Anda di halaman 1dari 13

e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING
PADA MATERI IBADAH HAJI

Saripah1
E-mail : saripah280@gmail.com
Abstract

Penelitian Tindakan Kelas ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang terjadi
pada siswa SMPN 6 Mantangai khususnya dikelas IX, dimana siswa pada proses
belajar mengajar masih terbiasa bersikap pasif , tidak terlalu merespon dan hasil
belajarnya rendah. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi ibadah haji dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan
Model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Ibadah Haji. Penelitian ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan Agustus -
minggu pertama dibulan September 2021 di SMPN 6 Mantangai dikelas IX
dengan menggunakan metode pendekatan Kemmis & MC Taggart yang
dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu: 1. Tahap Perencanaan, 2. Tahap
Pelaksanaan, 3. Tahap Observasi, 4. Tahap Refleksi. Sedangkan teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru,
lembar aktivitas siswa serta soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Discovery Learning pada
materi ibadah haji di Kelas IX SMPN 6 Mantangai dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa berdasarkan persentase aktivitas dan ketuntasan
belajar siswa pada siklus I (40%), pada siklus II (85%) yang mana terjadi
peningkatan sebesar 45% dimana lebih dari 80% siswa melewati nilai KKM
yaitu 70.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Discovery Learning

Pendahuluan
Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
peneliti menggunakan kurikulum 2013 yakni guru memberikan
pengetahuan kepada siswa menggunakan metode pembelajaran
inovatif yang berusaha merangsang siswa berpikir kritis, bernalar,
dan berargumentasi. Akan tetapi banyak kendala yang dihadapi untuk
menumbuhkan hal tersebut, seperti siswa masih terbiasa bersikap
pasif seperti duduk diam, hanya mendengarkan, tidak terlalu
merespon dan kurang minat untuk mencari solusi. Untuk itu perlu
1087
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

diadakan perubahan model pembelajaran yang digunakan siswa


dalam proses pembelajaran yaitu model pembelajaran discovery
learning dengan harapan dapat meningkatkan minat belajar mandiri,
kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan berargumentasi siswa
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Pendidikan secara formal diadakan di sekolah atau madrasah.
Penyelenggaraan di sekolah atau madrasah itu sering lebih dikenal
dengan pengajaran dimana terjadi proses pembelajaran yang
melibatkan banyak faktor, baik pengajar, pelajar (siswa),
bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan.
Pengajaran dilaksanakan tidak untuk kesenangan atau bersifat
mekanis saja, tetapi mempunyai tujuan tertentu yang dicita-citakan
untuk dicapainya. Sehingga dalam usaha untuk mencapai tujuan itu
perlu diketahui apakah usaha yang dilakukan sudah sesuai/searah
dengan tujuan. Upaya itu menunjukkan pada penilaian untuk
mengetahui bagaimana hasil belajar seorang siswa.
Alat penilaian digunakan sebagai alat pengukur perkembangan
dan kemajuan yang dicapai oleh siswa selama mengikuti pendidikan.
Juga berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data/informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian.
Kelas yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan
pembelajaran, kemampuan guru mengembangkan proses
pembelajaran serta penguasaannya terhadap materi pokok tanpa
diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap
pencapaian kompetesi siswa yang sangat menentukan dalam konteks
perencanaan berikutnya atau kebijakan perlakuan terhadap siswa
terkait dengan konsep belajar tuntas.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya (Surawan :
2020). Menurut Hamalik “Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”
(Hamalik dalam Sulastri & Dkk, 2014: 92).
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah
: a. Tujuan, yaitu pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalan
proses belajar berpangkal dari jelas tidaknya perumusan tujuan
pengajaran. Tercapai tujuan sama dengan tercapai keberhasilan atau
hasil belajar. b. Guru, Latar belakang pendidikan dan pengalaman
1088
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi seorang guru di


