6 No 1, Pebruari 2022
ISSN: 2613-9553
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD digital berorientasi pemecahan
masalah pada pembelajaran IPA siswa kelas V SD. Penelitian ini menggunakan model
pengembangan 4-D yang terdiri dari empat tahap utama yaitu define, design, develop, dan
disseminate. LKPD yang dihasilkan sudah diuji validitas isinya oleh ahli yang hasilnya dianalisis
dengan formula Gregory dan diperoleh koefisien validitas isi sebesar 1,0 dalam kategori valid. LKPD
yang dihasilkan dinilai oleh 2 ahli materi pembelajaran, 2 ahli desain, dan 2 ahli media menggunakan
LORI (Learning Object Review Instrument). Hasil kelayakan materi ahli pertama 97% dalam kategori
sangat layak dan ahli kedua 99% dalam kategori sangat layak, kelayakan media ahli pertama 97,14%
dalam kategori sangat layak dan ahli kedua 100% dalam kategori sangat layak, dan kelayakan desain
ahli pertama 100% dalam kategori sangat layak dan ahli kedua 100% dalam kategori sangat layak.
LKPD digital sudah diujicoba pada 2 sekolah, yaitu di SD No. 1 Seminyak dan SD No. 3 Legian
melalui daring. Pada tahap uji coba dilakukan uji efektivitas dan efisiensi. Hasil yang diperoleh adalah
100% siswa tuntas, sehingga media dinyatakan efektif. Sementara itu, uji efisiensi mendapatkan skor
4,89 berada pada kriteria sangat tinggi.
Abstract
This study aims to develop a problem-solving-oriented digital worksheet for science learning
for fifth grade elementary school students. This study uses a 4-D development model consisting of
four main stages, namely define, design, develop, and disseminate. The resulting LKPD has been
tested for content validity by experts whose results were analyzed using the Gregory formula and
obtained a content validity coefficient of 1.0 in the valid category. The resulting worksheets were
assessed by 2 learning material experts, 2 design experts, and 2 media experts using LORI (Learning
Object Review Instrument). The results of the feasibility of the first expert material are 97% in the very
feasible category and the second expert 99% in the very feasible category, the feasibility of the first
expert media is 97.14% in the very feasible category and the second expert is 100% in the very
feasible category, and the feasibility of the first expert design is 100% in the very decent category and
the second expert 100% in the very decent category. The digital LKPD has been tested in 2 schools,
namely SD No. 1 Seminyak and SD No. 3 Legian via online. At the trial stage, the effectiveness and
efficiency were tested. The results obtained are 100% of students complete, so the media is declared
effective. Meanwhile, the efficiency test got a score of 4.89 which was in the very high criteria.
kegiatan belajar mengajar yang ada di dalam jaringan (daring). Selama ini
kelas dan di luar kelas. Dalam pembelajaran daring belum sebagai
pembelajaran IPA, peserta didik dituntut paradigma pembelajaran, namun hanya
harus secara aktif membangun dan sebagai konsep dan perangkat teknis.
menemukan pengetahuan mereka sendiri, Seharusnya pembelajaran daring
bukan hanya mempelajari bahwa mendorong peserta didik menjadi kreatif
pengetahuan itu sebagai hasil dari suatu mengakses sumber pengetahuan yang
kegitan ilmiah. Pendidikan IPA (sains) lebih banyak, menciptakan sebuah karya,
diharapkan dapat menjadi wahana bagi mengasah wawasan dan pada akhirnya
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri membentuk peserta didik menjadi
dan alam sekitar, serta prospek pembelajar sepanjang hayat. Salah satu
pengembangan lebih lanjut dalam cara agar pembelajaran daring dapat
menerapkannya di dalam kehidupan berjalan dengan baik adalah pendidik atau
sehari-hari (Permanasari, 2016). guru dapat mengembangkan bahan ajar
Dalam rangka merangsang peserta elektronik yang lebih variatif, seperti LKPD
didik untuk belajar melalui berbagai digital atau media digital lainnya.
masalah nyata dalam kehidupan sehari- Pengembangan bahan ajar sangat
hari, maka pendidik dituntut untuk dapat diperlukan untuk mendukung kegiatan
menerapkan pembelajaran yang pembelajaran yang sesuai dengan
bermakna. Maksud dari pembelajaran kurikulum 2013. Bahan ajar yang
yang bermakna adalah pendidik bisa digunakan salah satunya adalah LKPD.
mengarahkan peserta didik dalam Pedoman umum pengembangan bahan
menghubungkan pengetahuan yang ajar yang disusun oleh Depdiknas (2008),
diperoleh dengan kehidupan sehari-hari menyatakan LKPD adalah kepanjangan
sehingga peserta didik lebih mudah dari Lembar Kegiatan Peserta Didik
memahami dan menyelesaikan masalah (student worksheet) yang merupakan
yang mereka temukan. Tuntutan lembaranlembaran berisi tugas yang harus
Kurikulum 2013 yaitu pembelajaran yang dikerjakan peserta didik. Lembar kegiatan
berbasis ilmiah. (Wamendik, 2014) biasanya berupa petunjuk atau langkah-
menyatakan bahwa Kurikulum 2013 lebih langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
menekankan pada proses kerja siswa, Oleh karena itu, sumber belajar yang
bukan hanya hasil kerja siswa. Dalam dapat mendukung pembelajaran tersebut
proses pembelajaran hal tersebut dapat adalah Lembar Kerja Peserta Didik
didukung dengan memanfaatkan metode (LKPD). LKPD selain berfungsi sebagai
belajar dan bahan ajar yang digunakan, sumber belajar juga dapat digunakan
namun dalam hal ini peserta didik juga sebagai media pembelajaran di kelas.
