode
informasi atau pengetahuan, tetapi tidak pembelajaran inovatif, yang diharapkan dapat
diarahkan untuk memahami informasi yang dipakai sebagai pedoman dalam upaya
diterimanya, kurang memberikan akses bagi meningkatkan motivasi dan hasil belajar
peserta didik untuk berkembang secara peserta didik. Kedudukan metode sebagai salah
mandiri melalui proses penemuan dan satu komponen yang ikut ambil bagian dalam
berpikirnya. Dengan demikian peserta didik keberhasilan kegiatan belajar mengajar,
hanya akan menghafal, mampu secara sangatlah penting karena memiliki kedudukan
teoretis tanpa bisa menghubungan sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai
pengetahuan yang mereka peroleh dengan strategi pengajaran dan sebagai alat untuk
kehidupan nyata sehari-hari. Sebagai salah mencapai tujuan (Djamarah dan Zain, 2013).
satu akibatnya adalah mereka tidak dapat Begitu pentingnya fungsi dan peran metode
menerapkan pengetahuan yang mereka dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka
peroleh dalam kehidupan nyata. Undang- dilakukan penelitian yang berjudul “Upaya
Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Melalui penerapan beberapa metode
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana pembelajaran Inovatif”.
untuk mewujudkan suasana belajar dan Masalah yang akan dikaji melalui
proses pembelajaran agar peserta didik penelitian ini meliputi, (1) apakah melalui
penerapan beberapa metode pembelajaran
secara aktif mengembangkan potensi inovatif dapat meningkatkan motivasi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual belajar peserta didik ? dan (2) Apakah
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, melalui penerapan beberapa metode
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan pembelajaran inovatif dapat meningkatkan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa hasil belajar peserta didik? Sedangkan
dan negara. Oleh karena itu maka tugas guru tujuan yang ingin dicapai meliputi, (1) untuk
adalah berupaya mengembangkan potensi mengetahui motivasi belajar peserta didik
anak didik secara optimal. melalui penerapan beberapa metode
Lemahnya proses pembelajaran guru pembelajaran inovatif. (2) Untuk
masih menjadi kendala untuk mewujudkan mengetahui hasil belajar peserta didik
tujuan yang ingin dicapai. Banyak faktor melalui penerapan beberapa metode
yang berpengaruh terhadap pembelajaran, pembelajaran inovatif. Manfaat yang
salah satunya adalah metode mengajar yang diperoleh melalui hasil penelitian adalah: (a)
digunakan oleh guru. Saat ini masih banyak dapat dipakai sebagai acuan oleh para guru
guru-guru yang ketika mengajar masih di dalam melaksanakan proses
dominan menggunakan ceramah, sehingga pembelajaran, agar peserta didik selalu
suasana kelas berpusat pada guru kelas dihadapkan pada situasi yang bervariasi,
menjadi pasif karena kurang diberi sehingga dapat menarik perhatian dan
kesempatan dalam mengajukan pendapat, menyenangkan. (b) Hasil penelitian (b)
tidak fokus dalam belajar, dan akhirnya akan Dapat menambah wawasan para guru
berdampak terhadap rendahnya hasil belajar melalui teori-teori pembelajaran yang
peserta didik. Di sisi lain, metode yang diperoleh dalam metode pembelajaran
digunakan oleh guru tidak tepat atau tidak inovatif. (c) Hasil penelitian dapat dipakai
sesuai, baik dengan materi atau bahan ajar sebagai alternatif dalam upaya
maupun dengan situasi dan kondisi kelas. meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
Oleh karena itu perlu pertimbangan yang
matang dalam memilih dan menetapkan
metode agar dapat membantu kelancaran
kegiatan belajar mengajar, sehingga
181
Fakta Teoretis efektif dan efisien, mengena pada tujuan
Pembelajaran dan Metode Pembelajaran yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
Peristiwa pembelajaran terjadi memiliki strategi tersebut adalah harus
apabila subjek peserta didik secara aktif menguasai teknik-teknik penyajian atau
berinteraksi dengan sumber belajar yang biasanya disebut metode mengajar. Dengan
diatur oleh guru. Dalam interaklsi demikian metode mengajar adalah strategi
pembelajaran tersebut, setiap peserta pengajaran sebagai alat untuk mencapai
didik diperlakukan sebagai manusia yang tujuan yang diharapkan. Tujuan adalah suatu
bermartabat, yang minat dan potensinya cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan
perlu diwujudkan secara optimal belajar mengajar.Tujuan adalah pedoman
(Karwono dan Mularsih, 2017).Undang- yang memberi arah kemana kegiatan belajar
Undang No.20 Tahun 2003 tentang mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan membawa kegiatan belajar mengajar
bahwa Pembelajaran adalah proses sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan
interaksi peserta didik dengan pendidik yang telah dirumuskan. Kegiatan belajar
dan sumber belajar dengan suatu mengajar yang tidak mempunyai tujuan
lingkungan belajar. Ciri utama sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga
pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, sukar untuk menyeleksi mana kegiatan yang
dan peningkatan proses belajar peserta harus dilakukan dan mana yang harus
didik, sedangkan komponen-komponen diabaikan dalam upaya untuk mencapai
dalam pembelajaran adalah tujuan, keinginan yang dicita-citakan. Tujuan dari
materi, kegiatan, dan evaluasi kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah
pembelajaran. Sanjaya (2011) tercapai selama komponen-komponen
menyebutkan bahwa metode lainnya tidak diperlukan. Salah satunya
pembelajaran adalah cara yang digunakan adalah komponen metode. Metode adalah
untuk mengimplementasikan rencana salah satu alat untuk mencapai tujuan.
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata Dengan memanfaatkan metode secara
agar tujuan yang telah disusun tercapai akurat, guru akan mampu mancapai tujuan
secara optimal. Yamin (2013) juga pengajaran. Metode adalah pelicin jalan
berpendapat bahwa metode pembelajaran pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan
merupakan bagian dari strategi dirumuskan agar anak didik memiliki
instruksional, metode instruksional keterampilan tertentu, maka metode yang
berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, digunakan harus disesuaikan dengan tujuan.
menguraikan, memberi contoh, dan Antara metode dan tujuan jangan bertolak
memberi latihan kepada peserta didik belakang. Artinya, metode harus menunjang
untuk mencapai tujuan tertentu. pencapaian tujuan pengajaran.
Salah satu usaha yang tidak Titik sentral yang harus dicapai oleh
pernah guru tingalkan adalah bagaimana setiap kegiatan belajar mengajar adalah
memahami kedudukan metode sebagai tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang
salah satu komponen yang ikut ambil termasuk perangkat program pengajaran
bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar dituntut secara mutlak untuk menunjang
mengajar. Kerangka berpikir yang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan
demikian bukanlah suatu hal yang aneh, mengajar dengan kemalasan. Anak didikpun
tapi nyata, dan memang betul-betul diwajibkan mempunyai kreativitas yang
dipikirkan oleh seorang guru (Djamarah tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti
dan Zain, 2013). Selanjutnya bahwa dapat perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini
dipahami bahwa penggunaan metode juga beraktivitas tidak lain karena ingin
yang tepat dan bervariasi akan dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien
dijadikan alat motivasi ekstrinsik dalam (Djamarah dan Zain, 2013).
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selanjutnya dijelaskan bahwa guru
Kegiatan belajar mengajar, menurut sebagai salah satu sumber belajar
Roestiyah.N.K. dalam Djamarah dan berkewajiban menyediakan lingkungan
Zain (2013), guru harus memiliki strategi belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar
agar anak didik dapat belajar secara anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang
182
harus guru lakukan adalah melakukan masih merupakan salah satu bentuk
pemilihan dan penentuan metode yang pembelajaran yang sudah mengarah kepada
bagaimana yang akan dipilih untuk paham pembelajaran konstruktivistik. Peserta
mencapai tujuan pengajaran. didik terlatih untuk memecahkan masalah dan
Sebagai suatu cara dalam praktek menemukan ide-ide baru yang bermanfaat bagi
pembelajaran, metode tidaklah berdiri peserta didik.
sendiri tetapi dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain.Maka itu, siapapun ketika b. Metode Pembelajaran Who Wants To Be A
menjadi guru harus mengenal, Smart Student
memahaminya, dan mempedomaninya Metode pembelajaran Who Wants To Be
ketika akan melaksanakan pemilihan dan A Smart Students merupakan metode
penentuan metode. Setiap metode pembelajaran berupa permainan. Metode
mempunyai sifat masing-masing, baik pembelajaran unik yang diadaptasi dari sebuah kuis
mengenai kebaikan- kebaikannya maupun yang berjudul who wants to be a millionaire yang
mengenai kelemahan- kelemahannya. diubah menjadi who wants to be a smart students
Winarno Surakhmad dalam Djamarah atau biasa disebut metode kursi panas (Riptyawati,
dan Zain (2013) mengatakan bahwa 2014). Pembelajaran dengan metode who wants to
be a smart students merupakan metode dimana
pemilihan dan penentuan metode
peserta didik dengan aktif menjawab pertanyaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu anak pilihan ganda (multiplechoice). Pertanyaan dimulai
didik sebagai peserta didik; tujuan dari yang paling mudah sampai pertanyaan yang
pembelajaran; situasi dalam paling sulit. Dalam metode ini juga ada variasi
pembelajaran; fasilitas dan kelengkapan berupa bantuan pertanyaan misalnya
penunjang pemelajaran di sekolah; Guru. menghilangkan sebagian jawaban, dan sebelum
memulai pembelajaran peserta didik diberikan kisi-
Metode Pembelajaran Inovatif kisi soal sehingga dapat dipelajari terlebih dahulu.
