Anda di halaman 1dari 144

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada dasarnya memiliki potensi yang dapat dibina dan

dikembangkan kearah kedewasaan. Salah satu upaya pembinaan dan

pengembangan potensi itu adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan

upaya yang disengaja dan terencana untuk membantu mengembangkan potensi

dan kemampuan peserta didik. Pendidikan merupakan proses bimbingan

peserta didik yang berlangsung dalam lingkungan belajar dengan menggunakan

metode tertentu dan tersedianya bahan yang disampaikan untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan

pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis

agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan

efesien(Komalasari, 2010).

Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului

dengan penyiapan rencana pelaksana pembelajaran (RPP) yang dikembangkan

oleh guru baik secara individu maupun kelompok yang mengacu pada silabus

dan kurikulum

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengutamakan proses

dalam pelaksanaannya, menjadikan sikap sebagai elemen terpenting atau

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang utama dalam pelaksanaan

pembelajaran, keterampilan dan pengetahuan (peserta didik tahu bagaimana)


2

dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2016.

Pada kurikulum 2013, siswa mencari pengetahuan di luar kelas atau di

lingkungan sekitarnya. Siswa dituntut untuk lebih sering bertanya, bukan

ditanyai. Antara siswa dan guru adalah rekan belajar sehingga siswa dapat

memunculkan kekhasannya masing-masing. Kemudian kurikulum 2013 juga

menggunakan pendekatan saintifik pada langkah penguatan proses itu sendiri,

melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar. Ilmu pengetahuan digunakan

sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

Siswa dituntut untuk mencari tahu, bukan diberi tahu, yang dapat

menjadikan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa

pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif. Kurikulum 2013

merupakan kurikulum yang mampu mendorong kreatifitas siswa, karena kreatif

merupakan modal yang harus dimiliki setiap siswa agar mampu mengikuti

perkembangan zaman serta mencari solusi atas masalah yang dihadapinya agar

mampu menguasai perubahan-perubahan zaman seiring dengan berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Siswa harus dibekali dengan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat,

belajar aneka sumber, belajar bekerja sama, beradaptasi dan menyelesaikan

masalah. Oleh karena itu, paradigma pembelajaran harus diubah karena

pembelajaran tradisional yang fokus pada penguasaan materi tidak dapat

digunakan untuk mempersiapkan siswa berkompetisi pada masa depan(Sani,

2014).

Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam

melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas.


3

Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kreatifitas siswa. Dalam

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan

bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang

dalam bentuk silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam

perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar,

perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran.

Media merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat bagi para siswa dan

pendidik dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya media

pembelajaran, peran guru menjadi semakin luas. Sedangkan anak didik akan

terbantu untuk belajar dengan lebih baik, serta terangsang untuk memahami

subjek yang tengah diajarkan dalam bentuk komunikasi penyampaian pesan yang

lebih efektif dan efisien(Indriana, 2011).

Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu

guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya,

agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan

kepada siswa. Salah satu media pembelajaran yang sesuai dengan implementasi

kurikulum 2013 adalah penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan sarana untuk membantu dan

mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk interaksi

efektif antara peserta didik dengan pendidik, dapat meningkatkan aktivitas dan

prestasi belajar peserta didik. Manfaat LKPD adalah mengaktifkan peserta didik

dalam proses pembelajaran, membantu mengembangkan konsep, melatih


4

menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, sebagai pedoman bagi

pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran

matematika, pendekatan matematika berperan penting untuk membantu siswa

dalam membangun pengetahuan matematikanya, menyatakan berbagai ide secara

jelas dan meningkatkan keterampilan sosialnya.

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh (Septina et al., 2018b)

dalam jurnalnya yang berjudul pengembangan LKPD dengan pendekatan

saintifik berbasis kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi

operasi hitung betuk aljabar yang telah dikembangkan menggunakan model Borg

and Gall yang dimodifikasi oleh Sugiyono yang meliputi 7 tahap. Respon peserta

didik terhadap LKPD pada uji coba kelompok kecil diperoleh rata-rata skor 88%

dengan kriteria “sangat menarik” dan pada uji coba kelompok besar diperoleh

skor 87% dengan kriteria “sangat menarik

Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMP Al-Jawahir Kota Samarinda

diperoleh informasi bahwa peenggunaan media pembelajaran kurang bervariasi,

LKPD yang digunakan di sekolah belum sesuai dengan format yang berlaku

seperti : (1) belum ada infomasi pendukung untuk meningkatkan rasa ingin tahu

peserta didik (2) kompetensi pembelajaran yang dicapai terlalu terfokus pada

aspek pengetahuan (3) lembar kerja belum sesuai dengan pendekatan saintifik (4)

belum tersedianya LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan

pecahan dan memerlukan waktu yang cukup lama dalam menyusun LKPD untuk

setiap pertemuan di kelas. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan salah satu guru matematika di SMP Al-Jawahir Kota Samarinda
5

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar

berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan pendekatan saintifik yang

diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk lebih aktif pada kegiatan

pembelajaran, meningkatkan hasil belajar matematika dan terjadi peningkatan

keseimbangan antara kemampuan siswa dan kecakapan pengetahuan yang

meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

B. Identifikasi Masalah

Bersumber dari keterangan latar belakang, bisa dikumpulkan beberapa masalah

yaitu:

1. Media pembelajaran yang pergunakan oleh pendidik SMP Al-Jawahir

Samarinda belum mempunyai variasi, sehingga menyebabkan peserta didik

merasa bosan

2. Kurang dimanfaatkannya LKPD dalam pembelajaran matematika karena

keterbatasan waktu untuk menyiapkannya

3. Belum tersedianya LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan

pecahan kelas VII

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

peneliti membatasi masalah:

1. Pengembangan bahan ajar berupa LKPD dengan pendekatan saintifik

2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi bilangan bulat dan

pecahan
6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan bahan ajar berupa Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan

pecahan kelas VII SMP Al-Jawahir Kota Samarinda?

2. Bagaimana respon peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) berbasis saintifik pada materi bilangan bulat kelas VII SMP Al –

Jawahir Kota Samarinda?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan bahan ajar berupa

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis saintifik pada materi bilangan

bulat dan pecahan kelas VII SMP Al-Jawahir Kota Samarinda.

2. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan pecahan kelas VII

SMP Al-Jawahir Kota Samarinda

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Manfaat yang diperoleh

adalah:

1. Bagi Peserta Didik


7

a. Pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

berbasis saintifik diharapkan dapat membuat peserta didik aktif dalam

proses pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini berguna untuk meningkatkan minat dan semangat

belajar dengan media pembelajaran yang menarik berupa LKPD berbasis

saintifik.

2. Bagi Guru

Memberikan inovasi dalam proses belajar mengajar sehingga

penyajian materi tidak monoton, dan menambah wawasan guru untuk

mengembangkan media pembelajaran

3. Bagi Peneliti

Memberikan tambahan pengetahuan wawasan dalam menghasilkan

media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kriteria bahan ajar serta

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

R&D merupakan suatu proses pengembangan perangkat pendidikan

yang dilakukan melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode

dalam suatu siklus yang melewati berbagai tahapan(Mohammad &

Muhammad, 2014).

Research and Development (R&D) merupakan suatu proses atau

langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada,yang dapat dipertanggungjawabkan

(Sukmadinata, 2010).

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development

(R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah

ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu

berbentuk benda atauperangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat

bantu pembelajaran di kelas atau di laboraturium, tetapi dapat berupa

perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data,

pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboraturium, ataupun model-model

pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, dan evaluasi, sistem

manajemen(Trianto, 2011).
9

Research and Development (R&D) merupakan metode penelitian secara

sengaja, sistematis, untuk menemukan, memerbaiki, mengembangkan,

menghasilkan, maupun menguji keefektifan produk, model, maupun metode/

strategi/cara yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif, dan

bermakna(Nusa, 2011).

Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses sistematis yang dipakai

untuk mengembangkan suatu produk baru atau bahkan menyempurnakan produk

yang telah ada agar lebih efektif dan relevan. Produk tersebut tidak selalu

berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat

bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi dapat berupa perangkat

lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data,

pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboraturium, ataupun model-model

pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, dan evaluasi, sistem

manajemen

2. Tujuan Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

R&D tujuan utamanya tidak keluar dari lingkup:

a. Perumusan teori-teori atau konsep-konsep baru kependidikan

b. Memperbaiki teori-teori ataupun konsep-konsep pendidikan yang telah ada.

c. Menguji atau memverifikasi aplikasi dari berbagai teori ataupun konsep

pendidikan dalam praktik di lapangan.

d. Merumuskan sejarah pendidikan

e. Menguji keefektivan suatu konsep atau perangkat pendidikan, dan

f. Menemukan berbagai kelemahan dari berbagai teori, konsep ataupun praktik


10

kependidikan, serta mencari berbagai cara memperbaikinya(Mohammad &

Muhammad, 2014).

Tujuan kegiatan research dilakukan untuk mendapatkan informasi

tentang kebutuhan pengguna (needs assessment) sedangkan kegiatan

development dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran(Prasetyo,

2012).

R&D yang bertujuan menghasilkan suatu produk, perlu diadakan needs

assessment, sebagai berikut :

a. Produk yang dihasilkan merupakan suatu kebutuhan yang penting

b. Hasil dari produk menunjukkan kemungkinan yang layak bahwa produk

yang dihasilkan diperlukan

c. Waktu dan personal yang layak dalam penyelenggaraan(Conny, 2008).

Berdasarkan tujuan-tujuan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

penelitian pengembangan yakni untuk menghasilkan suatu produk melalui suatu

proses sehingga menghasilkan produk baru yang valid, praktis, dan efektif

melalui proses pengembangan

3. Model Penelitian dan Pengembangan ( Research and Development)

a) Model 4D

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan

dapat dijelaskan sebagai berikut:

i. Define(Pendefinisian)

Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini


11

sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu

membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara umum, dalam

pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan pengembangan,

syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model R & D) yang

cocok digunakan untuk mengembangkan produk. Analisis bisa dilakukan

melalui studi literature atau penelitian pendahuluan.Tahap pendefinisian

dilakukan dengan cara:

(1) Analisis kurikulum Pada tahap awal, peneliti perlu mengkaji

kurikulum yang berlaku pada saat itu. Dalam kurikulum terdapat

kompetensi yang ingin dicapai.

(2) Analisis karakteristik peserta didik.

(3) Analisis materi Analisis materi dilakukan dengan cara

mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan

dan memilih materi yang relevan, dan menyusunnya kembali secara

sistematis.

(4) Merumuskan tujuan Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran

dan kompetensi yang hendak diajarkkan perlu dirumuskan terlebih

dahulu.

ii. Design (Perancangan)

Thiagarajan membagi tahap design dalam empat kegiatan, yaitu:

(1) Menyusun tes kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik, dan sebagai alat evaluasi setelah


12

implementasi kegiatan

(2) Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan

karakteristik peserta didik.

(3) Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media

pembelajaran yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media

audio visual, pada saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh

melihat dan mengapresiasi tayangan media audio visual tersebut

(4) Mensimulasikan penyajian materi dengan media dan langkah-langkah

pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat simulasi pembelajaran

berlangsung, dilaksanakan juga penilaian dari teman sejawat Dalam

tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal (prototype)

atau rancangan produk.

iii. Develop (Pengembangan)

Thiagarajan membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan

yaitu: expert appraisal dan developmental testing. Expert appraisal

merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan

produk. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya.

Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan

rancangan pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing

merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang

sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data respon, reaksi atau

komentar dari sasaran pengguna model. Hasil uji coba digunakan

memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan


13

kembali sampai memperoleh hasil yang efektif. Dalam konteks

pengembangan bahan ajar (buku atau modul), tahap pengembangan

dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul atau buku ajar

tersebut kepada pakar yang terlibat pada saat validasi rancangan dan

peserta didik yang akan menggunakan modul atau buku ajar tersebut.

Hasil pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga modul atau

buku ajar tersebut benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna.

Untuk mengetahui efektivitas modul atau buku ajar tersebut dalam

meningkatkan hasil belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberi soal-

soal latihan yang materinya diambil dari modul atau buku ajar yang

dikembangkan.

iv. Disseminate (Penyebarluasan)

Thiagarajan membagi tahap dissemination dalam tiga kegiatan

yaitu: validation testing, packaging, diffusion and adoption. Pada tahap

validation testing, produk yang sudah direvisi pada tahap pengembangan

kemudian diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. Pada saat

implementasi dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan. Pengukuran ini

dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan.

Setelah produk diimplementasikan, pengembang perlu melihat hasil

pencapaian tujuan. Tujuan yang belum dapat tercapai perlu dijelaskan

solusinya sehingga tidak terulang kesalahan yang sama setelah produk

disebarluaskan. Kegiatan terakhir dari tahap pengembangan adalah

melakukan packaging (pengemasan), diffusion and adoption. Tahap ini


14

dilakukan supaya produk dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Pengemasan

model pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku panduan

penerapan model pembelajaran. Setelah buku dicetak, buku tersebut

disebarluaskan supaya dapat diserap atau dipahami orang lain dan

digunakan (diadopsi) pada kelas mereka. Pada konteks pengembangan

bahan ajar, tahap dissemination dilakukan dengan cara sosialisasi bahan

ajar melalui pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada guru dan

peserta didik. Pendistribusian ini dimaksudkan untuk memperoleh

respons, umpan balik terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan.

Apabila respon sasaran pengguna bahan ajar sudah baik maka baru

dilakukan pencetakan dalam jumlah banyak dan pemasaran supaya bahan

ajar itu digunakan oleh sasaran yang lebih luas.(Mulyatiningsih, 2016)

b) Model ADDIE

ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or

Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Menurut langkah-

langkah pengembangan produk, model penelitian dan pengembangan ini

lebih rasional dan lebih lengkap daripada model 4D. Model ini memiliki

kesamaan dengan model pengembangan sistem basisdata yang telah

diuraikan sebelumnya. Inti kegiatan pada setiap tahap pengembangan juga

hampir sama. Oleh sebab itu, model ini dapat digunakan untuk berbagai

macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran,

metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Model ADDIE dikembangkan

oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang sistem pembelajaran. Berikut
15

ini diberikan contoh kegiatan pada setiap tahap pengembangan model atau

metode pembelajaran, yaitu:

i. Analysis

Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya

pengembangan model/metode pembelajaran baru dan menganalisis

kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran

baru. Pengembangan metode pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah

dalam model/metode pembelajaran yang sudah diterapkan. Masalah dapat

terjadi karena model/metode pembelajaran yang ada sekarang sudah tidak

relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi,

karakteristik peserta didik, dsb. Setelah analisis masalah perlunya

pengembangan model/metode pembelajaran baru, peneliti juga perlu

menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode

pembelajaran baru tersebut.

ii. Design

Dalam perancangan model/metode pembelajaran, tahap desain

memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan

ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan

belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang

perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi

hasil belajar. Rancangan model/metode pembelajaran ini masih bersifat

konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya.