harus berperan dalam pembelajaran LKPD didefinisikan sebagai bahan ajar
karena keberhasilan sesungguhnya dari cetak yang merupakan lembaran-
ketercapaian pembelajaran terjadi karena lembaran yang berisi materi, ringkasan,
adanya kerja sama antara pendidik dan dan petunjuk yang harus dilaksanakan
peserta didik dalam proses oleh peserta didik (Praswoto, 2013).
pembelajarannya. Kegunaan LKPD dalam pembelajaran
Saat ini Indonesia termasuk salah adalah LKPD digunakan untuk membantu
satu negara yang terkena dampak besar siswa melakukan kegiatan belajar dalam
dari pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 rangka menguasai suatu pemahaman,
ini memaksa masyarakat untuk keterampilan, dan sikap (Majid, 2013). Hal
menerapkan kebijakan social distancing ini selaras dengan tujuan dari Kurikulum
untuk meminimalisir penyebarannya. 2013 (Wamendik, 2014) yaitu kurikulum
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang dapat menghasilkan generasi
(Kemdikbud) mengeluarkan kebijakan Indonesia yang Produktif, Kreatif, Inovatif,
belajar dari rumah melalui pembelajaran
baik dan disajikan pada LKPD. Kemudian belajar mandiri karena mengikuti petunjuk
LKPD yang dikembangkan telah yang ada dalam LKPD.
menerapkan desain pembelajaran mulai
dari penyajian tujuan, pemberian motivasi, Seperti hasil penelitian yang
kejelasan, urutan materi, penyajian dilakukan oleh Penelitian Septina, dkk
petunjuk kerja, penyajian langkah-langkah (2018) merupakan penelitian
pemecahan masalah, penyajian media, pengembangan yang bertujuan untuk
hingga evaluasi. menghasilkan produk berupa Lembar
Desain penyusunan rancangan Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan
LKPD digital dikonsultasikan kepada pendekatan saintifik berbasis kemampuan
dosen pembimbing berdasarkan segi isi, pemecahan masalah matematika.
kebahsaan, penyajian, dan kegrafisan Prosedur penelitian dan pengembangan
agar LKPD sesuai digunakan oleh peserta yang digunakan adalah model
didik dalam proses kegiatan pengembangan Borg dan Gall yang
pembelajaran. Bagaian awal desain LKPD dimodifikasi oleh Sugiyono (2015).
cover, daftar isi, petunjuk penggunaan Instrumen pengumpulan data yang
LKPD, dan Lembar Kegiatan Peserta digunakan adalah angket yang diberikan
didik. Pada penyusunan LKPD kepada para ahli untuk mengetahui
berorientasi pemecahan masalah pada kelayakan produk dan angket yang
materi siklus air, dan indikator diberikan kepada peserta didik dan
mengidentifikasi siklus air dan dampaknya pendidik untuk mengetahui kemenarikan
bagi peristiwa di bumi serta kelangsungan produk. Hasil penelitian menunjukkan
makhluk hidup. Pada penyusunan LKPD bahwa penilaian dari para ahli sangat
digital berorientasi pemecahan masalah, layak (86% ahli materi, dan 85% ahli
LKPD digital berisi cover, daftar isi, media), respon peserta didik dan pendidik
petunjuk penggunaan, Lembar kegiatan sangat menarik (88% uji coba kelompok
peserta didik diimulai dari kegiatan kecil, 89% uji coba lapangan dan 88% uji
membaca fenomena, mengidentifikasi dan coba pendidik). Perbedaan antara
merumuskan masalah, membuat penelitian sebelumnya dengan penelitian
hipotesis, dan merancang investigasi ini adalah pada model penelitian yang
seperti menentukan alat dan bahan, digunakan serta mata pelajaran. Model
membuat langkah kerja percobaan untuk penelitian dalam penelitian sebelumnya
kegiatan pembelajaran. adalah menggunakan model penelitian
Desain pembelajaran yang dikemas desain Borg dan Gall serta mata pelajaran
dengan baik akan membuat pembelajaran matematika.
siswa berlangsung secara sistematis dan
menjadi bermakna sehingga akan PENUTUP
berlangsung secara terarah dan Berdasarkan pemaparan hasil dan
terorganisir. Pada aspek media dinilai pembahasan dapat disimpulkan sebagai
komponen sampul, tipografi, gambar, dan berikut. (1) Tingkat kevalidan LKPD digital
tata letak. LKPD yang dikembangkan telah berorintasi pemecahan masalah yaitu:
menggunakan sampul yang menarik, materi pembelajaran, media
menggunakan tipe huruf san serif pembelajaran, desain pembelajaran dan
sehingga mudah dibaca oleh siswa. kepraktisan baik untuk guru dan peserta
Dengan pengemasan LKPD sesuai didik dinyatakan semua valid. Dari segi
prinsip-prinsip media yang baik maka kelayakan materi, media dan desain
dalam proses pembelajaran peserta didik dikategorikan sangat layak. Rata-rata
dapat tertarik untuk belajar mengenai efisiensi LKPD digital untuk peserta didik
sesuatu hal yang baru dan dapat belajar sebesar 4,89 dengan keteria sangat tinggi,
secara mandiri menjadi efektif. Dengan sedangkan untuk guru dengan efisiensi
demikian LKPD menjadi panduan yang LKPD digital sebesar 4,93 keteria sangat
layak bagi peserta didik dalam proses tinggi. (2) Tingkat keefektifan dari hasil
pembelajaran sehingga peserta didik analisis uji coba lapangan menunjukkan
dapat belajar secara aktif dan mampu bahwa LKPD berorientasi pemecahan
masalah dikatakan efektif digunakan
dalam proses pembelajaran dengan