a. Model Pembelajaran Self Regulated Dengan demikian peserta didik dapat belajar secara
Learning Berbantuan Guided Note Taking aktif dan dapat bekerja sama dengan peserta didik
lain dengan suasana yang menyenangkan dan tidak
Model Pembelajaran Self Regulated
monoton (Wijaya, 2013).
Learning adalah merupakan kombinasi
antara model pembelajaran model
c. Metode Pembelajaran Buzz Group
pembelajaran self regulated learning dengan
Metode Buzz Group adalah jenis
model pembelajaran guided note taking.
diskusi kelompok kecil yang beranggota 3-4
Model pembelajaran ini bernaung di bawah
orang yang bertemu secara bersama-sama
paradigma pembelajaran konstruktif. Fokus
membicarakan suatu topik yang sebelumnya
paradigma konstruktif adalah kegiatan yang
telah dibicarakan secara klasikal atau
aktif, dimana pelajar membangun sendiri
konvensional. Diskusi ini dapat diadakan di
pengetahuannya. Belajar berdasarkan
tengah atau di akhir jam pelajaran dengan
perspektif konstruktivisme adalah bhasil dari
maksud menajamkan rangka isi pelajaran,
konstruksi mental individu dimana peserta
memperjelas isi pelajaran atau menjawab
didik mencocokkan informasi baru yang
pertanyaan-pertanyaan (Dimyati, (1991).
diberikan untuk membangun hubungan yang
Selanjutnya Suprijanto (2005) menyatakan
bermakna (Awofala, 2011).
bahwa metode buzz group disebut juga
Pengkombinasian dari dua unsur
teknik diskusi minilab. Teknik ini dapat
model pembelajaran yakni model
menumbuhkan minat dan kreativitas serta
pembelajaran Self Regulated Learning dan
merupakan alat pemulai diskusi yang sangat
model pembelajaran guided note taking
baik. Metode buzz group merupakan metode
melahirkan model pembelajaran self
yang dapat dikombinasikan dengan metode
regulsted learning berbantuan guided note
lain, misalnya metode ceramah, sehingga
taking. Guided Not Taking diharapkan
akan mampu membuat metode ceramah
melatih peserta didik untuk berpikir kreatif
menjadi lebih menarik dan peserta didik
dan inovatif untuk menyelesaikan hand out
lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
yang telah diberikan oleh guru. Keterlibatan
Dalam metode buzz gorup kelas dibagi
peserta didik secara langsung dalam
menjadi kelompok-kelompok kecil yang
pengisian lembar hand out guided not taking
183
terdiri atas 3-4 orang yang membahas oleh semua pelajar. (3) Namai yaitu dengan
soal yang diberikan guru dalam waktu menyediakan kata kunci, konsep, model,
yang telah ditentukan. Untuk membuat rumus, strategi, sebuah “masukan. (4)
diskusi dapat berhasil dan berjalan lancar Demonstrasikan yaitu sediakan kesempatan
maka pengelompokan peserta didik bagi pelajar untuk “menunjukan bahwa mereka
dilaksanakan berdasarkan kemampuan tahu”. (5) Ulangi, yaitu tunjukan kepada pelajar
yang dimiliki peserta didik, sehingga cara-cara mengulangi materi dan menegaskan,
dapat mendorong individu yang memiliki “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.(6)
kepercayaan diri rendah memberikan Rayakan, yaitu pengakuan untuk penyelesaian,
pendapat, menciptakan suasana yang partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan
menyenangkan, menghemat waktu, ilmu pengetahuan.
membagi tugas kepemimpinan dan
kegiatan belajar yang lebih bervariasi. f. Model Pembelajaran Index Card Match
Model pembelajaran Index Card
d. Metode Pembelajaran Student Fasilitator Match adalah merupakan jenis pembelajaran
And Explaining (SFE) aktif yang dirancang untuk mempengaruhi
Model Student Fasilitator And pola interaksi peserta didik. Model Index
Explaining (SFE)) merupakan suatu model Card Match dalam proses belajar mengajar
yang memberikan kesempatan kepada melibatkan lebih banyak peserta didik dalam
peserta didiki untuk mempresentasikan ide menelaah materi yang tercakup dalam suatu
atau pendapat pada peserta didik lainnya. pelajaran dan mengecek pemahaman meraka
Model Pembelajaran Student SFE terhadap isi pelajaran tersebut dimana
menekankan pada pembelajaran yang peserta didik yang lebih aktif daripada
mengaktifkan peserta didik dan penyajian gurunya. Index Card Match
materi yang dilakukan dengan merupakan salah satu strategi yang
menghubungkan kegiatan sehari-hari dan menyenangkan yang akan mengajak peserta
lingkungan peserta didik, sehingga peserta didik untuk aktif dalam proses
didik termotivasi untuk belajar (Purnitawati, pembelajaran. Index Card match adalah
2011). Pembelajaran ini memanfaatkan salah satu teknik instruksional dari belajar
kemampuan dasar yang dimiliki peserta aktif yang termasuk dalam berbagai
didik dan fenomena yang sering dijumpai reviewing strategis (strategi pengulangan).
dalam kehidupan sehari-hari dan Tipe Index Card Match ini berhubungan
mengaitkannya dengan konsep yang akan dengan cara-cara belajar agar peserta didik
dibahas. Oleh karena itu model lebih lama mengingat materi pelajaran yang
pembelajaran SFE memberikan kesempatan dipelajari dengan teknik mencari pasangan
kepada peserta didik untuk belajar kartu yang merupakan jawaban atau soal
mempresentasikan ide atau pendapat kepada sambil belajar mengenai suatu konsep atau
peserta didik lainnya. Model ini efektif topik dalam suasana menyenangkan
digunakan untuk peserta didik dalam proses (Silberman, 2006). Jadi, metode Index Card
pembelajaran secara individu. Match adalah strategi untuk mengingat
kembali apa yang telah mereka pelajari dan
e. Metode Pembelajaran Quantum Learning menguji pengetahuan serta kemampuan
Model Pembelajaran Quantum mereka dengan teknik mencari pasangan
Learning merupakan pembelajaran yang kartu yang merupakan jawaban atau soal
menggunakan prinsip-prinsip komunikasi sambil belajar mengenai konsep atau dalam
yang diperkuat melalui pendekatan multi suasana menyenangkan. Sehingga dengan
sensori, multi kecerdasan dan berdasarkan demikian model pembelajaran Index Card
kerangka rancangan belajar Quantum Match mempunyai tujuan untuk
Teaching yang dikenal dengan TANDUR; memberikan kesempatan anak didik untuk
(1) Tumbuhkan minat dengan memuaskan bekerja sama dengan sesama peserta didik
“Apakah Manfaatnya Bagiku” (AMBAK),
dan manfaatkan kehidupan pelajar.(2).
Alami, yaitu ciptakan atau datangkan
pengalaman umum yang dapat dimengerti
184
yang lain tanpa membeda-bedakan suku, mengarahkan perilaku manusia, termasuk
agama, kemampuan akademik dan tingkat perilaku belajar. Dalam perilaku belajar
sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran. terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar
ada dua yaitu motivasi intrinsik dan
g. Model Pembelajaran Quantum Teaching motivasi ekstrinsik. Fungsi motivasi dalam
Pembelajaran Quantum Teaching belajar sangat penting untuk diperhatikan
adalah pembelajaran yang mampu oleh guru, agar dapat memberikan sasaran
menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, dan arah yang benar kepada peserta didik.
sehingga kemampuan, bakat, dan potensi Dalam hal ini fungsi motivasi adalah sebagai
siswa sehingga kemampuan, bakat, dan pendorong, penggerak dan pengarah untuk
potensi peserta didik dapat berkembang, melakukan kegiatan belajar, sesuai dengan
yang pada akhirnya mampu meningkatkan rumusan tujuan yang telah ditetapkan
aktivitas belajar dengan menyingkirkan (Djamarah, 2008).
hambatan belajar melalui penggunaan cara
dan alat yang tepat, sehingga peserta didik Hasil Belajar
dapat belajar secara mudah. Model Proses belajar mengajar dan hasil
pembelajaran Quantum Teaching adalah belajar merupakan dua hal yang berkaitan.
model yang digunakan dalam rancangan Djamarah (2006), menyatakan proses belajar
penyajian dalam belajar yang dirangkai diartikan sebagai proses perubahan perilaku
menjadi sebuah paket yang multi berkat pengalaman dan latihan. Artinya
kecerdasan, dan mencakup petunjuk spesifik bahwa tujuan kegiatan belajar adalah
untuk menciptakan lingkungan belajar yang perubahan tingkah laku, baik yang
efektif dan menyenangkan (Deporter, 2008). menyangkut pengetahuan, keterampilaan
Adapun tujuan dari pembelajaran Quantum maupuan sikap kearah yang lebik baik
Teaching adalah untuk menciptakan melalui belajar yang terjadi didalam diri
lingkungan belajar yang efektif, seseorang setelah berakir melakukan
menciptakan proses belajar yang aktivitas belajar. Sehingga perubahan yang
menyenangkan, menyesuaikan kemampuan terjadi ini merupakan hasil proses belajar.
otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak, Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu
untuk membantu meningkatkan keberhasilan hasil dan belajar, hasil merupakan akibat
hidup dan karir dan untuk membantu yang ditimbulkan dari proses kegiatan
mempercepat dalam pembelajaran. sedangkan belajar adalah perbuatan yang
Pembelajaran Quantum Teaching menghasilkan perubahan perilaku, pribadi,
berpangkal pada psikologi kognitif, dan dan pengetahuan. Tingkat kemampuan
bukan fisika quantum meskipun serba dalam proses belajar mengajar dapat dilihat
sedikit istilah dan konsep quantum dipakai, dari prestasi belajarnya atau sering disebut
pembelajaran quantum juga bersifat hasil belajar. Dengan demikian belajar
humanistis dan lebih konstruktivistis. memang erat hubunganya dengan perubahan
tingkah laku seseorang, karena ada
Motivasi perubahan tingkah laku seseorang
Donal dalam Djamarah (2008) menandakan telah terjadi proses belajar
menyatakan bahwa, motivation is a energy dalam orang tersebut. Kardi dalam Uno dan
change within the person characterized by Nurdin (2011), mengemukakan bahwa hasil
affective arousal and anticipatory goal adalah suatu perubahan pada diri individu.
reactions. Jadi motivasi adalah suatu Perubahan yang dimaksud tidak hanya
perubahan energi di dalam pribadi seseorang perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi
yang ditandai dengan timbulnya afektif perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai penghargaan diri pada individu tetsebut.
tujuan. Motivasi dipandang sebagai Sementara itu, Arikunto (2010)
dorongan mental yang menggerakkan dan mengemukakan bahwa hasil adalah hasil