16

iii. Development

Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan

produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan

model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka

yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap

diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila pada tahap design telah

dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka

pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran

dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi pelajaran.

iv. Implementation

Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah

dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi,

rancangan model/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi

yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru

yang dikembangkan. Setelah penerapan metode kemudian dilakukan evaluasi

awal untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode berikutnya

v. Evaluation

Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan

sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka

(mingguan) sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir

secara keseluruhan (semester). Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir

dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil

evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna


17

model/metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan

yang belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru tersebut. Rangkuman

Aktivitas Model ADDIE dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Rangkuman Aktivitas Model ADDIE

Tahap
Aktivitas
Pengembangan
Analysis Pra perencanaan: pemikiran tentang produk
(model, metode, media, bahan ajar) baru yang
akan dikembangkan Mengidentifikasi produk
yang sesuai dengan sasaran peserta didik, tujuan
belajar, mengidentifikasi isi/materi pembelajaran,
mengidentifikasi lingkungan belajar dan strategi
penyampaian dalam pembelajaran
Design Merancang konsep produk baru di atas kertas
Merancang perangkat pengembangan produk baru.
Rancangan ditulis untuk masing-masing unit
pembelajaran. Petunjuk penerapan desain atau
pembuatan produk ditulis secara rinci

Develop Mengembangkan perangkat produk (materi/bahan


dan alat) yang diperlukan dalam pengembangan
Berbasis pada hasil rancangan produk, pada tahap
ini mulai dibuat produknya (materi/bahan, alat)
yang sesuai dengan struktur model Membuat
instrumen untuk mengukur kinerja produk
Implementation Memulai menggunakan produk baru dalam
pembelajaran atau lingkungan yang nyata Melihat
kembali tujuan-tujuan pengembangan produk,
interaksi antar peserta didik serta menanyakan
umpan balik awal proses evaluasi
18

Lanjutan tabel 2.1

Tahap
Aktivitas
Pengembangan
Evaluation Melihat kembali dampak pembelajaran dengan
cara yang kritis Mengukur ketercapaian tujuan
pengembangan produk Mengukur apa yang telah
mampu dicapai oleh sasaran Mencari informasi
apa saja yang dapat membuat peserta didik
mencapai hasil yang baik
(Sumber : (Mulyatiningsih, 2016)

c) Model Borg dan Gall

Model pengembangan Borg and Gall memiliki serangkaian karakteristik

siklus diantaranya: (1) research and information collecting; (2) planning; (3)

develop preliminary form of product; (4) preliminary field testing, (5) main

product revision; (6) main field testing; (7) operation product revision; (8)

operation field testing; (9) final product revision;(10) dissemination and

implementasion. Berikut skema dari karakteristik siklus model Borg and

Gall:

Gambar 2.1 Skema Model Pengembangan Borg and Gall Sumber: (Umamah, n.d.).
19

Keterangan:
i. Research and Information Collection (Penelitian dan Pengumpulan

Informasi)

Tahap pertama dari model Borg and Gall merupakan penelitian dan

pengumpulan informasi yang mencakup studi literatur atau kajian pustaka

terkait permasalahan yang akan dikaji, observasi atau pengamatan kelas,

dan persiapan laporan awal penelitian. studi literatur dilakukan sebagai

landasan pelaksanaan pengembangan

ii. P

lanning (Perencanaan)

Tahapan kedua dilakukan perumusan kemampuan atau kecakapan

terkait permasalahan, merumuskan dan menentukan tujuan khusus yang

akan dicapai pada setiap bagian tahapan serta menguji kelayakan media

pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan pada tahapan ini adalah saat

merumuskan tujuan, tujuan tersebut bertujuan untuk memberikan suatu

informasi dengan tepat untuk pengembangan produk, sehingga produk yang

diuji cobakan sesuai dengan apa yang hendak dicapai

iii. D

evelop of Preliminary Form of Product (Pengembangan Format

Produk Awal)

Tahap ketiga terdiri dari penyiapan terhadap bahan-bahan pelajaran

seperti buku dan alat yang digunakan untuk evaluasi. Tujuan


20

pengembangan format produk awal adalah terkait bentuk produk yang akan

dibuat serta prosedur yang terdapat dalam rancangan pembelajaran. Pada

tahap ini juga dilaksanakan validasi terkait desain awal produk. Tujuan dari

validasi ini adalah untuk mengecek kebenaran isi dari produk dan

kebenaran desain produk

iv. Preliminary Field testing (Uji Coba Awal)

Tahap ini dilakukan uji coba awal produk. Produk yang telah

divalidasi telah siap untuk dilakukan uji coba kelompok kecil yang mampu

mewakili sampel. Dilakukan dengan melibatkan 1-3 sekolah (melibatkan 6-

12 subjek). Data dari hasil wawancara, observasi, dan angket dikumpulkan

dan di analisis disesuaikan untuk tujuan khusus hasil uji coba awal dijadikan

masukan sebagai evaluasi produk

v. Main Product Revision (Revisi Produk)

Tahap kelima dilakukan revisi produk berdasarkan masukan dan

saran-saran dari hasil uji lapangan tahap awal. Setelah revisi produk awal

dilakukan uji coba kembali sehingga akan diperoleh produk utama yang siap

untuk diuji cobakan dalam skala yang lebih luas

vi. Mail Field Testing (Uji Coba Lapangan)

Pada tahap keenam dilakukan uji coba produk utama yang dihasilkan

dari revisi produk. Uji coba produk utama ini dilakukan dalam kelompok

yang lebih besar dengan skala terbatas. Uji coba lapangan dilakukan terhadap

sebanyak 5-15 sekolah dengan melibatkan 30-100 subjek. Pelaksanaan uji


21

coba kelompok besar ini untuk mendapatkan nilai efektivitas produk yang

diperoleh dari hasil nilai pre test dan post test peserta didik

vii. Operational Product Revision (Revisi Produk)

Tahap ini dilakukan revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan

serta menghasilkan desain model yang siap untuk divalidasi

viii. Operational Field Testing (Uji Lapangan)

Pada tahap ini dilakukan apabila ingin mengembangkan produk yang

lebih memadai. Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan skala besar, yang

meliputi uji efektivitas dan adatabilitas desain produk. Uji coba lapangan

operasional dilakukan dengan melibatkan 10-30 sekolah dan 40-200 subjek

yang disertai dengan wawancara, observasi, penyampaian angket kemudian

analisis. Hasil dari uji coba ini akan menjadi dasar bahan revisi berikutnya

ix. Final Product Revision (Revisi Produk Akhir)

Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan produk yang

dikembangkan. Tahap ini juga merupakan tahap revisi produk akhir. Produk

yang telah melewati tahap ini akan menjadi produk yang tervalidasi (produk

yang benar-benar sudah valid) karena telah melalui serangkaian uji coba dan

uji lapangan

Pada tahap ini dilakukan penyampaian hasil pengembangan model.

Penyampaian ini dilakukan dari segi prosedur, program maupun produk

finalnya kepada masyarakat luas melalui forum-forum pertemuan atau dalam

bentuk tulisan jurnal maupun buku. Tahap ini juga merupakan tahap

implementasi massal, maka peneliti perlu bekerja sama dengan perusahaan.


22

d) Model Isman

Model Isman adalah model desain pembelajaran tentang bagaimana

merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan

mengorganisasi kegiatan belajar secara efektif sehingga menjamin kinerja

yang kompeten dari peserta didik. Tujuan utama dari model Isman adalah

mengorganisir kegiatan belajar jangka panjang dan aktivitas full learning.

Model ini masuk dalam kategori model desain pembelajaran berorientasi

kelas (untuk skala mikro).

Model desain pembelajaran Isman didasarkan pada pembelajaran

aktif. Selama kegiatan pembelajaran, peserta didik aktif dan menggunakan

kegiatan belajar kognitif untuk membangun pengetahuan baru. Untuk

membangun pengetahuan baru, material teknologi pendidikan digunakan.

Bahan-bahan ini terkait dengan tujuan pembelajaran. Model Isman memiliki

lima langkah sistematis yaitu: input, proses, output, umpan balik, dan belajar.

Kelima langkah sistematis ini secara bertahap tersaji pada gambar 2.2
23

Gambar 2.2 Skema Model Isman . Sumber: (Gede, et al., 2012)


Berdasarkan gambar model desain pembelajaran Isman di atas, model

tersebut mencerminkan adanya suatu urutan yang harus lewati tahap demi

tahap. Lebih detail berikut dijelaskan aktivitas yang dilakukan pada setiap

tahap, sebagai berikut :

i. Tahap Input Langkah pertama dalam model Isman adalah mengidentifikasi

faktor input. Input atau masukan adalah dasar dari kegiatan belajar dan

pembelajaran. Pada langkah input terdapat lima komponen di dalamnya

seperti tersaji pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Tahap Input dari Model Isman . Sumber: (Gede, et al., 2012)
Berdasarkan gambar di atas, tahap input memiliki lima langkah-langkah kecil

di dalamnya yang dapat dijelaskan berikut ini.

 Mengidentifikasi Kebutuhan Ini merupakan faktor penting dalam

proses desain pembelajaran. Desainer pembelajaran menggunakan

metode survei, observasi, dan wawancara untuk menentukan apa yang

akan siswa pelajari. Identifikasi kebutuhan juga dapat berasal dari

penilaian kebutuhan berkenaan dengan kurikulum tertentu


24

 Mengidentifikasi isi Isi berasal dari kebutuhan siswa. Tujuan utama

dari langkah ini adalah untuk memperjelas apa yang akan diajarkan.

 Mengidentifikasi Tujuan dan Sasaran Identifikasi tujuan dan sasaran

merupakan tahap penting dalam model desain pembelajaran. Hal

utama identifikasi tujuan dan sasaran adalah untuk menentukan apa

yang siswa akan dapat dilakukan setelah proses pembelajaran. Hasil

belajar biasanya diklarifikasi sebagai tujuan perilaku, tujuan

pembelajaran, atau tujuan kinerja. Ada lima kategori hasil belajar

yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,

keterampilan motorik, dan sikap. Tujuan dan sasaran biasanya

mengandung keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Keterampilan

bisa menjadi keterampilan psikomotor dan keterampilan intelektual.

Ketika siswa belajar keterampilan psikomotor, mereka

mengembangkan tindakan otot. Ketika siswa belajar keterampilan

intelektual, mereka mengembangkan aktivitas kognitif seperti

diskriminasi, pelaksanaan, dan pemecahan masalah. Tujuan dan

sasaran berasal dari penilaian kebutuhan dan isi.

 Mengidentifikasi Metode Pembelajaran Setelah identifikasi

kebutuhan, isi, dan tujuan, selanjutnya adalah menetapkan metode

pembelajaran. Metode pembelajaran harus berkaitan dengan isi dan

tujuan karena tujuan pembelajaran akan tercapai dengan metode yang

tepat
25

 Mengidentifikasi Media Pembelajaran Tahap terakhir adalah

mengidentifikasi media pembelajaran. Ini adalah cara pengiriman

pesan dalam proses desain pembelajaran. Ada dua kelompok media

pembelajaran yaitu media pembelajaran tradisional dan media

pembelajaran modern. Media pembelajaran tradisional meliputi buku-

buku, jurnal, grafik, model, gambar, poster, kartun, koran, diorama,

perjalanan, papan tulis dan lainnya. Media pembelajaran modern

termasuk multimedia, film, radio, telepon, televisi, komputer,

proyeksi data, internet, dan lain-lain. Media pembelajaran biasanya

digunakan untuk meningkatkan proses terjadinya belajar. Tujuan

utama media adalah untuk menerapkan aktivitas komunikasi dan

aktivitas pembelajaran. Mengidentifikasi media pembelajaran

didasarkan pada kajian kebutuhan, isi, tujuan, dan metode pengajaran.

Media pembelajaran harus memotivasi peserta didik untuk belajar dan

membantu membangun pengetahuan baru dalam memori jangka

panjang.

ii. Tahap Proses Aktivitas proses dalam desain pembelajaran seperti tersaji pada

gambar 2.4

Gambar 2.4 Tahap Proses dari Model Isman Sumber: (Gede, et al., 2012).

Tahap proses memiliki tiga langkah yaitu menguji prototipe, merancang

ulang pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.


26

 Langkah pertama adalah menguji prototipe. Pada langkah ini, guru

siap untuk mencoba pembelajaran yang direncanakan dengan peserta

didik. Tujuan utama dari tahap pertama adalah untuk mengetahui

tahapan yang bekerja dan yang tahap tidak bekerja. Dengan kata lain,

masalah dalam desain pembelajaran diidentifikasi selama pengujian

prototipe.

 Langkah kedua adalah mendesain ulang pembelajaran. Setelah

masalah diidentifikasi, desainer pembelajaran mereorganisasi kegiatan

pembelajaran. Untuk mengatur kembali kegiatan pembelajaran, pra-

pengujian memainkan peran penting untuk merancang pembelajaran

yang efektif. Jika pembelajaran dirancang dengan baik, maka tujuan

pembelajaran akan tercapai dengan baik.

 Langkah ketiga adalah kegiatan pembelajaran. Guru mulai

membelajarkan isi dan menerapkan metode pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran.

iii. Tahap Output Tahap ketiga dari model Isman adalah output atau keluaran.

Aktivitas pada tahap ini disajikan seperti gambar 2.5.

et al., 2012).
Gambar 2.5 Tahap Output dari Model Isman Sumber: (Gede,
Tahap Output dari Model Isman Tahap output berisi dua langkah

yaitu kegiatan penilaian dan revisi pembelajaran. Pada langkah penilaian,

guru menilai kegiatan pembelajaran dalam model desain pembelajaran.


27

Desainer pembelajaran menggunakan metode evaluasi formatif dan sumatif

untuk memeriksa tujuan dan sasaran. Proses ini menuntut guru untuk

mengimplementasikan alat penilaian untuk menentukan apakah peserta didik

menunjukkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dijelaskan guru

dalam tujuan pembelajaran atau tidak. Untuk menentukan aktivitas belajar

peserta didik, pengukuran pembelajaran dan proses evaluasi harus

dilaksanakan oleh guru.

Proses ini memberikan hasil tentang apa yang peserta didik pelajari

dari kegiatan pembelajaran. Guru harus menganalisis hasil dan membuat

keputusan tentang efektivitas pembelajaran. Langkah revisi dilakukan,

setelah desainer pembelajaran mengevaluasi semua kegiatan pembelajaran.

Apabila desainer pembelajaran menemukan adanya masalah, kemudian

desainer pembelajaran merevisi bagian yang mengalami masalah tersebut.

iv. Tahap Umpan Balik

Pada tahap umpan balik adalah kembali ke tahap atau langkah terkait,

seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 2.6 Tahap Umpan Balik dari Model Isman Sumber: (Gede, et al., 2012).

Tahap Umpan Balik dari Model Isman Proses umpan balik melibatkan data

revisi pembelajaran yang dikumpulkan selama tahap implementasi. Jika

selama tahap implementasi, guru menemukan bahwa siswa tidak belajar


28

sesuai apa yang direncanakan atau apa yang ingin mereka pelajari atau

mereka tidak menikmati proses belajar, guru kembali ke langkah terkait dan

mencoba untuk merevisi beberapa aspek dari pembelajaran mereka sehingga

lebih memungkinkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya,

jika ada masalah pada tahap input, desainer pembelajaran akan kembali ke

tahap input. Kemudian, desainer pembelajaran akan membuat perubahan dan

memulai proses dari tahap input. Proses ini akan dilakukan sampai semua

tujuan pembelajaran dipelajari atau tercapai oleh peserta didik. Selama siklus

ini, perancang pembelajaran dapat kembali ke langkah manapun terkait

masalah yang terjadi.

v. Tahap Belajar

Tahap belajar merupakan tahap terakhir dari model Isman. Tahap ini

bisa dicapai apabila tahap-tahap sebelum tidak mengalami kendala sehingga

tercipta modus full learning. Tahap belajar disajikan seperti gambar di bawah

ini :

Gambar 2.7 Tahap Belajar dari Model Isman Sumber: (Gede, et al., 2012).