bidang pendidikan dan pengajaran. Guru yang bukan berlatar
pendidikan keguruan dan tidak pengalaman mengajar, akan banyak
menemukan masalah di kelas sehingga akan mempengaruhi
keberhaslilan dalam pendidikan. c. Anak didik. Banyak sedikitnya
jumlah anak di kelas akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.
Apalagi jumlah anak yang banyak dan kurang disiplin tentunya akan
berdampak negatif. d. Kegiatan Pengajaran, Pola umum kegiatan
pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik
dengan bahan sebagai perantaranya. Strategi penggunaan metode
akan sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil belajar mengajar. e.
Bahan dan alat evaluasi, Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang
terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik
guna kepentingan ulangan. Masing-masing alat evaluasi mempunyai
beberapa kelebihan dan kekurangan. Guru harus benar-benar pandai
memilih, disesuaikan dengan kondisi yang ada pada saat itu. f.
Suasana evaluasi, Dalam melaksanakan evaluasi suasana harus
dikondisikan sedemikian rupa sehingga anak didik benar-benar
merasa nyaman dan tenang dalam melaksnakan evaluasi” (Jazil, 2019:
12).
Kegiatan pengajaran yang baik membutuhkan strategi, metode
dan model pembelajaran yang tepat untuk mendapatkan hasil belajar
yang ingin dicapai.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas ” (Trianto dalam
Muhammad Bahrul Akli, 2018: 9)
Diantara beberapa model pembelajaran yang sering digunakan adalah
model Discovery Learning, yaitu salah satu model untuk mengembangkan
cara belajar siswa aktif menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka
hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak
akan mudah dilupakan oleh siswa. Anak juga bisa belajar berpikir
analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.
Kegiatan dalam model Discovery Learning adalah Stimulation
(stimulus/ pemberian rangsangan), problem statement
(pernyataan/identifikasi masalah), data collection (pengumpulan
1089
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

data), data processing (pengolahan data), verification (pembuktian),


generalization (menarik kesimpulan) (Hosnan dalam Putri et al., 2017:
92).
Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Discovery Learning Pada Materi Ibadah Haji siswa
kelas IX SMPN 6 Mantangai .

Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan kolaborasi antara model
pendekatan Kemmis & Mc Taggart (1998) yang mencakup empat langkah,
yaitu: 1).tahap perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) Pengamatan dan 4)
Perubahan/revisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya
(refleksi) (Handini et al., 2016: 454).
Penelitian ini dilakukan di SMPN 6 Mantangai kelas IX, Desa
Sriwidadi Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas pada materi
Ibadah Haji yang dilaksanakan pada semester I (Kesatu) Tahun
Ajaran 2020/2021 mulai dari minggu pertama bulan Agustsu 2021
s/d minggu pertama bulan September 2021. Subjek penelitian adalah
siswa kelas IX SMPN 6 Mantangai. Dengan jumlah laki-laki
sebanyak 13 orang dan yang perempuan berjumlah 7 orang. Jenis
data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai
berikut: 1. Observasi atau pengamatan. Dalam penelitian ini observasi
dilakukan observer bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran PAI
materi ibadah haji dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning. Lembar observasi guru diisi oleh observer
untuk menilai aktivitas guru dan lembar observasi siswa diisi oleh
guru dalam proses pembelajaran menggunakan model discovery
learning 2. Tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.
Tes adalah suatu teknik pengumpulan data yang menggunakan
sejumlah pertanyaan. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan
data tentang kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran.
Berdasarkan cara pelaksanaannya tes dibedakan menjadi tiga yaitu tes