185
akhir setelah mengalami proses belajar, Penelitian ini dilakukan di
perubahan itu tampak dalam perbuatan yang Jurusan/Program Studi Pendidikan Biologi
dapat diamati dan dapat diukur. FPMIPA IKIP PGRI Bali Tahun Akademik
2016/2017. Populasi penelitian ini terdiri
METODE PENELITIAN atas hasil-hasil penelitian yang
terdokumentasi di Perpustakaan Program
Jenis Penelitian Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP
Penelitian ini membahas hasil-hasil PGRI Bali, yang terkait dengan penerapan
penelitian baik yang telah atau yang belum metode pembelajaran inovatif dalam proses
terpublikasi khususnya mengenai beberapa belajar mengajar.
penerapan pembelajaran inovatif yang Sampel penelitian berupa dokumen
berhasil meningkatkan motivasi dan atau hasil-hasil penelitian yang mengkaji tentang
hasil belajar biologi. Penelitian ini bertujuan metode pembelajaran inovatif dalam
untuk mengetahui efektifitas beberapa pembelajaran biologi. Teknik sampling
metode pembelajaran, yang diperoleh berupa purposive sampling, yaitu sampel
melalaui hasil-hasil penelitian yang yang ditetapkan berdasarkan beberapa
dilakukan oleh pakar atau para peneliti. pertimbangan tertentu, yaitu berupa hasil-
Berdasarkan tujuan tersebut maka penelitian hasil penelitian tentang motivasi dan hasil
ini tergolong penelitian deskriptif dengan belajar melalui penerapan metode
teknik analisis konten (Content Analysis). pembelajaran inovatif.
Analisis konten yaitu teknik penelitian yang
dapat ditiru (replicable) untuk pembuatan Metode Pengumpulan Data
kesimpulan yang valid dari konteksnya Data yang dikumpulkan dalam
(Krippendorff, K, 1989). Menurut
penelitian ini adalah data mengenai motivasi
Cokroaminoto (2011), menyatakan bahwa atau hasil belajar yang diperoleh melalui
Content Analysis adalah penelitian yang penerapan metode pembelajaran inovatif.
bersifat pembahasan mendalam terhadap isi Pengumpulan data menggunakan teknik
suatu informasi tertulis atau tercetak dalamdokumentasi yaitu dengan cara melakukan
media masa. Analisis ini biasanya digunakan pencatatan dokumen, dan hasilnya
pada penelitian kualitatif. direkapitulasi dalam bentuk tabel. Tabel
berikut ini adalah sampel yang berupa hasil
Populasi dan Sampel beberapa penelitian dengan menggunakan
metode pembelajaran inovatif.
Tabel 1. Data Konten Hasil Penelitian Penerapan Metode Pembelajaran Inovatif
Data Judul Penelitian Nama Jenis & Simpulan
konten Peneliti Tempat
Penelitian
1. Pengaruh Model Ni Wayan Eksperimen 1. Ada engaruh model embelajaran Self
Pembelajaran Self Ari Karsidi Semu (Quasi Regulatet Learning Berbantuan Guided
Regulated Learning eksperimen), Note Taking terhadap hasil belajar
Berbantuan Guided Not di SMA N. biologi peserta didik kelas X SMA
Taking Terhadap Hasil Blahbatuh Negeri 1 blahbatuh tahun pelajaran
Belajar Biologi Peserta 2015/2016.
Didik Kelas X di SMA 2. Peserta didik yang belajar dengan model
N.1 Blahbatuh Tahun pembelajaran Self Regulated Learning
Pelajaran 2015/2016 berbantuan Guided Taking lebih unggul
dalam pencapaian hasil belajarnya.
2. Penerapan Metode Who Ni Made PTK, 1. Penerapan Metode pembelajaran Who
Wants To Be A Smart Lianita SMA Negeri Wants To Be A Smart Student Dengan
Student Dengan Pola Prabawati Sukawati Pola Tempat duduk U, dapat
Tempat Duduk U Untuk meningkatkan minat belajar biologi
Meningkatkan Minat dan peserta didik.
Hasil Belajar Biologi 2. Penerapan Metode pembelajaran Who

186
Peserta Didik Kelas X2 Wants To Be A Smart Student Dengan
SMA N. Sukawati Tahun Pola Tempat duduk U, dapat
Pelajaran 2015/2016 meningkatkan hasil belajar biologi
peserta didik.
3. Pengaruh Metode Ni Ketut Eksperimen Ada pengaruh metode diskusi tipe Buzz
Diskusi tipe Buzz Group Yulianti Semu (quasi Group terhadap hasil belajar biologi
Terhadap Hasil Belajar eksperiment) peserta didik kelas X di SMA N 1 Kuta
Biologi Peserta Didik Utara tahun pelajaran 2015/2016. Hasil
Kelas X di SMA N. 1 belajar peserta didik yang belajar
Kuta Utara Tahun menggunakan metode diskusi tipe Buzz
Pelajaran 2015/2016 Group lebih baik jika dibandingkan dengan
yang konvensional
4. Penerapan Model Yasinta PTK, 1. Melalui penerapan model pembelajaran
Pembelajaran Student Ofliana Di SMA Student Fasilitator and Explaining
Fasilitator and Helda Negeri 2 dapat meningkatkan aktivitas belajar
Explaining untuk Denpasar peserta didik kelas X IPA 3 SMA N 2
meningkatkan aktivitas Denpasar tahun pelajaran 2015/2016.
dan Hasil Belajar 2. Melalui penerapan model pembelajaran
Biologi Peserta didik Student Fasilitator and Explaining
kelas X IPA 3 SMA N 2 dapat meningkatkan hasil belajar
Denpasar Tahun peserta didik kelas X IPA 3 SMA N 2
Pelajaran 2015/2016 Denpasar tahun pelajaran 2015/2016.
5. Penerapan Model Sergius Penelitian 1. Penerapan Model Pembelajaran
Pembelajaran Quantum Paulus Ena Tindakan Quantum Learning dapat meningkatkan
Learning untuk Aulu Kelas (PTK), motivasi belajar peserta didik.
Meningkatkan Motivasi di SMA 2. Penerapan model pembalajaran
dan Hasil Belajar Negeri 2 Quantum Learning dapat meningkatkan
Biologi Peserta Didik Denpasar hasil belajar peserta didik.
Kelas X IPA 1 SMA N.2
Denpasar Th
Pel.2016/2017
6. Penerapan Model Vinsensius PTK, Penerapan Model Pembelajaran Index
Pembelajaran Index Yono Di SMA Card Match dapat meningkatkan hasil
Card Match Untuk Negeri 2 belajar peserta didik kelas X IPA 2 SMA
Meningkatkan Hasil Denpasar Negeri 2 Denpasar Tahun pelajaran
Belajar Peserta didik 2016/2017
kelas X IPA 2 SMA N.2
Denpasar Tahun
Pelajaran 2016/2017
7. Penerapan Model Yustina N. PTK, di SMA 1. Penerapan Model Pembelajaran
Pembelajaran Quantum Gradiana PGRI 6 Quantum Teaching dapat meningkatkan
Teaching Sebagai Upaya Denpasar aktivitas belajar biologi peserta didik
Untuk Meningkatkan kelas X MIA SMA PGRI 6 Denpasar
Aktivitas dan Hasil tahun pelajaran 2016/2017.
Belajar Peserta Didik 2. Penerapan model pembelajaran Quantum
Kelas X MIA SMA Teaching dapat meningkatkan hasil
PGRI 6 Denpasar Tahun belajar biologi peserta bdidik kelas X
Pelajaran 2016/2017 MIA SMA PGRI 6 Denpasar tahun
pelajaran 2016/2017