Tahap belajar memiliki satu bagian yaitu "belajar jangka panjang". Proses

belajar melibatkan belajar penuh (full learning). Sebagai poin terakhir, Isman

(2005) menyatakan belajar jangka panjang terjadi ketika sesuatu

dipraktekkan. Jika ada sesuatu yang dipraktekkan, maka itu berarti memiliki

makna bagi peserta didik. Jika peserta didik tidak mempraktekkan


29

pengetahuan atau jika pengetahuan yang dimiliki peserta didik tidak

bermakna bagi peserta didik sendiri, itu artinya guru harus pergi ke awal

model, dan melakukan hal yang sama dari awal sampai akhir. Dalam proses

ini, guru harus memastikan bahwa peserta didik mereka belajar sesuai

rencana pembelajaran. Jika selama tahap ini, guru menemukan bahwa peserta

didik mereka mencapai tujuan mereka dalam kegiatan pembelajaran, guru

dapat melanjutkan ke kegiatan pembelajaran baru(Made, et al., 2014).

e) Model Hannafin dan Peck

Model Hannafin dan Peck adalah model desain pembelajaran yang terdiri

dari pada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, fase

pengembangan dan implementasi (Hannafin& Peck, 1988). Dalam model ini,

penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini

lebih berorientasi produk, melalui tiga fase:

Gambar 2.8 Model Hannafin dan Peck . Sumber: (Ely, et al., 2019)

i. Fase Pertama

Fase pertama adalah analisis kebutuhan dilakukan dengan

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu


30

media pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media

pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan

oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran.

ii. Fase Kedua

Fase kedua adalah fase desain, informasi dari fase analisis

dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan

pembuatan media pembelajaran. Fase desain bertujuan untuk

mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk

mencapai tujuan pembuatan media tersebut. Salah satu dokumen yang

dihasilkan dalam fase ini adalah dokumen story board yang mengikut

urutan aktifitas pembelajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif

media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis keperluan.

iii. Fase Ketiga

Fase ketiga adalah fase pengembangan dan implementasi, terdiri

dari penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan

penilaian sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi

pembuatan diagram alir yang dapat membantu proses pembuatan media

pembelajaran. Untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti

kesinambungan link, penilaian dan pengujian dilaksanakan pada fase ini.

Model Hannafindan Peck (1988) menekankan proses penilaian dan

pengulangan harus mengikut sertakan proses-proses pengujian dan

penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara

berkesinambungan(Gede et al., 2012).


31

B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

1. Pengertian LKPD

Lembar kerja Perserta Didik (student work sheet) adalah lembaran-

lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik”.LKPD ini

berisi petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa

untukmengerjakan suatu tugas, dan berperan membantu siswa dalam

memadukan aktivitas fisik dan mental mereka selama proses

pembelajaran(Abdul, 2008).

LKPD merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus di

kerjakan peserta didik. lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-

langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan

dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan

dicapai(Hidayanti & Utami, 2016).

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu bahan ajar

cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan

petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan

oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus

dicapai(Prastowo, 2015).

LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKPD dapat


32

berupa panduan untuk latihan pengembangan semua aspek pembelajaran

dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKPD memuat

sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik

untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan

dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh(Trianto,

2012).

LKS (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS ini berisi petunjuk langkah-

langkah yang harus dilakukan oleh siswa untuk mengerjakan suatu tugas,

dan berperan membantu siswa dalam memadukan aktivitas fisik dan mental

mereka selama proses pembelajaran(Septina, et al., 2018).

LKPD merupakan perangkat pembelajaran sebagai

pelengkap/sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran. Struktur

LKPD secara umum menurut (Istikharah & Simatupang, 2017) terdiri dari

judul lembar kegiatan peserta didik, mata pelajaran, semester, tempat,

petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator yang akan dicapai

oleh peserta didik, informasi pendukung, tugas-tugas, dan langkah-langkah

kerja serta penilaian.

2. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

(Prastowo, 2015) menyebutkan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

memiliki setidaknya empat fungsi yaitu:

a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih
33

mengaktifkan peserta didik

b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami

materi yang diberikan;

c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih

d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Menurut Tim Instruktur PKG, fungsi LKPD adalah:

a. Merupakan alternatif bagi pendidik untuk mengarahkan pengajaran atau

memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi belajar mengajar

b. Mempercepat pengajaran dan mempersingkat waktu penyajian materi

pelajaran sebab LKPD ini dapat disiapkan diluar jam pelajaran

c. Mempermudahkan penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal

karena tidak setiap peserta didik dapat memahami persoalan itu pada

keadaan bersamaan

d. Mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran yang terbatas

e. Membangkitkan minat belajar peserta didik jika LKPD disusun secara

menarik(Desmiwati et al., 2017).

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat

disimpulkan bahwa fungsi LKPD adalah

a. Untuk mengoptimalkan penggunaan alat bantu ajar sehingga dapat

meningkatkan minat belajar peserta didik agar aktif dalam proses

pembelajaran

b. Untuk mempermudah peserta didik dalam menyelesaikan tugas mandiri

maupun kelompok
34

c. Sebagai penuntun belajar dalam menemukan suatu konsep.

3. Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) paling tidak ada

empat poin yang menjadi tujuan penulisan LKPD, yaitu:

1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan

2. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan

3. Melatih kemandirian peserta didik

4. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik

(Prastowo, 2015).

4. Unsur-unsur LKPD sebagai Bahan Ajar

Bahan ajar LKPD lebih sederhana daripada modul, namun lebih

kompleks daripada buku. Bahan ajar LKPD terdiri atas enam unsur utama,

meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar, informasi pendukung, tugas

atau langkah kerja, dan penilaian, sedangkan jika dilihat dari formatnya, LKPD

memuat paling tidak 8 unsur, yaitu judul, kompetensi dasar yang akan dicapai,

waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan

tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan

yang harus dikerjakan(Prastowo, 2015).

5. Prosedur Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Penyusunan LKPD harus memenuhi berbagai persyaratan, yaitu syarat

didaktis, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Berikut penjelasannya:


35

a. Syarat Didaktis

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk

sarana berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi

persyaratan didaktis, artinya suatu LKPD harus mengikuti asas belajar

mengajar yang efektif, yaitu memperhatikan adanya perbedaan individual,

hingga LKPD yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh peserta

didik yang lamban, sedang maupun pandai, menekankan pada proses untuk

menemukan konsep-konsep sehingga berfungsi sebagai penunjuk bagi

siswa untuk mencari informasi bukan alat pemberitahu informasi, memiliki

variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sehingga dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis, bereksperimen,

praktikum, dan lain sebagainya, mengembangkan kemampuan komunikasi

sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri anak, menentukan

pengalaman belajar dengan tujuan pengembangan pribadi siswa bukan

materi pelajaran.

b. Syarat Konstruksi

Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan

penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan

kejelasan dalam LKPD. Adapun syarat-syarat konstruksi tersebut, yaitu

menggunakan bahasa yang sesuai tingkat kedewasaan anak, menggunakan

struktur kalimat yang jelas, memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai

dengan tingkat kemampuan siswa, menghindari pertanyaan yang terlalu

terbuka, mengacu pada buku standar dalam kemampuan keterbatasan


36

siswa, menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keluasan pada siswa

untuk menulis atau menggambar yang ingin disampaikan, memiliki tujuan

belajar yang jelas serta manfaat dari itu sebagai sebuah motivasi, dan

mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.

c. Syarat Teknik

Tulisan dalam LKPD menggunakan huruf cetak, huruf tebal yang

agak besar untuk topik, menggunakan huruf dan gambar dengan serasi

serta penampilan dibuat menarik(Prastowo, 2015).

6. Langkah-langkah Membuat LKPD

Keberadaan LKPD yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua

peserta didik karena dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih

menyenangkan. Maka dari itu, sebuah keharusan bahwa setiap pendidik ataupun

calon pendidik agar mampu membuat bahan ajar sendiri yang inovatif.

Untuk dapat membuat LKPD, sangat diperlukan pemahaman

mengenai langkah-langkah penyusunannya. Berikut adalah langkah- langkah

penyusunan LKPD menurut (Prastowo, 2015):

a. Melakukan Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKPD.

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

memerlukan bahan ajar LKPD. Pada umumnya, dalam menentukan materi,

langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok,

pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan.

b. Menyusun Peta Kebutuhan LKPD


37

Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD

yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya. Sekuensi

LKPD sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.

c. Menentukan Judul-Judul LKPD

Judul LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-

materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.

Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKPD apabila

kompetensi tersebut tidak terlalu besar yaitu maksimal 4 materi pokok

(MP). Namun, apabila kompetensi dasar itu bisa diuraikan menjadi lebih

dari 4 MP, maka kompetensi dasar itu perlu dipecah, contohnya menjadi

dua judul LKPD.

d. Penulisan LKPD

Untuk menulis LKPD, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

1) Merumuskan kompetensi dasar

2) Menentukan alat penilaian; penilaian dilakukan terhadap proses dan

hasil kerja peserta didik

3) Menyusun materi; berkaitan dengan isi atau materi LKPD, perlu

diketahui bahwa materi LKPD sangat tergantung pada kompetensi

dasar yang akan dicapai. Materi LKPD dapat berupa informasi

pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang

akan dipelajari yang dapat diambil dari berbagai sumber. Tugas-tugas

dalam LKPD harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan


38

dari peserta didik tentang hal-hal yang seharusnya peserta didik dapat

lakukan(Prastowo, 2015).

C. Pendekatan Saintifik

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang telah

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat aktif membangun

konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan

bermacam-macam teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan(Daryanto,

2014).

Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam kegiatan

pembelajaran yang lebih mengutamakan kreatifitas dan penemuan peserta

didik sehingga memperoleh pengalaman belajar berdasarkan kesadaran dan

kepentingan peserta didik sendiri(Kosasih, 2014).

Model pembelajaran proses saintifik adalah suatu proses

pembelajaran yang memadu peserta didik untuk memecahkan masalah

melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat,

dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan(Abidin,

2014).

Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik

diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak


39

menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja.

Proses pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis

(peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir

mekanistis (rutin dengan haya mendengarkan dan menghafal semata) (Abdul,

2014).

Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran

yang menggunakan kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas

pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah

informasi atau data, kemudian mengkomunikasikan (Kemdikbud, 2016).

Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian pendekatan saintifik di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu

pendekatan yang membantu siswa untuk memecahkan suatu masalah dengan

berfikir kreatif dan mandiri, siswa diminta untuk mencari informasi dengan

tahapan-tahapan yang dimulai dari mengamati, menanya, menalar, mencoba,

dan mengomunikasikan. Dan dalam pendekatan saintifik pembelajaran lebih

berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan mendampingi siswa

dalam mencari informasi.

2. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Karakteristik mengenai pembelajaran saintifik, yaitu materi

pembelajaran yang didapat dipahami dengan standar logika yang sesuai

dengan taraf kedeasaannya sehingga peserta didik dapat mengkritisi,

mengetahui cara pemerolehannya, dan kelemahan-kelemahannya (Kosasih,

2014).
40

Interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif

sehingga peserta didik dapat mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap, dan

pengalamannya serta dapat mendorong peserta didik untuk selalu berpikir

analistis dan kritis. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki

beberapa karakteristik khusus dalam penerapannya (Abidin, 2014).

Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

a) Objektif : pembelajaran dilakukan dengan suatu objek dan peserta didik

memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut.

b) Faktual : pembelajaran dilakukan terhadap masalah-masalah faktual

yang terjadi di sekitar sehingga peserta didik dibiasakan untuk

menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

c) Sistematis : pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang

sistematis yang berfungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan

pembelajaran.

d) Bermetode : pembelajaran dilaksanakan berdasarkan metode

pembelajaran ilmiah tertentu.

e) Cermat dan tepat : pembelajaran dilakukan untuk membina kecermatan

dan ketetapan peserta didik dalam mengkaji sebuah fenomena atau

objek belajar tertentu.

f) Logis : pembelajaran dilakukan dengan mengangkat hal yang masuk

akal.

g) Aktual : pembelajaran dilakukan dengan melibatkan konteks kehidupan

anak sebagai sumber belajar yang bermakna.


41

h) Disinterested : pembelajaran yang dilakukan dengan tidak memihak

melainkan didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya.

i) Unsupported opinion : pembelajaran tidak dilakukan untuk

menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti

nyata.

j) Verifikatif : hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat

diverivikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan

diulang dengan cara yang sama atau berbeda.

3. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (Hosnan, 2014) yaitu :

a) Meningkatkan kemampuan intelek

b) Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu

masalah secara sistematik

c) Menciptakan kondisi pembelajaran yang membuat peserta didik merasa

bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan

d) Memperoleh hasil belajar yang tinggi

e) Melatih peserta didik mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis artikel ilmiah,

f) Mengembangkan karakter peserta didik.

4. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran

meliputi mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba

(experimenting), mengolah data atau informasi dilanjutkan dengan


42

menganalisis; menalar (associating);dan menyimpulkan, menyajikan data

atau informasi (mengomunikasikan), dan menciptakan serta membentuk

jaringan (networking). Langkah-langkah tersebut dapat diringkas menjadi 5

langkah, yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah data, dan

mengomunikasikan. Berikut adalah penjelasannya:

a. Mengamati (Observing)

Mengamati adalah proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik yang

mengedepankan pengamatan langsung pada objek penelitian secara

sistematik. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mendapatkan fakta

berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat

perkembangan peserta didik. Selain itu, dengan kegiatan mengamati

diharapkan proses pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna bagi

peserta didik. Kegiatan mengamati diharapkan dapat melatih kompetensi

kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

b. Menanya (Questioning)

Menanya merupakan kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi

yang tidak dipahami dari apa yang sedang diamati atau untuk menambah

informasi tentang objek pengamatan (dari pertanyaan faktual hingga

hipotetik). Kegiatan menanya diharapkan dapat mengembangkan

kompetensi kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan

pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis untuk hidup cerdas dan

belajar sepanjang hayat. Kegiatan menanya merupakan kegiatan untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir peserta


43

didik. Pertanyaan yang muncul menjadi dasar untuk mencari informasi

lebih lanjut.

c. Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan informasi merupakan kegiatan lanjutan dari menanya.

Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber, pengamatan, atau

melakukan percobaan. Kompetensi yang diharapkan dapat mengembang

melalui kegiatan ini yaitu sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat

orang lain, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengumpulkan

informasi melalui berbagai cara, mengembangkan kebiasaan belajar, dan

belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasi/Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan mengasosiasi merupakan kegiatan mengumpulkan informasi,

fakta maupun ide-ide yang telah diperoleh dari kegiatan mengamati,

menanya, maupun mencoba untuk selanjutnya diolah. Pengolahan

informasi merupakan kegiatan untuk memperluas dan memperdalam

informasi yang diperoleh sampai mencari solusi dari berbagai sumber.

Sedangkan dalam kegiatan menalar, peserta didik menghubungkan apa

yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dalam kehidupan sehari-

hari. Kompetensi yang dapat dikembangkan melalui kegiatan ini yaitu

sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur, dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif

dalam menyimpulkan.
44

e. Mengkomunikasikan

Kegiatan mengomunikasikan merupakan kegiatan yang mana guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan apa

yang telah dipelajari baik dengan cara ditulis maupun diceritakan.

Melalui kegiatan ini, maka guru dapat memberikam konfirmasi jika ada

kesalahan pemahaman peserta didik. Kompetensi yang diharapkan dapat

berkembang dari kegiatan ini adalah sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan

singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang

baik dan benar (Hosnan, 2014). Kegiatan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik dapat disajikan seperti Tabel 2.2 di bawah ini :

Tabel 2.2. Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Kegiatan Aktivitas Belajar

Mengamati Melihat, mengamati, membaca, mendengar,


(observing) menyimak (tanpa dan dengan alat)
Menanya Mengajukan pertanyaan dari yang factual
(questioning) sampai yang bersifat hipotesis; diawali dengan
bimbingan guru sampai dengan mandiri
(menjadi suatu kebiasaan)
Mengumpulkan Menentukan data yang diperlukan dari
Data pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber
(experimenting) data (benda, dokumen, buku, eksperimen),
mengumpulkan data
Mengasosiasi Menganalisis data dalam bentuk membuat
(associating) kategori, menentukan hubungan data/kategori,
menyimpulkan dari hasil analisis data; dimulai
dari unstructured-uni structure-multistructure-
complicated structure
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam
bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar,
atau media lainnya.
45

(Sumber: (Hosnan, 2014).

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka langkah pendekatan saintifik

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengamati (proses pengumpulan data

dengan pengamatan langsung pada objek secara sistematis), menanya (pengajuan

pertanyaan mengenai objek pengamatan untuk hal-hal yang belum dipahami maupun

untuk menambah informasi dari objek pengamatan), mengumpulkan data

(pengumpulan data/informasi dari kegiatan mengamati dan menanya), mengasosiasi

(mengkaji lebih luas dan lebih dalam informasi yang telah diperoleh serta

mengidentifikasi hubungannya dengan apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari),

dan mengomunikasikan (penyampaian hasil diskusi kelompok).

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah:

a. Hasil penelitian(Rezki et al., 2016) yang berjudul “Pengembangan LKPD

Berbasis Saintifik pada Materi Sistem Koloid ” menunjukkan bahwa

dengan menggunakan metode R & D, penelitian tesebut tidak hanya untuk

mengembangkan LKS, tetapi juga mendeskripsikan karakteristik dan

respon guru dan siswa tentang LKS yang dikembangkan. Uji coba terbatas

LKS hasil pengembangan telah dilaksanakan di SMA di Kabupaten

Lampung Utara. Berdasarkan uji coba tersebut, guru memberikan respon

terhadap aspek kesesuaian isi, kemenarikan dan keterbacaan pada


46

pengembangan LKS ini sebesar 100% pada semua aspek. Siswa juga

memberikan respon terhadap aspek kemenarikan dan keterbacaan sebesar

96% dan 97,03%, yang dikategorikan sangat tinggi

b. Hasil penelitian (Anggraini et al., 2017) yang berjudul “pengembangan

LKPD dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi operasi

hitung aljabar berdasarkan kesulitan belajar kelas VIII SMP”

menunjukkan bahwa hasil uji lapangan LKPD kepada peserta didik yang

memperoleh kriteria “sangat menarik” kemudian melakukan uji efektivitas

dengan menghitung hasil pretest dan posttest yang memperoleh hasil

persentase kelulusan 75% dengan kriteria “efektif”

c. Hasil penelitian (Qhotimah & Hakim, 2018) yang berjudul “

Pengembangan LKPD Sebagai Bahan Ajar dengan Pendekatan Saintifik

pada Mata Pelajaran Produk Syariah di Kelas XI Kompetensi Keahlian

Perbankan Syariah” dengan Model pengembangan pada penelitian

menggunakan model pengembangan 4D dari Thiagarajan dan

penghitungan skor persentase mengacu pada skala likert dan skala

guttman diperoleh tingkat kelayakan isi sebesar 81,53% dengan kriteria

sangat baik, kelayakan penyajian sebesar 92% dengan kriteria sangat baik,

bahasa sebesar 84,61% dengan kriteria sangat baik, dan kegrafikan

sebesar 89% dengan kriteria sangat baik. Dari keseluruhan diperoleh rata-

rata sebesar 86,78% dengan kriteria sangat baik. Untuk angket respon

siswa memperoleh hasil rata-rata sebesar 93% dengan kriteria sangat baik

E. Kerangka Berpikir
47

Penelitian dan pengembangan ini berawal dari permasalahan yang

terjadi di sekolah yaitu banyaknya peserta didik yang tidak aktif dan beberapa

guru belum menggunakan LKPD yang bersifat konstruktif, serta kurang

menariknya LKPD yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dari

permasalahan tersebut, peneliti memberikan solusi yaitu mengembangkan

perangkat pembelajaran yang berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

dengan pendekatan saintifik pada materi segiempat. Dengan mengembangkan

produk tersebut, diharapkan mencapai kebehasilan yaitu peserta didik dapat

menjadi aktif serta tertarik untuk mencari tahu sendiri tentang pelajaran,

sehingga LKPD tersebut dapat menjadi perangkat pembelajaran yang

memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan belajar. Berikut alur kerangka

berpikir pengembangan LKPD dapat dilihat pada Gambar 2.9 di bawah ini
48

Permasalahan yang ditemukan:


1. Media pembelajaran yang digunakan belum mempunyai variasi,
sehingga menyebabkan peserta didik merasa bosan
2. LKPD yang digunakan di sekolah belum sesuai dengan format
yang berlaku, dengan indikator : (a) belum terdapat petunjuk
belajar, (b) belum ada informasi pendukung untuk meningkatkan
rasa ingin tahu peserta didik, (c) kompetensi pembelajaran yang
dicapai lebih terfokus pada aspek pengetahuan, (d) lembar kerja
belum sesuai dengan pendekatan saintifik.
3. Belum tesedianya LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan
bulat dan pecahan memerlukan waktu yang cukup lama dalam
meyusun LKPD untuk setiap pertemuan di kelas
4. Kurang dimanfaatkannya LKPD dalam pembelajaran matematika
karena keterbatasan waktu untuk menyiapkannya

Pembelajaran matematika dengan


Mengembangkan produk menggunakan pendekatan saintifik
berupa LKPD

LKPD telah Uji Validasi oleh ahli materi dan ahli


dikembangkan bahasa

LKPD dengan kriteria tidak layak, diperbaiki


LKPD siap digunakan
sesuai saran

Gambar 2.9 Bagan Alur Kerangka Berpikir

(Sumber:
49
50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitan

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan

(Research & Development atau R&D). R&D adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan

penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan

produk tersebut supaya dapat berfungsi disekolah atau tingkat satuan

pendidikan maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk

tersebut(Sugiyono, 2018).

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk dan menguji

keefektifan produk yang telah dihasilkan. Produk yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Saintifik

pada materi bilangan bulat dan pecahan kelas VII SMP Al-Jawahir Kota

Samarinda Tahun Ajaran 2020/2021

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) berbasis saintifik adalah peserta didik dengan jumlah 25 siswa kelas

VII SMP Al-Jawahir Kota Samarinda dengan karakteristik kemampuan

belajar matematika merata.


50

3. Prosedur/ langkah-langkah Penelitian

Prosedur ini menjelaskan langkah yang dilaksanakan peneliti untuk

pengembangan produk selaku tidak langsung hendak memberi arahan langkah

prosedur yang di lalui sampai keproduk yang akan dispesifikasikan. Tahap

penelitian tersebut menggunakan model yang dikembangkan oleh Borg and

Gall yang selanjutnya dikembangkan oleh Sugiyono, berikut adalah langkah-

langkah penelitian dan pengembangan :

Gambar 3.1 Langkah metode Research and Development. Sumber (Sugiyono, 2018).

Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi langkah-

langkah penelitian pengembangan dari sepuluh menjadi tujuh tahapan.

Penelitian yang dilakukan tidak sampai pada tahap revisi produk dari produk

yang sudah dihasilkan karena peneliti hanya melihat dari kelayakan dan

keefektifan produk berdasarkan hasil penilaian dari validator serta melihat

respon peserta didik terhadap LKPD yang telah dikembangkan. Prosedur

pengembangan produk dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :


51

Potensi Pengumpulan Desain Validasi


Masalah
Data Produk Produk

Pengumpulan

Data

Uji Coba Revisi Produk Uji Coba Perbaikan


Pemakaian Produk
Desain

Gambar 3.2 Modifikasi langkah metode Research and Development

a. Potensi dan masalah

Penelitian bisa berjalan karena ada potensi dan masalah. Potensi

dalam penelitian ini adalah mengembangkan LKPD berbasis saintifik pada

pokok materi bilangan bulat dan pecahan kelas VII agar dapat dimanfaatkan

dalam pengembangan produk. Masalah dalam penelitian pengembangan ini

adalah media pembelajaran yang pergunakan oleh pendidik SMP Al-

Jawahir Samarinda belum mempunyai variasi, sehingga menyebabkan

peserta didik merasa bosan, kurang dimanfaatkannya LKPD dalam

pembelajaran matematika karena keterbatasan waktu untuk menyiapkannya

dan belum tersedianya LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan bulat

dan pecahan kelas VII


52

Proses yang dilaksanakan penelitian adalah menganalisa

permasalahan yang terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran

khususnya mengenai LKPD. Cara mendapat data dari potensi dan masalah

peneliti melaksanakan wawancara kepada guru mata pelajaran matematika .

b. Pengumpulan Data

Langkah ini adalah langkah dalam mengumpulkan berbagai

informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk

tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Mengumpulkan

informasi penelitian ini dilakukan di SMP Al – Jawahir Samarinda dengan

cara melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran matematika

mengenai proses pembelajaran matematika pada saat ini, media

pembelajaran yang digunakan, sikap serta keterampilan karakteristik

sumber belajar yang diinginkan pendidik maupun peserta didik.

c. Desain Produk

Setelah mengumpulkan informasi, selanjutnya membuat produk

awal LKPD berbasis Saintifik pada materi bilangan bulat dan pecahan

sehingga bermanfaat bagi pendidik maupun peserta didik. Penelitian dan

pengembangan ini membuat desain dari produk yang akan dikembangkan.

Desain penyusunan LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan

pecahan memuat komponen-komponen sebagai berikut :

a) Judul

b) Kompetensi Dasar

c) Indikator
53

d) Tujuan Pembelajaran

e) Pengantar

f) Mari Kita Amati

g) Ayo Ditanyakan

h) Kumpulkan Informasi

i) Mari Kita Menalar

j) Ayo Komunikasikan

k) Ayo Berlatih

d. Validasi Desain

Setelah produk awal yang sudah selesai dibuat, langkah selanjutnya

LKPD yang telah didesain divalidasi terlebih dahulu oleh validator yang

berkompeten dibidangnya. Komponen validasi yang dilakukan antara lain

(1) kelayakan isi, (2) kelayakan penyajian, (3) kesesuaian dengan syarat

didaktis, (4) kesesuaian dengan syarat konstruksi (bahasa) , (5) kesesuaian

dengan kelayakan kegrafikan dan (6) kesesuaian penilaian pendekatan

saintifik

e. Revisi Produk

Setelah desain produk diperiksa oleh dosen pembimbing dan

dinyatakan siap untuk divalidasi diserahkan kepada ahli materi, ahli media

dan ahli bahasa guna mendapatkan penilaian dan masukan untuk perbaikan

sehingga menghasilkan produk yang lebih baik.


54

f. Uji Coba Produk

Produk yang telah selesai dibuat, selanjutnya diuji cobakan dalam

kegiatan pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan

informasi apakah LKPD berbasis Saintifik dapat

digunakan sebagai bahan ajar dan untuk mengetahui efektivitas dari produk

yang dikembangkan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru

dan respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan. Uji coba

dilakukan pada siswa kelas VII. Responden pada tahap ini diharapkan dapat

memberikan penilaian terhadap kualitas LKPD berbasis Saintifik, langkah

yang dilakukan peneliti saat melakukan uji ini adalah dengan membagikan

LKPD

g. Revisi Produk

Dari uji coba produk, apabila tanggapan peserta didik sudah mencapai

kriteria interpretasi “Baik atau Sangat Baik” maka produk sudah efektif,

maka dapat dikatakan bahwa LKPD berbasis Saintifik telah selesai

dikembangkan sehingga menghasilkan produk akhir, namun apabila produk

belum sempurna maka hasil dari uji coba ini dijadikan bahan perbaikan dan

penyempurnaan LKPD berbasis Saintifik yang dibuat, sehingga dapat

menghasilkan produk akhir yang siap digunakan untuk SMP Al-Jawahir

Kota Samarinda

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikelas VII SMP Al - Jawahir Kota Samarinda

semester satu tahun ajaran 2020/2021 pada mata pelajaran matematika. Alamat
55

sekolah di Jalan Lambung Mangkurat Gang Al-Jawahir Kel. Pelita Kec.

Samarinda Ilir Kota Samarinda.

C. Jenis Data

Data yang diperoleh melalui kegiatan uji coba diklasifikasikan menjadi

dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa kritik dan

saran yang dikemukakan validator ahli dan peserta didik dihimpun untuk

memperbaiki produk LKPD berbasis saintifik, serta data hasil wawancara untuk

kebutuhan dan analisis permasalahan mengenai penggunaan LKPD berbasis

saintifik dengan menggunakan pedoman wawancara. Selain itu terdapat juga data

kuantitatif yang diperoleh dari kuisioner selanjutnya dikonversikan ke data

kualitatif dengan skala 5 (skala likert) untuk mengetahui kualitas produk

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data

dilakukan peneliti secara online dengan metode penelusuran data online.

Metode penulusuran data online adalah tata cara melakukan

penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan

lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti

dapat memanfaatkan data informasi online berupa data maupun informasi teori,

secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara

akademisi(Iii et al., 2017).

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data adalah

sebagai berikut :
56

1. Metode Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dimana

pewawancara mengerahkan data pada narasumber. Wawancara yang digunakan

yaitu wawancara terstruktur (yang berpacu pada pedoman wawancara) yang

dilakukan peneliti pada saat tahap pertama yaitu pada tahap potensi dan

masalah yang digunakan untuk melakukan pendahuluan dalam mendapatkan

permasalahan yang wajib diteliti. Pihak yang akan diwawancarai pada tahap

tersebut adalah salah satu guru mata pelajaran matematika di SMP al-Jawahir Kota

Samarinda yaitu Bapak Ramli, S. Pd .

2. Metode Angket (Kuesioner)

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini metode

angket digunakan untuk mengetahui kelayakan LKPD yang telah

dikembangkan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil penelitian kelayakan

LKPD untuk diterapkan pada pembelajaran menggunakan skala Likert dengan

5 alternatif jawaban untuk menghitung skor pada masing-masing jawaban.

a. Angket Validasi

Angket validasi digunakan untuk menganalisis kelayakan LKPD oleh

pakar berupa pengembangan instrumen penilaian kelayakan isi, penyajian,

kesesuaian dengan syarat didaktis,bahasa, kegrafikkan dan penilaian

pendekatan saintifik. Dalam penelitian ini memodifikasi angket dari

penelitian yang diakukan Cindy Olivia dengan judul penelitian


57

“Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kelas X SMK pada

Materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel dengan Pendekatan Inquiry”

b. Angket Tanggapan Siswa

Angket atau kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan

pengguna. Angket disusun untuk memperoleh data tentang respon peserta

didik terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD). Angket biasanya diberikan kepada peserta didik

setelah dilakukannya kegiatan belajar. Adapun hal-hal yang dimuat dalam

angket meliputi minat peserta didik terhadap pembelajaran yang

menggunakan LKPD, format dan tampilan LKPD, serta kemudahan

memahami LKPD (Widoyoko, 2018). Angket respon peserta didik terdiri

dari 23 butir pertanyaan dengan rincian 13 butir pertanyaan positif (+) dan

10 butir pertanyaan negatif (-)

E. Analisis Data

Data yang diperoleh melalui kegiatan uji coba diklasifikasikan menjadi dua,

yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa kritik dan saran

yang dikemukakan validator ahli dan peserta didik dihimpun untuk memperbaiki

produk LKPD berbasis saintifik, serta data hasil wawancara untuk mengetahui

respon peserta didik mengenai penggunaan LKPD berbasis saintifik dengan

menggunakan pedoman wawancara. Selain itu terdapat juga data kuantitatif yang
58

diperoleh dari kuisioner selanjutnya dikonversikan ke data kualitatif dengan skala

5 (skala likert) untuk mengetahui kualitas produk dengan uraian berikut:

1. Teknis Analisis Data Instrumen Validasi

Teknik analisis data instrumen validasi yang digunakan untuk melihat

kevalidan LKPD yaitu berdasarkan skala likert. Perolehan nilai ahli materi

serta media pembelajaran yang masih dalam bentuk huruf dirubah dalam

bentuk skor pada ketentuan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1. Penskoran Analisis Instrumen Validasi

No Pilihan Jawaban Skor

1. Sangat Tidak Baik (STB) 1

2. Tidak Baik (TB) 2

3. Kurang Baik (K) 3

4. Baik (B) 4

5. Sangat Baik (SB) 5

Sumber : (Widoyoko, 2012)

Rumus menghitung skor total tiap validator dengan rumus :

Keterangan:
persentase kelayakan
skor yang diperoleh
skor maksimal instrument (Widoyoko, 2012).

Hasil yang diperoleh diintepretasikan dengan menggunakan tabel berikut:


59

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Kelayakan


Penilaian Kriteria
Interpretasi
81% -100% Sangat Baik
61% - 81% Baik
41% - 61% Cukup Baik
21% - 41% Tidak Baik
0% - 21% Sangat Tidak Baik
(Sumber : modifikasi (Septina et al., 2018b))
2. Analisis Angket Tanggapan Siswa

Angket siswa terdiri dari 23 butir pertanyaan dengan rincian 13 butir

pertanyaan positif (+) dan 10 butir pertanyaan negatif. Data hasil angket dibuat

kualifikasi dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3. Penskoran Analisis Instrumen Angket Siswa

No Pilihan Jawaban Skor

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

2 Tidak Setuju (TS) 2

3 Ragu-ragu (R) 3

4 Setuju (S) 4

5 Sangat Setuju (SS) 5

Sumber : (Widoyoko, 2012).

Rumus menghitung skor total tiap validator dengan rumus :

Keterangan:
persentase kelayakan
skor yang diperoleh
skor maksimal instrument (Widoyoko, 2012).
60

Setelah itu, perolehan persentase bisa dikumpulkan ke kriteria

interperetasi skor menurut skala likert, jadi perolehan hasil akhir peserta didik,

kriteria interpretasi skor menurut skala likert:

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Kelayakan


Penilaian Kriteria
Interpretasi
81% -100% Sangat Baik
61% - 81% Baik
41% - 61% Cukup Baik
21% - 41% Tidak Baik
0% - 21% Sangat Tidak Baik
Sumber : modifikasi (Septina et al., 2018b).
61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Proses pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data diselenggarakan di

SMP Al-Jawahir Kota Samarinda, Jalan Lambung Mangkurat RT 29 / 56 Kel.

Pelita Kec. Samarinda Ilir. Proses pembelajaran dan pengumpulan data

dilaksanakan secara online karena mulai Maret 2020 masa pandemi

Coronavirus Disiase-19 (Covid-19) mulai disikapi oleh pemerintah

sehingga terjadi banyak perubahan dalam berbagai hal, diantaranya proses

pembelajaran. Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020

tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran

(Covid-19) tentang belajar dari rumah oleh karena itu kegiatan

pembelajaran yang tatap muka harus diganti secara online sampai waktu

yang belum ditentukan karena pandemi Coronavirus Disiase-19 (Covid-19)

yang semakin berbahaya dan kasusnya yang semakin meningkat.

Sebelum melaksanakan penelitian, telah dilakukan observasi langsung ke

sekolah untuk melihat situasi dan kondisi sekolah serta berkonsultasi dengan guru

bidang studi matematika tentang siswa yang akan diteliti. Kemudian penulis

mempersiapkan instrumen pengumpulan data yang terdiri dari lembar validasi,

angket respon siswa, lembar observasi kegiatan pembelajaran, dan Lembar Kerja

Peserta Didik(LKPD) berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan pecahan.
62

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran online sebanyak tiga kali

pertemuan dan didampingi oleh Bapak Ramli, S.Pd selaku guru bidang studi

matematika di SMP Al-Jawahir Kota Samarinda yang ikut membantu penulis

sebagai pengamat (observer) terhadap kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran, dan yang bertindak sebagai guru pada saat penelitian adalah

penulis sendiri.

Perolehan penelitian ialah menghasilkan LKPD berbasis saintifik pada

materi bilangan bulat dan pecahan. Penelitian serta pengembangan dilaksanakan

menggunakan prosedur pengembangan menurut Sugiyono dilakukan dari tahap 1

sampai ke tahap 7. Data perolehan pertahapan prosedur penelitian dan

pengembangan yang dilakukan ialah:

1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini bisa berjalan karena ada potensi dan masalah. Potensi dalam

penelitian ini adalah mengembangkan LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan

bulat dan pecahan kelas VII agar dapat dimanfaatkan dalam mengembangakan

produk berupa LKPD. Masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah media

pembelajaran yang digunakan oleh pendidik SMP Al-Jawahir Kota Samarinda belum

mempunyai variasi, sehingga menyebabkan peserta didik bosan, kurang

dimanfaatkannya LKPD dalam pembelajaran matematika karena keterbatasan waktu

untuk menyiapkannya dan belum tersedianya LKPD berbasis saintifik pada materi

bilangan bulat dan pecahan.

Proses yang dilaksanakan peneliti adalah menganalisa permasalahan yang

terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran khususnya mengenai LKPD.

Cara mendapatkan data dari potensi dan masalah adalah peneliti melakukan
63

wawancara kepada guru mata pelajaran matematika.

2. Pengumpulan Data

Ketika potensi dan masalah diidentifikasi, setelah itu dilaksanakan

pengumpulan data. Pengumpulan data harus dalam melihat apa yang dibutuhkan

peserta didik pada produk yang dibuat. Tahap awal yang dilaksanakan adalah

mengumpulkan masalah di SMP Al-Jawahir Kota Samarinda kepada guru mata

pelajaran matematika yang berupa hasil wawancara. Setelah itu adalah

mengumpulkan sumber bahan lainnya contohnya jurnal matematika yang

bersangkutan dengan LKPD berbasis saintifik .

3. Desain Produk

Setelah mengumpulkan informasi, selanjutnya membuat produk awal

LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan pecahan. Penelitian dan

pengembangan ini membuat desain dari produk yang akan dikembangkan. Desain

penyusunan LKPD berbasis Saintifik yang peneliti gunakan adalah desain produk

LKPD dari Panitia Workshop Matematika Universitas Mulawarman Tahun 2020

dan peneliti revisi dan kembangkan sesuai dengan materi bilangan bulat dan

pecahan, serta memuat komponen-komponen sebagai berikut :

1) Judul

2) Kompetensi Dasar

3) Indikator

4) Tujuan Pembelajaran

5) Pengantar

6) Mari Kita Amati


64

7) Ayo Ditanyakan

8) Kumpulkan Informasi

9) Mari Kita Menalar

10) Ayo Komunikasikan

11) Ayo Berlatih

Contoh tampilan desain produk yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 4.1. Contoh draft LKPD Berbasis Saintifik


65

4. Validasi Desain

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui aspek kualitas produk dan

pengembangan serta mendapat saran dan kritik dari validator terhadap produk

yang dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan menguji validitas produk oleh

validator/ahli/praktisi. Adapun kriteria validator/ ahli dan praktisi dipilih dan

dilihat dari kesesuaian bidang ilmu,reputasi, karya ilmiah dan perannya di

bidang ilmu pengetahuan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang telah didesain selanjutnya

divalidasi oleh 3 validator (ahli) materi, validator 1 adalah Bapak H.Dr.

Zainuddin Untu, M. Pd dan validator 2 Ibu Dr. Rusdiana, M.Pd selaku dosen

Pendidikan Matematika Universitas Mulawarman. Validasi juga dilakukan oleh

satu pendidik mata pelajaran matematika di SMP Al-Jawahir Kota Samarinda

yaitu Bapak Ramli, S.Pd sebagai validator 3. Data hasil validasi dikumpulkan

lalu dilakukan perhitungan-perhitungan untuk mengetahui kriteria tiap-tiap

aspek penilaian. Data validasi ahli dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
66

Tabel 4.1. Data Hasil Validasi Ahli

Validator
No Aspek Analisis
1 2 3
∑ Skor 38 40 44
P 76% 80% 88%
1 Kelayakan isi
81,33%
Kriteria Sangat Baik
∑ Skor 34 36 39
Kelayakan P 75,56% 80% 86,67%
2
Penyajian 80,74%
Kriteria Sangat Baik
∑ Skor 12 12 12
P 80% 80% 80%
3 Syarat Didaktis
80%
Kriteria Sangat Baik
∑ Skor 25 28 28
Kelayakan P 71,43% 80% 80%
4
Kebahasaan 77,14%
Kriteria Baik
∑ Skor 104 104 127
Kelayakan P 79,23% 80% 97,69%
5
Kegrafikan 85,89%
Kriteria Sangat Baik
∑ Skor 21 24 24
Pendekatan P 70% 80% 80%
6 Saintifik
76,67%
Kriteria Baik
Persentase keseluruhan aspek tiap
77% 80% 85%
validator (P)
Rata-rata 80,93%
Kriteria produk Sangat Baik

(Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2020, Lampiran 7)


Berdasarkan hasil validasi oleh para ahli pada Tabel 4.1 dari 3
67

validator, dapat diketahui bahwa validasi LKPD memperoleh nilai

sebagai berikut: pada aspek kelayakan isi diperoleh persentase 81,33%

dengan kriteria “Sangat Baik”, pada aspek kelayakan penyajian diperoleh

persetase 80,74% dengan kriteria “Sangat Baik”, pada aspek kesesuaian

dengan syarat didaktis diperoleh persentase 80% dengan kriteria “Sangat

Baik”, pada aspek kelayakan kebahasaan diperoleh persentase 77,14% dengan

kriteria “Baik”, pada aspek kelayakan kegrafikan diperoleh persentase 85,89%

dengan kriteria “Sangat Baik”, dan pada aspek pendekatan Saintifik diperoleh

persentase 76,67% dengan kriteria “Baik”. Selain dalam bentuk tabel hasil

validasi tersebut, disajikan pula data dalam bentuk grafik untuk

melihat penilaian validator dari masing-masing aspek, seperti gambar 4.2 di

bawah ini

Gambar 4.2 Diagram Penilaian Validator Ahli


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang telah didesain juga divalidasi
oleh validator (ahli) bahasa oleh Bapak Dr. H. Yusak Hudiyono, M.Pd selaku
68

validator 4. Data hasil validasi dikumpulkan lalu dilakukan perhitungan-


perhitungan untuk mengetahui kriteria tiap-tiap aspek penilaian. Data validasi ahli
bahasa dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Validasi Ahli Bahasa
No Indikator Skor Kategori
1 Penggunaan struktur benar dan jelas 4 Baik
2 Bahasa mudah dipahami 4 Baik
3 Bahasa atau kalimat yang digunakan 3 Kurang
efisien dan efektif
4 Kalimat yang digunakan komunikatif dan 4 Baik
interaktif
5 Kesesuaian pertanyaan yang digunakan 4 Baik
dengan tingkat kemampuan peserta didk
6 Konsistensi penggunaan Istilah 4 Baik
7 Konsistensi penggunaan simbol atau 4 Baik
ikon.
Jumlah 27
Rata-rata (%) 77,14%
Kategori Baik
(Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2020)
Jumlah skor validasi pada ahli Bahasa terhadap aspek kelayakkan

kebahasaan (syarat konstruksi) adalah 27 dari 7 indikator, sehingga rata-rata hasil

penilaian ahli bahasa adalah 77,14% dengan kategori baik. Mengacu pada table

kriteria interpretasi kelayakan, maka penilaian pada aspek bahasa adalah baik.

5. Revisi Desain
Langkah selanjutnya ialah melaksanakan revisi sesuai arahan serta saran

dari para ahli. Saran dan masukan serta hasil perbaikan oleh para ahli dapat

dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:


69

Tabel 4.3 Hasil Revisi Desain Pada Produk

No Saran Perbaikan Hasil Perbaikan


 Tidak memuat tujuan  Telah ditambahkan tujuan
pembelajaran pembelajaran
 Menyesuaikan keterangan  Telah disesuaikan keterangan
pada pengantar dengan tujuan pada pengantar dengan tujuan
pembelajaran pembelajaran
 Penulisan dan spasi ada yang  Memperbaiki tulisan dan
tidak sesuai spasi

 Penyajian gambar kurang  Merubah tampilan gambar


menarik (tidak bisa dibedakan sesuai dengan saran
bilangan bulat positif dan  Memperbaiki penggunaan
negatif) kata hubung pada kalimat dan
 Penggunaan kata hubung pada penggunaan huruf kapital
kalimat dan penggunaan huruf sesuai dengan saran
kapital kurang tepat

2
70

No Saran Perbaikan Hasil Perbaikan


 Keterangan tabel tidak sesuai  Menambahkan keterangan
dengan isi tabel tabel agar sesuai dengan isi
 Langkah-langkah penggunaan tabel
garis bilangan tidak ada  Menambahknan langkah-
langkah penggunaan garis
bilangan

 Tata letak dan penulisan yang  Merapikan tata letak dan


kurang memperbaiki tulisan
yang kurang

4
71

No Saran Perbaikan Hasil Perbaikan


 Redaksi kegiatan saintifik  Memperbaiki redaksi
kurang tepat kegiatan

 Menambahkan keterangan  Menambahkan redaksi


pada gambar dan sesuai dengan saran
memperbaiki redaksi
penulisan

6
72

6. Uji Coba Produk


Langkah selanjutnya ialah uji coba produk. Uji coba produk ini

dilaksanakan untuk melihat respon peserta didik pada kemenarikan produk yang

sudah dikembangkan. Uji coba produk dilaksanakan pada uji coba kelompok

kecil yang terdiri dari 7 peserta didik yang dipilih secara heterogen, untuk uji

coba lapangan yang terdiri dari 25 peserta didik. Hasil uji coba produk:

a) Uji coba kelompok kecil

Uji coba ini dilaksanakan ke peserta didik kelas VII B SMP Al-

Jawahir Kota Samarinda sebanyak 7 peserta didik. Sebelum LKPD siap

digunakan, terlebih dulu pembelajaran dibuka dengan salam dan

memperkenalkan diri. Setelahnya LKPD dibagikan kepada siswa melalui

WhatsApp Group pada peserta didik dan melaksanakan kegiatan yang ada di

LKPD secara individu.

Setelah itu, peserta didik diminta untuk mengisi angket secara online

melalui aplikasi Google Form untuk mengetahui respon peserta didik tentang

belajar menggunakan LKPD tersebut. Adapun data hasil analisis angket

respon peserta didik kelompok kecil dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
73

Tabel 4.4 Hasil Analisis Data Angket Kelompok Kecil

Aspek No. Butir Skor Presentase


1 29
2 26
3 22
Tampilan 72,86%
4 25
5 28
6 23
7 24
8 27
9 22
10 29
Penyajian Materi 11 24 72,38%
12 25
13 24
14 21
15 32
16 26
17 25
Manfaat 18 23 71,43%
19 27
20 24
21 28
Bahasa 22 25 74,29%
23 25
Rata-Rata 36,087 72,55%
Kriteria Menarik
(Sumber : Data Hasil Penelitian 2020. Lampiran 10)
Diperoleh persentase keseluruhan dari respon peserta didik pada

LKPD sebesar 72,55% pada kriteria interpretasi “Menarik”, hal tersebut

memperlihatkan LKPD yang dikembangkan peneliti menarik digunakan pada

proses belajar. Selain dalam bentuk tabel hasil penilaian terhadap LKPD

tersebut, disajikan pula data dalam bentuk grafik untuk melihat respon peserta

didik dari masing-masing aspek, seperti gambar 4.3 dibawah ini :


74

Gambar 4.3 Diagram Hasil Respon Peserta Didik Kelompok Kecil


b) Uji coba kelompok besar
Uji coba ini dilakukan untuk meyakinkan data dan mengetahui
kemenarikan produk secara lebih luas. Responden pada uji coba ini
berjumlah 25 peserta didik kelas VIIB SMP Al-Jawahir Kota Samarinda. Uji
coba kepada kelompok besar dilakukan dengan cara yang sama dengan uji
coba kepada kelompok kecil, yaitu dengan mengerjakan LKPD secara
individu yang telah dibagikan melalui WhatsApp Group.
Setelah itu, peserta didik diminta untuk mengisi angket secara online

melalui aplikasi Google Form untuk mengetahui respon peserta didik tentang

belajar menggunakan LKPD tersebut. Adapun data hasil analisis angket

respon peserta didik kelompok besar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
75

Tabel 4.5 Hasil Analisis Data Angket Kelompok Besar

Aspek No. Butir Skor Presentase


1 101
2 92
3 109
Tampilan 80,40%
4 99
5 105
6 97
7 96
8 98
9 94
10 91
Penyajian Materi 11 102 82,58%
12 109
13 94
14 146
15 99
16 103
17 107
Manfaat 18 109 81,28%
19 103
20 86
21 97
Bahasa 22 105 80%
23 98
Rata-Rata 101,74 81,06%
Kriteria Sangat Menarik
(Sumber : Data Hasil Penelitian 2020. Lampiran 11)
Jumlah rata-rata skor penilaian berdasarkan data uji coba lapangan

kelompok besar yang melibatkan 25 siswa dengan 23 butir pernyataan adalah

101,74 sehingga rerata hasil presentase penilaian berdasarkan hasil uji coba

adalah 81,06%. Mengacu pada tabel kriteria interperetasi skor menurut skala

likert, jadi perolehan hasil akhir respon peserta didik adalah “ Sangat Menarik”.

Hal tersebut memperlihatkan jika LKPD dikembangkan peneliti menarik untuk

dipergunakan pada proses pembelajaran. Selain dalam bentuk tabel hasil


76

penilaian terhadap LKPD tersebut, disajikan pula data dalam bentuk grafik

untuk melihat respon peserta didik dari masing-masing aspek, seperti gambar

4.4 dibawah ini

Gambar 4.4 Diagram Hasil Respon Peserta Didik Kelompok Besar

7. Revisi Produk
Setelahnya dilaksanakan uji coba kelompok kecil serta uji coba kelompok

besar, diketahui bahwa LKPD berbasis saintifk pada materi bilangan bulat dan

pecahan di peroleh kriteria interpretasi “ Sangat Menarik”, jadi dapat

disimpulkan bahwa LKPD sudah selesai dikembangan dan memperoleh produk

akhir serta LKPD efektif digunakan dalam pembelajaran

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kerja

Perserta Didik (LKPD) dan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap

LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan pecahan kelas VII SMP

Al-Jawahir Kota Samarinda. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) ini mengacu pada model pengembangan dari Borg and Gall dengan

modifikasi Sugiyono. Jenis data penelitian pengembangannya adalah data


77

kuantitatif yang diperoleh dari tanggapan validator ahli dan peserta didik

terhadap LKPD serta data kualitatif dari hasil wawancara.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pendidik

bidang studi matematika di SMP Al-Jawahir Kota Samarinda, diperoleh

informasi bahwa (1) belum ada infomasi pendukung untuk meningkatkan rasa

ingin tahu peserta didik (2) kompetensi pembelajaran yang dicapai terlalu

terfokus pada aspek pengetahuan (3) lembar kerja belum sesuai dengan

pendekatan saintifik (4) belum tersedianya LKPD berbasis saintifik pada materi

bilangan bulat dan pecahan dan memerlukan waktu yang cukup lama dalam

menyusun LKPD untuk setiap pertemuan di kelas.

Pada mata pelajaran matematika kelas VII telah menerapkan kurikulum

2013 dalam kegiatan proses pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan dalam

proses pembelajaran adalah buku paket dari sekolah dan LKS yang dijual oleh

penerbit, namun peserta didik masih sering mengalami kesulitan dalam

memahami materi pada buku paket maupun LKS. Pada proses pembelajaran

pendidik sudah pernah menggunakan LKPD, namun LKPD yang digunakan

hanya LKPD biasa saja dan memerlukan waktu yang lama dalam menyusun

LKPD untuk setiap pertemuan.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2020-30 Agustus 2020

dengan melakukan uji coba pada kelas VII SMP Al-Jawahir Kota Samarinda

guna untuk mengetahui respon peserta didik dari produk yang dikembangkan.

Pelaksanaan uji coba yang pertama dilakukan pada uji coba kelompok kecil.

Pelaksanaan uji coba kelompok kecil diawali dengan peserta didik mengikuti

pembelajaran berbantuan LKPD Berbasis Saintifik melalui pembelajaran online


78

di WhatsApp Group. Setelah LKPD dibagikan, peserta didik melaksanakan

kegiatan pembelajaran saintifik yang ada di LKPD secara individu. Uji coba

kelompok kecil ini melibatkan 7 peserta didik kemudian peserta didik diberikan

angket respon mengenai kemenarikan dari LKPD. Setelah uji coba kelompok

kecil kemudian dilakukan uji coba kelompok besar.

Tujuan uji coba besar adalah untuk mengetahui kemenarikan dari

LKPD secara luas. Responden pada uji coba kelompok besar ini sebanyak 25

peserta didik kelas VII. Uji coba ini dilakukan peserta didik dengan mengikuti

pembelajaran berbantuan LKPD Berbasis Saintifik melalui online di WhatsApp

Group selama 3 kali pertemuan dengan menggunakan LKPD saintifik yang

telah dikembangkan. Uji coba kepada kelompok besar dilakukan dengan cara

yang sama dengan uji coba kepada kelompok kecil, yaitu dengan mengerjakan

LKPD secara individu yang telah dibagikan melalui WhatsApp Group.Setelah

itu, peserta didik diminta untuk mengisi angket secara online melalui aplikasi

Google Form untuk mengetahui respon peserta didik tentang belajar

menggunakan LKPD Berbasis Saintifik pada materi Bilangan Bulat dan

Pecahan.

Model penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model

pengembangan Borg and Gall yang dimodifikasi dari Sugiyono yang terdiri dari

sepuluh langkah, namun dalam penelitian ini dibatasi hanya sampai langkah ke

tujuh. Penelitian yang dilakukan tidak sampai pada tahap uji coba pemakaian,

revisi produk dan produksi masal karena produk yang dihasilkan peneliti hanya

melihat dari kelayakan dan keefektifan produk berdasarkan hasil penilaian dari

validator serta melihat respon peserta didik terhadap LKPD yang telah
79

dikembangkan.

Pada tahap desain produk, dilakukan perancangan model LKPD yang

diawali dengan membuat instrumen penilaian dan produk rancangan awal yang

kemudian di validasi oleh validator atau ahli yang berkompeten di bidang ilmu

tersebut. Berdasarkan hasil validasi, dapat diketahui bahwa penilaian validator

ahli matematika yaitu sebesar 80,83% dengan kriteria “sangat baik” dan

penilaian validator ahli bahasa yaitu sebesar 77,14% dengan kriteria “baik”.

Persentase tersebut diperoleh dari rata-rata skor aspek kelayakan isi,

kelayakan penyajian, kesesuaian dengan syarat didaktis, kelayakan kebahasaan,

kelayakan kegrafikan, dan aspek penilaian pendekatan saintifik dari semua

validator. Adapun beberapa revisi yang harus dilakukan peneliti yaitu penulisan

simbol dan redaksi kalimat perlu diteliti kembali, penambahan tujuan

pembelajaran, kesesuian judul dengan isi tabel, penyajian materi dan tata letak

gambar LKPD.

Setelah dilakukan validasi dan revisi, selanjutnya produk LKPD diuji

cobakan ke lapangan. Pelaksanaan uji coba yang pertama dilakukan pada uji

coba kelompok kecil. Pelaksanaan uji coba kelompok kecil diawali dengan

peserta didik mengikuti pembelajaran daring berbantuan LKPD di dalam kelas.

Uji coba kelompok kecil ini melibatkan 7 peserta didik yang dipilih secara

heterogen, kemudian peserta didik diberikan angket respon peserta didik dalam

bentuk Google Form mengenai kemenarikan dari LKPD berbasis saintifik, hasil

penilaian respon peserta didik yaitu sebesar 72,55% dengan kriteria “menarik”.

Setelah uji coba kelompok kecil kemudian dilakukan uji coba

kelompok besar. Tujuan uji coba ini adalah untuk mengetahui kemenarikan dari
80

LKPD secara luas. Responden pada uji coba kelompok besar ini sebanyak 25

peserta didik kelas VII. Uji coba ini dilakukan dengan cara memberikan angket

respon peserta didik dalam bentuk Google Form mengenai kemenarikan dari

LKPD berbasis saintifik kepada peserta didik, hasil penilaian respon peserta

didik yaitu sebesar 81,06% dengan kriteria “sangat menarik”. Presentase hasil

uji coba dari kelompok kecil ke kelompok besar terdapat perbedaan sebesar

8,51% dan terjadi perubahan ktiteria interpertasi kelayakan dari “menarik”

menjadi “sangat menarik”.

Berdasarkan hasil penelitian Oktavia Nur Rizki, (2016) yang berjudul

“Pengembangan LKPD Berbasis Saintifik pada Materi Sistem Koloid”

menunjukkan bahwa pengembangan LKPD berbasis Saintifik terbimbing

dikategorikan baik, terlihat dari tercapainya semua indikator kemampuan

berpikir kritis matematis dengan rata-rata 71,07%.

Hasil penelitian Fitri Hidayah (2019) yang berjudul “Pengembangan

LKPD dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi operasi hitung

aljabar berdasarkan kesulitan belajar kelas VIII SMP” menunjukkan bahwa hasil

uji lapangan dalam penelitian ini berupa LKPD berbasis saintifik untuk

meningkatkan kemampuan representasi matematis dan self efficacy siswa.

Pembelajaran menggunakan LKPD berbasis saintifik lebih efektif untuk

mengurangi kesulitan belajar siswa dan hasil penelitian Nora Septina (2018)

yang berjudul “Pengembangan LKPD pendekatan saintifik berbasis kemampuan

pemecahan masalah matematika kelas VIII SMP.” menunjukkan bahwa LKPD

valid, praktis, efektif. Tahap expert reviews didapatkan hasil LKPD valid

dengan skor kevalidan 4,07. Tahap one-to- one dan small group didapatkan
81

LKPD praktis dengan skor kepraktisan 3,87 dan 4,20.

Berdasarkan hasil pengembangan LKPD yang pernah dikembangkan di

atas, diketahaui bahwa LKPD sudah sering dikembangkan oleh peneliti-peneliti

sebelumnya, namun masih jarang yang merancang LKPD dengan pendekatan

saintifik . LKPD berbasis saintifik ini layak dan efektif untuk digunakan dalam

kegiatan pembelajaran matematika, walaupun selama penelitian pelaksaan

pembelajaran dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi WhatsApp

Group sehingga kegiatan pembelajran saintifik pada saat diskusi belum

maksimal karena keterbatasan waktu tetapi peserta didik tetap antusias

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan.

Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya LKPD ini dapat membantu

peserta didik ketika belajar secara mandiri, mampu menjalankan sebuah proses

pembelajaran untuk menemukan suatu konsep pemahaman matematika dengan

mudah dan membantu peserta didik untuk lebih mengembangkan ilmu yang

dimiliki pada kehidupan nyata. Adapun kelebihan dan kekurangan LKPD yang

dikembangkan adalah sebagai berikut.

Kelebihan LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan

pecahan yang dikembangkan antara lain:

1) Sebagai penuntun belajar bagi peserta didik secara mandiri

2) LKPD yang disusun dengan pendekatan saintifik dapat mendorong peserta

didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi,

memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi

pembelajaran

3) LKPD ini memuat pengantar materi dan ilustrasi yang dapat mempermudah
82

peserta didik dalam memahami materi.

Adapun keterbatasan dalam penelitian pengembangan produk LKPD

berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan pecahan ini antara lain :

1) Materi yang terdapat dalam LKPD masih sebatas materi bilangan bulat dan

pecahan yang terdiri hanya beberapa sub bab sehingga perlu dikembangkan

lebih luas lagi.

2) Uji coba lapangan media pembelajaran berbasis saintifik ini hanya pada

SMP Al-Jawahir Kota Samarinda

3) Kegiatan berdiskusi pada saat menggunakan produk LKPD berbasis

saintifik pada saat pembelajaran tidak berjalan dengan baik karena waktu

pembelajaran online yang terbatas.


83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKPD dapat disimpulkan bahwa:
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis saintifik pada materi bilangan

bulat dan pecahan kelas VII SMP yang dihasilkah telah dikembangkan

menggunakan model Borg and Gall dan dimodifikasi oleh Sugiyono yang

meliputi 7 langkah-langkah sebagai berikut: potensi dan masalah,

pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain produk, uji

coba produk, dan revisi produk. LKPD yang telah dikembangkan

selanjutnya diuji validasi oleh ahli untuk menilai kelayakkan produk LKPD

dan direvisi sesuai saran. Penilaian presentase validator ahli materi pada

produk LKPD berbasis saintifik pada materi bilangan bulat dan pecahan

memperoleh presentase sebesar 80,93% dengan kriteria “sangat baik” dan

penilaian presentase validator ahli bahasa sebsar 77,14% dengan kriteria

“baik”.

2. Respon peserta didik terhadap penggunaan produk berupa LKPD berbasis

saintifik pada pemeblajran matematika diketahui setelah peneliti selesai

melaksankan kegiatan pembelajaran dengan memberikan angket dalam

bentuk online melalui aplikasi Google Form berisi 23 butir pernyataan

yang telah dikembangkan dan diuji coba pada saat pembelajaran kelompok

kecil dengan jumlah responden 7 siswa memperoleh presentase sebesar

72,54% dengan kriteria “menarik” dan pada uji coba kelompok besar

dengan jumlah responden 25 siswa memperoleh presentase sebesar 81,39%


84

dengan kriteria sangat menarik.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan dapat

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk guru, diharapkan pengembangan LKPD berbasis saintifik ini bisa terus

dilakukan dalam pembelajaran matematika pada materi yang lain sehingga

dapat membuat peserta didik lebih aktif belajar agar dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran

2. Untuk peserta didik, diharapkan peserta didik dapat terbiasa menggunakan

LKPD sebagai bahan belajar untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta

didik

3. Untuk sekolah, diharapkan sekolah dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa di sekolah tersebut dengan cara mengawasi kegiatan

pembelajaran yang berlangsung didalam kelas bekerja sama dengan guru

kelas dan orang tua siswa.

4. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan pengembangan LKPD berbasis

saintifik tidak hanya sampai tahap penilaian kelayakan saja, hendaknya

LKPD berbasis saintifik sampai pada keefektifan pada proses pembelajaran.


85

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, M. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembagkan Standar


Kompetensi Guru. Rosdakarya.
Abdul, M. (2014). Strategi Pembelajaran. Pt Remaja Rosdakarya.
Abidin. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama.
Anggraini, W., Anwar, Y., & Madang, K. (2017). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (Lkpd) Berbasis Learning Cycle 7e Materi Sistem Sirkulasi
Pada Manusia Untuk Kelas Xi Sma. Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian
Biologi Dan Pembelajarannya, 3(1), 49–57.
Conny, S. R. (2008). Catatan Kecil Tentang Penelitian Dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Gava
Media.
Desmiwati, R., Ratnawulan, R., & Yulkifli, Y. (2017). Validitas Lkpd Fisika Sma
Berpraktikum Berorientasi Model Problem Based Learning Berbantukan
Alat Praktikumberbasis Teknologi Digital. Jurnal Eksakta Pendidikan (Jep),
1(1), 33–38.
Ely Kurniawan, D., Dzikri, A., Widyastuti, H., Sembiring, E., & Tiurma
Manurung, R. (2019). Smart Mathematics: A Kindergarten Student Learning
Media Based On The Drill And Practice Model. Journal Of Physics:
Conference Series, 1175(1). Https://Doi.Org/10.1088/1742-
6596/1175/1/012037
Gede, D., Putra, A., & Pendahuluan, A. (2012). Mengkaji Desain Pembelajaran.
1–16.
Hidayanti, D., & Utami, T. H. (2016). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
(Lks) Matematika Dengan Pendekatan Saintifik Pada Pokok Bahasan Garis
Singgung Lingkaran Untuk Smp Kelas Viii. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra
Bakti, 3(1), 42–56.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad
21. In Bogor: Ghalia Indonesia.
Iii, B. A. B., Dan, O., & Penelitian, M. (2017). Sri Purwati, 2017 Pelestarian
Gepuk Sebagai Warisan Gastronomi Jawa Barat Universitas Pendidikan
Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu. 38–52.
86

Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaram. Yogyakarta: Diva Press.
Https://Doi.Org/10.1192/Bjp.205.1.76a
Istikharah, R., & Simatupang, Z. (2017). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta
Didik ( Lkpd ) Kelas X Sma / Ma Pada Materi Pokok Protista Berbasis
Pendekatan Ilmiah. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 12(1), 1–6.
Kemdikbud. (2016). Lampiran Permendikbud No. 21 Tahun 2016. Kemdikbud.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. In
Bandung: Refika Aditama.
Kosasih, E. (2014). Strategi Belajar Dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013. In Bandung: Yrama Widya.
Mohammad, A., & Muhammad, A. (2014). Metodologi Dan Aplikasi Riset
Pendidikan. Jakarta: Pt Bumi Aksara.
Mulyatiningsih, E. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran. Diakses Dari
Http://Staff. Uny. Ac. Id/Sites/Default/Files/Pengabdian/Dra-Endang-
Mulyatiningsih-Mpd/7cpengembangan-Model-Pembelajaran. Pdf. Pada
September.
Nusa, P. (2011). Research & Develompent. Rajwali Press.
Prasetyo, I. (2012). Teknik Analisis Data Dalam Research And Development.
Jurusan Pls Fip Universitas Negeri Yogyakarta.
Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif :Menciptakan
Metode Pembelajaran Yang Menarik Dan Menyenangkan. In Diva Press.
Qhotimah, C., & Hakim, L. (2018). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik
(Lkpd) Sebagai Bahan Ajar Dengan Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran
Produk Syariah Di Kelas Xi Kompetensi Keahlian Perbankan Syariah. Jurnal
Pendidikan Akuntansi (Jpak), 6(2).
Rezki, O. N., Kadaritna, N., & Rudibyani, R. B. (2016). Pengembangan Lembar
Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Sistem Koloid. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Kimia, 1.
Sani. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Sbspro.2013.12.759
Septina, N., Farida, F., & Komarudin, K. (2018b). Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah.
Jurnal Tatsqif. Https://Doi.Org/10.20414/Jtq.V16i2.200
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. In Ke-26.
Sukmadinata Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (6th Ed.). Pt Remaja
Rosdakarya Offset.
87

Trianto. (2011). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi


Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. In Pengantar Penelitian Pendidikan
Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan.
Umamah, N. (N.D.). Pengembangan Media Pembelajaran Stopmotion Berbasis
Inquiry Menggunakan Model Borg And Gall.
Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
88

LAMPIRAN
89

Lampiran 1. Lembar Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA GURU

No. Indikator No. Pertanyaan

1,2,3
1. Metode pembelajaran matematika yang biasa

digunakan
4
2. Bahan ajar yang pernah digunakan dalam

pembelajaran matematika
3. Tanggapan tentang bahan ajar LKPD 5,6,7
90

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara Guru


1. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
matematika

2. Model pembelajaran apa yang biasa digunakan di kelas?

3. Apakah pernah menggunakan metode pembelajaran dengan pendekatan


Saintifik?

4. Apakah digunakan LKPD dalam proses pembelajaran matematika?

5. Apakah LKPD yang digunakan sudah mendukung proses pembelajaran?

6. Apa peran LKPD dalam pembelajaran?

7. Bagaimana pendapat guru mengenai gagasan pengembangan LKPD


dengan pendekatan saintifik?
91

Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Guru Matematika SMP Al-Jawahir Kota


Samarinda
Indikator Item

1. Apa saja metode pembelajaran yang Bapak


gunakan
dalam pembelajaran matematika ?
Jawab: biasanya pakai metode ceramah, eksperimen
dan tanya jawab.
2. Untuk model pembelajaran yang Bapak biasa
Metode pembelajaran
gunakan model pembelajaran apa?
matematika yang
Jawab: Problem Solving, atau Discovery Learning,
biasa digunakan
ganti-ganti menyesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan
3. Apakah Bapak mengajar di kelas menggunakan
metode dengan pendekatan saintifik?
Jawab : Iya , sesuai dengan kurikulum 2013

Bahan ajar yang 4. Apakah Bapak menggunakan LKPD dalam proses


pernah digunakan pembelajaran sebagai bahan ajar?
dalam pembelajaran Jawab: jarang, karena waktu untuk
matematika menyiapakannya relatif lama dan kami
menggunakan LKS dari penerbit
5. Apakah LKPD yang digunakan sekarang sudah
mendukung proses pembelajaran?
Jawab: belum, karena terbiasa menggunakan LKS
dari penerbit
6. Apa peran LKPD dalam pembelajaran?
Jawab: LKPD dipakai sebagai bahan latihan soal.
Tanggapan tentang dan kegiatan siswa di kelas
bahan ajar LKPD 7. Bagaimana pendapat Bapak mengenai gagasan
pengembangan LKPD berbasis saintifik?
Jawab: bagus, karena dapat meningkatkan
kreativitas siswa untuk menemukan suatu konsep dan
mengembangkan berbagai ketrampilan ilmu
92

Lampiran 4. LKPD yang digunakan di SMP Al-Jawahir Kota Samarinda


93

Lampiran 5. Kisi – Kisi Lembar Validasi Ahli

Kriteria Indikator Nomor


A. Kesesuaian Materi 1,2,3
pembelajaran
B. Kesesuaian materi 4,5,6
I. Aspek Kelayakan dengan kebutuhan
Isi belajar 7,8
C. Kemutakhiran Materi 9,10
D. Mendorong
Keingintahuan
E. Teknik Penyajian 11,12
F. Pendukung Penyajian 13,14,15
II. Aspek Kelayakan G. Penyajian Pembelajaran 16
Penyajian H. Karakteristik LKPD 17,18
I. Penilaian Pendekatan 19
Saintifik
J. Kebutuhan peserta didik 20,21, 22
dan
kemampuan serta
III. Aspek Kesesuaian pengembangan
Dengan Syarat
Didaktis diri peserta didik

IV. Aspek Kelayakan K. Kesesuaian penggunaan 23,24,25,26,27,


Kebahasaan bahasa dan kalimat 28,29
( Syarat Kontruksi)

L. Ukuran LKPD 30,31


M. Desain Sampul LKPD 32,33,34,35,36,
(cover) 37
N. Desain Isi LKPD 38a,38b,39a,39
V. Aspek Kelayakan b,40a,40b,
Kegrafikan 41a,41b,42a,42
b,42c,42d,
42e,43a,43b,44a
,44b,44c

VI. Aspek Penilaian O. Kesesuaian materi 45


Pendekatan Saintifik P. Kesesuaian sintaks 46,47,48,49,50
saintifik
94

Lampiran 6. Lembar Validasi Ahli


LEMBAR PENILAIAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS SAINTIFIK PADA MATERI BILANGAN BULAT DAN
PECAHAN KELAS VII SMP AL - JAWAHIR SAMARINDA

Mata Pelajaran : Matematika


Judul Produk : LKPD Berbasis Saintifk
Penyusun : Fistania
Validator : ...................................................................
NIP : ...................................................................
Instansi : ...................................................................
Tanggal Validasi : ..................................................................
A. PENILAIAN
1. Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi terkait
LKPD yang dikembangkan
2. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan tanda check () pada kolom
skala yang telah disediakan. Adapun keterangan skala penilaian adalah
sebagai berikut.
1 : sangat tidak baik (STB)
2 : tidak baik (TB)
3 : kurang baik (K)
4 : baik (B)
5: sangat baik (SB)
3. Setelah melakukan penilaian dengan memberikan tanda check (), mohon
memberikan komentar atau saran sebagai bahan perbaikan produk pada
kolom yang telah disediakan.
95

I. ASPEK KELAYAKAN ISI

Indikator Butir Penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3 4 5
STB TB K B SB
A. Kesesuaian materi 1. Kesesuaian materi dengan
pembelajaran Kompetensi Inti (KI)
2. Kesesuaian materi dengan
Kompetensi Dasar (KD)
3. Kesesuaian materi dengan
tujuan pembelajaran
B. Kesesuaian materi 4. Materi sesuai dengan
dengan kebutuhan kebutuhan peserta didik
belajar 5. Materi dalam LKPD
menambah wawasan
peserta didik
6. Materi sesuai dengan
tingkat pengetahuan
peserta didik
C. Kemutakhiran 7. Kesesuaian gambar dan
materi ilustrasi dalam kehidupan
sehari-hari
8. Menggunakan contoh dan
kasus yang terdapat dalm
kehidupan sehari-hari
D. Mendorong 9. Mendorong rasa ingin tahu
keingintahuan
10. Menciptakan kemampuan
bertanya
II. ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN

Indikator Butir Penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3 4 5
STB TB K B SB
E. Teknik Penyajian 11. Susunan materi disajikan
secara sisrtematis
12. Kesesuaian urutan materi
dengan tingkat kemampuan
dasar peserta didik
F. Pendukung 13. Kesesuaian petunjuk
Penyajian dengan materi yang
disajikan
96

Indikator Butir Penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3 4 5
STB TB K B SB
14. Soal latihan pada setiap
akhir kegiatan belajar
15. Pengantar pada materi
G. Penyajian 16. Keterlibatan peserta didik
Pembelajaran
H. Karakteristik 17. Permasalahan yang
LKPD disajikan dalam LKPD
merupakan permasalahan
dalam kehidupan sehari-
hari
18. Memperhatikan tahapan-
tahapan pendekatan
saintifik
I. Penilaian 19. LKPD menyajikan
Pendekatan kerterkaitan dengan soal-
Saintifik soal pendekatan saintifik

III. ASPEK KESESUAIAN DENGAN SYARAT DIDAKTIS

Indikator Butir Penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3 4 5
STB TB K B SB
J. Kebutuhan 20. Memperhatikan perbedaan
Peserta didik dan individu
Kemampuan serta 21. Permasalahan yang
Pengembangan diri disajikan dapat mendorong
peserta didik peserta didik untuk lebih
percaya diri menyampaikan
gagasannya
22. Permasalahan yang
disajikan dapat
mendorong peserta didik
untuk meningkatkan belajar
secara mandiri
97

IV. ASPEK KELAYAKAN KEBAHASAAN (SYARAT KONSTRUKSI)

Indikator Butir Penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3 4 5
ST TB K B SB
B
K. Kesesuaian 23. Penggunaan struktur benar
penggunaan dan jelas
bahasa dan 24. Bahasa mudah dipahami
kalimat
25. Bahasa atau kalimat yang
digunakan efisien dan efektif
26. Kalimat yang digunakan
komunikatif dan interaktif
27. Kesesuaian pertanyaan yang
digunakan dengan tingkat
kemampuan peserta didk
28. Konsistensi penggunaan
Istilah

29. Konsistensi penggunaan


simbol atau ikon.

V. ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN (SYARAT TEKNIS)


Indikator Butir Penilaian Penilaian
Penilaian 1 2 3 4 5
STB TB K B SB
L. Ukuran LKPD 30. Kesesuaian ukuran LKPD
dengan standar ISO (ukuran
A4 (210×297) mm, A5
(148×210) mm
31. Kesesuaian ukuran dengan
materi isi LKPD
M. Desain Sampul 32. Penampilan unsur tata letak
LKPD (Cover) pada sampul muka, belakang
dan punggung secara
harmonis memiliki irama dan
kesatuan serta konsisten
33. Warna unsur tata letak
harmonis
98

Indikator Butir Penilaian Penilaian


Penilaian 1 2 3 4 5
STB TB K B SB
34. Ukuran huruf judul LKPD
lebih dominan dan
proporsional dibandingkan
ukuran LKPD
35. Warna judul LKPD kontras
dengan warna latar
belakang
36. Tidak menggunakan terlalu
banyak kombinasi huruf
37. Menggambarkan isi/materi
ajar dan mengungkapkan
karakter obyek

N. Desain Isi 38. Konsistensi tata letak :


LKPD a. Penempatan unsur tata
letak konsisten
berdasarkan pola
b. Pemisahan antar
paragraph jelas

39. Unsur tata letak harmonis :


a. Bidang cetak dan marjin
proporsional.
b. Spasi antar teks dan
ilustrasi sesuai
40. Unsur tata letak lengkap :
a. Judul kegiatan belajar,
subjudul kegiatan
belajar, dan angka
halaman/folio.
b. Ilustrasi dan keterangan
gambar
41. Tata letak mempercepat
halaman :
a. Penempatan
hiasan/ilustrasi sebagai
latar belakang tidak
mengganggu judul,
teks, angka halaman
99

Indikator Butir Penilaian Penilaian


Penilaian
1 2 3 4 5
STB TB K B SB
b. Penempatan judul,
subjudul, ilustrasi, dan
keterangan gambar
tidak mengganggu
pemahaman

42. Tipografi isi modul


sederhana :
a. Tidak menggunakan
terlalu banyak jenis
huruf
b. Penggunaan variasi
huruf(bold, italic, all
capital,small capital)
tidak berlebihan
c. Lebar susunan teks
normal
d. Spasi antar baris
susunan teks normal
e. Spasi antar huruf
normal

43. Topografi isi LKPD


memudahkan pemahaman
:
a. Jenjang judul-judul
jelas, konsisten dan
proporsional
b. Tanda perpotongan
kata

44. Ilustrasi isi :


a. Mampu mengungkap
makna/arti dari objek
b. Bentuk akurat dan
proporsional sesuai
dengan kenyataan
c. Kreatif dan dinamis
100

VI. ASPEK PENILAIAN PENDEKATAN SAINTIFK


Indikator Butir Penilaian Penilaian
Penilaian 1 2 3 4 5
STB TB K B S
B
O. Kesesuaian 45. Kesesuaian materi
dengan materi dengan pendekatan
saintifik
P. Kesesuaian 46. Kegiatan mengamati
sintaks saintifik 47. Kegiatan menanya
48. Kegiatan
mengumpulkan
informasi
49. Kegiatan
mengasosiasikan /
menalar
50. Kegiatan
mengkomunikasikan

B. KOMENTAR/SARAN
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

C. KESIMPULAN
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini dinyatakan
1. Layak digunakan tanpa revisi
2. Layak digunakan dengan revisi
3. Tidak layak digunakan
(mohon melingkari nomor yang sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu)

Samarinda,.........................2020

Validator,
101

Lampiran 7. Data Hasil Lembar Validasi Ahli

Indikator Vtotal
No Nomor V1 V2 V3
Penilaian
V1 V2 V3
1 4 4 5
38 40 44
2 5 4 5
3 4 4 5
4 3 4 4
Aspek
5 4 4 4 76% 80% 88%
I Kelayakan
6 4 4 4
Isi
7 3 4 4
8 4 4 5
9 3 4 4 81,33333333
10 4 4 4
11 4 4 4
12 5 4 4
13 4 4 4 35 36 39
Aspek 14 3 4 5
II Kelayakan 15 4 4 4
Penyajian 16 4 4 4
77,78% 80,00% 86,67%
17 4 4 4
18 4 4 5
81,48148148
19 3 4 5
Aspek 20 4 4 4 12 12 12
Kesesuaian 21 4 4 4 80,00% 80,00% 80,00%
III dengan
Syarat 22 4 4 4
Didaktis 80
23 3 4 4
Aspek 24 4 4 4
26 28 28
Kelayakan 25 4 4 4
IV Kebahasaan 26 4 4 4
(Syarat 27 4 4 4
74,29% 80,00% 80,00%
Kontruksi ) 28 4 4 4
29 3 4 4 78,0952381
30 4 4 4
31 4 4 4
Aspek 32 4 4 4
Kelayakan 33 3 4 5
v Kegrafikan 34 4 4 5 103 104 127
(Syarat 35 4 4 5
Teknis) 36 4 4 5
37 4 4 5
38. a 4 4 5
102

38. b 4 4 5
39. a 4 4 5
39. b 4 4 5
40. a 4 4 5
40. b 4 4 5
41. a 4 4 5
41. b 4 4 5
42. a 4 4 5
42. b 4 4 5
42. c 4 4 5
42. d 4 4 5
42. e 4 4 5
43. a 4 4 5
43. b 4 4 5 79,23% 80,00% 97,69%
44. a 4 4 5
44. b 4 4 5 85,64102564
44. c 4 4 5
45 4 4 4
Aspek 46 4 4 4
21 24 24
Penilaian 47 4 4 4
VI
Pendekatan 48 3 4 4
Saintifik 49 2 4 4 70,00% 80,00% 80,00%
50 4 4 4 76,66666667
103

Lampiran 8. Kisi – Kisi Angket Peserta Didik

No Nomor Jenis
Aspek Indikator
Butir Butir
Kejelasan Teks 1 +
Kejelasan gambar 2 +
1. Kemenarikkan gambar 3
Tampilan
Kriteria gambar 4 +
Kemenarikan desain sampul 5
Kejelasan Tulisan 6
Keterkaitan isi LKPD dengan 7 +
masalah konstekstual
+
Keterkaitan contoh-contoh dalam 8
LKPD dengan masalah
konstekstual
Keterlibatan kegiatan peserta 9
didik dengan guru
Penyajian Keterlibatan LKPD terhadap 10 +
Materi kegiatan peserta didik
2. Kejelasan kalimat 11
Kejelasan petujuk 12 +
Kejelasan penggunaan simbol 13 +
Kejelasan contoh soal 14
Pemahaman tes evalusai terhadap 15 +
kemampuan peserta didik
Peningkatan pemahaman materi 16 +
Kemudahan belajar 17
Ketertarikan belajar 18
Manfaat menggunakan LKPD
3. Peningkatan motivasi 19 +
Kemampuan berdiskusi 20 +
Penyusunan Kalimat 21 +
4. Penggunaan bahasa 22
Bahasa
Penggunaan bahasa kalimat 23
LKPD
Jumlah Butir 23
104

Lampiran 9. Angket Respon Peserta Didik

ANGKET RESPON PESERTA DIDIK TERHADAP BAHAN


AJAR MATEMATIKA BERBENTUK LKPD BERBASIS SAINTIFIK

Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis


Saintifik pada Materi Bilangan Bulat dan Pecahan Kelas VII
SMP Al-Jawahir Kota Samarinda Tahun Ajaran 2019/2020
Penyusun : Fistania
Instansi : FKIP / Pendidikan Matematika Universitas Mulawarman

Petunjuk Pengisian
1. Mulai dengan membaca basmallah
2. Sebelum mengisi angket ini, pastikan Anda membaca dan telah
menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Saintifik
pada Materi Bilangan Bulat dan Pecahan Kelas VII
3. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dalam angket ini sebelum
memberikan penilaian
4. Melalui instrument ini Anda dimohon memberikan penilaian tentang
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Saintifik pada Materi
Bilangan Bulat dan Pecahan Kelas VII sebagai masukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas LKPD ini
5. Jika ada yang tidak Anda mengerti, bertanyalah pada guru atau peneliti.
6. Petunjuk Penilaian
 Isilah dengan tanda check (  ) pada pilihan yang telah disediakan
sesuai dengan jawaban Anda.
 Kriteria Penilaian
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
7. Sebelum melakukan penilaian, isilah identitas Anda secara lengkap
terlebih dahulu.

>>>>>> Selamat Mengerjakan <<<<<<


Identitas Responden
Nama : ............................................................
Kelas : ............................................................
Sekolah : ............................................................
105

A. ASPEK TAMPILAN
No Pernyataan SS S R TS STS

1 Teks atau tulisan pada LKPD ini mudah dibaca

2 Gambar yang disajikan buram atau tidak jelas

3 Gambar yang disajikan menarik

Gambar yang disajikan tidak sesuai dengan


4
materi

5 Desain LKPD ini kurang menarik

6 Ukuran huruf dalam LKPD ini terlalu kecil

B. ASPEK PENYAJIAN MATERI


No Pernyataan SS S R TS STS

LKPD ini menjelaskan suatu konsep


7 menggunakan ilustrasi masalah yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari

LKPD ini menggunakan contoh – contoh soal


8
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Jika dalam proses pembelajaran menggunakan


9 LKPD ini saya menghadapi masalah, maka saya
takut untuk bertanya kepada guru

Penyajian materi dalam LKPD ini mendorong


10 saya untuk berdiskusi dengan teman-teman yang
lain

Saya kesulitan memahami kalimat yang


11
digunakan dalam LKPD ini

Saya dapat mengikuti kegiatan belajar tahap


12
demi tahap dengan mudah

Saya dapat memahami lambang atau symbol


13
yang digunakan dalam LKPD ini

Contoh soal yang digunakan dalam LKPD ini


14
tidak sesuai dengan materi
106

LKPD ini memuat tes evaluasi yang sudah saya


15
pahami pada kolom “ Ayo Berlatih”

C. ASPEK MANFAAT

No Pernyataan SS S R TS STS

Saya dapat memahami materi Bilangan Bulat


16 dan pecahan menggunakan LKPD ini dengan
mudah

Saya merasa lebih sulit belajar dengan


17
menggunakan LKPD ini

18 Saya kurang tertarik menggunakan LKPD ini

LKPD ini membuat saya semangat dalam


19
belajar matematika

Saya mampu menyesuaikan pendapat yang


20
telah ditentukan antara saya dan kelompok

D. ASPEK BAHASA
No Pernyataan SS S R TS STS

Kalimat yang digunakan dalam LKPD ini


21
jelas dan mudah dipahami

Bahasa yang digunakan dalam LKPD ini


22 terlalu sulit sehingga saya kesulitan
memahami

23 Kalimat yang digunakan bermakna ganda

>>>>>> Terima Kasih <<<<<<


107

Lampiran 10. Data Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik Kelompok Kecil

Responden Jumlah
No Aspek Indikator Skor Presentase
A001 A002 A003 A004 A005 A006 A007 Skor
1 5 4 5 3 4 5 3 29
2 3 3 5 3 3 4 5 26
Aspek 3 3 3 3 3 3 4 3 22
1 153 72,86%
Tampilan 4 4 4 3 3 4 3 4 25
5 3 3 5 4 5 5 3 28
6 2 4 4 3 3 4 3 23
7 4 3 4 4 3 4 2 24
8 5 4 3 3 4 3 5 27
9 5 3 2 3 3 2 4 22
10 5 5 4 3 3 4 5 29
Aspek Penyajian
2 11 3 1 3 4 5 4 4 24 228 3546,67%
Materi
12 5 4 4 2 4 4 2 25
13 4 3 4 3 3 4 3 24
14 3 3 2 4 4 3 2 21
15 4 4 5 4 5 5 5 32
16 4 4 3 4 4 3 4 26
17 4 5 3 4 3 3 3 25
3 Aspek Manfaat 18 3 4 2 3 5 2 4 23 125 71,4285714
19 2 4 4 4 4 4 5 27
20 3 4 3 3 4 2 5 24
21 4 5 5 4 3 3 4 28
4 Aspek Bahasa 22 1 4 2 5 4 5 4 25 78 74,2857143
23 4 3 4 4 3 4 3 25
108

Lampiran 11. Data Hasil Analisi Angket Respon Peserta Didik Kelompok Besar

Responden
No Aspek Indikator
A001 A002 A003 A004 A005 A006 A007 A008 A009 A010 A011 A012 A013 A014 A015 A016 A017
1 4 5 2 4 3 3 4 4 5 3 3 4 4 4 5 5 4
2 4 2 4 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 5
1 Tampilan
4 2 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 3 5
5 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 3 4 4
6 3 4 5 3 4 5 4 4 3 5 2 4 5 5 2 4 4
7 5 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4 1 4 4 4 2 5
8 4 5 4 4 5 3 5 5 4 5 4 4 5 5 2 2 4
9 2 4 1 5 2 4 3 5 4 3 2 4 4 5 4 3 5
10 4 3 4 2 4 2 4 5 2 4 4 5 5 4 2 4 5
Penyajian
2 11 5 5 3 4 4 3 5 5 4 5 3 5 5 3 4 3 2
Materi
12 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4
13 4 4 4 5 3 3 4 4 5 3 4 4 5 3 5 3 2
14 5 4 3 5 4 4 2 4 5 4 5 2 54 4 4 4 4
15 5 4 4 2 4 3 5 4 2 5 3 4 4 3 5 4 4
16 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 2 5 2
17 5 5 4 4 5 4 2 5 3 4 5 4 3 5 4 5 4
3 Manfaat 18 4 4 5 5 5 5 4 2 4 3 4 5 5 5 5 4 3
19 5 4 5 1 5 4 2 5 3 5 4 5 3 4 5 5 4
20 4 3 3 4 5 5 4 2 4 5 4 2 4 2 4 4 5
21 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 1 5 4 2 5 4 3
4 Bahasa 22 4 5 4 3 4 5 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5
23 4 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 2 4 5 5 3 5
109

Lanjutan data hasil analisis angket respon peserta didik pada kelompok besar

Jumlah
No Aspek Indikator Skor Presentase
A018 A019 A020 A021 A022 A023 A024 A025 Skor
1 5 5 4 3 4 5 4 5 101
2 4 4 4 4 4 4 4 4 92
3 5 5 5 4 5 5 2 4 109
1 Tampilan 603 80,40%
4 4 4 4 4 3 4 3 3 99
5 5 5 4 4 5 5 4 5 105
6 4 4 5 4 4 4 4 2 97
7 5 2 5 3 4 4 3 4 96
8 3 2 3 4 5 3 4 4 98
9 4 4 5 4 3 4 5 5 94
10 3 4 3 4 2 3 4 5 91
Penyajian
2 11 4 4 4 4 4 5 4 5 102 929 82,58%
Materi
12 5 5 5 5 4 3 4 4 109
13 4 3 5 4 2 4 5 2 94
14 4 4 3 4 4 3 4 3 146
15 5 5 3 5 4 4 4 4 99
16 4 4 5 4 4 5 4 5 103
17 5 4 5 5 4 4 5 4 107
3 Manfaat 18 4 5 5 4 5 4 5 5 109 508 81,28%
19 5 5 4 5 3 5 3 4 103
20 2 4 2 3 2 2 5 2 86
21 4 5 4 3 3 4 3 4 97
4 Bahasa 22 4 4 5 4 4 3 4 5 105 300 80,00%
23 5 4 4 3 4 2 4 4 98
110

Lampiran 12. Draft LKPD Berbasisi Saintifik Materi Bilangan Bulat dan Pecahan
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139

Lampiran 13. Surat Keterangan Selesai Penelitian


140

Lampiran 14 Lembar Observasi Guru


141

Lampiran 15 RPP daring


142
143

Anda mungkin juga menyukai