1090
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Dalam penelitian ini tes yang
digunakan adalah tes tertulis yaitu untuk mengumpulkan data hasil
belajar siswa pada materi ibadah haji dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning” (Kabeakan, 2017: 48).
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Tes ini berbentuk
soal pilihan ganda . Tes yang digunakan adalah tes prasiklus (pre test)
dan tes pada setiap akhir siklus (post tes)dan dikerjakan oleh siswa
secara individu.
Data yang dianalisis pada penelitian ini mencakup dua hal yaitu
hasil tes dan hasil obesrvasi. Hasil belajar dianalisis dengan teknik
analisis hasil evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar dengan
cara menganalisis data hasil tes dengan kriteria ketuntasan belajar,
presentase hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut kemudian
dibandingkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah
ditentukan. Seorang siswa disebut tuntas belajar secara individual jika
telah mencapai skor nilai minimal 70 atau lebih dan penelitian ini
dianggap berhasil jika 80% siswa hasil belajarnya tuntas. Untuk
menghitung hasil belajar dengan membandingkan jumlah nilai yang
diperoleh siswa dengan jumlah skor maksimum kemudian dikalikan
100%.
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini yakni dengan
membandingkan persentase ketuntasan belajar dalam penerapan
model pembelajaran Discovery Learning pada siklus I dan siklus II.
Sedangkan persentase ketuntasan belajar dihitung dengan cara
membandingkan jumlah siswa yang tuntas belajar dengan jumlah
siswa secara keseluruhan (siswa maksimal) kemudian dikalikan 100%.
Data hasil observasi pada penelitian ini dinyatakan dalam angka
(skor). Dalam menganalisis data kuantitatif, data yang dikumpulkan
melalui observasi dianalisis dengan mempersentasekan hasil observasi.
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, maupun
aktivitas siswa dengan menggunakan discovery Learning.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Kondisi Sebelum Tindakan
Kegiatan awal observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa
selama kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan awal siswa belum
baik dalam mengikuti proses pembelajaran. Perhatian sebagian besar
1091
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

siswa masih tergolong rendah dan banyak siswa yang tidak


memperhatikan penjelasan materi dari guru. Pelaksanaan pembelajaran
lebih didominasi oleh guru dengan metode ceramah dan siswa tidak
terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa
kurang memuaskan karena masih banyak dibawah KKM yaitu 70.
Berikut ini tabel hasil pra tindakan (pre test) untuk melihat
ketuntasan belajar PAI materi ibadah haji siswa kelas IX.
Tabel Ketuntasan dan Ketidak tuntasan Pra tindakan
No Jumlah Siswa Nilai % Keterangan
1 4 20% Tuntas
2 16 80% Tidak Tuntas
Nilai rata-rata 61,5

a) Siklus I (Pertama)
Perencanaan dalam siklus I ini yaitu dengan mempersiapkan
perangkat pembelajaran seperti RPP, media , alat dan bahan yang
diperlukan, soal post tes , termasuk lembar observasi aktivitas guru
dan siswa untuk digunakan dalam pembelajaran materi ibadah haji
model Discovery Learning.
Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan akan diterapkan
dalam langkah-langkah pada model Discovery Learning yaitu
Stimulation (stimulus/ pemberian rangsangan), problem statement
(pernyataan/identifikasi masalah), data collection (pengumpulan
data), data processing (pengolahan data), verification (pembuktian),
generalization (menarik kesimpulan). Pengamatan (observasi)
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada
akhir proses pembelajaran, siswa diberikan soal post tes untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar yang
telah dilakukan. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada post test
siklus I ini dapat dilihat dalam table berikut:
Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Berdasarkan Tes Akhir
(Post Test)
Nilai Jumlah Siswa Nilai % Keterangan
> 70 % 8 40% Tuntas
< 70 % 12 60% Tidak Tuntas

Dari data diatas, bahwasanya tingkat keberhasilan belajar


siswa berdasarkan post test pada siklus I dengan persentase

1092
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

ketuntasan sebanyak 40% dengan jumlah 8 siswa dan persentase


ketidak tuntasan sebanyak 60% dengan jumlah 12 siswa.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa dibandingkan pada saat
pelaksanaan dan hasil pre test (pra tindakan) terdapat peningkatan
yang cukup signifikan walaupun belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena
siswa masih baru dan canggung terhadap model pembelajaran
Discovery Learning.
Refleksi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh dari
hasil observasi sebagai berikut : 1. Guru kurang maksimal dalam
menerapkan langkah-langkah model pembelajaran. 2. Siswa
kurang termotivasi untuk ikut aktif dalam proses belajar.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I masih
terdapat kekurangan-kekurangan sehingga dianggap perlu untuk
melakukan revisi atau perbaikan yaitu 1. Guru perlu
memaksimalkan penerapan langkah-langkah pada model Discovery
Learning, 2. Guru perlu usaha yang kreatif dan maksimal dalam
memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih antusisa aktif
dalam kegiatan belajar, oleh karena itu maka dianggap perlu
adanya perbaikan yang akan dilanjutkan pada penelitian dalam
siklus II.