Teknik Analisis Data yang valid dari konteksnya (Krippendorff,


Data sampel yang berupa hasil K., 1989). Menurut Cokroaminoto (2011),
penelitian yang diperoleh melalui metode Content Analysis adalah penelitian yang
dokumentasi dianalisis dengan teknik bersifat pembahasan terhadap isi suatu
analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa informasi tertulis atau tercetak dalam media
Analisis Konten (Content Analysis), yaitu masa, baik berupa dokumen yang
teknik penelitian yang dapat ditiru sebarannya terbatas (perpustakaan) maupun
(replicable) untuk pembuatan kesimpulan dokumen yang tersebar luas. Metode yang

187
dibahas melalui analisis konten ini adalah Data yang dikumpulkan dalam
yang menyangkut tentang metode penelitian ini adalah data konten tentang
pembelajaran yang digunakan, jenis hasil-hasil penelitian mengenai penerapan
penelitian, dan hasil-hasil penelitian dari beberapa metode pembelajaran inovatif yang
penerapan metode yang digunakan. dilakukan di berbagai sekolah selama tahun
pelajaran 2016/2017. Data tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN kemudian direkapitulasi dan ditabulasikan
secara berturut-turut sebagai berikut.
Penyajian Data

Tabel 2. Penerapan Metode Pembelajaran Self Regulated Berbantuan Guided Note


Taking Dokumen Konten 1.
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 SRL_GNT 76,5366 41 11,86402 1,85285
KONVENSIONAL 64,2439 41 9,68189 1,51206

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil t-test untuk Paired Sampels Corelations Dokumen Konten 1
N Corelation Std. Error Mean
Pair 1 SRL_GNT & KONVENSIONAL 41 0,559 0,022

Tabel 4.Rekapitulasi Hasil t-test untuk Paired Sampels Test Dokumen Konten 1
Paired
Mean Std. Std. 95% Confidence Interval of the Difference
Deviation Error Lower Upper T Df Sig (2-
Mean tailed)
Pair 1 SRL_GNT- 12,29268 16,45941 2,5705 7,09745 17,48791 4,782 40 0,000
KONVENSIONAL

Tabel 5. Penerapan Metode Pembelajaran Who Wants To Be A Smart Student untuk


Minat Belajar Data Dokumen Konten 2
Ketercapaian Pada
No. Kategori Observasi Awal Siklus I Siklus II
F % F % F %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Sangat Tinggi 0 0 0 0 2 5,55
2. Tinggi 0 0 13 36,11 29 80,56
3. Cukup Tinggi 19 52,78 19 52,78 5 13,89
4. Rendah 17 47,22 4 11,11 0 0
5. Sangat rendah 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 53 63,19 71,17

Tabel 6. Rekapitulasi Analisis Hasil Belajar, Data Dokumen Konten 2


Ketercapaian Pada
No. Kategori Observasi Awal Siklus I Siklus II
F % F % F %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Tuntas 15 41,67 23 63,89 32 11,11
2. Belum Tuntas 21 58,33 13 36,11 4 82,63
3. Daya Serap - 70,55 - 76,94 - 88,89
4. KK - 41,67 - 63,89 - 0
Rata-rata 70,55 76,94 82,63

188
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Analisis Konten Data 2 (Minat dan Hasil Belajar)
Siklus Hasil Belajar Minat
Rata-rata DS KK Rata-rata Kategori
Observasi Awal 70,55 70,55% 41,67% 53 Rendah
I 76,94 76,94% 63,89% 63,19 Cukup
II 82,63 82,63% 88,89% 71,17 Tinggi
Peningkatan obsv.awal ke Siklus I 9,06 9,06 53,32% 19,22 -
Peningkatan Siklus I ke Siklus II 7,39 7,39% 39,12% 12,62 -

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Analisis Konten Data 3 (Penerapan Metode Pembelajaran


Diskusi Tipe Buzz Group).
No. Kelompok n Db X thitung t tabel Hipotesis alternatif
5% db =35
1. Eksperimen 36 35 80,67 4,78 2,030 Diterima
2. Kontrol 36 35 72,42

Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Analisis Konten Data 4 (Penerapan metode Pembelajaran


Fasilitator Explaining)
Ketercapaian Pada
No. Jenis Data Siklus I Siklus II Siklus III
1. Rata-rata 69,82 72,07 76,21
2. Daya Serap 70% 72% 76%
3. KK 65,85% 85,36% 87,32%%

Tabel 10. Rekapitulasi Analisis Konten Data No.5 (Penerapan Metode Pembelajaran
Quantum Learning) untuk Motivasi Belajar
Ketercapaian Pada
No. Kategori Siklus I Siklus II
F % F %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Sangat Tinggi 0 0 0 0
2. Tinggi 11 27,5 28 70
3. Cukup Tinggi 20 50 12 30
4. Rendah 9 22,5 0 0
5. Sangat Rendah 0 0 0 0

Tabel 11. Rekapitulasi Analisis Konten Data No.5 (Penerapan Metode Pembelajaran
Quantum Learning) untuk Hasil Belajar
Ketercapaian Pada
No. Kategori Siklus I Siklus II
F % F %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tuntas 31 77,5 38 95
2. Tidak Tuntas 9 22,5 2 5
3. Daya Serap 0 81,75 - 86,75
4. KK 0 77 - 95

Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Analisis Konten Data No.6 (Penerapan Metode
Pembelaqjaran Index Card Match)
Peningkatan dari Peningkatan
Siklus prasiklus ke dari Siklus I
Variabel Pra-Siklus I II Siklus I ke Siklus II
Rata2 motivasi 8,17 9,83 11,71 20,32% 19,12%
belajar
Rata2 hsl. Belajar 80,56 82,08 94,58 2,92% 9,85%

189
190

Daya Serap 80,56% 82,08% 94,58%% 2,92% 9,85%


KK 44,4% 61,11% 86,11% 37,6% 40,90%

Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Analisis Konten Data No.7 (Penerapan Model
Pembelajaran Quantum Teaching) untuk Aktivitas Belajar
No. Kategori Ketercapaian pada
Siklus I Siklus II
F % F %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Sangat Aktif - 0 15 40,54
2. Aktif 4 27,5 17 45,94
3. Cukup Aktif 24 64,86 3 8,10
4. Kurang Aktif 9 22,5 - 0
5. Sangat Kurang Aktif 0 0 - 0

Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Analisis Konten Data No.7 (Penerapan Model
Pembelajaran Quantum Teaching) untuk hasil Belajar
Hasil Belajar
Siklus Rata-rata Kategori Rata-rata Daya Serap Ketuntasan
Klasikal
I 9,10 Cukup Aktif 69,75% 69,75% 45,95%
II 14,56 Aktif 87,38% 87,38% 86,48%
Peningkatan dari Siklus I ke 23,66 17,63% 17,63% 40,54%
siklus II

Pembahasan Hasil Analisis Data peserta didik pada kelas eksperimen lebih
Berdasarkan urutan tabel di atas tinggi jika dibandingkan dengan hasil
maka di bawah ini dibahas hasil-hasil belajar peserta didik pada kelas kontrol.
analisis data sebagai berikut.
Hasil Analisis konten Data 2 (tabel 5, 6, 7)
Hasil Analisis Konten Data 1 (tabel 2,3, Adalah Penelitian Tindakan Kelas
dan 4). (PTK) yang dirancang dengan 2 siklus, yaitu
Hasil dari penelitian eksperimen dengan penerapan metode pembelajaran
semu yaitu tentang pengaruh model Who Wants To Be A Smart Student, mampu
pembelajaran Self Regulated berbantuan meningkatkan minat dan hasil belajar
Guided Note Taking, terhadap hasil belajar peserta didik. Rata-rata hasil belajar pada
biologi, menunjukan adanya pengaruh yang pra siklus (observasi awal) yaitu 70,55,
cukup signifikan. Berdasarkan hasil analisis meningkat pada siklus I yaitu 76,94 dan
terhadap data hasil belajar peserta didik pada siklus II yaitu 82,63. Peningkatan rata-
dengan menggunakan t-test, diperoleh angka rata hasil belajar dari pra siklus ke siklus I
signifikansi sebesar 0,00 dengan taraf yaitu 9,06, dan dari siklus I ke siklus II
signifikansi 5% (α=0,05). Hal ini adalah sebanyak 7,39. Untuk Daya serap
menunjukkan bahwa angka signifikansi (DS) pada observasi awal adalah 70,55%
pengujian lebih kecil dari angka signifikansi meningkat di siklus I yaitu 76,94%, dan
yang ditetapkan (0,00 < 0,05). Hal ini pada siklus II menjadi 82,63%. Peningkatan
menunjukan bahwa ada perbedaan hasil daya serap dari pra siklus ke siklus I adalah
belajar peserta didik kelas eksperimen 9,06% dan dari siklus I ke siklus II yaitu
dengan model pembelajaran Self Regulated 7,39%.
Learning berbantuan guided note taking Selanjutnya ketuntasan klasikal (KK)
dengan hasil belajar peserta didik kelas pada pra siklus 41,67% meningkat pada
kontrol yang menggunakan model siklus I yaitu 63,89%, dan pada siklus II
pembelajaran eksperimen. Hasil belajar menjadi 88,89%. Sehinggab terjadi

190
191

peningkatan KK dari pra siklus ke siklus I ketuntasan klasikal (KK) pada siklus I
sebanyak 53,32%, dan menjadi 39,12% pada adalah 65, 85% (belum memenuhi syarat
siklus II. Minat belajar pada konten 2 juga ketuntasan), meningkat pada siklus II yaitu
menunjukkan terjadinya peningkatan. Rata- 85,36% (telah memenuhi syarat ketuntasan),
rata minat belajar pada pra siklus adalah 53 dan menjadi 87,32% pada siklus III. Hal ini
dengan kategori rendah, meningkat pada menunjukkan bahwa metode pembelajaran
siklusn I yaitu 63,19 dengan kategori cukup, Fasilitator and Explaining cukup efektif
dan menjadi 71,17 di siklus II dengan meningkatkan motivasi dan hasil belajar
kateggori tinggi. Peningkatan minat belajar peserta didik.
dari pra siklus ke siklus I adalah 19,2 dan
dari siklus I ke siklus II adalah 12,62. Hasil Analisis konten Data 5 (tabel 10, 11)
Dengan demikian metode pembelajarn Who Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas melalui
Wants To Be A Smart terbukti cukup efektif penerapan model pembelajaran
meningkatkan minat dan hasil belajar Quantum Learning, mampu meningkatkan
peserta didik. motivasi dan hasil belajar peserta didik.
Motivasi belajar peserta didik pada siklus I
Hasil Analisis Data Konten 3 (tabel 8) dengan kategori tinggi sebanyak 11 27,5%
Merupakan penelitian eksperimen meningkat pada siklus II menjadi 28 (70%).
semu yang meneliti tentang pengaruh Selanjutnya dengan kategori cukup tinggi
metode pembelajaran diskusi tipe Buzz pada siklus I sebanyak 20 (50%), menurun
Group, diketahui bahwa rata-rata hasil pada siklus II menjadi 12 (30%). Sedangkan
belajar pada kelompok eksperimen adalah dengan kategori rendah pada siklus I
80,67 dan rata-rata untuk kelompok kontrol sebanyak 9 (22,5%) menurun pada siklus II
adalah 72,42. Hal ini menunjukkan bahwa menjadi 0 (0%). Untuk data hasil belajar
nilai rata-rata tes kelompok eksperimen peserta didik pada siklus I dengan kategori
lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. tuntas sebanyak 31 (77,5%) meningkat pada
Demikian juga dari hasil uji-t diperoleh t siklus II menjadi 38 (95%). Dengan kategori
hitung = 4,78 sedangkan t tabel pada taraf tidak tuntas pada siklus I sebanyak 9
signifikansi 5% dengan db 35 adalah sebesar (22,5%) menurun pada siklus II menjadi 2
2,030. Jadi dapat diketahui bahwa ada (5%). Untuk daya serap (DS) pada siklus I
pengaruh metode diskusi tipe Buzz Group adalah 81,75% meningkat pada siklus II
terhadap hasil belajar biologi peserta didik menjadi 86,75%. Dan selanjutnya untuk
kelas X di SMA N 1 Kuta Utara Tahun ketuntasan klasikal (KK) pada siklus I
Pelajaran 2015/2016. adalah 77% menjadi meningkat pada vsiklus
II yaitu 95%.
Hasil Analisis Konten data 4 (tabel 9)
Penelitian Tindakan Kelas melalui Hasil Analisis konten Data 6 (tabel 12,)
penerapan metode pembelajaran Fasilitator Penerapan model pembelajaran
and Explaining menunjukkan bahwa telah Index Card Match (Mencari Pasangan )
terjadi peningkatan aktivitas dan hasil dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar peserta didik. Penelitian yang belajar peserta didik. Hai ini dapat diketahui
dirancang dalam tiga siklus, berhasil mulai dari pra siklus. Rata-rata motivasi
meningkatkan rata-rata hasil belajar, daya belajar pada pra siklus 8,17 meningkat pada
serap (DS) dan ketuntasan klasikal (KK) siklus I yaitu 9,83 dan 11,71 pada siklus II.
secara bertahap. Rata-rata hasil belajar pada Berarti peningkatan motivasi dari pra siklus
siklus I adalah 69,82 meningkat pada siklus ke siklus I sebanyak 20,32% dan dari siklus
2 menjadi 72,07, dan pada siklus III yaitu I ke siklus II sebesar 19,12%. Untuk rata-
76,21. Daya serap (DS) pada siklus I 70% rata hasil belajar pada pra siklus adalah
meningkat pada siklus II yaitu 72% dan 80,56, daya serap (DS) adalah 80,56% dan
85,36% pada siklus III. Sedangkan untuk ketuntasan klasikal (KK) sebesar 44,4%.

191
192

Selanjutnya pada siklus I nilai rata-rata hasil serap (SP) 70,25%, dan ketuntasan klasikal
belajar yang diperoleh adalah 82,08, Daya (K) yaitu 25%. Untuk siklus I diperoleh rata-
Serap (DS) 82,08% dan ketuntasan klasikal rata hasil belajar yaitu 69,75, daya serap
(KK) adalah sebesar 61,11%. Pada siklus I (DS) 69,75%, dan ketuntasan klasikal (KK)
masih ada peserta didik yang belum tuntas 45,94%. Pada siklus II diperoleh rata-rata
sebanyak 14 orang dan yang sudah tuntas hasil adalah 87,38, daya serap 87,38% dan
sebanyak 22 orang. Pada siklus II nilai rata- ketuntasan klasikal (KK) adalah 86,48%.
rata hasil belajar peserta didik adalah 94,58, Sehingga secara keseluruhan peningkatan
daya serap (DS) adalah 94,58% dan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah:
ketuntasan klasikal (KK) sebanyak 86,11%. peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar
Berarti ada peningkatan rata-rata hasil 17,63%, daya serap (DS) sebesar 17,63%,
belajar dari pra siklus ke siklus I sebanyak dan ketuntasan klasikal (KK) 40,54%. Dari
2,9%, dari siklus I ke siklua II sebesar peningkatan yang terjadi dalam setiap
9,85%. Begitu juga daya serap meningkat siklusnya maka dapat dikatakan bahwa
dari pra siklus ke siklus I sebesar 2,92% dan model pembelajaran quantum teaching dapat
dari siklus I ke siklus II sebesar 9,85%. meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Ketuntasan klasikal (KK) meningkat dari peserta didik secara efektif.
pra siklus ke siklus I sebesar 37,6%, dan dari
siklus I ke siklus II sebesar 40,90%. Dengan Komparasi Teori Sebagai Rujukan
peningkatan yang diperoleh maka metode Sebagai perbandingan dari hasil
pembelajaran Index Card Match cukup penerapan beberapa metode pembelajaran
efektif diterapkan untuk meningkatkan inovatif di atas adalah penelitian tindakan
motivasi dan hasil belajar biologi peserta kelas (PTK) melalui penerapan metode
didik. inkuiri terbimbing dalam pembuatan media
pembelajaran terhadap peningkatan
Hasil Analisis konten Data 7 (tabel 13, 14) pemahaman konsep dan kreativitas siswa.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas Dari hasil tes yang sudah dilakukan terdapat
tentang Penerapan Model Pembelajaran sebuah peningkatan kualitas pembelajaran
Quantum Teaching menunjukkan bahwa dengan ditandai meningkatnya hasil prestasi
aktivitas peserta didik pada siklus I yaitu siswa pada siklus I dengan nilai klasikal
sangat kurang aktif sebanyak 0%, kurang 78,04% A dan dilanjutkan ke siklus II
aktif 22,5%, cukup aktif 64,86%, aktif dengan hasil nilai klasikal 97,56%. Dari
27,5%, dan sangat aktif 0%. Rata-rata hasil penilaian kreativitas dari siklus I
aktivitas adalah 9,10 dengan kategori cukup diperoleh nilai ketuntasan klasikal sebesar
aktif. Kemudian pada siklus II peserta 97,56%. Dapat disimpulkan bahwa
didik yang kurang aktif sebanyak 9 (22,5%) pembelajaran IPA Biologi dengan
mengalami penurunan di siklus II menjadi menggunakan metode inkuiri terbimbing
tidak ada (0)%). Peserta didik yang kurang dapat meningkatkan pemahaman konsep
aktif pada siklus I sebanyak 24 orang siswa dan kreativitas siswa dalam membuat
(64,86%) pada siklus II mengalami media pembelajaran (AD Kurniawan, 2013).
penurunan menjadi 3 orang (8,10%). Peserta
didik yang aktif pada siklus I sebanyak 4 DAFTAR RUJUKAN
orang (10,81%) mengalami peningkatan AD Kurniawan. 2013. Jurnal Pendidikan
pada siklus II sebanyak 17 orang (45,94%). IPA Indonesia 2(1)2013-
Rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada journal.unnes.ac.id
siklus I sebesar 9,10 dengan kategori cukup Karwono, H. dan Heni Mularsih. 2017.
aktif, mengalami peningkatan pada siklus II Belajar dan Pembelajaran serta
sebesar 12,56 dengan kategori aktif. Hasil Pemanfaatan Sumber Belajar. Depok:
belajar peserta didik pada observasi awal PT RajaGrafindo Persada.
yaitu: rata-rata hasil belajar 70,25, daya

192
193

De Porter, B. & Henarcki, M (2000).


Quantum Learning (Satu ed). (A.
Abdurahman, Ed) Ujungberung: Mizan
Media Utama.
Isjoni. 2011. Cooperative Learning
Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung : Alfabeta
Riptyawati, Eni. 2014. Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Konsep Sistem Koordinasi
Dan Alat Indera Melalui Metode
Permainan Who Wants To Be A Smart
Student pada Siswa Kelas IX F SMP
Negeri 1 Bandungan. 31 Juli 2015 dari
http://journalwalisongo.ac.id/index
php/phen/article/view/181/177
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.
2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Edisi Pertama Cet. Ke-8. Jakarta : Media
Grafika.
Santyasa, I.W. 2012. Pembelajaran Inovatif.
Singaraja: Undiksha Press
, 2013. Model Pembelajaran Self-
Regulated Learning. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Suprijono. 2013. Metode “Mencari
Pasangan Kartu, PT Remaja Rosdakarya.

193

Anda mungkin juga menyukai