b) Siklus II (Kedua)
Perencanaan pada siklus II ini, yaitu dengan mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang akan digunakan seperti RPP, media ,
alat dan bahan yang diperlukan, soal post tes , termasuk lembar
observasi aktivitas guru dan siswa untuk digunakan dalam
pembelajaran materi ibadah haji model Discovery Learning.
Pelaksanaan siklus II ini hampir sama dengan siklus I, namun
lebih matang. Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana
pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
segala kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terulang di
siklus II.
Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan akan diterapkan
dalam langkah-langkah pada model Discovery Learning yaitu
Stimulation (stimulus/ pemberian rangsangan), problem statement
(pernyataan/identifikasi masalah), data collection (pengumpulan
data), data processing (pengolahan data), verification (pembuktian),
generalization (menarik kesimpulan). Pengamatan (observasi)
1093
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada


akhir proses pembelajaran, siswa diberikan soal post tes untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar yang
telah dilakukan. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada post test
siklus I ini dapat dilihat dalam table berikut:
Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Berdasarkan
Hasil(Post Test) Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Nilai % Keterangan
> 70 % 17 85% Tuntas
< 70 % 3 15% Tidak Tuntas

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada siklus II


persentase keberhasilan siswa meningkat dimana nilai rata-rata
siswa pada siklus I adalah 64,5 menjadi 81 pada siklus II dengan
persentase ketuntasan sebanyak 17 siswa atau 85 % dan tidak
tuntas sebanyak 3 siswa atau 15% dengan peningkatan sebesar
45%. Adanya peningkatan hasil belajar siswa terjadi setelah guru
menerapkan dengan maksimal langkah-langkah/sinthak pada
model Discovery Learning yang digunakan dalam pembelajaran dan
setelah guru berusaha dengan maksimal untuk memberikan
motivasi kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar, sehingga
siswa antusias,termotivasi dan mulai terbiasa dan memahami
penerapan model pembelajaran tersebut.
Hasil refleksi pada pelaksanaan siklus II ini terlihat tampak
lebih baik dari pada siklus yang ke I. Guru telah menerapkan
model pembelajaran Discovery Learning dengan sangat baik dan
dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa, pelaksanaan
proses belajar mengajar siswa sudah berjalan dengan baik. Dan
sesuai dengan hasil yang diharapkan, semua masalah dan
kekurangan yang terjadi dapat diselesaikan sehingga tidak
diperlukan lagi rancangan kesiklus berikutnya, tetapi hal yang
harus diperhatikan untuk Tindakan selanjutnya adalah terus
memaksimalkan dan mempertahankan hasil yang telah ada dengan
tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya
penerapan model Discovery Learning dapat lebih meningkatkan
hasil belajar dengan maksimal.
Pembahasan
Secara umum keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran

1094
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

materi ibadah haji dengan menggunakan model Discovery Learning


telah meningkatkan hasil belajar sebagaimana yang terlihat pada
tabel dibawah ini:

1095
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Siklus I dan Siklus II


Pencapaian Hasil Siklus
No Belajar Pra Siklus I II
1. Nilai rata-rata 61,5 64,5 81
2. Jumlah siswa 4 8 17
3. Persentase ketuntasan 20% 40% 85%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa pada
pra siklus yaitu 61,5, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi
64,5 dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 81.
Sedangkan jumlah siswa yang tuntas belajar pada pra siklus sebanyak
4 siswa (20%), yang tuntas di siklus I sebanyak 8 siswa (40%)
sedangkan disiklus II sebanyak 17 siswa (85%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
Discovery Learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa di SMPN 6 Mantangai pada materi ibadah haji. Hal ini
dapat dilihat dari semakin baiknya pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan oleh guru berdasarkan ketuntasan siswa dari siklus
I sampai siklus II.
Hasil data analisis aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan model discovery Learning dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja membawa dampak positif
pada hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
rata-rata dan jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya, terutama
pada materi ibadah haji dikelas IX. Pada saat proses pembelajaran
berlangsung, siswa ikut aktif dalam kegiatan diskusi antar siswa
maupun diskusi antara siswa dengan guru.
Aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan penerapan
model discovery learning sangat baik, sesuai dengan langkah-langkah
model tersebut. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru diantaranya
membimbing siswa dan mengamati siswa dalam menemukan konsep,
menjelaskan materi yang sulit dipahami, memberi umpan
balik/evaluasi/ dan tanya jawab.

Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah
1096
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

dipaparkan selama dua siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis


yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : (1)
Penerapan pembelajaran dengan model discovery learning mempunyai
dampak positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (2)
Pembelajaran dengan model discovery learning memiliki dampak
positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan hasil belajar dan ketuntasan siswa dalam setiap siklus.
Sebelum dilaksanakannya pembelajaran menggunakan model
Discovery Learning , hasil belajar siswa tingkat persentasenya rendah.
Nilai yang diperoleh hanya 20% yang mendapatkan nilai tuntas
dengan jumlah siswa 4 siswa dari 20 siswa, tetapi sesudah
diterapkannya strategi Discovery Learning, hasil belajar siswa
meningkat cukup signifikan. Pada siklus I, persentase nya sebanyak
40% dengan jumlah siswa yang tuntas 8 siswa. Sedangkan pada siklus
II, hasil belajar 85% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17
siswa dari 20 siswa . Dari data tersebut, hasil yang didapatkan adalah
bahwasanya penelitian yang dilakukan menggunakan model
Discovery Learning ini berhasil dilakukan dengan nilai yang
memuaskan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian
sebelumnya agar proses pembelajaran khususnya mata pelajaran PAI
lebih efektif dan maksimal agar dapat memberikan hasil yang optimal
terhadap siswa. Maka dengan segala kerendahan hati, peneliti
memberikan saran atau masukan sebagai berikut : (1) mengingat
bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi ibadah haji dikelas IX, maka model
discovery learning ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
untuk kegiatan belajar mengajar, (2) Bagi guru lainnya terutama di
SMPN 6 Mantangai agar dapat menerapkan hasil penelitian yang
dilakukan melalui PTK, (3) Guru hendaknya dapat menggunakan
metode yang bervariasi dan sesuai dalam proses pembelajaran
sehingga siswa tidak merasa bosan bahkan merasa tertarik dan
termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, dan (4) PTK yang
dilaksanakan oleh peneliti masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu dapat dilanjutkan oleh rekan-rekan berikutnya.

Referensi/Reference
Dau, A. C. (2014). Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPA dengan
1097
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning pada siswa kelas 5


SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun
Pelajaran Pelajaran 2013/2014. Universitas Kristen Satya Wacana,
Semarang. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Handini, D., Gusrayani, D., & Panjaitan, R. L. (2016). Penerapan Model
Contextual Teaching and Learning Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas Iv Pada Materi Gaya. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1), 451–460.
https://doi.org/10.23819/pi.v1i1.2974
Jazil, Q. K. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Haji dan Umroh
Menggunakan Metode Demonstrasi dan Simulasi dengan Media Audio
Visual pada Siswa Kelas X Semester 1 MA NU Al Maarif Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal.
Kabeakan, E. B. (2017). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Strategi Pembelajaran Discovery Learning Pada Mata Pelajaran Ipa
Dengan Materi Energi Panas Di Kelas Iv Mis Madinatussalam Desa Sei
Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. \.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA.
Muhammad Bahrul Akli, S. P. (2018). Meningkatkan prestasi belajar peserta
didik pada materi turunan fungsi dengan menggunakan model Discovery
Learning dikelas XII Multimedia-2 SMKN 1 Martapura. Universitas
Lambung Mangkurat.
Putri, I. S., Juliani, R., Fisika, J. P., Learning, D., & Belajar, H. (2017).
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS SISWA
Ihdi Shabrona Putri , Rita Juliani , Ilan Nia Lestari Prodi Pendidikan
Fisika , Universitas Negeri Medan email  : ihdisputri@gmail.com
THE EFFECT OF DISCOVERY L. Jurnal Pendidikan Fisika, 6(2), 91–94.
Sulastri, & Dkk. (2014). Meningkatkan hasil belajar siswa melalui strategi
pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran IPS di. Jurnal
Kreatif Online, 3(1), 90–103. Diambil dari
https://media.neliti.com/media/publications/113571-ID-
meningkatkan-hasil-belajar-siswa-melalui.pdf
Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi
Penelitian. Yogyakarta : K-Media.

1098
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

1099
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai